Anda di halaman 1dari 6

Bismilahirrahmanirrahim

Asslamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


Kisah Ashabul Ukhdud
Peristiwa Ashhabul Ukhdud adalah sebuah tragedi berdarah, pembunuhan yang dilakukan
oleh seorang raja kejam kepada jiwa-jiwa kaum muslimin, ini merupakan kebiadaban dan
tindakan tak berprikemanusiaan; namun akidah tetaplah harus dipertahankan, karena
dengannyalah kebahagiaan yang abadi akan diperoleh. Allah mengisahkan kejadian tragis ini
dalam Alquran dengan firman-Nya: bismillahirrahmanirrahim

” 4. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, 5 . yang berapi (dinyalakan
dengan) kayu bakar, 6. ketika mereka duduk di sekitarnya, 7. sedang mereka menyaksikan
apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Buruju: 4-7)

Dalam riwayat Adl-Dlohak, beliau mengatakan: “Para ahli tafsir mengatakan


bahhwa Ashhabul Ukhdud adalah orang-orang dari bani Israil, di mana mereka mengikat kaki
dan tangan baik laki-laki maupun wanita, lalu dibuatkanlah parit dan dinyalakan api dalam
parit tersebut, lalu dihadapkanlah seluruh kaum mu’minin ke arah parit tersebut, seraya
dikatakan: ‘Kalian (memilih) kufur atau dilemparkan ke dalam api?” (Tafsir Ath-Thabari,)

