Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Salah satu bidang pembangunan yang mendapat perhatian cukup penting

dewasa ini adalah bidang Kesehatan. Pembangunan bidang Kesehatan merupakan

wujut nyata upaya bangsa Indonesia untuk mempertinggi derajat Kesehatan

masyarakat seperti yang tertera didalam Sistim Kesehatan Nasional (Depkes RI,

2008). Pembangunan dibidang Kesehatan merupakan bagian integral dari

pembangunan bangsa Indonesia. Pembangunan di bidang Kesehatan diarahkan

untuk mempertinggi derajat Kesehatan Masyarakat yang besar artinya bagi

pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan sebagai modal

bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang hakikatnya adalah pembangunan

seluruh masyarakat Indonesia. ( Undang undang No 23 tahun 2004 )

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menyatakan, 40 % kematian ibu di

Negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan. WHO juga

menyatakan bahwa kejadian anemia pada kehamilan berkisar antara 20% sampai

89 % dengan menetapkan Hb 11gr % sebagai dasarnya ( Manuaba, 2008).

Salah satu program yang dilakukan pemerinah untuk melaksanakan misi

kesehatan diatas dengan program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) program ini

diracang untuk memberikan perhatian khusus kepada Ibu dan Anak karena

kesehatan Ibu dan Anak sangat rentan. Berdasarkan data dan penelitian tentang

kualitas penduduk Indonesia 2012 tercatat Angka Kematian Ibu (AKI atau MMR)

1
masih sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Selanjutnya 50 % ibu hamil penderita

anemia, untuk itu kebijaksanaan pemerintah yang mengharuskan setiap ibu hamil

memeriksakan keadaan Hb adalah langkah pencegahan yang perlu dilakukan.

AKI sebesar 359 ini, 82 persennya terjadi pada persalinan ibu berusia

muda, 14-20 tahun. Ada berbagai penyebab kematian ibu. Menurut laporan rutin

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) tahun 2012, penyebab langsung kematian

ibu adalah perdarahan (39%), keracunan kehamilan (20%), infeksi (7%) dan lain-

lain (33%). Kondisi tersebut ditunjang pula dengan keadaan sosial ekonomi

sebagian masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan, fasilitas kesehatan

dan tenaga kesehatan yang belum tersebar secara merata tenaga kesehatan di

seluruh wilayah Indonesia (Aguswarni RI, 2016)

Menurut Jurnal/penelitian Ardiani (2008) yang mempengaruhi kejadian

anemia pada ibu hamil adalah: (1) kecukupan konsumsi tablet Fe dengan kejadian

anemia pada ibu hamil, (2) jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil, (3) paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil, (4) status gizi ibu hamil

dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dan (5) resiko penyakit infeksi ibu hamil

dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Tingginya angka anemia pada ibu hamil dikarenakan masih kurang

pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan zat gizi ibu hamil yang menyebabkan,

ibu hamil kurang memperhatikan kebutuhan zat gizi dalam mengkonsumsi

makanan selama kehamilan, kurang pengetahuan gizi ibu hamil juga diakibatkan

rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil yang mengakibatkan nenurunnya sikap

ibu terhadap pemenuhan zat gizi harian ibu hamil ( Manuaba, 2008).
Cakupan kunjungan pertama ibu hamil (K1) di Provinsi Aceh tahun 2015

yaitu 98.181 (86,75%) sedangkan kunjungan ibu hamil pada trimester Ke III (K4)

mencapai 89.271 (78,87%). Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi

zat besi adalah 2.584 (4,18%) dari ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya

pada seluruh sarana kesehatan di Provinsi Aceh (Dinkes Aceh, 2015).

Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya (2015) melaporkan jumlah

kunjungan ibu hamil yang anemia gizi besi sebanyak 1.583 (15,8%) ibu hamil,

dari jumlah 9.987 ibu hamil yang memamfaatkan pelayanan kunjungan K1 yaitu

7.302 (73,12%), anemia 3.578 (35,8%) ibu hamil.

Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru ibu hamil tahun 2015

terdapat 109 orang. Cakupan kunjungan pertama ibu hamil (K1) yaitu 109 orang

(100 %) ibu hamil anemia 46 orang (42,2 %), (K2) yaitu 107 orang (98,2 %) ibu

hamil anemia 62 orang (56,8 %), (K3) yaitu 107 orang (98,2 %) ibu hamil anemia

68 orang (62,3 %) sedangkan kunjungan ibu hamil (K4) sebanyak 101 (92,6 %)

ibu hamil anemia 54 orang (49,5 %). (Laporan Puskesmas Bandar Baru, 2015).

Untuk itu penulis berkeinginan untuk meneliti Faktor yang mempengaruhi

terjadinya anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru

Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya tahun 2016.

1.2. Rumusan masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah

yaitu Faktor apakah yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie

Jaya tahun 2016.


1.3. Tujuan Penelitian.

1.3.1. Tujuan Umum .

Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya

anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru

Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya tahun 2016

1.3.2. Tujuan Khusus.

a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu hamil terhadap

terjadinya anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar

Baru Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

b. Untuk mengetahui pengaruh sikap ibu hamil terhadap terjadinya

anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru

Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

c. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan ibu hamil terhadap terjadinya

anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru

Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

1.4. Manfaat Penelitian.

a. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya, Hasil penelitian ini dapat

dipakai sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan tentang

pelaksanaan program KIA.

b. dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan

bimbingan / penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil .

c. Untuk mengaplikasi dan memperdalam ilmu pengetahuan yang telah

diperoleh dan dipelajari di bangku kuliah.


d. Dapat digunakan sebagai bahan bacaan ilmiah bagi mereka yang berminat

melanjutkan penelitian ini.

