Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS SWOT DAN INDENTIFKASI KOMPONEN TAMAN WISATA

OLENG SIBUTONG KABUPATEN JEMBER

Disusun Oleh :
ARGHYA NARENDRA DIANASTYA (111510501105)
(Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan S-1 PS. Agroteknologi Fakultas
Pertanian UNEJ)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin canggih teknologi yang ada di dunia ini, semakin banyak pula
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Setiap hari manusia selalu sibuk
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga terdapat kemungkinan
besar manusia mengalami stress. Karena hal tesebut, terdapat kecenderungan
adanya peningkatan minat penduduk untuk melakukan atau mendapatkan hiburan.

Manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tidak hanya kebutuhan jasmani


saja, melainkan juga kebutuhan rohani. Pemenuhan kebutuhan rohani dapat
diwujudkan dengan berbagai cara misalnya dengan beribadah, rekreasi dan
menikmati keindahan. Karena manusia terlalu sibuk dengan kegiatannya, maka
sedikit sekali yang masih sempat untuk melakukan rekreasi atau sekedar melihat
keindahan alam untuk memenuhi kebutuhan rohaninya.

Salah satu upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
ditempuh melalui penetapan sebagian kawasan hutan dan/atau kawasan perairan
menjadi taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam yang salah satu
fungsinya adalah sebagai obyek dan daya tarik wisata alam untuk dijadikan pusat
pariwisata dan kunjungan wisata alam. Pembangunan nasional di berbagai sektor
telah berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, disamping telah
meningkatkan kegiatan masyarakat diberbagai bidang, sehingga menimbulkan
perubahan pola kehidupan masyarakat yang menuntut kebutuhan hidup yang
semakin beragam. Kedua aspek tersebut ditambah dengan meningkatnya minat
kembali ke alam terutama bagi masyarakat perkotaan, menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan wisata alam.

Unsur-unsur alam yang bisa di proyeksikan di dalam tata taman wisata


misalnya gunung dan pegunungan, sungai dan danau, matahari, bulan, bunga-
bungaan dan lain-lain. Semua itu memberi kesan menyenangkan pada hidup kita.
Taman wisata merupakan tempat dimana bisa melepas penat untuk menyenangkan
batin setelah bekerja selama seminggu. Taman dapat berfungsi sebagai tempat
untuk penelitian.

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pariwisata alam, maka taman


nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, yang memiliki gejala keunikan
alam, keindahan alam, dan lain-lain, sangat potensial untuk dikembangkan
sebagai obyek dan daya tarik wisata alam disamping sebagai wahana penelitian,
pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Agar obyek dan daya tarik
wisata alam tersebut dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan modal dan
teknologi. Untuk itu, modal masyarakat dan teknologi yang sesuai, perlu diikut
sertakan dalam kegiatan pengusahaan pariwisata alam.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis SWOT dari taman wisata Oleng Si Buttong
2. Untuk mengetahui komponen taman wisata Oleng Si Buttong
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai suatu taman, baik itu
taman rumah, taman kota, taman wisata atau taman rekreasi. Taman dalam
pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa
sehingga mempunyai keindahan dan kenyamanan, dan keamanan bagi pemilik
atau penggunanya. Berdasarkan skala dan entuknya, taman dapat disebut garden,
park, atau landscape (Laksana,M.B.D, tanpa tahun).

Secara formal, definisi taman nasional tertuang dalam UU RI No.5/1990


dan PP RI No.68/1998. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata, dan rekreasi. Sedangkan batasan definisi taman nasional menurut
Sumardja dalam Wiratno et al. adalah satu atau beberapa ekosistem yang secara
fisik belum berubah oleh kegiatan dan okupasi manusia, dimana tumbuhan,
spesies hewan, dan habitatnya, juga tempat-tempat yang secara geomorfologis
secara khusus memiliki nilai ilmiah, pendidikan, dan daya tarik rekreasi atau yang
memiliki lanskap alami yang demikian indah (D. Sumardiani, 2008).

Menurut Budiana (2005), taman adalah sebidang tanah terbuka dengan


luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan
yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya
dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain dan sebagainya. Pembuatan
taman yang dilakukan oleh para penguasa kuno dalam bentuk penataan lahan
pertanian dengan variasi pengairannya merupakan wujud pengakuan akan
keindahan alam. Pohon yang rindang, bunga warna-warni, aliran air, batu-batu
dan berbagai elemen lain dianngap sebagai karunia alam yang memiliki nilai
estetika tinggi.

