Anda di halaman 1dari 125

DAMPAK PENGUNJUNG KAWASAN WISATA TERHADAP

KELESTARIAN SUMBERDAYA PANTAI ANCOL,


JAKARTA UTARA

LIA AMELIA

Skripsi

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

DAMPAK PENGUNJUNG KAWASAN WISATA TERHADAP


KELESTARIAN SUMBERDAYA PANTAI ANCOL,
JAKARTA UTARA
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang
tidak diterbitkan dari penulisan lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir tulisan ini.

Bogor, Maret 2009

Lia Amelia
C24104048
RINGKASAN

LIA AMELIA. C24104048. Dampak Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap


Kelestarian Sumberdaya Pantai Ancol, Jakarta Utara. Di bawah bimbingan
FREDINAN YULIANDA.
Kawasan wisata Pantai Ancol memiliki sumberdaya alam yang perlu dijaga
kelestariannya oleh sumberdaya manusia yang dimiliki Pantai Ancol, sehingga
kegiatan-kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol tidak mengurangi atau merusak
kelestarian alam. Penelititan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumberdaya
alam kawasan wisata Pantai Ancol, menganalisis dampak pengunjung dan sistem
pengelolaan, menyusun strategi meminimalkan dampak kegiatan wisata Pantai
Ancol. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesesuaian
lahan untuk menentukan kesesuaian lahan wisata yang digunakan untuk berbagai
kegiatan yang ada di Pantai Ancol, analisis daya dukung untuk menentukan
seberapa besar jumlah pengunjung dan jumlah kapal yang dapat ditolerir agar
tidak menurunkan kualitas lingkungan, analisis dampak kegiatan wisata untuk
melihat seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan terhadap
sumberdaya alam Pantai Ancol, dan analisis strategi pengelolaan untuk
menentukan suatu pemanfaatan rencana strategi dalam meminimalkan dampak.
Hasil dari identifikasi sumberdaya alam Pantai Ancol adalah Pantai Ancol
memiliki luas lahan 20,9 ha, dan sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah
di Pantai Timur. Daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol dengan konsep
pengembangan wisata adalah 251.999 pengunjung dan 125 kapal, sedangkan daya
dukung kawasan wisata Pantai Ancol dengan konsep pengembangan ekowisata
adalah 108.521 pengunjung dan 50 kapal. Nilai indeks kesesuaian lahan untuk
wisata Pantai Ancol masuk kedalam kategori sangat sesuai (S1), yaitu tidak ada
faktor pembatas yang cukup serius untuk menjadikan kawasan wisata pantai. Nilai
indeks kesesuaian lahan Pantai Marina Ancol adalah sesuai (S2) untuk kategori
pelabuhan kapal, artinya Pantai Marina Ancol masih bisa dipergunakan untuk
pelabuhan kapal.
Kegiatan-kegiatan di kawasan wisata Pantai ancol beraneka ragam, adanya
pelabuhan kapal, berenang, duduk santai, dan panggung hiburan merupakan
sejumlah kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap kelestarian Pantai Ancol.
Objek yang terkena akibat kegiatan tersebut adalah kualitas air laut, pasir, dan
kualitas lingkungan pantai. Penurunan kualitas air laut adalah merupakan akibat
dari adanya Pelabuhan Kapal Marina, dan kegiatan berenang. Penurunan kualitas
lingkungan pantai terjadi karena adanya kegiatan berenang, duduk santai, dan
panggung hiburan. Pasir merupakan objek yang terkena akibat adanya kegiatan
berenang.

Kata kunci : Kawasan wisata Pantai Ancol, analisis kesesuaian lahan, analisis
daya dukung, analisis dampak kegiatan wisata, analisis strategi pengelolaan,
dampak kegiatan wisata.
DAMPAK PENGUNJUNG KAWASAN WISATA TERHADAP
KELESTARIAN SUMBERDAYA PANTAI ANCOL,
JAKARTA UTARA

LIA AMELIA

C24104048

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Dampak Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap


Kelestarian Sumberdaya Pantai Ancol,
Jakarta Utara
Nama Mahasiswa : Lia Amelia
Nomor Pokok : C24104048
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan

Menyetujui :
I. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc.


NIP. 131 788 596

Mengetahui :
II. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc.


NIP. 131 578 799

Tanggal ujian : 3 April 2009


PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi yang disusun berjudul Dampak
Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap Kelestarian Sumberdaya Pantai
Ancol, Jakarta Utara . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelititan yang
penulis laksanakan di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara diharapkan dapat
memberikan masukan bagi pihak pengelola untuk memanfaatkan sumberdaya
Pantai Ancol agar terjaga kelestariannya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, karena itu
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat dan memberikan informasi bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Bogor, Maret 2009

Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan karunia, rahmat,


hidayah-Nya, serta kesempatan bagi penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk papa dan mama tercinta,
Bapak Djunaed Zubaidi dan Ibu Djuliani Sulastri, atas kasih sayang, doa,
kesabaran, semangat, dan motivasi yang luar biasa besar selama ini. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc. sebagai pembimbing skripsi, atas segala
bimbingan, arahan, dan motivasinya.
2. Dr. Ir. Niken Tunjung Murti Pratiwi, M.Si. sebagai dosen Pembimbing
Akademik atas segala bimbingannya selama masa studi penulis di Institut
Pertanian Bogor.
3. Dr. Ir. Yunizar Ernawati, M.S. dan Ir. Gatot Yulianto, M.Si selaku penguji
tamu dalam sidang skripsi atas masukan, arahan, nasehat, dan saran dalam
penulisan skripsi ini.
4. Ir. Yoga Dwi Cahyono, kepala Departemen Perencanaan Rekreasi dan
Resort Ancol atas segala bimbingan, arahan dan bantuan selama
pengambilan data dan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ery Susono dan Bapak Imam Tadjudin atas bantuan selama
pengambilan sampel.
6. Maykel Zubaidi, kakakku, atas segala motivasi yang membangun. Om
Budi, Om Dodi, Uwa Jojo, Uwa Tini, Tante Encus, Mama Esih,
Mang Asikin, Pak Nanang atas dukungan dan doa kepada penulis.
7. Mbak Widar dan staf TU lainnya atas bantuan, nasehat, dan doa selama
penulisan ini.
8. Sahabatku Eldita Sari, Ridwan Arifin, Weni Pebriani, Githa N.R., Yayu
Alitalia, Ike Rethania, dan Yula Fatriany yang memberi warna dalam
persahabatan, Afif, Imam, Siti Fadhillah, Inna Febriantie, Habib, Wilda
Andriana, Dewi Mustika, dan Irwan Nur Widyanto atas bantuan kalian
selama pengambilan sampel, pengolahan data, dan motivasi, serta rekan-
rekan MSP 41 dan MSP 42 atas kebersamaan selama ini.
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xi

I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1. Latar belakang .............................................................................. 1


2. Perumusan masalah ...................................................................... 2
3. Tujuan penelitian .......................................................................... 4
4. Manfaat penelitian ........................................................................ 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5

1. Definisi pariwisata ....................................................................... 5


2. Potensi kawasan wisata Pantai Ancol ........................................... 6
2.1. Wisata olahraga dan pantai ............................................ 6
2.2. Fasilitas Penunjang ........................................................ 7
2.2.1. Fasilitas parkir ................................................. 7
2.2.2. Penyediaan air bersih ...................................... 8
3. Pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan ...................... 8
4. Permasalahan pembangunan wilayah pesisir dan lautan .............. 9
4.1. Umum ............................................................................. 9
4.1.1. Ekologis ........................................................... 9
4.1.1.1. Pasang surut ...................................... 10
4.1.1.2. Gelombang laut ................................. 10
4.1.1.3. Arus pantai ........................................ 11
4.1.1.4. Suhu dan salinitas ............................. 11
4.1.1.5. Angin ................................................ 11
4.1.2. Sosial-budaya ................................................... 11
4.1.3. Ekonomi .......................................................... 12
4.2 Dampak wisata ................................................................. 12
4.2.1. Sedimentasi ...................................................... 12
4.2.2. Masalah kesehatan umum ................................. 12

III. METODE PENELITIAN ........................................................... 14

1. Tempat penelitian ........................................................................... 14


2. Alat dan bahan ............................................................................... 15
3. Data yang dibutuhkan .................................................................... 15
4. Teknik pengambilan dan pengumpulan data .................................. 17
4.1. Data primer ...................................................................... 17
4.1.1. Lokasi sampling ................................................ 17
4.1.2. Alat dan bahan ................................................. 17
4.1.3. Frekuensi pengukuran ...................................... 18
4.1.4. Responden ....................................................... . 18
4.1.4.1. Pengunjung ........................................ 18
4.2. Data sekunder ................................................................. 18
4.2.1. Pengelola .......................................................... 19
5. Analisis data ................................................................................... 19
5.1. Analisis kesesuaian lahan wisata pantai........................... 19
5.2. Analisis daya dukung ...................................................... 22
5.3. Analisis dampak kegiatan ................................................ 22
5.4. Analisis hidrooseanografi ................................................ 25
5.4.1. Pasang surut ...................................................... 25
5.4.2. Arus ................................................................... 25
5.5. Analisis strategi perbaikan dan pengelolaan
kawasan wisata Pantai Ancol .......................................... 25
5.5.1. Analisis dan pembuatan matriks IFE
(Internal Factor Evaluation) ............................. 26
5.5.2. Pembuatan matriks SWOT ............................... 28
5.5.2.1. Pembuatan tabel rating
alternatif strategi ............................... 28

IV. HASIL PEMBAHASAN ........................................................... 30

1. Kondisi kawasan ............................................................................ 30


1.1. Kondisi sumberdaya alam ............................................... 30
1.2. Utilitas dan fasilitas penunjang ....................................... 33
1.2.1. Fasilitas parkir ................................................... 33
1.2.2. Penyediaan air bersih ........................................ 33
1.3. Kualitas lingkungan udara ............................................... 34
1.3.1. Suhu udara Beach Pool Pantai Ancol .............. 34
1.3.2. Knalpot kendaraan kawasan Pantai Ancol ....... 34
1.4. Hidroseanografi Beach Pool Pantai Ancol ...................... 36
1.4.1. Suhu air............................................................. 36
1.4.2. Pasang surut ..................................................... 37
1.4.3. Arah dan kecepatan angin ................................ 37
1.4.4. Arus .................................................................. 38
1.4.5. Gelombang ....................................................... 40
B. Potensi dan kondisi sumberdaya manusia ..................................... 40
2.1. Pengunjung ...................................................................... 40
2.1.1. Karakteristik pengunjung .................................. 41
2.1.2. Keterlibatan pengunjung terhadap
aktivitas wisata ................................................ 43
2.1.3. Persepsi pengunjung terhadap
lingkungan dan sarana prasarana ..................... 45
2.2. Pengelola Departemen Taman dan Pantai........................ 48
2.2.1. Karakteristik pengelola .................................... 48
2.2.2. Persepsi pengelola terhadap
wilayah kelolanya ........................................... 52
3. Sistem pengolahan limbah dan sampah ........................................ 53
3.1. Sistem pengolahan air limbah restoran
di Pantai Timur .............................................................. 53
3.2. Sistem pengolahan sampah ............................................ 55
3.3. Kualitas air laut Pantai Ancol ........................................ 56
4. Analisis sumberdaya Pantai Ancol ............................................... 59
4.1. Kesesuaian lahan untuk wisata pantai ............................ 59
4.2. Daya dukung kawasan ................................................... 61
4.3. Analisis dampak kegiatan Pantai Ancol ......................... 64
4.3.1. Pelabuhan kapal Marina .................................. 65
4.3.2. Berenang ......................................................... 67

4.3.3. Duduk santai ................................................... 69


4.3.4. Panggung hiburan ........................................... 70
4.4. Strategi pengelolaan ....................................................... 70
4.4.1. Identifikasi faktor-Faktor
strategis internal .............................................. 70
4.4.1.1. Kekuatan (strenghts) ........................ 71

4.4.1.2. Kelemahan (weakness) ..................... 71

4.4.2. Identifikasi faktor-faktor


strategis eksternal ............................................ 72
4.4.2.1. Peluang (oppurtunities) .................... 72
4.4.2.2. Ancaman (threats) ............................. 73
4.4.3. Penentuan bobot dan

peringkat (rating) setiap faktor ....................... 73


4.4.4. Matriks SWOT ................................................ 76
4.4.5. Alternatif strategi ............................................ 78

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 82


1. Kesimpulan ................................................................................... 82

2. Saran ............................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 84

RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 109


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Berbagai kegiatan pembangunan
di wilayah pesisir dan lautan .................................................. 5
2. Luas pantai dan sarana pendukungnya .................................. 7
3. Fasilitas parkir di kawasan wisata Pantai Ancol .................... 7
4. Komposisi, jenis, sumber dan metode pengambilan data ...... 15
5. Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai ................................. 19
6. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Marina ................................ 20
7. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Festival ............................... 21
8. Kategori objek yang terkena dampak
dengan besar dampak ............................................................. 24
9. Contoh penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal .... 27
10. Matriks SWOT ...................................................................... 28
11. Rangking alternatif rencana strategi ...................................... 28
12. Luas pantai di kawasan Pantai Ancol ................................... 31
13. Kapasitas parkir yang tersedia ............................................... 33
14. Arah dan kecepatan angin (Tanjung Priok) ........................... 37
15. Rata-rata tinggi gelombang, dan periode gelombang ............ 40
16. Volume kapasitas sampah ..................................................... 55
17. Hasil pemeriksaan kualitas air laut ........................................ 57
18. Hasil kualitas air laut Pantai Carnaval Ancol ........................ 58
19. Hasil kualitas air laut Pantai Marina Ancol ........................... 59
20. Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai ................................. 59
21. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Marina ............................... 60
22. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Festival .............................. 60
23. Daya dukung kawasan ekowisata Pantai Ancol .................... 63
24. Daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol .......................... 63
25. Dampak kegiatan wisata ........................................................ 65
26. Tingkat kepentingan faktor strategis internal
dalam pengelolaan dampak pengunjung
kawasan wisata Pantai Ancol ................................................ 74
27. Tingkat kepentingan faktor strategis eksternal
dalam pengelolaan dampak pengunjung
kawasan wisata Pantai Ancol ............................................... 74
28. Penilaian bobot faktor strategis internal dalam
pengelolaan dampak pengunjung
kawasan wisata Pantai Ancol ............................................... 75
29. Penilaian bobot faktor strategis eksternal dalam
pengelolaan sampak pengunjung
kawasan wisata Pantai Ancol ............................................... 75
30. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ............................ 76
31. Matriks EFE (External Factor Evaluation) .......................... 76
32. Matriks SWOT ...................................................................... 77
33. Rangking alternatif strategi ................................................... 78
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kerangka pendekatan studi ................................................ 3
2. Peta lokasi penelitan ........................................................... 14
3. Peta batimetri kawasan wisata Pantai Ancol ..................... 32
4. Fluktuasi suhu udara tertinggi, terendah dan rata-rata ....... 34
5. Grafik kualitas udara periode II 2007 ................................ 34
6. Grafik kualitas udara periode II 2007 ................................ 35
7. Grafik kualitas udara periode I 2008 .................................. 35
8. Grafik kualitas udara periode I 2008 .................................. 36
9. Grafik suhu air kawasan Pantai Ancol ............................... 36
10. Grafik pasang surut Teluk Jakarta Januari 2005 ................ 37
11. Stik plot arus di Pantai Ancol 2008 ................................... 38
12. Stik plot arus di Pantai Ancol
saat neap tide 2001 (Beach Pool) ..................................... 39
13. Stik plot arus di Pantai Ancol
saat spring tide 2001 (Beach Pool) ................................... 39
14. Karakteristik pengunjung wisata Pantai Ancol .................. 41
15. Karakteristik usia pengunjung wisata Pantai Ancol .......... 41
16. Karakteristik pekerjaan pengunjung
wisata Pantai Ancol ............................................................ 42
17. Karakteristik asal daerah wisata Pantai Ancol ................... 42
18. Karakteristik pendapatan per bulan pengunjung
wisata Pantai Ancol ............................................................ 43
19. Frekuensi berkunjung ke Pantai Ancol .............................. 43
20. Jenis kegiatan yang dilakukan pengunjung ....................... 44
21. Jenis pendamping saat berkunjung .................................... 44
22. Kepuasan pengunjung Pantai Ancol .................................. 45
23. Pengetahuan pengunjung terhadap ekowisata ................... 45
24. Kenyamanan apabila Pantai Ancol dipenuhi pengunjung . 46
25. Pembatasan pengunjung di Pantai Ancol ........................... 47
26. Persepsi pengunjung terhadap
lingkungan dan sarana prasarana ......................................... 48
27. Karakteristik usia pengelola
kawasan wisata Pantai Ancol ............................................. 48
28. Karakteristik tingkat pendidikan pengelola
kawasan wisata Pantai Ancol .............................................. 49
29. Karakteristik asal pengelola
kawasan wisata Pantai Ancol .............................................. 49
30. Karakteristik bidang pekerjaan pengelola
kawasan wisata Pantai Ancol .............................................. 50
31. Karakteristik penghasilan per bulan pengelola
kawasan wisata Pantai Ancol .............................................. 50
32. Karakteristik waktu mulai, selesai, libur kerja
pengelola kawasan wisata Pantai Ancol ............................. 51
33. Karakteristik lama dan tingkat kepuasan bekerja
pengelola kawasan wisata Pantai Ancol ............................. 51
34. Persepsi pengelola terhadap wilayah kelolanya ................. 52
35. Diagram alir sistem pengolahan
air limbah restoran di Pantai Timur .................................... 54
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Peta gangguan lingkungan
pada lokasi wisata Pantai Ancol ...................................... 87
2. Bagan latar belakang dan sejarah proyek Ancol .............. 88
3. Kualitas Air Sungai Ancol (Air Sungai
Gunung Sahari sebelum Masuk Ancol) .......................... 89
4. Kualitas Air Kali Bintang Mas ......................................... 90
5. Struktur organisasi PT. Pembangunan
Jaya Ancol Tbk. Tahun 2005 ........................................... 91
6. Struktur organisasi Taman Impian Jaya
PT. Taman Impian Jaya Ancol 2005 ............................... 92
7. Perhitungan daya dukung kawasan dan
indeks kesesuaian lahan ................................................... 93
8. Suhu Teluk Jakarta Tahun 2001 ....................................... 98
9. Suhu air kawasan Pantai Ancol ........................................ 98
10. Tinggi dan periode gelombang ......................................... 99
11. Gambar-gambar kawasan wisata Pantai Ancol ................ 100
12. Kuisioner pengunjung ....................................................... 103
I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) merupakan sebuah kawasan wisata
dengan produk dan jasa pariwisata yang berkaitan dengan potensi dan kondisi
sumberdaya pantai. Potensi wisata yang ditawarkan Ancol berupa alam, budaya
dan buatan dimana ketiga potensi tersebut memberikan nilai daya tarik bagi
wisatawan. Jenis produk dan jasa yang terdapat di Ancol adalah rekreasi, resort
dan real estate.
Taman Impian Jaya Ancol terletak di Jakarta Utara, di pinggir Teluk
Jakarta. Teluk Jakarta sudah mengalami pencemaran akibat aktivitas manusia,
seperti pembuangan limbah domestik dan industri yang mengancam lingkungan
yang dapat menyebabkan kematian ikan dan penurunan nilai kualitas air. Wilayah
pesisir Teluk Jakarta perlu lebih diperhatikan dan dijaga, sehingga potensi dari
wilayah pesisir Teluk Jakarta bisa dioptimalkan. Pemanfaatan sumberdaya
wilayah pesisir secara berkelanjutan adalah bagaimana mengelola segenap
kegiatan pembangunan yang terdapat di suatu wilayah yang berhubungan dengan
wilayah pesisir agar total dampaknya tidak melebihi kapasitas fungsionalnya.
Setiap ekosistem alamiah, termasuk wilayah pesisir, memiliki empat fungsi pokok
bagi kehidupan manusia : (1) jasa-jasa pendukung kehidupan, (2) jasa-jasa
kenyamanan, (3) penyedia sumberdaya alam, (4) penerima limbah (Ortolano,
2004 dalam Dahuri, 2004).
Jasa-jasa pendukung kehidupan (life support services) mencakup berbagai
hal yang diperlukan bagi eksistensi kehidupan manusia, seperti udara dan air
bersih serta ruang bagi berkiprahnya segenap kegiatan manusia. Jasa-jasa
kenyamanan (amenity services) yang disediakan ekosistem alamiah adalah berupa
suatu lokasi beserta atributnya yang indah dan menyejukkan yang dapat dijadikan
tempat berekreasi serta pemulihan kedamaian jiwa. Ekosistem alamiah juga
menyediakan sumberdaya alam yang dapat dikonsumsi langsung atau sebagai
masukan dalam proses produksi. Sedangkan fungsi penerima limbah dari suatu
ekosistem adalah kemampuan dalam menyerap limbah dari kegiatan manusia,
hingga menjadi suatu kondisi yang aman.
Kegiatan kepariwisataan bahari pada hakekatnya merupakan kegiatan yang
memanfaatkan objek dan daya tarik wisata bahari, yang terdiri dari bentuk
kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna. Kehangatan pasir pantai,
air laut yang menyejukkan hati, suasana yang tropis merupakan sumberdaya yang
ditawarkan di kawasan wisata Pantai Ancol. Berbagai aktivitas yang
memanfaatkan kawasan pantai akan dapat menyebabkan keseimbangan ekologi
pantai terganggu apabila tidak ada pengelolaan yang berkelanjutan.
Perlu penanganan terhadap gangguan-gangguan agar terjaga kelestarian
sumberdaya Pantai Ancol, gangguan-gangguan yang terjadi seperti : kawasan
berenang yang masih banyak ditemukan sampah, air kali Ancol yang telah sangat
tercemar dan menimbulkan aroma kurang sedap, perembesan air laut ke daratan
yang berakibat sumber air bersih berasa asin, pencemaran terhadap pantai dan
sungai, perubahan tekstur dan kedalaman pantai. Pantai Ancol merupakan salah
satu tujuan utama masyarakat Jakarta ketika hari libur tiba, jumlah pengunjung
akan meningkat pesat dan merupakan kendala atau tantangan bagi pengelola
untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya Pantai Ancol, agar masyarakat
sekitar tidak terlalu merasakan dampak dari kegiatan wisata di Pantai Ancol.

2. Perumusan masalah
Kawasan wisata Pantai Ancol memiliki potensi sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia dimana kedua potensi tersebut saling bersinergis. Potensi
sumberdaya alam berupa pantai, air laut, dan pemandangan. Potensi sumberdaya
manusia berupa pengunjung, masyarakat, dan pengelola. Kedua potensi
sumberdaya tersebut akan menciptakan terjadinya aktivitas utama dan aktivitas
penunjang dan bertemu dalam suatu kegiatan wisata Pantai Ancol. Aktivitas
utama merupakan aktivitas yang berhubungan langsung dengan potensi alam
Pantai Ancol.
Aktivitas utama seperti berenang, berperahu, jetski, jogging, menikmati
pemandangan, piknik. Aktivitas penunjang merupakan aktivitas yang mendukung
aktivitas utama, seperti restoran, toko penjual suvenir dan hotel. Dampak dan
manfaat muncul akibat kedua aktivitas tersebut, maka perlu dikaji dampak dan
manfaat yang berkaitan dengan kegiatan ekologi dan sosial sehingga dapat
merancang rencana strategi meminimalkan dampak kegiatan wisata (Gambar 1).

Kawasan wisata Pantai Ancol

Potensi SDA Potensi SDM


-Pantai -Pengunjung
-Air Laut -Masyarakat
-Pemandangan -Pengelola

Wisata pantai

Aktivitas Aktivitas
utama penunjang

Dampak Dampak
SWOT
negatif positif

Pemanfaatan sumberdaya Pantai


Ancol dengan meminimalkan
dampak negatif

Strategi meminimalkan dampak negatif kegiatan wisata Pantai


Ancol

Gambar 1. Kerangka pendekatan studi


3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol ini
adalah:
1. Mengidentifikasi sumberdaya alam kawasan wisata Pantai Ancol.
2. Mengidentifikasii sistem pengelolaan limbah dan sampah.
3. Menganalisis dampak pengunjung
4. Menyusun strategi meminimalkan dampak kegiatan wisata Pantai Ancol.

4. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan sebagai
pengelolaan kawasan pantai yang lestari.
II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi pariwisata
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 mengenai
kepariwisataan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta besifat sementara untuk
menikmati objek dan daya tarik wisata; pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaaan objek dan daya tarik wisata
serta usaha-usaha terkait di bidang tersebut; objek dan daya tarik wisata adalah
segala yang menjadi sasaran wisata; kawasan pariwisata adalah kawasan dengan
luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan
pariwisata.

Tabel 1. Berbagai kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan lautan


Sektor Wilayah pesisir Laut dangkal Laut dalam
• Konservasi Rawa pesisir, Mangrove Terumbu karang/Atol Paus/Lumba-lumba
• Taman Suaka Satwa liar yang
Alam Laut dilindungi

• Rekreasi/wisata Renang/selam/ Jalur pelayaran Jalur pelayaran


olahraga mancing, (yachting) lomba arung
selancar air samudera
• Pelayaran Pelabuhan Pelayaran Pelayaran
• Navigasi Rambu navigasi internasional internasional
• Transportasi Feri penumpang Pelayaran antarpulau
dan pantai
• Perikanan Budidaya perikanan Perikanan deamersal Perikanan pelagis
pantai, pengunduhan Perikanan pelagis
rumput laut dan kerang
• Industri Pergerukan jalur pipa Jalur pipa
Pertambangan pasir/kerikil pengambilan karang
Pengambilan karang Penambangan timah
Penambangan timah Produksi minyak/gas
Produksi minyak dan
gas
• Kegiatan yang Saluran pembuangan Tumpahan minyak Kapal pembuang
mencemari limbah Polutan industri limbah
lingkungan Limbah indsutri
Erosi pantai
Sedimentasi
• Penelitian kelautan Ekosistem pesisir Geologi laut Eksplorasi mineral di
meteorologi Eksplorasi mineral dasar samudera
Eksplorasi minyak/gas Arus samudera
Prakiraan cuaca
Sumber: Robertson Group dan PT Agriconsult, 1992 dalam Dahuri et.al., 2004
2. Potensi kawasan wisata Pantai Ancol
Kegiatan yang terdapat di Taman Impian Jaya Ancol adalah kegiatan
pariwisata binaan yang secara terpadu dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai,
wisma, rekreasi olahraga/kesenian, wisata belanja, dan wisata pendidikan,
lingkungan hidup. Kawasan wisata pantai terdiri dari Pantai Marina, Pantai
Festival, Pantai Indah, Pantai Horizon, Pantai Molek, Pantai Ex Sea Side, dan
Pantai Timur.
2.1. Wisata olahraga dan pantai
Tersedia sarana wisata pantai yang digunakan untuk kebutuhan para
pengunjung yang akan menikmati keindahan alam (panorama laut/pesisir) mulai
dari Pantai Marina, Pantai Festival, Pantai Indah, Pantai Timur dan Pantai
Carnaval.
Di Pantai Marina terdapat olahraga jet sky, selancar air di Pantai Horizon,
renang di Pantai Timur, Pantai Horizon dan Pantai Indah, dan balap mobil mainan
(racing track) yang dikendalikan remote control di atas panggung kendali.
Tersedia juga sarana wisata pantai untuk pengunjung yang ingin menikmati
keindahan alam (panorama laut/pesisir) mulai dari Pantai Marina, Pantai Festival,
Pantai Indah, Pantai Horizon, Pantai Molek, Pantai Ex Sea Side, sampai Pantai
Timur.
Salah satu keunggulan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) adalah rekreasi
pantai. Rekreasi pantai di TIJA menyuguhkan keindahan panorama laut dengan
bermacam fasilitas rekreasi, mulai dari rekreasi, pemandangan, renang, perahu,
rekreasi olahraga seperti selancar angin, dan jet sky. Untuk menangani kondisi
pantai, pihak TIJA telah menata kondisi pantai tersebut dengan membangun
dinding penahan di sepanjang pantai dan pemecah gelombang (break water) dari
batu pecah yang disusun secara beraturan. Sampah yang dibuang para pengunjung
pada perairan dibersihkan secara rutin.
Tabel 2. Luas pantai dan sarana pendukungnya
No. Nama Pantai Luas Pantai Fasilitas Pendukung
(m2)
1. Pantai Marina 1,7 Ha -Pedestrian olahraga air, Club Horse;
-Restoran dan Kios;
-Promenade, Jogging Track
2. Pantai Festival 4 Ha -Areal of road, parker dan Plasa;
-Restoran, Kios dan Toilet
3. Pantai Indah 1 Ha -Pedestrian dan Toilet
4. Pantai Horison 1 Ha -Pedestrian
5. Pantai Molek 1 Ha -Promenade, Plasa dan Toilet
6. Pantai Ex Sea 1,5 Ha -Promenade, Toilet dan P3K, Plasa;
Side -Pedestrian, Playground dan Area
Piknik;
-Promenade dan Anjungan, Parkir,
Plasa
7. Pantai Timur I 1,6 Ha -Restoran dan Kios, Playground;
-Area Panjat Tebing, Toilet dan
Kamar bilas,
-Pemandian Umum
8. Pantai Timur II 2,2 Ha -Promenade, Parker, Plasa dan
Restoran;
-Toilet dan Kamar bilas
Sumber: Ramly, 2007

2.2. Fasilitas Penunjang


2.2.1. Fasilitas Parkir
Tersedia fasilitas parkir di setiap lokasi wisata yang menampung kendaraan
para pengujung, tetapi pada kondisi puncak terjadi perparkiran di sisi badan jalan
(on street parking).

Tabel 3. Fasilitas parkir di kawasan wisata Pantai Ancol


No. Lokasi Parkiran Kapasitas parkir (kendaraan)
1. Pantai Marina 300
2. Pantai Festival 350
3. Pantai Indah 110
4. Pantai Horison 350
5. Pantai Timur 304
Sumber: Ramly, 2007
2.2.2. Penyediaan air bersih
Kebutuhan air bersih untuk operasional Taman Impian Jaya Ancol disuplai
dari air PAM yang sebelumnya ditampung pada tangki reservoar dan kemudian
didistribusikan ke setiap unit kegiatan. Penggunaan air bersih untuk setiap
kegiatan dilakukan melalui; (a) bak filtrasi yang berfungsi untuk menyaring air
agar lebih jernih dan memenuhi persyaratan effluent standar yang ditetapkan oleh
SK Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995; (b) bak penampung effluent yang
berfungsi utnuk menampung air limbah yang telah diolah pada unit Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
IPAL mengolah air limbah restoran kegiatan Dufan, Gelanggang Samudera,
Gelanggang Renang, Pasar Seni Ancol. Air limbah yang berasal dari kegiatan
restoran dialirkan melalui saluran, kemudian dipompa menuju ke IPAL yang
berada di lahan Gelanggang Renang. Setelah diolah, air bersih tersebut digunakan
untuk kebutuhan air bersih di lapangan Golf, Copacabana, dan Taman Impian
Jaya Ancol. Kapasitas air yang diolah pada IPAL memiliki kemampuan mengolah
air bersih sebesar 700m3/hari.

3. Pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan


Terdapat tiga hal penting terkait dengan keterbatasan sumberdaya alam
dalam memenuhi kebutuhan hidup: (1) pengelolaan sumber alam secara
bijaksana; (2) pembangunan berkesinambungan sepanjang masa; (3) peningkatan
kualitas generasi demi generasi. Pengelolaan sumberdaya alam yang tak dapat
diperbaharui perlu memperhitungkan aspek-aspek berikut: (1) keterbatasan
jumlah dan kualitas sumber alam; (2) lokasi sumber alam serta pengaruhnya pada
pertumbuhan masyarakat dan pembangunan; (3) penghematan hasil sumberdaya
alam; (4) dampak negatif pengolahan limbah dipecahkan dengan bijaksana
termasuk kemana membuangnya (Ramly, 2007).
Pengolahan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui perlu
memperhitungkan aspek-aspek: (1) cara pengolahan yang secara serentak disertai
proses pembaharuannya; (2) hasil penggunaannya sebagian untuk menjamin
pembaruan sumberdaya alam tersebut; (3) teknologi yang dipakai tidak sampai
merusak kemampuan sumberdaya alam umtuk diperbarui; serta (4) dampak
negatif pengolahannya ikut dikelola (Ramly, 2007).

4. Permasalahan pembangunan wilayah pesisir dan lautan


Dari sudut pembangunan berkelanjutan (sustainable development),
pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan terdapat beberapa kawasan
pesisir yang telah dimanfaatkan (dikembangkan dengan intensif). Secara garis
besar gejala kerusakan lingkungan yang mengancam kelestarian sumberdaya
pesisir dan lautan di Indonesia meliputi: (1) pencemaran, (2) degradasi fisik
habitat, (3) over-eksploitasi sumberdaya alam, (4) abrasi pantai, (5) konservasi
kawasan lindung menjadi peruntukan pembangunan lainnya, dan (6) bencana
alam.
4.1. Umum
4.1.1. Ekologis
Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-
kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal balik
antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya (Odum, 1971).
Karakteristik pantai pasir adalah kebanyakan terdiri dari kwarsa dan feldspar,
bagian yang paling banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan batu gunung.
Pantai yang berpasir dibatasi hanya di daerah dimana gerakan air yang kuat
mengangkut partikel-partikel yang halus dan ringan.
Partikel yang kasar ini menyebabkan hanya sebagian kecil permukaannya
yang menyerap bahan organik baik yang terlarut maupun yang berukuran sangat
kecil, serta yang tersedia untuk bakteri. Total bahan organik dan organisme hidup
di pantai yang berpasir jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jenis pantai
lainnya. Karena sedimennya yang kasar, mereka tidak menahan air dengan baik,
akibatnya lapisan permukaan bisa menjadi kering sampai sedalam beberapa
sentimeter di bagian atas pantai yang terbuka terhadap matahari pada saat pasang
surut. Meskipun demikian tempat ini sering merupakan tempat beberapa biota
meletakkan telur. Parameter utama bagi daerah pantai berpasir adalah : pola arus
yang akan mengangkut pasir yang halus, gelombang yang akan melepaskan
energinya di pantai, angin yang juga merupakan pengangkut pasir.
Wilayah pesisir merupakan daerah dimana terjadi interaksi antara tiga unsur
alam yaitu daratan, lautan dan atmosfer. Proses interaksi tersebut telah
berlangsung sejak unsur-unsur terbentuk. Kualitas air suatu perairan pesisir
dicirikan oleh karakteristik kimianya yang sangat dipengaruhi oleh masukan dari
daratan maupun dari laut sekitarnya. Perairan pesisir merupakan penampungan
dari segala limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
4.1.1.1. Pasang surut
Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya muka air laut secara
hampir periodik karena gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan
matahari. Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali dalam sehari (pasut
tunggal), atau dua kali dalam sehari (pasut ganda). Sedangkan pasut yang
berprilaku di antara keduanya disebut sebagai pasut campuran. Pasang surut tidak
hanya mempengaruhi lapisan bagian atasnya saja. Di perairan-perairan pantai,
utamanya di teluk-teluk atau selat sempit, gerakan naik turunnya muka air akan
menimbulkan arus pasang surut (Dahuri et.al., 2004).
4.1.1.2. Gelombang laut
Gelombang yang ditemukan di permukaan laut pada umumnya terbentuk
karena adanya proses alih energi dari angin ke permukaan laut, atau pada saat-saat
tertentu disebabkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang ini merambat ke segala
arah membawa energi tersebut yang kemudian dilepaskannya ke pantai dalam
bentuk hempasan ombak. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan
kilometer sebelum mencapai suatu pantai. Gelombang yang mendekati pantai
akan mengalami pembiasan (refraction), dan akan memusat (convergence) jika
mendekati semenanjung, atau menyebar (divergence) jika menemui cekungan. Di
samping itu, gelombang yang menuju perairan dangkal akan mengalami spilling,
plunging, collapsing, atau surging.
Semua fenomena tersebut pada hakikatnya disebabkan oleh keadaan
topografi dasar lautnya (sea bottom topography). Gelombang merupakan
parameter utama dalam proses erosi atau sedimentasi. Besarnya proses tersebut
tergantung pada besarnya energi yang dihempaskan oleh gelombang ke pantai
(Dahuri et.al., 2004).
4.1.1.3. Arus pantai
Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai
(nearshore current) yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi atau abrasi di
pantai. Arus pasut merupakan parameter penting dalam proses pengangkutan pasir
dari mulut teluk menuju wilayah hulunya, kolam pelabuhan dan estuaria. Arus
yang disebabkan oleh pasut dipengaruhi oleh dasar perairan. Arus pasut yang
terkuat akan ditemui di dekat permukaan dan akan menurun kecepatannya
semakin mendekati dasar perairan. Hal ini disebabkan karena adanya gesekan
dasar (bottom friction) (Dahuri et.al., 2004).
4.1.1.4. Suhu dan salinitas
Suhu, salinitas dan tekanan merupakan penentu densitas air laut. Perbedaan
densitas antara dua tempat akan menghasilkan perbedaan tekanan yang kemudian
memicu aliran massa air dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah. Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh radiasi matahari; posisi
matahari; letak geografis; musim; kondisi awan; serta proses interaksi antara air
dan udara, seperti alih panas, penguapan, dan hembusan angin. Salinitas
dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya (muara sungai atau gurun pasir), musim,
serta interaksi antara laut dan daratan (Dahuri et.al., 2004).
4.1.1.5. Angin
Angin merupakan parameter lingkungan penting sebagai gaya penggerak
dari aliran skala besar yang terdapat baik di atmosfer maupun lautan. Angin
merupakan gerakan udara dari tempat bertekanan udara tinggi ke tempat
bertekanan rendah. Di wilayah pantai, angin lokal yang dikenal sebagai angin
darat dan angin laut dimanfaatkan oleh para nelayan untuk menangkap ikan.
Berhembusnya angin darat (dari darat ke laut) pada malam hari dan angin laut
(dari laut ke darat) pada siang hari disebabkan oleh perbedaan panas antara
daratan dan lautan (Dahuri et.al., 2004).

4.1.2. Sosial-budaya
Demografi. Lokasi kegiatan Taman Impian Jaya Ancol secara administratif
masuk dalam wilayah kelurahan Ancol berpenduduk tetap sebanyak 4.955 Kepala
Keluarga dengan 17.854 jiwa, terdiri dari 8 RW dan 65 RT. Berdasarkan jenis
kelamin, penduduk laki-laki 9.847 jiwa dan perempuan 8.007 jiwa. Luas
Kelurahan Ancol ±577,28 Ha dengan jumlah penduduk 17.854 jiwa (monografi
Kelurahan Ancol tahun 2004) (Ramly, 2007).

4.1.3. Ekonomi
Dari sisi ekonomi, pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling
terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu sistem, yakni a) permintaan atau
kebutuhan; b) penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri; c)
pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya; dan d)
pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga elemen tadi (Damanik and Weber,
2006).

4.2. Dampak wisata


Dampak negatif wisata tidak hanya membahayakan kehidupan biota dan
lingkungan laut, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia atau bahkan
menyebabkan kematian, mengurangi atau merusak nilai estetika lingkungan
pesisir dan lautan, dan merugikan secara sosial-ekonomi.
4.2.1. Sedimentasi
Peningkatan buangan sedimentasi ke dalam ekosistem perairan pesisir
akibat semakin tingginya laju erosi tanah yang disebabkan oleh kegiatan
pengusahaan hutan, pertanian, dan pembuangan sarana dan prasarana, dapat
membahayakan kehidupan di lingkungan pesisir. Dampak negatif sedimentasi
terhadap kawasan wisata menyebabkan peningkatan kekeruhan air. Peningkatan
kekeruhan air akan menyebabkan penurunan nilai terhadap kawasan wisata
(Dahuri et.al., 2004).
4.2.2. Masalah kesehatan umum
Limbah rumah tangga banyak mengandung mikroorganisme diantaranya
bakteri, virus, fungi dan protozoa yang dapat bertahan hidup sampai ke
lingkungan laut. Mikroorganisme pada limbah rumah tangga dapat bertahan hidup
pada berbagai kondisi di lingkungan laut, bergantung pada suhu dan sinar
matahari. Mikroorganisme tersebut umumnya terkonsentrasi pada hewan
penyaring makanan seperti kerang-kerangan (mutiara, remis, dan kima) dan
kolom air. Keberadaan mikroorganisme pada kerang-kerangan dan kolom air
merupakan penyebab utama terjadinya kontak antara mikroorganisme dengan
manusia. Kontak langsung manusia dengan air yang terkontaminasi limbah dapat
terjadi melalui kegiatan renang dan memancing, yang merupakan penyebab utama
terjadinya infeksi pada telinga, mata dan kulit (Dahuri et.al., 2004).
III. METODE PENELITIAN

1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kawasan wisata Pantai Ancol, Jakarta Utara.
Kawasan wisata ini merupakan ini merupakan bagian dari pesisir Teluk Jakarta.
Survei lapangan dilaksanakan pada bulan Nopember 2008. Pengumpulan data
primer dan sekunder dilaksanakan pada bulan Nopember 2008.
Penelitian terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama diawali dengan membuat
perencanaan dan menentukan metode pengumpulan analisa data. Tahap kedua
yaitu pengumpulan data dan informasi-informasi mengenai kawasan berupa studi
literatur dan studi lapang. Tahap ketiga yaitu melakukan pengolahan data dan
analisis sesuai dengan metode analisis yang telah ditentukan.

Gambar 2. Peta lokasi penelitan


2. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian adalah
GPS (Geographical Position System), kamera digital, meteran, secchi disk,
floating drodge, termometer, water pass, besi holo, dan alat tulis. Bahan yang
dibutuhkan berupa data kualitas air, diperlukan sebagai data penunjang atau
sekunder, diperoleh dari dokumen RPL dan RKL Taman Impian Jaya Ancol, dan
formulir kuisioner.
Bahan penunjang lain berupa peta kawasan wisata Ancol yang diperoleh
dari Balai Samudra Taman Impian Jaya Ancol, dan beberapa dokumen lain dari
pengelola Taman Impian Jaya Ancol seperti jumlah pengunjung dan pendapatan,
jumlah pengelola kawasan Pantai Ancol, serta studi pustaka penunjang yang
berkaitan dengan penelitian ini.

3. Data yang dibutuhkan


Data yang dibutuhkan dalam rangka analisis pengelolaan kawasan wisata
Pantai Ancol yang diarahkan pada pengelolaan wisata pantai meliputi data
keadaan umum dan keadaan ekosistem daerah wisata Pantai Ancol, sumber daya
manusia yang berkaitan, isu-isu yang berkembang serta kebijakan pengelolaan.

Tabel 4. Komposisi, jenis, sumber dan metode pengambilan data


No. Komponen Data Jenis Data Sumber Metode
Primer Sekunder Data Pengambilan
Data
1 2 3 4 5 6
1. Keadaan Lingkungan Pantai
Fisika
Warna ü ü Laporan , Studi Pustaka
Lapangan
Bau ü ü Laporan , Studi Pustaka
Lapangan
Kekeruhan ü ü Laporan Studi Pustaka
Padatan ü ü Laporan Studi Pustaka
Tersuspensi Total
Suhu ü ü Laporan Studi Pustaka
Sampah - ü Laporan Studi Pustaka
Kimia
pH ü ü Laporan Studi Pustaka
Salinitas - ü Laporan Studi Pustaka
1 2 3 4 5 6
Oksigen Terlarut - ü Laporan Studi Pustaka
(DO)
BOD - ü Laporan Studi Pustaka
Minyak dan Lemak ü ü Laporan Studi Pustaka
Biologi
E. Coli ü - Lapangan Studi Pustaka
Total Coliform ü - Lapangan Studi Pustaka
Kondisi Tanah ü Laporan Studi Pustaka
dan Pantai
2. Sumber daya
manusia
a. ü Responden, Wawancara
Pengunjung Lapangan
b. Pengelola ü Laporan Studi Pustaka
3. Pengelolaan
Sampah
a. Pengelolaan ü ü Responden, Studi Pustaka,
Sampah Lapangan Wawancara
b. Pengelolaan ü ü Responden, Studi Pustaka,
Lingkungan Lapangan Wawancara
Perairan
3. Hidrooseaonografi
a. Arus ü Laporan Studi Pustaka
b. Pasang surut ü Laporan Studi Pustaka
c. Gelombang ü Laporan Studi Pustaka
d. Arah angin dan ü Laporan Studi Pustaka
kecepatan

Komponen data yang akan diambil berupa keadaan umum Ancol, kualitas
air laut, SDM, kebijakan, dan keadaan ekologi kawasan. Keadaan umum Ancol
terdiri dari tata ruang, sarana dan prasarana, serta transportasi dan komunikasi.
Kondisi umum lokasi, sistem hidrologi dan limbah, data-data yang diambil berupa
data sekunder. Data fasilitas, sarana, dan prasarana diambil dalam bentuk data
primer dan sekunder. Transportasi dan komunikasi berupa data primer.
Data kualitas air laut berasal dari data RKL dan RPL Taman Impian Jaya
Ancol. Data sumberdaya manusia berupa data dari pengunjung, dan pengelola.
Untuk data pengunjung berupa data primer, sedangkan data pengelola merupakan
data sekunder. Keadaan ekologi yang diambil berupa data primer dan sekunder,
berupa pengolahan limbah, kondisi tanah dan pantai.
4. Teknik pengambilan dan pengumpulan data
Penelitian ini diawali dengan mengevaluasi kondisi perairan kawasan wisata
Pantai Ancol. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan konsep pengembangan wisata
alam dengan melihat potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya.
Potensi sumber daya alam dilihat dari data kualitas air di daerah pesisir kawasan
wisata Pantai Ancol baik primer maupun sekunder sebagai perbandingan dengan
kualitas perairan yang baik untuk pengelolaan kawasan wisata yang
berkelanjutan. Kemudian dilakukan peninjauan dari segi sumberdaya manusia,
berupa observasi dan wawancara kepada pihak pengunjung.
Pengumpulan data mengenai keadaan umun kawasan wisata Pantai Ancol,
isu-isu yang berkembang dan kebijakan, dilakukan dengan studi literatur melalui
internet, perpustakaan maupun dari pihak terkait seperti Pemda dan pengelola
Ancol.
4.1. Data primer
Data primer terdiri dari observasi dan wawancara. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan cara observasi, yaitu meninjau langsung kondisi lokasi di
lapangan dengan melakukan sampling pada beberapa parameter, seperti
pengamatan pada kualitas air, kesesuaian pantai.
4.1.1. Lokasi sampling
Lokasi pengambilan contoh dilakukan di 5 lokasi, yaitu Pantai Marina,
Pantai Festival, Pantai Indah, Pantai Timur, dan Pantai Carnaval.
4.1.2. Alat dan bahan
Alat yang diperlukan untuk mengambil data kesesuaian lahan pantai
diantaranya meteran, secchi disk, floating drodge, termometer, water pass, besi
holo. Bahan penunjang lain berupa peta kawasan wisata Ancol yang diperoleh
dari Balai Samudra Taman Impian Jaya Ancol, dan beberapa dokumen lain dari
pengelola Taman Impian Jaya Ancol seperti jumlah pengunjung dan pendapatan,
jumlah pengelola kawasan Pantai Ancol, serta studi pustaka penunjang yang
berkaitan dengan penelitian ini.
4.1.3. Frekuensi pengukuran
Di setiap lokasi pengambilan contoh, terdapat 3 titik untuk mengumpulkan
data kesesuaian pantai. Di setiap titik pengambilan contoh dilakukan 3 kali
ulangan, sehingga data yang diperoleh dapat mewakili keadaan yang sebenarnya.
Untuk pengukuran kualitas air, pengambilan sampel air terdapat di dua titik, yaitu
Pantai Marina dan Pantai Carnaval.
4.1.4. Responden
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi lebih
lanjut mengenai kawasan penelitian, dengan memberi kuisioner kepada
pengunjung, sehingga data yang diperoleh dapat mendukung pengamatan di
lokasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan accident
sampling, yaitu responden yang kebetulan berada di dalam kawasan wisata Ancol.
Jumlah sampel yang diambil tidak dibatasi, tergantung dari terpenuhinya
jawaban tersebut. Kedua komponen, pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol
diharapkan mampu memenuhi kriteria kuisioner karena dekat dan mengetahui
secara langsung kondisi kawasan wisata Ancol. Sedangkan untuk pengelola
dipergunakan data Widiasari, 2007.
4.1.4.1. Pengunjung
Pengunjung yang dijadikan responden berjumlah 59 orang, adalah
pengunjung yang berwisata di kawasan wisata Pantai Ancol. Penyebaran
kuisioner untuk mengetahui :
• Kondisi sosial ekonomi pengunjung
• Respon dan persepsi pengujung terhadap kawasan wisata

4.2. Data sekunder


Data sekunder diambil melalui studi pustaka, yaitu pengumpulan data-data
laporan, penelitian-penelitian sebelumnya, peraturan-peraturan, data dan riset dari
instansi yang bersangkutan, kesesuaian wisata pantai, peta, dan literatur-literatur
penunjang lainnya. Data yang dikumpulkan melalui studi pustaka meliputi
kondisi umum kawasan wisata Pantai Ancol, data kualitas air laut dari RKL dan
RPL Ancol, isu-isu yang berkembang dan kebijakan-kebijakan yang berlaku bagi
kawasan wisata Pantai Ancol.
4.2.1. Pengelola
Pihak pengelola terdiri dari manager dan beberapa karyawan yang bekerja
dan berkaitan langsung dengan aktivitas kawasan wisata Pantai Ancol, seperti unit
Taman dan Pantai dan Balai Samudra. Pengelola yang menjadi responden
berjumlah 15 orang. Penyebaran kuisioner untuk mengetahui :
• Kondisi sosial ekonomi pengelola
• Respon dan persepsi pengelola terhadap kawasan yang dikelolanya

5. Analisis data
5.1. Analisis kesesuaian lahan wisata pantai
Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai merupakan analisis untuk
menentukan kesesuaian lahan pantai untuk berbagai aktivitas yang terdapat di
kawasan pantai. Analisis kesesuaian peruntukkan wisata pantai dilakukan dengan
menentukan kategori dan skor sesuai parameter-parameter dalam tabel. Analisis
ini diperlukan untuk melihat apakah data parameter kesesuaian kawasan wisata
Pantai Ancol masih memenuhi standar untuk wisata pantai. Nilai diperoleh antara
bobot dikalikan skor, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan dibagi dengan
84 (hasil kali antara bobot dengan skor tertinggi) kemudian dikalikan 100%.

