METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang mengkaji
hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu
hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada
(Nursalam, 2016).
38
39
N
n=
1 + N (d)2
keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifikasi
n= N
1 + N (d)2
613
=
1 + 613 (0,0025)
= 613/2,5325
n = 243
203
Kelas VII: x 243 =81
613
202
Kelas IX: x 243 =80
613
Jadi dari ketiga kelas yaitu kelas VII,VII,IX sampel sebanyak 243
anak.
40
D. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti antara lain:
1. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat regulasi emosi
(emotional regulation level).
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat ansietas (anxiety level).
: Tidak diteliti
F. Definisi Operasional
1. Regulasi emosi adalah kemampuan siswa SMP N 9 Yogyakarta untuk
mengelola emosi. Tingkat regulasi akan diungkap melalui skala regulasi
emosi yang dibuat berdasarkan aspek regulsi emosi oleh Thompson (1994
dalam Rasyid, 2012) yaitu memonitor emosi, mengevaluasi emosi dan
memodifikasi emosi secara intensif dan dapat diterima secara sosial untuk
menyelesaikan suatu tujuan. Hasil penilaian regulsai emosi akan
dinyatakan dalam tingkat regulasi emosi: rendah, sedang, tinggi. Semakin
tinggi tingkat yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi regulasi emosi
subjek, dan sebaliknya semakin rendah tingkat yang diperoleh subjek
berarti semakin rendah regulasi emosi yang dimiliki subjek. Skala data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala data ordinal.
2. Ansietas merupakan perasaan ketakutan Siswa SMP N 9 Yogyakarta yang
disertai dengan penyebab yang tidak diketahui. Tingkat ansietas akan
dinilai menggunakan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) yang
didasarkan pada 14 symptomps yaitu perasaan cemas, ketegangan,
ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala
somatic, gejala sensorik, gejala kardiovaskuler, gejala pernapasan, gejala
gastrointestinal, gejala urogenital, gejala vegetative, dan perilaku sewaktu
wawancara . Hasil penelitian tingkat ansietas akan dinyatakan dalam
tingkat ansietas. Semakin tinggi tingkat yang diperoleh subjek berarti
semakin berat ansietas subjek, dan sebaliknya semakin rendah tingkat
yang diperoleh subjek berarti semakin ringan ansietas yang dimiliki
subjek. Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala data
ordinal.
2. Data Sekunder
Data sekunder mengenai jumlah data siswa di SMP Negeri 9
Yogyakarta didapatkan dari website kemdikbud dan absensi sekolah.
Selain itu peneliti juga mendapatkan data sekunder terkait masalah, dari
buku tentang regulasi emosi, buku kecemasan dari jurnal dan skripsi.
H. Instrumen Penelitian
1. Kuisioner Regulasi Emosi
Penelitian ini menggunakan satu jenis skala sikap yaitu skala
tentang regulasi emosi. Menurut Azwar (1999) dalam Rasyid (2012) skala
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi skala likert,
dimana skala memiliki ciri-ciri alternatif jawaban yang dipisahkan
menjadi pernyataan favourable dan unfavourable, dengan cara penilaian
dengan empat kategori jawaban yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Penilaian Pertanyaan Favourable dan Pertanyaan Unfavorable
Kategori Jawaban Favourable Unfavourable
SS (Sangat Sesuai) 4 1
S (Sesuai) 3 2
TS (Tidak Sesuai) 2 3
STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 4
peneliti dengan alasan ada beberapa sumber berpendapat bahwa nilai nol
dapat diartikan bahwa subjek tidak memiliki hal yang disebutkan dalam
suatu pernyataan dalam skala.
