Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA - FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI

Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)/Silabi/


Course Outline

Matakuliah : Forensic Accounting & Fraud Examination


(Akuntansi Forensik dan Eksaminasi Kecurangan Keuangan)
Bobot SKS : 3 SKS
Dosen Pengampu : Prof. Gugus Irianto, SE. MSA. PhD. Ak. CA. CSRS. CSRA.
1. Gedung Utama (BRI) FEB UB, Lantai IV Ruang 401
2. Kantor Badan Usaha Akademik (BUA) UB, Gedung
Layanan Bersama UB, Lt I.
M: 081 252 87 8008 (call/WA-utama), 085 755 877 278 (call/text)
Email: gugusir@ub.ac.id dan gugusir@gmail.com
Jam Konsultasi : diumumkan tersendiri dikelas
Metode kuliah : Ceramah (lecture), pembelajaran melalui diskusi kasus (case-
based learning), pemutaran film yang relevan, dan praktikum
di lab komputer (jika memungkinkan).
Tips untuk berhasil : kemandirian dalam belajar, proaktif dalam mencari sumber
belajar dan sharing informasi, dan partisipasi/kontribusi aktif
di kelas.

1. Latar belakang
Fraud (kecurangan terkait dengan aspek keuangan) dapat terjadi di berbagai
organisasi baik pada sektor Pemerintah maupun Swasta, dan dapat dilakukan oleh
perorangan atau sekelompok orang pada berbagai posisi –dari karyawan pada level
operasional sampai kepada pejabat yang memiliki otoritas tinggi--, serta dapat pula
dilakukan oleh suatu organisasi. Fraud dapat memiliki implikasi (material dan non
material) yang jauh lebih besar daripada “jumlah” (secara material) yang diketahui
dari tindakan fraud itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan perhatian seksama atas
Fraud.
Terdapat beberapa lembaga yang memiliki perhatian seksama terhadap fraud,
antara lain Transparency International (TI) dan Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE). TI secara periodik menyusun laporan dan atau indeks tentang korupsi (salah
satu bentuk dari Fraud) yang terjadi di berbagai Negara, terutama di sektor
pemerintahan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang termasuk dalam daftar
yang mendapat sorotan dari TI dan menempati ranking yang “tinggi” (informasi
tentang hal ini dapat diakses di http://www.transparency.org/; http://www.
globalcorruptionreport. org/). Menyadari keadaan tersebut, pemerintah Indonesia dan
juga beragam organisasi non-pemerintah bahu membahu dalam upaya mengatasi
permasalahan tersebut. Upaya yang sama juga dilakukan oleh berbagai Perguruan
Tinggi (PT) walaupun aktivitasnya masih belum direncanakan dan diimplementasikan
secara sistemik. Sementara itu, ACFE juga memegang peran penting dalam hal yang

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 1 of 12
sama, namun upaya yang dilakukan lebih luas dimensinya yaitu mencakup upaya-
upaya pencegahan dan berfokus baik di sektor publik maupun swasta.
Upaya menghadapi fraud diyakini perlu dilaksanakan secara sistematis dan
melibatkan berbagai pihak. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sebagai
bagian dari implementasi good governance, serta institusionalisasi dalam diseminasi
tentang etika bisnis dan profesi merupakan salah satu aspek fundamental dalam upaya
pencegahan tindakan korupsi. Upaya tersebut perlu diikuti dengan penguatan law
enforcement dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pencegahan,
pendeteksian serta investigasi atas tindakan fraud.
Pendidikan akuntansi dapat memegang peran sentral dalam proses
institusionalisasi kompetensi untuk melawan tindakan fraud, oleh karena cukup banyak
subjek (matakuliah) yang bersinggungan dengan hal itu baik itu aspek akuntansi,
auditing, maupun sistem informasi. Meskipun demikian penguatan subjek tertentu
yang secara khusus dipersiapkan untuk memberikan bekal pemahaman dalam
pencegahan, pendeteksian dan investigasi terhadap fraud masih diperlukan.
Matakuliah ini dirintis melalui kerjasama dan dukungan materi (buku dan DVD) dari
ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) –yang memiliki visi “Together, reducing
fraud worldwide”--. Materi berupa buku juga diperoleh dari KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi).
Mendorong tumbuhnya kesadaran akan bahaya fraud dalam arti luas serta
memberikan kesempatan untuk memiliki kemampuan dalam pencegahan,
pendeteksian, dan investigasi atas beragam bentuk fraud merupakan salah satu sasaran
yang dicitakan dalam subjek ini.1

