ARITMIA
Oleh:
Izzy Vikrat, S.Ked
0405482821820054
2018
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2.2. Klasifikasi
a. Etiologi
b. Gejala Klinis
c. Pemeriksaan Fisis
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Pengobatan
f. Prognosis
Secara umum prognosis penyakit ini jelek. Beberapa variasi kinis
yang dapat menjadi prediktor pasien kardiomiopati dilatasi yang
mempunyai resiko kematian tinggi antara lain : terdapatnya gallop
protodiastolik (S3), aritmia ventrikel, usia lanjut, dan kegagalan
stimulasi inotropik terhadap ventrikel yang telah mengalami miopati
tersebut. Dapat dikatakan bahwa semakin besar ventrikel yang disertai
disfungsi semakin berat berhubungan erat dengan prognosis yang
semakin buruk. Khususnya bila terdapat dilatasi ventrikel kanan
disertai gangguan fungsinya. Uji latih kardiopulmonal juga berguna
sebagai gambaran prognostik. Keterbatasan yang bermakna dari
kapasitas latihan yang digambarkan dengan penurunan ambilan
oksigen aiatemik maksimal merupakan prediktor mortalitas dan
dipergunakan sebagai indikator dan pertimbangan untuk trensplantasi
jantung.(6) Kematian biasanya baru terjadi setelah 5 tahun(3).
2.3.2. Restrictive
a. Etiologi (1)
b. Gejala Klinis
c. Pemeriksaan Fisis
Variasi tergantung derajat penyakitnya, dapat ditemukan pemeriksaan
fisis dalam batas normal sampai didapatkan keadaan gagal jantung
kongestif yang berat, antara lain edema perifer, ascites, dan volume
cardiac output yang rendah dengan manifestasi berupa ekstremitas
yang dingin, hipotensi, dan letargi(1).
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Diagnosis Banding
Kardiomiopati Perikarditis
restriktif konstriktiva
f. Pengobatan
2.3.3. Peripartum
c. Manifestasi klinis
Kehamilan normal dihubungkan dengan perubahan fisiologis sistem
kardiovaskuler seperti peningkatan volume darah, peningkatan
kebutuhan metabolik, anemia ringan, perubahan resistensi vaskuler
dengan adanya dilatasi ringan ventrikel dan peningkatan curah
jantung. Karenanya, awal manifestasi klinis PPCM mudah
terselubung.16,17
Presentasi klinis PPCM kurang lebih sama dengan gagal jantung
sistolik sekunder terhadap kardiomiopati. Tanda dan gejala awal
PPCM biasanya menyerupai temuan normal fisiologis kehamilan,
termasuk oedem pedis, dyspneu d’effort, ortopnea, paroxysmal
nocturnal dyspnea, dan batuk persisten.16,18 Tanda dan gejala
tambahan pasien PPCM adalah: abdominal discomfort sekunder
terhadap kongesti hepar, pusing, nyeri sekitar jantung dan
epigastrium, palpitasi, pada stadium lanjut didapat hipotensi postural,
peningkatan tekanan vena jugularis, murmur regurgitasi yang tidak
ditemukan sebelumnya, serta gallop S3 dan S4.5,19 Pada mayoritas
pasien, 78% gejala didapati pada 4 bulan setelah melahirkan, hanya
9% pasien menunjukkan gejala pada bulan terakhir kehamilan.
Tanda dan gejala paling sering dijumpai pada saat pasien datang
adalah dengan NYHA functional class III atau IV. Kadang pasien
datang dengan aritmi ventrikel atau cardiac arrest.1,5
Gejala PPCM diklasifi kasikan menggunakan sistem New York Heart
Association sebagai berikut5:
• Class I – Keadaan tanpa gejala
• Class II – Gejala ringan hanya pada aktivitas berat
• Class III – Gejala dengan aktivitas ringan
• Class IV – Gejala pada saat istirahat
Trombosis ventrikel kiri tidak jarang ditemui pada pasien PPCM
dengan LVEF <35%. Komplikasi lain yang dapat dijumpai adalah
embolisme perifer, termasuk emboli serebral dengan konsekuensi
neurologis serius dan embolisme koroner mesenterium.1,5,12
d. Diagnosis
Kardiomiopati peripartum adalah diagnosis eksklusi, pasien harus
telah diperiksa dan disingkirkan penyebab lain gagal jantung selain
kehamilan.1 Hal ini untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis
idiopathic dilated cardiomyopathy (IDCM).3 Pertimbangan diagnosis
Peripartum Cardiomyopathy (PPCM) biasanya pada masa postpartum,
sedangkan idiopathic dilated cardiomyopathy (IDCM) pada trimester
ke-2 kehamilan. Kejadian miokarditis banyak ditemukan pada PPCM,
sehingga antigen dan antibodi terhadap agen penyebab miokarditis
dapat ditemukan, hal ini biasanya tidak ditemukan pada IDCM.
