Anda di halaman 1dari 7

JANGKA SORONG

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan
jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng,
diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-
masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser.
Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap
dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama
yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9
cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda
satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm.
Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka
sorong adalah : x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur
diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan
untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin
maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah
menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut
1. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut

 Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat
masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
 Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
 Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh
kedua rahang
 Catatlah hasil pengukuran anda

2. Mengukur diameter dalam


Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin)
dapat dilakukan dengan langkahsebagai berikut :

 Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.


 Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka
sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
 Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
 Catatlah hasil pengukuran anda

3. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut :

 Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.


 Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan
tabung yang akan diukur dalamnya.
 Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong
menyentuh dasar tabung.
 Catatlah hasil pengukuran anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan


dengan langkah sebagai berikut :

1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala
nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala
Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga
dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala
nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup
berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong
dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo + x
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun
lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.

Lihat contoh cara mengukur di bawah.


Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah
angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm. Sekarang lihatlah ke skala utama di
sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya
adalah 4,7 cm + 0.04 cm = 4,74 cm. Ingat lagi kan pelajaran SMA? Hehe. Untuk pembacaan
ke inch prinsipnya sama, hanya saja harus pintar menggunakan skala yang berbeda

Dalam ilmu fisika banyak sekali standar pengukuran yang dilakukan. Misalkan saja pengukuran
volume, pengukuran massa, pengukuran panjang, dan pengukuran-pengukuran lainnya. Semua
jenis pengukuran tersebut memiliki teknik, cara, dan alat yang berbeda-beda untuk
membantunya. Seperti halnya untuk pengukuran standar panjang dalam fisika. Terdapat banyak
sekali alat ukur panjang yang memiliki teknik, cara, pembacaan yang berbeda-beda. Dan dari
perbedaan tersebut diperoleh pula hasil yang dapat berbeda karena beberapa keadaan. Pada
kesempatan kali ini, kami bermaksud untuk mengulas mengenai salah satu alat ukur panjang
dalam ilmu fisika. Dan materi alat ukur panjang ini pun dipelajari pada mata pelajaran fisika
kelas X SMA/MA.

Pengertian Jangka Sorong


Alat ukur panjang yang akan dibahas kali ini adalah Jangka Sorong. Jangka Sorong adalah
salah satu alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian sangat tinggi. Bahkan dapat
dituliskan mengenai tingkat ketelitian pengukuran yang dihasilkan oleh Jangka Sorong mencapai
seperseratus milimeter, sebuah angkat untuk tingkat ketelitian yang memiliki keakuratan tinggi.
Pada penggunaan alat ukur Jangka Sorong, terdapat dua kondisi ketelitian yang dihasilkan.
Pada jangka sorong di bawah 30 cm, ketelitian yang dapat dihasilkan adalah 0.05 milimeter dan
pada jangka sorong lebih dari 30 cm memiliki tingkat ketelitian 0.01 milimeter. Sejak pertama
dibuat, jangka sorong memiliki 2 organ penting. Organ penting tersebut yang membantu alat
ukur panjang ini menemukan hasil pengukuran yang akurat. Bagian pertama adalah bagian
rahang tanam (rahang diam), yaitu bagian jangka sorong yang letaknya permanen dan tidak
dapat digerakkan. Bagian yang kedua adalah bagian rahang sorong/dinamis (bergerak), yaitu
bagian jangka sorong yang dapat digerakan ke depan dan ke belakang untuk melakukan jarak
pengukuran terhadap benda. Perhatikan gamabr di bawah ini untuk lebih jelas mengenai bagian-
bagian Jangka Sorong.
Bagian-Bagian Jangka Sorong

Kegunaan Jangka Sorong


Setiap alat diciptakan pasti memiliki kegunaan. Kegunaan tersebutlah yang akan berguna untuk
membantu kerja manusia dalam hal tertentu sesuai dengan bidang alat yang diciptakan.
Kegunaan dari alat ukur panjang Jangka Sorong secara umum ada 3 kegunaan, yaitu:

 Untuk mengukur ketebalan/panjang suatu benda.


 Untuk mengukur diameter/sisi dalam suatu benda.
 Dan untuk mengukur kedalaman suatu lubang benda.

Ketiga kegunaan tersebut menggunakan fungsi dari bagian jangka sorong yang berbeda. Pada
gambar di atas dapat dilihat ada 3 bagian yang akan digunakan untuk mengukur 3 kegunaan
tersebut.

 Pada bagian 1 digunakan untuk mengukur diameter sebuah lubang.


 Pada bagian 2 digunakan untuk mengukur panjang atau ketebalan sebuah benda.
 Pada bagian 3 digunakan untuk mengukur kedalaman sebuah lubang.

Setelah melihat gambar tersebut dan penjelasannya, tentu kita sudah bisa memahami fungsi dari
bagian-bagian yang lebih spesifik. Alat ukur panjang Jangka Sorong sekarang ini telah tersedia
dalam bentuk digital dan analog.

Demikian ulasan singkat mengenai Materi Alat Ukur Panjang Jangka Sorong. Semoga ulasan
ini dapat menambah pengetahuan kita mengenai alat ukur panjang Jangka Sorong.

Dalam Fisika tentu tidak terlepas dari kegiatan pengukuran. Kegiatan pengukuran memerlukan
alat ukur yang sesuai. Ketepatan hasil ukur salah satunya ditentukan oleh jenis alat yang
digunakan. Penggunaan suatu jenis alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
ketelitian hasil ukur yang diinginkan, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang akan
diukur.
Mikrometer sekrup merupakan salah satu jenis alat ukur panjang
(Sumber: Wikimedia Commons, Lisensi: GFDL)

Penggaris/mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup merupakan contoh alat ukur panjang.
Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda, sehingga Anda harus bisa memilih alat ukur
yang tepat untuk sebuah pengukuran. Pemilihan alat ukur yang kurang tepat akan menyebabkan
kesalahan pada hasil pengukuran.
1. Mistar (Penggaris)

Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki
skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan
harus tegak lurus dengan dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak
lurus maka akan menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih
kecil dari ukuran aslinya.

Contoh:

2. Jangka Sorong

Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk mengukur
diameter suatu benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan
Prancis, Pierre Vernier. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser
(sorong). Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala
pendek pada rahang geser adalah skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya.
Skala utama memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm
dan dibagi 10 skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.

Contoh:

Gambar (a) menunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong dan gambar (b) menunjukkan skala jangka sorong.

Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar (b). Pada gambar di atas
skala utama (sku) 62 skala dan skala nonius (skn) 4 skala. Sehingga dapat diketahui panjang
benda yang diukur dengan cara berikut:

Panjang benda = sku . 1 mm + skn . 0,1 mm


= 62 . 1 mm + 4 . 0,1 mm
= 62 mm + 0,4 mm
= 62,4 mm

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti tebal kertas
dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros tetap)
dan selubung luar (poros ulir). Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama,
sedangkan pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai
skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala
nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian
yang lebih tinggi dari dua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.

Contoh:
Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 9 skala dan skn = 43 skala, maka
panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Panjang benda = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm


= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm
= (4,5 + 0,43) mm
= 4,93 mm

Nah, itulah tiga buah alat ukur panjang beserta cara menggunakannya. Jika ada yang
ditanyakan silakan ditanyakan melalui alamat email edukasi@anashir.com. Artikel diringkas dari
buku-buku BSE yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemdikbud dan dapat diunduh secara
gratis di BSE Kemdikbud.

Anda mungkin juga menyukai