2. Deskripsi Matakuliah dan Tujuan


Matakuliah ini dirancang untuk “membuka jendela” pemahaman mahasiswa
tentang fraud, fraud examination dan forensic accounting2 serta untuk memfasilitasi
peningkatan kemampuan dan atau kompetensi mahasiswa dalam pencegahan,
pendeteksian, dan investigasi tentang fraud. Walaupun demikian, kombinasi nama
Forensic Accounting dan Fraud Examination dipilih untuk memberikan ruang yang lebih
luas dalam kajian terkait dengan Fraud, disamping untuk pengembangan dari
matakuliah Fraud Examination yang merupakan embrio dari matakuliah ini.
Keunikan dari matakuliah ini dibanding dengan matakuliah lain adalah tentang

1 Rintisan untuk sampai kepada penawaran matakuliah Fraud Examination sebagai matakuliah pilihan di Jurusan
Akuntansi FE Universitas Brawijaya telah penulis lakukan sejak berada di Australia pada November/Desember 2005,
disela revisi disertasi/thesis S-3 di University of Wollongong (UOW). Pada saat itu, penjajagan ”informal” untuk
membuka program dual degree --kerjasama FE Unibraw dan Faculty of Commerce, UOW, penulis lakukan. Tertarik
dengan program Master of Forensic Accounting (MFA) di UOW, penulis berdiskusi intensif dengan Direktur Program
MFA, Dr. Kathy Cooper, dan dengan salah satu staf pengajar MFA, Dr. Annamaria Kurtovic, serta dengan Manager
Hubungan Internasional dari Faculty of Commerce UOW. Berdasar diskusi tersebut, penulis menangkap
”kemungkinan kesulitan” terutama dari aspek birokrasi dan keuangan jika langsung membuka progam dual degree.
Dua buah buku yang diberikan oleh Dr. Kathy Cooper pada penulis akhirnya memberikan inspirasi untuk menempuh
jalan bertahap dan paling memungkinkan untuk menuju cita-cita terwujudnya program dual degree, dan penawaran
matakuliah ini merupakan jembantan menuju kesana.
2 Pada matakuliah ini istilah fraud examination dan forensic accounting digunakan secara bergantian (interchangeably)

senada dengan yang dinyatakan oleh Albrecht (2003), walaupun elaborasi didalamnya menunjukkan adanya
penekanan aspek tertentu yang membedakan kedua terminologi tersebut, yang secara detail akan menjadi bahasan
dalam matakuliah ini.

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 2 of 12
cakupan materi yang merupakan integrasi/perpaduan dari (dan pemanfaatan) disiplin
akuntansi, sistem informasi, auditing, etika dan hukum.
Setelah menempuh matakuliah ini, mahasiswa diharapkan (setidaknya)
memiliki kemampuan dalam:
1. Memahami dan mendeskripsikan makna, karekteristik dan bentuk/jenis Fraud
beserta implikasinya
2. Memahami dan menjelaskan ruang lingkup lingkup kajian Fraud Examination,
Forensic Accounting, dan Audit Investigasi
3. Memahami dan menjelaskan tentang faktor-faktor yang mendorong seseorang
melakukan tindakan Fraud
4. Memahami dan mendeskripsikan tentang berbagai pihak (aktor) yang dapat
melakukan tindakan Fraud
5. Memahami dan menjelaskan tentang dasar-dasar metode pendeteksian,
pencegahan, dan investigasi fraud.
6. Memahami dan menjelaskan tentang berbagai indikasi (symptoms) Fraud
7. Memahami dan menjelaskan tentang peran strategis akuntan dalam upaya
pencegahan, pendeteksian, dan investigasi Fraud.
8. Memahami dan menjelaskan tentang metode interview dan pelaporan fraud
9. Memahami dan menjelaskan tentang management fraud (eg. Financial
statement fraud)
10. Memahami dan memiliki kompetensi dasar dalam pencegahan, pendeteksian
dan investigasi Fraud
11. Memahami dan memiliki ketrampilan teknis dalam melakukan deteksi atas
fraud dengan menggunakan perangkat teknologi informasi
12. Memahami dan memiliki ketrampilan teknis dalam mengidentifikasi adanya
gejala dan atau tanda-tanda/indikasi kemungkinan terjadinya fraud dari
“laporan akuntansi”

Disamping aspek diatas, proses pembelajaran dalam matakuliah ini diharapkan dapat
memberikan ruang dan kesempatan kepada mahasiswa untuk:
(1) mengapresiasi etika profesi,
(2) meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
(3) mengasah kemampuan dasar dalam melaksanakan penelitian
(4) meningkatkan kemampuan untuk bekerja dalam kelompok, dan
(5) meningkatkan kemampuan dan atau kompetensi penguasaan teknologi informasi
terkait dengan fraud, terutama pemanfaatan dasar dari Computer Assisted Audit Tools
and Techniques (CAATTS), misalnya perangkat lunak Audit Command Language
(ACL). Point ini dapat dicapai manakala praktikum lab. dapat dilaksanakan.

Mengingat luasnya cakupan materi dalam matakuliah ini, maka tidak semua aspek
dapat didiskusikan dikelas secara detail, sehingga kegiatan mandiri secara individual
dan kelompok sangat penting artinya untuk memperoleh pemahaman serta memiliki
kompetensi yang memadai tentang matakuliah ini. Sebagai bagian dari upaya untuk
menerapkan pola student-centered learning maka mahasiswa diharapkan proaktif dalam
beragam aktivitas belajar mandiri dan kegiatan kelompok. Diharapkan pula, topik-

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 3 of 12
topik dalam matakuliah ini dapat menjadi pemicu (driver) munculnya gagasan atau ide
untuk melakukan studi/riset tentang fraud di Indonesia.

3. Sumber bacaan/referensi utama:


_____________ (2004), Introduction to Fraud Examination, Association of Certified Fraud
Examiners [ACFE]
Albrecht, et al. (2012), Fraud Examination, South-Western, a division of Thomson
Learning [AWS]

Cendrowski, et al. (2010), The Handbook of Fraud Deterence, New Jersey: John Wiley &
Son [CHI]
Irianto, G., Sudarma, M., Ludigdo, U., Nurlita, N., & Rofiq, A. (2015a). Integrity,
Compensation Systems, Unethical Behaviour, and Tendency of Fraud: An Empirical
Study. Research Paper dipresentasikan pada the 2 nd. Global Conference on
Business and Social Sciences, Bali 17-18 September.
Irianto, G., Nurlita, N., & Firmanto, Y. (2015b). Teknologi, Tendensi Fraud, dan Fraud Star.
Penelitian belum dipublikasikan didukung pendanaan dari Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Irianto, G., Baridwan, Z., Adam, H., dan Haris, L. (2015c). Konstruksi Model Pencegahan
Fraud. Penelitian belum dipublikasikan didukung pendanaan dari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Irianto, G., Novianti, N., dan Wulandari, P.P. (2014). “Kamuflase” dalam praktik Rotasi
Auditor. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 5, No. 3, Desember, hal. 393-408.
Irianto, G., Novianti, N., Rosalina, K., & Firmanto, Y. (2012). Integrity, Unethical
Behaviour, and Tendency of Fraud. EKUITAS, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 16 (2),
144-163.
Irianto, G. (2003), “Skandal Korporasi dan Akuntan”, Lintasan Ekonomi, Vol. XX No. 2,
Juli, hal. 104-14 [GI]
Jain, A. K. (2001), The Political Economy of Corruption , London, Routledge [JAK]
Kartikasari, R. dan Irianto, G. (2010), “Penerapan Model Beneish (1999) dan Model
Altman (2000) dalam Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan”, Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, Vol. 1 No. 2, Agustus, hal. 329-346. [KIG]
Singleton, T.W. et al. (2006), Fraud Auditing & Forensic Accounting, 3rd. edition, John
Wiley & Sons, Inc. [STE]
Tuanakotta, T.M. (2010), Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Edisi 2, Penerbit
Salemba Empat[TT1]
Tuanakotta, T.M. (2007), Menghitung Kerugian Negara dalam tindak Pidana Korupsi,
Penerbit Salemba Empat[TT2]
Wells, J.T. (ed.) (2007), Fraud Casebook: Lesson from the Bad Side of Business, Association of
Certified Fraud Examiners, Inc. [JTW]