Ukuran jantung dapat kembali normal pada PPCM, namun dapat juga
menjadi progresif dan mempunyai prognosis buruk jika tidak segera
ditangani.3
Setelah berbagai etiologi telah disingkirkan, harus dipertimbangkan
kriteria berikut: keadaan kardiomiopati idiopatik, berhubungan dengan
kehamilan, bermanifestasi sebagai gagal jantung karena disfungsi
sistolik ventrikel kiri, biasanya terjadi selama 1 bulan terakhir
kehamilan sampai 5 bulan masa postpartum, adalah diagnosis
eksklusi, terjadi pada wanita tanpa penyakit kardiovaskular lain, tidak
harus disertai dilatasi ventrikel kiri, namun fraksi ejeksi biasanya
selalu <45%.1,20
Pemeriksaan laboratorik pada PPCM biasa nya tidak menunjukkan
abnormalitas kecuali telah terjadi komplikasi hipoksia lanjut.
Pemeriksaan dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis
diferensial seperti preeclampsia dan noncardiogenic pulmonary
edema.5
Noncardiogenic pulmonary edema selama kehamilan adalah suatu
keadaan tekanan onkotik rendah, digambarkan dengan penurunan
kadar albumin serum (kadar yang diharapkan ~3,2 mg/dL); sehingga
ketika ada stressor lain, dapat terjadi edema pulmonar dengan tekanan
pengisian jantung normal; trigger paling sering antara lain
pyelonephritis dan infeksi lain, corticosteroids, dan tocolytics seperti
beta agonists dan magnesium sulfat.5
B-type natriuretic peptide
Akibat peningkatan LV end-diastolic pressure karena disfungsi
sistolik, sebagian besar pasien PPCM memiliki konsentrasi BNP
plasma atau N-terminal pro-BNP (NTproBNP) meningkat. Dari 38
pasien PPCM, semua mempunyai kadar NT-proBNP plasma abnormal
(rata-rata 1727,2 fmol/mL) dibandingkan dengan 21 wanita post-
partum sehat (rata-rata 339,5 fmol/mL); p<0,0001.1,21
Pemeriksaan Tambahan
• Rontgen Toraks
Diagnosis harus cepat ditegakkan. Dispnea akut, takikardia atau
hipoksia, harus disertai Ro thorax untuk mendeteksi edema pulmoner,
mencari etiologi dan menyingkirkan pneumonia; dilaksanakan dengan
menggunakan pelindung abdomen.5
Fetal radiation exposure dengan 2 maternal chest radiographs
menggunakan abdominal shielding adalah sekitar 0.00007 rads.
Sedangkan batasan yang diterima untuk fetal radiation exposure
selama kehamilan adalah 5 rads.5
Patchy infi ltrates di daerah paru bawah, dengan vascular
redistribution/cephalization, kardiomegali, dan efusi pleura,
mengindikasikan adanya gagal jantung kongestif. Harus
dipertimbangkan bahwa noncardiogenic pulmonary edema dapat
ditemukan jika wanita hamil terkena infeksi berulang, juga pada
keadaan tekanan jantung normal dan tidak ditemukan adanya
cephalization pembuluh darah.5
• Elektrokardiografi (EKG)
Pada dua penelitan melibatkan 97 pasien Afrika Selatan, didapatkan
66% mempunyai hipertrofi ventrikel kiri dan 96% mempunyai
gelombang ST-T abnormal. Kadang terdapat aritmia kordis kronis.1
Studi lain menemukan QRS kompleks memanjang lebih dari 120 ms
pada EKG pasien PPCM sebagai prediktor mortalitas.9
• Pencitraan Jantung
Pencitraan jantung diindikasikan untuk semua wanita peripartum
dengan tanda dan gejala gagal jantung untuk menegakkan diagnosis
dan prognosis.1,5
• Ekocardiografi
Ekocardiografi merupakan baku emas diagnosis PPCM.1 Tidak semua
pasien datang dengan dilatasi LV, tetapi LV end-diastolic diameter
>60 mm memprediksi kesembuhan minimal fungsi LV (sama halnya
dengan LVEF <30%). Kriteria diagnosis juga termasuk EF <45% dan
fractional shortening <30%.1 Pencitraan diperlukan untuk mencari
trombus yang terbentuk akibat gangguan LVEF. Ekocardiografi
dianjurkan diulang sebelum pasien pulang, pada 6 minggu, 6 bulan
dan kemudian setiap tahun untuk menilai efi kasi terapi medis.1
Morfologi katup jantung biasanya dalam batas normal, tetapi dilatasi
ventrikel kiri bisa menyebabkan regurgitasi mitral sekunder terhadap
dilatasi anulus. Efusi perikardium minimal dapat juga ditemukan pada
awal dan pertengahan periode postpartum.3
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Lebih akurat untuk menilai volume ruang jantung dan fungsi ventrikel
dibandingkan ekokardiografi , juga lebih sensitif untuk melihat
trombus. Magnetic resonance imaging dapat mengukur kontraksi
miokard secara segmental dan dapat mengidentifi kasi perubahan
miokard secara detail. Magnetic resonance imaging menggunakan
gadolinium jauh lebih sensitif untuk menyingkirkan diagnosis PPCM
dari miokarditis lainnya, tetapi gadolinium harus dihindari pada
wanita hamil.1
BAB III
KESIMPULAN