Tersebutlah kisah, satu cerita,


Kisah bermula, disebuah negara,

Kisah sang raja Bersama tukang sihirnya


Yang semakin tua, mencari penggantinya.
Pada zaman dahulu ada seorang raja, dari orang-orang sebelum kalian. Dia memiliki seorang
tukang sihir. Tatkala tukang sihir itu sudah tua, berkatalah ia kepada rajanya:
“Sesungguhnya aku telah tua. Utuslah kepadaku seorang anak yang akan aku ajari sihir.”
Maka sang raja pun mengutus seorang anak untuk diajari sihir. Setiap kali anak tersebut
datang menemui tukang sihir, di tengah perjalanan ia selalu melalui seorang rahib, ia pun
duduk mendengarkan pembicaraan si rahib tersebut, sehingga ia kagum kepadanya. Maka
setiap kali ia datang ke tukang sihir, ia selalu duduk dan mendengarkan kata kata rahib itu,
kemudian baru ia datang ke tukang sihir sehingga tukang sihir itu memukulnya
“kenapa kamu lambat..selalu kamu lambat!!”
lalu tukang sihir memukulnya. Ia mengadukan hal itu kepada rahib tadi, sang rahib pun
berpesan:
“Kalau engkau takut kepada tukang sihir, katakanlah bahwa keluargamu telah
menghalangimu (sehingga engkau terlambat), dan bila engkau takut kepada keluargamu,
katakan juga bahwa tukang sihir itu telah memarahimu”.
Satu hari, tiba-tiba ada seekor binatang melintas di tengah jalan sehingga menghalangi lalu-
lalangnya manusia. Menghadapi peristiwa ini maka ia pun berkata pada diri sendiri:
“Pada hari ini akan aku buktikan apakah tukang sihir itu lebih benar dari pada rahib, ataukah
sebaliknya.”
Ia pun mengambil sebuah batu kemudian mengatakan:
“Ya Allah, apabila perkara rahib lebih engkau sukai daripada tukang sihir, maka bunuhlah
binatang buas itu.”
Kemudian ia lemparkan batu tersebut, sehingga matilah binatang buas tadi dan manusia pun
boleh melalui jalan tadi kembali. Sesudah itu datang lah ia kepada rahib dan mengabarkan
kejadian yang baru saja ia alami, kemudian sang rahib mengatakan:
“Wahai anakku, hari ini engkau lebih baik daripada aku, dan engkau telah sampai pada
perkara yang aku jangkakan. Ketahuilah sesungguhnya engkau akan diuji, dan bila engkau
diuji, janganlah engkau ceritakan tentang diriku.”
Dan kini ia dapat menyembuhkan penyakit buta, penyakit kusta, serta dapat mengobati
manusia dari berbagai macam penyakit.
Hal ini tersebar hingga terdengar oleh seorang bangsawan yang kaya, sedangkan dia adalah
seorang yang buta, kemudian ia membawa harta yang banyak seraya mengatakan:
“Aku akan berikan harta ini kepadamu bila engkau bersedia menyembuhkan penyakitku.”
Maka sang anak menjawab,
“Sesungguhnya aku tidaklah bisa menyembuhkan siapapun, yang bisa menyembuhkan
hanyalah Allah. Kalau engkau beriman kepada Allah maka aku akan berdoa kepada-Nya untuk
kesembuhanmu.”
Maka ia pun beriman kepada Allah dan Allah pun menyembuhkan penyakitnya. Kemudian
datanglah dia sibuta tadi menemui sang raja dan duduk sebagaimana biasanya, sang raja pun
heran seraya mengatakan: “Siapakah yang telah mengembalikan pandanganmu?” maka ia
menjawab: “Rabb-ku.” Sang raja melanjutkan: “Apakah engkau memiliki tuhan selain aku?!!”
Jawabnya, “Ya, Dia adalah Rabb-ku dan Rabb-mu juga.” Maka sang raja pun menyiksanya dan
terus menyiksanya sampai ia mencerikan mengenai anak tersebut. Didatangkanlah si anak
itu, kemudian sang raja berkata:
“Wahai anakku, sekarang engkau telah memiliki kepandaian sihir, sehingga bisa
menyembuhkan orang yang buta dan juga bisa menyembuhkan penyakit kusta dan lain
sebagainya.”
Sang anak balik menjawab,
“Sesungguhnya aku tidak bisa menyembuhkan siapapun, dan hanya Allah-lah yang bisa
menyembuhkan.”
Raja tersebut terkejut lalu sang raja pun menyiksanya dan terus menyiksanya sampai ia
menceritakan tentang rahib sebagai gurunya. Maka didatangkanlah si rahib, kemudian
dikatakan kepadanya:
“Berhentilah dari agamamu!!”
Ia pun enggan. Maka sang raja meminta gergaji kemudian diletakkan tepat di tengah
kepalanya, dan dibelahlah tubuhnya sampai terbelah menjadi dua bagian. Kemudian
didatangkan pula bangsawan tadi, dan dikatakan kepadanya:
“Berhentilah dari agamamu!!”
Demikian pula, ia pun enggan, kemudian ditaruh gergaji itu di atas kepalanya, lantas
dibelahlah tubuhnya hingga terbelah.
Selanjutnya didatangkanlah sang anak, dan dikatakan kepadanya: “Berhentilah dari
agamamu!!”
Ia pun menolak. Kemudian ia dilemparkan kepada sekelompok tentera raja, dan dikatakan:
“Pergilah kalian ke gunung ini dan gunung ini, mendakilah sampai di puncak gunung, apabila
ia mau berhenti dari agamanya selamatkan dia, dan kalau tidak, maka lemparkan ia ke dasar
jurang.”
Maka mereka pun pergi, kemudian naik, dan tatkala berada di atas gunung sang anak berdoa:
“Ya Allah! Jagalah diriku dari tipudaya mereka sekehendak-Mu.”
Tiba-tiba bergetarlah gunung tersebut dan semua prajurit raja jatuh berguguran ke bawah
jurang, kemudian kembalilah sang anak menemui sang raja. Ia heran dan mengatakan: “Apa
yang terjadi pada para sahabatmu?”
Sang anak menjawab:
“Sesungguhnya Alalh telah menjagaku dari kejahatan mereka.”
Maka kembali sang raja melemparkannya ke sekelompok tenteranya yang lain, kali ini
perintah sang raja:
“Pergilah kalian dan bawalah anak ini ke sebuah perahu, apabila kalain telah ke tengah laut,
maka apabila ia mau berhenti dari agamanya selamatkanlah ia, kalau ia tetap enggan,
lemparkanlah ia ke tengah lautan!”
Maka mereka pun pergi, setelah sampai di tengah laut, sang anak pun berdoa:
“Ya Allah! Jagalah diriku dari tipudaya mereka dengan kehendak-Mu.” Maka perahu itu pun
terbalik, namun Allah tetap menyelematkannya dan tenggelamlah seluruh tentera raja.
Kembalilah sang anak datang menemui sang raja, ia pun terkejut seraya mengatakan:
“Apa yang terjadi pada para sahabatmu?” Sang anak menjawab, “Allah telah menjagaku dari
makar mereka.”
Kemudian ia berkata kepada sang raja,
“Sesungguhnya engkau tidak akan mampu membunuhku, kecuali bila engkau mau menuruti
permintaanku.”
Sang raja menjawab,
“Apakah itu? Sang anak melanjutkan, “Kumpulkanlah seluruh manusia pada satu tempat,
kemudian ikatkan aku di sebuah pohon kurma, kemudian ambillah satu anak panah dari
tempat anak panahku, letakkan anak panah itu di busurnya, kemudian katakanlah “Bismilah
Rabbil ghulam (dengan nama Allah Rabb-nya anak ini).’ Kemudian lepaskanlah anak panah
tersebut. Dengan begitu engkau bisa membunuhku.”
Maka sang raja pun mengumpulkan manusia pada suatu padang yang luas. Dia mengikat anak
tersebut pada sebuah batang kurma, kemudian mengambil sebatang anak panah dari tempat
anak panahnya dan diletakkan di sebuah busur, kemudian mengatakan:
“Bismillah Rabbin ghulam (Dengan menyebut nama Allah, Rabb anak ini).” Kemudian panah
itu dilepaskan, maka anak panah itu melesat tepat mengenai dada sang anak, setelah itu Ia
meletakkan tangannya di dadanya kemudian meninggal.