1.5. Keaslian penelitian

Penelitian Ardiani (2008) dengan judul “Faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil Di Puskesmas Pasean

Pamekasan Tahun 2008” dengan mengunakan penelitian analitik dengan sampel

45 responden, hasilnya didapatkan bahwa dari 21 responden yang memiliki

pengetahuan kurang, 19 (47,5%) diantaranya mengalami anemia. terdapat 7

(17,5%) responden yang mempunyai pengetahuan baik tidak mengalami anelia.

Berdasarkan hasil uji chi square dengan SPSS 17 didapatkan bahwa x2 hitung >

x2 table = 23,598 > 5,991 ditolak.


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Konsep Ibu Hamil

2.1.1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional (Sarwono, 2008). Kehamilan adalah adanya pertemuan antara sel

telur dan sel mani dalam saluran telur yang karena adanya dorongan dari

saluran telur terdapat ovum yang telah dibuahi, sehingga ovum masuk kerongga

rahim disitu akan tumbuh menjadi janin dan berkembang. Untuk terjadinya

kehamilan diperlukan dua hal penting yaitu ovum dan sperma. Bila terjadi

pembuahan dimana satu sperma ada yang dapat bersatu dengan satu ovum akan

membentuk zigot (Depkes RI, 2011).

Menurut BKKBN (2008), kehamilan adalah sebuah proses yang diawali

dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian

bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan

bertumbuh.

Hamil adalah tertanamnya atau berimplantasi hasil konsepsi kelapisan

endometrium uterus, lama kehamilan yaitu 280 hari (40 minggu). Kehamilan

dibagi atas 3 triwulan yakni :

a. Kehamilan triwulan I, antara 0 – 12 minggu.


b. Kehamilan triwulan II, antara 12 – 28 minggu.

c. Kehamilan triwulan III, antara 28 – 40 minggu.

1. Tanda-tanda kehamilan (Manuaba, 2008)

a. Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan

tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan ovulasi.

b. Mual dan muntah (emesis). Progesteron memyebabkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut

morning sickness.

c. Ngidam, wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan

yang demikian disebut ngidam.

d. Sinkope atau pingsan terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16

minggu.

e. Payudara tegang payudara tegang, pengaruh estrogen-progesteron dan

somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada

payudara. Payudara membesar dan tegang ujung saraf tertekan

menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

f. Sering miksi, desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester kedua gejala ini sudah mulai

menghilang.

g. Konstipasi atau obstipasi, pengaruh progesteron dapat menghambat

peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.


h. Pigmentasi kulit, keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis

anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum)

pada dinding perut (striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam) dan

sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, putting susu makin

menonjol, kelenjar montgomery, pembuluh darah menifes sekitar payudara).

i. Epulis, Hipertropi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.

j. Varices atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh hormone.

2. Perubahan fisiologis pada masa hamil

Tanda-tanda kehamilan seperti mual muntah, pusing merupakan saat

yang paling dinantikan oleh seorang perempuan yang menginginkan dirinya

memiliki seorang buah hati dambaan keluaga (family hoping). Dengan

terjadinya kehamilan menandakan bahwa pasangan suami isteri memiliki

tingkat kesuburan yang baik dan hal ini juga menandakan bahwa mereka tidak

memiliki masalah kesehatan yang berarti. Dengan datangnya tanda-tanda

kehamilan, hadirnya seorang buah hati dalam keluarga mereka tinggalah

menunggu waktu. Keluarga terasa semakin lengkap dengan kehadiran buah

hati yang dinanti. Namun ada kalanya, pasangan suami isteri belum

mengetahui secara betul mengenai tanda-tanda kehamilan ini. Mereka kadang

masih bingung membedakan mana tanda-tanda kehamilan (pregnancy

symptoms) sebenarnya dengan tanda akan datang menstruasi, karena banyak

kasus terjadi bahwa tanda-tanda kehamilan biasanya mirip dengan tanda-tanda

akan datang menstruasi. Ketidaktahuan mengenai hal ini juga menyebabkan

beberapa kasus terjadinya keguguran (miscarriage).


2.2. Konsep Anemia Pada Ibu Hamil.

1. Pengertian Anemia

Anemia atau kurang darah merupakan salah satu penyebab utama

kematian ibu. Ibu hamil yang anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh

ibu dan janin akan nutrisi dan oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga

pertumbuhan bayi terganggu. Wanita yang mengidap anemia saat melahirkan

dapat mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan dapat menyebabkan

kematian.(Depkes RI, 2003)

Pada sebagian pasien dengan anemia yang betul – betul berat bisa tampa

gejala atau tanda sedangkan orang lain dengan anemia ringan bisa sangat lemah.

umumnya gejala klinis anemia (Depkes RI, 2005)

Tanda–Tanda Kurang Darah (Anemia) pada Ibu Hamil, Pusing,

Berkunang–kunang, Lemah, Badan Lesu, Cepat Lelah, Gampang Ngantuk,

Lidah, Bibir, Kuku pucat sekali. Wajah/Muka pucat. Bahaya Kurang Darah bagi

Ibu Hamil, Membahayakan jiwa ibu ketika melahirkan, Mengganggu

pertumbuhan bayi dalam kandungan. (Depkes RI, 2005)

Menurut WHO (2002) anemia adalah suatu keadaan dimana kadar

hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang

bersangkutan (Tarwoto, 2007).

