Course Outline
Matakuliah : Forensic Accounting & Fraud Examination/
Akuntansi Forensik Terapan/Akademik
Bobot SKS : 3 SKS
Program : PPAK/Joint Program PPAK-S2 Ak/S2 Ak Terapan/Akademik
Kode MK : Course Level 2000/3000/4000
MK Prasyarat : EKA 1322 (FAFE S1) (Lulus)
Dosen Pengampu : Gugus Irianto, SE. MSA. PhD. Akt. dkk
Gedung PPA Lama FEB UB, Lantai II
Telp. 0341-555000 ext 231 (Office); Mobile: 085 755 877 278
Email: gugusir@ub.ac.id; gugusir@gmail.com
Jam Konsultasi : diumumkan tersendiri dikelas
Metode kuliah : Ceramah (lecture), seminar, pembahasan/diskusi kasus
(case-based learning), dan pemutaran DVD (dari ACFE dan
sumber lain)
Tips untuk berhasil : kemandirian dalam belajar, proaktif dalam mencari dan
sharing informasi, dan partisipasi/kontribusi aktif di kelas.
1. Latar belakang
Fraud (kecurangan terkait dengan aspek keuangan) dapat terjadi di berbagai
organisasi baik pada sektor Pemerintah maupun Swasta, dan dapat dilakukan oleh
perorangan atau sekelompok orang pada berbagai posisi dari karyawan pada level
operasional sampai kepada pejabat yang memiliki otoritas tinggi--, serta dapat pula
dilakukan oleh suatu organisasi. Fraud dapat memiliki implikasi (material dan non
material) yang jauh lebih besar daripada jumlah (secara material) yang diketahui
dari tindakan fraud itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan perhatian seksama atas
Fraud.
Terdapat beberapa lembaga yang memiliki perhatian seksama terhadap fraud,
antara lain Transparency International (TI) dan Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE). TI secara periodik menyusun laporan dan atau indeks tentang
korupsi yang terjadi di berbagai Negara, terutama di sektor pemerintahan. Indonesia
merupakan salah satu Negara yang termasuk dalam daftar TI dan menempati ranking
yang cukup tinggi (informasi tentang ranking Indonesia dalam konteks ini dapat
diakses di http://www.transparency.org/; http://www. globalcorruptionreport.org/).
Menyadari keadaan tersebut, pemerintah Indonesia dan juga beragam organisasi non-
pemerintah bahu membahu dalam memerangi korupsi. Upaya yang sama juga
dilakukan oleh berbagai Perguruan Tinggi (PT) walaupun aktivitasnya masih belum
direncanakan dan diimplementasikan secara sistemik.
Perang (fighting) terhadap praktek korupsi diyakini perlu dilaksanakan
secara sistematis dan melibatkan berbagai pihak. Meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas sebagai bagian dari implementasi good governance, serta institusionlaisasi
Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 6/14/2017, 4:15:04 AM, p. 1 of 12
dalam diseminasi tentang etika bisnis dan profesi merupakan salah satu aspek
fundamental dalam upaya pencegahan tindakan korupsi. Upaya tersebut perlu
diikuti dengan penguatan law enforcement dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam pencegahan, pendeteksian serta investigasi atas tindakan korupsi.
Pendidikan akuntansi dapat memegang peran sentral dalam proses
institusionalisasi kompetensi untuk melawan korupsi, oleh karena cukup banyak subjek
(matakuliah) yang bersinggungan dengan hal itu baik itu aspek akuntansi, auditing,
maupun sistem informasi. Meskipun demikian penguatan subjek tertentu yang
secara khusus dipersiapkan untuk memberikan bekal pemahaman dalam pencegahan,
pendeteksian dan investigasi terhadap korupsi atau kecurangan dalam bidang
keuangan masih diperlukan. Matakuliah ini dirintis melalui kerjasama dan
dukungan materi (buku dan DVD) dari ACFE (Association of Certified Fraud Examiners)
yang memiliki visi Together, reducing fraud worldwide -. Kerjasama dan
dukungan materi berupa buku juga diperoleh dari KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi).
