Anda di halaman 1dari 19

www.serpihanilmuku.blogspot.

com
Program Studi Ilmu Keperawatan B
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
2011
www.serpihanilmuku.blogspot.com
KOLESISTITIS
-----Nasrullah-----

DEFINISI

Kolesistitis adalah Inflamasi kantung empedu akut atau kronis yang


disebabkan oleh batu empedu yang terjepit dalam saluran sistik dan disertai
inflamasi di balik obstruksi (Williams&Wilkins, 2011)
Kolesistitis adalah Inflamasi kandung empedu akut atau kronik (Ovedoff,
2002)

ETIOLOGI
- Penyebab tersering obstruksi duktus oleh batu empedu
- Kolelitiasis terdapat lebih dari 80%
- Infeksi bacterial dapat terjadi karena adanya obstruksi
- Proses inflamasi berkembang relative lambat tetapi dapat berkembang
menjadi empiema, gangren dan perforasi
- Penyakit kronik sering terjadi setelah serangan inflamasi akut yang
berulang-ulang secara terpisah tetapi mungkin berkembang berangsur-
angsur tanpa terjadi eksaserbasi akut

PATOFISIOLOGI

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Peningkatan kadar lemak
darah

Pembentukan batu empedu

Kolelitiasis

Konstruksi batu empedu


semakin tidak teratur dan Sumbatan saluran empedu
tajam
Bilirubin mengalami arus
balik ke vaskuler
Pelepasan mediator nyeri Kerusakan jaringan
(histamin, bradikinin, Peningkatan bilirubin di
prostaglandin, serotonin) darah
Kolesistitis

Ikterus

Ujung saraf bebas Respon inflamasi/radang


Pengeluaran bilirubin melalui
serabut tipe C
kulit
Peningkatan vaskularisasi

Medula spinalis Gatal


Permeabilitas pembuluh
darah meningkat
Korteks Somatosensorik
Kebocoran cairan
intravaskuler ke intertisiel
Nyeri
Oedema
Peningkatan tekanan
Berlanjut intraabdominal

Perforasi Penekanan gaster

Mual/muntah
Peritonitis

Defisit volume Gangguan


cairan pemenuhan nutrisi

www.serpihanilmuku.blogspot.com
MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri abdomen timbul berangsur-angsur mungkin didahului oleh nyeri
epigastrium tetapi segera menetap di daerah subkostal kanan dan mungkin
terasa pada punggung di bawah scapula.
- 95% pasien kolesistitis akan menderita kolelitiasis
- Riwayat kolik bilier: anoreksia, mual dan muntah, serta demam sering
terdapat
- Nyeri tekan pada daerah bawah iga kanan; spasme otot polos membatasi
pemeriksaan
- Bila penderita bernapas dalam, nyeri tekan bertambah hebat selama palpasi
bila ibu jari pemeriksa diletakkan pada garis payudara; menyebabkan
pernapasan berhenti (inspiratory arrest)(tanda Murphy)
- Kandung empedu kadang-kadang dapat teraba
- Leukositosis
- Demam
- Diaforesis
- Mual, muntah
- Nyeri tekan kuadran kanan atas
- Peninggian bilirubin ringan
- Peninggian fosfatase alkali
- Ikterus dapat terjadi
- Gatal

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Rontgen abdomen polos (ultrasonografi dan sinar X) menunjukkan 10-15%
batu empedu
- Kolesistogram oral 95% dapat dipercaya bila fungsi hepar dan intestinal
normal, tetapi tidak dapat dipercaya selama serangan akut
- Conputed Tomography Scan (CT-Scan) membantu membedakan sakit kuning
obstruktif dengan non-obstruktif
- Ultrasonografi sangat dapat dipercaya, terutama pada penyakit akut
- Kolangiografi intravena, transhepatik dan endoskopik retrograde juga
dilakukan

www.serpihanilmuku.blogspot.com
- Kenaikan indeks ikteerik dan kenaikan kadar bilirubin total, bilirubin urin dan
alkalin fosfatase mendukung diagnosis
- Jumlah sel darah putih sedikit meningkat saat serangan kolesistitis
- Kadar amilase serum membantu membedakan penyakit kantung empedu dan
pancreatitis

