Anda di halaman 1dari 128

FORMAT PEMBUATAN BUKU KADERISASI ISMKI

DESKRIPSI UMUM

Buku Kaderisasi ISMKI adalah kumpulan system kaderisasi dari masing-masing anggota ISMKI yang sudah dianalisa dan dievaluasi.

TIU
Institusi mempunyai kumpulan system kaderisasi yang sudah dianalisa dan dievaluasi sehingga dapat dijadikan sebagai panduan kaderisasi.
TIK

Institusi diharapkan dapat memilih system kederisasi yang dianggap sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing.

KEPESERTAAN

Semua anggota ISMKI yang sudah memiliki system kaderisasi.

TEKNIS PELAKSANAAN

1.Collecting data
a.Latar belakang
b.Sistem/Model Pengkaderan
c.Evaluasi system  analisis SWOT
2.Penyerahan dari institusi ke PSDM
3.PSDM menganalisis dan mengevaluasi  menentukan beberapa system kaderisasi yang dianggap ideal.
4.Penyusunan Buku Kaderisasi
6.Pengembalian ke Institusi  dijadikan sebagai buku panduan

Data Base Sistem Kaderisasi Institusi


1. UNIVERSITAS ANDALAS

2. UNIVERSITAS UDAYANA

3. UNIVERSITAS INDONESIA

4. UNIVERSITAS AIRLANGGA

5. UNIVERSITAS YARSI
6. UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

7. UNIVERSITAS LAMPUNG

8. UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

9. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

10. UNIVERSITAS SEBELAS MARET

11. UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

12. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

13. UNIVERSITAS BRAWIJAYA

14. UNIVERSITAS GAJAH MADA

15. UNIVERSITAS DIPENOGORO

16. UNIVERSITAS MULAWARMAN

17. UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

18. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

19. UNIVERISTAS MATARAM

20. UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

21. UNIVERSITAS SYIAHKUALA

22. UNIVERSITAS SRIWIJAYA


23. UNIVERSITAS HASANNUDDIN

24. UNIVERSITAS HANG TUAH

25. UNIVERSITAS PADJAJARAN


SISTEM KADERISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

BEM KM FK UNAND dalam sistem kaderisasinya dibawahi oleh departemen pengembangan sumber daya manusia organisasi (PSDMO).
Dalam melakukan kederisasi, PSDMO BEM KM FK UNAND membagi lembaga atas dua arahan kerja.

Pertama, kederisasi internal pengurus BEM KM FK UNAND yang berlangsung selama kepengurusan.

1. Up grading pengurus BEM KM FK UNAND


2. Achievement Motivation Training
Waktu penyelenggaraan keduanya disesuaikan dengan time schedule global BEM KM FK UNAND
3. Pengawasan secara rutin terhadap kinerja pengurus BEM KM FK UNAND secara personal dengan point penilaian tersendiri

Kedua, kaderisasi mahasiswa baru (MABA) KM FK UNAND yang diselanggarakan secara rutin di awal tahun ajaran baru. Sistem kaderisasi
yang dijalankan terdiri dari beberapa tahap yang meliputi :

1. Bimbingan Aktivitas Kampus dalam Tradisi Ilmiah (BAKTI). Kegiatan ini berupa pengalaman kampus dan system pendidikan kapada
mahasiswa baru yang dilaksanakan dalam durasi satu pecan baik tingkat universitas dan fakultas.
2. Latihan Dasar Nilai-Nilai Islam (LDNI). Kegiatan ini dilaksanakan berupa konsep training yang diangkat PSDMO dengan Operating
Commite mahasiswa FK UNAND angkatan kedua. Tujuan kegiatan ini mengenalkan nilai-nilai Islam kepada mahasiswa baru yang
beragama Islam.
3. Latihan Kepemimpinan dan Managemen Mahasiswa (LKMM) tingkat Dasar. Merupakan latihan dasar bagi kepemimpinan dan
organisasi mahasiswa baru yang diikuti dengan outbond. Kegiatan ini sebagai ajang pembentukan karakter pemimpin dalam diri
mahasiwa baru sebelum mereka terlibat dalam unit kegiatan mahasiswa.
4. Magang Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM). Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa baru dapat belajar di organisasi mehasiswa berupa
UKM sebelum magang di BEM. Kegiatan ini merupakan program wajib dari Universiatas dan mahasiswa akan mendapat point yang
diperlukan untuk kelulusan nantinya. Magang ini dilaksanakan pada 6 bulan pertama perkuliahan mahasiswa baru.
5. Mentoring Agama Islam (MAI). Kegiatan ini muncul unutk menggantikan hilangnya mata kuliah agama karena perubahan Kurikulum
FK menjadi PBL. Kegiatan ini berupa diskusi kelompok yang dibimbing oleh seorang kakak senior. Pelaksanaan kegiatan ini direhkan
kepada badan otonom yang bertanggung jawab kepada BEM.

Sejak angkatan 2007, universitas meluncurkan Program Student Activities Perfomance System (SAPSS) yang bertujuan meningkatkan
partisipasi mahasiswa dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan (ilmiah, minat , dan bakat, serta
pengabdian masyarakat) dalam rangka meningkatkan kualitas softskill mahasiswa. Setiap mahasiswa dipacu untuk terlibat dalam kegiatan
dan organisasi kemahasiswaan. Setiap keikutsertaan mereka akan diberi point yang akan diakumulasikan dan menjadi syarat untuk kelulusan.

BEM KM FK UNAND

Secretariat

Jalan Perintis Kemerdekaan, Padang 25127

E-mail : bem_fkunand@hotmail.com

Phone/Fax : 62-751-31746/ 62-751-32838


Ringkasan :

Alur kaderisasi untuk BEN UNAND ini meliputi dua arahan kerja :

1. Kaderisasi Internal Pengurus BEM KM UNAND  Up grading pengurus, Achievement Motivation Training, Pengawasan secara rutin
terhadap kinerja pengurus
2. Kaderisasi mahasiswa baru pada tahun ajaran baru 
- Bimbingan Aktivitas Kampus dalam Tradisi Ilmiah (BAKTI),
- Latihan Dasar Nilai-Nilai Islam (LDNI),
- Latihan Kepemimpinan dan Managemen Mahasiswa (LKMM) tingkat Dasar,
- Magang Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM),
- Mentoring Agama Islam (MAI).

Program tambahan Program Student Activities Perfomance System (SAPSS), yang memicu mahasiswa unutuk terlibat dalam organisasi
kemahasiswaan dan keikutsertaan di organisasi kemahasiswaan dijadikan syarat kelulusan
SISTEM KADERISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Keberadaan sistem kaderisasi memiliki fungsi yang sangat vital dalam menentukan kelangsungan suatu organisasi ke depannya.
Pengembangan sumber daya manusia dalam tubuh organisasi yang dijiwai semangat kaderisasi dan regenerasi sangat diperlukan untuk terus
berkembang. Hal ini akan mampu memperkokoh ulang tulang punggung organisasi unutk dapat terus berthan menghadapi segala tantangan
perubahan yang ada.

Upaya kaderisasi dalam kepengurusan BEM FK UNUD 2008 dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan menekankan Open
Recruitment kaderisasi di setiap kegiatan yang menjadi program kerja masing-masing department. Dengan Open Recruitment ini diharapkan
terwujud pemerataan dan kesamaan kesempatan unutuk berpatisipasi dalam seluruh kegiatan BEM. Dalam kegiatan-kegiatan diusahakan tercipta
iklim kaderisasi dengan penempatan orang yang cukup berpengalaman mebawahi orang yang masih baru. Dalam upaya ini diharapkan ada
proses sharing informasi, pengalaman dan pengetahuan antar mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan.

Selain upaya kaderisasi dilakukan pula melalui pelatihan yang rutin setiap tahun bagi mahasiswa baru dengan memberikan pelatihan
kepemimpinan dan menajemen serta organisasi pada tingkat dasar berupa Basic Lesson on Mastering management and Leadership ( BLMML).
Pelaksanaan kegiatan ini biasanya pada awal tahun ajaran baru sekitar bulan September. Diharapkan mahasiswa baru mendapatkan gambaran
tentang kehidupan kemahasiswaan sebelum terjun langsung di lapangan dan sebagai dasar pengembangan nantinya.

Upaya berkelanjutan pengembangan usaha kaderisasi setelah BLMML dilakukan pula dengan penyelenggaraan rutin LKMM Fakultas unutk
memberikan pelatihan kepemimpinan, organisasi, manajemen. Di samping mengikuti pelatihan LKMM di tingkat fakultas, terdapat pula
kesempatan unutk mengikuti LKMM di tingkat wilayah dan nasional.

Terdapat pula system magang bagi mahasiswa baru untuk bisa mengenal BEM dan merupakan upaya pengkaderan yang paling awal setelah
BLMML. Di harapkan dengan system magang ini dapat memberikan gambaran kehidupan organisasi dan lebih meningkatkan ketertarikan
mahasiwa baru pada kehidupan di luar akademik dan perkuliahan.
Pada awal tahun kepengurusan BEM, juga dilaksankan suatu event pembekalan dan pelatihan awal kepada seluruh pengurusnya. Event ini
bernama Upgrading BEM. Dengan event ini, diharapkan para pengurus baru BEM dapat memperoleh bekal ilmu keorganisasian dan sharing
pengalaman dari pendahulunya.

Kaderisasi dilakukan pula untuk sharing informasi secara informal dari mahasiswa yang berpengalaman dengan yang masih baru pada
kesempatan-kesempatan pergaulan di kampus, hal ini akan sangat menunjang pembelajaran yang lebih komprehensif. Upaya kaderisasi
mahasiwa di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dilakukan pada semua kesempatan yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

FEM FK UNUD

Sekretariat

Jl. PB Sudirman-Denpasar Telp (0361) 222510, Fax (0361) 246650

Ringkasan
Proses kaderisasinya meliputi :

1. Open Recruitment

2. Basic Lesson on Mastering management and Leadership ( BLMML) 

Pelatihan kepemimpinan dan managemen organisasi tingkat dasar

3. Magang  untuk memberikan gambaran tentang kondisi organisasi

4. Up gradingBekal ilmu keorganisasian dan sharing pengalaman pengurus terdahulu


SISTEM KADERISASI SENAT MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Dalam struktur kepengurusan Senat Mahasiswa Ikatan Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (SM IKM FK UI), terdapat 1
departemen dan 1 staf ahli mengurus kaderisasi, yaitu Departemen Kaderisasi dan Staf Ahli Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya
Mahasiswa (POSDM).

Yang pertama adalah Departemen Kaderisasi.

Satu hal yang menjadi prinsip dasar Departemen Kaderisasi, sekaligus menjadi ciri dari departemen ini adalah “esensi”. Departemen kaderisasi
tidak akan melaksanakan suatu hal yang tidak memiliki esensi. Sekecil apapun hal itu, harus memiliki esensi. Departemen ini selalu memegang
prinsip bahwa dalam proses pengkaderan yang dilakukan, semua yang diberikan harus bermanfaat bagi mahasiswa yang dikadernya.

Dulu, Departemen Kaderisasi hanya mengurus proses kaderisasi mahasiswa baru (MABA) dan kaderisasi internal departemn itu sendiri. Namun,
sejak kepengurusan senat periode 2005-2006, muncul ide mengenai system kaderisasi berkelajutan. Oleh karena itu, Departemen Kaderisasi di
bagi menjadi tiga divisi, yaitu : Divisi Kaderisasi Internal (Kadin), Divisi Spesialis Maba ( SPMB) dan Divisi Kaderisasi Berkelanjutan(KB).

Divisi Kadin, memiliki tugas mengembangkan wawasan anggota Departeman kaderisasi dan membuat tim kaderisasi yang solid. Kegiatan
berupa pengembangan wawasan (pengwas) mulai dari system administrasi, kemampuan organisasi dan pengembangan diri, serta team building.

Divisi SPMB bertanggung jawab atas konsep sampai teknis pelaksanaan pengkaderan MABA selama lebih kurang 4 bulan masa bimbingan
(mabim). Mabim merupakan masa untuk menginisiasi MABA dan membantu transformasi mereka dari siswa menjadi “mahasiswa”. Esensi yang
ingin disampaikan kepada MABA selama mabim diantaranya adalah kekompakan angkatan, kesejawatan, kemampuan organisasi, mengenal dan
menghormati senior serta civitas akademika lain seperti staff pengajar, staff tata usaha hingga office boy, kepedulian social, kepedulian dan
pencerdasan terhadap isu kemahasiswaan, isu di dilam kampus, dan isu hangat yang beredar di masyarakat. Selain itu, kaderisasi yang diberikan
selama mabim diharapkan dapat mengenalkan kehidupan kampus kepada MABA, tidak hanya akademis, tetapi juga kehidupan kemahasiswaan.
Esensi-esensi tersebut disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui kegiatan-[kegiatan dan tugas-tugas yang diberiklan
oleh Deparetemen Kaderisasi. Setelah MABA melewati rangkaian mabim, MABA tersebut akan diberikan sertifikat LULUS MABIM. Sertifikat
itulah yang diperlukan MABA jika mereka ingin mendafatar ke badan-badan kemahasiswaan. Selanjutnya, masing-masing badan kemahasiwaan
memiliki system kaderisasinya masinhg-masing dalam penerimaan anggotanya.

Divisi KB baru mulai aktif pada kepengurusan 2006-2007. Pada periode itu, draff kurikulum kaderisasi berkelanjutan mulai dibuat. Kaderisasi
berkelanjutan dibuat dengan latar belakang perbedaan lulusan dokter FKUI. Secara umum, terdapat 2 golongan lulusan FKUI, yaitungolongan
lulusan gengan nilai akademis yang baik, serta golonganb yang lulus dengan kemampuan “ekstra” yang didaptnya dari badan
kemahasiswaanyang diikuti. Keahlian “ekstra”ini bisa berupa kemapuan medis praktis, keahlian dalam komunikasi, keahlian dalam manajemen,
atau kemampuan lainnya. Melihat hal tersebut, muncul pemikiran unutk mafasilitasi agar setiap lulusan FKUI memiliki kemampuan standar
yang sama, yanga kan berguna bagi profesinya sebagai dokter. Standar ini dibuat berdasarkan Seven Stars Doctor yang dicanangkan oleh FKUI.
Kompetensi Seven Stars Doctor itu adalah care provider, communicator, manager,decision maker, community leader, researcher, serta iman dan
takwa. Dari ke tujuh kempetensi tersebut, dibuatlah kurikulum kaderisasi berkelanjutan. Selain meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai
kompetensi Seven Stars Doctor, kurikulum kaderisasi juga berisi muatan lain seperti kesejawatan dan kepedulian social. Kurikulum ini sifatnya
berkesinambungan dari setiap tingkat ke tingkat berikutnya dan berlaku unutk seluruh mahasiswa FKUI.

Pembentukan dan pelaksanaan kurikulum ini melibatkan seluruh komponen mahasiswa, baik dari badan-badan kemahasiswaan maupun
himpunan mahisiswa FKUI dengan coordinator Departemen Kaderiasasi SM IKM FK UI. Awalnya ada kekhawatiran bahwa kaderisasi
berkelajutan yang ditujukan bagi seluruh mahasiswa FKUI ini akan mengalami hambatan dalam pelaksanaannya karena tidak ada “kekuatan
hukum” yang mendukungnya. Namun, dengan terbentuknya IKM FKUI dengan UUd-nya pada akhir Desember 2007, maka kedudukan kadrisasi
berkelanjutan dalam dunia kemahasiswaan FKUI menjadi semakin jelas. Dalam UUD IKM FKUI, dijelaskan bahwa kaderisasi berkelanjutan
sifatnya wajib bagi seluruh anggota IKM FKUI atau seluruh mahasiswa FKUI. Selain itu, Divisi KB telah berencana untuk melakukan trial
kurikulum ini pada tahun 2009., kemudian mengevaluasinya dan mengajukannya keapada dekanat untuk dijadikan kurikulum kemahasiswaan
yang memiliki SKS. Dengan adanya kurikulum kaderisasi berkelanjutan, diharapkan akan tercipta dokter-dokter dengan kompetensi Seven Stars
Doctor yang di kemudian hari dapat menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan taraf kesehatran masyarakat Indonesia.

Yang kedua, Staff AHLI POSDM.

Staff Ahli POSDM bertanggung jawab atas pengembangan senat sebagai sebuah organisasi, termasuk di dalamnya pengembangan SDM senat.
Setelah MABA lulus mabim, dibukalah pendaftaran yang mengurus senat. Pada saat pendaftaran, para calon senat itu mengisi formulir yang
berisi data diri, serta surat motivasi menjadi pengurus senat. Proses selanjutnya adalah wawancara. Para calon pengurus senat akan diwawancarai
oleh dua orang pengurus senat dengan form wawancara yang telah ditentukan POSDM. Pertanyaan wawancaranya antara lain meliputi
kepribadian calon pengurus, harapan menjadi pengurus senat, apa yang akan dilakukan di senat, hingga pertanyaan-pertanyaan yang berupa
kasus. Setelah melalui proses wawancara, POSDM akan melakukan analisis dan pengumpulan data hasil wawancara. Kemudian dilakukan
proses kaderisasi calon pengurus senat selam lebih kurang 2 tahun. Kegiatan pertama, PIOSDM meminta para calon membuat acara keakraban
unutk mengenalkan mereka dengan para pengurus senat. Setelah itu, calon pengurus dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diberi tugas
kelompok . POSDM juga mengadakan pelatihan motivasi dan kemampuan berorganisasi bagi para calon pengurus. Setelah melalui rangkain
proses tersebut, para calon pengurus dimintai unutk memilih 3 departemen yang mereka minati.POSDm akan menyeleksi dan memilihkan 2
departemen bagi setipa calon pengurus unutk magang, dengan mempertimbangkan hasil wawancara. Dua departemen tersebut bisa sesuai
dengan pilihan calon pengurus atau tidak. Para calon pengurus kemudian akan magang di dua departemen yang telah ditentukan. Selama
magang, setiap departemen akan menjelaskan seluk-beluk departemen mereka masing-masing dan akan memberikan penilaian terhadap calon
pengurus yang magang di departemen mereka. Setelah magang, calon pengurus akan diminta memilih 1 departemen yang benar-benar mereka
minati. Selajutnya, akan terjadi proses staffing yang melibatkan staff POSDM dan para ketua departemen. Baiasanya, dalam menentukan staff,
ketua departemen pun akan berunding dengan para anggota departemennya. Setelah itu, diumumkanlah penempatan para calon pengurus senat
tersebut. Tinggal mengunggu rapat kerja senat, para calon pengurus ini resmi dilantik menjadi pengurus senat.

Selain melakukan kaderisasi bagi para calon pengurus senat, POSDM melakukan maintenance SDM senat. POSDM mengadakan berbagai acara
keakraban untuk membangun solidaritas di dalam senatdan pelatihan bagi pengurus senat. Misa;lnya saja pengawasan administrasi, motivation
and personality training, dan nonton bareng senat. POSDM juga memiliki bulletin yang diterbitkan setiap bulan. Isi dari bulletin itu adalh segala
hal yang berkaitan dan terjadi dalam senat. Para anggota staff POSDM selalu memeperhatikan kinerja SDM maupun departemen senat, sehingga
setiap bulannya akan dipilih Pengurus Terbaik, Ketua Departemen terbaik, Departemen Terbaik, dan I Made the Difference (IMTD) yanga kan
diumumkan di madding senat. Hal ini semata-mata ditujukan unutk memicu semangat setiap pengurus senat unutk terus-menerus berkembang
menjadi lebis baik dan menjadio lebih baik.

Di atas telah dipaparkan fungsi POSDM dalam senat. Tetapi, POSDm juga memiliki kerja di luar senat, yaitu berkoordinasi dengan POSDM
setiap badan kemahasiswaaan, dinamakan POSDM Link. Proker yang dilaksanakan POSMD senant dengan POSDM badan-badan
kemahasiswaan lain adalah JANGAN TAKUT MASUK ORGANISASI (JTMO). Proker ini dicetuskan karena adanya kekawatiran terjadinya
penurunan angka mahasiswa yang berminat untuk masuk badan-badan kemahasiswaan di FK UI diakibatkan kurikulum fakultas yang baru yang
diniulai sangat padat dan menyibukkan mahasiswa dengan kegiatan akademisnya saja. Unutk memotivasi MABA tetap aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan, maka setiap akhir mabim, POSDM Link gencar melakukan promosi melalui JTMO.
Ringkasan :

Untuk menjalankan fungsi kaderisasinya BEM KM FK UI menyerahkannya ke Departemen Kaderisasi dan Staf Ahli Pengembangan Organisasi
dan Sumber Daya Mahasiswa (POSDM).

- Departemen Kaderisasi (ada 3 divisi) :

1. Divisi Kadin, memiliki tugas mengembangkan wawasan anggota Departeman kaderisasi dan membuat tim kaderisasi yang solid

2. Divisi SPMB bertanggung jawab atas konsep sampai teknis pelaksanaan pengkaderan MABA

3. Divisi KB, membuat draff kurikulum kaderisasi berkelanjutan mulai dibuat.

- Staff AHLI POSDM.

Staff Ahli POSDM bertanggung jawab atas:

1. Pengembangan senat sebagai sebuah organisasi, termasuk di dalamnya pengembangan SDM senat.

2. POSDM melakukan maintenance SDM senat..


SISTEM KADERISASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Pengkaderan

Pengkaderan adalah rencana kegiatan BEM selama waktu yang ditentukan,yang terdiri dari dua tahapan,yaitu masa penyambutan dan masa
pembinaan dengan melampirkan rencana kegiatan badan-badan fungsional di bawah BEM KM FK UNAIR, yaitu Badan
Kelengkapan,Himaprodi,dan Komting.

1.2 Tujuan Pengkaderan

1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperkokoh moral agama serta meningkatkan rasa bangga terhadap
almamater dan tanah air.
2. Membina kebersamaan dan kekeluargaan di antara seluruh civitas akademika
3. Membentuk mahasiswa yang berwawasan ilmiah, memiliki sikap kepemimpinan, kemampuan manajerial, kritis, inisiatif, proaktif,
berpikiran luas, dan berintegritas pribadi yang dilandasi kejujuran,kebenaran,dan keadilan.
4. Menumbuhkembangkan rasa peka,peduli, dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah.