Tabel 5. Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai


No. Parameter B Kategori dan Skor
K S K S K S K S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Kedalaman 5 0-3 3 3-6 2 6-10 1 >10 0
dasar
perairan (m)
2. Tipe pantai 5 Pasir 3 Pasir 2 Pasir 1 Lumpur, 0
putih putih, berkaran berbatu
sedikit g, sedikit terjal
karang terjal
3. Lebar Pantai 5 >15 3 10-15 2 3 - 10 1 <3 0
(m)
4. Material 3 Pasir 3 Karang 2 Pasir 1 Lumpur 0
dasar berpasir berlumpu
perairan r
5. Kecepatan 3 0-0,17 3 0,17-0,34 2 0,34-0,51 1 >0,51 0
arus (m/dtk)
6. Kemiringan 3 <10 3 10-25 2 25-45 1 >45 0
Pantai (o)
7. Kecerahan 1 >10 3 5-10 2 3-5 1 <2 0
perairan (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
8. Penutupan 1 Kelapa, 3 Semak, 2 Belukar 1 Hutan 0
lahan pantai lahan belukar tinggi bakau,
terbuka rendah, pemukim
savana an,
pelabuha
n
9. Biota 1 Tidak 3 Bulu 2 Bulu 1 Bulu 0
berbahaya ada babi babi, babi,
ikan pari ikan pari,
lepu, hiu
10. Ketersediaan 1 <0,5 3 0,5-1 2 1-2 1 >2 0
air tawar
(km)
Sumber : Yulianda, 2007
Keterangan :
B = Bobot
K = Kategori
S = Skor

Analisis kriteria kesesuaian lahan untuk peruntukkan darmaga kapal wisata


ini untuk melihat apakah data parameter kesesuaian lahan tersebut masih
memenuhi standar wisata untuk peruntukkan darmaga atau pelabuhan kapal. Nilai
diperoleh antara bobot dengan skor, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan
dibagi dengan 30 (hasil kali antara bobot dengan skor tertinggi) kemudian
dikalikan 100%.

Tabel 6. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Marina


No. Parameter B Kategori dan Skor
K S K S K S K S
1. Kedalaman 5 >6 3 3-6 2 1-3 1 <1 0
dasar
perairan (m)
2. Kecepatan 3 0-0,17 3 >0,17 2 >0,34- 1 >0,51 0
arus (m/dtk) -0,34 0,51
3. Kecerahan 1 >10 3 5-10 2 3-5 1 <2 0
perairan (m)
4. Ketersediaan 1 <0,5 3 0,5-1 2 1-2 1 >2 0
air tawar
(km)
Sumber : Yulianda, 2007
Keterangan :
B = Bobot
K = Kategori
S = Skor
Kegiatan berperahu merupakan salah satu kegiatan yang terdapat di Pantai
Festival. Analisis kriteria kesesuaian ini untuk melihat melihat apakah data
parameter kesesuaian lahan tersebut masih memenuhi standar wisata untuk
berperahu ataupun kegiatan wisata lainnya, seperti duduk santai, dan fotografi.
Nilai diperoleh antara bobot dengan skor, kemudian dijumlahkan. Hasil
penjumlahan dibagi dengan 33 (hasil kali antara bobot dengan skor tertinggi)
kemudian dikalikan 100%.

Tabel 7. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Festival


No. Parameter B Kategori dan Skor
K S K S K S K S
1. Kedalaman 5 0-3 3 3-6 2 6-10 1 >10 0
dasar
perairan (m)
2. Kecepatan 3 0-0,17 3 >0,17- 2 >0,34- 1 >0,51 0
arus (m/dtk) 0,34 0,51
3. Kecerahan 1 >10 3 5-10 2 3-5 1 <2 0
perairan (m)
4. Biota 1 Tidak 3 Bulu 2 Bulu 1 Bulu 0
berbahaya ada babi babi, babi, ikan
ikan pari pari,
lepu, hiu
5. Ketersediaan 1 <0,5 3 0,5-1 2 1-2 1 >2 0
air tawar
(km)
Sumber : Yulianda, 2007
Keterangan :
B = Bobot
K = Kategori
S = Skor

Kisaran atau interval nilai kelas kesesuaian lahan wisata pantai adalah sebagai berikut :
• Sangat sesuai (S1) : 83% - 100 %
• Sesuai (S2) : 50% - < 83%
• Sesuai bersyarat (S3) : 17% - <50%
• Tidak sesuai (N) : < 17%

IKW merupakan indeks kesesuaian wisata Pantai Ancol. Kategori sangat


sesuai (S1) apabila suatu kawasan tidak memiliki faktor pembatas yang berarti
atau pengaruh secara nyata untuk kegiatan wisata pantai. Kategori sesuai (S2) jika
suatu kawasan hanya memiki faktor pembatas yang agak serius sebagai kawasan
wisata pantai, namun masih bisa diatasi. Kategori sesuai bersyarat (S3) apabila
suatu kawasan memiliki faktor pembatas yang serius sebagai kawasan wisata
pantai, sehingga diperlukan perlakuan tertentu untuk mengatasinya.
Kategori terakhir merupakan kategori tidak sesuai (N), jika suatu kawasan
memiliki faktor pembatas yang permanen sebagai kawasan wisata pantai,
sehingga tidak bisa diatasi, atau dengan kata lain daerah tersebut tidak dapat
digunakan untuk kegiatan wisata pantai. Hasil yang diperoleh untuk kawasan
wisata Pantai Ancol dapat dikategorikan dalam kisaran interval nilai kelas sangat
sesuai (S1) sebagai kawasan wisata pantai.

5.2. Analisis daya dukung


Analisis daya dukung kawasan terbagi dua kategori, yaitu kategori transportasi
dan kegiatan. Daya dukung transportasi khusus di Pantai Marina, dimana
diperuntukkan sebagai pelabuhan kapal. Daya dukung kawasan yang kedua
berdasarkan aktivitas atau kegiatan yang terdapat di masing-masing pantai.
• Daya dukung kawasan (DDK) menurut Yulianda, 2007 :

Kx
Keterangan :
DDK = daya dukung kawasan
K = potensi ekologis pengunjung atau kapal per satuan unit area
Lp = luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Lt = luas unit area untuk kategori tertentu
Wt = waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu
hari
Wp = waktu yang dihabiskan pengunjung atau kapal untuk tiap
kegiatan tertentu

5.3. Analisis dampak kegiatan


Analisis dampak kegiatan melihat seberapa besar dampak dan objek yang
terkena yang diakibatkan oleh kegiatan atau aktivitas yang terdapat di Pantai
Ancol. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol dapat menimbulkan
dampak negatif yang mengancam kelestarian Pantai Ancol. Didalam analisis ini,
akan dikaji kegiatan-kegiatan yang menimbulkan dampak negatif, objek yang
terkena akibat kegiatan tersebut, dan seberapa besar dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan tersebut.
Besarnya dampak dihitung berdasarkan skala angka, yaitu 1-4. Angka 1-4
menunjukkan besaran dampak yang terkecil sampai yang terbesar. Masing-masing
kategori objek yang terkena dampak memiliki besaran dampak yang berbeda.
Terdapat tiga objek yang terkena dampak dari kegiatan di Pantai Ancol. Pertama
adalah kualitas air laut, kedua adalah pasir, dan ketiga adalah kualitas lingkungan
Pantai Ancol.
Skala untuk besaran dampak yang terkena terhadap kualitas air laut adalah
menurunnya sejumlah parameter kualitas air akibat kegiatan wisata. Jika kawasan
wisata Pantai Ancol, terutama yang menjadi tolok ukurnya adalah wilayah
perairannya maka terdapat beberapa parameter kualitas air laut yang melebihi
baku mutu dapat menimbulkan dampak lingkungan sehingga mempengaruhi
kegiatan wisata dan menurunkan kelestarian Pantai Ancol.
Jika di dalam parameter baik fisika, kimia, maupun biologi tidak melebihi
baku mutu yang sesuai dengan peruntukkan sebuah kawasan wisata, maka
dampak yang ditimbulkan masih bisa diatasi. Apabila terdapat beberapa parameter
yang melebihi baku mutu maka perlu dikaji lebih lanjut apakah parameter yang
melebihi baku mutu tersebut masih bisa ditolerir atau dapat menjadi suatu
rangkaian kejadian timbulnya dampak yang dapat menurunkan kelestarian pantai
maupun kegiatan wisata.
Jika nilai total suspended solid suatu perairan pantai melebihi baku mutu
maka besaran dampaknya adalah satu, karena nilai total suspended solid
memberikan pengaruh pada warna dan kecerahan perairan. Jika nilai amonia,
nitrat, dan nitrit suatu perairan pantai melebihi baku mutu maka nilai besaran
dampaknya adalah dua, karena apabila amonia melebihi baku mutu dapat
menimbulkan bau. Proses denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit,
dinitrogen oksida, dan molekul nitrogen. Proses reduksi ini berjalan optimal pada
kondisi anoksik, sehingga bakteri anaerob yang berperan dalam proses ini,
kemudian menimbulkan gas H2S, yang menimbulkan bau tak sedap pada perairan
pantai (Effendi, 2003).
Jika nilai bakteri E.Coliform melebihi baku mutu maka nilai besaran
dampaknya adalah tiga. Apabila suatu perairan tercemar limbah b3 seperti Al, Cr,
Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn, maka konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Apabila hasil dari
kandungan limbah b3 tersebut melebihi baku mutu maka nilai besaran dampaknya
adalah 4.
Skala untuk objek pasir yang terkena dampak adalah dilihat dari seberapa
besar panjang pantai berpasir yang terhempas akibat adanya kegiatan wisata. Jika
kurang dari 25% panjang pantai berpasir rusak atau terhempas gelombang, maka
nilai besaran dampaknya adalah 1. Jika 25%-50% dari panjang pantai berpasir
rusak, maka nilai besaran dampaknya adalah 2. Jika 50%-75% dari panjang pantai
rusak, maka nilai besaran dampaknya adalah 3. Jika lebih dari 75% panjang pantai
berpasir rusak, maka besaran dampaknya adalah 4.
Skala untuk objek kualitas lingkungan yang terkena dampak kegiatan dilihat
dari seberapa besar jumlah volume sampah yang dihasilkan dari jumlah
pengunjung yang datang. Jika sampah yang menumpuk tidak segera dibuang
maka akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan pantai yang
menimbulkan bau tidak sedap, sekaligus pemandangan yang tidak indah.

Tabel 8. Kategori objek yang terkena dampak dengan besar dampak


No. Objek yang Besar Dampak Keterangan
Terkena
1. Kualitas Air 1 Merubah warna perairan
Laut 2 Menimbulkan bau tak sedap
3 Terdapat bakteri E.Coli
4 Tercemar logam berat
2. Pasir 1 Abrasi kurang dari 25%
2 Abrasi kurang dari 25-50%
3 Abrasi kurang dari 50-75%
4 Abrasi lebih dari 75%
3. Kualitas 1 Penumpukan sampah selama 2 hari
Lingkungan 2 Penumpukan sampah selama 3 hari
Pantai Ancol 3 Penumpukan sampah selama 4 hari
4 Penumpukan sampah > 4 hari
Apabila sampah yang menumpuk dan menyebar tidak dibuang selama 2 hari
maka besaran dampak adalah 1, bila sampah yang menumpuk dan menyebar
selama 3 hari maka besaran dampak adalah 2, bila sampah yang menumpuk dan
menyebar tidak dibuang selama 4 hari maka nilai besaran dampak adalah 3, bila
sampah yang menumpuk dan menyebar tidak dibuang selama lebih dari 4 hari
maka nilai besaran dampak adalah 4.

5.4. Analisis hidrooseanografi


5.4.1. Pasang surut
Data yang didapatkan dari pasang surut Teluk Jakarta diolah dengan
menggunakan metode admiralty, dimana di dalam metode admiralty diperoleh
bilangan formzal, yang dapat mengetahui tipe pasang surut di daerah Teluk
Jakarta.
5.4.2. Arus
Untuk mengolah data arah dan kecepatan arus, maka dipergunakan program
atau software surfer.

5.5. Analisis strategi perbaikan dan pengelolaan kawasan wisata


Pantai Ancol
Analisis yang digunakan untuk strategi perbaikan dan pengelolaan adalah
analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis utnuk
merumuskan strategi perbaikan dan pengelolaan suatu kawasan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness), dan ancaman (threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencana srategi harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini
disebut dengan analisis situasi.
Rangkuti (2005) menyatakan bahwa SWOT adalah singkatan dari strengths,
weakness, oppprtunities dan threats. Analisis SWOT ini terbagi menjadi dua,
yaitu lingkungan internal yang terdiri dari strengths dan weaknesses serta
lingkungan eksternal yang terdiri dari opportunities dan threats yang dihadapi
suatu perusahaan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan
(strenghts) dan kelemahan (weaknesses).
Matriks SWOT merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan
bagaimana peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari faktor eksternal yang
dihadapi dapat dipadukan dengan kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan
dari faktor internal untuk menghasilkan empat golongan alternatif strategi yang
dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan (Rangkuti, 2005), yaitu:
1. SO (strengths-opportunities), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk mengambil peluang yang ada.
2. ST (strenghts-threats), yaitu menggunakan peluang yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman yang dihadapi
3. WO (weakness-opportunities), yaitu berusaha mendapatkan keuntungan dari
peluang yang ada dengan mengatasi kelemahan-kelemahan.
4. WT (weakness-threats), yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dan
menghindari ancaman yang ada.
Keterkaitan antara faktor internal dan eksternal digambarkan dalam matriks
SWOT. Alternatif strategi yang diperoleh adalah SO, ST, WO, WT. Strategi yang
efektif adalah memaksimumkan kekuatan dan kesempatan yang dimiliki serta
meminimumkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi. Dalam memilih
alternatif strategi yang terbaik untuk diterapkan, maka setiap alternatif yang ada
diberi nilai sesuai dengan tingkat kepentingannya, kemudian diberi rangking.
5.5.1. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Berdasarkan konsep David dalam Widiasari (2007) tahapan kerja yang
harus dilakukan untuk menyusun IFE (Internal Factor Evaluatian) :
1. Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang mempunyai
dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) yang menjadi
kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
2. Tentukan bobot dari critical success factors sesuai dengan tingkat
kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Beri rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh/respon
faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol.
Nilai 4= sangat kuat, 3= kuat, 2= lemah, dan 1= sangat lemah. Kalikan
bobot dengan nilai ratingnya dari masing-maisng faktor untuk menentukan
nilai skornya.
4. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total.
Bobot yang diberikan pada setiap faktor disesuaikan dengan skala
kepentingannya terhadap pengelolaan keberlanjutan kawasan wisata Pantai Ancol.
Bobot setiap faktor internal dan eksternal ditentukan dengan metode Paired
Comparison (Kinner, 1991 dalam Widiasari, 2007). Skala yang digunakan untuk
mengisi kolom dalam menentukan bobot setiap faktor adalah :
1. Bobot 1, jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan
indikator faktor vertikal.
2. Bobot 2, jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator
faktor vertikal
3. Bobot 3, jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan
indikator faktor vertikal.
4. Bobot 4, jika indikator faktor horizontal sangat penting dibandingkan
indikator faktor vertikal.
Tabel 9. Contoh penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal
Faktor Strategis A B C ... Total Bobot
Internal/Esternal
A 0 X1 1
B 0 X2 2
C 0 X3 3
... 0 X4 4
Total

Sumber: Rangkuti, 2005

i=
Keterangan : i= Bobot faktor ke-i i= 1,2,3,...,n
Xi= Nilai faktor ke-i n= Jumlah faktor

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel


terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus (Kinnear,
1991 dalam Widiasari, 2007) :
5.5.2. Pembuatan matriks SWOT
Setelah selesai menyusun matriks IFE dan EFE, langkah selanjutnya adalah
membuat matriks SWOT. Setiap unsur SWOT yang ada dihubungkan untuk
memperoleh alternatif strategi seperti pada tabel berikut:

Tabel 10. Matriks SWOT


IFAS Strengths (S) Weakness (W)
EFAS Tentukan 5-10 faktor-faktor Tentukan 5-10 faktor-faktor
kekuatan internal kelemahan internal
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Tentukan 5-10 faktor peluang Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
eksternal menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan peluang
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Tentukan 5-10 faktor ancaman Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
eksternal menggunakan kekuatan utnuk meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti, 2005

5.5.2.1. Pembuatan tabel rating alternatif strategi


Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan
memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait.

Tabel 11. Rangking alternatif rencana strategi


No. Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Skor Rangking
Strategi S-O
1. SO1 S1,S2,....,Sn O1,O2,....,On
2. SO2 S1,S2,....,Sn O1,O2,....,On
Strategi S-T
3. ST1 S1,S2,....,Sn T1,T2,....,On
4. ST2 S1,S2,....,Sn T1,T2,....,On
Strategi W-O
5. WO1 W1,W2,....,Wn
O1,O2,....,On
6. WO2 W1,W2,....,Wn
O1,O2,....,On
Strategi W-T
7. WT1 W1,W2,....,Wn T1,T2,....,On
8. WT2 W1,W2,....,Wn T1,T2,....,On
dst
Sumber: Rangkuti, 2005
Jumlah dari skor pembobotan menentukan rangking prioritas strategi dalam
pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol dengan pendekatan pembangunan
berkelanjutan. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan semua skor dari setiap
faktor-faktor strategis yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan
jumlah skor terbesar sampai yang terkecil dari semua strategi yang ada.
IV. HASIL PEMBAHASAN

1. Kondisi kawasan
1.1. Kondisi sumberdaya alam
Pantai Ancol memiliki total panjang pantai sebesar 5.900 m, dengan
panjang Pantai Marina 390 m, Pantai Festival, Pantai Indah, dan Pantai Mercure
990 m, Pantai Timur 1810 m, dan Pantai Carnaval 890 m. Setiap pantai memiliki
daya tarik tersendiri. Pantai Ancol terbagi-bagi berdasarkan kelandaian atau
kemiringan pantai. Jenis kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol beragam, dimana
setiap jenis kegiatannya sesuai dengan zonasi Pantai Ancol itu sendiri.
Pantai Marina yang dipergunakan sebagai pelabuhan kapal, memiliki luas 2
ha. Luas Pantai yang paling kecil adalah Pantai Indah yaitu 1,7 ha. Pantai Timur
memiliki luas pantai yang paling besar, karena pantai ini merupakan kesatuan dari
pantai yang dulu dikenal dengan nama Pantai Molek, Pantai Danau, Pantai Elok,
dan Pantai Ria.
Di kawasan Pantai Timur terdapat salah satu kawasan khusus untuk
kegiatan berenang, yang dikenal dengan nama Beach Pool. Pantai Carnaval
memiliki luasan 5,5 ha, di kawasan ini terdapat panggung yang cukup besar untuk
kegiatan seni dan musik.
Pantai Marina memiliki luas area 2,8 ha, dimana lahan seluas 2 ha
digunakan untuk menampung kapal atau disebut juga Pelabuhan Kapal Marina.
Pantai Marina merupakan salah satu tempat kapal berlabuh atau disebut juga
dermaga. Pelabuhan Kapal Marina merupakan suatu area untuk perorangan
maupun persero yang ingin menyimpan kapal mereka untuk kemudahan
akomodasi ke suatu area. Pelabuhan Kapal marina memiliki lokasi yang strategis
untuk melakukan perjalanan menuju Kepulauan Seribu, tempat wisata lainnya.
Pelabuhan Kapal Marina memiliki daya tampung kapasitas maksimal 150
kapal. Beragam jenis kapal yang berada di Pelabuhan Kapal Marina. Saat ini
jumlah kapal yang berada di Pelabuhan Kapal Marina sekitar 80 kapal, dimana 30
diantaranya adalah milik pribadi. Jenis kapal yang berada di Pelabuhan Kapal
Marina adalah jenis kapal yang memilki kapasitas penumpang 10 80 orang.
Pantai Festival merupakan nama sebuah pantai yang berada tidak jauh dari
lokasi Pantai Marina. Perlindungan beton di bibir Pantai Festival dibangun karena
kecuraman pantai tersebut, adapun aktivitas atau kegiatan yang terdapat di Pantai
Festival adalah berperahu, fotografi, maupun duduk santai. Terdapat sejumlah
pemberitahuan mengenai kecuraman pantai, dan aktivitas yang dilarang di Pantai
Festival.
Aktivitas berenang sudah dapat terlihat di Pantai Indah, meskipun tidak
sebanyak di Pantai Timur, dalam hal ini Beach Pool. Aktivitas lainnya adalah
duduk santai, dimana terdapat sejumlah penawaran jasa penyewaan tikar. Selain
penyewaan tikar, adapula penyewaan ban berenang, sehingga air laut Ancol dapat
dinikmati oleh semua kalangan.
Pantai Timur merupakan kawasan yang kelak akan menjadi kawasan
kuliner, salah satu wisata yang ditawarkan oleh Pantai Timur adalah wisata
kuliner. Bandar Jakarta, Pizza Hut, A&W, Mc Donald merupakan sejumlah nama
besar yang telah berada di Pantai Timur. Keberadaan restoran maupun kafe di
Pantai Ancol telah dikelola oleh departemen Food and Beverage.
Pantai Carnaval adalah pantai yang terletak di paling timur Pantai Ancol. Di
pantai ini terdapat panggung hiburan yang cukup besar, biasa digunakan untuk
acara-acara musik yang disiarkan di televisi. Duduk santai juga merupakan salah
satu aktivitas yang terdapat di Pantai Carnaval, karena merupakan lahan terbuka.

