LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien :
Nama : Bp. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur ` : 67 tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status Pernikahan : Sudah menikah
Alamat : Plosorejo 05/03, Jagoan Sambi, Boyolali
No rekam medis : 27.53.xx
Tanggal Pemeriksaan : 29 Juni 2015
II. Anamnesis :
Dilakukan autoanamnesis di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSMH Palembang
Keluhan Utama
Nyeri pada bahu kanan
Pemeriksaan Abdomen
b. Status Lokalis
Shoulder Joint Dekstra Shoulder Joint Sinistra
Look Edem (-), deformitas (-) Edrm (-), deformitas (-)
Feel Nyeri tekan (+), spasme (+) Nyeri tekan (-), spasme (-)
Fleksi 0-90º ; Ekstensi 0-
30º ; Abduksi 0-70º ;
Endorotasi 0-30º ;
Movement Normal
Eksorotasi 0-30º ; Apley
test (+) ; Drop arm test (-)
IV. Diagnosis
Frozen Shoulder Dekstra
V. Diagnosis Banding :
1. Robekan rotator cuff
2. Tendinitis supraspinatus
VII.Terapi
Medikamentosa
Tidak diberikan medikametosa
Non medikametosa
Fisioterapi
o General exercise (GE) ROM Exercise
o IR
Okupasi terapi
o Activity daily living (ADL)
Ortotik Prostetik belum diperlukan
Terapi Bicara belum diperlukan
Terapi Sosial medik belum diperlukan
Terapi Psikologi belum diperlukan
VIII. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
BAB IV
PROYEKSI KASUS
Telah diajukan kasus seorang laki-laki berumur 67 tahun, dengan diagnosis frozen
shoulder dextra. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik.
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan nyeri pada bahu kanan dan gerakan
menjadi terbatas pada bahu tersebut. Keluhan itu dirasakan tiba-tiba dan sudah 1 bulan ini.
Awal keluhan dirasakan pasien saat sulit mengkancingkan baju, sehingga pasien
memeriksakan di puskesmas terdekat. Kemudian pasien dirujuk ke RSO pada awal mei 2015.
Semenjak itu pasien sering kontrol 1 minggu sekali hingga saat ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum cukup, nyeri tekan serta spasme pada musculus supraspinatus.
Selain itu terdapat ROM yang terbatas. Kemudian dilakukan Apley test menunjukkan hasil
positif pada bahu kanan.
Diagnosis di atas sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa telah terjadi
keterbatasan pada lingkup gerak sendi bahu, sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari
seperti biasa seperti mengkancingkan baju. Kemudian pada pemeriksaan ditemukan apley test
positif pada bahu kanan.
Diagnosis banding penyakit ini adalah robeknya otot rotator cuff. Manifestasi klinis
pada kasus tersebut hampir sama dengan frozen shoulder. Diagnosis banding ini dapat
disingkirkan karena pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya drop arm test. Diagnosa
banding lainnya tendinitis supraspinatus. Hal tersebut menyerupai pada pasien yaitu spasme
serta nyeri tekan pada musculus supraspinatus. Akan tetapi hal tersebut dapat disingkirkan
karena pada tendinitis supraspinatus ROM masih bisa bebas digerakkan.
Penatalaksanaan pada pasien ini tidak diberikan terapi medikametosa, karena dirasa
masih belum diperlukan bagi pasien dan pasien masih bisa menahan rasa nyeri tersebut.
Apabila medikamentosa diperlukan bisa diberi NSAID. Pasien ini diberikan terapi fisik
berupa fisioterapi dan okupasi terapi yang bertujuan melatih otot-otot yang mengalami nyeri
serta kaku pada bahu kanan tersebut. Selain itu diberikan terapi ADL yang bertujuan supaya
pasien dapat beraktivitas sebagai petani seperti biasanya.
Prognosis pasien ini baik, akan tetapi harus diikuti dengan exercise yang dilakukan
terus menerus untuk meningkatkan ROM pasien tersebut dan mencegah terjadinya
kontraktur.
BAB V
KESIMPULAN
1. Frozen shoulder dapat diidentikkan dengan capsulitis adhesif dan periarthritis yang
ditandai dengan keterbatasan gerak baik secara pasif maupun aktif pada semua pola
gerak.
2. Faktor predisposisi pada frozen shoulder antara lain periode immobilisasi yang lama,
akibat trauma, over use, injuries atau operasi pada sendi, hyperthyroidisme, penyakit
cardiovascular,clinical depression dan Parkinson.
3. Frozen sholder dibagi dalam 3 tahapan, yaitu: Pain, stiffness, recovery.
4. Penatalaksanaan pada frozen shoulder adalah medikamentosa, terapi, dan pelatihan
fisik.
5. Pelatihan fisik pada frozen shoulder dapat secara aktif maupun pasif dilihat dari
kekuatan otot (MMT) yang ada pasien.