Tujuan Khusus Program Pengkaderan :

a. Masa Penyambutan :

1. Memperkenalkan kehidupan kampus sebagai sarana beradaptasi bagi mahasiswa baru.


2. Membentuk pola piker mahasiswa baru sesuaipenanaman nilai yang terdapat pada asas program pengkaderan.
3. Menumbuhkan solidaritas angkatan.

b. Masa Pembinaan :

1. Memperkenalkan kehidupan kampus lebih dalam.


2. Menumbuhkembangkan minat dan bakat mahasiswa baru untuk dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemahasiswaan.
3. Meningkatkan soft skill mahasiswa baru melalui ormawa di kampus.
4. Meningkatkan solidaritas angkatan.

1.3 Landasan Pengkaderan (fungsi kuganti dengan landasan ya…)

Program Pengkaderan BEM KM FK UNAIR berlandaskan kepada GBPP

1.4 Asas Pengkaderan

Asas program kerja BEM KM FK UNAIR adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian program kerja. Asas-asas tersebut adalah :
1. Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Bahwa segala perencanaan dan pelaksanaan program kerja harus dijiwai,digerakkan,dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjdai landasan spiritual,moral,dan etika.
2. Asas Manfaat
Bahwa segala kegiatan Pengkaderan BEM KM FK UNAIR harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi keluarga mahasiswa
dan atau mahasiswa baru.
3. Asas Hukum
Bahwa dalam pelaksanaan program Pengkaderan setiap mahasiswa harus taat pada peraturan yang berlaku di lingkungan FK UNAIR
4. Asas Dedikasi
Bahwa dalam pelaksanaan program kerja,mahasiswa harus memiliki tekad,jiwa,dan semangat pengabdian serta ketaatan dan disiplin
yang tinggi dengan meletakkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
5. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bahwa dalam penyelenggaraan program pengkaderan,mahasiswa perlu menanamkan nilai-nilai ilmiah dan menguasai, memanfaatkan,
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara seksama dan bertanggung jawab
6. Asas Etika Profesi
Bahwa dalam pelaksanaan program pengkaderan,harus diupayakan untuk memperhatikan,menghargai,dan sedapat mungkin menanamkan
etika profesi kesehatan
7. Asas Kemanusiaan
Bahwa dalam pelaksanaan program pengkaderan,perlu memperhatikan hak asasi, harkat, martabat, dan nilai-nilai kemanusiaan.
8. Asas Solidaritas
Bahwa dalam pelaksanaan program pengkaderan,hendaknya mengaktifkan peran mahasiswa sebanyak-banyaknya diliputi semangat
kebersamaan dan kekeluargaan untuk mencapai rasa solidaritas.

1.5 Muatan Pengkaderan


1. Steering Committee,yang selanjutnya disebut SC adalah panitia pengonsep pengkaderan yang dibentuk oleh BEM.
2. Organizing Committee,yang selanjutnya disebut OC adalah panitia pelaksana pengkaderan
3. Controlling Committee,yang selanjutnya disebut CC adalah pengawas pengkaderan yang dibentuk oleh BLM.
4. Tim Pembinaan yang selanjutnya disebut TP adalah tim yang dibentuk oleh SC beranggotakan seluruh perwakilan ormawa,untuk
membantu menyusun konsep pengkaderan pada masa pembinaan.
5. Mahasiswa baru FK UNAIR program studi S1 Pendidikan Dokter,S1 Pendidikan Bidan, D3 Analis Medis,D3 Radiologi, D3 Fisioterapi,
D3 Pengobatan Tradisional (Batra)
6. BLM KM FK UNAIR
7. BEM KM FK UNAIR
8. Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRODI),terdiri dari HIMAPRODI BIDAN,AM,Batra,Fisioterapi,Radiologi
9. Kekomtingan 2006,2007,2008
10. Badan Kelengkapan (BK),meliputi KPLA,FORISMA,LINGUA,ABA,ASSALAM,SKP,SKK,SKH

BAB II

SISTEM PENGKADERAN

2.1 Pendahuluan
2.2 Model Pengkaderan

2.2.1 Alur Kaderisasi

Open Recruitment => Staff Magang => Pelatihan / Upgrading => Staff => LKMM TD => BPH (baru boleh mengikuti LKMM TM
dan LKMM TL)=> Pelatihan BPH Ormawa

2.2.2 Keterangan lain


Materi LKMM TD :
1. Analisis Kondisi Lingkungan
2. Gaya Kepemimpinan
3. Urgensi Jejaring Organisasi
4. Perumusan Gagasan Awal
5. Pengendalian Konflik
6. Komunikasi Efektif
7. Tolak Ukur Keberhasilan
8. Pengenalan Keluarga Mahasiswa FK UNAIR
9. Pengambilan Keputusan

BAB III

EVALUASI

Dengan menggunakan Analisis SWOT

S => Sistem / alur pengkaderan tersusun dengan baik, sistem dipandang oleh pihak intern ormawa mampu menghasilkan kader-kader yang
unggul dan berkualitas

W => Kurangnya SDM yang punya inisiatif untuk aktif di kegiatan kemahasiswaan, kurang penokohan (lu lagi lu lagi = 4L)
O => Hubungan yang baik dengan pihak Dekanat dan BEM UNAIR, dipandang sebagai fakultas yang paling siap menerima sistem SKP (Satuan
Kredit Prestasi ) dari Rektorat UNAIR karena sistem kaderisasinya yang paling sesuai dengan konsep SKP (dilihat dari penilaian terhadap Maba
pada saat masa pembinaan).

T => sering terhambat masalah dana yang turun tidak sesuai dengan RKAT.

Musyawarah Keluarga
Mahasiswa

B A,C
A
Badan Eksekutif Badan Legislatif
G
Struktur Keluarga Mahasiswa FK UNAIR
Mahasiswa Mahasiswa

A,C D,E,F,G A,C D,E,F,G A,C D,E,F,G

Badan Kelengkapan Himpunan Mahasiswa Komisariat

Program Studi Tingkat

C C C B C

Mahasiswa
Keterangan :

A : Pelaporan

Pemberitahuan kegiatan secara lisan dan tertulis yang dapat dilakukan secara berkala dan atau sewaktu-waktu

B : Pertanggungjawaban
Pelaporan secara tertutis sebagai hasil evaluasi kegiatan dengan mekanisme umpan balik untuk disahkan.
C : Aspiratif
Penyampaian usulan, pendapat, saran dan kritik
D : Koordinatif
Hubungan yang mengatur struktur di bawahnya agar kegiatan yang dilaksanakan terarah dan tidak saling bertentangan.
E : Delegatif
Pelimpahan wewenang.
F : Instruktif
Perintah atau arahan untuk melaksanakan tugas.
G : Pengawasan
Penilikan dan penjagaan atas suatu kebijakan atau kegiatan.

Badan Kelengkapan (8) :

1. ASSALAM BEM FK UNAIR


2. Sie Kerohanian Katholik BEM FK UNAIR
3. Sie Kerohanian Protestan BEM FK UNAIR
4. Sie Kerohanian Hindu BEM FK UNAIR
5. Lembaga Pers dan Penerbitan Mahasiswa (LPPM) LINGUA BEM FK UNAIR
6. Forum Ilmiah dan Studi Mahasiswa (FORISMA) BEM FK UNAIR
7. Airlangga Bursa Aesculap (ABA) BEM FK UNAIR
8. Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesculap (KPLA) BEM FK UNAIR
Himpunan Mahasiswa Program Studi (4) :
1. Himaprodi Ilmu Kebidanan (HIMAWARY) BEM FK UNAIR
2. Himaprodi Analis Medis BEM FK UNAIR
3. Himaprodi Radiologi BEM FK UNAIR
4. Himaprodi Fisioterapi BEM FK UNAIR
5. Himaprodi Pengobatan Tradisional BEM FK UNAIR

Komisariat Tingkat (Komting 2006,2007,2008)


SISTEM KADERISASI BEM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Pengkaderan

Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, kerena merupakan inti dari kelajutan perjuangan organisasi ke depannya.
Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya
dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscahyaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.

1.2. Tujuan Pengkaderan

Tujuan pengkaderan adalah melatih anggota menjadi kader yang baik. Dapat mengerti kepemimpinan dan manajemen organisasi. Setelah
pengkaderan ini diharapkan akan dihasilkan output yang bisa mengamalkan nilai-nilai kepemimpinan sebagai pengembang organisasi.

1.3 Fungsi Pengkaderan

Fungsi pengkaderan adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi.
Kader suatu organisasi adalah orang-orang yang telatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia
memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum. Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam rangka kebangsaan,” Bahwa
kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit, unutk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus
menanam.”
1.3. Asas Pengkaderan

Ada semacam landasan berfikiratau filosofi kaderisasi yang harus mendapatkan porsi perhatian oleh setiap organisasi/pergerakan. Yaitu :
harus ditemukan upaya mencari bibit-bibit unggul dalam kederisasi. Subyek harus mampu menawarkan visi dan misi kedepan yang jelas
dan memikat, serta menawarkan romantika dinamika organisasi yang menantang bagi para kader yang potensial, sehingga mereka
dengan senag hati akan terlibat mencurahkan segenap potensinya dalam kancah organisasi. Untuk dapat menjalankan peran tersebut,
maka organisasi atau sebuah pergerakan harus terlebih dahulu mematangkan visi-misi mereka: dan termasuk sikap mereka terhadap
persoalan mendesak dan actual kemasyarakatan: serta pada saat yang sama tersedianya para pengkader yang handal, unutk menggarap
bibit-bibit potensial tadi. Kader-kader potensial, setelah mereka memahami dan meyakini pandangan dan sistem yang telah
diinternalisasikan, maka jiwanya akan terpacu untuk bekerja, berkarya, berkreasi seoptimal mungkin. Maka, di sini organisasi/pergerakan
dituntut untuk dapat mengantisipasi dan menyalurkannya secara positif. Dan memang sepatutnya organisasi/pergerakan mampu
melakukkannya, karena bukankah yang namanya organisasi/pergerakan berarti terobsesi progresif bergerak maju dengan satu organisasi
yang efisien dan efektif, buka sebaliknya.

1.4. Muatan Pengkaderan

Pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan menjadi dua ikon secara umum. Pertama, pelaku kaderisasi
(subyek) dan kedua, sasaran kaderisasi (objek). Untuk yang pertama, subjek atau pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah individu
atau sekelompok orang yang dipersenifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang melakukan fungsi regenerasi
dan kesinambungan tugas-tugas organisasi. Sedangkan yang kedua adalah obyek dari kaderiasi, dengan pengertian lain adalah individu-
individu yang dipersiapkan dan dilatih unutk meneruskan visi dan misi organisasi. Sifat sebagai subyek dan obyek dari proses kaderisasi
ini sejatinya harus memenuhi beberapa fondasi dasar dalam pembentukan dan pembinaan kader-kader organisasi yang handal, cerdas dan
matang secara intelektual dan psikologis. Sebagai subyek atau pelaku, dalam pengertian yang lebih jelas adalah seorang pemimpin.
BAB II

SISTEM KADERISASI

2.1. Pendahuluan

Sebagai sebuah organisasi induk mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, sudah selayaknya memikirkan sebuah system
pengkaderan yang sistematis dan berkesinambungan. Sehingga mampu memproduksi kader-kader potensial dan handal yang siap
menjalankan fungsi dan idealisme organisasi secara terukur dan terarah. Sudah unutk kesekian kalinya SEMA menyelengarakan IM
(Ikatan Mahasiswa) yang digelar secara berkala setiap tahunnya. Pengkaderan IM ala SEMA ini, perlu dilakukan evaluasi tentang
kalayakan dan efektivitasnya sebagai wadah pengkaderan sebagai level organisasi induk. Pertama, Ikatan Mahasiswa diharapkan akan
menjadi “ladang” bagi penemuan dan pembentukan kader-kader organisasi yang sipa mengisi posisi structural pada hirarki kerja dalam
tubuh SEMA. Melihat kepada fungsi dan peran SEMA sebagai sebuah lembaga organisasi induk sejatinya menjadikan institusi
kaderisasinya tidak hanya mengandalkan keterampiulan dan manajemen administrasi dan organisasi , tetapi lebih jauh dari itu, harus
mampu membangun paradigma berfikir dan berkarya kea rah orientasi aksi social. Mampu merespon setiap perkembangan aktualita
social-masyarakat dengan segala dimensi.

Maka untuk tujuan itu, Kedua, perlu difikirkan bersama format kurikulum pendidikan dan pelatihan yang rekunstruktif dan progresif.
Balakangan ini, sudah dimulai upaya ke arah kaderisasi yang berorientasi pada karya dan aksi sosialdalam level general, berupa
penumbuhan dan stimulasi etos intelektual dan social. Jadi, bagaimana menggabungkan atau menemukan konvergensi yang ideal antara
aktifitas berfikir (belajar) sebagai entitas mahasiswa dan aktifitas aksi social sebagaiu pengejawantahan dari nilai-nilai tekstual
normative. Dengan kata lain, harus ditemukan titik keseimbangan antara nilai-nilai tekstual normative tadi dengan realitas-
kontekstualnya. Pada titik inilah, kaderisasi yang diharapkan dari institusi SEMA YARSI dapat menemukan relevansi sejarahnya.

2.2. Model Pengkaderan (dalam format bagan dan uraian)

2.2.1 Alur Kaderisasi

Recruitment  ikatan Mahasiswa oleh angakatan tertua yang ada di kampus  penemuan bibit unggul unutk mengembangkan
organisasi  system control kader  oleh pengurus SEMA YARSI dan BPM Yarsi

RECRUITMENT (Tahap Awal)

IKATAN MAHASISWA ( PENEMUAN BIBIT UNGGUL)

PEMBENTUKAN KARAKTER

MAGANG SENAT (CETAK STAFF MUDA)

PENEMPATAN STAFF BARU SESUAI DENGAN MINAT DAN KEMAMPUAN

DIKONTROL OLEH PENGURUS SEMA SEBELUMNYA

REGENERASI KEPENGURUSAN

KEMBALI KE TAHAP AWAL


2.2.2. PELATIHAN ( UP GRADING STAFF BARU )

Pelatihan yang diberikan untuk staff baru adalah LKMM wilayah 2 yang diadakan di Cibodas tanggal 23-26 Juli. LKMM sendiri adalah
latihan kepemimpina dan Manajemen Mahasiswa yang isi materinya adalah :

1. Pada hari pertama

Tujuan pemberian materi adalah unutk membentuk karakter peserta (pematang internal), isi materinya adalah :

- Riview materi LKMM Lokal

- Managemen SDM (agar mengerti konsep kepemimpinan yang berekalanjuta, komponen initi manajemen SDM : recruitmen,
regenerasi, suksesi, Poin-poin staffing)

- Manajemen konflik ( pengertian, jenis, factor, dampak dan penyelesaian konflik)

- RPO ( berlatih membuat rancangan pengembangan organisasi agar terbiasa meningkatkan kualitas organisasi)

- Marketing 1

2. Hari ke dua

Materi yang diberi adalah pengembangan eksternal peran staff untuk mempertahankan eksistensi dan meningkatkan kualitas
organisasi, materinya adalah :

- Marketing 2

- Networking
- Advokasi

- Negosiasi

- Public Relation

- Sejarah ISMKI

- Plan of Action

BAB III
EVALUASI SISTEM PENGKADERAN di YARSI

S: - dana yang memadai (poin 3)


- Banyak kuantitas SDM yang ingin berperan aktiv dalam pengkaderan ( point 3)
W: - tidak ada strandar konsep kaderisasi (poin 1)
- Tidak ada legalisasi system kaderisasi ( poin 2)
- Kualitas SDM kurang dalam pengkaderan (Poin 2)
O: - Dukungan dari senior (poin 30
- Sumber dana potensial yang belum dimanfaatkan ( poin 3 )
T: - Izin dari dekanat (poin 1)
- Keikutsertaan mahasiswa baru ( poin 2)
- Intervensi senior dalam system kaderisasi ( poin 3)
Jumlah poin penilaian :
- Daya dorong : ( S+O/ total poin (S+W+O+T) X 100%
6+6 / 23 = 0,52 x 100%
52 % ( sub kondusif)
- Daya hambat : ( W+T/total poin ( S+W+O+T) X 100%
5+6 /23 = 0,478 x 100%
48%
 Dari interpretasi penilaian di atas : didapatkan bahwa nilai daya dorong dan daya hambat sebanding, yaitu keduanya kondusif.
Bila daya dorong diperbaiki kualitasnya, maka system kaderisasi ini akan mungkion cukup baik unutk digunakan. Agar harapan tersebut
terwujud, maka daya hambat yang diperoleh harus ditekan seminimal mungkin. Dan hal tersebut akan terwujud bila dilakukan langkah-
langkah lain dalam diagnosis organisasi karena analisis SWOT byukanlah pemecah masalah yang sebenarnya (hanya bersifat teoritis)
SISTEM KADERISASI KELUARGA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Ta’aruf Fakultas

Bimbingan Studi Mahasiswa Akademik

Bimbingan Studi Mahasiswa Lapangan

Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa

Latihan Kepemimpinan dan Managerial Mahasiswa

Upgrading Islam Kedokteran (kegiatan berkala 1 kali/bulan)

Keterangan :

Ta’aruf Mahasiswa :

Merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru FK UNISBA terhadap almamaternya. Pada
acara ini mahasiswa baru diberikan pemaparan mengenai visi dan misi FK UNISBA, kehidupan perkuliahan di FK UNISBA, pengenalan
gedung perkuliahan, dll. Biasanya acara ini berlangsung selama 2 hari :
Bimbingan Studi Mahasiswa Kademik :

Kegiatan ini dilaksanakan oleh kepanitiaan yang dibentuk oleh BEM FK UNISBA. Pada kegiatan ini mahasiswa diperkenalkan terhadap
situasi perkuliahan dengan mengikuti serangkaian simulasi kuliah. Simulasi kuliah biasanya memasukkan materi mengenai Anatomi
Dasar, Introduction to Physiology dan Histologi Sel Manusia. Di samping itu mahasiswa baru juga merasakan situasi langsung tutorial
dengan 1 kasus dalam 2 kali pertemuan. Akhir dari kegiatan ini mahasiswa akan mengikuti ujian lisan SOCA ( Student Oral Case
Analysis). Selain itu pada kegiatan ini mahasiswa juga mengikuti pelatihan mengenai materi Problem Solving, Time Management,
Leadership, Kumunikasi Efektif, Speed Reading, Kreatifitas. Setelah selesai mengikuti BSM Akademik, mahasiswa baru diminta
membuat satu kegiatan social baik dengan mengunjungi panti asuhan, panti jompo, maupun Sekolah luar Biasa. Mahasiswa baru yang
dinyatakan lulus BSM Akademik nantinya mandapatkan predikat sebagai Anggota Muda Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran
UNISBA.

Bimbingan Studi Mahasiswa Lapangan :

Kegitaan ini berisi materi team building aplikatif yang dikemas dalam kegiatan outbond adventure. Seklain itu disisipkan juga pelatihan
tanggap bencana seperti Evakuasi Korban bencana, Penanganan pertama pada pasien fraktur, Basic Life Support, dll. Di penghujungf
malam biasanya diadakan malam inagurasi dengan menampilkan pertunjukan senin dari angkatan termuda (mahasiswa baru) sebagai
pengisi acara sekaligus sebagai panitia pelaksana. Pada sepertiga malam, mahasiswa baru dibangunkan untuk mengikuti kegiatan
muhasabah untuk memahami hakikat diri sebagai seorang muslim/muslimah. Setelah itu dilajutkan dengan melakukan salat malam dan
salat subuh berjemaah. Bagi anggota muda yang dinyatakan lulus BSM Lapangan ini nantinya akan mendapat predikat sebagai Anggota
Biasa Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA.

Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa :

LDKM merupakan kegitan awal dari rangkaian kegiatan Kaderisasi Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA. Materi lebih
banyak ditekan pada penanaman nilai-nilai keorganisasian bagi mahasiswa. Pada periode ini peserta LDKM dilibatkan dalam kegiatan-
kegiatn kemahasiswaan.
Latihan Kepemimpinan dan Manajerial Mahasiswa.

LKMM adalah serangkaian kegiatan berkala yang bertujuan memeberikan mareti teori dan teknis keorganisasian. Tujuan dari kegiatan ini
adalah meningkatkan wawasan keorganisasian bagi mahasiswa FK UNISBA. Selajutnya bagi peserta yang dinyatkan lulus diminta unutk
menyusun, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevalusi suatu kegiatn pengabdian masyarakat. Setelah seluruh rangkaian
kaderisasi ini selesai, bagi peserta yang memenuhi syarat kelulusan Kaderisasi Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA akan
dilantik sebagai alumnus KKMFK Unisba dan disematkan lencana KKMFK unisba sebagi indentitas.

Upgrading Islam Kedokteran :

Upgrading Islam Kedokteran (UPIK) merupakan kegiatan bulanan yang bertujuan untuk meningkatakan wawasan keislaman mahasiswa
FK Unisba dan juga bertujuan untuk menjaga semangat perjuangan dalam berorganisasi. Kegiatan ini merupakan kegiatn kerjasma antara
BEM FK Unisba dan Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Unisba.

Ringkasan :

1. Masa Ta’aruf, bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru FK UNISBA terhadap almamaternya.
2. Bimbingan Studi Mahasiswa Kademik , tujuannya adalah untuk memperkenalkan situasi perkuliahan dengan mengikuti
serangkaian simulasi kuliah.
3. Bimbingan Studi Mahasiswa Lapangan, tujuannya untuk memberikan materi team building aplikatif yang dikemas dalam kegiatan
outbond adventure.
4. Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa adalah LDKM merupakan kegitan awal dari rangkaian kegiatan Kaderisasi Keluarga
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA. Materi lebih banyak ditekan pada penanaman nilai-nilai keorganisasian bagi mahasiswa.
5. Latihan Kepemimpinan dan Manajerial Mahasiswa, bertujuan memberikan materi teori dan teknis keorganisasian. Tujuan dari
kegiatan ini adalah meningkatkan wawasan keorganisasian bagi mahasiswa FK UNISBA.
6. Upgrading Islam Kedokteran, bertujuan untuk meningkatkan wawasan keislaman mahasiswa FK Unisba dan juga bertujuan untuk
menjaga semangat perjuangan dalam berorganisasi.
SISTEM KADERISASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Penegrtian Pengkaderan

Roh suatu organisasi adalah terletak pada sumber daya yang dimiliki, karena hakikatnya organisasi adalah pengumpulan manfaat
dari sumber daya-sumber daya tersebut. Sedangkan mahasiswa dalah sekelompok anggota masyarakat berintelektuial yang memiliki
idealisme yang belum terintervensi dengan kepentingan-kepentingan suatu kelompokdan golongan. Jadi, organisasi mahasiswa adalah
suatu bentuk perkumpulan mahasiswa yang notabanenya memiliki idealism sendiri yang tidak teintervensi oleh kepentinganb suatu
kelompok dan golongan lain untuk mengumpulkan manfaat dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan terciptanya
organisasi trsebut.