Tabel 12. Luas pantai di kawasan Pantai Ancol


No. Pantai Luas (Ha)
1. Marina 2
2. Festival 4,3
3. Indah 1,7
4. Timur 7,4
5. Carnaval 5,5
Sumber : Dokumen Implementasi, 2008

Pada peta batimetri kawasan wisata Pantai Ancol terlihat bahwa kedalaman
di sepanjang kawasan Pantai Ancol adalah 0-1 meter (gambar 3). Kedalaman ini
dapat dipergunakan sebagai kawasan untuk kegiatan berenang. Tetapi tidak hanya
parameter kedalaman saja yang menjadi penentu sebuah kawasan pantai
diperuntukkan untuk kegiatan berenang. Faktor penentu di kawasan Pantai Ancol
adalah kecuraman pantai. Pantai Marina dan Pantai Festival tidak diperuntukkan
untuk kegiatan berenang karena kecuraman pantainya.
Kedalaman yang tidak melebihi dua meter di sekitar Pantai Indah dan Pantai
Timur memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk melakukan kegiatan
berenang. Selain kedalaman pantai dapat dilihat dari peta batimetri, penulis telah
melakukan ground check, yaitu pengecekan secara langsung ke lapang untuk
melihat seberapa jauh para pengunjung dapat menikmati kegiatan berenang di
kawasan pantai ini. Sepanjang 50 meter ditarik garis tegak lurus dari garis pantai
dapat dinikmati para pengunjung untuk kegiatan berenang.

Gambar 3. Peta batimetri kawasan wisata Pantai Ancol


1.2. Utilitas dan fasilitas penunjang
1.2.1. Fasilitas parkir
Tersedia fasilitas parkir di setiap lokasi wisata yang menampung kendaraan
para pengunjung, tetapi pada kondisi puncak terjadi perparkiran di sisi badan jalan
(Tabel 13).

Tabel 13. Kapasitas parkir yang tersedia


No. Lokasi Perparkiran Kapasitas Parkir
(Kendaraan)
1. Dunia Fantasi 273
2. Pantai Marina 300
3. Padang Golf 32
4. Pasar Seni 497
5. Putri Duyung Cottage 200
6. Pantai Festival 350
7. Pantai Indah 110
8. Pantai Mercure 350
9. Gelanggang Renang 90
10. Eks Theater Mobil 625
11. Gelanggang Samudra 212
12. Pantai Timur 304
Total 3.343
Sumber : Updating RKL dan RPL 2004

1.2.2. Penyediaan air bersih


Kebutuhan air bersih untuk operasional Taman Impian Jaya Ancol disuplai
dari air PAM yang sebelumnya ditampung pada tangki reservoar dan kemudian
didistribusikan ke setiap unit kegiatan. Penggunaan air bersih untuk setiap
kegiatan dilakukan melalui; (a) bak filtrasi yang berfungsi untuk menyaring air
agar lebih jernih dan memenuhi persyaratan effluent standar yang ditetapkan oleh
SK Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995; (b) bak penampung effluent yang
berfungsi utnuk menampung air limbah yang telah diolah pada unit Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
IPAL mengolah air limbah restoran kegiatan Dufan, Gelanggang Samudera,
Gelanggang Renang, Pasar Seni Ancol. Air limbah yang berasal dari kegiatan
restoran dialirkan melalui saluran, kemudian dipompa menuju ke IPAL yang
berada di lahan Gelanggang Renang. Setelah diolah, air bersih tersebut digunakan
untuk kebutuhan air bersih di lapangan Golf, Copacabana, dan Taman Impian
Jaya Ancol. Kapasitas air yang diolah pada IPAL memiliki kemampuan mengolah
air bersih sebesar 700m3/hari.

1.3. Kualitas lingkungan udara


1.3.1. Suhu udara Beach Pool Pantai Ancol
Suhu udara rata-rata bulanan tertinggi adalah pada bulan Oktober dan
Nopember (32,60C) dan terendah pada bulan Januari (25,60C).

Gambar 4. Fluktuasi suhu udara tertinggi, terendah dan rata-rata


Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi, 2005

1.3.2. Knalpot kendaraan kawasan Pantai Ancol


Kualitas udara di sekitar kawasan wisata Pantai Ancol menentukan
kenyamanan pengunjung kawasan wisata. Emisi buangan kendaraan yang terdapat
di kawasan wisata Pantai Ancol pada periode II 2007 atau Desember 2007 masih
dapat ditolerir.

Gambar 5. Grafik kualitas udara periode II 2007


Sumber : Dokumen Implementasi, 2008
Nilai dari NO2, SO2, debu, maupun CO tidak ada yang melebihi baku mutu
yang ditetapkan baik di area Dufan, Pantai Bandar Jakarta, maupun Pasar Seni.

Gambar 6. Grafik kualitas udara periode II 2007


Sumber : Dokumen Implementasi, 2008

Kualitas udara di sekitar kawasan wisata Pantai Ancol menentukan


kenyamanan pengunjung kawasan wisata. Emisi buangan kendaraan yang terdapat
di kawasan wisata Pantai Ancol pada periode I 2008 atau Juni 2008 masih dapat
ditolerir. Nilai dari NO2, SO2, dan debu tidak ada yang melebihi baku mutu yang
ditetapkan baik di area dufan, Pantai Bandar Jakarta, maupun Pasar Seni.

Gambar 7. Grafik kualitas udara periode I 2008


Sumber : Dokumen Implementasi, 2008
Gambar 8. Grafik kualitas udara periode I 2008
Sumber : Dokumen Implementasi, 2008

1.4. Hidroseanografi Beach Pool Pantai Ancol


Beach Pool merupakan kawasan pantai yang dikhususkan untuk kegiatan
berenang, Beach Pool terletak di sebelah timur kawasan wisata Pantai Ancol.
Hidroseanografi Beach Pool dilakukan untuk melihat kawasan yang sesuai
khususnya untuk kegiatan berenang. Adapun parameter yang diukur maupun yang
diteliti adalah suhu, pasang surut, angin, arus, dan gelombang.
1.4.1. Suhu air
Suhu air di kawasan Pantai Ancol tertinggi terdapat pada Pantai Marina
yaitu 33,5oC, dan terendah pada Pantai Festival yaitu 30,8oC. Pada Pantai Timur
atau dikenal sekarang ini dengan Beach Pool suhu airnya adalah 32oC.

Gambar 9. Grafik suhu air kawasan Pantai Ancol


Sumber : Data primer diolah, 2008
1.4.2. Pasang surut
Pasang surut Teluk Jakarta memilki nilai F=6,29. Nilai F=6,29
menunjukkan tipe pasang surut di Teluk Jakarta, yaitu pasang surrut tunggal.

Gambar 10. Grafik pasang surut Teluk Jakarta Januari 2005


Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi, 2005

1.4.3. Arah dan kecepatan angin


Pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, angin cenderung dari
arah barat, sedangkan pada bulan April dan Mei, angin cenderung dari arah timur
laut, dan pada bulan Juni hingga September angin cenderung dari arah timur.
Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 01 hingga 04 knot.

Tabel 14. Arah dan kecepatan angin ( Tanjung Priok)


Tahun Bulan

Jan Peb Mar April Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1991 W/01 N/01 SW/01 NW/01 -/01 W/01 E/01 E/02 E/01 - W/0 NE/01

1992 W/01 W/01 N/01 NE/01 N/01 -/03 E/04 E/03 E/02 NW/03 - -

1993 NW/02 S/03 NW/03 W/03 N/03 E/02 NE/04 E/03 NE/03 N/03 N/03 SW/04
1994 W/03 W/03 W/03 W/03 NE/02 E/04 E/03 NE/02 S/04 S/03 E/03 SW/02

1995 NW/04 NW/04 W/04 NE/03 Va E/04 E/04 E/04 - E/04 S/03 SE/04

1996 NW/03 W/04 W/04 E/03 E/03 E/04 NE/04 NE/04 NW/04 N/01 - -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1997 W/03 W/03 W/04 SW/03 N/03 -/03 E/04 NE/04 N/04 N/01 W/04 -/03
1998 W/02 N/02 NE/02 NW/02 E/02 E/02 NE/02 NE/02 NE/02 NE/02 N/02 W/02
2000 W/03 W/03 NE/02 N/03 - N/03 NE/02 N/04 N/03 N/03 N/03 -

Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam


Pemandian Ancol, 2004
Keterangan Arah : Va : Variabel (arah tidak tentu) SW : dari Barat Daya
N : dari Utara W : dari Barat
SE: dari Tenggara NW: dari Barat Laut
NE : dari Timur Laut S : dari Selatan
E : dari Timur
Kecepatan : Knot : mil/jam

1.4.4. Arus
Stik plot arus Pantai Ancol di setiap stasiun pengamatan secara keseluruhan
memperlihatkan arah arus cenderung ke arah barat. Garis vertikal menunjukkan
bahwa terdapat 3 kali ulangan dalam setiap pengamatan kecepatan dan arah arus.
Garis horizontal merupakan garis yang menunjukkan letak atau posisi penelitian
kecepatan dan arah arus. Angka pada garis horisontal berturut-turut menyatakan
nama pantai : 1. Pantai Marina, 2. Pantai Festival 1, 3. Pantai Festival 2, 4. Pantai
Indah 5. Beach Pool, 6. Pantai Timur, 7. Pantai Carnaval (Gambar 11).
Pada Pantai Marina kecepatan arusnya 0,016 m/s dengan kecenderungan
arah arus dari barat laut, sedangkan di Pantai Festival memiki kecepatan arus 0,06
m/s dengan arah arus dari barat daya. Hal yang serupa juga dijumpai di kelima
pantai lainnya dimana arah arus yang terjadi dari barat daya. Pantai Indah
memiliki kecepatan arus 0,105 m/s.

0.1 m/s

3
0.09 m/s

0.08 m/s

2
0.07 m/s

0.06 m/s

1 0.05 m/s
1 2 3 4 5 6 7

Pantai Ancol 0.04 m/s

Reference Vectors
0.03 m/s
0.016 m/s 0.06 m/s 0.105 m/s
0.02 m/s

Gambar 11. Stik plot arus di Pantai Ancol 2008


Garis vertikal menyatakan bahwa kedalaman pada saat pengukuran arus : 1.
0,2 m, 2. 0,6 m, 2. 0,8 m. Garis horisontal menyatakan waktu ketika dilakukan
pengukuran. Pada kedalaman 0,2 m arus terlihat lebih besar dibadingkan pada
kedalaman 0,6 m dan 0,8 m. Arah arus cenderung sama pada tiga kedalaman pada
waktu yang sama. Waktu pengukuran arus dimulai pada pukul 10.00 wib sampai
pukul 23.00 wib, dengan interval waktu 1 jam. Dibawah pukul 12.00 wib arah
arus cenderung dari timur laut, setelah pukul 12.00 wib, arah arus cenderung dari
barat laut sampai pukul 16.00, dengan kecepatan arus 0,09 m/s. Setelah pukul 16,
arah arus cenderung dari barat daya, dan timur laut.
0.16 m/s

0.15 m/s

0.14 m/s

0.13 m/s

0.12 m/s

0.11 m/s
3
0.1 m/s

2 0.09 m/s

0.08 m/s
1
0.07 m/s
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
0.06 m/s
Pantai Ancol 0.05 m/s
Reference Vectors
0.04 m/s
0.02 m/s 0.09 m/s 0.16 m/s
0.03 m/s

0.02 m/s

Gambar 12. Stik plot arus di Pantai Ancol saat neap tide 2001 (Beach Pool)
Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam
Pemandian Ancol, 2004

Pada saat pasang arus memilki kecepatan antara 0,03-0,13 m/s dengan arah
arus cenderung dari barat daya. Dijumpai kecepatan arus yang lebih besar pada
pukul 15.00 wib, yaitu sebesar 0,13 m/s.

0.12 m/s

0.11 m/s

0.1 m/s
3

0.09 m/s
2
0.08 m/s
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0.07 m/s

0.06 m/s
Pantai Ancol Reference Vectors
0.05 m/s
0.03 m/s 0.08 m/s 0.13 m/s
0.04 m/s

0.03 m/s

Gambar 13. Stik plot arus di Pantai Ancol saat spring tide 2001 (Beach Pool)
Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam
Pemandian Ancol, 2004
1.4.5. Gelombang
Tinggi gelombang maksimal di daerah Beach Pool pada ketinggian 35 cm
pada pukul 15.00 wib. Pada pukul 8.00-13.00, gelombang masih tenang, dengan
ketinggian antara 20-25 cm. Periode atau waktu antara gelombang satu dengan
lainnya adalah 4-7 detik. Ketinggian gelombang semakin bertambah pada pukul
14.00 wib, dengan periode 5-7 detik.
Dibawah pukul 11.00 tinggi gelombang mencapai 20 cm, sedangkan diatas
pukul 11.00 tinggi gelombang bertambah sampai mencapai 35 cm sampai dengan
pukul 30 cm, dengan tinggi gelombang terendah 25 cm.

Tabel 15. Rata-rata tinggi gelombang, dan periode gelombang


Rata-rata Tinggi Periode Jam Tertinggi (cm) Terendah (cm)
Gelombang

26 cm 4-7 detik 11.00 20 -


12.00 25 20
13.00 25 20
14.00 30 20
15.00 35 25
16.00 30 25
17.00 30 25

Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model


Matematik Kolam Pemandian Anco, 2004

2. Potensi dan kondisi sumberdaya manusia


2.1. Pengunjung
Pengunjung yang terdapat di kawasan Pantai Ancol memiliki beragam
karakteristik. Hal ini diakibatkan karena adanya keanekaragaman kegiatan yang
ditawarkan oleh pengelola, sehingga mengakibatkan keanekaragaman motivasi
untuk berkunjung ke Pantai Ancol. Adanya promosi yang dilakukan pihak
pengelola Pantai Ancol memiliki peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan jumlah pengunjung, sehingga pengunjung Pantai Ancol berasal dari
beragam daerah.
2.1.1. Karakteristik pengunjung
Karakteristik pengunjung di kawasan Pantai Ancol relatif sama antara
perempuan dengan laki-laki, sebesar 51% pengunjung kawasan Pantai Ancol
adalah perempuan, sedangkan 49% adalah laki-laki (gambar 14). Perbedaan
persentase yang tidak terlalu mencolok ini menandakan bahwa wisata di Pantai
Ancol diminati oleh laki-laki dan juga perempuan.

Gambar 14. Karakteristik pengunjung wisata Pantai Ancol

Persentase usia yang dominan mengunjungi Pantai Ancol adalah


pengunjung yang berusia 20-30 tahun, yaitu sebesar 44%. Persentase pengunjung
berusia < 20 tahun sebesar 14%, persentase pengunjung berusia 31-40 tahun
sebesesar 20%, sedangkan persentase pengunjung berusia 41-50 tahun sebesar
17%. Minoritas pengunjung Pantai Ancol adalah pengunjung berusia di atas 50
tahun, yaitu sebesar 5%. Usia produktif dapat dikategorikan antara usia 20-40
tahun, jadi pengunjung yang mengunjungi Pantai Ancol dengan kategori usia
produktif adalah sebesar 71%.

Gambar 15. Karakteristik usia pengunjung wisata Pantai Ancol


Pantai Ancol dikunjungi oleh berbagai kalangan seperti buruh, pelajar,
mahasiswa, pegawai negeri sipil, karyawan swasta, dan wirausaha. Persentase
jenis pekerjaan pengunjung yang dominan mengunjungi Pantai Ancol adalah
karyawan swasta, yakni sebesar 41%. Persentase paling sedikit bekerja sebagai
buruh, yakni sebesar 3%.

Gambar 16. Karakteristik pekerjaan pengunjung wisata Pantai Ancol

Pengunjung Pantai Ancol berasal dari berbagai daerah baik dari Jakarta,
Pulau Jawa, luar Pulau Jawa maupun luar Indonesia. Persentase antara
pengunjung yang berasal dari Jawa Barat dan warga lokal Jakarta hampir sama,
yakni 49% dan 37%. Dominansi daerah asal pengunjung terjadi dari dalam Pulau
Jawa, yakni sebesar 91%. Pengunjung dari luar Pulau Jawa sebesar 7%,
sedangkan dari luar Negara Indonesia sebesar 2%.

Gambar 17. Karakteristik asal daerah wisata Pantai Ancol


Persentase pengunjung yang memiliki penghasilan per bulan kurang dari
Rp. 500.000 sebesar 14%. Mayoritas pengunjung Pantai Ancol memiliki
penghasilan per bulan Rp. 500.000-2.000.000, yakni sebesar 62%. Sebesar 24%
pengunjung memiliki penghasilan per bulan diatas Rp. 2.000.000.

Gambar 18. Karakteristik pendapatan per bulan pengunjung wisata Pantai Ancol

2.1.2. Keterlibatan pengunjung terhadap aktivitas wisata


Keterlibatan Pengunjung terhadap aktivitas wisata adalah untuk melihat
seberapa besar minat pengunjung terhadap aktivitas wisata yang disediakan pihak
pengelola serta melihat ketertarikan pengunjung terhadap kawasan wisata Pantai
Ancol.

Gambar 19. Frekuensi berkunjung ke Pantai Ancol

Terdapat 8% pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol baru pertama kali


mengunjungi kawasan wisata ini. Sebesar 92% pengunjung sudah pernah
mengunjungi Pantai Ancol sebelumnya, dimana persentase frekuensi pengunjung
yang baru sekali mengunjungi Pantai Ancol sebesar 22%. Persentase frekuensi
pengunjung yang datang ke Pantai Ancol 2-4 kali sebesar 24%, sedangkan
persentase frekuensi pengunjung yang datang ke Pantai Ancol lebih dari 5 kali
sebesar 46%.
Jenis kegiatan yang dilakukan para pengunjung di kawasan wisata Pantai
Ancol bermacam-macam, diantaranya adalah naik perahu, fotografi, menikmati
keindahan alam dan lain-lain. Persentase terbesar untuk jenis kegiatan yang
dilakukan pengunjung adalah menikmati keindahan alam, yakni sebesar 52%,
sedangkan kegiatan naik perahu dan fotografi masing-masing sebesar 7% dan
17%.

Gambar 20. Jenis kegiatan yang dilakukan pengunjung

Sebesar 54% pengunjung berkunjung ke Pantai Ancol bersama dengan


kelompok atau rombongan. Sebesar 31% pengunjung datang bersama dengan
keluarga. Persentase pengunjung yang datang berdua maupun sendiri ke Pantai
Ancol adalah sebesar 5%.

Gambar 21. Jenis pendamping saat berkunjung


Kepuasan pengunjung melakukan kegiatan di Pantai Ancol sebesar 86%
menyatakan puas, sedangkan 14% menyatakan tidak puas. Sebagian besar
pengunjung menyatakan puas terhadap kegiatan yang mereka lakukan di Pantai
Ancol karena Pantai Ancol dapat memberikan suasana yang berbeda dari kegiatan
atau aktivitas yang mereka kerjakan sehari-hari.

Gambar 22. Kepuasan pengunjung Pantai Ancol

2.1.3. Persepsi pengunjung terhadap lingkungan dan sarana prasarana


Ekowisata merupakan sebuah konsep pengembangan kawasan wisata.
Ekowisata adalah perpaduan antara kenyamanan bagi ekosistem lingkungan dan
pengunjung. Sebesar 56% pengunjung menyatakan tidak tahu mengenai konsep
ekowisata, sedangkan sisanya sebesar 44% pengunjung mengetahui mengenai
konsep ekowisata. Keberadaan konsep pengembangan ekowisata di Indonesia
tidak bisa dipaksakan, karena wisata yang dicari oleh warga Indonesia adalah
adanya kebersamaan untuk bisa saling berbagi kebahagiaan ketika mereka
memiliki waktu luang untuk berwisata.

Gambar 23. Pengetahuan pengunjung terhadap ekowisata


Kawasan wisata Pantai Ancol sangat diminati warga Jakarta khususnya, dan
pengunjung dari berbagai daerah, baik dalam negeri dan luar negeri. Terutama
ketika masa liburan tiba, yaitu libur sekolah, tahun baru, dan juga hari besar,
seperti lebaran. Peningkatan jumlah pengunjung sangat dirasakan, terlihat dari
sejumlah media yang memberitakan bahwa Pantai Ancol merupakan salah satu
kawasan wisata yang dipenuhi pengunjung pada musim liburan.
Sebesar 31% responden merasakan biasa saja terhadap kenyamanan
berwisata ketika Pantai Ancol dipenuhi pengunjung. Sebesar 27% responden
menyatakan nyaman apabila Pantai Ancol dipenuhi pengunjung. Responden yang
merasakan kurang nyaman dan tidak nyaman apabila Pantai Ancol dipenuhi
pengunjung masing-masing adalah sebesar 22% dan 20%.

Gambar 24. Kenyamanan apabila Pantai Ancol dipenuhi pengunjung

Konsep pengembangan ekowisata menuntut pihak pengelola untuk


membatasi jumlah pengunjung yang datang karena menyangkut kenyamanan
lingkungan dalam hal ini menjaga kelestarian lingkungan dengan pembatasan
pengunjung.
Sebesar 58% responden tidak setuju apabila jumlah pengunjung di Pantai
Ancol dibatasi, sedangkan 42% responden menyatakan setuju apabila ada
pembatasan pengunjung di Pantai Ancol. Pembatasan pengunjung di Pantai Ancol
dapat meningkatkan kepuasan terhadap pengunjung yang berwisata di Pantai
Ancol.
Tingkat kebutuhan pengunjung Pantai Ancol terhadap wisata alam masih
rendah karena wisata alam masih belum menjadi kebutuhan para pengunjung
kawasan wisata Pantai Ancol.
Gambar 25. Pembatasan pengunjung di Pantai Ancol

Keindahan Pantai Ancol, sarana dan prasarana yang menunjang dapat


meningkatkan kenyaman pengunjung dalam menikmati suasana kawasan wisata
Pantai Ancol. Sebesar 41% pengunjung menyatakan bahwa Pantai Ancol terjaga
keindahan pantainya. Pengunjung yang menyatakan Pantai Ancol cukup terjaga
keindahan pantainya adalah sebesar 25%, masing-masing 17% pengunjung yang
menyatakan kurang dan tidak berpendapat.
Keberadaan tempat sampah di kawasan Pantai Ancol dinilai baik oleh 37%
pengunjung dan cukup baik oleh 39% pengunjung. Sebesar 41% pengunjung
menyatakan air bersih di kawasan Pantai Ancol kurang memadai, selaras dengan
pendapat pengunjung mengenai keberadaan toilet di kawasan Pantai Ancol,
dimana sebesar 63% pengunjung menyatakan toilet kurang memadai. Hal ini
diakibatkan karena toilet masih dalam perbaikan. Sebesar 29% pengunjung
menyatakan tempat ibadah di kawasan Pantai Ancol baik, 32% pengunjung
menyatakan cukup baik, dan 31% pengunjung menyatakan kurang.
Keberadaan taman bermain di kawasan Pantai Ancol dinilai cukup baik oleh
39% pengunjung dan baik oleh 32% pengunjung. Aksesibilitas menuju kawasan
Pantai Ancol dinilai baik oleh 63% pengunjung, sedangkan pengunjung yang
menyatakan kurang hanya 3%. Keaslian Pantai Ancol dinilai kurang oleh 53%
pengunjung, dan cukup asli oleh 27% pengunjung.
Gambar 26. Persepsi pengunjung terhadap lingkungan dan sarana prasarana

2.2. Pengelola Departemen Taman dan Pantai


Pengelola Pantai Ancol memiliki peranan yang sangat penting untuk
mewujudkan kenyamanan pengunjung berkunjung ke Pantai Ancol dan menjaga
lingkungan pantai. Kenyamanan pengunjung dapat dirasakan dengan adanya
sarana dan prasarana yang menunjang di kawasan Pantai Ancol. Sarana dan
prasarana dapat ditingkatkan dan dipelihara oleh pihak pengelola.
2.2.1. Karakteristik pengelola
Sebesar 47% pengelola berusia 20-29 tahun, sedangkan pengelola yang
berusia 30-39 tahun dan > 49 tahun masing-masing sebesar 20%. Sedangkan
sebesar 13% pengelola berusia 40-49 tahun. Karakteristik usia pengelola di
kawasan wisata Pantai Ancol ini yang dominan adalah usia produktif

Gambar 27. Karakteristik usia pengelola kawasan wisata Pantai Ancol


Sumber : Widiasari, 2007
Sebesar 40% tingkat pendidikan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol
adalah SMU maupun setara SMU, sedangkan masing-masing 7% tingkat
pendidkan pengelola kawasan Pantai Ancol adalah SMP dan Master. Tingkat
pendidikan pengelola yang menyandang gelar sarjana sebesar 13%. Sebesar 33%
pengelola menyandang gelar diploma.

