Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI

TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN TEKANAN


KLIEN SEBAGAI VARIABLE MODERASI

Oleh :
PUJANGGA ABDILLAH
160020110011018

JOINT PROGRAM B4
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia semakin ketat,

permintaan audit laporan keuangan juga meningkat. Agar dapat bertahan di tengah

persaingan yang ketat, khususnya di bidang bisnis pelayanan jasa akuntan publik

harus dapat menghimpun klien sebanyak mungkin dan mendapatkan kepercayaan

dari masyarakat luas. Oleh karena itu, menuntut para auditor untuk tetap memiliki

kualitas audit yang baik. Kualitas audit digunakan untuk mengukur kredibilitas

laporan keuangan penggunaan informasi akuntansi sehingga dapat mengurangi

resiko-resiko informasi yang tidak kredibel dalam laporan keuangan bagi

pengguna laporan keuangan khususnya investor. Investor yang aktif berinvestasi

di pasar modal perlu mengenal dan memahami berbagai profesi penunjang di

pasar modal. Profesi penunjang pasar modal dalam menjalankan tugasnya wajib

menegakkan prinsip keterbukaan (disclosure). Setiap profesi penunjang pasar

modal harus memberikan seluruh informasi yang penting tentang perusahaan yang

akan go public tersebut kepada pemodal atau masyarakat.

Laporan keuangan berisi informasi yang dapat digunakan sebagai alat

pengambilan keputusan oleh para penggunanya. Agar dapat digunakan sebagai

alat pengambilan keputusan secara tepat, maka informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan harus berkualitas. Laporan keuangan yang berkualitas

merupakan laporan keuangan yang terbebas dari salah saji material, baik yang

disebabkan kekeliruan maupun kecurangan. Terdapatnya salah saji material dalam

laporan keuangan dapat dideteksi melalui proses audit. Proses audit yang sesuai

dengan standar pengauditan dan standard etika akan menghasilkan audit yang

berkualitas.

Audit atas laporan keuangan dilatarbelakangi oleh perbedaan kepentingan

pemilik dan pengelola. Pendelegasian tugas menyebabkan terjadinya asimetri

informasi (ketidakseimbangan informasi). Asimetri informasi adalah keadaan

dimana pihak yang satu memiliki informasi dibandingkan pihak yang lain (Scoot,

2015:13). Audit yang dilakukan oleh entitas terpisah akan mendorong terciptanya

independensi dan menghilangkan hubungan buruh dengan majikan antara kantor

akuntan dengan kliennya. Selain itu sebagai suatu entitas terpisah memungkinkan

sebuah kantor akuntan menjadi cukup besar sehingga dapat mencegah adanya satu

atau seorang klien yang menjadi sumber pendapatan sangat besar dalam kantor

akuntan tersebut yang akhirnya bisa membahayakan independensi kantor akuntan

terhadap kliennya (Jusup, 2010:21).

Akuntan publik harus menjaga independensinya dalam memeriksa sebuah

perusahaan atau kliennya, jadi seorang akuntan publik tidak boleh terpengaruh

oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan atau klien yang sedang dalam

proses pemeriksaan yang dilakukan akuntan publik tersebut. Sehingga para

pengguna laporan keuangan tidak merasa ditipu oleh perusahaan yang telah

diperiksa oleh akuntan publik tersebut, selanjutnya akuntan publik akan

mendapatkan kepercayaan penuh oleh masyarakat pengguna laporan keuangan


yang merupakan modal penting bagi akuntan publik dalam menjalankan tugasnya

sebagai mana mestinya jasa penjamin (Setiawan, 2011).

Kantor Akuntan Publik merupakan lembaga independen yang mutlak

dibutuhkan untuk mengaudit laporan keuangan emiten maupun calon emiten

untuk dipublikasikan bagi public, seiring dengan kewajiban emiten

mempublikasikan laporan keuangan secara berkala. Di pasar modal dituntut

pendapat wajar (unqualified) terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang

akan menerbitkan saham baru (Initial Public Offering) atau yang telah terdaftar di

bursa.

Dalam hal ini pihak akuntan publik (auditor) bertugas untuk memeriksa

dan melaporkan opini atas laporan keuangan dari emiten. Kantor Akuntan Publik

(KAP) harus terlebih dahulu terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

sebelum melakukan audit laporan keuangan terhadap emiten. Khususnya untuk

mengaudit emiten yang sudah go public yang mempublikasikan laporan

keuangan, maka Kantor Akuntan Publik tersebut harus terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) sebagai Kantor Akuntan Publik profesi penunjang pasar modal.

Menurut Arens (2008) akuntan publik disyaratkan harus memiliki pengalaman

kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi

kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti

kliennya. Hal ini disebabkan karena akuntan publik atau auditor dituntut untuk

menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kualitas audit.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kualitas audit sangat bergantung

kepada kompetensi dan independensi auditor. Menurut Djaddang dan Agung


(2002) dalam Singgih dan Bawono (2010), “Auditor ketika mengaudit harus

memiliki keahlian yang meliputi dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman”.

Dengan demikian, selain pengetahuan, pengalaman kerja telah dipandang sebagai

suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini

adalah kualitas auditnya.

Sedangkan menurut Meiden dan Marsellia (2012) “Sangatlah tidak mudah

menjaga tingkat independensi seorang auditor agar tetap sesuai dengan yang

sebagaimana diharuskan, terutama setelah auditor menjalin kerjasama dengan

klien dalam waktu yang terlalu lama dan berhubungan sangat baik dengan klien

tersebut.” Prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi, prinsip

kerahasiaan, dan Prinsip perilaku profesional (seksi 100.4 dalam SPAP 2008)

adalah prinsip yang harus dimiliki auditor dalam penerapannya terkait dengan

etika.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah menyusun dan

mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang

berkualitas dengan mengacu pada standar internasional. Di dalam menjalankan

tugasnya auditor harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam

memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh IAPI. Sikap mental independen

tersebut harus meliputi independen dalam fakta maupun dalam penampilan.

Auditor hanya boleh memberikan jasa profesional yang secara layak dan

diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

Penelitian tentang etika telah dilakukan oleh Alim et al. (2007) yang

menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC, maka syarat-syarat etika


suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang

mengatur tindakan/perilaku seorang akuntan dalam melaksanakan tugas

profesionalnya. Prinsip tersebut adalah integritas, obyektifitas, independen,

kepercayaan, standar-standar teknis, kemampuan profesional, dan perilaku etika.

Penelitian ini mencoba mengevaluasi tentang pengaruh independensi dan

kompetensi terhadap kualitas audit, serta melihat efek yang ditimbulkan dari

tekanan klien sebagai variabel moderasi yang memungkin dapat mempengaruhi

secara kuat atau lemah, hubungan antara kompetensi, independensi, serta kualitas

audit.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar elakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan

penelitian dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

2. Apakah kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

3. Apakah tekanan klien memperlemah hubungan antara independensi dan

kualitas audit?

4. Apakah tekanan klien memperlemah hubungan antara kompetensi dan

kualitas audit?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji secara empiris pengaruh positif independensi terhadap

kualitas audit.
2. Untuk menguji secara empiris pengaruh positif kompetensi terhadap

kualitas audit.

3. Untuk menguji secara empiris tekanan klien dalam memperlemah

hubungan antara independensi dan kualitas audit.

4. Untuk menguji secara empiris tekanan klien dalam memperlemah

hubungan antara kompetensi dan kualitas audit.

1.4 Kontribusi Penelitian

1.4.1 Kontribusi Teoritis

1. Penelitian ini memberikan bukti empiris pengaruh positif independensi

dan kompetensi terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukan bahwa

semakin independen dan berkompetensi, maka semakin berkualitas audit

yang dihasilkan. Peneliti menggunakan tekanan klien sebagai variable

yang memoderasi hubungan antara independensi, kompetensi, dan kualitas

audit. Penambahan moderasi tersebut akan semakin memperkaya model

kualitas audit.

2. Hasil penelitian ini digunakan untuk mengklarifikasi hasil penelitian

sebelumnya mengenai kualitas audit dan menjadi tambahan bukti empiris

mengenai factor – factor yang mempengaruhi kualitas audit.

1.4.2 Kontribusi Praktik

1. Bagi para praktisi, hasil penelitian ini dapat digunakan acuan oleh auditor

dalam rangka memberikan jasa audit yang berkualitas sehingga dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan secara tepat bagi pengguna

laporan keuangan.
2. Bagi perusahaan, dengan mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi

kualitas audit, perusahaan dapat memilih kantor akuntan public yang

sekiranya memiliki kriteria yang dapat menghasilkan audit yang

berkualitas.

3. Bagi pengguna laporan keuangan, adanya hasil audit yang berkualitas,

maka keputusan yang diambil dapat secara tepat dan mendapatkan hasil

yang sesuai harapan.

Anda mungkin juga menyukai