Mendorong tumbuhnya kesadaran akan bahaya fraud dan atau korupsi dalam
arti luas serta memberikan kesempatan untuk memiliki kemampuan dalam
pencegahan, pendeteksian, dan investigasi atas beragam bentuk kecurangan dan atau
korupsi merupakan salah satu sasaran yang dicitakan dalam subjek ini. 1
Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 6/14/2017, 4:15:04 AM, p. 2 of 12
3. Memahami tentang makna dan ruang lingkup lingkup kajian tentang Fraud
Examination, Forensic Accounting, dan Audit Investigasi
4. Memahami tentang faktor-faktor yang mendorong terjadinya Fraud
5. Memahami tentang berbagai pihak (aktor) yang dapat terlibat dalam Fraud
6. Memahami tentang resolusi atas Fraud
7. Memahami tentang peran akuntan dalam upaya pencegahan, pendeteksian,
deterrence, dan investigasi atas Fraud.
8. Memahami tentang dan memiliki kompetensi teknis terbatas terkait dengan
cara pencegahan, pendeteksian dan investigasi atas Fraud
9. Memiliki ketrampilan teknis dalam melakukan deteksi atas fraud dengan
menggunakan perangkat teknologi informasi
10. Memiliki ketrampilan teknis dalam mengidentifikasi adanya gejala dan atau
tanda-tanda/indikasi kemungkinan terjadinya fraud dari laporan akuntansi
Disamping aspek diatas, proses pembelajaran dalam matakuliah ini diharapkan dapat
memberikan ruang dan kesempatan kepada mahasiswa untuk:
(1) mengapresiasi etika profesi,
(2) meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
(3) mengasah kemampuan dasar dalam melaksanakan penelitian
(4) meningkatkan kemampuan untuk bekerja dalam kelompok, dan
(5) meningkatkan kemampuan dan atau kompetensi penguasaan teknologi informasi
terkait dengan fraud, terutama pemanfaatan dasar dari Computer Assisted Audit Tools
and Techniques (CAATTS), misalnya perangkat lunak Audit Command Language
(ACL).
Mengingat luasnya cakupan materi dalam matakuliah ini, maka sangat mungkin
tidak semua aspek dapat didiskusikan dikelas secara detail, sehingga kegiatan mandiri
secara individual dan kelompok sangat penting artinya untuk memperoleh
pemahaman serta memiliki kompetensi yang memadai tentang matakuliah ini.
Sebagai bagian dari upaya untuk menerapkan pola student-centered learning maka
mahasiswa diharapkan proaktif dalam beragam aktivitas belajar mandiri dan kegiatan
kelompok. Diharapkan pula, topik-topik dalam matakuliah ini dapat menjadi pemicu
(driver) munculnya gagasan atau ide untuk melakukan studi/riset tentang fraud di
Indonesia.
Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 6/14/2017, 4:15:04 AM, p. 3 of 12
Irianto, G. (2003), Skandal Korporasi dan Akuntan, Lintasan Ekonomi, Vol. XX No. 2,
Juli, hal. 104-14 [GI-02]
Jain, A. K. (2001), The Political Economy of Corruption , London, Routledge [JAK]
Kartikasari, R. dan Irianto, G. (2010), Penerapan Model Beneish (1999) dan Model
Altman (2000) dalam Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan, Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, Vol. 1 No. 2, Agustus, hal. 329-346. [KIG]
Singleton, T.W. et al. (2006), Fraud Auditing & Forensic Accounting, 3rd. edition, John
Wiley & Sons, Inc. [STE]
Tuanakotta, T.M. (2010), Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Edisi 2, Penerbit
Salemba Empat[TT1]
Tuanakotta, T.M. (2007), Menghitung Kerugian Negara dalam tindak Pidana Korupsi,
Penerbit Salemba Empat[TT2]
Wells, J.T. (ed.) (2007), Fraud Casebook: Lesson from the Bad Side of Business, Association
of Certified Fraud Examiners, Inc. [JTW]
Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 6/14/2017, 4:15:04 AM, p. 4 of 12
setidaknya mengikuti demo ACL di lab. yang sesinya diatur tersendiri diluar jadwal
kuliah reguler.
Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 6/14/2017, 4:15:04 AM, p. 5 of 12
9. Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)
UTS dan UAS dilaksanakan di kelas dalam bentuk objective test dan
pemecahan kasus atau ditentukan dalam bentuk take home exam. Pemberitahuan
Jika ada perubahan akan disampaikan di kelas.
Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 6/14/2017, 4:15:04 AM, p. 6 of 12
13. Lain-lain:
Dianjurkan agar setiap mahasiswa memiliki buku pegangan/sumber belajar
(dengan meminjam, membeli, dll) agar dapat mengikuti proses perkuliahan ini
dengan baik. Ketentuan lain, misalnya soal plagiat dll., dapat dipelajari pada Buku
Pedoman Akademik FEB UB.
Tugas yang dikumpulkan setiap minggu hanya tugas kelompok, kecuali ada
permintaan khusus pada minggu sebelumnya yang disampaikan di kelas. Untuk
tugas individu yang dikerjakan secara mandiri, semuanya diarsip secara mandiri
pada map yang telah disepakati di kelas. Tugas ini akan di review secara ringkas
secara periodik, setiap minggu atau setiap dua minggu sekali, sebelum kelas selesai.
Ujian susulan baik itu Kuis, UTS maupun UAS tidak dilakukan dalam matakuliah
ini kecuali dalam keadaan khusus yang akan dipertimbangkan kasus per kasus.
Selamat belajar, jika ada kesulitan segera bertemu dosen pengampu untuk berdiskusi.
Sesungguhnya dibalik kesulitan, ada kemudahan (QS 94:5)
Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 6/14/2017, 4:15:04 AM, p. 7 of 12
Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 6/14/2017, 4:15:04 AM, p. 8 of 12
Rencana Kuliah (masa transisi 2013):
MK: Fraud Examination and Forensic Accounting (PPAK/Join Program PPAK-S2 Ak)/Akuntansi Forensik (S2 Ak
Profesional/Terapan/Akademik)
(silabi disiapkan untuk peserta campuran, dimana sebagian atau seluruh peserta belum lulus EKA1322 Fraud Examination and
Forensic Acounting atau yang setara di S1)
S2 Ak Akademik penekanan tugas pada review jurnal untuk memberikan bekal untuk penulisan thesis
S2 AkProfesional/Terapan/PPAK/PPAK Joint Program S2 Ak penekanan tugas pada kasus fraud di Indonesia dan di berbagai
negara
12 Audit Investigasi: TT1 Bab 13 & 14 Sesi 13: Review, Ringkas artikel,
Teknik Audit dan Teknik Perpajakan Diskusi/Presentasi: atau tugas lain
Materi disampaikan di kelas
Satu Kasus dari JTW
Kontribusi Kelompok
13 Pengadaan Barang dan Jasa TT1 Bab 15 & 17 Peraturan Sesi 14: Review, Ringkas artikel,
Follow the money Perundangan Diskusi/Presentasi: atau tugas lain
Pengadaan Brg Materi disampaikan di kelas
dan Jasa Satu Kasus dari JTW
Kontribusi Kelompok
14 Kerugian Keuangan Negara, dan TT1 Bab 29 Sesi 15: Review, Ringkas artikel,
Whistleblower (peniup peluit) TT2 Bab 3, 4 & 7 Diskusi/Presentasi: atau tugas lain
Materi disampaikan di kelas
Satu Kasus dari JTW
Kontribusi Kelompok
15 Overview, diskusi dan hikmah nilai- Sesi 16: Review, Ringkas artikel,
nilai (values) (misalnya: Ke-Jujur-an, Pengumpulan Tugas UAS atau tugas lain
Amanah, Malu, Ikhlas, Integritas, dll.) disampaikan di
kelas
16 UAS
Catatan: kasus dapat dirubah/diganti sesuai kebutuhan. Perubahan kasus dapat disampaikan di kelas satu minggu sebelum tugas
dikerjakan