Biasanya ini definisikan sebagai konsentrasi haemoglobin dalam darah

rurang dari pada 13,5 g/dL pada laki – laki dewasa dan kurang dari 11,5 g/dL

pada wanita dewasa. Walaupun ada yang memakai 14 g/dl dan 12 g/dl sebagai

batas terendah normal pada orang dewasa. Dari umur 3 bulan sampai akil balik ,
kurang dari pada 11 ,0 g/dl menunjukan anemia . Karena bayi baru lahir

mempunyai kadar haemoglobin tinggi ,15 g/dl dianggap sebagai batas terendah

ketika lahir. Penurunan haemoglobin biasanya disertai olah penurunan jumlah

sel darah merah dan packet cell volume (PCV) tetapi ini dapat normal pada

beberapa pasien dengan kadar haemoglobin subnormal. Perubahan dalam

volume plasma total yang beredar sebagai mana haemoglobin total yang beredar

menentukan apakah anemia terdapat atau tidak. Penurunan volume plasma dapat

menyelubungi anaemia, sebaliknya peningkatan volume plasma dapat

menyebabkan anaemia bahkan dengan sel darah merah total dalam sirkulasi

normal dan masa haemoglobin normal.

Tabel 1

Nilai – Nilai Normal Sel Darah Merah Orang Dewasa

Pria Rata-rata Wanita

Haemoglobin (Hb)* (g/dl) 13,5 - 17,5 11,5– 15,5


Haemoglobin Haematokrit (PCV) (%) 40 - 52 36 - 48
Hitung sel darah merah ( x 1012 /L) 4,5 - 6,5 3,9 - 5,6
Haemoglobin sel rata-rata (pg) 27 – 34
Volume sel rata-rata (fl) 80 – 95
Konsentrasi Haemoglobin sel rata rata (g/dl) 30 – 35

Sumber Kapita Selekta Haematologi oleh A V Hoffbrand 1996.

Anemia yang dikenal baik terjadi dengan difesiensi ( kekurangan ) zat

Besi, vitamin B12 atau folat. Anemia juga terjadi dengan defisiensi asam amino

(protein), tiroksin atau endrogen tetapi dapat merupakan adaptasi terhadap

komsumsi 02 jaringan yang lebih rendah, bukan sebagai efek langsung dari

defisiensi pada eritropoisis (proses terbentuknya sel darah merah di sumsum


tulang belakang ). Anemia juga terjadi pada defisiensi vitan C (scurvy) , vitamin

E dan reboflavin.

2. Gambaran Klinis Anemia

Pada sebagian pasien dengan anemia yang betul – betul berat bisa tampa

gejala atau tanda sedangkan orang lain dengan anemia ringan bisa sangat lemah .

umumnya gejala klinis anemia adalah :

a. Anemia yang cepat memburuk menyebabkan lebih banyak gejala dari

pada anemia yang lambat muncul karena lebih sedikit waktu untuk

penyesuaian dalam sistim kardiovaskuler .

b. Anemia ringan sering tidak menimbulkan gejala atau tanda tetapi ini

biasanya ada bila haemoglobin kurang dari 9 – 10 g/dl . bahkan anemia

berat konsentrasi haemoglobin serendah 6,0 g/dl dapat menghasilkan

gejala yang sangat sedikit akan tetapi, bila timbulnya sangat perlahan

pada orang muda yang sehat.

c. Orang tua kurang tahan terhadap anemia dibandingkan dengan orang

muda disebabkan pengaruh kurangnya oksigen pada organ bila

kompensasi kardiovaskuler normal ternganggu.

3. Tanda – Tanda Kurang Darah ( Anemia ) pada Ibu Hamil

Pusing ,Berkunang – kunang. Lemah. Badan Lesu. Cepat Lelah. Gampang

Ngantuk. Lidah, Bibir , Kuku pucat sekali. Wajah / Muka pucat.

4. Bahaya Kurang Darah bagi Ibu Hamil .

Membahayakan jiwa ibu ketika melahirkan. Mengganggu pertumbuhan bayi

dalam kandungan, dan dapat membahayakan jiwa ibu. Ibu Tidak Kuat Bekerja.
5. Penyebab Kurang Darah.

Kurang makan sayuran hijau, buah berwarna dan lauk pauk. Perdarahan akibat

sering melahirkan. Jarak kelahiran anak terlalu dekat. Ibu hamil bekerja terlalu

berat. Adanya cacing tambang dalam usus.

6. Perkiraan Hemoglobin pada Kehamilan.

Pemeriksaan hemoglobin (Hb) secara rutin selama kehamilan merupakan

kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia. Namum ada

kecendrungan kegiatan itu tidak dilaksanakan secara optimal selama masa

kehamilan. perubahan fisiologis yang terjadi dalam masa kehamilan

mengakibatkan penurunan Hb secara progesif sampai sekitar minggu ke 30 ,

yang secara fisiologis masih normal. Perubahan normal ini dikenal sebagai

hemodilusi dan biasanya mencapai titik terendah pada kehamilan minggu ke 30

. oleh karena itu pemeriksaan Hb dianjurkan untuk dilaksanakan pada awal

kehamilan dan diulang kembali pada minggu ke 30 untuk mendapat gambaran

akurat tentang status Hb (Hylten 2009 ).

