http://khairoelanwar.blogspot.com/2014/03/mendeteksi-kecurangan.html?m=1
#AkuntansiSatu
14 March 2014
MENDETEKSI KECURANGAN
MENDETEKSI KECURANGAN
Kecurangan adalah sebuah kejahatan yang jarang sekali terlihat. Penemuan mayat dari korban
pembunuhan, tidak dapat dipertanyakan lagi bahwa kejahatan telah dilakukan. Mayat bisa di sentuh dan
dilihat. Demikian juga jika suatu bank telah di rampok, kejahatan telah dilakukan. Semua orang di bank,
termasuk nasabah dan karyawan, menyaksikan perampokan. Dibeberapa kasus, seluruh kejadian
terekam dalam video dan dapat di putar berulang kali oleh saksi mata. Akan tetapi, suatu kecurangan
akan sulit sekali dapat dikatakan bahwa telah dilakukan kejahatan karena kecurangan tidak dapat
disentuh dan dilihat dengan kasat mata. Hanya gejala kecurangan, bendera merah (red flags), atau
indikator yang dapat terlihat.
GEJALA KECURANGAN
Gaya hidup seseorang mungkin saja berubah, suatu dokumen mungkin saja hilang, buku besar mungkin
saja tidak seimbang, perubahan dari hubungan analitis mungkin saja tidak masuk akal, atau seseorang
mungkin saja menyediakan uang (tip) untuk dapat melakukan penggelapan. Akan tetapi, Tidak seperti
video di kasus perampokan atau mayat di kasus pembunuhan, faktor ini hanya gejala daripada
meyakinkan pembuktian dari kecurangan.
Untuk mendeteksi kecurangan (fraud), manager, auditor, karyawan, dan pemeriksa harus belajar untuk
mengenal indikator atau gejala ini (bisa juga disebut bendera merah/red flags) dan mengejarnya sampai
terkumpul bukti/fakta yang cukup mengenai kecurangan. Investigator harus menemukan hal-hal apa saja
yang berkaitan dengan gejala dari akibat kecurangan yang sesungguhnya atau hal yang disebabkan oleh
faktor lainnya. Sayangnya, di banyak kasus, banyak sekali gejala kecurangan tidak ketahuan dan
walaupun gejala tersebut diketahui tetapi masih sulit untuk dibuktikan. Gejala dari kecurangan (fraud)
dapat dibagi menjadi enam kelompok:
(Dokumen yang hilang, barang yang sudah lama di dalam rekonsiliasi bank, terlalu banyak kredit, nama
atau alamat yang umum dari pembayar/nasabah, menduplikat pembayaran, dokumen yang difotocopy)
(Journal entries tidak menggunakan dokumen pendukung, tidak dapat menjelaskan penyesuaian dari
penerimaan, pembayaran, pendapatan atau biaya, jurnal tidak seimbang/balance, jurnal dibuat oleh
individu yang tidak biasanya membuat jurnal, jurnal dibuat dekat dengan akhir dari periode akuntansi)
(buku besar tidak seimbang/balance, laporan master/kontrol tidak sama dengan total dari individual
customer atau vendor balances)
Pengendalian internal terdiri atas pengendalian lingkungan, sistem akuntansi dan pengendalian
prosedur. Umumnya gejala kecurangan pada pengendalian internal mencakup:
Banyak penelitian menemukan bahwa elemen umum di dalam kecurangan adalah menolak
pengendalian internal yang ada.
Gejala kecurangan analisis merupakan prosedur atau hubungan dimana kecurangan tersebut terlalu luar
biasa atau terlalu tidak realistis untuk dapat dipercayai. Kecurangan ini berhubungan dengan transaksi
atau event yang sering terjadi; yang dilakukan sendiri atau melibatkan orang banyak yang tidak
seharusnya berpartisipasi. Kecurangan ini juga melibatkan transaksi dan jumlah dimana angka yang
diberikan terlalu besar atau terlalu kecil(sering atau jarang sekali terjadi). Pada dasarnya gejala analisis
mewakili semua hal yang tidak biasanya terjadi (tidak terduga).