4. Sumber bacaan/referensi pendukung:


Browne, M.N. dan Keeley, S.M. (1994), Asking the Right Questions: A Guide to Critical
Thinking, Fourth Edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 4 of 12
Coderre, D.G. (1999), Fraud Detection: Using Data Analysis Techniques to Detect Fraud,
Global Audit Publications. [CDG]
Golden, T.W. et al. (2000), A Guide to Forensic Accounting Investigation, John Wiley &
Sons, Inc. [GTW]
Hunton, J.E. et al. (2004), Core Concepts of Information Technology Auditing, John Wiley &
Sons, Inc. [HJE]
Setiyono (2005), Kejahatan Korporasi: Analisis Viktimologis dan Pertanggungjawaban
Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia, Bayumedia Publishing.
Silverstone, H. dan Sheetz, M. (2004), Forensic Accounting and Fraud Investigation for
Non-Experts, John Wiley and Sons, Inc. [SS]
------------ (2006), Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana
Korupsi, Cetakan Kedua, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Verhezen, P. (n.d), Gifts and Bribes: An Essay on the Limits of Reciprocity
www.acfe.com
www.bpk.go.id
www.bpkp.go.id
www.kpk.go.id

5. Rencana Kuliah
Sesi Materi Acuan Utama Kasus dan atau
artikel*)
1 Penjelasan Materi Perkuliahan dan Course outline, CBL,
Metode Pembelajaran dll.
2 Makna dan ruang lingkup Forensic AWS Ch. 1 & ACFE, SC 1-1, 1-2, 1-6
Accounting dan Fraud Art GI
Examination, serta the Nature of
Fraud
3 Kompetensi Akuntan Forensik dan Hopwood et al. ACFE,
Fenomena Fraud Global dan di PERC, TI, World Bank,
Indonesia OECD, KPK
4 Mengapa Seseorang Melakukan AWS Ch. 2 C1-8
Fraud? (mengenal teori-teori yang C2-3, C2-4, C2-8
mengksplorasi tentang fraud driver:
Fraud Triangle, Fraud Diamond,
Fraud Star, dan Fraud Pentagon
5 Strategi Pencegahan Fraud (Fraud AWS Ch. 4 C3-1, C3-2, 3,
Prevention Strategies/ Measures/ C3-6, C4-1, C4-5
Methods) Artikel Jurnal
ttg Pencegahan
Fraud
6 Lanjutan
7 Metode Pendeteksian Fraud dan CS 5-1, 5-2, 5-3
Mengenal indikasi/gejaa Fraud Model Beneish
AWS Ch. 5 & Model

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 5 of 12
Altman untuk
mendeteksi
AWS Ch. 6 Fraud

C6-1, C6-2 CD
7 Fraud Investigation (1)
Investigating thefts acts AWS Ch. 7 C7-1, C7-2, C 7-
3, C7-8, C7-12