Gambar 28. Karakteristik tingkat pendidikan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007

Sebesar 40% pengelola masing-masing berasal dari daerah ibukota Jakarta


dan Jawa Tengah. Pengelola yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu sebesar
7%, sedangkan pengelola yang berasal dari luar Pulau Jawa sebesar 13%.

Gambar 29. Karakteristik asal pengelola kawasan wisata Pantai Ancol


Sumber : Widiasari, 2007
Sebesar 46% pengelola memiliki pekerjaan memelihara Taman Impian Jaya
Ancol (TIJA). Bidang pekerjaan sebagai quantity surveyor sebesar 27%, arsitektur
drafter sebesar 13%, program anggaran dan kesehatan hewan gelanggang samudra
masing-masing sebesar 7%.

Gambar 30. Karakteristik bidang pekerjaan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007

Penghasilan pengelola antara Rp. 800.000-2.800.000 sebesar 47%,


sedangkan penghasilan pengelola antara 2.800.000-5.000.000 sebesar 53%.

Gambar 31. Karakteristik penghasilan per bulan pengelola kawasan wisata Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007

Sebesar 80% pengelola memulai pekerjaannya di kawasan wisata Pantai


Ancol pada pukul 08.00 wib, dan 20% memulai pekerjaannya pada pukul 09.00
wib. Bagian kanan gambar merupakan gambaran waktu selesai pengelola kawasan
wisata Pantai Ancol mengakhiri pekerjaannya, sebesar 80% jam berakhir kerja
pengelola pada pukul 17.00 wib, 13% pada pukul 16.00, dan 7% tidak tentu.
Sebesar 53% pengelola memiliki waktu libur berdasarkan shift masing-
masing pengelola, 40% pengelola memiliki waktu libur pada hari sabtu dan
minggu, sedangkan 7% pengelola memiliki waktu libur pada hari minggu saja.

Gambar 32. Karakteristik waktu mulai, selesai, libur kerja pengelola kawasan wisata
Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007

Bagian kiri gambar merupakan karakteristik lama bekerja pengelola di


kawasan Pantai Ancol. Sebesar 46% pengelola menyatakan bahwa mereka telah
bekerja kurang dari lima tahun di kawasan wisata Pantai Ancol, sebesar 27%
pengelola telah bekerja selama lebih dari 29 tahun.
Bagian kanan gambar merupakan tingkat kepuasan pengelola dalam bekerja
di dalam kawasan wisata Pantai Ancol, sebesar 60% pengelola menyatakan cukup
puas bekerja di TIJA, 13% pengelola menyatakan sangat puas bekerja di TIJA,
dan 27% pengelola menyatakan puas bekerja di TIJA.

Gambar 33. Karakteristik lama dan tingkat kepuasan bekerja pengelola


kawasan wisata Pantai Ancol
Sumber : Widiasari, 2007
2.2.2. Persepsi pengelola terhadap wilayah kelolanya
Pantai Ancol dirasakan cukup baik oleh 60% pengelola, sedangkan kurang
baik oleh 6,67% pengelola. Sebesar 60% pengelola menyatakan baik terhadap
keberadaan air bersih di TIJA, dan 33,33% pengelola menyatakan cukup baik.
Pengelola menyatakan 53,33% keberadaan toilet baik di TIJA dan 46,67%
menyatakan cukup baik. Tersedianya tempat ibadah di TIJA dinilai baik oleh 60%
pengelola, dan 26,66% sangat baik. Pengelola menyatakan 46,67% keberadaan
tempat makan dan minum cukup baik, dan 33,33% baik.
Tempat bermain adalah salah satu fasilitas yang ada di Pantai Ancol, dan
keberadaan maupun fungsinya dinilai baik oleh 53,33% oleh pengelola, 26,66%
baik dan 13,34% sangat baik. Tempat sampah merupakan salah satu hal yang
penting untuk menjaga kelestarian pantai ancol, dan mempermudah pengelola
untuk memelihara Pantai Ancol, sebesar 46,67% pengelola menyatakan tempat
sampah di TIJA baik dari segi jumlah maupun penempatan, dan sebesar 26,66%
menyatakan cukup baik. Sebesar 46,67% pengelola berpendapat bahwa
transportasi di dalam Ancol cukup baik, dan 26,66% berpendapat baik.
Transportasi menuju Ancol dirasakan baik oleh 60% pengelola, 26,66% pengelola
berpendapat cukup baik, dan 13,34 merasakan sangat baik

Gambar 34. Persepsi pengelola terhadap wilayah kelolanya


Sumber : Widiasari, 2007
3. Sistem pengolahan limbah dan sampah
Sistem pengelolaan limbah dan sampah yang terdapat di Pantai Ancol
merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat
adanya kegiatan di kawasan wisata Pantai Ancol. Sistem pengolahan limbah yang
terdapat di Pantai Timur diperuntukkan untuk restoran-restoran besar saja,
sedangkan kafe atau restoran kecil belum menerapkan sistem pengolahan air
limbah seperti sistem yang terdapat di Pantai Timur.
Sistem pembuangan sampah yang dilakukan pihak pengelola adalah dengan
membagi jumlah pegawai kebersihan kedalam tiga shift, yakni shift pagi, shift
siang, dan shift sore. Shift pagi dari pukul 5.00 11.00, shift siang dari pukul
11.00 16.00, sedangkan shift sore dari pukul 16.00 21.00.
3.1. Sistem pengolahan air limbah restoran di Pantai Timur
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang mengolah air limbah restoran
kegiatan Pantai Timur terdapat di lokasi dekat Pantai Timur dengan menggunakan
sistem rotor disk dengan kapasitas olahan sebesar 200 m3/hari, yaitu :
1. Penyaringan benda kasar (coarse screen) : berfungsi untuk menyaring
benda-benda yang berukuran cukup besar/kasar atau sampah berukuran
cukup besar, agar tidak masuk ke bak penampung air limbah;
2. Penyaringan benda halus (fine screen) : berfungsi untuk menyaring benda-
benda yang berukuran halus/kecil, seperti sisa makanan/nasi, kulit telor,
sisa makanan lainnya yang berukuran kecil agar tidak masuk ke bak
penampungan air limbah;
3. Grease trap/oil trap : berfungsi untuk memisahkan kandungan kemak dan
minyak agar tidak masuk ke dalam bak aerasi (aeration tank);
4. Bak rotor disk : berfungsi untuk menguraikan bahan organik yang
terkandung dalam air limbah hingga menjadi lebih sederhana dengan
bantuan mikroba. Metode rotor disk atau piringan silinder dapat berputar
secara terus menerus, dengan pergerakan tersebut mikroba akan
memanfaatkan oksigen hingga dapat berkembang biak dan membentuk
koloni dengan menempel di permukaan silinder, semakin lama akan
membentuk lendir yang tebal, sehingga secara gravitasi akan mengendap
di dasar bak membentuk lumpur/endapan;
5. Bak pengendap I : berfungsi untuk mengendapkan kandungan lumpur
yang terbentuk setelah proses perombakan di bak rotor disk, sehingga air
yang telah diendapkan akan lebih jernih dan berkurang dari kadar
cemarannya;
6. Bak pengendap : berfungsi untuk mengendapkan kandungan lumpur yang
masih terkandung setelah proses pengendapan di Tangki Pengendap I,
sehingga air yang telah diendapkan akan lebih jernih dan berkurang dari
kadar cemarannya dibandingkan hasil pengendapan tahap 1;
7. Bak penampung effluent : berfungsi untuk menampung air limbah yang
telah diolah pada unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan
memenuhi pada persyaratan effluent standar yang ditetapkan oleh S.K.
Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995.

Air limbah dari restoran Rotor Disk

Saringan Kasar

Saringan Halus
Bak Pengendap I

Grease /
Oil Trap
Bak Pengendap II atau Bak
Penampung (Effluent Tank)

Saluran umum
Gambar 35. Diagram alir sistem pengolahan air limbah restoran di Pantai Timur
Sumber : updating RKL dan RPL, 2004
3.2. Sistem Pengolahan Sampah
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan PT. TIJA dikelola dengan
menyediakan bak tempat penampungan di setiap unit kegiatan, kemudian
diangkut oleh petugas kebersihan menuju ke tempat pembuangan sementara
(TPS) sampah dan selanjutnya diangkut ke lokasi pembuangan akhir (LPA)
sampah. Volume sampah yang dihasilkan dalam kondisi kunjungan puncak pada
tahun baru atau liburan sekolah dapat dilihat pada Tabel 16.
Terjadi peningkatan volume sampah ketika tahun baru dan masa liburan
sekolah, peningkatan yang terjadi adalah sebesar 2-3 kali lipat dari jumlah sampah
pada hari biasa. Ketika peningkatan sampah terjadi, maka pihak pengelola akan
meningkatkan armada pengangkutan sampah, seperti truk pengangkut sampah,
agar tidak terjadi penumpukan sampah.

Tabel 16. Volume kapasitas sampah


No. Jenis Kapasitas produksi sampah setiap Jumlah kapasitas
kegiatan unit kegiatan produksi sampah
(m3/hari)
1 2 3 4
1. Pantai Festival Pengunjung : 5000 orang x 0,0005 16,1 m3/hari
m3/orang/hari = 2,50 m3/hari
Sampah taman : 2,1 m3/hari
Restoran : 10 unit x 0,65 m3/unit/hari =
6,5 m3/hari
Kios : 20 unit x 0,25 m3/unit/hari = 5
m3/hari
2. Pantai Marina Pengunjung : 2500 orang x 0,0005 10,30 m3/hari
m3/orang/hari = 1,25 m3/hari
Sampah taman : 1,1 m3/hari
Club house : 500 orang x 0,0015
m3/orang/hari
Restoran : 12 unit x 0,35 m3/unit/hari =
4,2 m3/hari
Kios : 20 unit x 0,15 m3/unit/hari =
3 m3/hari
3. Pantai Indah Pengunjung : 2000 orang x 0,0009 3,30 m3/hari
m3/orang/hari = 1,8 m3/hari
Sampah taman : 1,5 m3/hari
4. Pantai Pengunjung : 2000 orang x 0,0009 3,30 m3/hari
Horizon m3/orang/hari = 1,8 m3/hari
Sampah taman : 1,5 m3/hari

5. Pantai Molek Pengunjung : 2000 orang x 0,0025 8 m3/hari


m3/orang/hari = 5 m3/hari
Sampah taman : 1,5 m3/hari
Plaza : 1,5 m3/hari
1 2 3 4
6. Sisi Danau Pengunjung : 1000 orang x 0,0009 1,9 m3/hari
m3/orang/hari = 0,9 m3/hari

Sampah taman : 1 m3/hari

7. Pantai Ex Sea Pengunjung : 2500 orang x 0,0009 8,2 m3/hari


Side m3/orang/hari = 2,25 m3/hari
Sampah taman : 1,8 m3/hari
Plaza : 1,2 m3/hari
Play ground : 0,85 m3/hari
Picnic area : 2,1 m3/hari
8. Pantai Timur Pengunjung : 4200 orang x 0,0009 9,38 m3/hari
m3/orang/hari = 3,78 m3/hari
Sampah taman : 1,6 m3/hari
Plaza : 1,10 m3/hari
Restoran : 1,2 m3/hari
Kios dan bar : 0,90 m3/hari
Play ground : 0,8 m3/hari

9. Putri Duyung Pengunjung : 450 orang x 0,0015 6,175 m3/hari


Cottage m3/orang/hari = 1,125 m3/hari
Restoran : 600 orang x 0,0025
m3/orang/hari = 1,5 m3/hari
Dapur/kitchen : 1,80 m3/hari
Sampah taman : 1,75 m3/hari

10. Pelabuhan Pengunjung : 3000 orang x 0,0008 18,30 m3/hari


Kapal Marina m3/orang/hari = 4 m3/hari
Kapal : 100 unit x 0,10 m3/unit/hari =
10 m3/hari
Restoran : 5 unit x 0,95 m3/unit/hari =
4,75 m3/hari
Sampah taman : 1,15 m3/hari
11. Panggung Pengunjung : 9000 orang x 0,0009 8,1 m3/hari
hiburan m3/orang/hari = 8,1 m3/hari
(pentas musik)
Jumlah 93,055 m3/hari

Sumber : Updating RKL dan RPL, 2004

3.3. Kualitas Air Laut Pantai Ancol


Diketahui adanya parameter yang melebihi baku mutu SK. Menteri
Lingkungan Hidup No. 2/MENLH/1988 untuk golongan biota laut (taman laut
konservasi), yaitu :
• Pantai Indah : nitrit (NO2-N)
• Pantai Timur : nitrit (NO2-N)
• Pantai Putri Duyung Cottage : nitrit (NO2-N)
Diketahui adanya parameter yang melebihi baku mutu SK. Menteri
Lingkungan Hidup No. 2/MENLH/1988 untuk golongan biota laut (Taman Laut
Konservasi), yaitu :
• Pantai Marina : kekeruhan, warna, amonia (NH3-N), fenol, nitrit (NO2-N),
seng (Zn), tembaga (Cu), timbal (Pb), BOD dan COD;
• Pantai Indah : amonia (NH3-N), fenol, nitrit (NO2-N) dan timbal (Pb)

Tabel 17. Hasil pemeriksaan kualitas air laut


No. Parameter Satuan Baku Hasil
Mutu *) AL1 Al2 AL3 AL4 AL5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. Fisika
1. Bau - Alami Alami Alami Alami - -
2. Zat Padatan Mg/l 80 3 4 4 80 70
Tersuspensi (TSS)
3. Kekeruhan NTU 30 3 3 5 185 5
4. Salinitas % ± 10 % 3,4 3,7 3,6 - -
alami
0
5. Suhu C ± 20 alami 30 30 32 - -
6. Warna Pt-Co 50 8 8 11 190 50
B. Kimia
1. pH - 6-9 8,3 8,2 8,3 7 7
2. Amonia (NH3-N) Mg/l 0,3 0,01 0,01 20 1,69
0,01
3. Air raksa (Hg) Mg/l 0,006 - -
0,0005 0,0005 0,0005
4. Arsen (As) Mg/l 0,01 0,002 0,002 - -
0,002
5. Fenol Mg/l 0,002 0,001 0,001 0,24 0,08
0,001
6. Kadmium (Cd) Mg/l 0,01 - -
0,0005 0,0005 0,0005
7. Khromium VI Mg/l 0,05 0,005 0,005 - -
(Cr6) 0,005
8. Minyak dan Mg/l 5 0,2 0,2 0,2 - -
lemak
9. Nitrit (NO2-N) Mg/l Nihil 0,003 0,006 0,003 0,01 0,71
10. Nikel (Ni) Mg/l 0,1 0,2 0,2 0,2 - -
11. Oksigen terlarut Mg/l 4 4,2 4 4 - -
(DO)
12. Perak (Ag) Mg/l 0,05 0,002 0,002 - -
0,002
13. Selenium (Se) Mg/l 0,005 0,002 0,002 - -
0,002
14. Seng (Zn) Mg/l 0,1 0,0322 0,0286 0,0292 0,22 -
15. Sianida (CN) Mg/l 0,20 0,005 0,005 - -
0,005
16. Sulfida (H2S) Mg/l 0,03 0,002 0,002 - -
0,002
1 2 3 4 5 6 7 8 9
17. Surfactan Anion Mg/l 1,0 0,14 0,17 0,18 0,55 0,70
(MBAS)
18. Tembaga (Cu) Mg/l 0,06 0,005 0,005 0,07 -
0,005
19. Timbal (Pb) Mg/l 0,0075 0,005 0,005 0,08 0,10
0,005
20. BOD Mg/l 45 6,7 7,5 7,9 65,60 2,36
21. COD Mg/l 80 33 37,1 39 90 44,50
Sumber : Updating RKL dan RPL, 2004
Keterangan :
*) = SK. Menteri Lingkungan Hidup No. 2/MENLH/1988 Untuk Golongan Biota Laut (Taman
Laut Konservasi)
= Lebih kecil
= Lebih besar
AL1 = Air laut Pantai Indah saat updating RKL/RPL Tahun 2003
AL2 = Air laut Pantai Timur
AL3 = Air laut (Danau Putri Duyung Cottage)
AL4 = Air laut Pantai Marina saat SEL Tahun 1994
AL5 = Air laut Pantai Indah saat SEL Tahun 1994

Hasil kualitas air laut Pantai Carnaval Ancol yang melebihi baku mutu
adalah zat padat tersuspensi (TSS). TSS yang melebihi baku mutu ini diakibatkan
karena gelombang yang relatif tinggi akibat musim barat yang terjadi, sehingga
mengakibatkan terjadinya percampuran massa air. Untuk hasil parameter pH
Pantai Carnaval ini tidak melebihi baku mutu yang ada sesuai dengan
peruntukkan wisata bahari yaitu 7,9. Minyak dan lemak juga tidak melebihi baku
mutu yaitu kurang dari 2 (tabel 18).

Tabel 18. Hasil kualitas air laut Pantai Carnaval Ancol


No. Parameter Satuan Baku Mutu *) Hasil
1. Zat padat tersuspensi (TSS) mg/l 20 32
2. pH - 7-8,5 7,9
3. Minyak dan lemak mg/l 1 < 0,2
4. E. Coli (Fecal Coli) MPN/100 ml 200 0
Keterangan :
*) = SK. Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/2004 Untuk Wisata Bahari

Parameter yang diukur di Pantai Marina untuk kegiatan pelabuhan kapal


adalah zat padat tersuspensi, pH, minyak dan lemak, dan total Coliform. Hasil dari
parameter zat padat tersuspensi adalah 2, pH adalah 7,3, kandungan minyak dan
lemak adalah < 0,2, dan tidak adanya total Coliform di perairan Pantai Marina.
Semua parameter yang di analisis tidak ada yang mebihi baku mutu (tabel 19).
Tabel 19. Hasil kualitas air laut Pantai Marina Ancol
No. Parameter Satuan Baku Mutu *) Hasil
1. Zat padat tersuspensi (TSS) mg/l 20 2
2. pH - 7-8,5 7,3
3. Minyak dan lemak mg/l 1 < 0,2
4. Total Coliform MPN/100 ml 1.000 0
Keterangan :
*) = SK. Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/2004 Untuk Perairan Pelabuhan

4. Analisis sumberdaya Pantai Ancol


4.1. Kesesuaian lahan untuk wisata pantai
Indeks kesesuaian wisata (IKW) untuk kategori wisata pantai adalah
96,43%. Hasil kesesuaian lahan untuk wisata pantai adalah S1, dimana S1
merupakan kategori sangat sesuai untuk wisata pantai karena nilai IKW melebihi
83%. Pantai Ancol sangat sesuai untuk dijadikan kawasan wisata pantai karena
kedalaman perairan dan kecepatan arus yang sesuai untuk wisata olahraga, dalam
hal ini berenang. Material dasar perairan pasir, sesuai untuk kegiatan duduk
santai. Pemandangan yang indah untuk kegiatan fotografi.

Tabel 20. Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai


No. Parameter Hasil Bobot Skor Nilai
1. Kedalaman Perairan (m) 0,5-2,6 5 3 15
2. Tipe Pantai Pasir putih campuran 5 3 15
3. Lebar Pantai (m) >15 5 3 15
4. Material Dasar Perairan Pasir 3 3 9
5. Kecepatan Arus (m/dtk) 0,04 3 3 9
6. Kemiringan Pantai (o) <10 3 3 9
7. Kecerahan Perairan (m) 0,69 1 0 0
8. Penutupan Lahan Pantai Lahan terbuka 1 3 3
9. Biota berbahaya Tidak ada 1 3 3
10. Ketersediaan Air Tawar <0,5 (km) 1 3 3
Total 81
Sumber : Data primer diolah, Nopember 2008

Kriteria kesesuaian lahan di Pantai Marina ini disesuaikan untuk


kepentingan transportasi yang terdapat di pelabuhan kapal Marina. Indeks
kesesuaian wisata (IKW) untuk kategori darmaga wisata adalah 56,67%. Hasil
kesesuaian lahan untuk wisata pantai adalah S2, dimana S2 merupakan kategori
sesuai karena nilai IKW 56,67%. Pantai Marina Ancol tergolong kategori sesuai
untuk pelabuhan kapal atau darmaga. Peruntukkan sebagai tempat pelabuhan
kapal akan baik bila kedalaman perairan bisa melebihi 6 m.

Tabel 21. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Marina


No. Parameter Hasil Bobot Skor Nilai
1. Kedalaman Perairan (m) 1,87 5 1 5
2. Kecepatan Arus (m/dtk) 0,02 3 3 9
3. Kecerahan Perairan (m) 1,87 1 0 0
4. Ketersediaan Air Tawar <0,5 (km) 1 3 3
Total 17
Sumber : Data primer diolah, Nopember 2008

Salah satu kegiatan yang paling mencolok di Pantai Festival adalah


berperahu. Adanya kegiatan berperahu di Pantai Festival dikarenakan kecuraman
Pantai Festival yang cukup signifikan, hal tersebut dapat terlihat dengan adanya
papan pemberitahuan kecuraman pantai dan larangan berenang, dapat dilihat pada
lampiran 11. Indeks kesesuaian wisata (IKW) untuk kategori wisata pantai adalah
90,90%. Hasil kesesuaian lahan untuk wisata pantai adalah S1, dimana S1
merupakan kategori sangat sesuai karena nilai IKW melebihi 83%. Pantai Ancol
sangat sesuai untuk dijadikan kawasan wisata untuk kegiatan berperahu, karena
kedalaman perairan dan kecepatan arus yang sesuai untuk dilaksanakannya
kegiatan berperahu. Selain kegiatan berperahu, dapat juga dilakukan kegiatan
fotografi, duduk santai, karena tidak terdapat biota yang berbahaya di perairan
pantai, dan juga di sekeliling pantai dilindungi dengan pinggiran yang terbuat dari
beton dari terdapat batu-batu (lampiran 11).