Maka manusia seluruhnya mengucapkan,


“Aamanna bi Rabbil ghulam (Kami beriman kepada Allah Rabb-nya anak tersebut).” Maka
dikatakan kepada sang raja: “Wahai sang raja! Tahukah engkau, perkara yang selama ini kau
khawatirkan telah terjadi. Sungguh manusia seluruhnya telah beriman.”
Maka sang raja memerintahkan untuk membuat sebuah parit tepi jalan dan membuat lubang
panjang. Lalu dinyalakanlah api kemudian ia berkata:
“Barangsiapa yang tidak mau kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam parit
tersebut.” Atau sehingga dikatakan, “Lemparkanlah!!” maka mereka pun melemparkan
seluruhnya. Sampai datang seorang wanita bersama bayinya, ia seorang wanita bersama
bayinya, ia berputus asa, berdiri lemas tanpa daya menghadap jurang parit yang tengah
berkobar api, tiba-tiba sang bayi berucap, “Wahai ibuku.. bersabarlah, sesungguhnya engkau
dalam kebenaran…!”
(Hadits shahih riwayat Imam Muslim dalam kitab Az-Zuhd bab “Qishashotu Ash-habil Ukhdud
was Sahir war Rahib wal Ghulam: 3005)

Mutiara pengajaran dari kisah pemuda dan tukang sihir (Ashhabul Ukhdud)
1. Ahlul fasad (para pengusung kesesatan) selalu berusaha untuk menyebarkan dan mewariskan
kesesatan mereka.
2. Sebaiknya mula belajar di usia muda, karena belajar di usia muda seperti mengukir di atas
batu, dan seorang anak akan mampu menerima didikan dan pengajaran sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Hati-hati para hamba adalah berada di Tangan Allah, maka Allah akan memberi petunjuk atau
menyesatkan siapapun yang dikehendaki-Nya. Lihatlah si anak tersebut, ia mendapatkan
petunjuk sekalipun berada dalam didikan tukan sihir dan dalam asuhan seorang raja sesat.
4. Menetapkan adanya karamah para wali, mereka adalah orang-orang yang beriman dan
bertakwa kepada Allah, seperti dalam firman-Nya: “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, (yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.” (QS. Yunus: 62-63)

Umat Islam yang mengalami situasi seperti ashabul ukhdud, dibakar, dibunuh karena
mempertahankan akidah dan iman nya cukup banyak terjadi dewasa ini. Seperti umat Islam
di Afrika tengah, muslim di palestin, Muslim Rohingya di Myamar, Muslim Uighur di China.
Dimasa lalu dialami juga oleh muslim di Bosnia, semoga mereka gugur sebagai syuhada di
jalan Allah.

Sekian sahaja, semoga kisah ini menjadi iktibar dan pengajaran kepada kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullah

Anda mungkin juga menyukai