Kebanyakan orang yang melakukan kecurangan (fraud) adalah orang yang mempunyai tekanan
keuangan. Kadangkala tekanan tersebut menjadi nyata (menjadi sifat rakus/tamak). Saat pelaku telah
memenuhi masalah keuangan mereka, biasanya mereka akan melakukan pencurian lagi, dan
menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan gaya hidup mereka. Jarang sekali pelaku menyimpan
dana penggelapan tersebut di bank, mereka kebanyakan menghabiskan semua uang tersebut. Oleh
karena pelaku nyaman dengan rencana kecurangan yang mereka lakukan, maka semakin tinggi pula
pencurian dan sikap untuk menghabiskan uang tersebut. Segera setelahnya, mereka mempunyai gaya
hidup yang jauh di atas rasionalitas kemampuannya.
Hasil penelitian psikologi menemukan bahwa saat seseorang (terutama kesalahan fraud yang pertama
kali dilakukan) melakukan kejahatan, orang tersebut akan mengalami perasaan takut dan bersalah.
Perasaaan ini menimbulkan sensasi yang tidak menyenangkan atau bisa disebut dengan stress. Individual
tersebut kemudian menampakkan tingkah laku yang berbeda untuk menanggulangi stressnya.
Tidak ada signal tingkah laku kecurangan yang khusus, akan tetapi perubahan sikap dan tingkah laku
merupakan suatu indikator seseorang melakukan kecurangan. Seseorang yang baik bisa saja menjadi
jahat dan suka mengintimidasi. Seseorang yang jahat dan suka mengintimidasi bisa saja menjadi
seseorang yang baik.
Tips dan keluhan termasuk kategori gejala kecurangan daripada fakta kecurangan yang sebenarnya, hal
ini disebabkan karena kebanyakan tips dan keluhan seringkali berubah menjadi sesuatu yang tidak tepat.
Sesuatu yang sulit dalam menilai motivasi seseorang yang melakukan komplain dan memberikan tips.
Contohnya nasabah, mereka komplain karena mereka merasa diambil keuntungannya. Karyawan
memberikan tips karena termotivasi atas kebencian, masalah pribadi, atau cemburu. Bagaimanapun Tips
atau keluhan yang muncul harus diperlakukan dengan hati-hati dan dipertimbangkan sebagai gejala
kecurangan.
No comments:
‹›
Home
Powered by Blogger.
googleweblight.com/i?u=http://khairoelanwar.blogspot.com/2014/03/mendeteksi-kecurangan.html?m
%3D1&hl=id-ID
https://diankar77.wordpress.com/2014/07/06/cara-mendeteksi-kecurangan-fraud-akuntansi-2/
diankar77.wordpress.comMenu
Jul
Pendeksian atau cara mengetahui adanya kecurangan akuntansi (fraud) mejadi hal yang penting untuk
menjaga keberlangsungan suatu Entiti. Dengan adanya usaha pendekteksian ini maka diharapkan gejala
kecurangan yang mungkin terjadi dapat didiagnosa yang kemudian dilakukan tindakan yang menuju pada
pembenaran secara akuntansi.
Pendeteksian terhadap kecurangan (fraud) akuntansi dapat di lakukan dengan mendeteksi indikasi
kecurangan pada Akun atau elemen laporan keuangan dalam akuntansi dan pada User atau pihak
pengguna atu pihak yang berkepentingan dengan Informasi akuntansi. Adapun penjelasan tentang
pendeteksian kecurangan (fraud) akuntansi adalah sebagai berikut:
Amrizal (2004) menguraikan garis besar cara mendeteksi kecurangan menurut ACFE adalah sebagai
berikut:
Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui analisis laporan
Keuangan sebagai berikut:
a. Analisis vertikal,
yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi,
neraca, atau Laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam persentase.
b. Analisis horizontal,
yaitu teknik untuk menganalisis persentase-persentase perubahan item laporan keuangan selama
beberapa periode laporan.
c. Analisis rasio,
yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan keuangan Sebagai
contoh adalah current ratio, adanya penggelapan uang atau pencurian kas dapat menyebabkan
turunnya perhitungan rasio tersebut
Variasi pendeteksian kecurangan jenis ini sangat beragam. Pemahaman terhadap pengendalian intern
atas pos-pos tersebut akan sangat membantu dalam mendeteksi kecurangan. Metode-metode yang
bisa digunakan antara lain:
a) Analiytical Review
Review atas berbagai akun yang mungkin menunjukkan ketidak biasaan atau kegiatan-kegiatan yang
tidak diharapkan.
b) Stastitical Sampling
Melakukan sampling atas pos-pos tertentu yang dicurigai, misalnya persediaan. Dokumen dasar
pembelian dapat diuji secara sampling untuk menentukan ketidakbiasaan (irregularities), metode
deteksi ini akan efektif jika ada kecurigaan terhadap satu attributnya, misalnya pemasok fiktif. Suatu
daftar alamat PO BOX akan mengungkapkan adanya pemasok fiktif
Komplain / keluhan dari konsumen, pemasok, atau pihak lain merupakan alat deteksi yang baik
yang dapat mengarahkan auditor untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Observasi ke lokasi biasanya dapat mengungkapkan ada tidaknya pengendalian intern di lokasi-lokasi
tersebut.
3. Korupsi (Corruption)
Kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau
pemasok yang tidak puas dan menyampaikan komplain ke perusahaan. Atas sangkaan terjadinya
kecurangan ini kemudian dilakukan analisis terhadap tersangka atau transaksinya. Korupsi dapat
dicegah dengan beberapa cara diantaranya dengan penerapan corporate governanceyang baik.
Deteksi kecurangan akuntansi berdasarkan Pihak yang berkepentingan dengan Informasi akuntansi
Pendeteksian terjadinya praktik kecurangan bisa dilakukan dengan mengenali gejala-gejalanya antara
lain:
Umumnya agak sulit dideteksi, namun gejalanya dapat dikenali yaitu timbulnya ketidakcocokan diantara
manajemen puncak, rendahnya moral dan motivasikaryawan, Departemen akuntansi kekurangan
staf, tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan dari pihak konsumen, pemasok,
atau badan otoritas, terjadi kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi,
menurunnya tingkat penjualan atau laba sementara utang dan piutang usaha meningkat, perusahaan
mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang lama, terdapat kelebihan
persediaan yang signifikan, terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun
buku.
Gejala kecurangan yang dilakukan oleh karyawan atau pegawai dapat dikenali antara lain yaitu
pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa perincian/penjelasan
pendukung, melakukan pengeluaran tanpa dokumen pendukung, pencatatan yang salah/tidak
akurat pada buku jurnal/besar, penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung
pembayaran, kekurangan barang yang diterima, kemahalan harga barang yang dibeli, munculnya faktur
ganda, penggantian mutu barang (Sie Infokum, 2008).Perubahan perilaku drastis dari individu yang
melakukan kecurangan bisa digunakan sebagai indikasi (Sie Infokum, 2008), antara lain yaitu
1. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti biasanya,gaya hidup
mewah, mobil atau pakaian mahal
4. Penjudi berat
5. Peminum berat
7. Temuan audit atas kekeliruan (error) atau ketidakberesan (irregularities) dianggap tidak material ketika
ditemukan
8. Bekerja tenang, bekerja keras, bekerja melampaui jam kerja, sering bekerja
sendiri.
Kesimpulan
Dari Penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kecurangan (fraud) akuntansi dapat
dideteksi sehingga dengan usaha pendeteksian tersebut dapat diambil tindak lanjut yang tepat untuk
mempertahankan kelangsungan suatu entiti, adapun pendeteksian kecurangan (fraud) dapat dilakukan
berdasarkan elemen laporan keuangan maupun berdasarkan user.
Demikianlah uraian singkat tentang pendeteksian kecurangan akuntansi dalam blog akuntansi
pendidik,semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca.
Iklan
Report this ad
Report this ad
Bagikan ini:
TwitterFacebookGoogle
Terkait
dalam "Accounting"
Pengertian dan Konsep Akuntansi
dalam "Accounting"
This entry was posted on 6 Juli 2014, in Accounting. Bookmark the permalink.
Tinggalkan komentar
TINGGALKAN BALASAN
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Nama *
Surel *
Situs Web
Assalamu’alaikum wr.wb.
JAM :D
KALENDER :)
TULISAN TERAKHIR
Dian Kartika
Twitter Buttons
ARSIP
Juli 2014
Juni 2014
KATEGORI
Accounting (11)
My Task (6)
Pendidikan (8)
Polling (1)
KOMENTAR TERBARU
SENARAI BLOG
33,384 hit
Iklan
Report this ad
Blog di WordPress.com.
Ikuti
https://googleweblight.com/i?u=https://diankar77.wordpress.com/2014/07/06/cara-mendeteksi-
kecurangan-fraud-akuntansi-2/&hl=id-ID