KOMPLIKASI
- Komplikasi kantung empedu (empiema, hidrops mukokel, atau gangrene);
gangren bisa menyebabkan perforasi, sehingga menyebabkan peritonitis,
pembentukan fistula, pancreatitis, empedu seperti air lemon dan kantung
empedu porselen

PENATALAKSANAAN
- Bila perlu dirawat di rumah sakit, pasien mungkin membutuhkan pemasukan
pipa nasogastrik, pemberian cairan IV dan pemberian antibiotik dalam
serangan akut
- Antibiotik bagi kasus-kasus infeksi, biasanya ampicilin intravena
- Sefalosporin generasi ketiga dan metronidazol atau ampisilin-sulbaktam
(Unasyn) akan mencakup organism penyebab yang paling sering
- Pembedahan merupakan pilihan penanganan bagi penyakit kantung empedu
dan saluran empedu (Kolesistektomi)
- Makanan rendah lemak mencegah serangan
- Vitamin K dapat menangani rasa, gatal sakit kuning dan kecenderungan
perdarahan

PROGNOSIS
- Biasanya baik dengan pembedahan
- Nyeri dan gejala-gejala mungkin menetap setelah kolesistektomi

www.serpihanilmuku.blogspot.com
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

TaHAPAN PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian

Pengumpulan data

Validasi data

Identifikasi masalah

Diagnosis Keperawatan

Perencanaan
(Intervensi)

Prioritas masalah

Penetapan tujuan dan kriteria hasil

Penetapan rencana tindakan

Pelaksanaan
(Implementasi)

Tindakan mandiri keperawatan

Tindakan kolaborasi keperawatan

Evaluasi

Proses

Hasil

www.serpihanilmuku.blogspot.com
PENGKAJIAN
- Anamnesis
Identitas Pasien
 Nama :
 Tempat tanggal lahir :
 Status perkawinan :
 Agama :
 Pendidikan :
 Alamat :
 Keluarga yang dapat dihubungi :

Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
Dapatkan data mengenai keluhan utama (gejala yang paling
dirasakan) atau gejala yang menyebabkan pasien datang ke tempat
pelayanan kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarang


Dapatkan data mengenai kronologis kejadian sehingga muncul
keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan.
- Bagaimana gejalanya? (mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus,
serangan hilang timbul, berubah-ubah dalam waktu tertentu)
- Tempat dan sifat gejala (menjalar, menyebar, berpindah-pindah, atau
menetap)
- Berat ringannya keluhan dan perkembangannya (menetap, cenderung
bertambah, atau berkurang)
- Berapa lama keluhan berlangsung?
- Kapan dimulainya?
- Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meringankan gejala?

www.serpihanilmuku.blogspot.com
 Riwayat kesehatan masa lalu
Dapatkan data mengenai
a. Riwayat pemakaian obat-obatan : jenis obat, dosis yang dikonsumsi,
cara pemakaian dll
b. Pengalaman masa lalu tentang kesehatan : riwayat sakit dengan gejala
yang sama, pengalaman perawatan di rumah sakit, pengalaman
tindakan bedah (operasi), pengalaman kecelakaan, dll

 Riwayat kesehatan keluarga


Dapatkan data mengenai penyakit menular atau menurun yang
dimiliki keluarga. Seperti TBC, Diabetes, Hipertensi dll. Apakah terdapat
keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien? dll

 Riwayat kesehatan lingkungan


Dapatkan data mengenai lingkungan rumah tempat tinggal pasien
sekarang. Apakah sedang terjadi wabah penyakit di lingkungan rumah
tempat tinggal pasien? Apakah merupakan daerah industri (rawan polusi)?
lingkungan yang kurang sehat? Kondisi rumah(ventilasi, jendela, kamar
mandi/MCK) yang memadai? Dll

 Riwayat psikososial
Dapatkan data mengenai masalah-masalah psikologis yang dialami
pasien. Seperti beban pekerjaan, hubungan dengan lingkungan sosial
(keluarga dan masyarakat), segalah hal yang menyebabkan stress psikis
pada pasien yang berhubungan dengan kontak sosial.

