1.Bilateral
Contohnya :
o Indonesia dengan RRC (1955) tentang Penyelesaian
dwikewarganegaraan. Indonesia dengan Thailand tentang
garis batas laut Andaman sebelah utara selat Malaka 1071.
o Indonesia dengan Malaysia tentang Ektradisi 1974.
o Indonesia dengan Australia tentang Pertahanan dan Keamanan
kedua negara 1995.
2.Multilateral
Contohnya :
Sebagai negara yang berada dalam kawasan Asia tenggara Indonesia sepatutnya memiliki
hubungan baik dengan negara-negara yang berada dalam satu kawasan. Kawasan Asia
Tenggara merupakan kawasan strategis bagi Indonesia dalam menjalin kerjasama antar
negara. Setelah memprakarsai terentuknya ASEAN, Indonesia juga lebih aktif dalam forum-
forum pertemuan ASEAN. Indonesia juga menjadi negara yang aktif dalam memprakarsai
kerjasama-kerjasama anatara negara-negara di Asia Tenggara baik secara bilateral maupun
multilateral. Dalam konteks hubungan bilateral Indonesia melakukan kerjasama dengan
negara-negara dikawasan Asia Tenggara dalam bidang perekonomian, politik dan lainnya.
Bukan hanya dengan Singapura, dengan Malaysia dan juga negara-negara lainnya di Asia
Tenggara Indonesia memiliki hubungan bilateral. Dengan pemerintah Singapura Indonesia
memiliki hubungan dalam bidang perekonomian, khususnya bidang investasi. Terdapat enam
sektor yang menjadi fokus utama pemerintah Indonesia dan Singapura dalam bidang
perekonomian. Enak sektor tersebut yaitu: Kerjasama pelayaran khusus pariwisata,
pengaturan jakur penerbangan, ketenaga kerjaan, agribisnis, dan investasi. Lalau dengan
Malaysia Indonesia memiliki hubungan kerjasama, seperti pengiriman tenaga kerja,
walaupun sering bersengketa dengan pemerintah Malaysia tidak dapat dipungkiri pemerintah
Indonesia masih membuka hubungan baik dalam konteks bilateral.
Dalam konteks hubungan multilateral Indonesia dalam forum ASEAN membuka dan
memfasilatasi hubungan kersama. Seperti membuat kesepakatan kerjasama ASEAN Free
Trade Area.
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan perjanjian antara negara-negara yang
berada di kawasan Asia Tenggar, yang tergabung dalam ASEAN (Associate of South East
Asia Nation). AFTA merupakan suatu kesepakatan dalam bidang ekonomi mengenai sektor
produksi lokal di negara-negara ASEAN. Perjanjian ini ditandatangani pada 28 Januari 1992
di Singapur. Pada saat itu ASEAN terdiri dari enam negara anggota yaitu, Brunei, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapur dan Thailand. Sekarang ASEAN terdiri dari sepuluh negara dan
seluruh negara di ASEAN telah menandatangani perjanjian AFTA. Tujuan diadakannya
perjanjian ini adalah:
· Untuk meningkatkan daya saing produksi negara-negara ASEAN dalam pasar dunia dengan
menghilangkan tarriff dan non-tarriff bariers.
Negara anggota ASEAN sepakat untuk menandatangani AFTA untuk bekerjasama dalam
bidang ekonomi. Pandangan negara-negara anggota ASEAN untuk kemajuan perekonomian
di wilayah Asia Tenggara jelas patut dipertanyakan keseriusannya. Jika kerjasama ini
dilakukan namun tidak ada langkah serius dari masing-masing anggota yang hanya melihat
dampak-dampak negatif dari AFTA mungkin AFTA tidak akan berjalan hingga saat ini yang
kurang lebih sudah 6 tahun efektif
AFTA mulai sepenuhnya berlaku pada tanggal 1 Januari 2004[1], setelah melalui proses
sosialisasi pemotongan bea masuk barang dan ditahun 2008 bea tarif tersebut dihilangkan.
Hal ini berbeda dengan Uni Eropa, dalam AFTA tidak diterapkan tarif eksternal umum pada
barang-barang impor. Artinya anggota ASEAN bebas mengenakan tarif pada barang yang
masuk dari luar ASEAN didasarkan pada ketetapan yang telah dibuat oleh masing-masing
negara ASEAN.