Mahasiswa Persiapan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung merasa membutuhkan suatu wadah untuk mengekspliorasi sdan
mengoptimalkan kemampuan social mereka, kerena berorganisasi juga merupakan suatu sarana pengembangan kecerdasan inter personal.
Menjadi seorang dokter yang natinya akan berinteraksi langsung dengan masyarakat membutuhkan softskill yang tidak didapat dibangku
kuliah, karena sampai saat ini kurikulum fakultas kedokteran tidak memiliki mata kuliah untuk pengembangan berkomunikasi, padahal
seorang dokter dituntut untuk memiliki six star doctor, yaitu care provider, community leader, communicator, decision maker, manager,
dan scientist. Karena alasan itulah, terbentuklah suatu wadah perkumpulan mahasiswa di dalam Persiapan Fakultas Kedokteran UNILA
dan suatu organisasi mutlak memerlukan adanya sumber daya, dan sumber daya manusia adalah harga mati.

Pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi menjadikan keberadaan dinas pengembangan sumber daya manusia menjadi
suatu keharusan untuk eksistensi organisasi itu sendiri dan pengkaderan adalah suatu sarana pengembangan sumber daya manusia
tersebut. Adapun pengkaderan itru sendiri adalah unpaya untuk membentuk kader-kader baru yang di kemudian hari akan menggantikan
pengurus BEM saat ini unutk mengembann amanah melanjutkan perjuangan pergerakan mahasiswa, dalam hal ini adalah perjuangan
pergerakan BEM PFK Unila.
1.2 Tujuan pengkaderan

- Menciptakan kader-kader BEM PFK Unila yang tangguh, militant, kreatif, dan inovatif.

- Mempersiapakan regenerasi BEM PFK Unila

- Mengeksplorasi sumber daya manusia yang ada di PFK Unila

1.3. Fungsi Pengkaderan

- Memberdayakan sumber daya manusia yang ada

- Mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia yang ada unutk tercapainya tujuan organisasi.

1.4. Asas Pengkaderan

1.5. Muatan Pengkaderan

- Kepemimpinan

- urgensi Organisasi

- Manajemen waktu

- Manajemen Konflik

- Motivasi berprestasi

- Pengembangan karakter dan Integritas

- Academic Power

- dasar-dasar manajemen
- Profil Organisasi

- Sharing antar pengurus dan alumni

BAB II

SISTEM PENGKADERAN

2. 1 Pendahuluan

Setiap organisasi ataupun institusi memiliki karakter sumber daya manusia yang berbeda satu dengan yang lain. Karena karakter yang
khas tersebut maka pola pengkaderan suatu organisasi berbeda dengan yang lain. Tentu saja system kaderisasi yang digunakan adalah
yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Kunci keberhasilan suatu system pengkaderan adalah tindak lanjut dari langkah
awal yang diambil, dan juga kontinuitas dari system pengkaderan tersebut.,

2.2 Model Pengkaderan


2.2.1. Alur Kaderisasi
Open recruitmen  Fit & Proper Test  Pelantikan sebagai Executive Apprentice  Penempatan di dinas-dinas
2.2.2. Keterangan
Diadakan up grading dengan materi-materi sebagai berikut :
o Kepememimpinan

o Manajemen organisasi

o Manajemen waktu

o Pergerakan Mahasiswa
o Manajemen Konflik

o Teknik lobi dan negosiasi

o Sharing antar pengurus dan anggota

Evaluasi
Materi yang diberikan dirasa sesuai dengan kebutuhan organisasi saat itu dan pemateri adalah otrang-orang yang berkompeten
dan berpengalaman di organisasi, hanya saja pilihan waktu penyelenggalaan diras kurang tepat karena tidak semua anggota dan
pengurus BEM dapat mengikuti upgrading karena bentrok dengan jadwal kuliah.
Rekomendasi
Untuk selanjutnya, materi upgrading lebih disesuaikan dngan kebutuhan dan kondisi organisasi. Sebaiknya upgrading dilakukan
secara bekala dan berkesinambungan degan muatan materi yang inovatif.
SISTEM KADERISASI KELUARGA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

A. Pengertian

Pedoman pengkaderan KM FK UII adalah pola umum yang mengatur proses usaha kaderisasi di lingkungan Keluarga Mahasiswa
Kedokteran Umum UII unutk mendukung tercipnya Five Star Doctor yang ditunjang dengan catur dharma UII.

B. Dasar Pemikiran

Penyusunan pedoman pengkaderan KM FK UII didasi oleh pemikiran :

1. Perlu adanya gambaran umum yang menyeluruh tentang usaha kaderisasi untuk lebih
memudahakan pemahaman dan pelaksanaan pengkaderan.

2. Perlu adanya pernyataan tertulis tentang konsep pelaksanan, susunan, struktur dan tata cara
pelaksanaan pengkaderan.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan disusunnya pedoman pengkaderan KM FK UII adalah unutk memberikan gambaran umum yang menyeluruh
mengenai prinsipo-prinsip dan arah yang mengandung konsep, sususnan/struktur dan tata cara pelaksanaan pengkaderan KM FK
UII bagi pelaksana kebijakan, serta segala pedoman menyangkut pelaksanaan pengkaderan atau kaderisasi di lingkungan
keluarga mahasiswa sehingga adapat mencapai tujuan pengkaderan LEM FK sehingga UII sebagaimana termaktub dalam GBPK
DPM FK UII dan unutk memantapkan sikap, wawasan dan kemampuan kepemimpinan kader generasi muda (meningkatkan
kapasitas/kemapuan mahasiswa) sehingga mencapai sasaran terbentuknya tenaga ahli dalam organisasi yang memiliki
kompetensi sesuai criteria Five Star Doctor yang ditunjang dengan Catur Dharma UII

D. Asas Kaderisasi
Sesuai dengan PD KM UII yang di atur oleh ketetapan-ketetapan Sidang Umum. Semua organisasi yang berda dalam KM UII
berasas ISLAM. Maka asaa kaderisasipun menganut asas ISLAM.

E. Alur Kaderisasi (bagan)

Lembaga DPPM FK UII


Lembaga DPPM FK UII
mahasiswa
mahasiswa

Universitas Fakultas polbangmawa BLOK


Universitas Fakultas polbangmawa BLOK

pesta aorta makrab LKID ONDI KPK


pesta aorta makrab LKID ONDI KPK

PESTA AORTA MAKRAB LKID ONDI KPK


F. Metode

1. LEMBAGA MAHASISWA

a. Universitas :

Dalam tingkat Universitas mangadakan Pesona Ta’aruf Mahasiswa (PESTA) selama 2 hari, materi sebagian basar
penganalan lembaga, penanaman nilai-nilai islam, pengenalan kampus, serta menjadikan mahasiswa yang berkarakter
rahmatan lil alamain.

b. Fakultas :

Setelah tingkat universitas, maka dilajutkan dengan Ajang Orientasi Ta’aruf Mahasiswa (AORTA) selama dua hari yang
dilaksanakan oleh LEM FK. Materinya berupa pengenalan lembaga yang ada di KM FK UII, serta pengenalan kampus
FK dan memberikan pemehaman mengenai Five Star Doctor. Setelah AORTA dilanjutkan dengan Malam Keakraban alias
MAKRAB yang bertujuan untuk mengakrabkan sesame MABA dan MIBA FK UII.

II. DPPM ( Direktorat Penelitian dan Pengambdian Masyarakat)

Merupakan suatu badan yang berkoordinasi dengan ROKTORAT yang berfungsi untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa sesuai dengan catur dharma UII (penelitian, pengabdian, pendidikan, dan dakwah). Mempunyai program bernama
POLBANGMAWA ( Pola Pengembangan Mahasiswa).

a. LKID : Merupakan Latihan Kepemimpinan Isalam dasar yang dimana untuk


mengenalkan kepemimpinan ala Islam, manajemen konplik, prespektif islam, menciptakan karakter pemimpin yang harus
dipunyai berdasar pandangan islam.

b. ONDI : Orientasi Nilai Dasar Islam. Yang bertujuan mananampakn nilai-nilai agidah
islam kepada mahasiswa baru.
III. FK UII

Merupakan sebuah wujud komitmen dekan FK UII untuk menciptakan intelektual dokjter muslim di Indonesia, maka dibuatrlah
sebuah kurikulum yang pada semester awal di masukkan sebuah nilai-nilai kepemimpinan dan profesionalisme dalam bentuk
blok. Blok ini bernama KPK ( Kepemimpinan dan Profesionalisme kerja ).Dalam blok tersebut diwajibkan setiap mahasiswa
untuk mengikuti MOPM ( manajemen organisasi dan pengembangan Mahasiswa) yang dilaksanakan oleh LEM FK UII dan
dimasukkan sebagai nilai penugasan. MOPM sendiri merupakan aplikasi dari teori-teori yang didapat selama menempuh blok
KPK. Materi-materi MOPM berupa soft skill dan konseptual dari teori-teori blok KPK.
SISTEM KADERISASI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN PENGKADERAN

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengajarkan amal saleh dan berkata , “sesungguhnya
aku termasuk orang-orang muslim” (Qs Fushilat :33)

Menyimak ayat Al Quran di atas tentunya kita berfikir, bagaimana caranya unutk termasuk orang yang lebih baik karena ikut menyeru
kapada Allah dan mengejar amal saleh? Apalagi kondisi Indonesia pada umumnya mahasiswa khususnya sedang menghadapi modernisasi
yang mengglobal, budaya-budaya pop yang makin merajalela di kalangan mahasiswa, dan ini adalah factor penghambat. Padahal menjadi
rahasia umum bahwa mahasiswa Indonesia kurang dalam penguasaan pengetahuan. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kemiskinan budaya
sehingga dalam prakteknya di masyarakat mahasiswa tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi melemahnya sikap kritis dan peduli di kalangan
mahasiswa yang kian akut.

Malah, banyak mahsiswa yang tidak mempunyai prinsip, terombang-ambing dalam pergaulan modernitas, seolah menjadi jawaban atas
ketidakmampuan mereka menempatkan diri pada aspek kehidupan mahasiswa yang akademis. Pergaulan bebas, free sex, penggunaan nafza,
dan kriminalitas yang didukung oleh kecanggihan teknologi dan komunikasi menambah gencarnya kebobrokan mahasiswa.

1.2.TUJUAN PENGKADERAN

Tujuan dari pengkaderan ini adalah membangun kesadaran intuisi para mahasiswa serta membentuk anggota BEM FK UMM yang
berkarakter sesuai dengan amanah konsepsi.
1.3. FUNGSI PENGKADERAN

1.3.1. BEM FK UMM juga merupakan organisasi kader bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, maka
BEM FK UMM berfungsi sebagai lembaga kaderisasi yang outputnya adalah kader-kader baik sebagai pemimpin maupun
“pemegang kendali’ organisasi di masa yang akan datang.

1.3.2. Komitmen BEM FK UMM terhadap proses tranformasi masyarakat, bangsa, dan Negara terwujud dalam sumbangsih BEM FK
UMM berupa kader-kader yang sipa melakukan artikulasi konstruktif dalam rangka pembaharuan dan pembangunan masyarakat,
bangsa dan Negara.

1.4 ASAS PENGKADERAN

Asas pengkaderan BEM FK UMM berdasarkan pancasila

1.5. MUATAN PENGKADERAN

1. Prinsip Pengkaderan

Dalam pelaksanaan kaderisasi terdapat beberapa prinsip yang menjadi dasar dan pegangan dalam pelaksanaan kaderisasi :

1.5.1.1 Menjunjung nilai-nilai intelektualitas :

1.5.1.1.1.1 Mengutamakan kebenaran ilmiah.

Dalam setiap aktivitas yang dilakukan, didasarkan pada proses aktivitas yang berujung pada kesimpulan mengapa
aktivitas tersebut harus dilakukan, sehingga selalu ada alasan rasional yang mendasari dilaksanakan suatu aktivitas
kaderisasi.

1.5.1.1.1.2Kritis terhadap kondisi.

Pencapaian tujuan mendekati sempurna jika dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap prosesnya. Perbaikan-perbaikan
ini dapat dilakukannya dengan mengawali adadnya kekritisan terhadap realita yang sedang terjadi. Pencapaian tujuan
kaderisasi akan medekati sempurna jika dilakukan perbaikan-perbaikan dalam proses kaderisasi. Sikap kitis ini juga
akan mendasari adanya perbaikan-perbaikan dalam lingkupo luas. Misalnya lingkungan bangsa.

1.5.1.1.13. Pembelajaran

Kaderisasi yang ideal adalah kaderisasi yang bisa memberikan nilai tambah bagi yang mengkader maupun yang
dikader. Dengan adanya nilai pembelajaran dalam kaderisasi, maka individu yang terlibat dalam kaderisasi dapat
meningkat kapasitasnya tidak hanyakebutuhan jangka pendek tapi juga kebutuhan jangka panjang untuk membentuk
lapisan masyarakat masa depan.

1.5.1.2 Kaderisasi yang konprehensif.

Kaderisasi yang dilakukan oleh BEM FK UMM merupakan kaderisasi yang bisa melingkupi aktivitas-aktivitas
mahasiswa baik akademik maupun non akademik. Kegiatan yang dilakukan di organisasi kemahasiswaan harus bisa
melingkupi berbagai bidang, trmasuk bidang akademik dan keprofesian. Walaupun tidak secara langsung memberikan
muatan akademik dan keprofesian, tetapi dalam prosesnya bagaimana kegiatan ekstakurikuler bisa memberikan
muatan-muatan bidang akademik dan keprofesian.

1.5.1.3 Kebersamaan

Kesadaran akan kedudukan kaderisasi sebagai kebutuhan dan tanggungjawab bersama haruslah tertanam pada stake
holder di lapangan (dalam hal ini lembaga yang menyelenggarakan, panitia dan peserta). Setipa elemen menyadari
posisinya untuk akhirnya memberikan hasil yang terbaik dariproses kaderisasi. Semangat kekeluargaan juga tercakup
dalam prinsip kaderisasi ini.

1.5.1.4. Efektifitas dan efisiensi

Yang tercakup dalam poin ini aadalah waktu yang digunakan dihubungkan dengan output yang dihasilkan. Rentang waktu
yang digunakan untuk pelaksanaan kaderisasi disesuaikan dengan kebutuhan untuk hasil yang terbaik. Waktu yang lama
dalam poelaksanaan kaderisasi bukan berarti inefektif tetapi bisa jadi dalam kondisi yang sebenarnya memang dibutuhkan
waktu sepanjang itu unutk menghasilkan output kader yang telah ditetapkan.
1.5.1.5. Komitmen Bersama

Dalam konsepsi BEM FK UMM bagian posisi organisasi kemahasiswaan di kampus disebutkan bahwa organisasi
Kemahasiswaan FK UMM berada dalam system FK UMM, akan tetapi secara structural tidak berada di bawah dekan dan
memiliki otonom penuh untuk menentukan kehidupan organisasinya. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan organisasi
kemahasiswaan berhak unutk menentukan kebijakan terkait keberjalanan organisasinya, di sisi lain terdapat hal-hal
tertentu terkait kegiatan organisasi kemasyarakatan yang disepakati antara kedua belah pihak ( FK UMM dan organisasi
kemahasiswaan FK UMM). Begitu juga dengan pelaksanaan kaderisasi, terdapat hal-hal tertentu yang membutuhkan
kerjasama antar kedua belah pihak yang bersifat membangun.

1.5.1.6. Religius dan Humanis

Insan akademis yang bermoral mejadi tinjauan dari pelaksanaan kaderisasi. Nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang
mendasari menjadi dasar pendukung terciptanya suasana terarah bertanggung jawab, dan kondusif bagi pelaksanaan
kaderisasi.

1.5.1.4 Kaidah Pelaksanaan Kaderisasi

1.5.1.5 Tahapan Pembelajaran dalam sebuah pendidikan adalah ; pengenalan, pemahaman, melakukan dan mengajarkan. Maka dalam
setiap proses kaderisasi harus melewati proses tersebut. Tahap pengenalan adalah tahap dimana peserta didik mengenal sesuatu
yang akan dipelajarinya secara devinitive. Tahap pemahaman adalah tahap di mana peserta didik memahami secar detail “untuk
apa, kanapa dan

1.5.1.6 bagaimana” tentang sesuatu yang dipelajarinya. Tahap melakukan adalah tahap dimana pesrta didik mengimplementasikan segala
hal yang dia pahami. Sedangkan tahap mengajarkan adalah tahap dia mengajarkan segala pengetahuan tentang sesuatu tersebut
kepada orang alain. Selain itu, karena kaderisasi adalah suatu proses pendidikan, maka sifat pendidikan yaitu berkelanjutan dan
tiada henti.

1.5.1.7 Kaderisasi bukanlah suatu kegiatan atau proses untuk membentuk karakter kader secara langsung, anumun adalah upaya untuk
memberikan penyadaran dann menciptakan lingkungan yang mendukung kader utnuk membentuk karakter secara mandiri.
Karena kita pahami secara sadar bahwa factor yang mempengaruhi pembentukan karakter sesorang yaitu latar belakang dan
lingkungan tempat dia berada.

BAB II

SISTEM PENGKADERAN

2.1 Pendahuluan

Berbicara tentang bagaimana system kaderisasi kita akan akan berbicara tentang algoritma berfikir. Karena memang system kaderisasi
sebetulnyta akan baik jika pelaksananya memahami apa yangan akan dilakukan dan mengetahui keluaran dari system yang akan dibangun.
Adanya sebuah system kaderisasi yang komprehensif dan bertahap adalah bagian dari usaha kita unutk membentuk kader yang berkompeten
secara terus menerus. Karena disadari atau tidak kebutuhan akan kader yang berkompeten seperti tidak bisa dibendung lagi.

Kita akan berfikir sebagaimana agar seseorang yang bergabung dengan organisasi dengan alasan ingin belajar dan saat itu belum bisa
mnontrol dirinya sendiri dan dengan mengikuti alur kaderisasi yang dibuat akan menjadi seorang organisastor yang produktif secara
militant.

Kita tidak akan bisa mengandalkan input yang biak saja untuk mendapatkan kader yang berkompeten, sudah saatnya sebuah porganisasi
yang mmebentuk kader yang berkompeten tersebut. Seseorang yang telah memasuki alur kaderisasi yang ada berarti seseorang yang telah
siap untuk mengikuti pembinaan berkelanjutan unutk mpengembangan potensi dirinya.

Selanjutnya dalam berfikir bagaimana untuk membuat system kaderisasi kita akan selalu bermula dari output yang diharapkan atau dalam
bahasa kaderisasi adalah karakter dan kompetensi apa yang akan apa pada kader setelah mengikuti alur kaderisasi ini. Prof. Zul dalam
bukunya menceritakan tentang konsep berfikir bermula dari akhir dan berakhir dari awal. Saya fikir konsep ini bisa kita aplikasikan dengan
baik unutk membuat system kaderisasi.

2.2 Model pengkaderan

2.2.1 Alur Pengkaderan


2.2.1.1 Recruitmen

Merupakan metode perekrutan calon anggota baru BEM FK UMM sebagai sarana untuk melanjutkan estafet perjuangan
dan sebagai sarana pengenalan BEM. Rekruitmen terdiri atas ua macam yaitu rekruitmen terbuka dan tertutup.
Rekruitmen terbuka merupakan metode rekriutmen yang dilakukan secara terang-terangan dan terbuka serta dilakukan
minimal sekali dalam setahun pada akhir tahun ajaran baru. Rekruitmen terbuka merupakan tanggung jawab Gubernur
BEM serta ketua bidang PSDM sepenuhnya. Sedangkan rekruitmen tertutup merupakan rekruitmen yang dilakukan oleh
kader-kader BEM FK UMM terhadap calon anggota baru secarab personal yang hasilnya harus dilaporkan kepada
Gubernur BEM FK UMM.

2.2.1.2 Pendataan

Pendataan merupakan metode untuk mendapatkanb sebuah adat yang akurat mengenai biodata kader, kondisi kader,
pengembangan kader, prestasi kader dan hal-hal lain yang terkait dengan kader. Pendataan kader BEM FK UMM mutlak
dilakukan sebagai proses pengenalan terhadap kader dan evaluasi terhadap kader. Dalam proses kaderisasi BEM FK
UMM, proses pendataan kader dilakukan semenjak kader mendaftarkan diri dan dilakukan proses pembaharuan data
dalam selang waktu tertentu.

2.2.1.3 Pemetaan dan Pengkaryaan

Pemetaan dan pengkaryaan terhadap kader adalah sebuah metode untuk memposisikan kader pada posisi yang tepatpda
kativitas-aktivitas BEM FK UMM atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah Plotting Kader. Ini mutlak diperlukan
sebagai bentuk pemberdayaan terhadap kader. Selain itu, ini dilakukan sebagai proses peningkatan kualitas kader baik sisi
manajerial, maupun sisi-sisi lain. Dalam proses ini, harus diperhatikan beberapa aspek yaitu realitas kaderisasi, kebutuhan
lembaga, kondisi, dan potensi kader serta proyeksi kader.

2.2.1.4 Komunikasi

Merupakan metode yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi secara massif dan untuk mengetahui kondisi
kader baik secara cultural maupun formal dan baik secara personal maupun secra jamaah. Komunikasi yang efektif akan
menghasilkan kondisi pada kader yang baik berupa evaluasi kader, harapan kader, qadaya (permasalahan) dan rawa’I
(kabar gembira) kader.

2.2.1.5 Muthaba’ah

Merupakan metode yang digunakan untuk melakukan monitoring dan Controlling kader yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi terkait kondisi kader yang disesuaikan dengan lembaga dan juga evaluasi lainnya terkait aktivitas
kader selama menempuh proses kaderisasi BEM FK UMM. Hasil muthaba’ah inilah yanga akn dijadikan rujukan untuk
proses kaderisasi selanjutnya

BAB III

PENUTUP

Demikianlah sedikit cerita dari kami mengenai sebuah arti pengkaderan. Pengkaderan tidak hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri
sendiri., Mudah-mudahan apa yang dapat kami sampaikan dapat bermanfaat bagi generasi muda mahasiswa kedokteran Indonesia serta civitas
akademika FK UMM pada khususnya.
SISTEM KADERISASI BEM FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET ( UNS)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Pengkaderan

Kaderisasi secara khusus dalam penerapan di BEM FK UNS merupakan proses unutk memperoleh kader pengurus organisasi dan
pengembangan potensi kader.