 Riwayat tumbuh kembang (khusu pasien anak)


a. Riwayat pertumbuhan
Dapatkan data mengenai status pertumbuhan pada anak.
Pertumbuhan didefinisakan sebagai pertambahan ukuran tubuh anak
baik berat, tinggi badan, pertambahan panjang dll. Apakah pernah
mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan terjadi pada usia
berapa?. Lihat catatan kesehatan seperti KMS gali data mengenai

www.serpihanilmuku.blogspot.com
riwayat berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar dada,
lingkar kepala dll
b. Riwayat perkembangan
Dapatkan data mengenai status perkembangan pada anak.
Perkembangan didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan yang
dimiliki anak. Gali data mengenai kemampuan berbahasa, motorik
kasar dan halus, interaksi sosial. DDST II (Denver Development Screning
Test II) dapat digunakan untuk menggali data perkembangan anak.

 Riwayat imunisasi (khusus pasien anak)


Dapatkan data mengenai riwayat pemberian imunisasi pada anak,
apakah anak mendapatkan imunisasi dengan lengkap atau tidak?. Imunisasi
dasar yang diberikan pada anak adalah BCG, DPT, Polio, Hepatitis,
Campak, dan imunisasi ulang (Booster)

 Riwayat kebidanan (Maternitas)


Dapatkan data mengenai
a. Riwayat haid: pertama kali haid (menarche), siklus haid teratur atau
tidak, kapan terakhir haid dll
b. Riwayat kehamilan: apakah pernah hamil kembar?, persalingan dengan
penyulit, persalinan dengan pembedahan (SC), keguguran, hamil
anggur, kehamilan dengan penyakit penyerta seperti eklamsia dll
c. Riwayat perkawinan: apakah pernah menikah lebih dari 1 kali dll.

Fungsi Kesehatan
 Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Data yang dikaji antara lain persepsi terhadap penyakit, persepsi terhadap
arti kesehatan, persepsi terhadap penatalaksanaan kesehatan.

 Aktivitas fisik
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian aktivitas fisik adalah
kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan ADL
0 = mandiri

www.serpihanilmuku.blogspot.com
1 = menggunakan alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan peralatan
4 = ketergantungan atau tidak mampu
Yang dimaksud ADL antara lain seperti makan, berpakaian, mandi,
toileting, mobilitas ditempat tidur, berbelanja, memasak, berpindah,
berjalan, ROM dll

 Nutrisi
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian nutrisi meliputi diet
khusus atau suplemen yang dikonsumsi, instruksi diet sebelumnya, nafsu
makan, jumlah makanan atau minuman serta cairan yang dikonsumsi setiap
hari, fluktuasi BB, gangguan pada pencernaan, komposisi makanan yang
dikonsumsi (termasuk didalamnya pemenuhan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dll)

 Eliminasi
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian eliminasi meliputi pola
kebiasaan defekasi setiap hari, ada/tidaknya konstipasi, diare,
inkontinensia, disuria, nocturia, hematuria, retensi, inkontinensia.

 Istirahat dan tidur


Data yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian istirahat tidur
meliputi jumlah tidur pada malam hari, pagi dan siang. Masalah tidur
seperti insomnia, mimpi buruk, mudah terbangun dll

 Kognitif dan persepsi


Data yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian kognitif persepsi
adalah kondisi mental seperti gangguan orientasi, kacau mental,
menyerang, apatis, cara bicara normal atau tidak, bicara berputar-putar
atau juga afasia, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengerti,
gangguan pendengaran, penglihatan, adanya persepsi sensorik (nyeri),
penciuman dll.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
 Koping terhadap stress
Data yang perlu dikumpulkan termasuk mekanisme koping yang
digunakan pada saat terjadinya masalah atau kebiasaan menggunakan
mekanisme koping serta tingkat toleransi terhadap masalah.