8 UTS
9 Fraud Investigation (2)
Investigating thefts acts and AWS Ch. 7 C7-1, C7-2, C7-8
concealment
7 Management Fraud: AWS Ch. 10 C10-1, C10-2,
Financial Statement Fraud C10-4
Artikel F/S Fraud + FILM Fraud
8 UTS
9 Fraud Investigation
Investigating thefts acts and AWS Ch. 7 C7-1, C7-2, C7-8
concealment
10 Conversion Investigation Methods AWS Ch. 8 C8-1, C8-2, C8-8
11 Investigasi: Teknik Audit vs. Teknik TT, Bab 13 & 14
Perpajakan
Tindak Pidana Korupsi dan
Pengadaan
12 Inquiry Methods and Fraud Reports AWS Ch. 9 C9-1, C9-2, C9-8
TT, Bab . 19
13 Forensic Accountant: Atribut, TT, Bab 4
Standar, dan Kode Etik
Forensic Accountant as an expert
witness STE Ch. 11
14 Kerugian Negara, Penelusuran TT, Bab 16 & 17
asset dan Pemulihan Kerugian TT, Bab 28
15 Whistle Blowing Systems
Integritas & Hasil riset ttg Whistle
Blowing System + FILM Fraud
16 UAS
Sistem Integritas Nasional
Whistle blowing
*) contoh-contoh kasus yang setiap semester dapat dirubah/diganti. Perubahan
kasus dapat disampaikan di kelas satu minggu sebelum tugas dikerjakan

6. Praktikum di Lab. Komputasi

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 6 of 12
Untuk mencapai sasaran pencapaian kompetensi penguasaan teknologi
informasi terkait dengan fraud, maka akan diperkenalkan salah satu perangkat lunak
Computer Assisted Audit Tools and Techniques (CAATTS) yaitu Audit Command Language
(ACL). Idealnya diperlukan 3-4 sesi untuk memperkenalkan dasar ACL, oleh karena
itu khusus untuk sesi ini akan dipersiapkan asistensi khusus untuk praktik atau
setidaknya mengikuti demo ACL di lab. Komputasi yang sesinya diatur tersendiri
diluar jadwal kuliah reguler.

7. Tugas Terstruktur Individu (TST-I)


TST-I merupakan kegiatan mandiri secara individu yang meliputi 2 (dua) hal: (1)
membuat ringkasan materi mingguan yang dimulai pada minggu ketiga, dan (2) belajar
mandiri materi yang relevan dengan MEMBACA artikel di koran/majalah,
bagian/chapter dari buku, dan atau artikel dari internet (selanjutnya disebut sumber
belajar) sesuai dengan minat masing-masing.
Tugas mandiri pertama harus disiapkan setiap minggu dan akan mulai di review
di awal atau akhir perkuliahan minggu ketiga. Format akan disampaikan di kelas.
Tugas ini ditujukan untuk mendorong setiap mahasiswa belajar sebelum memasuki
kelas, selaras dengan salah satu esensi cara pembelajaran berpusat pada mahasiswa
sebagaimana telah dipaparkan pada minggu pertama perkuliahan.
Tugas mandiri kedua bersifat bebas, dan tidak ada batasan maksimum untuk
membaca dan mengkoleksi sumber belajar, namun setiap minggu dianjurkan untuk
setidaknya membaca dari satu sumber belajar dan diarsip pada map kuliah masing-
masing. Sebagai bukti bahwa setiap sumber belajar yang diakses telah dipelajari,
maka mahasiswa harus membuat ringkasan dan komentar/catatan kritis dari sumber
belajar tersebut yang diketik rapi dengan panjang ringkasan dan komentar/catatan kritis
maksimum 1 (satu) halaman untuk sumber belajar artikel atau sumber bacaan internet,
dan minimum-maksimum 3 - 5 halaman untuk sumber belajar dari buku. Setiap
ringkasan dan komentar/catatan kritis wajib mencantumkan sumber referensi dengan
baik. Salah satu dari upaya pengkayaan kemampuan melalui tugas membaca ini adalah
dengan ”berselancar” di internet untuk menemukan 1 (satu) kasus skandal keuangan
yang terjadi di perusahaan (seperti kasus Enron, dll, terutama kasus yang di Indonesia).
Ringkasan dan komentar/catatan kritis diketik pada kertas A-4, spasi 1, single sided,
jumlah halaman sesuai ketentuan tersebut diatas, font 12, huruf Arial/Times News
Roman/Palatino Lynotype/ Garamound. Setiap minggu atau setiap dua minggu sekali,
terhitung mulai minggu ketiga, tugas individu akan direview dan menjadi bagian dari
keseluruhan tugas untuk matakuliah ini.

