Anda di halaman 1dari 3

1.

Teori tentang kecemasan menurut beberapa tokoh :


- Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap
manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya
(Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).
- Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu
dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang
sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung
dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10).
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri, 2007:73)
kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan
hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau
yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan,
apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam
kehidupannya. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi
suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada
umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai
perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010:104).
- Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan
dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena
adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang
sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi.
- Sedangkan Siti Sundari (2004:62) memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang
menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan.
- Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163) memberikan
pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri
keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan
kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan adalah rasa khawatir
, takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar
dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang
terganggu. Keduaduanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari
pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D. Gunarsa, 2008:27). Kesimpulan
yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa kecemasan adalah rasa takut
atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan
kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi.
2. Apa yang dimaksud gugahan (arousal) itu ?
Arousal atau gugahan adalah aktivasi fisiologi dan psikologi secara umum yang
bervariasi dari tidur nyenyak sampai kesenggangan yang sangat intens (Gould & Krane,
1992 dalam Jarvis, 1999). Pada saat seseorang dalam kondisi tidur, atau melamun atau
sedang bersantai, maka orang tersebut bisa dikatakan sedang berada dalam kondisi
arousal yang rendah, sedangkan ketika seseorang sedang menonton film komedi yang
sangat lucu, atau marah atau sedih, maka dia dikatakan sedang dalam kondisi arousal
yang tinggi.

3. Apa yang dimaksud dengam stress? Sebutkan tanda-tanda psikisnya dan perilaku dari
stress!
- Stress adalah proses dimana seorang individu merasa menerima tekanan dan
meresponnya dengan serangkaian perubahan-perubahan fisik dan psikis termasuk
meningkatkan arousal dan merasakan cemas. Jadi, stress mempunyai dimensi yang
lebih luas dibandingkan arousal dan anxiety. Kita merasakan stres ketika
berhadapan dengan tuntutan yang sulit untuk kita penuhi dan akan berdampak
serius jika tidak dilaksanakan. Jika stres berlangsung lama dan dengan kuantitas
serta kualitas yang tinggi, maka akan menjadi gangguan emosi yang berbahaya.
4. Hubungan anatara kecemasan dengan performance atlet saat bertanding adalah:
a. Model Catastrophe
Model ini merupakan penyempurnaan dari hipotesis U-terbalik. Menurut teori ini,
terkadang seorang atlet mengalami penurunan secara drastis dalam penampilannya
meskipun tingkat arousalnya masih cukup tinggi. Penurunan drastis inilah yang
disebut dengan catastrophe.
b. Zone of Optimal Functioning
Teori lain yang merupakan pengembangan dari teori Hipotesis U-terbalik adalah
teori Zone of Optimal Functioning (ZOF). Menurut teori ini, masing-masing
individu mempunyai zona optimal tersendiri yang mengakibatkan masing-masing
individu mempunyai dampak atas anxiety yang berbeda-beda.
Teori ini membawa dampak bahwa seorang pelatih harus benar-benar memahami
kondisi mental para atletnya untuk menentukan program yang sesuai dengan
dirinya.

Gunarsa (1996 : 63) menyimpulkan hubungan kecemasan bertanding dalam


hubungannya dengan pertandingan sebagai berikut:
a. Sebelum pertandingan dimulai, kecemasan akan naik yang disebabkan oleh
bayangan berat tugas atau pertandingan yang akan dihadapi.
b. Selama pertandingan berlangsung, tingkat kecemasan biasanya mulai menurun.
c. Mendekati akhir pertandingan, tingkat kecemasan biasanya akan naik lagi terutama
bila skor pertandingan berimbang.
Berdasarkan uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan bertanding
merupakan reaksi emosi negatif atlet terhadap keadaan tegang dalam menilai situasi
pertandingan, yang ditandai dengan perasaan khawatir, was-was, dan disertai
peningkatan gugahan sistem faal tubuh, sehingga menyebabkan atlet merasa tidak
berdaya dan mengalami kelelahan karena senantiasa berada dalam keadaan yang
dipersepsi mengancam.

Anda mungkin juga menyukai