 Konsep diri
Data yang perlu dikumpulkan adalah persepsi tentang dirinya dari
masalah-masalah yang ada, seperti perasaan cemas, ketakutan atau
penilaian terhadap diri mulai dari peran, ideal diri, konsp diri, gambaran
diri dan identitas tentang dirinya.

 Pola seksual dan reproduksi


Data yang perlu dikumpulkan mengenai masalah menstruasi, pap
smear, pemeriksaan payudara atau testis sendiri tiap bulan, dan masalah
seksual yang berhubungan dengan penyakit.

 Hubungan dan peran sosial


Data yang perlu dikumpulkan adalah pekerjaan, status pekerjaan,
kemampuan bekerja, hubungan dengan klien atau keluarga, dan gangguan
terhadap peran yang dilakukan.

 Nilai dan keyakinan


Data yang perlu dikumpulkan adalah keyakinan yang dimiliki klien
yang berhubungan dengan kesehatan atau kesakitannya. Keyakinan akan
kesembuhan atau kematian. Dan nilai-nilai yang dianut yang berhubungan
dengan spiritual dan budaya.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
- PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Pengkajian keadaan umum meliputi kesan secara umum pada
keadaan sakit termasuk ekspresi wajah (cemberut, grimace, lemas) dan posisi
pasien. Kesadaran yang meliputi penilaian secara kualitatif (komposmentis,
apatis, somnolen, sopor, soporokoma, koma) dapat juga menggunakan GCS.
Lihat juga keadaan status gizi secara umum (kurus, ideal, kelebihan berat
badan)

Pemeriksaan tanda-tanda vital


Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah,
nadi(frekwensi,kualitas, irama), pernapasan (frekwensi, kedalaman, irama,
pola penapasan), suhu tubuh, skala nyeri

Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah bening


Kulit meliputi warna (adanya pigmentasi, sianosis, ikterus, pucat,
eritema), turgor, kelembaban, edema, bekas luka dll
Rambut dapat dinilai dari warna, kelebatan, distribusi, bau, keadaan
kusut dan kering dll.
Kelenjar getah bening dapat dinilai dari bentuknya serta tanda-tanda
radang yang ada di daerah sevikal anteritor, inguinal oksipital dan
retroaurikular

Pemeriksaan kepala dan leher


Periksa bentuk dan ukuran kepala, rambut dan kulit kepala, ubun-
ubun (fontanel), struktur wajah (simetris atau tidak), ada tidaknya
pembengkakan.dll
Pada mata dapat dilihat dari visus, palpebra, alis bulu mata,
konjungtiva, sklera, kornea, pupil dan lensa. dll
Pada telinga dapat dilihat dari daun telinga, liang telinga, membran
timpani, mastoid, ketajaman pendengaran.dll

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Hidung dan mulut, ada atau tidaknya trismus (kesukaran membuka
mulut), bibir, gusi ada atau tidaknya tanda radang, perdarahan lidah, salvias,
faring, larring dll.
Periksa ada atau tidaknya kaku kuduk, massa di leher (jika ada
periksa ukuran, bentuk, posisi, konsistensi) dan ada atau tidaknya nyeri telan
dll.

Pemeriksaan dada
Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung. Secara umum
periksa bentuk dada dan keadaan paru (simetris atau tidak), pergerakan
napas, ada atau tidaknya fremitus suara, krepitasi, perkusi daerah dada untuk
menentukan batas kelainan, dan auskultasi untuk menentukan abnormalitas
sistem pernapasan. Pada saat pemeriksaan jantung, periksa denyut apeks
(dikenal dengan iktus kordis) dan aktivitas ventrikel, getaran bising (thrill)
bunyi jantung tambahan atau bising jantung dll.