Regulasi emosi dalam penelitian ini akan diukur dengan
menggunakan skala regulasi emosi berdasarkan aspek-aspek regulasi
emosi yang dikemukakan oleh Thompson, 1994 (dalam Rasyid, 2012) dan
Hurlock (1978), yaitu memonitor emosi, mengevaluasi emosi dan
memodifikasi reaksi emosi secara intensif dan dapat diterima secara sosial
untuk menyelesaikan suatu tujuan. Skala regulasi emosi ini terdiri dari 38
butir aitem, terdiri dari 20 butir aitem favourable dan 18 butir aitem
unfavourable.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuisioner Skala Regulasi Emosi
No Keterangan No Item Total
Item
1 Favourable 1,9,21,2,28,3,12,22,4,31,13,24,33,10, 20
35,7,15,37,17,26
2 Unfavourable 11,27,29,20,32,19,30,23,34,5,38,6,14 18
,16,25,8,18,36
JUMLAH 38
Pemberian interpretasi skor skala dalam penelitian ini menggunakan
kategori subjek secara normatif, kategorisasi yang digunakan adalah kategori
jenjang yang berdasarkan pada model distribusi normal. Tujuan kategorisasi
ini adalah menempatkan individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur
(Azwar,1999; Rasyid, 2012). Kategorisasi subjek dalam penelitian ini
menggunakan tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Norma
kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
44
Tabel 3.3
Kategorisasi Jenjang
No Nilai Kategori
1. X < (µ-1,0σ) Rendah
2. (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) Sedang
3. (µ+1,0σ) ≤ X Tinggi
Keterangan :
X : raw skor skala
µ : Mean
σ : Standar deviasi
2. Kuisioner Tingkat Ansietas
Tingkat ansietas dalam penelitian ini akan diukur dengan
menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS) yang terdapat 14
symptoms dimana yang nampak pada individu yang mengalami
kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0
(nol present) sampai dengan 4 (severe). Skala HARS pertama kali
digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max Hamilton dan
sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran kecemasan terutama
pada penilitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan memiliki
validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran
kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Hal ini
menunjukan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala
HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable. Derajat kecemasan
dapat dikategorisasikan sebagai berikut (Nursalam, 2016):
Skor < 6 : Tidak ada kecemasan
6-14 : Kecemasan ringan
15-27 : Kecemasan sedang
>27 : Kecemasan berat
45
N.ƩX.Y-ƩX.ƩY
r=
{ N.ƩX2-(ƩX )2}{NƩY2-(ƩY)2}
Keterangan :
r : Koefisien koelasi
N : Jumlah subjek
X : Skor dari tiap-tiap item
Y : Jumlah dari skor item
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung >r tabel dengan α = 0.05
maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r
table , maka alat ukur tersebut adalah tiak valid.
Uji validitas dalam penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N 2
Yogyakarta.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg)
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmojo, 2014).
46
k Ʃsi2
ri = 1-
k-1 st 2
Dimana:
ri : reliabilitas instrumen
k : banyak butir pertanyaan
Dalam hal ini peneliti akan memasukan data hasil penelitian kedalam
program aplikasi statistik SPSS 17 untuk pengujian statistik.
2. Analisis Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka komponen variabel
penelitian dapat dilakukan analisis. Menurut Notoatmojo (2012), analisis
data dilakukan dalam 2 tahap:
a. Analisis univariat
Analisis univariat yaitu menganalis tiap-tiap variabel penelitian yang
ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi, mean,
standar deviasi, dan deviasi. Data yang akan di analisi univariat
meliputi : faktor lingkungan, faktor pengalaman, pola asuh orang tua,
pengalaman traumatik, jenis kelamin, usia, perubahan jasmani,
perubahan pandangan luar, lingkungan, emosi yang ditekan, dan
sebab-sebab fisik.
b. Analisis Bivariat
Apabila telah dilakukan analilis univariat tersebut di atas,
hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel,
dan dapat dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat yang
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmojo, 2012).
Analisa bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji
hubungan antara tingkat regulasi emosi dan tingkat ansietas. Skala
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala data ordinal dan
ordinal. Sehingga untuk mendapatkan korelasi kedua variabel yang
ada dalam penelitian ini maka akan dianalisis menggunakan uji
statistik korelasi yaitu korelasi Kendall Tau. Penggunaan Kendall Tau
untuk menguji dua variabel dengan skala data ordinal. Kelebihan
teknik ini bisa digunakan untuk menganalisis sampel yang jumlah
anggotanya lebih dari 30, dan dapat dikembangkan untuk mencari
koefisien korelasi parsial (Riwidikdo, 2012).
48
2
Dimana :
τ : koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1 < 0 < 1)
ƩA : jumlah rangking atas
ƩB : jumlah rangking bawah
N : jumlah anggota sampel
Uji signifikasnsi koefisien korelasi menggunakan rumus z, karena
distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusnya adalah sebagai berikut:
τ
z=
2(2N+5)
9N (N-1)
K. Jalanya Penelitian
1. Tahap Pra-Persiapan
Pada tahap pra-persiapan, peneliti mengurus surat izin penelitian
dari kampus STIKes Surya Global Yogyakarta, surat izin tersebut
ditujukan kepada kepala sekolah SMP N 9 Yogyakarta keperluan
mengambil data penunjang dan untuk dijadikan lokasi penelitian.
2. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, dilakukan konsultasi judul dengan dosen
pembimbing kemudian dilakukan penyusunan proposal. Setelah proposal
disetujui, kemudian disempurnakan atas dasar masukan dan saran dari
pembimbing dan mengurus peerijinan penelitian.
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data yaitu
menentukan sampel yang menjadi responden dalam penelitian. Sampel
49
L. Etika Penelitian
Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat
prinsip yang harus dipegang teguh (Notoatmojo, 2012) yaitu :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti meberi kebebasan terhadap responden untuk keluar dari
keikutsertaan menjadi responden sewaktu-waktu dan tidak memberikan
unsur paksaan untuk ikut dalam penelitian ini.
2. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an
inclusiveness)
50