1.2. Tujuan Pengkaderan

Tujuan Pengkaderan dalam lingkup BEM FK UNS adalah :

a. Meneruskan BEM FK UNS unutk melaksanakan amanah sebagaimana termaktub dalam AD/ART KBM FK UNS yaitu terwujudnya
insane akademis yang kreatif dan inovatif, mengabdi yang didasari keimanan, ketaqwaan, memiliki integritas serta perjuangan nilai-
nilai idealisme mahasiswa.

b. Melanjutkan perjuangan BEM FK UNS sebagai wadah pemersatu dan penyalur aspirasi mahasiswa FK UNS

c. Mencetak kader-kader pemimpin penerus BEM FK UNS yang memiliki intelektualitas dan moralitas unggul, berintegritas tinggi,
berdedikasi, loyal, berwawasan, berfikiran maju, dan mampu secara mandiri mengembangkan potensi.

1.3. Fungsi Pengkaderan

a. Merekrut kader pengurus baru untuk meneruskan amanah dan perjuangan BEM FK UNS

b. Menjaga keutuhan dan kekeluargaan kader yang telah duduk sebagai pengurus baik dengan sesame pengurus maupun dengan alumni
pengurus yang bermanfaat bagi kelangsungan dan perkembangan BEM FK UNS.
c. Meningkatkan potensi dan kemampuan soft skill kader guna pengembangan diri kader serta pengembangan dan kemajuan BEM FK
UNS

1.4. Asas Pengkaderan

Pengkaderan BEM FK UNS berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kekeluargaan, Intelektual, Keadilan, Profesionalisme, Manfaat dan
Kesejahteraan.

1.5. Muatan Pengkaderan

Muatan Pengkaderan BEM FK UNS :

1. Pemahaman mengenai kedududkan, urgensi dan peran BEM FK UNS baik internal maupun eksternal. Dalam lingkup internal bahwa
BEM FK UNS sebagai organisasi yang mewadahi aspirasi mahasiswa FK UNS. Dalam lingkup eksternal bahwa bEM FK UNS
brperan unutk kemajuan bangsa sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Pemahaman system, amanah dan budaya organisasi BEM FK UNS

3. Pemahaman visi dan misi kepengurusan BEM FK UNS

4. Pengembangan soft skill dalam menjalankan dan mengelola organisasi

5. Pembinaan dan up grading pengurus meliputi penguatan sense of belonging, penguatan semangat pengabdian, pengeratan
kekeluargaan dan stimulasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
BAB II

SISTEM PENGKADERAN

2.1 Pendahuluan

Fakultas Kedokteran UNS terdiri atas 5 program studi (prodi) yaitu : Pendidikan Dokter, Psikologi, D IV Kebidanan, DIV
Kesehatan Kerja, DIII Hiperkes. Hal tersebut menjadikan BEM FK UNS sebgai organisasi yang besar mewadahi mahasiswa dari
berbagai prodi. Mahasiswa tiap Prodi tergabung dalam himpunan mahasiswa dan langsung bergabubg dalam BEM FK UNS. Dengan
demikian selain menjadi wadah bagi mahasiswa kedokteran, BEM FK UNS juga menjadi wadah bagi seluruh himpunan mahasiswa di
Fakultas kedokteran. Dalam menjalankan fungsi tersebut, BEM FK UNS berperan menjaga sinergisitas dengan semua himpunana
mahasiswa, menjalin kerjasama dan koordinasi baik atara BEM FK dengan himpunan mahasiswa maupun antar himpunan mahasiswa.

Sesuai dengan tujuan kaderisasi dan asas kaderisasi yang menjadi landasan, BEM FK UNS secara berkesinambungan
melaksanakan alur kaderisasi. Kaderisasi BEM FK UNS melupiti perekrutan, pembinaan, penempatan, evaluasi dan control. Dalam hal
perekrutan proses ini silakukan setiap tahun yaitu pada tahun ajaran baru dan yang berhak menjadi kader pengurus BEM FK UNS adalah
mahasiswa dari seluruh prodi dan seluruh angkatan sampai memperoleh gelar sarjana, DIII maupun DIV. Dalam hal pembinaan, proses
ini dilakukan secara berkelajutan kepada pengurus baru maupun lama baik pembinaan internal maupun melalui keikutsertaan dalam
berbagai pelatihan. Dalam hal penempatan, hal ini berdasarkan potensi, minat pengurus, dan kebutuhan BEM FK UNS. Dalam hal
evaluasi dan kontraol, BEM FK UNS malakukan evaluasi dan control internal serta mendapatkan pengawasan dari selururuh mahasiswa
FK UNS melalui Dewan Mahasiswa FK UNS.

2.2. Model Pengkaderan

2.2.1 Alur Kaderisasi


Alur kaderisasi BEM FK UNS sebagai berikut :

Open Recruitmen
Open Recruitmen

evaluasi kontrol magang


evaluasi kontrol magang

Penempatan &
Penempatan &
Up Grading pelantikan
Up Grading pelantikan

Keterangan :

1. Open Recruitment

Open recruitment atau perekrutan terbuka di awali dengan pengenalan BEM kepada seluruh mahasiswa pada saat OSMARU.
Dilanjutkan dengan pengisian formulir pendafataran pengurus BEM bagi setiap mahasiswa yang berminat. Formulir berisi identitas,
motivasi mendaftarkan diri sebagai pengurus, pengalamn organisasi, minak dan bakat serta prestasi. Mahasiswa yang telah
mengirimkan mengikuti seleksi wawancara. Pendaftar yang dinyatakan lolos mengikuti seleksi, diumumkan secara terbuka dan wajib
mengikuti magang.

2. Magang

Dalam proses magang calon pengurus BEM akan diditribusikan ke dalam departemen sesuai dengan minat dan potensi. Calon
pengurus BEM akan dilibatkan adalm degiatan departemen tersebut baik dalam rapat maupun sebagai pelaksana kegiatan. Magang
akan dilaksanakan selama kurang lebih satubulan. Dalam proses magang tersebut dilakukan pengamatan dan penilaian terhadap calon
pengurus BEM. Dari hasil pengamatan dan penilaian ditentukan siapa calon pengurus BEM selanjutnya. Dari hasil pengamatan dan
peniulaian ditentukan siapa saja yang menjadi calon presiden BEM terpilih.

3. Penempatan

Mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi sebagai pengurus BEM ditempatkan pada departemen. Dasar dari penempatan adalah
melalui wawancara (minat, potensi dan pengalaman), pengamatan dan penilaian selama magang dan kebutuhan BEM. Kemudian
calon pengurus BEM dilantik sebagai pengurus BEM

4. Up Grading
Up Grading merupakan program pembinaan lanjutan bagi pengurus BEM.
Pembinanan yang dilakukan meliuputi:
- Penguatan sense of belonging dan kekeluargaan terhadap pengurus BEM
- Peningkatan wawasan dan kemampuan pengurus dalam bidang keorganisasian
- Pengembangan soft skill pengurus
5. Evaluasi dan Kontrol

Evaluasi dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun yaitu poada waktu LPJ tengah tahun. Sedengkan control dilakukan
berkesinambungan dan hasil pengamatan terhadap kinerja dan keaktifan pengurus dikemukakan dalam rapat-rapat BEM seperti RHT,
RHL, maupun siding pleno. Belum ada system reward dan punishment yang baik, tetapi criteria sanksi sudah ditetapkan ditetapkan di
AD/ART.
SISTEM KADERISASI BEM KBMK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 2009/2010


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Pengkaderan

Kaderisasi adalah proses peningkatan mutu dan jumlah sumber daya manusia yang dapat menopang keberlangsungan sebuah organisasi.
Proses kaderisasi ini melalui beberapa tahap yaitu recruitment, pembinaan, control dan evaluasi.

1.2. Tujuan Pengkaderan

Kaderisasi BEM KBMK UNSOED ini bertujuan mrmbentuk kader-kader yang sesuai dengan profil kader BEM KBMK Unsoed melalui
program-program pembinaan yang tepat dan berkelajutan untuk mendukung keberlangsungan roda perjalanan BEM KBMK Unsoed.

1.3. Fungsi Pengkaderan

Fungsi pengkaderan BEM KBMK Unsoed adalah :

a. Menindaklanjuti proses pengenalan organisasi

b. Mendukung upaya pemenuhan profil kader BEM KBMK Unsoed

c. Meningkatakan kualitas dan kuantitas kader

1.4. Asas Pengkaderan

Asas pengkaderan BEM KBMK Unsoed adalah :


a. Asas Konprehensif, yaitu bahwa kaderisasi berusaha mengembangkan berbagai potensi dan kompetensi individu dan ranah kerjanya
menyangkut berbagai aspek kemanusiaan dan kepribadian.

b. Asas Kontinuitas, yaitu bahwa system kaderisasi berlangsung terus menerus dan merupakan suatu budaya keorganisasian bukan semata
system atau program organisasi.

c. Asas integrasi, yaitu bahwa kaderisasi merupakan turunan langsung dari visi dan misi organisasi, serta seluruh ragam aktivitas yang
dilakukan oleh organisasi baik internal maupun ekstrenal merupakan pencapaian tujuan kaderisasi.

1.5. Muatan Kaderisasi

Muatan kaderisasi dalamBEM KBMK Unsoed adalah :

a. Muatan Latihan Kepemimpinan Organisasi

b. Muatan Penjagaan, melalui system p dari poenyediaan ladang amanah dan system pembinaan yang terdiri dari penyediaan ladang
amanah dan sistem control

BAB II

SISTEM PENGKADERAN

2.1 Pendahuluan

Kaderisasi merupakan hal yang penting dalam suatu organisasi. Suatu organisasi tida akan berjalan dengan baik apabiula tidak memiliki
penerus yang berkualitas akibat kaderisasi yang kurang baik bahkan mungkin akan kehilangan Sumber Daya Manusia yang dilmiliki.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang abaik adalah SDM memenuhi karakter atau profilkader organisasinya. Profil kader BEM KBMK
Unsoed adalah :
- Intelek : Kader BEM KBMK Unsoed harus memiliki kompetensi keilmuan di bangku kuliah maupun wawasan global
yang dapat menunjang aktivitas.

- Profesional : Kader BEM KBMK Unsoed cakap dalam berorganisasi

- Dinamis : Kader BEM KBMK Unsoed haruslah mempunyai jiwa dinamis, kreatif dalam berfikir, adaptif dalam
bergerak, komunikatif dalam berbicara serta inovatif dalam berorganisasi.

- Sehat : Kader BEM KBMK Unsoed adalah kader yang sehat secara jasmani, psikis dan social serta memiliki tanggung
jawab dalam menjaga kesehatan serta kebugaran diri secra mandiri.

Oleh karena itu, untuk membentuk kader BEM KBMK Unsoed yang sesuai dengan profil kader BEM KBMK Unsoed diperlukan suatu
sistem pengkaderan yang tepat dengan model pengkaderan seperti yang tertera di bawah ini.

2.2 Model pengkaderan

2.2.1. Alur Pengkaderan

Secara garis besar, alur pengkaderan BEM KBMK Unsoed adalah :

Recruitmen  Pembentukan  pembinaan :penyediaan ladang amal/amanah atau sistem control kader  penyediaan pelaku
kaderisasi. Berikut penjelasannya :
Recruitment

Pembentukan

Pembinaan

Penyediaan ladang amal Sistem Kontrol kader

Penyedian pelaku
kaderisasi

Keterangan :

1. Recruitemen

Pelaksanaan recruitment dimulai sejak registrasi maba dan ospek.

2. Pembentukan
Pembentukan kader berkulaitas melalui LKMM-TD 1, LKMM-TD 2 dan LKMM berjenjang berikutnya

3. Pembinaan

Penyediaan ladang beramal adanya manajemen terhadap SDM yang sudah dibentuk unutk mendapatkan dan melaksanakan amanh di
staf tiap-tiap departemen

Sistem Kontrol Kader : dilakukan secara langsung oleh Departemen PSDMO atau melalui menteri-menteri di tiap-tipa departemen
sebagai fasilitator proses Controlling

4. Penyediaan pelaku kaderisasi :

Setelah sistem control dan evaluasi dilakukan, kader yang sudah matang dan siap kemudian akan menduduki posisi sebagai pelaku
kaderisasi yang melakukan proses kaderisasi siklus berikutnya dari tahap awal.

2.2.2 Keterangan :

- Pelatihan/Up Grading bertahap contohnya melalui LKMM-TD 1 dan LKMM-TD 2

Muatan materi ;

1. TD 1 ; materi dasar kepemimpinan, seperti urgensi organisasi, tri gonom BEM SC OC, public speaking, visi misi organisasi dll

2. TD 2: lebih kea rah teknis organisasi yang diharapkan nantinya akan membantu kader unutk melaksanakan fungsi-fungsinya di
organisasi.

Bentuk penyempaian: seminar, games interaktif, simulasi dan diskusi

- Controlling dilakukan secara berkesinambungan dalam menilai kaektifan dan produktifitas kader oleh Departemen dan/atau menteri
dan presiden. Kemudian hasionya dievaluasi dalam forum kebersamaan BEM KBMK Unsoed
BAB III

EVALUASI DAN REKOMENDASI

Evaluasi sistem pengkaderan yang sudah berjalan selama ini :

1. Program selama ini pembentukan kader hanya dengan satu metode yaitu melalui LKKM-TD 1 yang dalam perjalanannya ternyata
menemui berbagai masalah yang berpengaruh terhadap organisasi. Masalah tersebut adalah kurang luasnya pengetahuan kader mengenai
materi LKMM-TD 1, sehingga butuh adaptasi dalam waktu yang cukup banyak ketika mandapat amanah di kepengurusan BEMsebelum
bekerja melaksanakan proker-proker kerja di tiap departemennya.

2. Sasaran pembentukan yang kurang luas, sehimngga pada saat plotting kader banyak kader yang beralih haluan organisasi yangb berakibat
poada kurangnya kader BEM KBMKUnsoed yang sudah melalui tahap pembentukan. Sehingga kualitas kader yang diberdayakan
tersebut dipertanyakan.

3. Tidak adanya atau kurangnya sitem controlling. Hal ini menyebabkan pelaku kaderisasi sulit mengetahui perkembagan kader-kader yang
dibentuknya, kemungkinan dalam kesalahan penempatan seorang kader dalam suatu wilayah kerja/amanah menjadi semakin besar.

Rekomendasi untuk pelaksanaamn sistem kaderisasi ke depan ;

1. Tingkatkan keefektifan proses pengkaderan dalam rangka meningkatakan kualitas kader BEM KBMK Unsoed

2. Perluas sasaran atau obyek kaderisasi untuk memperbanyak jumlah kader yang akan menjalankan roda keorganisasin di BEM KBMK
Unsoed ke depan

3. Perkuat sistem conttolling unutk menjagakulaitas para kader BEM KBMK Unsoed
SISTEM KADERISASI SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN UMUM (SEMAKU)

FK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1. Target Kaderisasi

a. Jangka panjang : membentuk kader yang paham akan grak langkah kemahasiswaan dan dapat berkontribusi maksimal unutk
kegiatan kemahasiswaan

b. Jangka Pendek : membentuk sebanyak mungkin kader strategis yang dapat memeberikan kontribusi bagi lembaga kemahasiswaan

2. Parangkat Kaderisasi

a. Wawancara sebagai sarana penyeleksian kader, di mana dilakukan oleh Ph dan coordinator masing-masing

b. Sistem Forum : dalam sistem ini, kader di transfer materi oleh kepengurusan lama, sehingga kader paham akan gerak langkah
lembaga sebelum nantinya para kader akan dimagangkan sesuai dengan bidangnya.

c. LDO ( Latihan Dasar Organisasi) setara dengan LKMM Lokal dengan materi LKMM disesuaikan.

3. Standar Mutu Kader

a. Pemantauan kader dilakukan oleh coordinator bidanh PSDM : Pemantauan dilakukan unutk mengetahui sejauh apa pencapaian
kader selda dalam lembaga bermahasiswaan

b. Evaluasi dilakukan unutk mengetahui apakah kader sudah diberdayakan maksimal sesuai dengan minat dan bakat yang ada
ALUR KADERISASI BEM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MABA MABA

PK2MABA

Kepanitiaan KRIMA Staff Magang

Open Recruitmen
Lembaga

Staff Lembaga

LKMM Dasar

Penjelasan :

1. MABA wajib mengikuti PK2MABA


2. Selama periode KRIMA, MABA diperbolehkan mengikuti kegiatan kepanitian tetapitidak diperbolehkan menggangu keikutsertaan di
KRIMA

3. Seluruh kegiatan kolegium yang melibatkan partisipasi MABA tidak diperkenankan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
PK2MABA dan KRIMA

4. Selama kurun waktu pelaksanaan KRIMA MABA berhak mengikuti staf magang BEM dan lembaga FKUB dengan tujuan magang
MABA berhak mengikuti Open Recruitmen lembaga untuk menjadi staff lembaga

5. Staff lembaga mengikuti LKMM dasar untuk mengokohkan kemampuan dalam berorganisasi.
ALUR KADERISASI BEM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GAJAH MADA

Alur Kaderisasi I

1. Stadium general – Stagen

2. Up grading –sslemmdunk (sekolah singkat lembaga-BEM dunk)

3. Forum Keluarga – Korden BEM ( Koordinasi internal BEM)

Alur kaderisasi II

1. Open recruitment - OH BEM

2. Open recruitmen – OREN

3. LDK (latihan Dasar Kepemimpinan)

4. Magang dan Suplemen

5. Tutup tahun
Stadium General Up grading

Forum Keluarga

Open House

Open Recruitment

LDK

Magang dan Suplemen


SISTEM KADERISASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPENOGORO

FORMAT ALUR KADERISASI INSTITUSI


Bab I : Pendahuluan
1.1. Pengertian Pengkaderan
Pengkaderan adalah usaha kaderisasi yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Kedokteran Umum Undip dengan bentuk
pendidikan, pelatihan dan pendampingan yang diselenggarakan secara terprogram, terpadu, terarah dan bertujuan untuk mencapai
tujuan pengkaderan KM KU Undip.

1.2. Tujuan Pengkaderan


Tujuan pengkaderan adalah untuk memantapkan sikap, wawasan, dan kemampuan kepemimpinan kader generasi muda
(meningkatkan kapasitas/kemampuan mahasiswa) sehingga mencapai sasaran terbentuknya tenaga ahli dalam organisasi.

1.3. Fungsi Pengkaderan


Fungsi pengkaderan adalah untuk menciptakan kader – kader yang lebih handal baik dalam sikap, wawasan, maupun kemampuan
kepemimpinan. Fungsi pengkaderan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponenegoro terangkum dalam sebuah rumusan “ N+1 < N
“, yang artinya kader –kader di masa mendatang harus lebih baik daripada kader – kader di masa sebelumnya.
Dengan berpatok pada rumusan itulah departeman PSDM FK Undip menjalankan fungsi dan tujuannya sebagai departemen
pengkaderan.

1.4. Asas Pengkaderan


1.4.1. Ketuhanan
1.4.2. Moral dan etika (Humanis)
1.4.3. Profesionalisme
1.4.4. Kepentingan masyarakat/mahasiswa (Need assesment)
1.4.5. Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan)
1.4.6. Ulur tangan (bukan campur tangan dan anggap sebagai mitra).

1.5 Muatan Pengkaderan


1. Kognisi (nilai) : wawasan yang luas, analitis
2. Afektif (sikap) : kejujuran, rasa tanggung jawab, keterbukaan terhadap ssuatu yang baru, orientasi ke depan, menghargai nilai-norma-tradisi, hasrat ingin
tahu (belajar terus menerus), kritis, objektif, kreatif, konstruktif, dinamis, disiplin, percaya diri, kematangan jiwa, kekeluargaan
3. Psikomotor (keterampilan) : kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, kemampuan manejemen diri-organisasi-kepemimpinan, kemampuan
bersosial kemasyarakatan

Bab II : Sistem Pengkaderan


2.1. Pendahuluan
2.2. Model Pengkaderan (dalam format bagan & uraian)
2.2.1. Alur kaderisasi
2.2.2. Deskripsi Singkat Kegiatan
 PMB Ceria
Suatu acara mengenai pengenalan mahasiswa baru terhadap lingkungan sekitar baik fisik maupun nonfisik yang dilakukan oleh
dekanat bersama mahasiswa
 MAGA (Magang Lembaga)
Suatu kegiatan berupa magang pada lembaga-lembaga minat dan bakat yang ada di FKU Undip. Bertujuan untuk memberikan
skill minimal dan wawasan serta sebagai rekomendasi dalam jenjang karir organisasi berikutnya.
Bersifat wajib jika ingin mengembangkan berbagai skill.
 LKMM PRA DASAR
Suatu pelatihan paling dasar tentang kepemimpinan dan manajemen untuk para mahasiswa.
Bersifat wajib dan mengikat untuk semua mahasiswa karena bertujuan agar para mahasiswa baru bisa beradaptasi dengan
lingkungan baru serta bisa memenuhi tuntutan masyarakat.
 LKMM DASAR
Suatu pelatihan lanjutan dari LKMM Pra Dasar yang ditujukan kepada para mahasiswa yang ingin mengasah softskill lebih
lanjut.
Materi dan cara penyampaian disesuaikan untuk menciptakan para kader penerus roda organisasi.
 TFT (Training For Trainer)
Sarana untuk menjadi seorang motivator doctor melalui pelatihan yang bekerjasama dengan biro trainer terkemuka di
Indonesia.
Demi terwujudnya cita-cita 7 Star doctor yang mampu menyembuhkan secara medik maupun non medik yaitu dengan
motivasi.
 LKMM LANJUTAN LAIN
Suatu pelatihan tingkat lanjutan yang diadakan oleh ISMKI atau Universitas dengan para pembicara yang handal dan materi
yang hebat. Disesuaikan untuk mencetak para kader handal pemimpin-pemimpin organisasi

Bab III : Evaluasi dan rekomendasi sistem pengkaderan di FK Undip


Sistem pengkaderan di FK Undip selama ini sudah berjalan dengan cukup baik. PMB, Maga, dan LKMM Pra Dasar sudah berjalan
dengan baik dengan jadwal yang sudah tersusun dengan baik pula walaupun ada masa steril selama 2 bulan bagi mahasiswa baru di FK
Undip.
LKMM dasar juga sudah berjalan dengan sangat bai selama ini. Namun, untuk TFT ( Training for Trainer belum bisa dilaksanakan
karena tidak adanya waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, pada tahun ini departemen PSDM mencoba untuk
mulai melaksanakan program TFT ini, agar alur kaderisasi di FK Undip berjalan dengan sempurna.
SISTEM KADERISASI BEM

FK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA


LDKMMKADER
MABA PENGENALAN PEMULA
LINGKUNGAN KAMPUS
(PLK)

PRA DASAR LDKMM

PENGURUS OPEN RECRUITMENT MAGANGERS


BEM FK

KADER KADER KARYA/PH(PRESIDEN, KADER


GUNA/DEPUTI MENTERI, KEPALA BIRO STRATEGIS/MPP
PENJELASAN ALUR
KADERISASI BEM FK

UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
HAMBATAN YANG DIHADAPI

1. Jumlah mahasiswa FK UNMUL terbatas, sedangkan unit kegiatan mahasiswa yang ada di FK UNMUL sama-sama membutuhkan SDM untuk
keberlangsungannya, sehingga ada beberapa SDM yang double job/overlapping amanah, sehingga kadang-kadang selalu ada yang terkorbankan.