Tabel 22. Kriteria kesesuaian lahan Pantai Festival


No. Parameter Hasil Bobot Skor Nilai
1. Kedalaman Perairan (m) 2,07 5 3 15
2. Kecepatan Arus (m/dtk) 0,07 3 3 9
3. Kecerahan Perairan (m) 1,99 1 0 0
4. Biota berbahaya Tidak ada 1 3 3
5. Ketersediaan Air Tawar < 0,5 (km) 1 3 3
Total 30
Sumber : Data primer diolah, Nopember 2008
4.2. Daya Dukung kawasan
Daya dukung kawasan Pantai Ancol terbagi dua. Pertama daya dukung
kawasan Pantai Ancol, apabila diterapkan sistem ekowisata (tabel 23). Kedua
adalah daya dukung kawasan Pantai Ancol, dengan menerapkan sistem wisata
pantai (tabel 24). Perbedaan penerapan kedua sistem ini terletak pada kenyamanan
pengunjung ketika beraktivitas di Pantai Ancol, sehingga jumlah pengunjung
maupun jumlah kapal yang berada di kawasan Pantai Ancol akan berbeda antara
penerapan ekowisata dan wisata.
Penerapan konsep ekowisata akan memberikan dampak pada jumlah
pengunjung kawasan pantai yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
pengunjung dengan penerapan konsep wisata. Pada tabel 23 dan tabel 24 terlihat
perbedaan jumlah pengunjung dengan konsep ekowisata dan konsep wisata. Daya
dukung kawasan dengan konsep ekowisata untuk peruntukkan transportasi yang
berada pada Pantai Marina adalah 50 kapal/hari, sedangkan daya dukung dengan
konsep wisata adalah 125 kapal/hari.
Untuk daya dukung Pantai Festival, penerapan konsep ekowisata adalah
38.222 pengunjung/hari, sedangkan penerapan dengan konsep wisata adalah
86.000 pengunjung/hari. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok dari segi
jumlah pengunjung dengan penerapan konsep ekowisata dan wisata. Jumlah
pengunjung dengan penerapan konsep ekowisata akan jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan konsep wisata.
Kelebihan dari konsep pengembangan ekowisata adalah dari jumlah
pengunjung yang sedikit akibat adanya penerapan pembatasan pengunjung maka
dapat memberikan kenyamanan pengunjung dan juga kualitas lingkungan baik air
maupun udara dapat lebih terkontrol. Akan tetapi konsep ini memiliki kelemahan
yaitu karena pembatasan pengunjung maka dari segi pengelolaan harga tiket
masuk kawasan wisata Pantai Ancol akan lebih tinggi dari konsep pengembangan
berbasis wisata.
Kelebihan dari konsep pengembangan wisata adalah jumlah pengunjung
yang berkunjung dapat lebih banyak sampai dua kali lipatnya dari konsep
pengembangan ekowisata. Banyaknya jumlah pengunjung dapat menekan harga
tiket masuk kawasan wisata Pantai Ancol, sehingga harga tiket masuk lebih murah
daripada harga tiket masuk dengan konsep pengembangan ekowisata. Namun
kelemahan dari konsep ini adalah jumlah pengunjung yang besar, dapat
memperbesar penurunan kelestarian lingkungan dengan pendekatan sampah yang
dihasilkan per orang, jumlah kendaraan yang masuk ke dalam kawasan wisata,
dan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pengunjung seperti berenang.
Kegiatan yang terdapat di Pantai Festival adalah berperahu, duduk santai,
fotografi. Untuk daya dukung Pantai Indah, jumlah pengunjung/hari dengan
konsep ekowisata adalah 4.000 pengunjung, sedangkan dengan konsep wisata
adalah 10.461. Pantai Indah adalah salah satu pantai yang dapat dimanfaatkan
sebagai kawasan berenang. Kegiatan yang terdapat di Pantai Indah adalah
berenang dan duduk santai.
Salah satu keistimewaan dari Pantai Timur adalah terdapatnya kawasan
pantai yang sekarang ini dikenal dengan nama Beach Pool. Beach Pool
merupakan kawasan khusus berenang, luas area untuk kawasan berenang ini lebih
luas jika dibandingkan dengan Pantai Indah, sehingga kawasan ini dapat
menampung pengunjung lebih banyak lagi. Kemudian di Pantai Timur merupakan
kawasan yang kelak akan menjadi kawasan kuliner. Saat ini telah terdapat
sejumlah restoran frenchise di kawasan Pantai Timur.
Di dalam kawasan Pantai Carnaval terdapat panggung hiburan kesenian dan
musik, yang mendukung kegiatan yang diselenggarakan di Pantai Ancol. Daya
dukung untuk penerapan konsep ekowisata adalah 48.888 pengunjung/hari,
sedangkan untuk penerapan konsep wisata adalah 110.000 pengunjung/hari.
Kegiatan yang dapat dilakukan selain adanya panggung hiburan adalah duduk
santai menikmati pemandangan.
Jadi daya dukung untuk konsep pengembangan ekowisata adalah 39 juta
pengunjung/tahun. Sedangkan untuk pengembangan dengan konsep wisata adalah
92 juta pengunjung/tahun. Pada tahun 2008 pengunjung kawasan wisata Pantai
Ancol hampir mencapai 14 juta pengunjung. Jumlah pengunjung ini memang
belum mencapai jumlah daya dukung yang ada, tetapi jumlah pengunjung pada
tahun 2008 ini adalah jumlah keseluruhan kawasan wisata Pantai Ancol, tidak
hanya pengunjung taman dan pantai saja.
Sebanyak 14 juta pengunjung yang berkunjung ke Pantai Ancol merupakan
data kumulatif selama satu tahun, sedangkan Pantai Ancol merupakan salah satu
kawasan wisata yang diminati warga Jakarta dan sekitarnya ketika hari libur tiba,
sehingga jumlah pengunjung pada hari libur akan mengalami kenaikan berkali
lipat dari hari normal.
Jumlah kunjungan dengan konsep pengembangan ekowisata Pantai Ancol
adalah 108 ribu pengunjung/hari, sedangkan dengan konsep pengembangan
wisata adalah 250 ribu pengunjung/hari. Untuk kawasan wisata Pantai Ancol akan
sangat efisien penggunaan daya dukung atau batas dari jumlah pengunjung adalah
jumlah pengunjung per hari bukan per tahun karena akan lebih terkontrol baik
lingkungan pantai maupun perairan Pantai Ancol. Penggunaan daya dukung
jumlah pengunjung per hari dikarenakan kawasan wisata Pantai Ancol sangat
diminati pada hari-hari tertentu, sehingga terjadi kepadatan atau peningkatan
jumlah pengunjung pada hari-hari tertentu, jadi penggunaan jumlah pengunjung
per hari akan lebih tepat untuk mengontrol kualitas lingkungan pantai dan
perairan Pantai Ancol.

Tabel 23. Daya dukung kawasan ekowisata Pantai Ancol


Transportasi Kegiatan
No. Pantai Kapal/hari) orang/hari)
1. Marina 50 -
2. Festival - 38.222
3. Indah - 4.000
4. Timur - 17.411
5. Carnaval - 48.888

Tabel 24. Daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol


Transportasi Kegiatan
No. Pantai Kapal/hari) orang/hari)
1. Marina 125 -
2. Festival - 86.000
3. Indah - 10.461
4. Timur - 45.538
5. Carnaval - 110.000
4.3. Analisis dampak kegiatan Pantai Ancol
Pantai Ancol memiliki beragam kegiatan yang disediakan oleh pihak
pengelola maupun kerjasama dengan pihak luar. Jenis kegiatan yang terdapat di
Pantai Ancol adalah terdapatnya pelabuhan kapal Marina, berenang, duduk santai,
panggung hiburan, berperahu, jogging, jet ski, bebek-bebekan, selancar air.
Dari sembilan kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol, terdapat empat
kegiatan yang dapat memberikan dampak bagi kelestarian Pantai Ancol. Kegiatan
tersebut adalah pelabuhan kapal marina, berenang, duduk santai, dan panggung
hiburan. Dampak yang dimaksud adalah dampak negatif terhadap sumberdaya dan
lingkungan pantai, yaitu pencemaran air, sampah, dan abrasi pantai (Lampiran 1),
sedangkan dampak positif dari keberadaan Pantai Ancol adalah dapat memberikan
retribusi kepada pemerintah dan menyerap tenaga kerja. Dalam penelitian ini
difokuskan pada dampak negatif terhadap kelestarian dan lingkungan pantai.
Dampak dari kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol, terdiri dari dua
macam. Yang pertama adalah dampak secara langsung dan yang kedua adalah
dampak secara tidak langsung. Dampak secara langsung adalah dampak yang
terlihat secara langsung akibat adanya kegiatan di Pantai Ancol. Sedangkan
dampak tidak langsung adalah dampak yang tidak langsung terlihat karena adanya
kegiatan, tetapi kegiatan tersebut menyebabkan dampak negatif terhadap
kelestarian Pantai Ancol.
Besar dampak dari Pelabuhan Kapal Marina adalah 4, karena terdapat
parameter limbah B3 yang melebihi baku mutu. Kegiatan berenang yang terdapat
di Pantai Indah dan Pantai Timur memiliki dampak dengan besaran dampak
adalah dua, karena parameter nitrit melebihi baku mutu, dan nitrit dapat
menimbulkan bau tak sedap pada perarairan pantai karena timbulnya gas H2S.
Objek yang terkena dampak untuk kegiatan berenang adalah pasir, dengan
besaran dampak adalah 3, ketika musim barat tiba, terjadi abrasi panjang pantai.
Objek yang terkena lainnya adalah kualitas ait laut dengan besaran dampak 2,
karena nitrit melebihi baku mutu. Objek yang terkena dampak karena kegiatan
berenang yang terakhir adalah kualitas lingkungan pantai, besaran dampak pada
hari normal adalah 1, penumpukan sampah selama 2 hari, dan ketika hari libur
besaran dampak adalah 4, karena adanya penumpukan sampah selama 4 hari.
Kegiatan duduk santai juga memberikan dampak pada kualitas lingkungan
pantai, seperti sampah yang dihasilkan oleh pengunjung. Sampah yang tidak
dibuang pada tempatnya akan memberikan kondisi yang kurang nyaman untuk
pengunjung lainnya, besaran dampaknya adalah 1 pada hari biasa atau normal,
dan besar dampak adalah 4 pada hari libur karena terjadi penumpukan sampah di
sekitar pantai timur yang tidak dibuang selama 2 hari pada hari normal, dan 4 hari
pada hari libur, dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Tahun baru merupakan salah satu acara atau kegiatan yang menarik banyak
pengunjung, karena terdapat hiburan musik dan pesta kembang api. Panggung
hiburan merupakan salah satu kegiatan yang ada pada saat tahun baru dan
diminati banyak pengunjung untuk menghabiskan akhir tahun di Pantai Ancol
dengan menikmati acara yang disuguhkan di panggung hiburan. Objek yang
terkena akibat adanya panggung hiburan adalah kualitas lingkungan pantai, yaitu
menumpuknya sampah yang menimbulkan bau yang tidak sedap, dan
penumpukan sampah yang tidak dibuang selama 2 hari, dengan besaran dampak
adalah 1, sedangkan ketika perayaan tahun baru, besaran dampaknay adalah 4.

Tabel 25. Dampak kegiatan wisata


No. Jenis Kegiatan Objek yang Besar Dampak Keterangan
Terkena Normal Libur
1. Pelabuhan Kapal Kualitas air laut 4 - Terdapat pencemaran
Marina logam dan minyak
2. Berenang Pasir 3 - Abrasi pantai antara 50-
75% dari panjang pantai
Kualitas air laut 2 - Nitrit melebihi baku mutu
Kualitas 2 4 Penumpukan sampah
Lingkungan Pantai selama 2 dan 4 hari
3. Duduk santai Kualitas 1 4 Penumpukan sampah
lingkungan pantai selama 2 dan 4 hari
4. Panggung Kualitas 1 4 Penumpukan sampah
Hiburan lingkungan pantai selama 2 dan 4 hari

4.3.1. Pelabuhan kapal Marina


Pantai Marina terletak di sebelah barat bagian ujung atau muara dari Kali
Bintang Mas yang digunakan untuk parkir/tambat kapal-kapal pribadi atau kapal
komersil. Kapal tersebut digunakan untuk alat transportasi pengangkutan barang
kebutuhan masyarakat Kepulauan Seribu atau pengangkutan orang yang akan
menuju ke lokasi Kepulauan Seribu atau ke lokasi wisata yang berada di wilayah
Kepulauan Seribu. Kapasitas muat kapal yang dapat bersandar di Pelabuhan
Marina sebanyak ± 100 kapal.
Pelabuhan Marina berada di bagian ujung/hilir dari Kali Bintang Mas yang
menampung aliran dari bagian hulunya, yaitu Kali Ciliwung Gunung Sahari dan
Kali Ancol-Lodan. Dengan keberadaannya di bagian paling hilir, berpengaruh
terhadap timbulnya masalah-masalah, seperti :
• Menjadi tempat berpusatnya kiriman air limbah yang berasal dari kegiatan
campuran (perkantoran, hunian, komersial, industri dan sebagainya),
sehingga adanya air limbah yang masuk dari kegiatan di luar TIJA
mempunyai kontribusi terhadap memburuknya kualitas air permukaan di
Pelabuhan Marina;
• Tempat pusat kiriman sampah yang terbawa oleh aliran air, yang berasal
dari kegiatan di bagian hulu di luar lokasi TIJA, sebagai akibat kebiasaan
masyarakat membuang sampah di badan air/kali;
• Saat musim penghujan Pelabuhan Marina menerima cukup besar sampah
dan lumpur yang terbawa oleh aliran air, sehingga lebih cepat terjadi
pendangkalan di area Pelabuhan Marina.
Ditambah dengan masalah yang timbul dari kegiatan labuh/tambat kapal di
Pelabuhan Marina, seperti :
• Kemungkinan terjadinya ceceran pada oli bekas yang berasal dari kegiatan
penggantian oli yang disimpan/ditampung pada drum-drum terbuka di ruang
terbuka, sehingga saat hujan drum-drum yang telah terisi penuh oli bekas
akan meluap dan terbawa oleh aliran air hujan masuk ke perairan Pelabuhan
Marina;
• Kemungkinan terjadinya ceceran oli atau BBM/solar serta air limbah bekas
pencucian kapal yang keluar saat dilakukan balast kapal mengalir masuk ke
perairan Pelabuhan Marina;
• Kemungkinan timbulnya sampah yang berasal dari dalam kapal saat
dilakukan pembersihan kapal yang tidak dikemas pada tempat sampah,
melainkan ada yang langsung dibuang ke perairan Pelabuhan Marina.
Adanya pengaruh air limbah dan sampah dari luar dan dalam lokasi TIJA
menyebabkan timbulnya bau dan air permukaan di Pelabuhan Marina agak
kehitam-hitaman.
Upaya yang telah dilakukan saat ini oleh PT. TIJA untuk mengatasi masalah
tersebut adalah :
• Memasang perangkap sampah (screen) yang dipasang di bagian hulu
sebelum masuk ke Pelabuhan Marina dan kemudian melakukan
pengangkatan pada sampah yang terkumpul di lokasi screen;
• Melakukan pengerukan lumpur yang dilakukan setiap 1 x 2 tahun;
• Melakukan penampungan pada oli bekas di drum-drum yang dikeluarkan
saat ganti oli kapal.
Pada hasil kualitas air di Pantai Marina terdapat parameter dari limbah b3
yang melebihi baku mutu, yaitu Cu dan Pb. Besaran dampak akibat adanya
pelabuhan kapal Marina adalah 4, karena keberadaan Cu dan Pb yang melebihi
baku mutu. Keberadaan limbah b3 sangat berbahaya karena konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak,
mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia
4.3.2. Berenang
Aktivitas berenang merupakan salah satu kegiatan yang digemari semua
kalangan, terutama anak kecil. Kegiatan berenang memiliki ruang yang cukup
luas untuk per orangnya. Luas untuk kegiatan berenang adalah 10 m2 per orang,
luasan tersebut adalah luasan dimana pengunjung akan menikmati kegiatan
berenang. Semakin banyak pengunjung yang datang akan mengurangi luasan
untuk kegiatan berenang.
Aktivitas berenang dapat dilakukan di Pantai Indah, Pantai Timur. Dampak
dari aktivitas berenang dapat dilihat pada dua waktu yang berbeda, yaitu waktu
normal, dan waktu libur. Perbedaan waktu ini berdasarkan pada perbedaan jumlah
pengunjung, ketika waktu libur tiba, maka ada kenaikan jumlah pengunjung yang
jelas terlihat, seperti kepadatan pengunjung di kawasan wisata Pantai Ancol.
Sedangkan waktu normal adalah waktu di luar waktu libur.
Dampak dari aktivitas berenang adalah dampak langsung dan dampak tidak
langsung. Objek yang terkena untuk dampak tidak langsung akibat adanya
aktivitas berenang ketika waktu normal adalah pasir. Objek yang terkena untuk
dampak langsung ketika waktu normal adalah kualitas air laut dan kualitas
lingkungan pantai.
Aktivitas berenang yang dapat mengakibatkan dampak secara tidak
langsung terhadap pasir yang berada di sekitar Beach Pool, karena tidak adanya
break water yang dapat menahan gelombang pada musim barat. Ketika musim
barat tiba, gelombang yang cukup tinggi akan mengancam kelestarian Pantai
Ancol, pasir yang berada di sekitar Beach Pool akan mengalami kerusakan.
Sehingga terjadi abrasi pada panjang pantai Beach Pool, yaitu sebesar 70%
panjang pantai Beach Pool terdegradasi, maka besaran dampaknya adalah 3.
Kualitas air laut yang menurun akibat adanya aktivitas berenang adalah
parameter nitrit yang melebihi baku mutu. Kelebihan nitrit akan menimbulkan
ketidaksembangan pada kesetimbangan Nitrogen, dan dapat menimbulkan gas
H2S, gas H2S dapat menimbulkan bau tak sedap, dan menurunkan kenyamanan
pengunjung dalam menikmati suasana Pantai Ancol. Besaran dampak karena nitrit
melebihi baku mutu adalah 3.
Pada waktu normal aktivitas berenang juga akan menimbulkan dampak,
adapun objek yang terkena adalah kualitas lingkungan pantai, yaitu adanya
sampah yang ditimbulkan oleh pengunjung. Adanya sampah yang ditimbulkan
oleh pengunjung akan menyebabkan penumpukan sampah yang menurunkan
kualitas lingkungan. Penumpukan sampah pada waktu normal adalah selama
kurang dari 2 hari, sehingga besaran dampaknya adalah 1.
Ketika waktu libur tiba, maka akan terjadi kenaikan jumlah pengunjung,
sehingga terjadi kepadatan di kawasan wisata Pantai Ancol. Kepadatan
pengunjung di kawasan wisata akan meningkatkan jumlah sampah yang
ditimbulkan oleh pengunjung, sehingga terjadi penumpukan sampah di tempat
pembuangan sampah sebelum akhirnya dibuang ke Tangerang (lokasi
pembuangan sampah terakhir).
Pada waktu libur jumlah sampah yang meningkat tidak dapat dibersihkan
sekaligus pada satu waktu, sehingga para petugas kebersihan Taman Impian Jaya
Ancol membutuhkan waktu untuk membersihkan sampah dari areal pantai.
Setelah para petugas membersihkan sampah dari areal pantai, sampah akan
ditempatkan ke bak penampungan sampah, sampah-sampah akan terkumpul di
bak penampungan sampah kemudian dibawa ke Tangerang (lokasi pembuangan
sampah terakhir) oleh truk pengangkut sampah.
Truk-truk pengangkut sampah ini adalah kerjasama pihak pengelola Taman
Impian Jaya Ancol dengan pihak luar. Sistem pembuangan sampah ini sudah
cukup bagus, apabila truk-truk pengangkut sampah bisa tiba tepat waktu untuk
mengangkut sampah. Kendala yang dihadapi adalah apabila truk-truk sampah
tidak datang tepat waktu untuk mengangkut sampah, maka akan terjadi
penumpukan sampah di areal bak-bak penampung sampah yang ditempatkan di
sekitar kawasan wisata Pantai Ancol.
Petugas kebersihan juga mengalami kendala ketika waktu libur tiba, karena
adanya peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Petugas kebersihan akan
membutuhkan waktu berhari-hari untuk membersihkan sampah di areal pantai.
Apabila terjadi penumpukan sampah yang tidak dapat dibuang maupun
dibersihkan di kawasan wisata Pantai Ancol selama 4 hari ataupun lebih, maka
besaran dampaknya adalah 4.
4.3.3. Duduk santai
Duduk santai merupakan kegiatan yang tidak memerlukan ruang yang
cukup besar per orangnya, sekitar 3 m per orang sudah cukup untuk menikmati
keindahan yang dimiliki Pantai Ancol. Tetapi apabila Pantai Ancol dipenuhi
pengunjung pada bulan-bulan tertentu, maka ketidaknyaman akan terjadi, dan
ruang yang dimiliki per orang untuk menikmati Pantai Ancol akan berkurang.
Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan duduk santai adalah adanya
sampah yang bertebaran di sekitar kawasan wisata Pantai Ancol. Pada kondisi
normal, penumpukan sampah selama 2 hari akan menurunkan kualitas
lingkungan, dengan besaran dampak 1.
Pantai Ancol akan dipenuhi pengunjung pada bulan-bulan liburan sekolah
dan hari raya. Duduk santai dapat mempengaruhi lingkungan Pantai Ancol
terutama ketika para pengunjung tidak menjaga kebersihan lingkungan Pantai
Ancol, seperti membuang sampah sembarangan. Selama masa liburan pengunjung
kawasan wisata Pantai Ancol akan meningkat seiring dengan peningkatan
sampah. Peningkatan sampah di areal pantai akan berdampak pada penumpukan
sampah di bak-bak penampungan sampah di sekitar kawasan wista Pantai Ancol.
Penumpukan sampah selama 4 hari atau bahkan lebih akan menurunkan kualitas
lingkungan pantai. Besaran dampak akibat adanya penumpukan sampah tersebut
adalah 4.
4.3.4. Panggung hiburan
Pada saat tahun baru, Pantai Ancol merupakan salah satu tempat yang
menarik untuk dikunjungi. Perayaan tahun baru di Pantai Ancol cukup meriah
karena terdapat konser musik, yang melibatkan band-band terkemuka di tanah air,
juga perayaan kembang api. Jumlah pengunjung yang hadir saat tahun baru sangat
banyak, bahkan semua lahan parkir Ancol terpenuhi untuk memarkir kendaraan
para pengunjung.
Kepadatan terjadi di kawasan Pantai Ancol, diikuti dengan meningkatnya
sampah yang dihasilkan. Tersedia tempat hiburan berupa panggung terbuka yang
digunakan untuk pertunjukan musik atau pertunjukan seni lainnya, mampu
menampung kapasitas pengunjung ± 5.000 orang dengan luas lahan seluas 2,54
Ha. Lokasi pangung terbuka di dekat Pantai Timur. Panggung hiburan akan
menimbulkan dampak pada kualitas lingkungan pantai yaitu adanya sampah yang
ditimbulkan pengunjung. Besaran dampak yang muncul karena peningkatan
sampah adalah 4, karena terjadi penumpukan sampah yang memerlukan waktu
berhari-hari untuk dibersihkan petugas kebersihan di areal pantai.

4.4. Strategi pengelolaan


Dalam menentukan rencana strategi pengelolaan dampak pengunjung
terhadap kelestarian Pantai Ancol, didasarkan pada kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman yang ada.
4.4.1. Identifikasi faktor-faktor strategis internal
Faktor-faktor strategis internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dari
hasil identifikasi didapatkan kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
4.4.1.1. Kekuatan (strenghts)
• Pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol telah berjalan dengan teratur.
• Adanya pengolahan limbah restoran-restoran besar di Pantai Timur.
• Kesesuaian lahan di Pantai Ancol sesuai untuk wisata pantai. Hal ini dapat
dilihat pada analisis daya dukung mengenai kesesuaian lahan wisata pantai,
dimana hasil yang didapatkan Pantai Ancol masuk dalam kategori sangat
sesuai untuk wisata pantai, dan untuk Pantai Festival, serta sesuai untuk
Pantai Marina. Kesesuaian lahan wisata ini dipergunakan untuk kegiatan
yang terdapat di Pantai Ancol.
• Potensi kawasan wisata Pantai Ancol yang beraneka ragam, ditunjang
dengan kelengkapan fasilitas, sarana dan prasarana, dan lokasi yang
strategis untuk mencapai kawasan wisata Pantai Ancol. Pantai Ancol
merupakan salah satu tempat rekreasi alam yang dimiliki DKI Jakarta,
meskipun taman rekreasi ini sudah kurang alami lagi, tetapi masih memiliki
nuansa potensi alam yang dicari oleh warga Jakarta khususnya, dengan
mengutamakan kelengkapan fasilitas, sarana dan prasarana.
• Keterbukaan pihak pengelola terhadap pihak luar terkait penelitian
mengenai penelitian di kawasan wisata Pantai Ancol sehingga dapat
terpantau kelestarian Pantai Ancol.
• Pantai Ancol bukan merupakan titik rawan terjadinya tsunami. Tsunami
terjadi karena adanya gempa yang cukup besar di dasar laut, sehingga
menimbulkan gelombang yang sangat tinggi dengan kecepatan tinggi untuk
menghantam daerah pesisir. Gempa ini ditimbulkan salah satunya oleh
pertemuan dua lempeng bumi. Lokasi Pantai Ancol tidak terletak di daerah
pertemuan dua lempeng tersebut.
4.4.1.2. Kelemahan (weakness)
• Pantai Ancol memiliki tipe pasang surut tunggal, dimana terdapat satu kali
pasang dan surut setiap harinya. Pengaruh pasang surut air laut memiliki
peranan penting dalam pembentukan pantai baik dalam proses sedimentasi
maupun proses erosi. Proses sedimentasi oleh aliran Kali Ciliwung dan anak
sungainya seperti Kali Ancol dan Bintang Mas relatif kurang memegang
peranan penting bila dibandingkan dengan proses erosi oleh pasang surut air
laut.
• Belum adanya pengolahan air limbah untuk restoran maupun kafe-kafe yang
terdapat di kawasan wisata Pantai Ancol.
• Kebersihan kurang terjaga ketika musim barat tiba dan hari libur, sampah-
sampah berserakan di pantai.
4.4.2. Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal
Faktor-faktor strategis eksternal merupakan peluang dan ancaman yang
diperkirakan muncul dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata
terhadap kelestarian Pantai Ancol. Hasil identifikasi didapatkan peluang dan
ancaman sebagai berikut :
4.4.2.1. Peluang (oppurtunities)
• Proyek Ancol memiliki landasan hukum yang terstuktural dari awal
pembangunan. Dilandasi PP No.51/1960 mengenai peruntukkan dan
penggunaan Tanah Ancol, Keppres No. 338/1960 mengenai panitia
perencana pembangunan proyek Ancol, dimana Gubernur DKI sebagai
penanggung jawab. Dilanjutkan dengan SK Gubernur KDKI No. 1B.
3/26/1966, mengenai penunjukkan PT. Pembangunan Jaya sebagai BPP
proyek Ancol, dan pembentukan otorita pembangunan proyek Ancol. SK
Gubernur KDKI No. Dc. 7/1/6/1967, mengenai kegiatan utama BPP proyek
Ancol adalah rekreasi dan real estate.
• Kepmen-2/MENLH/1988 Untuk Golongan Biota Laut sebagai acuan untuk
kualitas air laut Pantai Ancol. Dengan adanya Kepmen-2/MENLH/1988,
terdapat sebuah standar bagi pengelola untuk menjaga kualitas air laut
kawasan wisata Pantai Ancol.
• Keinginan pengunjung untuk kembali berkunjung ke Pantai Ancol. Luasnya
kawasan wisata Pantai Ancol, menimbulkan minat para pengunjung untuk
kembali lagi berkunjung ke Pantai Ancol, untuk mencoba hal yang lain di
pantai ini.
4.4.2.2. Ancaman (threats)
• Keadaan sungai-sungai di sekitar kawasan (Sungai Bintang Mas dan Sungai
Gunung Sahari) yang telah melebihi titik jenuh terhadap penerimaan limbah
dari kawasan wisata Pantai Ancol.
• Terdapatnya beberapa industri di sekitar kawasan yang mengeluarkan
limbah, yang terbawa ke aliran sungai di sekitar kawasan Ancol. Utara
Jakarta memiliki beberapa industri yang menghasilkan limbah yang terbawa
oleh kali di sekitar Ancol. Limbah tersebut mempengaruhi daerah Pantai
Ancol, dimana standar yang digunakan untuk baku mutu berbeda dengan
yang diperuntukkan untuk industri.
• Pada bulan Desember sampai Maret, angin cenderung dari arah barat sampai
kecepatan hingga 04 knot, menyebabkan sejumlah sampah dan limbah dari
arah utara Jakarta bermuara di kawasan wisata Pantai Ancol.
• Beragam jenis kegiatan yang terdapat di Pantai Ancol, mengakibatkan
pembangunan yang terus berlanjut dan dikhawatirkan merusak kelestarian
Pantai Ancol.
• Peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, yang disertai dengan
peningkatan jumlah volume sampah. Pengunjung yang datang akan turut
menyumbangkan jumlah volume sampah yang terdapat di Pantai Ancol,
karena setiap pengunjung akan memilki aktivitas atau kegiatan yang
berbeda, dimana volume sampah setiap kegiatan akan berbeda antara satu
kegiatan dengan yang lain.

