Ketika kamu mau mengukur berat badan, yang kamu cari pasti timbangan badan. Untuk
mengukur waktu, alat yang kamu butuhin pasti jam. Untuk mengukur suhu, kamu bisa
gunakan termometer. Nah, kalo alat ukur panjang, yang pertama kali di pikiranmu apa? pasti
kebanyakan dari kalian jawab mistar atau penggaris kan? Bahkan kalau kamu buka tempat pensil
sekarang, mungkin penggaris ada di situ bareng sama alat tulis lainnya. Bentuknya yang simple
dan mudah dibawa, nggak salah sih, penggaris jadi alat ukur panjang yang paling eksis sampai
sekarang.
Eh tapi, kalo kamu mau ukur diameter cincin, emang bisa pake penggaris? Duh, nggak bisa kan.
Makanya penggaris cukup terbatas ya, dia umumnya dipakai untuk mengukur benda yang
permukaannya berupa bidang datar aja, salah satu contohnya kertas. Padahal, manusia juga butuh
alat untuk mengukur panjang benda nggak cuma berbidang datar. Contohnya yang tadi,
mengukur diameter luar/dalam suatu benda.
Untuk itu, manusia butuh alat ukur panjang yang lebih detail lagi, salah satunya yaitu jangka
sorong. Waktu kelas 7 dulu, kamu pernah belajar jenis-jenis alat ukur panjang. Mungkin di
antara kamu udah knal sama jangka sorong ini ya. Tapi, yang bakal kita bahas kali ini lebih
mendalam dari SMP dulu.
2. Rahang Luar
Rahang luar terdiri dari dua rahang juga yaitu geser dan tetap. Fungsinya untuk mengukur
bagian luar, seperti diameter, lebar, atau panjang benda.
Rahang luar pada jangka sorong (Sumber : Upadhyay via Youtube)
3. Tangkai Ukur Kedalaman
Tangkai ukur kedalaman memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman lubang suatu benda.
Tangkai ukur kedalaman pada jangka sorong (Sumber : Upadhyay via Youtube)
4. Skala Utama
Skala utama memiliki fungsi untuk menyatakan hasil ukuran utama, biasanya dinyatakan
dalam satuan cm atau inci. Umumnya panjang skala utama 15 - 17 cm.
5. Skala Nonius
Skala nonius memiliki fungsi untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra pada pengukuran.
Biasanya dinyatakan dalam satuan mm atau inchi.
6. Baut pengunci
Baut pengunci memiliki fungsi untuk menahan rahang pada tempatnya, agar objek bisa
ditahan/tidak terlepas dan skala tidak bergeser saat akan mengukur.
Setelah kenalan sama semua bagian jangka sorong, aku mau ajak kamu belajar cara untuk
menggunakan jangka sorong dan cara membacanya. Sayang banget kan, kalo udah tau bagian-
bagiannya tapi nggak ngerti cara pemakaiannya. Yuk langsung aja kita bahas!
Cara Menggunakan dan Membaca Jangka Sorong
Secara umum cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang atau diameter luar
suatu benda adalah seperti ini:
1. Tutup rapat rahang tetap dan rahang geser, kemudian pastikan agar kedudukan
skala berada di angka nol.
2. Letakkan benda di tengah tempat ukur jangka sorong.
3. Agar skala tidak berubah-ubah, kunci jangka sorong dengan memutar bagian
kunci peluncur.
4. Setelah terkunci, lepaskan benda dari bagian pengukur jangka sorong. Tidak perlu
khawatir akan berubah skala, karena sudah dikunci sebelumnya.
5. Baca pada skala utama dan skala nonius dengan cara mencari garis angka yang
segaris antara skala utama dan skala nonius.
Setelah mengetahui bagaimana cara menggunakan jangka sorong, berikut ini adalah
cara menggunakan mikrometer sekrup yang memiliki cara kerja yang mirip dengan
mur dan baut:
Mikrometer sekrup merupakan salah satu jenis alat ukur panjang (Sumber: Wikimedia
Commons, Lisensi: GFDL)
Penggaris/mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup merupakan contoh alat ukur panjang.
Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda, sehingga Anda harus bisa memilih alat ukur
yang tepat untuk sebuah pengukuran. Pemilihan alat ukur yang kurang tepat akan menyebabkan
kesalahan pada hasil pengukuran.
A. Mistar (Penggaris)
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki
skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecilnya yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm.
Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan
dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan
menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
aslinya.
Contoh Soal
B. Jangka Sorong
Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk mengukur
diameter suatu benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan
Prancis, Pierre Vernier.
Jangka Sorong. Sumber: Wikimedia Commons oleh Joaquim Alves Gaspar dengan lisensi
GFDL dan CC BY-SA
Pada gambar di atas ada beberapa nomor yang merinci bagian-bagian jangka sorong. Berikut
ini rinciannya:
1. Rahang luar, digunakan untuk mengukur bagian luar benda.
2. Rahang dalam, digunakan untuk mengukur bagian dalam benda.
3. Pemeriksa kedalaman, digunakan untuk mengukur kedalaman lubang.
4. Skala utama (centimeter)
5. Skala utama (inci)
6. Skala nonius (centimeter)
7. Skala nonius (inci)
8. Alat penahan, digunakan untuk menahan pergeseran.
Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek
pada rahang geser adalah skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala
utama memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan
dibagi 10 skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1
mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Sehingga ketidakpastian jangka sorong adalah 0,05 mm atau 0,005 cm.
Contoh Soal
Gambar (a) menunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong dan gambar (b) menunjukkan skala
jangka sorong.Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar (b). Pada
gambar di atas skala utama 6,2 cm dan skala nonius 4 skala. Sehingga dapat diketahui panjang
benda yang diukur dengan cara berikut:
Panjang benda = skala utama + (skala nonius × 0,01 cm)
= 6,2 cm + (4 × 0,01 cm)
= 6,2 cm + 0,04 cm
= 6,24 cm
Kemudian, karena nilai ketidakpastian jangka sorong adalah 0,005 cm, maka penulisan hasil
pengukurannya sebaiknya ditulis:
x = (6,24 ± 0,005) cm
C. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti tebal
kertas dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung dalam
(poros tetap) dan selubung luar (poros ulir). Perhatikan gambar.
Mikrometer Sekrup. Sumber: Wikimedia Commons oleh Dnu72 dengan lisensi GFDL dan CC
BY-SA
Pada gambar di atas ada beberapa bagian dalam mikrometer sekrup. Berikut ini adalah bagian-
bagiannya:
1. Rangka (bingkai)
2. Poros tetap (landasan)
3. Poros gerak
4. Cincin pengunci
5. Roda penghenti (ratchet stop)
6. Skala nonius
7. Skala utama
Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan pada poros ulir
merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm,
sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai
nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang lebih
tinggi dari dua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm atau 0,001 cm.
Ketidakpastiannya adalah 0,005 mm atau 0,0005 cm.
Contoh Soal
Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 4,5 mm dan skn = 43 skala, maka
panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Panjang benda = sku + (skn × 0,01) mm
= 4,5 mm + (43 × 0,01) mm
= 4,5 mm + 0,43 mm
= 4,93 mm
Karena nilai ketidakpastian jangka sorong adalah 0,005 mm, maka penulisan hasil
pengukurannya sebaiknya ditulis:
x = (4,93 ± 0,005) mm
Nah, itulah tiga buah alat ukur panjang beserta cara menggunakannya. Jika ada yang
ditanyakan silakan ditanyakan melalui kolom komentar. Artikel diringkas dari buku-buku BSE
yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemdikbud dan dapat diunduh secara gratis di BSE
Kemdikbud.
Daftar Pustaka
1. Handayani, Sri., Damari, Ari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
3. Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.