2. Padatnya jadwal akademik

3. Banyak mahasiswa SO(study oriented)

4. Pergantian kurikulum dari konvensional ke kurikulum PBL, yang mengakibatkan alur sedikit berubah dan harus menyesuaikan lagi

5. Penyampaian alur informasi yang kurang dari pihak pengurus BEM tahun sebelumnya dengan pengurus BEM baru
SISTEM KADERISASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

A. Sistem Pengkaderan
System pengakderisasian di fakultas kedokteran UNLAM, dimulai dari adannya LDK, dimana LDK merupakan kegiatan pelatihan
kemahasisswaan yang dimulai dari tiap-tiap HIMA program study yang terdapat di fakultas. Sebagai informasi bahwa, kedokteran UNLAM
terdiri dari lima program study dengan empat HIMA, HIMA PSPD (pendidikan Dokter). HIMA PSKM (Kesehatan Masyarakat), HIMA
PSIK (keperawatan), HIMA PSI (Psikologi). Dan yang baru dibentuk ada PSKG (kedokteran Gigi) yang masih bergabung dengan HIMA
PSPD.
Setiap HIMA prodi mengadakan LDK untuk prodinya masing-masing dengan BEM FK UNLAM sebagai fasilitator dan pengawas
kegiatan LDK. dari LDK inilah dipilih mahasiswa terbaik dari Prodinya masing-masing dengan persentase 25 % di setiap Prodi untuk
diikutkan di LKMM Tingkat Fakultas.
Semua mahasiswa yang masuk dalam LKMM tingkat Fakultas diberikan Kegiatan Magang. Magang disini bertujuan agar mahasiswa
terbiasa dalam kegiatan keorganisasian, baik BEM ataupun HIMA.
Setelah LKMM tingkat Fakultas, kemudian dilanjutkan ke LKMM Tingkat Wilayah ataupun Nasional. System pengkaderisasian ini
dikembalikan ke HIMA Prodi masing-masing dengan BEM sebagai Fasilitator. Artinya, Setiap HIMA Prodi membawa nama Aliansinya
masing-masing. HIMA PSPD untuk ISMKI, HIMA PSKM untuk ISMKMI, HIMA PSIK untuk ILMIKI, HIMA PSI untuk HIMPSI.
Tujuan sistem pengkaderisasian FK UNLAM ini merupakan sistem baru dari periode kepengurusan yang baru. Tujuannya tidak lain
adalah agar mahasiswa lebih fokus dan terarah dalam organisasi sesuai dengan bidang profesinya masing-masing.
Dengan adanya koordinasi antara BEM dan HIMA. Dan PSDM BEM sebagai fasilitator untuk pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa. Sehingga FK UNLAM merangkul 4 aliansi yang berbeda untuk dikembangkan dan menghasilkan Mahasiswa yang
berkompeten.
B. Model Pengkaderan

Latihan Dasar Kepemimpinan


Latihan Dasar Kepemimpinan
(LDK)
(LDK)

HIMA PSPD HIMA PSKM HIMA PSI HIMA PSIK


HIMA PSPD HIMA PSKM HIMA PSI HIMA PSIK

25 % 25 % 25 % 25 %

LKMM
LKMM
Tingkat Fakultas
Tingkat Fakultas
MAGANG
MAGANG

LKMM
LKMM
Tingkat Wilayah & Nasional
Tingkat Wilayah & Nasional

ISMKI ISMKMI ILMIKI HIMPSI


ISMKI ISMKMI ILMIKI HIMPSI
C. Jenis Materi dan Bentuk Kegiatan Dalam Kaderisasi
Untuk materi dan kegiatan pengkaderisasian meliputi beberapa kegiatan, hal ini dilakukan dengan kegiatan berbeda. Tapi dalam materi ataupun
tujuan tidak berbeda. Intinya adalah Mahasiswa mengetahui arti penting menjadi mahasiswa serta persiapan menuju mahasiswa yang
berkompeten dalam beberapa aspek, memiliki pengetahuan dasar tentang jiwa-jiwa kepemimpinan serta aplikasinya, memiliki pengetahuan
dasar keorganisasian dan pengenalan kelembagaan dan dapat menjadi mahasiswa yang memiliki jiwa berfikir kritis untuk melihat segala
kejadian atau peristiwa yang terjadi dan dapat diaplikasikan.
SISTEM KADERISASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Pengkaderan


Pengkaderan secara khusus dalam penerapan Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (Sema FK UKM)
merupakan proses penerimaan untuk menjadi keluarga besar Sema FK UKM. Pengkaderan juga merupakan proses pengembangan potensi
anggota keluarga besar Sema FK UKM.
1.2. Tujuan Pengkaderan
Tujuan pengkaderan di FK UKM adalah untuk mendapatkan anggota keluarga besar Sema FK UKM dan selanjutnya untuk mendapatkan
calon anggota Badan Pengurus Harian (BPH) Sema FK UKM yang merupakan pengurus organisasi di dalam Sema FK UKM.
1.3. Fungsi Pengkaderan
 Mengenal lingkungan dan peraturan yang berlaku di FK UKM.
 Sebagai awal proses adaptasi di lingkungan FK UKM.
 Mempersiapkan calon-calon anggota BPH dan biro-biro di dalamnya.
 Membentuk pribadi yang kritis, tanggap, bertanggung jawab, disiplin, pantang menyerah, mampu berkomunikasi dan bersosialisasi
dengan baik serta memiliki solidaritas yang tinggi.
1.4. Asas Pengkaderan
Kekeluargaan, kemahasiswaan, kemasyarakatan yang demokratis, otonomi, berdasarkan disiplin Ilmu Kedokteran dan Etika Kedokteran.
1.5 Muatan Pengkaderan
 Pemahaman peraturan yang berlaku di FK UKM.
 Pemahaman struktur organisasi, peraturan beserta perangkat Sema FK UKM.
 Pengembangan soft skills dari potensi yang sudah maupun yang belum terbentuk.
 Mempersiapkan kader-kader yang berkompeten untuk mewakili nama Sema FK UKM di dalam maupun di luar universitas.

BAB II
SISTEM PENGKADERAN

2.1. Pendahuluan
Kegiatan pengkaderan di keluarga besar Sema FK UKM adalah wadah penerimaan anggota muda dan anggota biasa. Anggota muda
adalah mahasiswa baru FK UKM yang telah mengikuti acara penerimaan, dinyatakan lulus oleh panitia serta dilantik BPH. Anggota biasa
adalah anggota muda yang telah mengikuti kegiatan pengkaderan yang diadakan oleh BPH, dinyatakan diterima dan dilantik menjadi
anggota biasa oleh BPH.
Kegiatan kaderisasi di Sema FK UKM dilakukan sebanyak dua kali yaitu kegiatan penerimaan anggota muda dan kegiatan penerimaan
anggota biasa. Setelah itu dilakukan open recruitment sebagai sistem kaderisasi anggota BPH Sema FK UKM. BPH Sema FK UKM
memiliki biro-biro didalamnya. Untuk menjadi anggota biro-biro tersebut maka setiap mahasiswa FK UKM harus menjadi anggota biasa.
Kegiatan-kegiatan kaderisasi tersebut dilakukan oleh anggota biasa dari Sema FK UKM.
Dari uraian di atas, jelas tersurat bahwa sistem kaderisasi di Sema FK UKM adalah suatu sistem yang berkelanjutan.
2.2. Model Pengkaderan
2.2.1. Alur kaderisasi

MABA MEDFOS Anggota Muda

Anggota Biasa LKMM Dasar

Open Recruitmen Pengurus Senat


Anggota Biro

BAB III
EVALUASI

Materi yang diberikan dirasa sesuai dengan kebutuhan organisasi saat itu dan pemateri adalah orang – orang yang berkompeten dan
berpengalaman di organisasi. Belum adanya sistem controlling menyebabkan pelaku kaderisasi sulit mengetahui perkembangan kader – kader
yang dibentuknya. Disadari atau tidak sistem kaderisasi SEMA FK UKM masih jauh dari kata sempurna. Seiring dengan waktu diharapkan
adanya kemajuan baik dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dari system tersebut.
SISTEM KADERISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

BAB I

PENDAHULUAN

1. Sistem Kaderisasi BEM FK UNRAM adalah suatu sistem dan proses yang dibuat dan dilaksanakan oleh BEM FK UNRAM untuk
membentuk sumber daya manusia yang berkompeten, profesional dan bertanggungjawab dalam lingkup mahasiswa FK UNRAM sebagai
pemimpin baik dalam organisasi dalam dan luar BEM.

2. Departemen yang bertanggung jawab dalam kaderisasi BEM FK UNRAM adalah Departemen pengembangan sumber daya manusia dan
minat bakat (PSDM dan Minat Bakat) BEM FK UNRAM.

3. Tujuan Kaderisasi BEM FK UNRAM :

a. Membentuk mahasiswa FK UNRAM sebagai kader yang mampu memimpin baik dirinya sendiri maupun orang lain.

b. Membentuk regenerasi pemimpin yang nantinya akan mampu mengembangkan organisasi kampus terutama BEM FK UNRAM
dan UKMF FK UNRAM yang mengerti kepemimpinan dan manajemen organisasi

c. Meningkatkan rasa kebanggan dan peduli almamater, daerah dan tanah air Indonesia.

4. Muatan Pengakaderan :

a. Steering Committee (SC)  Pembuat konsep sistem kaderisasi, dibentuk oleh Dep. PSDM

b. Organizing Committe (OC)  Panitia Pelaksana sistem kaderisasi, dibentuk oleh Dep. PSDM
c. Controlling Committee  Pengawas sistem pengkaderan, berisikan Presiden, Wakil Presiden dan Kepala Departemen PSDM
BEM FK UNRAM.

d. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Semester 1 sd 5

e. BEM Universitas Mataram

f. BEM Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

g. Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (UKMF FK UNRAM)  SKI As-syifa FK UNRAM,
KMHD FK UNRAM, TBM Bumi Gora FK UNRAM, Neuromedic FK UNRAM, Paduan Suara FK UNRAM, UKF Sepakbola
FK UNRAM, UKF Basket FK UNRAM, UKF Bulutangkis FK UNRAM, UKF Koperasi Mahasiswa FK UNRAM.
BAB II

SISTEM KADERISASI

1. Concept Map

Mahasiswa Baru

Orientasi Universitas

Orientasi Fakultas

OPEN RECRUITMENT

Latihan Organisasi UKMF


Dasar

Mahasiswa Lama LKMM Tingkat LKMM Wilayah LKMM Nasional


Fakultas
Semester 3 sd 5

OPEN RECRUITMENT

BEM FK UNRAM Refreshment


2. Metode

Kaderisasi untuk mahasiswa baru dimulai sejak orientasi universitas (Keakraban dan Orientasi MahasiswaUniversitas Mataram  KARISMA UNRAM)
yang diadakan oleh BEM Universitas Mataram. KARISMA ini biasanya dilakukan selama dua hari, dimana kegiatannya berfokus pada perkenalan dan
promosi dari tiap UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Universitas Mataram serta perkenalan umum terhadap Universitas Mataram dan dunia
perkuliahan.

Materi yang diberikan pada waktu KARISMA ini antara lain:

1. Pengenalan Universitas Mataram serta fakultas-fakultas

2. Pengenalan BEM dan UKM-UKM Universitas Mataram

3. Materi kurikulum, akademik, dan pembayaran iuran

4. Materi untuk menanamkan disiplin dan rasa kemahasiswaan

Setelah orientasi Universitas ini, kemudian akan dilanjutkan dengan orientasi ditingkat Fakultas atau MEDIASTINUM (Masa Keakraban dan
Orientasi Tahunan Mahasiswa Kedokteran Universitas Mataram) yang dilakukan sebagai acara pengenalan kampus dan merupakan tonggak awal untuk
kaderisasi MABA. MEDIASTINUM dilaksanakan dengan menciptakan atmosfer perkuliahan sebagai kompetensi dasar bagi MABA memasuki dunia
perkuliahan yang masih baru bagi dirinya.

Materi yang diberikan sewaktu MEDIASTINUM adalah :

1. Materi Kurikulum, kegiatan akademik, dan fasilitas pembelajaran


2. Pengenalan Kampus Fakultas Kedokteran UNRAM
3. Pengenalan ISMKI, BEM dan UKMF
4. Penanaman rasa tanggung jawab dan kedisiplinan serta hormat MABA
5. Materi untuk peningkatkan kreatifitas MABA
Pada masa MEDIASTINUM ini dilakukaan open recruitment kepada mahasiswa-mahasiswa baru yang memiliki pengalaman organisasi bagus di kampusnya.
Mereka akan diikutkan dalam kegiatan-kegiatan BEM dan ditempatkan di masing-masing divisi BEM untuk kemudian dibina.

Setelah masa MEDIASTINUM, kira-kira 1 atau 2 bulan setelahnya dilaksanakan suatu pelatihan dasar bagi mahasiswa baru baik yang masuk dalam open
recruitment maupun yang tertarik bergabung di organisasi kampus khususnya BEM yang berisikan materi tentang :

1. Profil Organisasi

2. Manajemen Waktu

3. Dasar Manajemen

Lalu selesai pelatihan dasar organisasi dilaksanakan, setiap mahasiswa baru diperbolehkan memasuki Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas yang terdapat di
BEM Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Di dalam UKMF nantinya mereka juga akan dididik untuk mampu melanjutkan UKMF itu sendiri.

2 bulan menjelang pergantian BEM, LKMM Tingkat Fakultas akan dilaksanakan dengan peserta perwakilan dari UKMF (bisa maba atau mahasiswa lama
terbatas untuk semester 3 sd 5) dan seluruh pengurus BEM FK UNRAM itu sendiri. Materi yang diberikan mengikuti standarisasi dari PSDM ISMKI
Nasional yakni :

1. Character building dan integritas

2. Academic power

3. Achievement Motivation Training

4. Time Management

5. Kepemimpinan
6. Urgensi Organisasi

7. Profil Organisasi

8. Dasar managemen

9. Studium generale

Dari LKMM tingkat Fakultas inilah nantinya akan disaring dan dipantau calon-calon penerus BEM dan UKMF Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.
Mereka yang telah mendapatkan pelatihan tentang organisasi tentunya akan mampu dan tidak kaget dengan organisasi di kampus itu sendiri ketika telah
menjalaninya.

BEM FK Unram sendiri belum menerapkan magang tapi MABA telah mulai untuk diikutkan dalam kepanitiaan di acara-acara BEM. Pada awal tahun
kepengurusan BEM, dilaksanakan suatu pelatihan kepada seluruh pengurusnya yang bernama Refresment BEM. Dengan pelatihan ini, diharapkan para
pengurus baru BEM dapat memperoleh bekal ilmu keorganisasian dan sharing pengalaman dari pendahulunya.

Ringkasan :

Alur kaderisasi untuk BEM FK UNRAM melalui suatu jalur yang berjalan searah mulai dari :

MABA  MEDIASTINUM (Ospek Fakultas)  Open Recruitment  Pelatihan Dasar  UKMF  LKMM Fakultas  BEM FK  LKMM
Wilayah  LKMM Nasional

3. Open recruitment : dilaksanakan pada awal tahun ajaran dan menjelang kepengurusan BEM baru

4. Orientasi Fakultas (MEDIASTINUM)  untuk MABA, kompetensi dasar sebelum memasuki kampus

5. Pelatuhan Dasar  Pengenalan mendetail tentang organisasi kampus

LKMM Fakultas, Wilayah dan Nasional  latihan kepemimpinan dan manajerial, disesuaikan dengan PSDM ISMKI Nasional.
BAB III

PENUTUP

Sistem kaderisasi ini masih jauh dari sempurna dan dalam pelaksanaannyapun masih banyak kesalahan-kesalahan maupun hal-hal yang
terlewatkan. Kritik dan saran dari teman-teman BEM FK lainnya sangat kami harapkan. Mari terus berjuang kawan-kawan mahasiswa!!!Kerja
Keras Kita, Kejayaan FK!!!!Semangat!!!

BEM FK UNRAM

Secretariat

Jalan Pendidikan No. 37 Mataram 83125

E-mail : bem_fk_unram@yahoo.com

Phone/Fax : 081917987174 atau 0818546093


SISTEM KADERISASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA

KONSEP DASAR ORGANISASI KEMAHASISWAAN YANG BERLAKU UMUM

Untuk mengaktualisasikan dirinya mahasiswa mutlak memerlukan sebuah organisasi yang terstruktur melalui mekanisme yang jelas dan tetap
berpedoman pada kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku secara umum. Berkaitan dengan hal itu maka kita perlu merumuskan bentuk atau struktur
Organisasi Mahasiswa.

Di berbagai perguruan tinggi terutama yang sudah lebih lama settle, maka kita bisa menemukan beberapa corak struktural sistem organisasi
mahasiswa sebagai bahan perbandingan. Secara umum saat ini, mahasiswa di sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia menjalankan sistem
keorganisasiannya dengan prinsip Pemerintahan Mahasiswa.

Sistem Pemerintahan Mahasiswa (Student Government)

Sistem student government merupakan sebuah sistem pemerintahan mahasiswa yang sama halnya dengan Republik Indonesia menggunakan
sistem kepartaian atau pencalonan independen (non-partai) sebagai wadah aspirasi mahasiswa. Setiap partai berhak mengirimkan satu calon
ketua dan wakil ketua badan eksekutif, dan juga calon legislatif. Para calon tersebut nantinya akan berkompetisi mencari suara terbanyak baik
ditingkatan Universitas, fakultas maupun jurusan.

Berbeda dengan sistem senat, yang mana ketua senat dipilih oleh hanya perwakilan mahasiswa, pemilihan ketua dan wakil ketua dalam sistem
Student Government dipilih secara langsung oleh mahasiswa. Tentunya sistem ini adalah sistem yang dianggap paling demokratis hingga saat
ini.

Di dalam universitas kami terdapat dua lembaga utama :

1. Lembaga eksekutif oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)


2. Lembaga legislatif oleh BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa)

Selain itu, keorganisasian mahasiswa FK Ukrida tidak memiliki lembaga yudikatif, karena masih di bawah koordinasi pimpinan kampus dalam
hal ini rektorat akan tetapi hal tersebut bisa diantisipasi dengan pengambilalihan fungsi yudikatif di tangan legislator seperti yang selama ini
dijalankan di FK Ukrida. Seperti inilah mahasiswa menikmati reformasi dan demokrasi. Mahasiswa mengadopsi dan mengadaptasi sistem
pemerintahan negara ke dalam pemerintahan mahasiswa. Contohnya kalau di negara ini ada pemilu untuk memilih presiden maka dalam
pemeritahan mahasiswa di kampus pun ada pemilu yang memilih Presiden Mahasiswa atau Ketua BEM Universitas.

Presiden BEM yang baru dipilih dan dilantik langsung melakukan penyusunan anggota.

Pemilihan anggotanya pun melalui proses seleksi pada umumnya yang meliputi :

1. Pengumpulan CV

2. Riwayat berorganisasi
3. Wawancara

4. Dsb.

Semua mahasiswa FK Ukrida dapat berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan oleh BEM.

Bagi mahasiswa yang mempunyai keinginan untuk berorganisasi, setiap mahasiswa dapat menjadi anggota “magang”. Mahasiswa – mahasiswa tersebut bisa
belajar mengenai cara berorganisasi, serta cara untuk melatih jiwa kepemimpinan seseorang.

Supaya kaderisasi tetap berlanjut, setiap mahasiswa akan mendapat pelatihan softskill. Mahasiswa akan diajarkan bagaimana mereka bekerjasama dan hidup
di dalam masyarakat. Hal itulah yang akan diterapkan dalam organisasi BEM pada umumnya.
SISTEM KADERISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAHKUALA

System Kaderisasi

System kaderisasi di BEM Fakultas Kedokteran Unsyiah dilakukan oleh Biro Pemberdayaan Aparatur, sistemnya meliputi:

1. Open Recruitment, terdiri dari:


 Pengisian formulir: pemilihan 2 biro yang diinginkan
 Interview, dilakukan oleh Ketua BEM, Wakil Ketua BEM, Sekum BEM dan biro Pemberdayaan Aparatur
Interview terdiri dari: motivasi, keahlian, problem solving, psikotes

2. Pengumuman Hasil
Anggota BEM yang lulus open recruitment, belum ditentukan penempatan pada biro yang diinginkan.

3. Up Grading Pengurus
Pembekalan materi seputar keorganisasian secara umum meliputi motivasi organisasi, manajemen waktu, fund raising, project proposal, dll

4. Aktualisasi Project
BEM mengadakan beberapa kegiatan bisa dalam waktu bersamaan ataupun tidak dan kegiatan tersebut sepenuhnya diserahkan kepanitiaannya kepada
anggota baru.
5. Strukturalisme
Penempatan anggota di struktur BEM sesuai dengan keahlian dan diusahakan sesuai dengan biro yang diinginkan.

6. Training Human Development


Kegiatan pelatihan berkala yang diselenggarakan oleg BEM untuk semua anggotayang mencangkup manajemen komunikasi, teamwork, manajemen
isu, manajemen lobi dan lain-lain. Kegiatan ini dibuat dalam bentuk small group discussion.

7. Konsolidasi
Rihlah pengurus merupakan slaah satu bentuk kegiatan yang ebrtujuan untuk menyolidkan para pengurus dan membuat para anggota merasa memiliki
BEM. Kegiatan ini berisiskan tentang sharing antar bidang dengan biro pemberdayaan aparatur.