8. Tugas Terstruktur Kelompok (TST-K):


Tugas kelompok adalah mendiskusikan setiap kasus sesuai jadwal dan
menuliskan jawabannya dalam format laporan sebagaimana tugas individu hanya
jumlah halamannnya menyesuaikan dengan kebutuhan. Tugas ini ditulis/diketik
dengan Words dan diringkas dalam Power Points. Mulai minggu ke 3 - 4 diskusi
kelompok akan dimulai. Satu atau dua kelompok akan ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil analisis kasus di depan kelas, sehingga secara bergantian setiap
kelompok mendapat kesempatan untuk presentasi di depan kelas. Analisis kasus

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 7 of 12
dianjurkan dapat dievaluasi dengan membaca referensi yang relevan baik itu dari buku
teks atau sumber lain. Disamping presentasi kasus, setiap kelompok dianjurkan untuk
sharing tentang sumber belajar yang paling menarik yang sudah dibaca dan dipilih, serta
dipersiapkan presentasinya oleh kelompok yang bersangkutan. Jadi presentasi setiap
kelompok terdiri dari 2 (dua) bagian: presentasi kasus dan presentasi dari sumber belajar
yang dipilih. Kontribusi masing-masing anggota kelompok harap dituliskan pada
halaman depan tugas kelompok yang dikumpulkan. (Catatan: jika tidak ada kasus yang
ditugaskan pada sesi pertemuan dimaksud maka tugasnya adalah membaca dan
meringkas materi yang akan didiskusikan di kelas. Detail dari hal ini akan disampaikan
tersendiri di kelas)

9. Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)


UTS dan UAS dilaksanakan di kelas dalam bentuk objective test dan
pemecahan kasus atau ditentukan dalam bentuk take home exam. Pemberitahuan Jika
ada perubahan akan disampaikan di kelas.

10. Evaluasi (penyesuaian dapat dilakukan dengan pertimbangan khusus)


Unsur yang dinilai Points Prosentase Range Nilai Nilai
Partisipasi/Kontribusi 100 20 % >= 85% A
TST-Kelompok 75 15 % >= 75% B+
TST-Individu 125 25 % >= 69% B
UTS 100 20 % >= 65% C+
UAS 100 20 % >= 55% C
>= 50% D+
Total 500 100 % >= 45% D
<45% F
Presensi/Kehadiran Kehadiran minimal (sesuai buku pedoman) wajib dipenuhi
untuk dapat berhasil dalam matakuliah ini atau sebaliknya.

11. Standar Etika dan Tata tertib di kelas


Mahasiswa yang menempuh matakuliah ini dianjurkan dan sangat diharapkan
untuk menjunjung tinggi etika dan atau norma akademik yang berlaku, setidaknya
seperti tertuang dalam buku panduan akademik FEB UB, dan lebih dianjurkan lagi
juga diperluas dalam perilaku keseharian, terutama pada saat kuliah. Berhati-hatilah
terkait dengan ancaman dari tindakan plagiarism. Berpakaian dan berperilaku yang
pantas dan sopan, misalnya, juga sangat dianjurkan, untuk membiasakan dan
membangun diri sendiri untuk mempersiapkan diri kelak jika terjun dalam
lingkungan profesi dan masyarakat. Aspek ini menjadi pertimbangan tersendiri dalam
penentuan hasil akhir matakuliah ini. Perlu untuk diingat bahwa bekal untuk hidup di
tengah masyarakat tidaklah cukup hanya dengan kecerdasan otak semata, namun juga
perlu ditopang oleh kekuatan moral dan kebesaran hati.
Telepon genggam (HP) harus dimatikan atau dikondisikan ketika di dalam
kelas, prinsipnya tidak diperkenankan memainkan hp (sms, wa dll.) di dalam kelas,
dan jika ingin menelepon dll dipersilahkan keluar kelas. Berdasar pengalaman

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 8 of 12
sebelumnya, beberapa mahasiswa terpaksa dikeluarkan dari kelas karena melanggar
tata tertib ini. Menggunakan hp di dalam kelas akan mengganggu konsentrasi belajar.
Keterlambatan dosen sampai 15 menit tanpa pemberitahuan bermakna bahwa
kelas ditiadakan. Mahasiswa diharapkan dan dianjurkan masuk kelas sebelum dosen
masuk kelas.