Hemodifusi fisiologis dianggap sebagai suatu tanda kehamilan normal ,

dalam kaitannya dengan hasil kehamilan yang baik bagi janin (yaitu berat lahir

sesuai dengan umur kehamilan). Apabila tidak terjadi proses hemodilusi , yang

ditandai oleh kadar Hb yang tinggi , dapat diindikasikan adanya gangguan pada

perubahan fisiologis akibat ternganggunya sirkulasi darah plasenta yang dapat

mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin (sagen 2007 ).

Pemeriksaan kadar Hb terbaik adalah dengan menggunakan

spektrofotometer sehingga pemeriksaan secara Sahli dan Talguist hanya


merupakan alternatif pemeriksaan dilapangan. Namun pada kenyataan

dilapangan pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode Sahli karena memang

itu alat yang tersedia di institusi kesehatan terdepan yakni Puskesmas (Manuaba,

2008)

7. Penyebab Hemoglobin (Hb) Rendah dalam Kehamilan.

Penyebab utama rendahnya hemoglobin (Hb) dalam kehamilan adalah

defisiensi besi terutama bila hanya terjadi anemia ringan. Pada Hb di bawah 9 g

% dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti, karena masih adanya

kem ungkinan penyebab lain diluar kekurangan besi (Mahomed dan Hytten

2009). Pada umumnya seorang ibu hamil dengan Hb rendah harus diberikan

seplementasi besi, meskipun ada sebab lain seperti cacing dan malaria yang

harus dipertmbangkan untuk menentukan langkah tindak lanjut yang sesuai.

Telah dikemukakan bahwa pemberian suplementasi besi rutin pada ibu

hamil dengan gizi baik hanya memberi efek yang terbatas pada peningkatan Hb

(Mahomed dan Hylten 2009 ). Hasil penelitian mutakir menganjurkan

pemberian besi secara rutin hanya dilakukan pada ibu hamil yang telah terbukti

menderita anemia (Mahommed 2003). Namun di negara – negara yang

mengalami kekurangan gizi , suplemen gizi masih dinajurkan , karena sering kali

sulit untuk memperkirakan secara tepat kadar Hb Ibu hamil.

Anjuran program nasional indonesia adalah pemberian 60 mg/hari

elemenlat besi dan 50  g asam folat untuk profilasis anemia. Program

Depertemen Kesehatan R I memberikan 90 tablet besi selama 3 bulan. Beberapa

jenis makanan tertentu dapat mempengaruhi daya serap tubuh terhadap zat besi.
Khususnya tembakau, teh dan kopi diketahui mengurangi penyerapan besi. Oleh

karena itu ibu hamil yang mendapat suplementasi besi dianjurkan untuk

menggindari tembakau, teh dan kopi terutama sekitar waktu makan . Makanan

lain seperti protein dan vitamin C dapat membantu penyerapan. Oleh karena itu

harus disarankan untuk mengkonsumsi pangan yang kaya akan protein dan

vitamin C (Depkes RI, 2004)

8. Zat Besi dan Asam Folat dalam Kehamilan.

Zat besi dan Asam Folat merupakan vitamin dan mineral penting bagi

wanita hamil untuk mencegah kecacatan pada perkembangan bayi baru lahir dan

kematian ibu yang disebabkan oleh anemia berat gravis.

Zat besi dan asam folat ditemukan dalam jumlah besar , dalam sayuran

berdaun hijau tua , buah dan sayuran berwarna kuning tua , buncis dan kacang –

kacangan , zat besu juga dapat ditemukan dalam daging merah . Kebutuhan zat

besi dan asam folat meningkat dalam masa kehamilan.

Asam folat sangat dibutuhkan janin untuk perkembangan sistim syaraf

pusat selama minggu pertama kehamilan . Tabung neural yang akan menjadi

urat syaraf tulang belakang akan menutup pada hari ke 23 gestasi . Kekurangan

folat dapat menyebabkan penutupan tidak sempurna pada sumsum tulang

belakang dan dapat mengakibatkan cacat sumsum tulang belakang atau spina

bifida dan anen cepalus karena perkembangan urat saraf tulang belakang akan

lengkap sebelum kebanyakan wanita menyadari bahwa mereka hamil.

Untuk mencegah terjadinya cacat tulang belakang seorang wanita harus

mengkonsumsi 0,4 miligram asam folat setiap harinya. Edialnya jumlah asam
folat tersebut dikonsumsi minimal selama satu bulan sebelum kehamilan dan

selama tiga bulan pertama kehamilan. Bagaimanapun , jika seorang wanita telah

memiliki anak dengan cacat tulang belakang atau cacat tulang tengkorak akan

menyebabkan mereka memerlukan dosis asam folat yang lebih tinggi 4 miligram

perhari karena mereka cenderung memiliki anak dengan cacat yang sama .

Zat besi sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka kematian ibu dan

anak di Indonesia 2700 kematian ibu disebabkan oleh anemia berat dengan

penyebab utama adalah kekurangan zat besi . seorang anak yang kekurangan zat

besi tidak mampu mencapai perkembangan fisik dan mental secara optimal dan

mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga sering mengalami sakit.

Untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibi dan bayi baru lahir seorang

wanita harus mengkonsunmsi tablet zat besi sebelum hamil , selama dan sesudah

melahirkan , dengan menganjurkan dosis 1 tablet (60 mg zat besi + 0,25 mg

asam folat ) setiap hari.

Jika seorang wanita yang baru menikah atau wanita yang hamil muda

datang ke tempat pelayanan kesehatan maka pekerja kesehatan harus

merekomendasikan wanita tersebut untuk mengkonsumsi zat besi dan asam folat

serta memberikan penyuluhan supaya mereka memakan makanan yang banyak

mengandung asam folat, hal ini akan membantu pengurangan resiko kecacatan

pada tulang belakang.

Zat besi dan asam folat harus selaku dikonsumsi selama masa kehamilan

untuk mencegah kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir, serta

selama masa nifas atau sedikitnya 6 minggu sesudah melahirkan.


2.3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil.

Hasil penelitian Hannan (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil adalah pengetahuan tentang gizi ibu hamil,

sikap ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan selama kehamilan dan dukungan

keluarga ibu hamil

Hasil penelitian Sukaisih (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil adalah Pengetahuan tentang kebutuhan asupan

gizi selama kehamilan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Faktor sikap

ibu hamil terhadap cara mengkonsumsi makanan yang mengandung cat gizi

selama kehamilan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Faktor dukungan

keluarga dalam memberikan makanan yang bergizi seimbang terhadap kejadian

anemia,

Hasil penelitian Igede Swarsa (2010) Pengetahuan terhadap kejadian

anemia pada ibu hamil 0, 002 (≤0,05). Faktor sikap ibu terhadap kejadian

anemia pada ibu hamil 0, 002 (≤0,05). Faktor dukungan keluarga terhadap

kejadian anemia 0,001 (≥0,05),

2.3.1. Pengetahuan.

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dari

pengalaman orang lain . seorang anak kecil memperoleh pengetahuan

bahwa api itu panas setelah tangan dan kakinya menyentuh api.

Seseorang akan berhati–hati menyeberang jalan setelah melihat orang lain

tertabrak mobil waktu menyeberang jalan.


Pengetahuan seseorang didapatkan dari pengalaman dan

informasi yang diperoleh, baik melalui pelatihan, bimbingan, pembinaan

maupun melalui pengamatan, sehingga dapat memberikan tanggapan atas

respon terhadap apa yang diamati. Pengetahuan seseoramg didapat dari

pengalaman dan informasi yang didapatkan, baik melalui pelatihan,

bimbingan, pembinaan maupun melalui pengamatan, sehingga dapat

memberikan tanggapan atau respon terhadap apa yang diamatinya.

(Azwar, 2009 ).

Dengan demikian jelaslah bahwa pengetahuan merupakan faktor

penting dalam meningkatkan pemeriksaan Hemoglobin ibu hamil, karena

dengan baiknya pengetahuan masyarakat maka semakin memahami dan

mampu mengerti tentang mamfaat dan kegunaan pemeriksaan hemoglobin

ibu hamil

Pengetahuan seseorang didapat dari pengalaman dan informasi

yang didapatkan, baik melalui pelatihan, bimbingan, pembinaan maupun

melalui pengamatan , sehingga dapat memberikan tanggapan atau respon

terhadap apa yang diamatinya ( Haryoto, 2008).

Tingkat pengetahuan yang tinggi semakin tepat dalam pengambil

keputusan dan semakin baik pula penerima informasi tentang pentingnya

menjaga kehamilan sejak dini, sehingga ibu hamil dapat

memahami/mengerti cara menjaga kesehatan kehamilannya, dimana

Anemia yang terjadi selama kehamilan memberikan akibat pada ibu dan

janinnya. Bagi ibu, keadaan anemia akan menurunkan daya tahan tubuh
ibu, sehingga rentan terhadap infeksi. Selain itu akibat yang terjadi pada

persalinan antara lain adalah lemahnya kontraksi rahim, tenaga mengejan

yang lemah. Perdarahan post partum akibat otonia uteri, dan tubuh tidak

mentoleransi terjadinya kehilangan darah seperti wanita yang sehat.

Kehilangan darah hingga satu liter selama persalinan tidak akan

membunuh seorang wanita yang sehat, tetapi pada wanita yang jelas

anemia kehilangan sekitar 150 ml saja dapat berakibat fatal (Sulistyawati,

2009).

Pengetahuan menurut Arikunto (2013) dibagi dalam kategori, yaitu:

1. Baik, jika responden dapat menjawab dengan benar 76 – 100%.

2. Cukup, bila responden dapat menjawab benar 56 – 75%.

3. Kurang, bila responden dapat menjawab dengan benar <55%.

2.3.2. Sikap.

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

sesuatu objek . sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang

lain yang paling dekat . sikap membuat seseorang untuk dekat atau

menjauhi seseorang atau sesuatu.

Suatu sikap belum tentu terwujut dalam suatu tindakan . untuk

terwujudnya sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan factor pendudung

atau kondisi yang memungkinkan. Dengan demikian dapat disimpulkan

sikap masyarakat dalam pengelolaan sarana pembuangan air limbah

menggambarkan dari senang atau tidak sehingga melalui respon tersebut


akan terwujud dengan keinginan dan kemauan serta kesadaran dalam

memeriksaakan kadar haemoglobin.