8. Rhesuffle Pengurus
Ini dilakukan untuk menghindari kejenuhan dari pengurus itu sendiri dan menambah pengalaman baru. Tentunya ini dilakukan setelah adanya
evaluasi dari biro pemberdayaan.
SISTEM KADERISASI
BEM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MAHASISWA
MAHASISWA
BARU
BARU

PROGRAM
PROGRAM
PENGENALAN KAMPUS
PENGENALAN KAMPUS

LKMM 1
LKMM 1
+
+
NILAI DASAR
NILAI DASAR
ISLAM
ISLAM

MENTORING
MENTORING

OUT PUT
LKMM 2 OUT PUT
LKMM 2
I Pendahuluan

Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang sukses di zamannya dan dapat mempersiapkan penerusnya, kaderisasi merupakan salah
satu hal yang penting dalam organisasi, sebab hal ini merupakan suatu yang mendasar dalam proses kepemimpinan, sebuah organisasi dapat
mempertahankan eksistensi dan keberlangsungan kerjanya melalui fungsi kaderisasi ini. Oleh karena itu BEM Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya membentuk sistem kaderisasi ini sebagai bukti persiapan membangun masa depan dan kuat di masanya.

II Tujuan

Adapun tujuan dari sistem kaderisasi ini adalah

1. Mempersiapkan mahasiswa baru Fk yang adaptif dengan kondisi akademik dan organisasi yang baru
2. Membentuk karakter pemimpin yang berlandaskan nilai agama
3. Melatih diri dalam bersosialisasi dalam komunitas
4. Membina kebersamaan di seluruh civitas akademika

III. Alur pengkaderan

1. Program Pengenalan Kampus (PPK)


Program pengenalan kampus adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengenalkan dunia baru yang di sebut kampus kepada mahasiswa
baru yang berada di FK Unsri, substansi yang ada di dalamnya meliputi pengenalan terhadap para petinggi yang ada di Universitas
Sriwijaya melalui penyambutan yang di lakukan rektorat, dekana , BEM Universitas dan BEM fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya, selanjutnya mahasiswa baru ini aka di bagi menjadi beberapa kelompok yang di bina oleh seorang penanggung jawab dari
BEM Fakultas, di sini lah semua mahasiswa baru dilatih untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang baru mereka kenal, dan di sinilah
mahasiswa baru akan di perkenalkan dengan lingkungan barunya.
2. LKMM 1 + Nilai dasar Islam
Karakter pemimpin dimiliki secara alami oleh setiap orang karena pada dasarnya setiap manusia pasti berani mengambil risiko dalam
hidupnya, akan tetapi sejauh mana karakter itu dapat berguna bagi dirinya dan orang lain ditentukan dari proses pembentukan karakter
diri dan pola pikir dari masing-masing orang, selain itu adalah bagaimana dirinya memanajemen diri dan orang lain.
Latihan kepemimpinan manajemen mahasiswa adalah program kaderisasi yang diharapkan dapat melahirkan seorang mahasiswa yang
memiliki karakter pemimpin yang kuat dan manajemen yang solid, LKMM ditambah dengan nilai-nilai agama diharapkan akan
menyempurnakan hal ini karena nilai agama akan menjadi dasar dalam diri setiap orang.
Kegiatan LKMM ini memiliki substansi pembinaan melalui pemberian materi kepemimpinan, manajemen dan agama oleh orang- orang
yang kompeten, kegiatan ini juga di isi dengan simulasi-simulasi yang dapat digunakan sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang di dapat

3. Mentoring
Mentoring adalah suatu forum diskusi yang bertitik beratkan pada nilai agama disamping pemberian motivasi oleh para mentor, kegiatan
ini dilakukan dalam sebuah kelompok yang beranggotakan 5-7 orang, subsransi kegiatan yang dimiliki meliputi pemberian tausyiah oleh
mahasiswa yang di tunjuk pada hari itu dan tauji yang di berikan oleh mentornya. Kegiatan ini bertujuan menjalin silaturahmi dan
bertukar pikiran antarmahasiswa

4. LKMM 2
Kegiatan Latihan kepemimpinan dan manajemen mahasiswa 2 adalah lanjutan dari alur pengkaderan yang ke dua, kegiatan ini bersifat
out door seperti outbond dan simulasi, dalam LKMM 2 ini mahasiswa baru di kondisikan untuk melakukan simulasi dan dapat melatih
kepemimpinan, menajemen dan integritas yang dimiliki di samping mereka dapat merefresh diri melalui kegiatan outbond yang
dilakukan
SISTEM KADERISASI

KEMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Dasar Pemikiran

Masa transisi yang sedang melanda bangsa Indonesia saat ini memberikan imbas kepada semua tingkat strata sosial. Dari tingkat grassroot
sampai dengan strata sosial paling tinggi, dalam hal ini para decision maker. Bicara dalam konteks kemahasiswaan, efek dari masa transisi ini tak
pelak telah merubah wajah pergerakan mahasiswa Indonesia. Hal tersebut nampak dari pergolakan ide dan ragam isu yang diangkat oleh kaum
intelektual ini. Secara empiris memang mahasiswa masih menjadi garda terdepan dalam mengusung wacana-wacana kekinian, baik seputar
kebijakan pemerintah maupu campur tangan pihak asing yang coba menyelipkan dan mengimplan ideologinya kedalam ideologi bangsa
Indonesia yang saat ini masih mengawang-awang. Tetapi hal yang empiris tersebut belum menjadi gambaran keseluruhan dari entitas yang
sedang disorot. Ibarat fenomena gunung es, pergerakan mahasiswa yang tampak sekarang hanya dimotori oleh segelintir mahasiswa yang dengan
lapang hati masih teguh memegang ideologinya. Fenomena tersebut disebabkan beberapa pertimbangan, pertama: tidak adanya isu sentral yang
diangkat oleh pergerakan mahasiswa, kedua: Efek dari arus globalisasi membuat para akademisi mulai mencari sebuah formula pendidikan, baik
secara institusi maupun kurikulum, yang mampu menghasilkan sarjana yang mampu berkompetensi dengan sarjana dari luar negeri. Sehingga
bermunculan trade mark baru tentang konsep sebuah pendidikan seperti pendidikan berbasis kompetensi, dan lain sebagainya. Perubahan sistem
pendidikan tersebut telah memaksa mahasiswa untuk lebih berorientasi pada masalah seputar akademik saja, ketiga: pertumbuhan iklim ekonomi
dan politik yang tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Ironisnya lagi pada saat sebagian entitas mahasiswa di suatu daerah sibuk
mengusung isu-isu politiknya, di daerah lain sebagian mahasiswa sibuk dengan banjir adrenalinnya yang termanifestasi dalam sebuah adu jotos
yang membawa-bawa nama institusi dan almamaternya. Seperti itukah wajah pergerakan mahasiswa sekarang? Tanpa maksud meng-over
generelasisasi-kan. Paling tidak itulah wajah pergerakan mahasiswa di sebuah Universitas yang menyandang gelar terbesar di Indonesia Timur,
Unhas dengan tetap mengusung semangat primordialnya, cauvinismenya, hedoismenya, dan isme-isme lain.

Unhas sebagai entitas yang termaktub di dalam paragraf sebelumnya sedang mengalami masa resesi di dalam kualitas maupun kualitasnya
sebagai sebuah pergerakan mahasiswa. Hal tersebut didukung fakta bahwa masih carut marutnya lembaga mahasiswa tingkat universitas sampai
saat ini. Angin yang berhembus di lembaga tingkat fakultas pun setali tiga uang, berkutat di ranah kurangnya kader potensil yang memilki sense
of crisis.

KEMA FK UNHAS dengan segala seluk beluk kegiatan kemahasiswaan memberikan warna tersendiri pada pola pergerakan mahasiswa di
Universitas Hasanuddin. Kema merupakan sebuah entitas heterogen dimana kader-kader penerus pergrakan mahasiswa di lingkup FK Unhas
berkiprah meneruskan nafas pergerakan mahasiswa. Sejak didirikannya lembaga ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan mahasiswa,
mengembangkan potensi kepemimpinan, manegerial, dan potensi lainnya. Konsep lembaga yang ideal terus diramu dan terus dikonsep untuk
menghasilkan sebuah formulasi konsep kelembagaan yang ideal yang bisa mengakomodasi semua kebutuhan mahasiswa dalam mengembangkan
potensi kemahasiswaannya.

Tetapi apa yang terjadi dengan KEMA FK UNHAS sekarang? Ternyata cita-cita agung yang dicanangkan para pendiri lembaga ini belum
terealisasi. KEMA FK UNHAS sekarang justru cenderung mengalami kemunduran. Baik kemunduran dalam sisi kualitas dan kuantitas
kelembagaan tetapi juga kader-kader potensil hasil out putnya. Kemunduran tersebut dapat terpetakandalam beberapa fenomena yang menyertai
gerak lembaga tersebut antara lain : belum adanya konsep lembaga yang ideal yang menjadi acuan untuk bergulirnya kegiatan kemahasiswaan
didalamnya, sehingga konsep lembaga yang ada saat ini hanya merupakan konsep lembaga yang sifatnya bongkar pasang dan tambal sulam
tergantung dari rezim kepemimpinan yang berkuasa. Tidak adanya benang merah antara satu kepengurusan dengan kepengurusan selanjutnya
juga merupakan salah satu faktor pemicu sehingga kepengurusan yang baru terbentuk selalu akan terkuras energinya untuk memulai dari nol,
coba membuat masalah baru sehingga akhirnya akan masuk kedalam lubang yang sama. Kepengurusan yang baru tidak mencoba untuk merunut
kembali visi dan misi kepengurusan sebelumnya sehingga pada saat menghadapi masalah yang sama mereka dapat menemukan jalan keluar
yang lebih baik. Kendala tersebut akan berimbas pada hal yang paling fundamental dalam sebuah organisasi, yakni sistem pengkaderan. Dengan
tidak pastinya iklim berlembaga, roda pengkaderan pun akan berjalan seiring dengan angin yang berhembus. Tidak adanya format pengkaderan
yang baku akan mengakibatkan lembaga tidak mampu untuk menghasilkan kader-kader potensial penerus organisasi, kader yang memiliki sense
of crisis dan kader yang memiliki potensi untuk memimpin keluar dari krisis pergerakan yang terjadi. Selain tidak pastinya konsep kelembagaan
yang ideal, konsep kelembagaan yang coba untuk dirintis terlalu usang untuk diterapkan di dalam lingkup Fakultas Kedokteran. Mengingat dasar
profesi kita adalah kesehatan, seharusnyalah iklim kelembagaan yang coba dibangun lebih bersifat profesional berorientasi kedepan sesuai
dengan disiplin profesi kita.

Akibat buruk yang menimpa KEMA FK UNHAS ini secara langsung berimbas pada mahasiswa yang ada di lingkup kerjanya. Mahasiswa
cenderung tidak mempunyai komitmen untuk berlembaga, karena lembaga yang mempunyai wewenang untuk itu tidak memiliki bargaining
position dan nilai praktis yang diharapkan dapat dimiliki oleh mahasiswa kedokteran yang berkecimpung di dalamnya. Sehingga social cost yang
ditimbulkan mahasiswa cenderung terhanyut dalam budaya-budaya komunal yang timbul dari sebuah sistem yang materialistik, sehingga
timbullah budaya-budaya hedonis yang akan menghasilkan kegiatan kemahasiswaan yang sifatnya hura-hura. Efek tersebut diperparah dengan
sistem pendidikan di Unhas yang coba berorientasi pada pasar, pendidikan berbasis kompetensi, dan secara khusus kurikulum pendidikan di
kedokteran yang berubah yang menuntut mahasiswa kedokteran untuk lebih intens dalam memperhatikan dan berkonsentrasi pada masalah
akademik saja. Dan segala keterpurukan tersebut maka semakin lebarlah jurang yang memisahkan antara dunia akademik dan dunia
kemahasiswaan.

KEMA FK UNHAS dalam peranannya sebagai wadah pengembangan diri dan perjuangan, dipandang perlu melakukan usaha secara sadar dan
terus menerus dalam membina kader-kader dalam suatu sistem pengkaderan yang terencana, terarah, terpadu, sistematis dan berkesinambungan.
Proses pengkaderan yang dilakukan sangat ditentukan oleh pedoman pengkaderan, pengelola latihan, fasilitas yang digunakan dan iklim yang
kondusif bagi perkembangan kualitas kader, yakni iklim yang menghargai prestasi individu, mendorong gairah belajar dan bekerja keras,
merangsang dialog, dan interakasi individu secara demokratis dan terbuka untuk membangun sikap kritis yang menumbuhkan pandangan
visioner dan merangsang timbulnya kepekaan dan kepedulian sosial.

Untuk memberikan panduan yang dilaksanakan dalam setiap pegkaderan KEMA FK UNHAS, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman
pengkaderan KEMA FK UNHAS sebagai strategi besar KEMA FK UNHAS untuk menjawab kebutuhan dan tantangan organisasi sesuai dengan
lingkungan sosial dan budaya yang berlaku dalam konteks zamannya.

I.2. Tujuan

Tujuan penyusunan Pedoman Pengkaderan KEMA FK UNHAS adalah sebagai pedoman umum sistem pengkaderan yang memberikan arah,
panduan dan pegangan bagi pelaksana program pengkaderan di KEMA FK UNHAS.

I.3. Landasan

Pedoman pengkaderan KEMA FK UNHAS dirumuskan berlandaskan pada :


1. Landasan Pokok
a. Pancasila
b. UUD 1945 / GBHN
c. UU Sisdiknas
d. Statua Universitas Hasanuddin
2. Landasn Konstitusional
a. AD ART KEMA FK UNHAS
3. Landasan Strategis Operasional
a. GBHO KEMA FK UNHAS
b. Program Kerja BEM FK UNHAS

I.4. Sistematika

Pedoman pengkaderan KEMA FK UNHAS disusun dengan sistematika sebagai berikut:


I. PENDAHULUAN
II. POKOK-POKOK PENGKADERAN
III. SISTEM PENGKADERAN
IV. MEKANISME PENGKADERAN
V. PENUTUP

BAB II
POKOK-POKOK PENGKADERAN

II.1. Pengertian

Dalam rangka memahami pengkaderan secara komprehensif dan terpadu, maka diperlukan adanya kesepahaman pengertian mengenai istilah-
istilah pengkaderan.
a. Kader adalah anggota KEMA FK UH yang telah berproses dalam pengkaderan organisasi KEMA FK UH.
b. Pengkaderan adalah usaha persiapan dan pembentukan kader.
c. Sistem Pengkaderan adalah keseluruhan komponen pengkaderan yang memiliki keterkaitan dan dilaksanakan secara sadar, terencana, tearah
dan terpadu, sistematis, dan berkesinambungan.
d. Manajemen Pengkaderan adalah proses pengelolaan sumber daya kader dan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan organisasi.
e. Mekanisme Pengkaderan adalah tahapan proses dalam melaksanakan kegiatan pengkaderan.
f. Asas adalah prinsip-prinsip tertentu yang dijadikan pegangan dalam pelaksanaan pengkaderan
g. Kurikulum adalah seperangkat program penunjang yang meliputi materi, metode, dan evaluasi dalam setiap komponen pengkaderan secara
sistematis.
h. Jadwal adalah rangkaian penyampaian materi secara berurutan dalam satuan waktu
i. Fasilitas adalah segala kemudahan yang bersifat material berupa sarana dan prasarana untuk mendukung proses pengkaderan
j. Fasilitator adalah kader yang berperan sebagai aktor pengelola dalam pengkaderan (SC maupun pendamping).
k. Pengorganisasian adalah penyelenggaraan pengkaderan dalam satu kesatuan organisasi dalam hal ini SC dan OC
l. Metode adalah cara kerja yang teratur, terencana dan memiliki arah/tujuan yang jelas
m. Instrumen adalah seperangkat media atau alat bantu yang dipergunakan dalam kegiatan pengkaderan
n. Proses adalah tahapan kegiatan yang terencana, terpadu, terarah dan berkesinambungan dari awal hingga akhir
o. Lingkungan adalah situasi dan kondisi dimana kegiatan pengkaderan dilaksanakan.

II.2. Tujuan Pengkaderan

Tujuan pengkaderan adalah membina kader-kader KEMA FK UNHAS yang berkualitas yang akan mewujudkan tujuan KEMA FK UNHAS.
II.3. Fungsi Pengkaderan

Fungsi pengkaderan adalah sebagai motor penggerak organisasi yang akan mendorong lahirnya usaha-usaha yang terencana, sistematis, terarah,
terpadu, dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan pengkaderan pada khususnya dan tujuan KEMA FK UNHAS pada umumnya.

II.4. Asas Pengkaderan

Asas pengkaderan adalah perinsip-prinsip dasar yang menjiwai pelaksanaan pengkaderan. Prinsip tersebut yaitu :
1) Asas keimanan dan ketakwaan yaitu setiap proses pengkaderan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.
2) Asas persaudaraan yaitu pengkaderan mampu memperkuat ikatan persaudaran dan keberasamaan antar kader.
3) Asas kemanusian yaitu pengkaderan memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat.
4) Asas kemandirian yaitu pengkaderan menciptakan kondisi yang dinamis untuk melahirkan kader-kader yang mandiri dalam berpikir, bersikap,
maupun dalam bertindak.
5) Asas pembelajaran yaitu pengkaderan dijadikan sebagai wadah pembelajaran bagi para kader.
6) Asas keteladanan yaitu pengkaderan harus memperhatikan aspek-aspek keteladanan sebagai faktor penting dalam proses pengkaderan.
7) Asas fleksibel yaitu pengkaderan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan atau metode yang kreatif dan inovatif selama tidak
menyimpang dari tujuan KEMA FK UNHAS.

5. Muatan pengkaderan

Muatan pengkaderan adalah isi/nilai yang ingin disosialisasikan atau diinternalisasikan dalam proses pengkaderan. Muatan pengkaderan ini tidak
bersifat membatasi tetapi memberikan arahan pengembangan sumber daya kader dan kelembagaan secara menyeluruh. Beberapa muatan/nilai
tersebut adalah :
a. Spritualitas yaitu setiap jenjang pengkaderan senantiasa mengikutsertakan penguatan aspek ketuhanan sehingga akan tercipta kader yang
memiliki kualitas keagamaan yang baik.
b. Humanitas yaitu kader dapat menyadari dan memahami etika pergaulan dan menjunjung tinggi nilai moral yang ada dalam lingkungannya.
c. Intelektualitas yaitu aspek dalam pembentukan mental kader yang mampu bersikap kritis, rasional, logis dan objektif dalam menyikapi
fenomena yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

d. Kepemimpinan, terdiri dari beberapa unsur :


a) Tanggung jawab, kader dalam menjalankan aktivitas kesehariannya dilandasi rasa penuh tanggung jawab akan hak dan kewajibannya.
b) Loyalitas, kader memiliki rasa pengabdian yang tinggi dan rasa kepemilikan terhadap lembaga kemahasiswaan.
c) Profesionalisme, kader memiliki jiwa profesional serta dapat mengembangkan sikap profesional baik kegiatan-kegiatan organisasi maupun
dalam kehidupan sehari-hari,
d) Integritas, kader mampu mengaktualisasikan dan menyelaraskan antara pemikirannya dengan sikap kesehariannya.
e) Kemandirian, kader dapat mengembangkan sikap yang mandiri, tidak tergantung pada pihak tertentu, sehingga tetap terjaga idealisme dan
independensinya.
e. Kemahasiswaan, kader dapat memahami identitas dan nilai-nilai kemahasiswaan secara integral dan holistik. Sadar akan tanggung jawab,
peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai mahasiswa.
f. Kelembagaan, pengkaderan memberikan pemahaman mengenai urgensi lembaga kemahasiswaan pada umumnya dan KEMA FK-Unhas pada
khususnya.
BAB III
SISTEM PENGKADERAN

III.1 Pendahuluan

Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat diharapkan menjadi pilar utama perjuangan penegakan nilai-nilai luhur kebenaran dan keadilan.
Identitas dan kapasitas intelektual yang dimiliki, melahirkan konsekuensi logis untuk melakukan berbagai bentuk pengabdian demi kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan tugasnya, mahasiswa harus tampil sebagai lokomotif perubahan dalam mengobati patologi
sosial yang terjadi di masyarakat maupun di dunia kampus.

KEMA FK UNHAS sebagai organisasi mahasiswa diharapkan menjadi alat perjuangan untuk mengejawantahkan gagasan dan aksi terhadap
rumusan cita-cita yang ingin dicapai yakni mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan tri darma perguruan tinggi. Demi mewujudkan tujuan
tersebut, maka setiap aktivitas keorganisasian diarahkan pada proses pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai, dan kemampuan
melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang mahasiswa, sikap dan wawasan yang melahirkan kritisisme, serta orientasi pada
kemampuan profesionalisme.

III.1.1. Paradigma Peran Dan Fungsi Mahasiswa

Secara garis besar, mahasiswa memiliki dua peran yang harus mereka jalani sebagai konsekuensi logis atas keberadaan mereka, yaitu:
A. Mahasiswa sebagai makhluk intelektual

Peran ini muncul sebagai implikasi keberadaannya yang merupakan bagian dari unsur penyusun tatanan kampus. Mereka adalah komponen
dengan jumlah terbesar, yang menjadi bagian dari civitas akademika, bersama dosen dan karyawan kampus.

Peran sebagai kaum intelektual yang mencari hakikat, kegunaan dan peranan ilmu dalam menjawab permasalahan-permasalahan kehidupan,
melekat dalam setiap geraknya, baik di dalam maupun di luar kampus. Kesadaran akan peranannya diharapkan dapat memunculkan sikap dan
pandangan pribadi yang berpedoman pada karakteristik yang objektif, rasional, logis, sistematis dan konstruktif dalam batasan nilai dan norma
yang ada.

Mahasiswa dihadapan almamater memiliki fungsi yang sama dengan unsur penyusun kampus yang lain seperti birokrat kampus dan dosen,
terutama dalam upaya melakukan panggilan terhadap ilmu. Kebebasan mimbar akademis, kedewasaan untuk berinovasi dan kebebasan ruang
gerak untuk berfikir bukan menjadi monopoli milik salah satu unsur penyusun kampus tetap menjadi sebuah fungsi yang akan dibawa dengan
sendirinya oleh setiap komponen ketika mereka telah teridentifikasikan sebagai bagian dari kampus yang merupakan institusi pendidikan.