12. Aspek Lingkungan: Keterbatasan


Seiring dengan ”misi” yang diemban matakuliah ini untuk berkontribusi dalam
upaya penyebarluasan upaya pencegahan tindak kecurangan dalam arti luas, maka
delivery process dari matakuliah ini juga diupayakan untuk sejauh mungkin dapat
meminimalisir hal terkait dengan kecurangan. Sayangnya terdapat keterbatasan yang
berpengaruh terhadap upaya pencapaian misi dimaksud. Sebagai contoh, harga buku
ajar yang relatif mahal dan mungkin memberatkan bagi sebagian besar mahasiswa –
dan pada akhirnya mendorong mahasiswa untuk memfotocopy buku atau sumber
belajar yang lain yang memiliki hak cipta--, menjadi salah satu keterbatasan
lingkungan yang pada gilirannya tidak dapat mendukung tercapainya misi secara
utuh dari seluruh proses pembelajaran. Di masa yang akan datang, hal ini secara
bertahap dan berkelanjutan akan diupayakan untuk diperbaiki.

13. Sertifikasi di Indonesia


Lembaga Sertifikasi Profesi – Auditor Forensik (LSP – AF) menyelenggarakan
Sertifikasi Auditor Forensik.

14. Lain-lain:
• Dianjurkan agar setiap mahasiswa memiliki buku pegangan/sumber belajar
(dengan meminjam, membeli, dll) agar dapat mengikuti proses perkuliahan ini
dengan baik. Ketentuan lain, misalnya soal plagiat dll., dapat dipelajari pada Buku
Pedoman Akademik FEB UB.
• Tugas yang dikumpulkan setiap minggu hanya tugas kelompok, kecuali ada
permintaan khusus pada minggu sebelumnya yang disampaikan di kelas. Untuk
tugas individu yang dikerjakan secara mandiri, semuanya diarsip secara mandiri
pada map yang telah disepakati di kelas. Tugas ini akan di review secara ringkas
secara periodik, setiap minggu atau setiap dua minggu sekali, sebelum kelas selesai.
• Ujian susulan baik itu Kuis, UTS maupun UAS tidak dilakukan dalam matakuliah ini
kecuali dalam keadaan khusus yang akan dipertimbangkan kasus per kasus.

Selamat belajar, jika ada kesulitan segera bertemu dosen pengampu untuk berdiskusi.
“Sesungguhnya dibalik kesulitan, ada kemudahan” (QS 94:5)

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 9 of 12
Rencana Kuliah
Sesi Materi Materi Utama Studi Kasus Materi Pendukung –
dibaca mandiri /
didiskusikan di
kelas
1 Penjelasan Materi Perkuliahan dan Metode Course outline, CBL, dll.
Pembelajaran
2 Makna dan ruang lingkup Forensic Accounting AWS Ch. 1 & ACFE, Art GI SC 1-1, 1-2, 1-6
dan Fraud Examination, serta the Nature of Fraud
3 Kompetensi Akuntan Forensik dan Fenomena Hopwood et al. ACFE, PERC, Artikel 01: Skandal
Fraud Global dan di Indonesia TI, World Bank, OECD, KPK Korporasi dan
Akuntan
4 Mengapa Seseorang Melakukan Fraud? AWS Ch. 2 C1-8 Artikel 02: Integrity,
(mengenal teori-teori yang mengksplorasi C2-3, C2-4, C2-8 Compensation
tentang fraud driver: Fraud Triangle, Fraud Systems, Unethical
Diamond, Fraud Star, dan Fraud Pentagon Behaviour, and
Tendency of Fraud:
An Empirical Study
5 Strategi Pencegahan Fraud (Fraud Prevention AWS Ch. 4 C3-1, C3-2, 3, C3-6, Artikel 03: Banford’s
Strategies/ Measures/ Methods) C4-1, C4-5 Law
6 Metode Pendeteksian Fraud dan Mengenal AWS Ch. 5 CS 5-1, 5-2, 5-3 Artikel 04: Model
indikasi/gejaa Fraud AWS Ch. 6 C6-1, C6-2 CD Beneish & Model
Altman untuk
deteksi Fraud
7