Pertama adalah kerangka pemikiran yang diawali oleh para ahli

psikologi seperti (Louis, 1928). Rensis Likert (1932) juga seorang pionir di

bidang sikap, dan Charles Osgood. Menurut mereka, sikap adalah “suatu

bentuk evaluasi atau reaksi perasaan”. Sikap seseorang terhadap suatu

objek adalah perasaan mendukung atau ,memihak (favorable) maupun

perasaan yang tidak mendukung atau memihak (unfavorable) pada objek

tersebut (Azwar, 2008).

Suatu contoh sikap adalah sering ibu yang dalam masa

kehamilannya mendengarkan bahwa akibat anemia atau kurang darah

selama kehamilan adalah keguguran, kematian bayi, berat badan lahir

rendah dan bahkan kematian ibu.pengetahuan ini akan membawa ibu

untuk berpikir dan berusaha supaya dia tidak menderita anemia selama

kehamilan. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut

bekerja sehingga ibu berniat untuk mengkonsumsi tablet zat besi selama

masa kehamilan agar tidak menderita anemia. Akhirnya dapat dikatakan

bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek yang berupa anemia.

(Erfandi, 2010).

Sikap individu selalu diarahkan kepada suatu hal atau objek

tertentu dan sifatnya masih tertutup. Manifestasi sikap tidak langsung

dapat dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang tertutup

tersebut. Sikap masih merupakan kesiapan atau kesadaran untuk bertindak,


tetapi merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu

objek, semakin baik tingkat sikap ibu, semakin baik pula kondisi ibu hamil

yaitu dalam hal ini dalam mengatasi kejadian anemia pada ibu hamil

(Sulistyawati, 2009).

Sikap positif merupakan sikap yang telah diterima oleh

masyarakat sekitar dan telah menjadi norma kebiasaan sehingga bila ada

yang bersikap bertentanganan dengan sikap positif maka dia dianggap

telah bersikao negatif karena tidak sesuai dengan norma kebiasaan

Pengukuran Sikap dibagi atas 2 katagori ( Alimul, 2004) :

a. Positif : Jika responden menjawab benar > Mean/Median

b. Negatif : Jika responden menjawab benar ≤ Mean/Median

2.3.3. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses yang unsurnya terdiri dari

masukan (input) yaitu sasaran pendidikan (out put) yaitu suatu bentuk

perilaku dan kemampuan dari saran–saran pendidikan. Tujuan pendidikan

kesehatan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi

sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan bahwa manusia

selalu dapat belajar dan berubah, karena manusia selama hidupnya selalu

berubah untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

Berdasarkan proses Intelektuan Notoadmadjo, 2002 menjelaskan bahwa

pendidikan merupakan suatu proses utama menghasilkan perubahan

perilaku manusia yang secara operasional. Tujuannya dibedakan menjadi


tiga aspek yaitu, aspek pengetahuan (Kognitif), Aspek Sikap (afektif) dan

Keterampilan (Psikomotor). (Notoadmadjo, 2002 )

Salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku dan keyakinan

tentang kesehatan adalah tingkat pendidikan. Variabel ini mempengaruhi

pola pikir seseorang, selain itu kemampuan kognitif membentuk cara

berpikir seseorang, meliputi kemampuan untuk mengerti faktor-faktor

yang berpengaruh dalam kondisi sakit dan untuk menerapkan

pengetahuan tentang sehat dan sakit dalam praktek kesehatan personal.

Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan

intelektual sehingga dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam

bertindak. (Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi

pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu

hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah

gizi dan kesehatan keluarga. (Sulistyawati, 2009)

Jenjang pendidikan yang ditempuh dapat menggambarkan

wawasan seseorang. (Notoatmodjo, 2003).

Tingkat pendidikan dibagi 3 (tiga) katagori yaitu :

a. Perguruan Tinggi/Akademi (DIII) dikelompokkan pendidikan tinggi

b. SLTA/sederajat dikelompokkan pendidikan menengah

c. SD/SLTP/sederajat dikelompokkan pendidikan dasar.


2.4. Kerangka Teoritis

Berdasarkan tiori dari Sulistyawati, (2009) maka konsep pemikiran dari

penulisan ini adalah sebagai berikut

Sulistyawati, (2009)
a. Pengetahuan.
b. Sikap
c. Pendidikan
d. Tindakan
Kejadian Anemia Bumil

Depkes RI ( 2009 )
a. Pengetahuan.
b. Pola Makan
c. Emisis.
d. Pendidkan

Gambar 3.1 Kerangka Teoritis

2.5. Kerangka Konsep

Berdasarkan tiori dari Sulistyawati, (2009) maka konsep pemikiran dari

penulisan ini adalah sebagai berikut :

Independen Dependen

Pengetahuan

Sikap Kejadian Anemia Bumil

Pendidikan

Gambar 3.2 Kerangka Konsep


2.5. Hipotesa

2.5.1. Ada pengaruh Pengetahuan terhadap terjadinya anemia pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru

Kabupaten Pidie Jaya.

2.5.2. Ada pengaruh sikap terhadap terjadinya anemia pada ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie

Jaya.

2.5.3. Ada pengaruh pendidikan terhadap terjadinya anemia pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru

Kabupaten Pidie Jaya.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan bersifat analitik yaitu untuk mengetahui

Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya

tahun 2016. Disain Penelitian Cross Secsional.