B. Mahasiswa sebagai makhluk sosial

Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan mahasiswa sangat diharapkan oleh masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan dan
mendapatkan solusi realita sosial yang harus dihadapi masyarakat. Sekian asa senantiasa melekat pada dinding kampus dari masyarakat, atas
penghidupan yang lebih baik demi tercapainya tatanan masyarakat yang kokoh. Begitu banyak harapan yang disandang oleh masyarakat kepada
calon-calon dokter yang akan memimpin masyarakat secara langsung nantinya.
Mahasiswa, dalam hal ini para calon dokter adalah manusia yang merupakan makhluk sosial. Hal tersebut merupakan label awal yang akan
selalu melekat padanya, karena mereka suatu saat akan kembali lagi ketengah kehidupan aslinya, masyarakat. Keberadaan mahasiswa dalam
kampus hanyalah melakukan pencarian atas sekian pertanyaan kehidupan yang selama ini menjadi beban besar bagi masyarakat.

III.1.2. Lembaga Mahasiswa sebagai katalisator optimalisasi peran mahasiswa

Sebagai tempat berkumpulnya mahasiswa dengan beragam platform yang dia bawa tentang paradigma mereka dalam memandang realiatas
eksternalnya, lembaga mahasiswa memiliki peranan penting dalam merealisasikan semua peran mahasiswa baik sebagai makhluk sosial dan
makhluk intelektual. Kesamaan tujuan dalam komunitas yang ada pada sebuah lembaga akan dimanifestasikan dalam sebuah arahan lembaga
yang pada akhirnya akan difungsikan untuk mencapai tujuan yang telah menjadi consensus bersama. Dan secara umum, tujuan eksistensi
lembaga mahasiswa adalah untuk mencapai sekian idealitas yang diarahakan pada penjawaban atau keberadaan mahasiswa.

Peran dan fungsi yang melekat pada mahasiswa akan berimplikasi pada peran dan fungsi lembaga mahasiswa yaitu sebagai konstributor
penyelesain permasalahan realitas sosial yang dihadapi masyarakat dan kedua sebagai pusat pelayanan dan pengembangan intelektualitas
mahasiswa. Peran pertama akan menuntut lembaga mahasiswa untuk mampu memberikan kontrol atas kehidupan masyarakat dan mencarikan
jalan keluar atas realita mereka. Termasuk bagaimana kemudian roda kehidupan negeri ini berjalan. Dan penyediaan ruang gerak dalam
aktualisasi diri mahasiswa serta pengakomodiran aspirasi mereka dapat dijadikan sebagai sarana dalam melakukan pelayanan dan
pengembangan intelektualitasnya.

Oleh sebab itu, disinilah lembaga mahasiswa akan menjadi dinamisator dan katalisator menuju optimalisasi peran mahasiswa sebagai makhluk
intelektual dan makhluk sosial.

III.2. Kualitas Mahasiswa Ideal Kema FK Unhas


Kualitas mahasiswa ideal KEMA FK UNHAS adalah harapan yang ingin diwujudkan dalam pribadi anggota KEMA FK UNHAS yang mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam rangka perwujudan cita-cita organisasi.
Kualitas tersebut merupakan turunan atau derivasi dan tujuan KEMA FK UNHAS sebagai mana yang tercantum dalam pasal 11 Anggaran Dasar
KEMA FK UNHAS yaitu ”Mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan Tri Darma perguruan tinggi”. Yang terpaparkan sebagai berikut :
a. Kualitas mahasiswa yang ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa
1. Memiliki rasa empati pada persoalan-persoalan bangsa namun tidak bersifat reaktif tanpa pertimbangan.
2. Mengambil peran aktif dalam bidang kedokteran untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Kritis terhadap setiap langkah atau keadaan yang berlawanan dengan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Sadar akan kedudukan sebagai kaum intelektual yang harus melakukan tugas-tugas kemanusiaan.
b. Kualitas mahasiswa terpelajar
1. berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berpikir rasional, objektif dan kreatif.
2. memiliki kemampuan teoritis dan bersikap penuh kesadaran dalam menghadapi lingkungannya.
3. memiliki kemampuan dalam bidang ilmu kedokteran baik secara teoritis maupun teknis serta sanggup bekerja secara ilmiah.

c. Kualitas mahasiswa pembaru


1. sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari apa yang telah ada dan bergairah untuk menciptakan bentuk-bentuk baru
yang lebih baik. Penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan dan selalu mencari perbaikan maupun pembaruan.
2. bersifat independen dan terbuka sehingga potensi kreatifnya dapat berkembang.
d. Kualitas mahasiswa pengabdi masyarakat
1. ikhlas bekerja demi kepentingan masyarakat.
2. sadar membawa tugas mahasiswa pengabdi masyarakat, sehingga tidak hanya membuat dirinya lebih baik tetapi juga membuat kondisi
sekelilingnya menjadi baik.
3. bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunnya untuk kepentingan sesamanya.

III.3. Model Pengkaderan

Model pengkaderan KEMA FK UNHAS terdiri dari:

PENGKADERAN FORMAL
a. Pengertian
Pengkaderan formal adalah usaha kaderisasi yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Unhas dalam bentuk pendidikan, pelatihan dan pendampingan yang diselenggarakan secara terprogram, terpadu, terarah dan bertujuan untuk
mencapai tujuan pengkaderan KEMA FKUH.

b. Komponen
Pengkaderan Formal Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas memiliki komponen jenjang sebagai berikut :

A. Pengkaderan Formal Utama, yang meliputi :


1) Masa Penyambutan/Sosialisasi Almamater
2) Masa Pembinaan
3) Latihan Kader Tingkat I
4) Latihan Kader Tingkat II

B. Pengkaderan Formal Pendukung, yang meliputi :


1) Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan

C. Pengkaderan Formal Pelengkap, yang meliputi :


1) Pesantren Kilat
2) Pelatihan PPGD dan Sirkumsisi
3) Pelatihan Jurnalistik Dasar
4) Pelatihan Penelitian Dasar
5) Pelatihan pelengkap lainnya disesuaikan dengan hasil evaluasi pasca pelatihan dan need assesment warga belajar (output)

c. Hubungan Antar Komponen


1. Masa Penyambutan/Sosialisasi Almamater, Masa Pembinaan, Latihan Kader Tingkat I dan Latihan Kader Tingkat II merupakan komponen
utama dalam Pengkaderan Formal KEMA FKUH, berdasarkan AD/ART KEMA FKUH kelulusan hingga pada jenjang LK I menjadi syarat
peralihan status keanggotaan dari anggota muda menjadi anggota biasa dalam keanggotaan KEMA FKUH sehingga sifatnya wajib bagi setiap
mahasiswa (fardu a’in) dan selanjutnya kelulusan pada jenjang LK II menjadi syarat utama untuk menjadi ketua badan eksekutif maupun
legislatif ditingkat KEMA FKUH sehingga sifatnya tidak wajib atau pilihan dari mahasiswa yang berminat (fardu kifayah). Sementara Pelatihan
Fasilitator dan Pendamping serta pelatihan-pelatihan lainnya merupakan komponen pendukung dan pelengkap yang wajib dilaksanakan sebagai
penyempurna komponen pengkaderan utama.
2. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan non formal, hanyalah sebagai penyempurna dan spesialisasi saja yang merupakan komponen
pengkaderan yang tidak wajib atau tidak terstruktur dalam proses pengkaderan.
3. Jenjang
Dalam Pengkaderan Formal KEMA FKUH, memiliki jenjang sebagai berikut:
1) Pengkaderan Jenjang Dasar
Terdiri dari Masa Penyambutan/Sosialisasi Almamater, Masa Pembinaan, dan Latihan Kader Tingkat I
2) Pengkaderan Jenjang Lanjutan
Terdiri dari Perekrutan anggota Badan Khusus (TBM, Sinovia dan MYRC), Latihan Kader Tingkat II dan pelatihan Fasilitator & Pendampingan
4. Dalam Pengkaderan Non formal tidak memiliki jenjang sebagaimana Pengkaderan Formal, penyelenggaraanya berlaku fleksibel dan dapat
diikuti oleh semua mahasiswa sesuai kebutuhannya tanpa memandang status keanggotaan dan jenjang kaderisasi yang telah dilaluinya.

d. Aspek Pengembangan Pengkaderan


Aspek-aspek yang menjadi sasaran dalam pengembagan peserta di dalam pelaksanaan pengkaderan pada umumnya meliputi tiga aspek :
a. Kognitif
Aspek nalar atau intelektualitas, antara lain : kecerdasan berpikir, ketajaman pengamatan, ketepatan analisa, kepekaan, kemampuan kritis dan
lainnya
Aspek penguasaan pengetahuan dan informasi, antara lain : keluasan wawasan, perbendaharaan ilmu keagamaan, kedokteran, keorganisasian dan
ilmu pengetahuan lainnya
b. Afektif
Aspek kejiwaan dan watak, antara lain : semangat, motivasi, kesungguhan, keberanian, kesadaran, kepedulian, tanggung jawab dan aspek sikap
mental lainnya
Aspek tingkah laku atau tindakan sehari-hari, antara lain : moral etika dalam perkataan dan perbuatan, hubungan antar sesama, sopan santun,
kedisiplinan, dan lain-lain
c. Psikomotorik
Aspek kecakapan atau keterampilan (skill), antara lain : keterampilan memimpin, berkomunikasi, memecahkan masalah, meneliti, menulis,
sirkumsisi dan keterampilan yang bersifat teknis lainnya

PENGKADERAN NON FORMAL


Pengkaderan non formal adalah segala bentuk kegiatan di luar pengkaderan formal yang diikuti oleh mahasiswa baik anggota muda maupun
anggota biasa Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas yang dapat menunjang proses kaderisasi dan pencapaian tujuan pengkaderan.

Bentuk-Bentuk Pengkaderan Non formal


1. Melalui pendidikan atau pelatihan
Pendidikan dan pelatihan yang dimaksud yakni kegiatan-kegiatan yang memberikan peningkatan kapasitas maupun kompetensi baik dalam
aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik kepada mahasiswa. Pendidikan dan pelatihan ini tidak disertai dengan pedoman yang kaku dan
ketat karena dapat pula melibatkan pihak-pihak luar sebagai sarana pengembangan diri mahasiswa secara umum, misalnya pelatihan teknologi
informasi, pelatihan advokasi, kajian ilmiah kontemporer, seminar-seminar, dialog interaktif dan kegiatan lainnya yang sejenis.
2. Melalui Aktifitas
Yaitu berupa :
a) Aktifitas sebagai pengurus lembaga
b) Aktifitas dalam kepanitiaan
c) Aktifitas dalam kegiatan minat bakat
d) Aktifitas lainnya

BAB IV
MANAJEMEN PENGKADERAN

IV.1. Perencanaan (planing)

Merupakan suatu proses awal di dalam melakukan suatu kegiatan. Di mana pada perencanaan ini kita diharapkan dapat menggambarkan tema;
latar belakang, tujuan dan sasaran dari suatu kegiatan, dan apa-apa yang ingin dicapai.
IV.2. Pengorganisasian (orginizing)
Pengorganisasian merupakan usaha untuk mengalokasikan sumberdaya kader dan sumber daya organisasi dalam pencapaian target yang telah
direncanakan. Adapun komponen tersebut yatiu :
1. Instruktur dan Pengarah
yaitu seorang atau sebuah tim yang mempunyai wewenang untuk menjadi nara sumber dalam memberikan materi, mengelola sebuah forum dan
menjalankan proses pengkaderan . Instruktur dan pengarah ini merupakan fasilitator , motivator, dan aspirator, bagi para kader yang
didampinginya
2. Peserta Kader
Untuk kriteria jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas) peserta pada masing-masing komponen dan jenjang pengkaderan ditentukan berdasarkan
kekhususan dan kepentingan/kebutuhan masing-masing
3. Panitia
Mahasiswa yang bertatus anggota biasa yang dipilih secara langsung oleh Badan Eksekutif Mahasiswa melalui pemberdayaan anggota.
4. Sarana Pendukung
sarana pendukung merupakan alat kelengkapan yang sangat perlu diperhatikan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar, sarana pendukung
tersebut yaitu :
a. Lokasi/tempat
tempat kegiatan ini perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
· kondisi sosiologis dan lingkungan yang kondusif (secara fisik memadai secar ekologis sehat, bersih) untuk berlangsungnya kegiatan
(khususnyan pengkaderan formal)
· tersedianya MCK, tempat salat, dan tempat yang mencukupi jumlah peserta
· aksesbilitas yang terjangkau
b. Dana/biaya
Penyediaan dana menggunakan prinsip etis, halal dan sah
c. Media komunikasi
media komunikasi dapat berupa surat, pengumumam ataupun jurnal atau surat kabar
d. Administrasi
Adminitrasi ini diperlukan sebagai arsip agar dapat menjadi pembelajaran bagi kegiatan dan kepengurusan selanjutnya
1) biodata peserta
biodata ini memuat tentang identitas pribadi , latar belakang pendidikan , dan semua yang menyangkut tentang peserta agar memudahkan
pendataan.
2) daftar peserta
daftar ini memuat jumlah peserta lengkap dengan identitasnya

5. Kurikulum
Pengkaderan Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas menerapkan pola kurikulum campuran antara konvensional dan fleksibelitas
berdasarkan analisa kebutuhan pengkaderan (need asessment). Yaitu menyajikan kurikulum yang telah dirumuskan dengan proses penganalisaan
terhadap aspek kebutuhan mahasiswa. Dalam kurikulum tersebut harus memuat beberapa hal meliputi materi metode dan evaluasi dsb yang
disusun dalam satu kesatuan yang terpadu dan terkait dengan tujuan pengkaderan secara menyeluruh sehingga para pengelola dalam hal ini
steering committe (fasilitator dan pendamping) dapat langsung menerjemahkan secara teknis kegiatan yang dimaksud dengan tetap berpegang
pada kurikulum yang tersedia.

a. Materi
1). Materi pengkaderan diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori/kelompok materi yang merupakan kesatuan :
a) Kelompok Materi keagamaan, moral dan etika
b) Kelompok Materi Pengembangan Kemampuan Akademik
c) Kelompok Materi Ke-KEMA-an dan Kemahasiswaan
d) Kelompok Materi Manajemen, Keorganisasian dan Kepemimpinan
e) Kelompok Materi Sosial Kemasyarakatan
f) Kelompok Materi Kontemporer

2). Jenis materi dibagi dalam dua kategori :


a) Materi Wajib, adalah materi yang mesti diberikan berupa pilihan paket yang telah disusun. Materi tersebut merupakan materi dasar dan wajib
disajikan dalam proses pengkaderan, seperti materi Ke-KEMA-an
b) Materi Tambahan, yaitu materi yang isi dan muatannya disesuaikan dengan kebutuhan sebagai hasil analisa kebutuhan calon peserta. Materi
tambahan ini dapat juga bersifat penunjang, seperti muatan lokal yang kontemporer
3.) Bahasan adalah penjabaran sistematis dari setiap materi
4) Alokasi waktu adalah keseluruhan/durasi waktu yang dibutuhkan untuk satu materi
5). Referensi :buku-buku yang dapat menjadi acuan dalam membicarakan suatu wacana
b. Metode
Banyak metode yang dapat digunakan, diantaranya :
1) Pemanasan
2) Ceramah dan tanya jawab
3) Diskusi kelompok
4) Bermain peran (role play)
5) Simulasi
6) Diskusi pleno
7) Studi kasus
8) Curah pendapat (brainstorming)
9) Praktek lapangan
10) Energizer
11) Ice breaker

c. Media
Media atau alat bantu dapat berupa :
1) Bahan/materi/slide
2) Poster/gambar/foto
3) Film dokumenter
4) Alat permainan
5) Alat simulasi
6) Lembar tugas
7) Buku pegangan/ modul
8) Alat tulis

Pendampingan dan Tindak Lanjut


Proses terpenting pasca pelatihan adalah proses tindak lanjut (follow up) dan pendampingan. Oleh karena itu pada beberapa jenjang pengkaderan
diperlukan langkah-langkah pendampingan dan tindak lanjut sebagai berikut :
1) Pembentukan tim pendamping
2) Pemberdayaan/Pendayagunaan
3) Aktifitas Pendampingan

IV.3. Pelaksanaan (actuating)


Pelaksanaan yaitu usaha untuk merealisasikan rencana yang telah ada dengan menggunakan sumber daya yang telah disediakan. Dalam
pelaksanaan ini perlu diperhatikan beberapa aspek yaitu:
a. Aspek mekanisme kerja
b. Aspek komunikasi(pola hubungan) antar komponen
c. Aspek konsistensi
d. Aspek hambatam
e. Variabel pencapaian tujuan dan target

IV.4. Kontrol dan Evaluasi (controlling)


a. Pengertian Evaluasi
Pengertian evaluasi proses pengkaderan pada dasarnya merupakan pengamatan dan penilaian yang dilakukan secara sadar dan terencana
terhadap proses pengkaderan sebagai usaha perbaikan. Evaluasi dimaksudkan sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran yang mendekati
kebenaran dari hasil pengkaderan yang dilaksanakan dengan menggunakan pengukuran dan pertimbangan. Evaluasi itu perlu dilakukan oleh dan
terhadap setiap komponen yang ada hubungannya dengan proses pengkaderan. Penilaian terhadap peserta merupakan yang terpenting dalam
suatu proses pengkaderan, karena selain mempunyai hubungan dan pengaruh atas perbaikan kualitas kader itu sendiri, sekaligus merupakan
evaluasi terhadap hal-hal yang erat hubungannya dengan keberhasilan pendidikan seperti peranan Instruktur, metode yang digunakan, peralatan
yang tersedia serta pelaksanaan kegiatan pengkaderan.
Evaluasi pra pelatihan melalui need asessment dan sosialisasi, waktu pelatihan melalui evaluasi input yaitu evaluasi yang mengukur tingkat
pemahaman peserta terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan instrumen tertentu kemudian hasilnya digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk penentuan kelulusan (yudisium). Adapun indikator keberhasilannya akan diukur melalui :
1) Evaluasi Pra Pelatihan
2) Evaluasi Materi (ketika) Pelatihan
3) Evaluasi Pasca Pelatihan

b. Instrumen Evaluasi
1) Lembar Evaluasi; Yaitu kertas yang berupa isian (form) evaluasi mengenai setiap komponen pelatihan yang dinilai secara kuantitatif, dengan
memberikan angka (score) pada setiap komponen pelatihan tersebut.
2) Quisioner; Instrumen evaluasi dengan menggunakan daftar pertanyaan baik terbuka maupun tertutup, mengenai setiap komponen pelatihan
yang bersifat kualitatif.
3) Wawancara; Instrumen evaluasi yang menggunakan daftar pertanyaan dan dilakukan secara lisan terhadap peserta yang bersifat individual,
untuk mengetahui respons peserta tentang segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan.
4) Obsevarsi; Instrumen evaluasi yang berbentuk pengamatan yang bersifat kualitatif, dilakukan oleh Instruktur pada setiap saat dan meliputi
berbagai aspek yang terkait, dengan pelaksanaan pelatihan.
5) Survey; Instrumen evaluasi yang berbentuk pengamatan yang bersifat kuantitatif dengan atau tanpa menyebarkan daftar pertanyaan tertulis
kepada peserta mengenai berbagai aspek pelatihan

c. Evaluasi Proses Pengkaderan


Evaluasi ini meliputi beberapa komponen yaitu :
1) Peserta
Evaluasi untuk peserta dilakukan sejak mulai berproses sampai seleai aktivitas. Evaluasi ini dilaksanakan oleh SC. variabel evaluasi meliputi:
· respon
· kepribadian
· tingkat pemahaman
· kreatifitas
· kepemimpinan
2) Pengarah
Evaluasi ini bagi dua yaitu :
a) Evaluasi tim
· koordinasi
· kekompakan
· job description
· tanggung jawab
b) Evaluasi personal
· kepribadian
· kemampuan mengelola forum
· penguasaan materi
· tanggung jawab
· emosi
· administrasi

3) Intruktur
· Kepribadian
· Penguasaan materi
· Penguasaan forum
· Teknik penyajian
· Retorika
· Penampilan
4) Panitia
Evaluasi ini dilaksanakan oleh SC:
· perencanaan
· pembagian kerja
· koordinasi
· penyediaan akomodasi
· pelayanan terhadap peserta, pengarah, instruktur, dan lingkungan

BAB V
PENUTUP

Demikianlah gambaran umum tentang pengkaderan KEMA FKUH yang dirangkum dalam Pedoman Baku Pengkaderan Keluarga Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Unhas. Sesungguhnya keseluruhan konsep pemikiran yang terdapat dalam Pedoman Baku Pengkaderan Keluarga
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas ini tidak akan berguna dan pasti tidak akan berhasil jika semua komponen keluarga KEMA FK UNHAS
tidak memberikan dukungannya. Oleh karena itu, diharapkan warga KEMA FK UNHAS khususnya para pengurus Lembaga Kemahasiswaan
dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap pengkaderan saat ini sampai pada masa yang akan datang.
SISTEM KEDERISASI

FAKULTAS KEDOKTERAN HANG TUAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN PENGKADERAN

Suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan yang dilakukan secara sadar yang dilakukan baik secara
perorangan ataupun lembaga dalam rangka membangun dan menumbuhkembangkan aspek-aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik
mahasiswa kea rah yang lebih bijak sesuai dengan visi dan misi FK Universitas Hang Tuah Surabaya.

B. TUJUAN PENGKADERAN
1. Tujuan Umum
Membentuk mahasiswa mandiri yang berintegritas moral dan intelektual tinggi serta religius yang siap melayani masyarakat
sesuai kapasitasnya sebagai dokter.
2. Tujuan Khusus
- Memiliki visi kultur akademik
- Loyal terhadap almamater
- Memiliki semangat gerak dan moral yang tinggi untuk melakukan perubahan demi kebaikan almamater
- Berani membela kebenaran dan kebaikan
- Bertanggung jawab
- Berjiwa nasionalisme dan patriotism
3. Fungsi
- Mengenalkan sistim belajar di Universitas Hang Tuah Surabaya
- Mengenalkan fungsi dan peran organisasi kemahasiswaan kepada mahasiswa baru di Universitan Hang Tuah Surabaya
- Mengenalkan fungsi dan peran unsur birokrasi, fasilitas, dan sumber-sumber belajar di Universitas Hang Tuah Surabaya
- Memberikan materi kepemimpinan guna mencari kader – kader yang mampu meningkatkan nama baik almamater
4. Asas
1. azas independensi,diperuntukan bagi terciptanya organisasi

kemahasiswaan yang independen terlepas dari campur tangan pihak luar( birokrasi )

2) Azas penyadaran dan pencerahan, arah gerak organisasi kemahasiswaan ditujukan untuk melawan budaya-budaya pragmatis
dan oportunis sehingga kultur masyarakat ilmiah dapat diciptakan.