UTS

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 1 of 12
7 Fraud Investigation (1) AWS Ch. 7 C7-1, C7-2, C 7-3,
Investigating thefts acts C7-8, C7-12
9 Fraud Investigation (2) AWS Ch. 7 C7-1, C7-2, C7-8
Investigating thefts acts and concealment
9 Fraud Investigation (2) AWS Ch. 7 C7-1, C7-2, C7-8
Investigating thefts acts and concealment

7 Management Fraud: AWS Ch. 10 C10-1, C10-2, C10-4


Financial Statement Fraud
Artikel F/S Fraud + FILM Fraud
8 UTS
9 Fraud Investigation AWS Ch. 7 C7-1, C7-2, C7-8
Investigating thefts acts and concealment
10 Conversion Investigation Methods AWS Ch. 8 C8-1, C8-2, C8-8
11 Investigasi: Teknik Audit vs. Teknik Perpajakan TT, Bab 13 & 14
Tindak Pidana Korupsi dan Pengadaan
12 Inquiry Methods and Fraud Reports AWS Ch. 9 C9-1, C9-2, C9-8
TT, Bab . 19
13 Forensic Accountant: Atribut, Standar, dan Kode TT, Bab 4
Etik Forensic Accountant as an expert witness
STE Ch. 11
14 Kerugian Negara, Penelusuran asset dan TT, Bab 16 & 17
Pemulihan Kerugian TT, Bab 28
15 Whistle Blowing Systems
Integritas & Hasil riset ttg Whistle Blowing
System + FILM Fraud
16 UAS
Sistem Integritas Nasional

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 2 of 12
Whistle blowing

Irianto, G., Sudarma, M., Ludigdo, U., Nurlita, N., & Rofiq, A. (2015a). Integrity, Compensation Systems, Unethical Behaviour, and Tendency of
Fraud: An Empirical Study. Research Paper dipresentasikan pada the 2nd. Global Conference on Business and Social Sciences, Bali 17-
18 September.
Irianto, G., Nurlita, N., & Firmanto, Y. (2015b). Teknologi, Tendensi Fraud, dan Fraud Star. Penelitian belum dipublikasikan didukung
pendanaan dari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Irianto, G., Baridwan, Z., Adam, H., dan Haris, L. (2015c). Konstruksi Model Pencegahan Fraud. Penelitian belum dipublikasikan didukung
pendanaan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Irianto, G., Novianti, N., dan Wulandari, P.P. (2014). “Kamuflase” dalam praktik Rotasi Auditor. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 5,
No. 3, Desember, hal. 393-408.
Irianto, G., Novianti, N., Rosalina, K., & Firmanto, Y. (2012). Integrity, Unethical Behaviour, and Tendency of Fraud. EKUITAS, Jurnal
Ekonomi dan Keuangan, 16 (2), 144-163.
Irianto, G. (2003), “Skandal Korporasi dan Akuntan”, Lintasan Ekonomi, Vol. XX No. 2, Juli, hal. 104-14 [GI]
Jain, A. K. (2001), The Political Economy of Corruption , London, Routledge [JAK]
Kartikasari, R. dan Irianto, G. (2010), “Penerapan Model Beneish (1999) dan Model Altman (2000) dalam Pendeteksian Kecurangan
Laporan Keuangan”, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 1 No. 2, Agustus, hal. 329-346. [KIG]

©Gugus Irianto, Forensic Acct. aud Fraud Examination, RPKPS, Revised 2/13/2020, 6:51:45 PM, p. 3 of 12

Anda mungkin juga menyukai