3.2. Lokasi Penetitian.

Lokasi penelitian direncanakan di Puskesmas Bandar Baru Kecamatan

Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

3.3. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2016.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya

sebanyak 103 bumil usia kehamilan trimester II dan III

3.4.2. Sampel

Untuk pengambilan sample didasarkan pendapat Slovin dengan rumus

sebagai berikut :

N
n=
1 + N(d2 )
Keterangan :

N : Besarnya Populasi.

n : Besarnya Sampel

d : Tingkat Kepercayaan.

Jadi :

103
n=
1 + 103 (0,12 )

103
n=
1 + 1,03

103
n=
2,03

n = 50,7

n = 51

Dengan demikian sample yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 51

Ibu Hamil.

3.4.3. Cara Pengambilan Sample.

Cara pengambilan sample menggunakan Teknik Pengambilan sample

Accidental Sampling.
3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Data Primer.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari

responden dengan mengadakan wawancara , menggunakan questioner dan

pengamatan dengan menggunakan checklist yang berisikan daftar pertanyaan

dengan pilihan jawaban yang telah disiapkan.

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan diperoleh dari :

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya

2. Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru.

3.6. Instrumen

Instrumen penelitian ini berupa data berisi variabel – variabel akan

peneliti lakukan yang datanya tersebut diambil dari kuesioner, yang akan di

berikan pada responden berupa, 10 buah pertanyaan pengetahuan, 1 buah

pertanyaan Sikap dan 1 buah pertanyaan Pendidikan.


3.7. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala Hasil ukur


operasional ukur
DEPENDENT (TERIKAT)
1. Anemia Kurang darah Cek HB Ceklist Ordinal - Ya
dimana kadar Dengan - Tidak
hemoglobil - Ya bila Hb ibu
kurang dari hamil < 11 gr%
nilai normal
- Tidak bila Hb
ibu hamil ≥ 11
gr%

INDEPENDENT (BEBAS)
1 Pengetahuan Pemahaman Menyebarkan
Kuesioner Ordinal - Tinggi
responden kuesioner - Kurang
tentang - Tinggi bila
manfaat benar x>x
pemeriksaan
- Kurang bila
Hb,akibat bila
Hb rendah, benar x<x
upaya
menaikan Hb.

2 Sikap Respon ibu Menyebarkan Kuesioner Ordinal - Positif


hamil tentang kuesioner - Negatif
anemia - Positif bila
benar > Mean
- Negatif bila
benar ≤ Mean

Tingkat Menyebarkan
3 Pendidikan Kuesioner Ordinal - Tinggi
pendidikan kuesioner - Menengah
yang telah - Tinggi bila - Dasar
ditempuh tamat Perguruan
responden. Tinggi atau
Akademi
- Menengah bila
tamat SMA
Sederajat
- Dasar bila tamat
SD/SMP
sederajat

3.8. Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan memakai teknik manual,

pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut (Budiarto, 2002)

Editing Langkah ini bertujuan agar data yang diperoleh dapat diolah

dengan baik untuk mendapatkan informasi yang tepat.

Coding Yaitu memberikan kode atau angka tertentu terhadap

kuesioner yang diajukan.

Tranfering Perhitungan sesuai variabel yang dibutuhkan lalu dimasukan

ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah

analisa data dan pengambilan kesimpulan.

Tabulating Yaitu data yang dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

3.9. Analisa Data

3.9.1. Univariat

Data yang didapat dari pengisian kuesioner oleh responden kemudian

dianalisa secara deskriptif dengan menghitung persentase setiap variabel

dependen dan independen dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekwensi untuk di narasikan dengan rumus (Budiarto, 2002)

P=

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekwensi

n = Jumlah semua responden

3.9.2. Bivariat (Cross Seksional)


Untuk mengukur hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan

variabel terikat, dan dilakukan analisa silang dengan mengunakan tabel

silang yang dikenal dengan Baris X Kolom (B x K) dengan derajat

kebebasan (df) yang sesuai. Skor diperoleh dengan mengunakan metode

statistic Chi – Square Test ( X2) dengan rumus sebagai berikut Budiarto

(2002)

(0  E ) 2
X =2
E

Keterangan :

0 = Frekwensi observasi

E = Frekwensi harapan

Bila pada tabel contingency 3 x 2 terdapat nilai frekwensi harapan

(expected frequensi) kurang dari 20 %, maka dilakukan marjer sel (grouping)

atau pengabungan sel menjadi 2 x 2 dengan derajat kebebasan (df) yang

sesuai. Jika setelah dilakukan penggabungan sel sehingga membentuk tabel

contigency 2 x 2 dan masih terdapat nilai frekwensi harapan kurang dari 5,

maka akan dilakukan upaya koreksi dengan mengunakan formula Yate`s

correction, yaitu

[(0  E )  (0,5)]2
X =
2
E

Adapun ketentuan yang di pakai dalam uji statistik ini adalah :

1. Ho diterima, jika X2 hitung < X2 tabel atau P – value ≥ α (0,05) artinya

tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan terjadinya anemia
pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan

Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya tahun 2016

2. Ho ditolak, jika X2 hitung > X2 tabel atau P – value < α (0,05) artinya ada

hubungan antara variabel yang diteliti dengan terjadinya anemia pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kecamatan Bandar Baru

Kabupaten Pidie Jaya tahun 2016.

Semua proses analisa data dalam penelitian ini menggunakan komputer

dengan bantuan program komputer

3.10. Penyajian Data.

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan bantuan

program komputer kemudian di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi

untuk dinarasikan
DAFTAR PUSTAKA

Aguswarni, 2016, Anemia dalam kehamilan, http://www. ditpertais.net//.../


makalah%sri%2340palupi.doc>, (Dikutip tanggal 5 April 2016).