Pemeriksaan abdomen
Data yang dikumpulkan antara lain adalah ukuran atau bentuk perut,
dinding perut, bising usus, adanya ketegangan dinding perut, atau adanya
nyeri tekan. Selanjutnya lakukan palpasi pada organ hati, limpa, ginjal,
kandung kencing untuk memeriksa ada atau tidaknya nyeri dan pembesaran
pada organ tersebut. Kemudian periksa daerah anus, rektum dan genetalia.

Pemeriksaan ekstrimitas dan neurologis


Pemeriksaan anggota gerak ini meliputi adanya rentang gerak,
keseimbangan dan gaya berjalan, genggam tangan, dan otot kaki. Periksa
apakah ada kontraktur atau tidak dll
Kemudian, pada pemeriksaan neurologis periksa tanda-tanda
gangguan neurologis seperti kejang, tremor, parese dan paralisis,
pemeriksaan reflek superficial, reflex tendon dalam, refleks patologis, tanda
rangsang meningeal, kaku kuduk, pemeriksaan brudzinzki, dan tanda kerning
Pengkajian keperawatan
(hambatan atau rasa yang disajikan
sakit daerah ekstrimitas bawah ketika dilakukan flesksi),
merupakan pengkajian secara umum,
uji kekuatan
pengkajian otot tonus,
terfokus pemeriksaan
InsyaAllah akan saraf otak dll.
dijabarkan dilain kesempatan
www.serpihanilmuku.blogspot.com
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan (mukosa lambung)


2. Ketidakseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan
muntah

Diagnosa Keperawatan yang muncul dapat


berubah atau bertambah sesuai data yang
didapatkan dari pengkajian

www.serpihanilmuku.blogspot.com
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NURSING CARE PLAN)

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Nyeri Tujuan: 1. Pantau tingkat dan intensitas 1. Tingkat dan intensitas nyeri
Setelah dilakukan nyeri merupakan data dasar yang
perawatan selam , klien 2. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dibutuhkan perawat sebagai
melaporkan nyeri dalam) pedoman pengambilan intervensi,
berkurang atau hilang. 3. Beri kompres hangat (hati-hati sehingga setiap perubahan yang
Klien dapat dengan klien yang mengalami terjadi harus terus dipantau.
mengkompensasi nyeri perdarahan) 2. Teknik relaksasi (nafas dalam) dapat
dengan baik 4. Beri posisi yang nyaman membantu menurunkan ketegangan
5. Kondisikan lingkungan yang otot, menurunkan mediator stress
Kriteria Hasil: tenang di sekitar klien seperti katekolamin dan menigkatkan
- Skala nyeri 0-4 6. Kolaborasi pemberian analgesik endorphin yang dapat membantu
- Grimace (-) sesuai program terapi untuk mengurangi rasa nyeri.
- Gerakan melokalisir 3. Kompres hangat dapat memberikan
nyeri (-) efek vasodilator dan relaksasi otot
- Gerakan bertahan sehingga dapat digunakan sebagai
(defensife) pada terapi penurun ketegangan yang
daerah nyeri (-) dapat berpengaruh terhadap
- Klien tenang penurunan nyeri. Namun harus
diperhatikan penggunaannya pada
pasien dengan perdarahan.
4. Posisi yang nyaman membantu
menurunkan ketegangan otot. Posisi
tidur yang salah dapat mencetuskan
kekakuan otot yang mengakibatkan
rasa nyaman terganggu
5. Kondisi lingkungan yang tenang
dapat membantu menurunkan tingkat
stress klien sehingga dapat
mempengaruhi respon klien

www.serpihanilmuku.blogspot.com
terhadap nyeri.
6. Analgesik berfungsi untuk melakukan
hambatan pada sensor nyeri
sehingga sensasi nyeri pada klien
berkurang.

