Anda di halaman 1dari 1

SIFAT KIMIA

 Amfoter : fenol ( asam), - N(CH3)2 (basa)


 Garam HCl, pahit kapsul
 Garam NaOH/KOH: tidak stabil dalam air
 Garam logam divalent/polivalen, tidak larut dalam air
 Dalam larutan epimeriasi pada C4 yaitu gugus - N(CH3)2 mula-mula ∝
orientasi β epitetrasiklin yang kurang aktif.
 Dalam suasana asam, keseimbangan epimerisasi terjadi dalam 1 hari dengan 50%
epimer.
 Asam kuat / basa kuat : merusak tetrasiklin dengan OH pada C6 (Tetrasiklin,
Oksitetrasiklin, Klortetrasiklin) perubahan struktur, aktifitas hilang.
 Berdasarkan hal tersebut : dibuat senyawa tanpa OH pada C6 (6-deoksi) yang lebih
stabil missal doksisiklin, metasklin.
 Tetrasiklin dapat membentuk senyawa komples (khelat) dengan beberapa logam
seperti Ca, Mg, dan Fe, sukar larut dan sukar diabsobsi. Karena itu tidak dianjurkan
minum bersama makanan kaya logam seperti susu, atau antasida garam Fe.
 Senyawa komles dengan Ca dalam tubuh akan melekat pada tulang gigi yang baru
tumbuh menyebabkan warnah gigi kuning, berubah menjadi gelap. Komleks tersebut
=Tetrasiklin –Ca-fosfat. Tetrasiklin didistribusi melalui susu ibu dan plasenta ke
fetus. Karena itu tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan anak-anak dibawah 8 tahun.
 Tetrasiklin merupakan antibiotic yang paling luas spektrumnya, aktif terhadap bakteri
gram positif dan negative, Spirochaeta, mikoplasma, ricktsia, dll. Sifat efeknya :
statika, jadi untuk penyakt gawat digunakan antibiotika lain.
 Senyawa tetrasiklin paling sederhana yang masih berspektrum luas adalah 6-demetil-
6-dioksi-tetrasiklin. Oleh sebab itu semua tetrasiklin harus mempunyai rumus dasar
tersebut.
 Senyawa 6-demetil-6-dioksi-tetrasiklin mempunyai kelebihan terhadap tetrasiklin
karena tahan terhadap asam dan basa kuat jadi tidak membentuk anhidrotetrasiklin
dan isotetrasiklin. Senyawa ini lebih mudah larut dalam lemak sehingga lebih mudah
diabsobsi.

Anda mungkin juga menyukai