Arikunto, 2013, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta, Renika Cipta

Ardiani, 2008, Faktor yang mempengaruhi kejadian ibu hamil di Puskermas Pasean
Pemakasan tahun 2008, http://www. ditpertais.net//.../
makalah%sri%2340palupi.doc>, (Dikutip tanggal 5 April 2016).

Alimul, 2004, Riset Keperawatan. EGC, Jakarta

Azwar, 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta , Rineke Cipta

_____, 2008, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta, Mutiara

Budiarto, 2002. Metodelogi penelitian kesehatan, Jakarta, EGC

BKKBN, 2011, Kesehatan Ibu Hamil , Jakarta , Unicef

Depkes RI, 2008, Profil kesehatan indonesia, Jakarta

_________, 2011, Buku 1 Standar Pelayanan Kebidanan , Jakarta , Unicef

_________, 2008. Kesehatan Reproduksi, Jakarta

________, 2005, Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga ,cetakan ke XVII ,
Jakarta , Unisef , 2006.

________, 2004 Pedoman Hidup Sehat , Jakarta .Unicef

-----------, 2003. Asuhan persalinan normal, Jakarta

Dinkes Aceh, 2012, ,Aceh dalam Angka, Provinsi Nanggro Aceh Darussalam

Erfandi, 2010, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Renika Cipta, Jakarta.

Haryoto, 2008, Kesehatan reproduksi remaja, EGC, Jakarta

Hylten, 2009, Gizi dalam perkembangan manusia, EGC. Jakarta

Manuaba, 2008, Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB, EGC, Jakarta

Notoadmodjo, 2003, Pengantar Ilmu Perrilaku Kesehatan, Jakarta, BPKM FKM IU.
Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan, Renika Cipta, Jakarta

Sagen, 2007, Hb pada kehamilan normal, http://www. ditpertais.net//.../


makalah%sri%2340palupi.doc>, (Dikutip tanggal 5 April 2016).
Sulistyawati, 2009, Gizi Reproduksi, Jakarta, Mutiara

Sweet, 2007, Hemoglobin, http://www. ditpertais.net/ /.../makalah%sri%


2340palupi.doc>, (Dikutip tanggal 5 April 2016).

Tarwono, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Renika Cipta, Jakarta


Lampiran : 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU


HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR
BARU KECAMATAN BANDAR BARU KABUPATEN
PIDIE JAYA TAHUN 2016

Nama Peneliti : TRISNAWATI


Tanggal wawancara : __________________2016

I. DATA UMUM
1. Nomor Responden :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Jumlah Anggota Keluarga :
II . DATA KHUSUS

A. Pemeriksaan HB

Berapa Kadar HB ibu sekarang .......... gr%

B. PENGETAHUAN BUMIL

No Pernyataan Betul Salah

1 Anemia adalah Penurunan jumlah sel darah


merah atau jumlah Hemoglobin yang
terkandung dalam sel darah merah
2 Sumber zat besi yang tidak baik adalah hati

3 Penyebab anemia pada umumnya adalah


Kekurangan gizi (Malnutrisi)
4 Gejala - gejala anemia adalah Pusing, lemah,
letih

5 Setiap wanita normal akan mengalami


Anemia
6 Kulit pucat, jantung berdebar - debar,
pusing, mudah kehabisan nafas ketika naik
tangga merupakan Kecurigaan terjadinya
anemia
7 Sumber zat besi yang paling banyak terdapat
pada sayuran dan buah-buahan yang
berwarna merah
8 Makanan tidak berpengaruh pada terjadinya
anemia
9 Anemia merupakan penyakit yang
disebabkan oleh kuman
10 Manfaat pemeriksaan Hb untuk mengetahui
tingkat anemia
11 Anemia dapat dihindari dengan
mengkonsumsi tablet besi (Fe) secara teratur
12 Anemia tidak mempengaruhi pertumbuhan
janin
13 Anemia terjadi pada semua ibu hamil

14 Anemia mempengaruhi pembentukan ASI

15 Bila Hb ibu normal apa yang ibu lakukan


makan tablet besi secara teratur

C. Sikap Bumil.

No Pertanyaan SS S RG TS STS

1 Apakah ibu melakukan pemeriksaan


HB saat ibu adalah penting
2 Apakah sebaikanya ibu hamil perlu
mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi
3 Apakah Sebaiknya ibu hamil
mengkonsumsi obat tablet tambah
darah untuk mencegah terjadinya
Anemia
4 Apakah ibu hamil stelah makan sayur
maka teblet Fe tidak perlu dikonsumsi
lagi
5 Apakah Ibu merasa pemeriksaan kadar
HB sangat diperlukan
6 Apakah Ibu merasa pemeriksaan kadar
HB hal yang harus dilakukan di setiap
pemeriksaan kehamilan
7 Apakah Ibu dengan usia kehamilan
kurang dari 6 bulan perlu minum tablet
Fe
8 Apakah ibu merasa kawatir jika terkena
Anemia
9 Apakah ibu merasa pemeriksaan kadar
HB sebaiknya dilakukan di setiap
posyandu
10 Apakah ibu hamil Tidak perlu makan
makanan sayuran hijau

Keterangan
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Anda mungkin juga menyukai