3) Azas inklusif, dibuat agar aspirasi mahasiswa dan setiap elemen

mahasiswa yang ada di Universitas FK Hang Tuah Surabaya dapat diterima dan menjadi wahana yang pluralisme menuju
kesatuan perjuangan sehingga terhindar lingkungan masyarakat dan

bangsanya. Selalu menerima pemikiran pembaharuan menuju kultur mahasiswa yang

kritis dan demokratis.

4) Azas kritis dan egaliter, dibuat untuk menciptakan mahasiswa yang peka

dan peduli terhadap lingkungan masyarakat dan bangsanya. Selalu menerima pemikiran

pembaharuan menuju kultur mahasiswa yang kritis dan demokratis.

5) Azas keadilan, organisasi ini dibuat agar proporsional program kerja yang berkaitan dengan agama tertentu sudah tidak ada
lagi, porsi tersebut diberikan

sepenuhnya kepada organisasi kemahasiswaan atau lembaga mahasiswa yang berdasarkan pada agama.

5. Muatan
- LKMM TM
- LKMM TD
1. Merumuskan gagasan awal sesuai dengan kondisi lingkungan (SWOT)
2. Kemampuan menumbuhkan suasana kondusif dalam kepanitiaan
3. Perumusan rencana dalan langkah kongkret untuk mewujudkan gagasan awal
4. Team Building
BAB II

SISTEM PENGKADERAN

Sistem Pengkaderan di Universitas Hang Tuah Surabaya sesuai dengan visi dan misi FK Hang Tuah Surabaya.

- VISI : Mengembangkan Ilmu Kedokteran melalaui Tridharma Perguruan Tinggi dengan wawasan Ilmu Pengetahuan dan
Tekhnologi Kelautan
- MISI : Menghasilkan DOKTER yang mampu menguasai dan mengembangkan Ilmu Kedokteran dengan wawasan Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi Kelautan, bermoral Pancasila,menaati Undang – Undang Dasar 1945 dalam
bersikap<berpengetahuan dan berketerampilan
Model Pengkaderan

OSPEK (proses pengenalan kampus)

OPEN RECRUITMEN(mencari calon – calon pengurus sesuai dengan bakat dan minat)

LKMM TD (pemberian materi tentang organisasi dengan segala permasalahannya)

EVALUASI LKMM TD (penerapan dari LKMM TD)

LKMM TM (mempersiapan anggota selanjutnya untuk memimpin BEM)

SIKLUS BARU(REGENERASI)
SISTEM KADERISASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Dunia kedokteran terus mengalami perubahan. Dokter tidak hanya diminta untuk menyiapkan diri sebaik-baiknya dalam bidang ilmu kedokteran, tapi kini,
dia juga dituntut untuk bisa menjadi solusi bagi masyarakat. Pendidikan kedokteran yang berlangsung selama kurang lebih 3,5 tahun di masa PPSK (Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran) yang disambung dengan kurang lebih 2 tahun di masa P3D (Program Pendidikan Profesi Dokter) merupakan masa optimal
yang harus digunakan dalam proses pencetakan dokter-dokter unggulan, yaitu, dia yang memiliki kompetensi untuk menjawab masalah yang lahir dari
kebutuhan akibat perkembangan dunia kedokteran khususnya dan perkembangan zaman pada umumnya. Kompetensi-kompetensi ini kemudian diturunkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia sebagai Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) dan oleh World Health Organization (WHO) sebagai kompetensi 5
stars doctor (community leader, manager, care provider, decision-maker, dan communicator) yang kemudian disesuaikan di Indonesia dengan dua kompetensi
tambahan, yaitu researcher dan spiritual (Iman-Taqwa).
GBHPK ini lahir dikarenakan kesadaran pengoptimalan masa mahasiswa sebagai masa pembinaan diri. Dalam dunia mahasiswa, kita memiliki mimpi akan
terbentuknya kultur kemahasiswaan FK UNPAD yang adaptif-dinamis, aktif, kritis, kreatif, cerdas, produktif, memiliki daya dobrak, dan tentu saja memberi
kontribusi positif baik bagi kalangan intern, yaitu mahasiswanya sendiri, dan kalangan ekstern, yaitu masyarakat umum. Akan tetapi, kesadaran terhadap
kebutuhan untuk terlibat secara aktif di dunia kemahasiswaan ataupun pengoptimalan masa mahasiswa belum menjadi konsep yang diterima secara umum
oleh mahasiswa FK UNPAD. Dunia kemahasiswaan idealnya diyakini sebagai wadah optimal pengembangan diri dalam rangka pembentukan karakter
menuju terciptanya pribadi dokter paripurna yang mumpuni. Kesadaran untuk terlibat aktif dalam dunia kemahasiswaan diperlukan untuk menjadi aspek yang
saling melengkapi dengan kegiatan akademis.

Secara konseptual, kaderisasi terpahami sebagai proses pembinaan. Pembinaan merupakan kegiatan pengoptimalan daya pikir dan berpartisipasi langsung,
yang menjadi suatu kesatuan proses, dan pada akhirnya akan membentuk karakter. Pada akhirnya karakter-karakter tersebut haruslah merupakan nilai-nilai
yang diamalkan baik saat menjalani kehidupan akademis, non-akademis, dan terutama saat menjalani kehidupan sebagai dokter kedepannya. GBHPK ini lahir
sebagai salah satu usaha mewujudkan kampus FK UNPAD menjadi tempat optimal pengembangan potensi diri seorang manusia dan para calon dokter masa
depan.
2. Definisi

Acuan proses pembinaan dan kaderisasi di setiap fase kemahasiswaan yang menjadi koridor gerak bagi setiap elemen terkait, terutama Seksi Pembinaan dan
Kaderisasi Senat Mahasiswa FK UNPAD, demi terbentuknya alumni PPSK FK UNPAD yang paripurna. Melalui kegiatan: OSPEK, MABIM, SUPERCAMP,
dan Pembinaan Berkelanjutan.

3. Landasan
a. Tridharma perguruan tinggi
b. Standar Kompetensi Dokter Indonesia
c. 7 stars doctor
d. Deklarasi Hasanuddin
e. Aspirasi Mahasiswa
f. Visi dan misi Senat Mahasiswa FK UNPAD

4. Tujuan
a. Menuntun dan memagari proses pembinaan dan kaderisasi mahasiswa yang menyeluruh, sinergis dan berkelanjutan dalam menjawab kebutuhan
terbentuknya dokter yang paripurna.
b. Memastikan regenerasi dan keberlangsungan nilai-nilai kemahasiswaan.
c. Terciptanya pertumbuhan kemahasiswaan yang dinamis, aktif, terintegrasi dan kontributif.
d. Membentuk alumni PPSK FK UNPAD sebagai generasi calon dokter yang berkarakter, kompeten, memiliki visi dan menjunjung tinggi kode etik
kedokteran.
e. Mengoptimalkan potensi yang mungkin dicapai mahasiswa dan Senat Mahasiswa FK UNPAD secara keseluruhan.
BAB II
PEMBINAAN dan ALUR KADERISASI

1. Gambaran umum

2. Tahap1 (Tahap Partisipasi)


a. Penjelasan
Tahap partisipasi terutama ditujukan untuk seluruh mahasiswa yang berada pada semester 1. Pada tahap ini, mahasiswa baru memasuki dunia perkuliahan.
Oleh karena itu, dibutuhkan penyadaran mengenai status sebagai mahasiswa dan calon dokter, serta tanggung jawab yang mengikat dibaliknya. Mahasiswa
tahap 1 dibimbing untuk merumuskan visi hidup dengan menganalisis kelebihan dan kekurangan serta minat dan bakat dirinya, untuk bisa beradaptasi
terutama dalam hal akademik, untuk memiliki bekal analisis tentang wawasan dunia kedokteran, untuk memiliki kepekaan sosial, untuk bisa menjadi
pemimpin bagi dirinya sendiri, melakukan pengaturan secara efektif dan efisien, baik terhadap waktu, diri, maupun kegiatan, dan juga dibimbing untuk bisa
bekerjasama dalam tim. Penyampaian materi dapat dilakukan satu arah mengingat banyaknya nilai yang harus ditanamkan, namun metode pun harus
dipikirkan dengan baik, karena bukan hanya pemberian materi, tetapi proses yang diberikan haruslah juga mengembangkan individu.
Kaderisasi, yang didalamnya termasuk proses pembinaan, pada tahap partisipasi merupakan kaderisasi satu gerbang. Semua nilai dasar yang harus menjadi
bekal mahasiswa untuk menjalani kehidupan akademik dan kemahasiswaan diberikan disini. Kaderisasi satu gerbang dilakukan dengan harapan adanya
pemerataan pemberian kompetensi dasar bagi semua mahasiswa baru. Pada tahap partisipasi, semua mahasiswa dinamakan anggota muda. Kemudian setelah
dinyatakan lulus dari tahap 1, mahasiswa dinamakan anggota penuh. Penamaan ini juga berpengaruh pada keanggotaan organisasi mahasiswa. Anggota muda
belum diperkenankan untuk terlibat dalam dunia keorganisasian secara penuh, hal ini juga ditujukan untuk memfokuskan tahap 1 sebagai tahap penanaman
nilai secara besar-besaran.
Kaderisasi tahap 1 merupakan momen penyambutan sekaligus pengenalan seluruh mahasiswa baru yang dipersiapkan untuk menjadi insan akademis dan juga
mengerti tugas fungsi peran kemahasiswaannya. Mahasiswa baru akan mengalami suatu proses yang dapat membuat mereka memahami status barunya
sebagai mahasiswa, budaya dan nilai yang ada di FK UNPAD, kesadaran berorganisasi, dan arti pendidikan. Penting bagi mahasiswa baru untuk memperoleh
pemahaman sejak dini bahwa pendidikan adalah pembangunan atau investasi masa depan yang dilakukan untuk membentuk SDM bangsa yang berkualitas,
apalagi bagi para calon dokter, pendidikan menjadi aspek vital yang harus dioptimalkan.

Setelah mahasiswa telah siap menjadi insan akademis yang mengerti tugas, fungsi, dan peran mahasiswa, diharapkan mahasiswa telah memulai menggali dan
mengembangkan minat dan bakatnya demi terwujudnya profil mahasiswa yang aktif dan prestatif. Karena selain dalam aspek akademis, mahasiswa
diharapkan berkembang dan berprestasi dalam aspek minat dan bakat yang mereka miliki.
Pada tahap ini, mulai ditanamkan rasa kepemilikan (sense of belonging) terhadap FK UNPAD dan kemahasiswaan FK UNPAD. Pendalaman pada tahap ini
berupa penanaman rasa kekeluargaan dan persatuan angkatan juga penggalian potensi diri pada mahasiswa. Dalam alur kaderisasi, mereka disiapkan untuk
bisa berada di pos-pos kemahasiswaan manapun, sedangkan untuk isi pembinaan dari tahap ini, pada intinya adalah pembekelan kompetensi-kompetensi
dasar seperti leadership, managerial, kepekaan sosial sebagai care provider, adaptasi terhadap dunia akademik, kedisiplinan, ketahanan terhadap tekanan,
respek, dan pengenalan-pembiasaan nilai-nilai yang berlaku di FK UNPAD.
Tahap ini dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama adalah sesi persiapan dimana mahasiswa ditanamkan nilai-nilai dasar sebelum dirasa siap untuk
mengaplikasikannya langsung. Sesi ini juga berlaku pada UKM keagamaan. Sesi persiapan dimulai sejak pembukaan MABIM sampai sebelum Supercamp.
Sesi kedua adalah sesi aplikasi dimana mahasiswa mulai diarahkan untuk mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang diberikan selama mabim. Sesi aplikasi ini
dimulai sejak Supercamp sampai penutupan MABIM, yaitu akhir semester pertama.
b. Profil mahasiswa ideal
Mampu menyadari sekaligus bertanggung jawab atas status diri sebagai mahasiswa dan calon dokter
Mampu merumuskan visi dan misi hidup berdasarkan analisis kelebihan dan kekurangan diri
Mampu beradaptasi dalam hal akademik maupun non akademik agar dapat bertahan di dunia kemahasiswaan
Mempunyai rasa kepemilikan (sense of belonging) terhadap FK UNPAD dan kemahasiswaan FK UNPAD
Mampu memahami konpetensi-kompetensi dasar sebagai seorang mahasiswa agar dapat mempersiapkan kemampuan diri untuk melanjutkan ke tahap
berikutnya
Mampu melatih kepekaan tehadap hal-hal sekecil apapun disekitar agar dapat menjadi mahasiswa kedokteran yang memiliki kesadaran diri
Mampu menganalisis dan mengoptimalkan minat dan bakat yang mahasiswa miliki

3. Tahap 2 (Afiliasi)
a. Penjelasan
Tahap Afiliasi ini terutama ditujukan untuk mahasiswa yang berada pada semester 2 dan 3. Tahap ini merupakan tahap lanjutan setelah mahasiswa melewati
tahap partisipasi di semester pertama. Pada tahap ini, mahasiswa telah mendapat status sebagai anggota penuh dalam organisasi kemahasiswaan. Setelah
menjalani posisi sebagai objek dari masa pembinaan pada tahap pertama ,mahasiswa tahap kedua diarahkan untuk dapat memiliki kepekaan diri terhadap
permasalahan kemahasiswaan yang terjadi,baik dalam ruang lingkup angkatan, fakultas, maupun universitas.
Pada tahap afiliasi, mahasiswa diharapkan telah menempati pos-pos tahap awal kepengurusan organisasi kemahasiswaan. Agar organisasi kemahasiswaan
tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya serta maju dan berkembang, maka mahasiswa pada tahap ini diharapkan telah dapat memahami orientasi
organisasi mencakup pengenalan terhadap esensi, tujuan, sampai pada struktur organisasi. Untuk memenuhi kebutuhan akan kemampuan tersebut, maka
diperlukan sebuah proses pengenalan dan penanaman nilai-nilai organisasi. Penanaman nilai tersebut didapat melalui proses kaderisasi keorganisasian dengan
pemberian nilai-nilai keorganisasian searah maupun dua arah, karena pada proses kaderisasi ini, banyak nilai-nilai esensi organisasi kemahasiswaan yang
harus benar-benar ditanamkan kepada mahasiswa tahap dua.
Setelah memahami nilai-nilai esensi organisasi kemahasiswaan, mahasiswa tahap dua yang telah menjadi bagian dari keanggotaan dalam organisasi
kemahasiswaan diharapkan akan menjadi cikal bakal penggerak dan pembangun organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa pada tahapan ini akan dihadapkan
pada kondisi pergerakan kemahasiswaan yang melibatkan banyak aspek berbeda sehingga akan terjadi pertukaran pendapat dalam rapat atau diskusi . Untuk
itu, mahasiswa pada tahap ini diharapkan memiliki kemampuan manajemen rapat yang mumpuni, mampu berbicara di depan umum dengan baik, mampu
mengatur keseimbangan dalam penggunaan waktu, mampu menganalisis dan menyelesaikan masalah, serta mampu memilih kepentingan berdasarkan
prioritas. manajemen rapat diberikan agar rapat yang diadakan berjalan efektif ,tepat sasaran dan sinergis antara menghasilkan keputusan dan
menjalankannya. Untuk memenuhi kompetensi-kompetensi tersebut, cara yang disarankan adalah workshop, training, serta sharing-sharing masalah
keorganisasian dengan senior-senior yang jauh lebih berpengalaman.
Mahasiswa tahap ini juga disiapkan untuk bisa menempati tahap selanjutnya,baik secara struktural maupun fungsional dalam mengisi pos-pos penting
dibidang kemahasiswaan. Persiapan ini melingkupi mental, sosial maupun kompetensi yang menunjang untuk memasuki tahap tersebut.

b. Profil mahasiswa ideal


Memahami orientasi organisasi, mencakup pengenalan terhadap esensi, tujuan, sampai pada struktur organisasi
Dapat memenuhi kebutuhan pergerakan organisasi, mengembangkan serta memajukan organisasi dengan mengembangkan kemampuan diri dalam
manajemen rapat, public speaking, team work team building, dan manajemen konflik.
Dapat memenuhi kebutuhan diri dalam menjalani kehidupan kemahasiswaan, ditunjang dengan kemampuan mahasiswa dalam manajemen waktu, manajeman
stress, dan manajeman prioritas.

4. Tahap 3 (Kontribusi)
a. Penjelasan
Tahap ketiga terutama ditujukan untuk mahasiswa yang berada pada semester 4 dan 5. Pada tahap ini, mahasiswa diharapkan menempati posisi pimpinan baik
secara struktural maupun fungsional dalam sebuah organisasi. kondisi ini menuntut mahasiswa yang seharusnya telah memiliki kapasitas serta kapabilitas
handal untuk selalu berusaha membawa organisasi tersebut teraktualisasikan kedalam potensi tertingginya. Dalam mencapai kondisi organisasi ideal dimana
nilai-nilai yang telah ditanamkan dalam organisasi tersebut tercapai, diperlukan beberapa kompetensi di dalam diri mahasiswa seperti kemampuan untuk
mengarahkan anggota dan organisasi tersebut kearah tujuan dasar, bersikap matang, mawas diri sebagai panutan, dapat berfikir proaktif dan sinergis, serta
dapat berkomunikasi secara efektif dalam diskusi dan dalam penyelesaian masalah.
Berdasarkan penjabaran diatas maka tahap ini dinamakan tahap kontribusi, dimana mahasiswa berusaha untuk menerapkan nilai-nilai yang dia miliki tetapi
tidak menutup kemungkinan untuk terus menggali kompetensi diri. Aktifitas yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mencapai kriteria ideal mahasiswa dalam
tahap ini adalah dengan pemberian beragam pelatihan kepemimpinan untuk menambah wawasan serta bekal mahasiswa, menambah frekuensi diskusi melalui
kegiatan-kegiatan berbasis masalah, pemberian tanggung jawab dalam kegiatan yang diadakan dan dijalankan, dan pada akhir pengujian diri ini, mahasiswa
diharapkan untuk melakukan evaluasi sehingga bisa dijadikan bahan pengembangan kualitas diri, kualitas anggota, serta pengembangan kualitas organisasi
yang bersangkutan secara langsung. Dengan aktifitas yang dilaksanakan mahasiswa tingkat tiga ini pula harus memastikan keutuhan akan anggota organisasi
yang bersangkutan, jalannya seluruh kegiatan yang dilaksanakan, dan kegiatan lain dalam rangka pembangunan karakter diri serta orang lain.
b. Profil Mahasiswa ideal
Mampu menganalisis dan menyelesaikan masalah dengan pikiran terbuka serta dapat mengaktualisasi nilai-nilai sebagai pemimpin organisasi kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Mampu memiliki pembawaan yang baik sesuai karakter masing-masing yang akan menjadi panutan tahap-tahap dibawahnya.
Mampu memiliki sikap untuk terus menggali dan mengembangkan potensi diri untuk mencapai tahapan selanjutnya.
Mampu memiliki kemampuan berfikir secara proaktif dan sinergis yang memungkinkan mahasiswa untuk mampu membuat keputusan dengan tepat, cermat,
dan berdaya guna.
Mampu memahami potensi kemahasiswaan FK Unpad dari segi aspek sumber daya manusia dan sistem kemahasiswaan serta mampu mengarahkan juga
mengembangkan potensi tersebut seoptimal mungkin.
Mampu menjaga keberlangsungan organisasi yang mencakup rumah tangga, kesesuaian tujuan, penerapan nilai, keutuhan dan pengembangan anggota, serta
proses kaderisasi.

5. Tahap 4 (Supervisi)
a. Penjelasan
Sesuai dengan kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran saat ini, mahasiswa semester enam dan tujuh merupakan tahap akhir dalam program
studi sarjana kedokteran, sehingga tahap ini merupakan jenjang terakhir dalam alur pembinaan dan kaderisasi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran. Mahasiswa tahap ini diharapkan telah mampu memastikan berjalannya proses kemahasiswaan sesuai GBHPK serta mampu menjadi
acuan bagi mahasiswa pada tahap-tahap sebelumnya. Tahap ini disebut dengan tahap SUPERVISI.
Nilai – nilai kemahasiswaan diharapkan telah sepenuhnya dikuasai dan diterapkan. Oleh karena itu, Mahasiswa tahap akhir merupakan garda penjaga nilai-
nilai kemahasiswaan, baik dalam ruang lingkup akademik maupun non-akademik . selain fungsinya sebagai sumber referensi untuk mahasiswa di tahap
sebelumnya, Nilai-nilai ini juga dapat mereka jadikan pedoman ketika mereka terjun ke masyarakat nantinya.
Mahasiswa tingkat akhir yang secara umum telah cukup berpartisipasi dalam kemahasiswaan dirasakan perlu untuk lebih berkonsentrasi pada kegiatan
akademis. Dengan kata lain, kapasitas akademis yang mumpuni merupakan prioritas utama dalam tahap ini. Kriteria “Five Stars Doctor” dan “SKDI” yang
merupakan pondasi untuk menghadapi keberagaman dalam dunia kedokteran harusnya telah dimiliki.
Kegiatan yang diberikan untuk mahasiswa pada tahap ini di fokuskan dalam hal persiapan menuju jenjang program pendidikan profesi dokter (co-ass).
Kegiatan penunjang akademik seperti bimbingan skripsi, orientasi rumah sakit dan dunia co-ass, serta pemberian skill – skill klinis dasar yang diperlukan
pada saat co-ass dapat diberikan pada mahasiswa tahap ini. Kegiatan kemahasiswaan yang dilakukan oleh mahasiswa di tahap ini adalah sebagai seseorang
yang menjadi panutan untuk mahasiswa di tahap sebelumnya. Peran penting seorang mahasiswa pada tahap supervisi juga memastikan keberlangsungan
kegiatan kemahasiswaan yang sesuai dengan nilai – nilai GBHPK.
b. Profil Mahasiswa ideal
Mampu memastikan berjalannya proses kemahasiswaan sesuai GBHPK.
Mampu menjadi garda penjaga, inspirator, serta controller nilai-nilai kemahasiswaan.
Memiliki kapasitas akademis yang mumpuni demi persiapan dalam menempuh dunia Co-Ass
Memiliki kompetensi diri yang mumpuni dalam menjalani peran demisioner. Kompetensi terkait adalah komunikasi aktif, kepemimpinan efektif, dan
manajemen stress (problem solving), seperti yang tertera dalam “Five Stars Doctor” dan “SKDI”

Anda mungkin juga menyukai