Arsitektur Lansekap atau sering disebut juga Arsitektur Pertamanan adalah


desain dan penataan ruang publik di wilayah terbuka untuk mencapai
keharmonisan lingkungan, perilaku sosial, dan hasil estetika. Ini melibatkan
peninjauan sistematis kondisi sosial, ekologi, dan geologi yang ada dan proses
dalam lanskap dan desain intervensi yang akan menghasilkan produk atau karya
yang diinginkan. Terdapat dua mahdzab arsitektur lanskap yaitu berakar dari seni
arsitektur dan ilmu-ilmu pertanian. Di Eropa khususnya di Perancis, bidang ini
berakar dari seni arsitektur. Arsitektur lanskap di banyak negara seperti Amerika,
Jepang dan sebagainya, berakar dari ilmu-ilmu pertanian yaitu dari kehutanan,
lingkungan dan hortikultura (hortus = kebun), suatu ilmu dan seni berkebun (W.
Hendromartono dan E. Himawati, 2007).

Saat ini taman terdapat dalam berbagai ragam wujud keindahannya yang
memiliki bentuk dan fungsi yang spesifik dan berbeda antara satu taman dengan
taman lainnya. Hal tersebut terjadi karena pembuatan suatu taman sangat
berhubungan erat dengan ekspresi pembuatnya atau keinginan pembuatnya
(designer), keinginan pemiliknya (owner), dan pemanfaatannya bagi pengguna
taman tersebut (user). Oleh karena itu, rancangan taman tidak akan lepas dari
filosofi yang terkait dengan keseimbangan antara keindahan dan fungsi yang
terdapat dalam taman tersebut (Arifin, H.S, 2006).

Model taman merupakan hasil keputusan akhir dari pemikiran seorang


perencana atau pemilik taman. Karena taman akan terbentuk dengan baik apabila
sesuai dengan keinginan sang pemilik taman. Sebuah model taman tercipta dari
kemampuan yang baik dan sensitivitas dalam memilih semua material yang
digunakan dalam membuat taman, baik memilih tanaman maupun elemen lain
serta menyusunnya hingga tercipta suatu pola atau tema tertentu (M. Sintia dan
Murhananto, 2008).

Hutan wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat
wilayahnya perlu dibina dan di pertahankan sebagai hutan dengan maksud untuk
pengembangan pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Hutan Wisata karena fungsinya
dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

a. Taman Wisata ialah hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik
keindahan untuk tumbuh-tumbuhan maupun satwa serta keindahan alamnya
sendiri mempunyai corak khas untuk di manfaatkan bagi kepentingan rekreasi,
pariwisata, dan kebudayaan.

b. Taman Buru adalah hutan wisata yang didalamnya terdapat satwa buru yang
memungkinkan diselenggarakannya pemburuan yang teratur bagi kepentingan
rekreasi dan olahraga (Anonim, 2008).

Taman wisata merupakan tempat wisata yang merupakan yang digemari oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari tingginya angka kunjungan
masyarakat ke taman-taman wisata setiap akhir minggu dan juga hari liburan.
Secara tidak langsung Taman wisata di Indonesia merupakan objek wisata dan
edukasi yang sangat menjanjikan. Taman wisata memiliki banyak bentuk dan
tema atau model yang diangkat sebagai ciri khas dari taman tersebut. Di kota
besar seperti Jakarta saja saat ini sudah banyak memiliki taman-taman wisata,
sepeerti Taman Impian Jaya ancol, dan Taman Mini Indonesia Indah. Saat ini
Tempat-tempat wisata outdoor dibuat seperti tempat wisata alam yang asri dan
alami, dimana orang-orang akan merasa nyaman di dalamnya dan jauh dari
kepenatan kota dan juga menghabiskan waktu dengan keluarganya. Taman wisata-
taman wisata ini juga kebanyakan digunakan sebagai pusat pelestarian, contoh
Taman Bunga Nasional, Taman Safari Indonesia, dan juga Taman Wisata
Mekarsari (Ariesta,V.I,tanpa tahun).
Salah satu contoh taan wisata yaitu Oleng Sibutong. Kolam renang Oleng
Sibutong, berjarak sekitar 10 km sebelah barat laut dari Jember, tepatnya di
kecamatan Arjasa. Kolam renang ini cocok untuk rekreasi keluarga. Menurut
legenda rakyat setempat, pernah ada belut tanpa ekor. Penduduk asli menyebutnya
Butong (Madura). Belut ini dapat dilihat oleh orang-orang pada hari-hari tertentu
dan dikatakan bahwa mandi di air dan minum dapat menyehatkan dan bikin awet
muda. Wisata Oleng Sibutong memiliki dua kolam renang yang berasal dari
sumber mata air Oleng Sibutong. Wisata Oleng Sibutong memiliki keindahan
alam yang asri dan sejuk dengan rerimbunan pohon yang dipadukan dengan
taman buatan yang tertata rapi.
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Data

a. Nama pemilik : H. Drs. Birin Rahardjo


b. Luas lahan : ± 2,5 Ha (1 Ha diwaqafkan)
c. Lokasi : Biting, Arjasa (± 2 km dari pertigaan Arjasa)
d. Dibangun : tahun 1983 (kolam pemandian swasta tertua di Jember)
e. Harga tiket masuk : Rp 7.000
f. Jumlah pegawai : 30 orang
g. Konsep taman : Taman rekreasi warna-warni dengan kombinasi komponen
lunak berupa tanaman daun, pohon, serta bunga.

Komponen Taman

No Komponen Fungsi Keterangan


1 Kolam renang - Fasilitas berenang Berjumlah 3 buah,
- Fasilitas olahraga terdiri dari sebuah
- Tempat berendam kolam renang air hangat
untuk
dan 2 buah kolam
menghilangkan rasa
pegal-pegal di badan renang standar
- Sarana
menghilangkan
kejenuhan
2 Hotel - Sarana penginapan Terdapat 20 kamar hotel
bagi pengunjung yang terdiri dari 10
kamar ekonomi dengan
harga Rp 50.000/malam
dan 10 kamar VIP
dengan harga
Rp80.000/malam
3 Aula - tempat menyajikan
hiburan live bagi
pengunjung, contoh:
Penyanyi dangdut
- Tempat pertemuan
bila ada tamu atau
pengunjung yang
membooking taman
rekreasi ini
4 Flying Fox - Sarana olah raga dan
menguji adrenalin
- Sebagai wahana
permainan di taman
rekreasi ini
5 Air terjun “Potreh - Unsur alam yang Air terjun ini tingginya
Koning” dapat menambah sekitar 50 meter dan
kesegaran dan berjarak 100m dari
kealamian tempat
lokasi Oleng Sibutong.
wisata
- Wilayah konservasi Pengunjung yang akan
air masuk lokasi air terjun
- Habitat bagi dikenakan tarif Rp 1000
berbagai macam
tumbuhan dan
hewan yang
hidupnya di
ekosistem air atau
sungai
6 Tempat parkir - Fasilitas untuk
menitipkan
kendaraan bermotor
para pengunjung
agar aman.

3.1.2 Analisis SWOT Taman Wisata Oleng Sibutong

SWOT
Kelebihan (Strenght) 1. Memiliki banyak tanaman
2. Sebagian tempat masih asri dan
bisa dijadikan sarana edukasi
3. Masih alami
4. Jauh dari kota dan polusi
5. Udara masih segar
6. Pegawai adalah penduduk lokal
sehingga aspek kesejahteraan
sosial masyarakat diperhatikan
7. Merupakan pemandian tertua yang
dimiliki pihak swasta Jember
8. Sarana dan fasilitas rekreasi
lengkap dengan ditambah air terjun
Weakness (Kelemahan) 1. Tidak terawat
2. Manajemen pegawai buruk (tidak
berseragam dan kurang
profesional)
3. Fasilitas rusak
4. Air kolam kotor
5. Kolam renang tidak berfungsi
6. Toilet wanita sempit
7. Toilet kotor
8. Fasilitas lengkap tapi tidak
berfungsi (contoh: flying fox,
kolam atas dan kolam air panas)
9. Tempat parkir tidak ada penjagaan
10.Papan iklan kurang terawat
11. Servis kurang karena tiket masuk
tanpa asuransi
Opportunity (Peluang) 1. Akan dikembangkan dengan
investasi 3 Milyar
2. Salah tempat wisata bagian Jember
utara
3. Ada promosi berupa plang iklan 2
km sebelum lokasi
4. Kebutuhan masyarakat berbasis
edukasi dan botani cukup besar
Threats (Ancaman) 1. Sudah ada banyak tempat wisata
berupa kolam pemandian di
kawasan Jember
2. Sulit mendapat investor
3. Kesan negatif dari masyarakat
karena tempat ini sering dibuat
tempat mesum
4. Pada saat musim hujan rawan
ancaman banjir dari sungai
5. Tidak ada angkutan umum

3.2 Pembahasan

Obyek wisata pemandian Oleng Sibutong, terletak 10 km arah utara kota


Jember merupakan lokasi wisata yang sangat sesuai untuk rekreasi keluarga.
Nama Oleng Sibutong, berasal dari nama ikan Uling, sejenis belut yang buntung,
yang secara logat madura disebut Butong. Ikan Uling selalu muncul di mata air
yang digunakan untuk mengisi kolam. Pada saat hari libur besar (nasional) di
Taman Rekreasi Oleng Sibutong selalu diadakan atraksi musik dan tari baik
tradisional maupun modern.
Sumber mata air obyek wisata ini merupakan sumber utama untuk
pengisian air kolam renang, yang konon menurut legenda merupakan tempat
bersarangnya ikan Uling (Madura) yang berarti oleng dan tidak mempunyai ekor
yang dalam bahasa Madura adalah butong yang kemudian dipakai sebagai nama
obyek wisata Oleng Sibutong.

Pemilik dari Obyek Wisata Oleng Sibutong ini adalah H. Drs. Birin
Rahardjo dengan luas lahan ± 2,5 Ha, lahan 1 Ha diwaqafkan. Lokasi Oleng
Sibutong terletak di Biting, Kecamatan Arjasa, lebih tepatnya ± 2 km dari
pertigaan Arjasa. Taman wisata ini didirikan pada tahun 1983 dan merupakan
kolam pemandian swasta tertua di Jember. Harga tiket masuk cukup terjangkau
untuk pengunjung yaitu Rp 7000,-. Jumlah pegawai yang bekerja di Taman Wisata
ini sebanyak 30 orang pegawai. Konsep taman wisata ini yaitu taman rekreasi
warna-warni dengan kombinasi komponen lunak berupa tanaman daun, pohon,
serta bunga.

Suatu taman terdiri dari komponen-komponen yang mendukung taman


tersebut. Adapun komponen taman pada Taman Wisata Oleng Sibutong ini adalah
sebagai berikut:

1. Kolam renang.
Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi
dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya.
Kolam renang di taman wisata ini berguna untuk sarana olahraga berenang,
sebagai tempat berendam untuk menghilangkan rasa pegal-pegal di badan, serta
sebagai sarana menghilangkan kejenuhan. Di taman wisata Oleng Sibutong ini
kolam renang berjumlah 3 buah, terdiri dari sebuah kolam renang air hangat dan 2
buah kolam renang standar.

2. Hotel
Hotel merupakan sebuah bangunan yang disediakan kepada publik secara
komersial untuk menginap, bermalam, atau tinggal dalam jangka waktu
sementara. Berdasarkan sejarahnya, hotel berasal dari bahasa Perancis kuno dari
kata "hostel". Diperkirakan hotel sudah ada sejak akhir abad 17 dan digunakan
sebagai "tempat penampungan pendatang". Sejak awal hotel sengaja dibangun
untuk keperluan masyarakat umum. Hotel di taman wisata Oleng Sibutong ini
berfungsi sebagai sarana penginapan bagi para pengunjung. Terdapat 20 kamar
hotel yang terdiri dari 10 kamar ekonomi dengan harga Rp 50.000/malam dan 10
kamar VIP dengan harga Rp80.000/malam.

3. Aula
Aula merupakan sebuah ruang dengan ukuran besar besar yang digunakan
untuk acara rapat, upacara, dan acara-acara lainnya. Aula di taman wisata Oleng
Sibutong ini menyajikan hiburan live bagi pengunjung, contohnya yaitu dengan
mengundang penyanyi dangdut. Selain itu aula sebagai tempat pertemuan bila
ada tamu atau pengunjung yang membooking taman rekreasi ini.

4. Flying Fox
Flying Fox adalah permainan tantangan individu yang diadaptasi dari
pelatihan militer. Permainan ini dilakukan dengan cara meluncur dari ketinggian
tertentu. Flying Fox merupakan sarana permainan uji adrenalin yang pada saat ini
sangat digemari oleh banyak pengunjung taman wisata. Flying fox dapat menjadi
sarana olah raga yang dapat menguji adrenalin serta sebagai wahana permainan di
taman rekreasi ini.

5. Air terjun “Potreh Koning”


Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu
formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Air
terjun dapat berupa buatan yang biasa digunakan di taman. Beberapa air terjun
terbentuk di lingkungan pegunungan dimana erosi kerap terjadi. Air terjun
merupakan suatu fenomena dimana kumpulan air dari suatu sungai yang jatuh
kebawah karena adanya jurang atau ngarai dari permukaan tempat arus sungai
mengalir tersebut.

Air terjun yang berada di taman wisata Oleng Sibutong ini yaitu Air terjun
“Potreh Koning”. Air terjun ini merupakan unsur alam yang dapat menambah
kesegaran dan kealamian tempat wisata sebagai wilayah konservasi air. Pada air
terjun ini terdapat habitat bagi berbagai macam tumbuhan dan hewan yang
hidupnya di ekosistem air atau sungai. Air terjun ini tingginya sekitar 50 m dan
berjarak 100 m dari lokasi Oleng Sibutong. Pengunjung yang akan masuk lokasi
air terjun dikenakan tarif Rp 1000,-.

6. Tempat Parkir
Sebuah taman wisata memang sudah seharusnya memiliki tempat parkir.
Tempat parkir ini berguna sebagai fasilitas untuk menitipkan kendaraan bermotor
para pengunjung agar aman.

Analisis SWOT yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi


kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) pada Taman Wisata Oelng Sibutong ini adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan (Strenght)
Taman Wisata Oleng Sibutong ini memiliki banyak tanaman yang dapat
menghiasi taman agar lebih menarik dan menyegarkan pengunjung yang hadir.
Dengan adanya banyak tanaman ini menjadikan lingkungan taman wisata ini
menjadi lebih asri sehingga dapat dijadikan sebagai sarana edukasi. Tanaman-
tanaman yang terdapat di taman wisata ini dapat meneduhkan lingkungan,
mendinginkan temperatur, mengurangi hembusan angin, mengurangi kebisingan,
menambah privasi dan melindungi tanah dari erosi. Taman wisata ini terbilang
masih alami dan jauh dari perkotaan serta polusi.

Pegawai yang dipekerjakan yaitu penduduk lokal sehingga aspek


kesejahteraan sosial masyarakat diperhatikan. Oleng Sibutong ini merupakan
pemandian tertua yang dimiliki pihak swasta Jember sehingga menjadi daya tarik
tersendiri bagi pengunjung. Selain itu di Taman Wisata Oleng Sibutong ini
menyediakan sarana dan fasilitas rekreasi lengkap dengan adanya Air Terjun
“Potreh Koning” yang dapat menambah kesegaran dan kealamian tempat wisata
sebagai wilayah konservasi air.

b. Weakness (Kelemahan)
Selain terdapat kelebihan, taman wisata ini juga memiliki beberapa
kelemahan. Sebuah taman wisata tidak cukup hanya dengan tersedianya fasilitas-
failitas yang memadai. Perawatan taman maupun fasilitas yang ada juga
merupakan hal yang penting demi kenyamanan pengunjung. Dapat dikatakan
bahwa taman wisata ini kurang terawat dengan baik yang dapat dilihat dari
terdapat beberapa fasilitas yang rusak, air kolam yang kotor, toilet kotor, dan
kolam renang yang tidak berfungsi dengan baik. Selain itu kelemahan lainnya
yaitu sarana utilitas seperti toilet wanita berukuran sempit sehingga pengunjung
menjadi kurang nyaman saat menggunakannya. Bila dilihat dari manajemen
pegawainya termasuk buruk karena kurang profesional dan tidak menggunakan
seragam.

Pada taman wisata ini terdapat banyak fasilitas yang dapat dikatakan
cukup lengkap. Namun sangat disayangkan karena fasilitas-fasilitas tersebut tidak
berfungsi. Fasilitas yang tidak berfungsi dengn baik yaitu flying fox, kolam atas
dan kolam air panas. Kelemahan lainnya yaitu tidak ada penjaga tempat parkir
sehingga tingkat keamanan kurang dan servis kurang karena tiket masuk tanpa
asuransi.

c. Opportunity (Peluang)
Peluang yang dimiliki Taman Wisata Oleng Sibutong ini merupakan salah
satu tempat wisata bagian Jember utara yang akan dikembangkan dengan
investasi 3 Milyar sehingga diharapkan dapat mengembangkan tempat wisata ini
agar diminati oleh pengunjung. Peluang lainnya yaitu terdapat promosi berupa
plang iklan 2 km sebelum lokasi. Selain itu saat ini kebutuhan masyarakat
berbasis edukasi dan botani cukup besar sehingga dapat menjadi peluang yang
bagus untuk pengembangan taman wisata ini.

d. Ancaman
Ancaman yang dimiliki oleh Taman Wisata Oleng Sibutong ini yaitu sudah
ada banyak tempat wisata berupa kolam pemandian di kawasan Jember sehingga
dapat menjadi pesaing dalam mengembangkan taman wisata ini. Selain itu tepat
wisata ini untuk mengembangkan ke arah yang lebih baik termasuk sulit
mendapat investor karena beberapa hal. Salah satunya yaitu terdapat kesan negatif
dari masyarakat karena tempat ini sering dibuat tempat mesum.

Pada saat musim hujan rawan ancaman banjir dari sungai yang dapat
menjadi sebuah ancaman bagi taman wisata ini. Ancaman lainnya yaitu kurang
strategisnya lokasi taman wisata ini karena tidak adanya angkutan umum yang
melewati. Sehingga akses pengunjung menjadi cukup sulit.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Taman wisata Oleng Si Buttong terletak di kawasan desa Biting kalisat, jember
yang memiliki berbagai fasilitas seperti taman bermain, hotel, air terjun dll.
2. Taman Wisata Oleng Sibutong ini memiliki banyak tanaman yang dapat
menghiasi taman agar lebih menarik dan menyegarkan pengunjung yang hadir
3. Selain terdapat kelebihan, taman wisata ini juga memiliki beberapa kelemahan.
Sebuah taman wisata tidak cukup hanya dengan tersedianya fasilitas-failitas
yang memadai. Perawatan taman maupun fasilitas yang ada juga merupakan
hal yang penting demi kenyamanan pengunjung
4. Peluang yang dimiliki Taman Wisata Oleng Sibutong ini merupakan salah satu
tempat wisata bagian Jember utara yang akan dikembangkan dengan investasi
3 Milyar sehingga diharapkan dapat mengembangkan tempat wisata ini agar
diminati oleh pengunjung.
5. Ancaman yang dimiliki oleh Taman Wisata Oleng Sibutong ini yaitu sudah ada
banyak tempat wisata berupa kolam pemandian di kawasan Jember sehingga
dapat menjadi pesaing dalam mengembangkan taman wisata ini.

5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dan
masyarakat umum dalam pengaplikasian taman dan juga dapat membantu
pengelola taman Oleng Si Buttong dalam membangun taman wisatanya menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Amaah. 2012. Taman Rekreasi Selecta. [serial online]. http://www.malang-


guidance.com/taman-rekreasi-selecta/. [12 April 2013].

Anonim. 2008. Fungsi dan Peranan Taman Wisata Alam/Cagar Alam Patengan
Sebagai Kawasan Konservasi. [serial online]. http://insanpariwisata.
blogspot.com /2008/12/ fungsi-dan-peranan-taman-wisata-alam.html. [12
April 2013.

Ariesta, V.I. Tanpa Tahun. Perancangan Ulang Komunikasi Visual Sign System
Taman Wisata Mekarsari Untuk Keperluan Navigasi yang Terpadu. Jakarta:
Universitas Bina Nusantara.

Arifin, H.S. 2006. 22 Desain Taman Mungil. Jakarta : Penebar Swadaya.

Budiana. 2005. Memupuk Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hendromartono, W dan E. Himawati. 2007. Menghadirkan Nuansa Alam di


Rumah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Laksana, M.B.D. Tanpa tahun. Modular Food Kios untuk Kawasan Alun-Alun
Kota Sidoarjo. Skripsi Institut Teknologi Surabaya.

Sintia, M dan Murhananto. 2008. Mendesain, Membuat, dan Merawat Taman


Rumah. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Sumardiani, D. 2008. Pengelolaan Konservasi Bersama Masyarakat di Wilayah


Perluasan Taman Masional Gunung Gede Pangrango. Skripsi Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai