Anda di halaman 1dari 2

REKONSTRUKSI KESEJAHTERAAN SEMESTA

Oleh : Pujangga Abdillah

Sebelum mendefisinikan rekonstruksi, terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan pengertian konstruksi, karena
kata konstruksi pada rekonstruksi merupakan kata yang menerangkan kata rekonstruksi itu sendiri Tujuannya adalah agar
dapat mengetahui jelas perbedaan-perbedaan dari makna-makna tersebut, sehingga mampu memberikan pemahaman
maksud dari penelitian ini. Kata konstruksi ini dalam kenyataannya adalah konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan
disepakati kata konstruksi mempunyai beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat
tergantung pada konteksnya. Beberapa definisi konstruksi berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar : proses,
bangunan, kegiatan, bahasa dan perencanaan.

Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan
sifat-Nya. Alam dapat dibedakan mrnjadi beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah
dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagi alam semesta.
Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta
ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari
alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan
system yang unik dan misterius. Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik karene alam syahadah
merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam
ghoib yang tidak dapat tercapai oleh indera. Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alam
zarrah (mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan insani Al Quran menggambarkan alam
semesta laksana sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda
kearifan penulisnya. Pengertian dari Alam Semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotic maupun
abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.
Atau ada pula yang mengatakan bahwa pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan
sebagainya. Sedang Makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet,
dan galaksi.

Al Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya bahwa Sebenarnya seluruh kejadian di alam
semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannyamengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an.
Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segalayang tertuang dalam Al
Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya olehmanusia.Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin
manifestasi” dan“kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan kepadamanusia lewat Al Qur’an,
sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak ada tekananapakah manusia mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan
takwil isyarat-Nya.Al Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai mediator menyampaikan pesan
Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-Nya. Al Qur’anyang sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua
kejadian di alamsemesta ini.Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan .Kitab suci ini juga
tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan
dapat diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'ansanggup
menjawab tantangan sains modern.Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya persesuaianantara
konsep penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sain (ilmu pengetahuan) modern. Dalam pandangan sains modern,
pada awalnya alam semesta inimasih berupa kabut gas yang panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas
inimerupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi

Alam semesta diantaranya juga terdiri dari fenomena langit seperti dimalam yang cerah, lihatlah keatas langit , kita
akan menyaksikan hiburan gratis terbesar dibumi ini. Kita akan menyaksikan pertunjukan yang sangat mempesona. Ribuan
bintang, planet, dan benda-benda langit lainnya berkilau laksana permata di atas kain beludru hitam. Mungkin kita akan
tergoda untuk menyanyikan lagu masa kecil yang masih teringat di telinga (Bintang kecil dilangit yang biru amat banyak
menghias angkasa ). Inilah alam semesta kita yang maha luas tanpa terlihat batasnya. Mesteri yang menyelimuti keberadaan
alam semesta ini sangat menggoda setiap hati manusia untuk menyingkapnya. Hal itu dimulai sejak zaman Yunani kuno
hingga zaman modern ini.ruang yang ditempati oleh benda langit.
Alam semesta atau jagat raya kata ini digunakan untuk menjelaskan seluruh ruang waktu kontinu di mana kita berada,
dengan energi dan materi yang dimilikinya pada pertengahan pertama abad ke-20. Usaha untuk memahami pengertian alam
semesta dalam lingkup ini pada skala terbesar yang memungkinkan, ada pada kosmologi, ilmu pengetahuan yang
berkembang dari fisika dan astronomi. Pada pertengahan terakhir abad ke-20, perkembangan kosmologi berdasarkan
pengamatan, juga disebut fisika kosmologi, mengarahkan pada pembagian kata alam semesta ini, antara kosmologi
pengamatan dan kosmologi teoretis; yang (biasanya) para ahli menyatakan tidak ada harapan untuk mengamati keseluruhan
dari ruang waktu kontinu, kemudian harapan ini dimunculkan, mencoba untuk menemukan spekulasi paling beralasan untuk
model keseluruhan dari ruang waktu, mencoba mengatasi kesulitan dalam mengimajinasikan batasan empiris untuk spekulasi
tersebut dan risiko pengabaian menuju metafisika. Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak
terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya tidak dapat diukur, dalam arti
batas-batasnya tidak dapat diketahui dengan jelas.

Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian kecil dari materi di
jagat raya yang dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara lebih mendalam semua yang ada di jagat raya masih
merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas. Seperti diketahu Bumi
tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan kecil yang dikenal sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya
dengan matahari sebagai pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi
Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya
galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.

Pada hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda hidup maupun mati, nyata ataupun tidak, semuanya adalah milik
Allah semata yang pada akhirnya semuanya akan kembali kepada-Nya. Baik secara suka atau terpaksa, segala alam yang ada
itu menjadi tunduk dan patuh pada hukum dan ketetapan Allah. Hanya karena sifat kasih dan saying dari Allah maka manusia
yangi ciptakan adalah diberi tugas sebagai kholifah di bumi ini bertugas untuk megelola, membudayakan, memanfaatkan dan
melestarikan alam. Tugas tersebut diberikan kepada manusia karena Allah menciptakn manusia sebagai makhluk yang
terbaik, seperti yang disebutkan dalam surat At Tiin ayat 4. Manusia di dalam kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah
dengan potensi dasar. Potensi dasar itu dapat nampak dan dilihat dalam jiwa, raga, tubuh, dan ruh.

Dari potensi dasar manusia yang berupa akal yang bias melahirkan daya berfikir dan daya nalar, akhirnya manusia dapat
menundukkan, menguasai, dan memanfaatkan alam. Dengan akal itu pula manusia dapat mengamati, meneliti, menganalisis
gejala-gejala alam yang timbul, dan menguasai rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak penelitian dan penemuannya itu,
akan wujud dan keagungan Allah sebagai penciptanya. Dengan demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak,
dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan alam
diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola,
dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi
manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.

Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan
sifat-Nya. Alam semesta adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan
system yang unik dan misterius dan dapat dicapai oleh indera manusia yang merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan
kehendak dan perhatian Allah. Al Qur’an menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-bintang
dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu
manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al
A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa. Mekanisme Alam (Sunnatullah) adalah ketentuan-ketentuan Allah
sebagai hukum yang mengatur alam semesta ini beserta isinya. Allah menciptakan alm semesta beserta isinya dilengkapi
dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat
sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan tempat kembali seluruh
alam.

Anda mungkin juga menyukai