4.4.3. Penentuan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor


Tingkat kepentingan setiap faktor ditentukan sebagai langkah untuk
menentukan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor-faktor strategis internal dan
eksternal. Tingkat kepentingan dari setiap faktor baik faktor internal dan faktor
eksternal adalah sangat penting, penting, dan cukup penting.
Tabel 26.Tingkat kepentingan faktor strategis internal dalam
pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol
Simbol Faktor Kekuatan (Strenghts) Tingkat Kepentingan
S1 Struktur manajemen yang teratur Sangat penting
S2 Adanya pengolahan limbah restoran Sangat penting
S3 Kesesuaian lahan untuk wisata pantai Penting
S4 Keterbukaan pihak pengelola terhadap pihak luar Penting
terkait penelitian Pantai Ancol
S5 Potensi kawasan wisata yang beragam Penting
S6 Bukan merupakan titik rawan tsunami Cukup penting
Simbol Faktor Kelemahan (Weaknessl) Tingkat Kepentingan
W1 Pengaruh pasut yang mengancam ekosistem Sangat Penting
pesisir pantai
W2 Belum adanya pengolahan air limbah untuk Sangat Penting
restoran maupun kafe-kafe
W3 Kebersihan kurang terjaga ketika musim barat Penting
tiba dan hari libur

Tabel 27. Tingkat kepentingan faktor strategis eksternal dalam


pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol
Simbol Faktor Peluang (Oppurtunities) Tingkat Kepentingan
1 2 3
O1 Landasan hukum yang terstuktural dari awal Sangat Penting
pembangunan
O2 Kepmen-51/MENLH/2004, tentang baku mutu Sangat Penting
air laut untuk wisata bahari
O3 Keinginan pengunjung untuk kembali Cukup penting
berkunjung ke Pantai Ancol

Simbol Faktor Ancaman (Threats) Tingkat Kepentingan


T1 Keadaan sungai-sungai di sekitar kawasan Sangat penting
(Sungai Bintang Mas dan Sungai Gunung Sahari)
yang telah melebihi titik jenuh terhadap
penerimaan limbah dari kawasan wisata Pantai
Ancol

T2 Pengaruh angin yang berasal dari arah barat Sangat penting


T3 Terdapatnya beberapa industri di sekitar kawasan Penting
yang mengeluarkan limbah, yang terbawa ke
aliran sungai di sekitar kawasan Ancol
T4 Peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, Penting
yang disertai dengan peningkatan jumlah volume
sampah
T5 Beragam jenis kegiatan yang mengakibatkan Cukup penting
pembangunan yang menurunkan nilai kelestarian
pantai
Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal
dan eksternal, selanjutnya dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode
paired comparison.

Tabel 28. Penilaian bobot faktor strategis internal dalam


pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol
Faktor
Internal S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3 Total Bobot
S1 0 2 3 3 3 4 2 2 3 22 0,1486
S2 2 0 3 3 3 4 2 2 3 22 0,1486
S3 1 1 0 2 2 3 1 1 2 13 0,0878
S4 1 1 2 0 2 3 1 1 2 13 0,0878
S5 1 1 2 2 0 3 1 1 2 13 0,0878
S6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 0,0541
W1 2 2 3 3 3 4 0 2 3 22 0,1486
W2 2 2 3 3 3 4 2 0 3 22 0,1486
W3 1 1 2 2 2 3 1 1 0 22 0,1486
Total 148 1

Tabel 29. Penilaian bobot faktor strategis eksternal dalam


pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata Pantai Ancol
Faktor
Eksternal O1 O2 O3 T1 T2 T3 T4 T5 Total Bobot

O1 0 2 4 2 2 3 3 4 13 0,1066
O2 2 0 4 2 2 3 3 4 7 0,0574
O3 1 1 0 1 1 1 1 2 20 0,1639
T1 2 2 4 0 2 3 3 4 8 0,0656
T2 2 2 4 2 0 3 3 4 20 0,1639
T3 1 1 3 1 2 0 2 3 20 0,1639
T4 1 1 3 1 2 2 0 3 13 0,1066
T5 1 1 2 1 1 1 1 0 13 0,1066
Total 122 1

Peringkat (rating) setiap faktor-faktor strategis internal dan eksternal


ditentukan berdasarkan pengaruh setiap faktor terhadap rencana pengelolaan dan
pengembangan kawasan wisata. Selanjutnya bobot dari setiap faktor dikalikan
dengan peringkatnya untuk memperoleh skor pembobotan.
Tabel 30. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strenghts)
S1 Struktur manajemen yang teratur 0,1486 4 0,5946
S2 Adanya pengolahan limbah restoran 0,1486 4 0,5946
S3 Kesesuaian lahan untuk wisata pantai 0,0878 3 0,2635
S4 Keterbukaan pihak pengelola terhadap pihak luar terkait
penelitian Pantai Ancol 0,0878 3 0,2635
S5 Potensi kawasan wisata yang beragam 0,0878 3 0,2635
S6 Bukan merupakan titik rawan tsunami 0,0541 2 0,1081
Kelemahan (Weakness)
W1 Pengaruh pasut yang mengancam ekosistem pesisir pantai 0,1486 4 0,5946
W2 Belum adanya pengolahan air limbah untuk restoran maupun
kafe-kafe 0,1486 4 0,5946
W3 Kebersihan kurang terjaga ketika musim barat tiba dan hari
libur 0,0878 3 0,2635

Tabel 31. Matriks EFE (External Factor Evaluation)


Faktor-faktor Strategis External Bobot Rating Skor
Peluang (Oppurtunities)
O1 Landasan hukum yang terstuktural dari awal
pembangunan 0,1066 4 0,4262
O2 Kepmen-51/MENLH/2004, tentang baku mutu air laut
untuk wisata bahari 0,0574 4 0,2295
O3 Keinginan pengunjung untuk kembali berkunjung ke
Pantai Ancol 0,1639 3 0,4918
Ancaman (T)
T1 Keadaan sungai-sungai di sekitar kawasan (Sungai
Bintang Mas dan Sungai Gunung Sahari) yang telah
melebihi titik jenuh terhadap penerimaan limbah dari
kawasan wisata Pantai Ancol 0,1639 4 0,6557
T2 Pengaruh angin yang berasal dari arah barat 0,1639 4 0,6557
T3 Terdapatnya beberapa industri di sekitar kawasan yang
mengeluarkan limbah, yang terbawa ke aliran sungai di
sekitar kawasan Ancol 0,1066 3 0,3197
T4 Peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, yang
disertai dengan peningkatan jumlah volume sampah 0,1066 3 0,3197
T5 Beragam jenis kegiatan yang mengakibatkan
pembangunan yang menurunkan nilai kelestarian pantai 0,0656 2 0,1311

4.4.4. Matriks SWOT


Setelah melakukan identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor strategis
internal dan eksternal, kemudian disusun matriks SWOT (Tabel 32). Dari matriks
ini dapat dideskripsikan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang ada
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk menghasilkan
alternatif strategi dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata
terhadap kelestarian Pantai Ancol.
Tabel 32. Matriks SWOT
Strenghts (S) Weakness (W)
IFE S1 Struktur manajemen
teratur
yang W1 Pengaruh pasut yang
mengancam ekosistem pesisir
pantai
S2 Adanya pengolahan limbah W2 Belum adanya pengolahan air
restoran limbah untuk restoran maupun
kafe-kafe
S3 Kesesuaian lahan untuk W3 Kebersihan kurang terjaga
wisata pantai ketika musim barat tiba dan
hari libur
S4 Keterbukaan pihak pengelola
terhadap pihak luar terkait
penelitian Pantai Ancol
S5 Potensi kawasan wisata yang
beragam
S6 Bukan merupakan titik rawan
tsunami

EFE
Oppurtunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
O1 Landasan hukum yang SO1 Membuat kebijakan untuk WO1 Membuat kegiatan yang dapat
terstuktural dari awal tidak memperbolehkan limbah menambah minat pengunjung
pembangunan yang tidak sesuai dengan baku untuk mencintai lingkungan
O2 Kepmen- mutu masuk ke dalam aliran WO2 Dibuatnya suatu pengolahan
51/MENLH/2004, Kali Ancol, dari berbagai limbah untuk kegiatan restoran
tentang baku mutu air restoran. dan kafe-kafe
laut untuk wisata bahari SO2 Pemantauan rutin secara W03 Adanya peningkatan motivasi
khusus di kawasan Pantai bekerja untuk petugas
O3 Keinginan pengunjung Ancol kebersihan Taman dan Pantai
untuk kembali SO3 Pengelola menginformasikan Ancol.
berkunjung ke Pantai pengunjung mengenai
Ancol pentingnya menjaga Pantai
Ancol

Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T


T1 Keadaan sungai-sungai ST1 Melakukan forum khusus WT1 Pembuatan lahan hijau untuk
di sekitar kawasan mengenai pembuangan limbah meningkatkan daya dukung
(Sungai Bintang Mas yang melibatkan setiap kawasan Pantai Ancol
dan Sungai Gunung pemangku kepentingan yang WT2 Membuat aturan mengenai
Sahari) yang telah terkait dengan Kali Ancol pembatasan pengunjung pada
melebihi titik jenuh ST2 Melakukan pemantauan rutin beberapa waktu tertentu agar
terhadap penerimaan terhadap kualitas air limbah terjaga kelestarian Pantai
limbah dari kawasan yang dikeluarkan dari kegiatan Ancol
wisata Pantai Ancol kawasan wisata Pantai Ancol
agar sesuai dengan baku mutu.
T2 Pengaruh angin yang
berasal dari arah barat
T3 Terdapatnya beberapa ST3 Membuat sebuah promosi yang
industri di sekitar menarik untuk pengunjung
kawasan yang agar lebih menyukai kegiatan
mengeluarkan limbah, yang bernuansa alami
yang terbawa ke aliran
sungai di sekitar
kawasan Ancol
T4 Peningkatan jumlah
pengunjung setiap
tahunnya, yang disertai
dengan peningkatan
jumlah volume sampah
T5 Beragam jenis kegiatan
yang mengakibatkan
pembangunan yang
menurunkan nilai
kelestarian pantai
4.4.5. Alternatif Strategi
Untuk menetukan prioritas alternatif strategi yang akan dijadikan sebagai
kebijakan dalam pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata terhadap
kelestarian Pantai Ancol, maka dilakukan penjumlahan nilai dari faktor-faktor
SWOT yang terkait, kemudian ditentukan rangking prioritas. Prioritas pertama
adalah alternatif strategi dengan jumlah skor tertinggi pertama, prioritas kedua
adalah alternatif strategi dengan jumlah skor tertinggi kedua, dan seterusnya.

Tabel 33. Rangking alternatif strategi


No. Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Skor Rangking
Strategi S-O
1. Membuat kebijakan untuk tidak S1, S2, S4, S5, 2,8637 I
memperbolehkan limbah yang O1,O2,O3
tidak sesuai dengan baku mutu
masuk ke dalam aliran Kali
Ancol, dari berbagai restoran.
2. Pemantauan rutin secara khusus S1, S3,O2,O3 1,5794 V
di kawasan Pantai Ancol
3. Pengelola menginformasikan S5, S6, O3 0,8634 X
pengunjung mengenai
pentingnya menjaga Pantai Ancol
Strategi W-O
1. Membuat kegiatan yang dapat W3, O3, O1 1,1815 VII
menambah minat pengunjung
untuk mencintai lingkungan
2. Dibuatnya suatu pengolahan W2, O1, O2 1,2503 VI
limbah untuk kegiatan restoran
dan kafe-kafe
3. Adanya peningkatan motivasi W1, W3, O2 1,0876 VIII
bekerja untuk petugas kebersihan
Taman dan Pantai Ancol.

Strategi S-T
1. Melakukan forum khusus S1, S2, T1, T2, T3 2,8203 II
mengenai pembuangan limbah
yang melibatkan setiap pemangku
kepentingan yang terkait dengan
Kali Ancol
2. Melakukan pemantauan rutin S1, S2, S3, T1, T3, 2,7478 III
terhadap kualitas air limbah yang T4
dikeluarkan dari kegiatan
kawasan wisata Pantai Ancol agar
sesuai dengan baku mutu.
3. Membuat sebuah promosi yang S4, S5, S6, T4, T5 1,0859 IX
menarik untuk pengunjung agar
lebih menyukai kegiatan yang
bernuansa alami
Strategi W-T
1. Pembuatan lahan hijau untuk W1, W3, T2, T5 1,6449 IV
meningkatkan daya dukung
kawasan Pantai Ancol
2. Membuat aturan mengenai T4, W3 0,5832 XI
pembatasan pengunjung pada
beberapa waktu tertentu agar
terjaga kelestarian Pantai Ancol
Berdasarkan perangkingan jumlah dari nilai setiap alternatif strategi pada
tabel 33, maka urutan yang dapat dijadikan sebagai rencana strategis dalam
pengelolaan dampak pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai
Ancol adalah sebagai berikut :
1. Membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak sesuai
dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol, dari berbagai
restoran.
2. Melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan
setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol.
3. Melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas air limbah yang dikeluarkan
dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan baku mutu.
4. Pembuatan lahan hijau untuk meningkatkan daya dukung kawasan Pantai
Ancol.
5. Pemantauan rutin secara khusus di kawasan Pantai Ancol
6. Dibuatnya suatu pengolahan limbah untuk kegiatan restoran dan kafe-kafe
7. Membuat kegiatan yang dapat menambah minat pengunjung untuk
mencintai lingkungan
8. Adanya peningkatan motivasi bekerja untuk petugas kebersihan Taman dan
Pantai Ancol
9. Membuat sebuah promosi yang menarik untuk pengunjung agar lebih
menyukai kegiatan yang bernuansa alami
10. Pengelola menginformasikan pengunjung mengenai pentingnya menjaga
Pantai Ancol
11. Membuat aturan mengenai pembatasan pengunjung pada beberapa waktu
tertentu agar terjaga kelestarian Pantai Ancol
Dari alternatif strategi yang dihasilkan, yang mendapat prioritas utama
untuk dipilih sebagai rencana strategi utama dalam pengelolaan dampak
pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai Ancol adalah membuat
kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak sesuai dengan baku
mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol dari berbagai restoran, melakukan forum
khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan setiap pemangku
kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol, melakukan pemantauan rutin
terhadap kualitas air limbah yang dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai
Ancol agar sesuai dengan baku mutu. Ketiga strategi tersebut merupakan satu
kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi satu dengan yang lain.
Strategi pertama, membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah
yang tidak sesuai dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol, dari
berbagai restoran. Alternatif strategi ini merupakan strategi strenghts-
oppurtunities (S-O). Adanya kebijakan untuk pengolahan limbah dapat
meminimalisir buangan limbah yang bermuara ke Kali Ancol akibat adanya
kawasan wisata.
Instalasi pengolahan limbah yang ada saat ini di kawasan wisata Pantai
Ancol sudah cukup baik, namun sayangnya instalasi ini hanya diperuntukkan
untuk restoran-restoran yang terkenal, seperti Bandar Djakarta, Mc Donald,
A&W, Pizza Hut. Sedangkan keberadaan kafe maupun restoran-restoran yang
relatif kecil tidak memiliki pengolahan air limbah.
Diharapkan dari pihak pengelola kedepannya dapat membangun suatu
pengolahan khusus untuk cafe dan restoran-restoran kecil, sehingga buangan air
limbah dari restoran tersebut dapat sesuai dengan baku mutu ketika memasuki
saluran umum. Pihak pengelola dapat meminta bayaran berupa retribusi ataupun
pajak kepada para pedagang makanan karena telah ada pengolahan limbah untuk
usaha kecil sesuai dengan kemampuan mereka dalam membayar hasil limbah
yang dihasilkan.
Strategi kedua, melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah
yang melibatkan setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol.
Kali Ancol merupakan tempat pembuangan limbah dari berbagai industri yang
berada di sekitar utara Jakarta, sehingga kualitas air di Kali Ancol telah
mengalami titik jenuh. Perlu adanya forum khusus dari berbagai pemangku
kepentingan untuk mengatasi atau setidaknya meminimalisir dampak negatif dari
adanya limbah suatu industri maupun kegiatan wisata. Sehingga kualitas air Kali
Ancol akan mengalami perubahan ke arah yang positif, dan kelestarian
lingkungan dapat terjaga.
Strategi ketiga, melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas air limbah
yang dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan
baku mutu. Terdapatnya pengolahan air limbah di lokasi Pantai Timur sudah
cukup bagus, maka perlu di lakukan pemantauan secara rutin, apakah buangan
limbah tersebut sudah sesuai dengan baku mutu yang diterapkan, sehingga limbah
dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol dapat dipertanggungjawabkan sebelum
diteruskan ke Kali Ancol.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Luas dari Pantai Ancol adalah 2 ha, Pantai Festival adadalah 4,3 ha, Pantai
Indah adalah 1,7 ha, Pantai Timur adalah 7,4 ha, dan Pantai Carnaval adalah
5,5 ha.
2. Sistem pengolahan limbah di Pantai Ancol telah diterapkan di Pantai Timur
dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mengolah air limbah
restoran kegiatan Pantai Timur terdapat di lokasi dekat Pantai Timur dengan
menggunakan sistem rotor disk.
3. Sistem pembuangan sampah adalah dengan membuang sampah yang
dikumpulkan oleh petugas kebersihan, kemudian dibawa oleh truk pengangkut
sampah menuju Lokasi Pembuangan Akhir.
4. Terdapat empat kegiatan yang terkait dengan dampak yang ditimbulkan
pengunjung, yaitu Pelabuhan Kapal Marina, berenang, duduk santai, dan
kegiatan-kegiatan temporer pada waktu libur.
5. Di dalam Pelabuhan Kapal Marina terdapat limbah b3, kegiatan berenang
menimbulkan abrasi pantai, serta nitrit yang melebihi baku mutu, kegiatan
duduk santai memiliki dampak terhadap adanya penumpukan sampah, serta
kegiatan-kegiatan pada waktu libur juga menyebabkan adanya penumpukan
sampah.
6. Dari pendekatan analisa SWOT dihasilkan 9 strategi dalam pengelolaan
dampak pengunjung kawasan wisata terhadap kelestarian Pantai Ancol, dengan
tiga alternatif strategi utama yang dapat dilakukan :
a. Membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan limbah yang tidak
sesuai dengan baku mutu masuk ke dalam aliran Kali Ancol, dari berbagai
restoran.
b. Melakukan forum khusus mengenai pembuangan limbah yang melibatkan
setiap pemangku kepentingan yang terkait dengan Kali Ancol.
c. Melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas air limbah yang
dikeluarkan dari kegiatan kawasan wisata Pantai Ancol agar sesuai dengan
baku mutu.
d. Pembuatan lahan hijau untuk meningkatkan daya dukung kawasan Pantai
Ancol.
e. Pemantauan rutin secara khusus di kawasan Pantai Ancol
f. Dibuatnya suatu pengolahan limbah untuk kegiatan restoran dan kafe-kafe
g. Membuat kegiatan yang dapat menambah minat pengunjung untuk
mencintai lingkungan
h. Adanya peningkatan motivasi bekerja untuk petugas kebersihan Taman
dan Pantai Ancol
i. Membuat sebuah promosi yang menarik untuk pengunjung agar lebih
menyukai kegiatan yang bernuansa alami
j. Pengelola menginformasikan pengunjung mengenai pentingnya menjaga
Pantai Ancol
k. Membuat aturan mengenai pembatasan pengunjung pada beberapa waktu
tertentu agar terjaga kelestarian Pantai Ancol.

2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tekanan ekologis yang
ditimbulkan pengunjung dengan pengembangan konsep ekowisata dan wisata
terhadap kelestarian sumberdaya kawasan wisata Pantai Ancol. Saat ini Pantai
Ancol adalah sebuah kawasan wisata yang memiliki konsep pengembangan mass
tourism.
DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R, Jacub R, Sapta P.G, M.J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumber Daya
Wilayah Pesisir Dan Lautan secara Terpadu. Pradnya Paramita : Jakarta.
Damanik, J and Helmut F.W. 2006. Perencanaan Ekowisata. UGM : Yogyakarta
Dinas Hidro-Oseanografi. 2005. Daftar Pasang Surut Tide Tables: Kepulauan
Indonesia Archipelago. TNI AL. 7 hal.
Dokumen Implementasi. 2008. Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana
Pemantauan Lingkungan. Pt. Pembangunan Jaya Ancol. Jakarta Utara. 64
hal.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius : Yogyakarta.
Odum, E. 1971. Dasar-Dasar Ekologi (Edisi ke-3). Yogyakarta: UGM Press
Ramly, N. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Grafindo : Jakarta.
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia :
Jakarta.
Keputusan Presiden No. 338 tahun 1960 tentang Pantitia Perencana
Pembangunan Proyek Ancol. Jakarta
Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 1B.3/26. 1966. Penunjukkan PT.
Pembangunan Jaya sebagai BPP Proyek Ancol. Jakarta
Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. DC.7/1/6. 1967. Kegiatan Utama
BPP Proyek Ancol adalah Rekreasi dan Real Estate. Jakarta
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 2. 1988. Baku Mutu Air Laut
Untuk Golongan Biota Laut. Jakarta.
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 582. 1995. Baku Mutu Golongan
D : Pertanian dan Usaha. Jakarta.
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51. 2004. Baku Mutu Air Laut
Untuk Wisata Bahari. Jakarta.
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51. 2004. Baku Mutu Air Laut
Untuk Perairan Pelabuhan. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 51. 1960. Peruntukkan dan Penggunaan Tanah Ancol.
Jakarta.
Undang-undang No. 9. 1990. Kepariwisataan. Jakarta.

Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik Kolam Pemandian Ancol.


2004. PT. Pembangunan Jaya Ancol. Jakarta Utara. 75 hal.
Updating Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan. 2004. PT. Pembangunan Jaya Ancol. Jakarta Utara. 133 hal.
Widiasari, C. 2007. Analisis Pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Ancol, Jakarta
Utara [skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan
Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. IPB. Bogor. 19 hal.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta gangguan lingkugan pada lokasi Pantai Ancol
P. Carnaval

P. Marina

P. Festival P. Timur

P. Indah

0 100 500 1000 m

Keterangan :

Pencemaran air

Sampah yang berserakan dan penumpukan sampah

Abrasi pantai

87
Lampiran 2. Bagan latar belakang dan sejarah proyek Ancol

Luas tanah
Luas tanah 552 Luas tanah 552 ha, Luas tanah 552
ha, 80% rawa 80% rawa ha, 80% rawa 552 ha, 80%
rawa

Keppres No. 338/1960 Panitia


PP No. 51/1960 1961/PUTL
Perencana Pembangunan
Peruntukkan dan -
Proyek Ancol. Gubernur
Penggunaan Tanah Ancol Preliminary Report
KDKI sebagai Penanggung
Jawab Ancol Rencana
Induk Pantai Ancol

SK. Gubernur KDKI


SK. Gubernur KDKI No.
SK. Gubernur KDKI No. No. DC.7/1/6/1967
1B.3/26/1966
1B.3/26/1966
Kegiatan Utama
Pembentukan Otorita
Pt. Pembangunan Jaya BPP Proyek Ancol
Pembangunan Proyek Ancol
ditunjuk sebagai BPP Proyek adalah Rekreasi dan
Ancol Real Estate

1 September 1966

Perjanjian Kerja Sama DKI


dan Pembangunan Jaya Landasan Hukum Proyek Ancol
Untuk Pembangunan Proyek
Ancol
Lampiran 3. Kualitas Air Sungai Ancol (Air Sungai Gunung Sahari
sebelum Masuk Ancol)
No. Parameter Satuan Baku Hasil Metode
Mutu
A. Fisika
0
1. Suhu C Normal 31 SNI 06-2413-1991
2. Zat Padat Terlarut mg/l 200 1970 SNI 06-2413-1991
(TDS)
3. Zat Padat mg/l 200 80 SNI 06-2413-1991
Tersuspensi
4. Daya Hantar Listrik Umhos/cm 1000 3380 SNI 06-2413-1991
(DHL
B. Kimia
1. Air Raksa (Hg) mg/l 0,0005 <0,0005 SNI 06-2462-1991
2. Arsen (As) mg/l 0,050 <0,005 SNI 06-2463-1991
3. Boron (B) mg/l 1,0 <0,01 SNI 06-2481-1991
4. Kadmium (Cd) mg/l 0,010 <0,003 SNI 06-2466-1991
5. Kobalt (Co) mg/l 0,020 <0,02 SNI 06-2471-1991
6. Khromium Vl mg/l 0,050 <0,01 SNI 06-1132-1989
(Cr6+)
7. Mangan (Mn) mg/l 1,0 0,32 SNI 06-2497-1991
8. Garam Alkali (Na) % 50,0 71,3 Perhitungan
9. Oksigen Terlarut mg/l 3,0 0 SNI 06-2425-1991
(DO)
10. pH - 6,0-8,5 8,0 SNI 06-2413-1991
11. Selenium (Se) mg/l 0,050 <0,002 SNI 06-2475-1991
12. Seng (Zn) mg/l 1,0 0,05 SNI 06-2507-1991
13. Nikel (Ni) mg/l 0,10 <0,02 SNI 06-2520-1991
14. Sulfat (SO4) mg/l 100 146,1 SNI 06-2426-1991
15. Residual Sodium mg/l 1,25-2,50 0 Perhitungan
Carbonat (RSC)
16. Tembaga (Pb) mg/l 0,10 <0,02 SNI 06-2514-1991
17. Timbal (Pb) mg/l 0,10 <0,01 SNI 06-2517-1991
18. Sodium Absortion - 10,0-18,0 11,2 Perhitungan
Ratio (SAR)
19. Minyak dan Lemak mg/l Nihil 0,7 SNI 06-2502-1991
20. Detergen (MBAS) mg/l 0,50 5,25 SNI 06-2476-1991
21. Phosphat mg/l 0,50 3,06 SNI 06-2583-1991
22. Zat Organik mg/l 25,0 25,6 SK SNI M-721990
(KmnO4)
23. BOD mg/l 20 11,7 SNI 06-2413-1991
24. COD mg/l 30 55,1 SNI 19-1423-1991
Sumber : RKL dan RPL TIJA, 2004
Lampiran 4. Kualitas Air Kali Bintang Mas
No. Parameter Satuan Baku Hasil Metode
Mutu
*)
AP1 AP2 AP3
A. Fisika
0
1. Suhu C Normal 32 32 - SNI 06-2413-1991
2. Zat Padat mg/l 200 11.500 18.930 - SNI 06-2413-1991
Terlarut (TDS)
3. Zat Padat mg/l 200 24 32 2.520 SNI 06-2413-1991
Tersuspensi
4. Daya Hantar Umhos/ 1000 19.740 32.500 2.000 SNI 06-2413-1991
Listrik (DHL cm
B. Kimia
1. Air Raksa (Hg) mg/l 0,0005 <0,000 <0,000 - SNI 06-2462-1991
5 5
2. Arsen (As) mg/l 0,050 <0,005 <0,005 - SNI 06-2463-1991
3. Boron (B) mg/l 1,0 <0,01 <0,01 - SNI 06-2481-1991
4. Kadmium (Cd) mg/l 0,010 <0,003 <0,003 * SNI 06-2466-1991
5. Kobalt (Co) mg/l 0,020 <0,02 <0,02 - SNI 06-2471-1991
6. Khromium Vl mg/l 0,050 <0,01 <0,01 - SNI 06-1132-1989
(Cr6+)
7. Mangan (Mn) mg/l 1,0 0,42 0,65 0,12 SNI 06-2497-1991
8. Garam Alkali % 50,0 84,3 98,8 - Perhitungan
(Na)
9. Oksigen mg/l 3,0 0,0 0 - SNI 06-2425-1991
Terlarut (DO)
10. pH - 6,0-8,5 8,3 8,5 5,50 SNI 06-2413-1991
11. Selenium (Se) mg/l 0,050 <0,002 <0,002 - SNI 06-2475-1991
12. Seng (Zn) mg/l 1,0 0,04 0,09 * SNI 06-2507-1991
13. Nikel (Ni) mg/l 0,10 <0,02 <0,02 * SNI 06-2520-1991
14. Sulfat (SO4) mg/l 100 955,2 1.574,7 51,39 SNI 06-2426-1991
15. Residual mg/l 1,25- 0,0 0 - Perhitungan
Sodium 2,50
Carbonat (RSC)
16. Tembaga (Pb) mg/l 0,10 <0,02 <0,02 * SNI 06-2514-1991
17. Timbal (Pb) mg/l 0,10 <0,01 <0,01 * SNI 06-2517-1991
18. Sodium - 10,0- 42,3 73,7 - Perhitungan
Absortion Ratio 18,0
(SAR)
19. Minyak dan mg/l Nihil 0,5 0,5 5 SNI 06-2502-1991
Lemak
20. Detergen mg/l 0,50 4,12 3,13 0,82 SNI 06-2476-1991
(MBAS)
21. Phosphat mg/l 0,50 2,5 0,91 8,67 SNI 06-2583-1991
22. Zat Organik mg/l 25,0 20,2 24,8 790,7 SK SNI M-721990
(KmnO4) 2
23. BOD mg/l 20 9 10,6 421 SNI 06-2413-1991
24. COD mg/l 30 43,8 50 2405 SNI 19-1423-1991
Sumber : Updating RKL dan RPL, 2004
Keterangan :
*) = SK. Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995 Baku Mutu Golongan D : Pertanian dan Usaha
< = Lenih kecil *= Tidak terdeteksi
API = Air Kali Bintang Mas sebelum masuk ke Pelabuhan Marina diambil saat updating RKL dan RPL
Tahun 2003
AP2 = Air Kali Bintang Mas sekitar Pelabuhan Marina diambil saat updating RKL dan RPL Tahun 2003
AP3 = Air Kali Bintang Mas sekitar ke Pelabuhan Marina diambil saat SEL Tahun 1994
Lampiran 5. Struktur organisasi PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Tahun 2005

Komisaris

Direktur Utama

Direktur Direktur Rekreasi, Resort, Direktur Direktur


Kepala Administrasi dan Pengembangan Properti Keuangan
SPI
&SDM

Corporate
Secretary

Divisi Rekreasi & Divisi


Resort Pengembangan

GM Taman dan
Pantai

Keterangan :
General Manager Taman dan Pantai, yaitu Manager yang
menangani kelestarian taman dan pantai di Taman Impian Jaya
Ancol secara keseluruhan

Sumber : Widiasari, 2007


Lampiran 6. Struktur organisasi Taman Impian Jaya PT. Taman Impian Jaya Ancol 2005

General Manager
Taman Impian

Manager
Manager Manager Manager
Operasi
Pasar Seni Tiket Pemeliharaan

Bagian Quality Bagian Bagian


Control Produk Kebersihan Operasi Pantai

Seksi Permainan

Seksi Penyewaan
Rest & Kios

Seksi Penyewaan
Lahan & Sarana

Seksi Pelayanan
P3K & Renang

Keterangan :
Kawasan Wisata Pantai Ancol ditangani oleh dua orang Manager, yaitu Manager Pemeliharaan
dan Manager Operasi. Manager Pemeliharaan membawahi Bagian Quality Control Produk yang
mengontrol kualitas produk-produk yang berkaitan dengan rekreasi pantai, seperti kualitas dan
variasi jenis makanan yang dijual di kios-kios makanan. Bagian kebersihan yang dibawahi oleh
Manager Pemeliharaan mengawasi kebersihan pantai dan menangani sampah. Sedangkan Manager
Operasi membawahi Bagian Operasi Pantai yang mengawasi kinerja seksi permainan, penyewaan
kios dan tempat peristirahatan, penyewaan lahan dan sarana penunjang kegiatan rekreasi dan
pelayanan P3K dan keperluan berenang.

Sumber : Widiasari, 2007


Lampiran 7. Perhitungan daya dukung kawasan dan indeks kesesuaian lahan

• Penghitungan Daya Dukung Kawasan

1. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai (IKW)

IKW =

• IKW Pantai Untuk Aktivitas Berenang


Bobot Skor Nilai
(Bobot x Skor)
5 3 15
5 3 15
5 3 15
3 3 9
3 3 9
3 3 9
1 0 0
1 3 3
1 3 3
1 3 3

Total 81
Nilai Maksimal dari IKW Pantai ini adalah 84

Jadi IKW = = 96,43%

• IKW Pantai Marina


Bobot Skor Nilai
5 3 15
3 3 9
1 0 0
1 3 3
1 3 3

Total 30
Nilai Maksimal dari IKW Pantai ini adalah 33

Jadi IKW = = 90,90%


Lampiran 7. (lanjutan)

• IKW Pantai Festival


Bobot Skor Nilai
5 3 15
3 3 9
1 0 0
1 3 3
1 3 3

Total 30
Nilai Maksimal dari IKW Pantai ini adalah 33

Jadi IKW = = 90,90%

2. Daya dukung kawasan berdasarkana konsep ekowisata


DDK=
Kx

Pantai Marina ddk ? =


k 1
lp 20000 m2
lt 400 m2
wt 24 jam
wp 24 jam

DDK = 1 x = 50 kapal/hari

Pantai Festival ddk ? =


k 1
lp 43000 m2
lt 9 m2
wt 24 jam
wp 3 jam

DDK = 1 x = 38.222 pengunjung/hari


Lampiran 7. (lanjutan)

Pantai Indah ddk ? =


k 1
lp 17000 m2
lt 34 m2
wt 24 jam
wp 3 jam

DDK = 1 x = 4.000 pengunjung/hari

Pantai Timur ddk ? =


k 1
lp 74000 m2
lt 34 m2
wt 24 jam
wp 3 jam

DDK = 1 x = 17.411 pengunjung/hari

Pantai Carnaval ddk ? =


k 1
lp 55000 m2
lt 9 m2
wt 24 jam
wp 3 jam

DDK = 1 x = 48.888 pengunjung/hari

3. Daya dukung kawasan berdasarkan konsep wisata

Pantai Marina ddk ? =


k 1
lp 20000 m2
lt 160 m2
wt 24 jam
wp 24 jam
Lampiran 7. (lanjutan)

DDK = 1 x = 125 kapal/hari

Pantai Festival ddk ? =


k 1
lp 43000 m2
lt 4 m2
wt 24 jam
wp 3 jam

DDK = 1 x = 86.000 pengunjung/hari

Pantai Indah ddk ? =


k 1
lp 17000 m2
lt 13 m2
wt 24 jam
wp 3 jam

DDK = 1 x = 10.461 pengunjung/hari

Pantai Timur ddk ? =


k 1
lp 74000 m2
lt 13 m2
wt 24 jam
wp 3 jam

DDK = 1 x = 45.538 pengunjung/hari


Pantai Carnaval ddk ? =
k 1
lp 55000 m2
lt 4 m2
wt 24 jam
wp 3 jam

DDK = 1 x = 110.000 pengunjung/hari


Lampiran 8. Suhu Teluk Jakarta Tahun 2001
No. Bulan Maksimal (0C) Minimal (0C) Rata-rata (0C)
1 Januari 29,7 22,7 25,6
2 Pebruari 30,9 22,7 26,3
3 Maret 31,2 22,8 26,5
4 April 31,8 23,0 26,9
5 Mei 32,2 22,8 27,0
6 Juni 32,0 22,3 26,7
7 Juli 31,8 21,7 26,3
8 Agustus 32,0 21,4 26,4
9 September 32,4 21,9 27,0
10 Oktober 32,6 22,3 27,1
11 Nopember 32,6 22,8 27,1
12 Desember 31,4 22,7 22,6
Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model Matematik
Kolam Pemandian Ancol. 2004

Lampiran 9. Suhu air kawasan Pantai Ancol


No. Pantai Suhu (oC)
1. Marina 33,5
2. Festival 30,75
3. Festival 2 31,5
4. Indah 31,8
5. Timur 32
6. Timur 2 32
7. Carnaval 32
Lampiran 10. Tinggi dan periode gelombang
H T H T H T
Tanggal Jam (cm) (detik) Jam (cm) (detik) Jam (cm) (detik)
11/08/2001 8.00 calm 14.00 25 5 16.00 30 5
9.00 calm 30 5 30 7
10.00 calm 25 6 25 6
11.00 20 4 25 5 25 5
12.00 20 5 20 6 30 6
20 5 20 7 25 7
25 6 25 5 30 8
25 7 25 6 30 5
20 5 30 6 25 6
25 6 25 5 25 7
20 6 15.00 30 5 17.00 30 7
25 4 30 6 25 5
20 5 25 5 25 6
13.00 25 5 30 7 30 7
20 4 35 5 30 4
25 6 30 6 25 5
20 5 30 6 30 6
25 6 30 5 25 7
20 5 25 5 30 6
20 7 30 5 30 6
20 5
25 6
25 5
Sumber : Survei Hidro-Oseanografi dan Studi Model
Matematik Kolam Pemandian Ancol, 2004
Lampiran 11. Gambar-gambar kawasan wisata Pantai Ancol

Kegiatan Berperahu Papan Peringatan Pantai Curam

Food & Beverage

Fasilitas tenda Tempat Permainan Anak


Taman di Wilayah Pantai Ancol

Lampiran 11 (lanjutan)

Pantai Festival Pantai Indah

Pantai Carnaval Garis batas untuk kegiatan berenang


Penyewaan Ban Areal Parkir

Toilet Umum

Lampiran 11 (lanjutan)

Abrasi Pantai Perlindungan batu-batu

Kerusakan yang ditimbulkan akibat gelombang pada musim barat


Lampiran 12. Kuisioner pengunjung

Kuisioner untuk wisatawan

A. Data pribadi wisatawan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Tempat tinggal :

5. Pendidikan terkahir :

6. Pekerjaan :

7. Pendapatan per bulan :

a. Kurang dari Rp. 500.000,-

b. Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000,-

c. Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.000.000,-

d. Lebih dari 2.000.000,-

8. Biaya yang dikeluarkan untuk berwisata ke kawasan wisata Pantai Ancol

a. Kurang dari Rp. 50.000,-

b. Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,-

c. Rp. 100.000,- sampai Rp. 200.000,-

d. Lebih dari Rp. 200.000,-


B. Motivasi wisatawan

1. Dari manakah saudara/i mendaoat informasi mengenai Pantai Ancol ?

a. Teman

b. Radio

c. Leaflet/brosur

d. Lainnya .....

Lampiran 12 (lanjutan)

2. Apakah sebelumnya saudara/i pernah berkunjung ke Pantai Ancol ?

a. Belum pernah

b. Pernah, berapa kali ? ......

3. Apa yang mendorong saudara/i berkunjung ke Pantai Ancol ?

a. Belum pernah berkunjung ke tempat ini

b. Diajak teman

c. Mudah dijangkau

d. Pemandangan indah

e. Lainnya ....

4. Apa tujuan saudara/i mengunjungi Pantai Ancol ?

a. Menikmati keindahan alam

b. Mengisi waktu luang

c. Menghilangkan stres dari aktivitas-aktivitas yang menjenuhkan

d. Menikmati aktivitas yang ditawarkan

e. Lainnya .......

5. Mengapa saudara/i memilih Pantai Ancol ?

a. Aksesibilitasnya yang mudah

b. Biayanya yang murah

c. Fasilitasnya yang lengkap


d. Lainnya .....

C. Persepsi wisatawan

1. Apakah saudara/i merasa puas melakukan kegiatan di kawasan wisata


Pantai Ancol ?

a. Ya, karena ....1. fasilitas lengkap, 2. pemandangan indah,


3. transportasi mudah, 4. letak strategis
b. Tidak, karena ....1. tiket terlalu mahal, 2. pelayanan tidak memuaskan,
3. lingkungan tercemar, lainnya ........
Lampiran 12 (lanjutan)

2. Menurut saudara/i, apakah yagn menjadi hambatan untuk datang


ke kawasan wisata Pantai Ancol ?

a. Lalu lintas yang sering macet

b. Tiket yang terlalu mahal

c. Tidak ada waktu luang

d. Susah menemukan lokasi

e. Lainnya ...........

3. Persepsi wisatawan terhadap kondisi, jumlah, fasilitas, dan lingkungan


yang ada di kawasan wisata Pantai Ancol
No. Aspek penilaian/parameter Kriteria/persepsi
Baik Cukup Kurang Tidak tahu
1. Aksesibilitas
2. Pelayanan oleh pengelola
3. Kenyamanan di Pantai Ancol
4. Kenyamanan dalam kawasan
5. Kebersihan lingkungan
6. Kebersihan air
7. Keaslian lingkungan
8. Peraturan yang ada dalam
kawasan
9. Sistem tata ruang dan tata letak
fasilitas
10. Keindahan Pantai Ancol
11. Fasilitas rekreasi :
Tempat sampah
Air bersih
Toilet
Tempat beribadat
Taman bermain anak-anak
Warung penjual makanan dan
suvenir
Fasilitas perahu, jetski, ban
renang, tenda, tikar, layangan
4. Menurut saudara/i fasilitas apa yang perlu dibenahi ?

a. Tempat pembuangan sampah

b. Toilet

c. Warung penjualan makanan dan aksesoris

d. Penunjuk jalan e. Lainnya .........

Lampiran 12 (lanjutan)

5. Menurut saudara/i harga tiket masuk saat ini ?

a. Terlalu mahal

b. Standar

c. Murah

6. Kekurangan di kawasan wisata Pantai Ancol ?

a. Fasilitas kurang lengkap

b. Jenis-jenis aktivitas wisata kurang beranekaragam

c. Kenyamanan kurang karena sampah

d. Pelayanan yang kurang ramah

e. Lainnya ...............

7. Bentuk pengembangan fasilitas yang diinginkan seperti apa ?

a. Alami (dari bambu-bambu)

b. Modern (dari beton)

8. Bagaimana pendapat saudara/i terhadap kelestarian lingkungan Pantai Ancol

a. Baik, karena ........1. kebersihan terjaga

b. Kurang baik, karena ......1. sampah bertebaran

c. Buruk, karena .........1. banyak sampah di lingkungan perairan

D. Aktivitas wisatawan

1. Saudara/i datang ke tempat ini


a. Sendiri

b. Berdua

c. Keluarga

d. Kelompok

Lampiran 12 (lanjutan)

2. Jenis kendaraan yang saudara/i gunakan untuk mencapai lokasi ini ?

a. Kendaraan pribadi : motor, mobil

b. Sewa/carter

c. Jalan kaki

e. Lainnya

3. Perlengkapan yang saudara/i bawa

a. Kamera

b. Handycam

c. Tape recorder

d. Lainnya .............

4. Kegiatan yang saudara/i lakukan di kawasan wisata Pantai Ancol

a. Naik perahu

b. Memancing

c. Fotografi

d. Menikmati keindahan alam

e. Lainnya ..........

5. Dimanakah saudara/i membuang sampah ?

a. Tempat sampah

b. Di pinggir Pantai Ancol


c. Di dalam Pantai Ancol

d. Lainnya ...........

6. Apakah saudara/i berkeinginan untuk kembali berkunjung atau melakukan


rekreasi di Pantai Ancol kembali ke depannya ?

a. Tidak, karena ..........

b. Ya, karena .........

Lampiran 12 (lanjutan)

7. Apakah menurut anda, ada kegiatan yang merusak di Pantai Ancol

a. ada, contoh : membuang sampah sembarangan,


reklamasi pantai, corat-coret fasilitas

b. tidak ada

8. Apakah saudara/i setuju apabila terdapat kegiatan yang


merusak lingkungan sebaiknya dikurangi/tidak diperbolehkan ?

a. Ya, karena .................

b. Tidak, karena .............

9. Barang-barang apa saja yang biasa anda bawa ke Pantai Ancol ?

a. makanan : sebutkan ............

b. minuman : sebutkan ...............

10. Fasilitas tempat makan yang anda pilih di tempat wisata Pantai Ancol

a. Restoran frenchise (Mc Donald, A&W, Pizza Hut)

b. Kafe

c. Bawa makanan sendiri

11. Apa anda mengetahui mengenai ekowisata ?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah anda merasa nyaman apabila kawasan wisata Pantai Ancol dipenuhi
pengunjung ?

a. Nyaman
b. Biasa saja

c. Kurang nyaman

d. Tidak nyaman

13. Apakah anda setuju adanya pembatasan pengunjung ?


a. Setuju, karena : memperhatikan daya dukung pantai,
lainnya ............
b. Tidak setuju, karena : konflik wistawan dengan
pengelola, tiket naik

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 20 Agustus 1986, sebagai anak


kedua dari pasangan Djunaed Zubaidi dan Djuliani Sulastri. Pendidikan formal
ditempuh penulis, yaitu TK Kartika Candra X-I Jakarta Timur pada tahun 1991-
1992, SD Kartika Candra X-I Jakarta Timur pada tahun 1992-1998, SLTPN 62
Jakarta Timur pada tahun 1998-2001, SMUN 22 Jakarta Timur pada tahun 2001-
2004 dan pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan melalui Jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama di IPB penulis pernah aktif di organisasi HIMASPER (Himpunan
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, dan sebagai anggota tim basket
MSP. Dalam kurun waktu tersebut penulis melakukan kegiatan magang pada
Departemen Kelautan dan Perikanan, Loka Budidaya Laut Sekotong, Lombok
pada tahun 2007.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Dampak
Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap Kelestarian Sumberdaya Pantai
Ancol, Jakarta Utara”. Penulis dinyatakan lulus ujian skripsi pada tanggal
3 April 2009.

Anda mungkin juga menyukai