2 Ketidakseimbangan Tujuan: 1. Berikan perawatan oral teratur 1. Perawatan oral dapat mencegah
Nutrisi Klien memenuhi 2. Catat berat badan saat masuk ketidaknyamanan karena mulut
kebutuhan nutrisi harian dan bandingken dengan saat kering, bibir pecah dan bau tidak
sesuai dengan tingkat berikutnya sedap yang dapat menurunkan nafsu
aktivitas dan kebutuhan 3. Pemeriksaan laboratorium/Hb- makan klien
metabolik Ht-elektrolit-Albumin 2. Berat badan merupakan data yang
4. Jelaskan tentang pengontrolan diperlukan perawat untuk
Kriteria hasil: dan pemberian konsumsi mengevaluasi perkembangan terapi
-Klien dapat menjelaskan karbohidrat, lemak (makanan nutrisi klien sehingga perawat dapat
tentang pentingnya rendah lemak dapat mencegah menyesuaikan terhadap kebutuhan
nutrisi bagi klien serangan pada klien dengan intervensi
-Bebas dari tanda kolelitiasis dan kolesistitis), 3. Nilai laboratorium merupakan data
malnutrisi protein, vitamin, mineral dan yang diperlukan perawat untuk
-Mempertahankan berat cairan yang adekuat mengevaluasi keberhasilah atau
badan stabil 5. Konsultasikan dengan ahli gizi keefektifan intervensi sehingga
-Nilai laboratorium untuk menetapkan kebutuhan perawat dapat menentukan
normal (Hb, Albumin) kalori harian dan jenis makanan intervensi yang sesuai bagi klien
yang sesuai bagi klien 4. Pendidikan pada klien perlu
6. Anjurkan klien istirahat sebelum dilakukan agar klien mengerti dan
makan paham tentang intervensi yang
7. Tawarkan Makan sedikit namun dilakukan perawat sehingga
sering diharapkan klien dapat bersikap
8. Batasi asupan cairan saat makan adaptif.
9. Sajikan makanan dalam keadaan 5. Ahli gizi dapat menghitung kalori
hangat yang dibutuhkan klien menurut
Kolaborasi cairan. IV aktivitas yang dilakukan klien,
sehingga diharapakan jumlah asupan
kalori yang dikonsumsi klien dapat

www.serpihanilmuku.blogspot.com
memenuhi kebutuhan harian, tidak
kekurangan dan tidak berlebihan.
6. Kondisi tegang dapat menurunkan
nafsu makan klien, istirahat dapat
mengurangi ketegangan klien
sehingga dapat membantu klien
dalam meningkatkan nafsu makan
7. Makan terlalu banyak dalam satu
waktu dapat menyebabkan distensi
lambung yang berakibat
ketidaknyamanan bagi klien
sehingga nafsu makan klien makin
menurun
8. Asupan cairan berlebih saat makan
menyebabkan distensi lambung
yang mengakibatkan
ketidaknyamanan.
9. Makanan yang sudah dingin
menyebabkan rasa yang kurang
menyenangkan bagi klien sehingga
Intervensi keperawatan dapat disesuaikan menurunkan nafsu makan klien
dengan kondisi lingkungan (budaya, nilai, 10. Cairan glukosa IV dapat diberikan
sumberdaya dll) setempat apabila pasien benar-benar tidak
mendapatkan asupan per-oral,
Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi cairan glukosa IV juga dapat
tidak disajikan dikarenakan tidak menyediakan kalori bagi klien
dilakukannya intervensi yang dibuat sehingga klien tidak mengalami
kekurangan nutrisi yang ekstrim.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Daftar pustaka

Bresler, Michael Jay. 2007 Manual Kedokteran Darurat. Jakarta: EGC


Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis.
Jakarta: EGC
Chang, Ester. 2010. Patofisiologi: Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Grabber, Mark A. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi
KOnsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika
Ovedoff, David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC
Setiawati, Santun. 2008. Panduan Praktis Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media
Williams & Wilkins. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: PT.
Indeks

KUNJUNGI

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Dapatkan Dokumen-Dokumen Keperawatan Yang Lebih
Lengkap

“G R A T I S”

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai