Anda di halaman 1dari 1

Setelah Singapura, Jepang merupakan negara dengan penanaman modal asing (PMA)

terbanyak kedua di Indonesia. Perjanjian perdamaian antara Indonesia dan Jepang yang dilakukan
pada bulan April 1958 merupakan awal dari berjalannya 60 tahun hubungan baik kedua negara.
Pada tahun 2007 saja diketahui sejumlah 20 persen ekspor Indonesia masuk ke Jepang, dan 14
persen impor Indonesia berasal dari Jepang. Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu dari lima
negara pasar terbesar bagi Jepang dalam impor barang. Sementara Jepang termasuk dalam tiga
besar negara sumber investasi bagi Indonesia. Nilai perdagangan kedua negara mengalami
perubahan sejak tahun 1990 dimana pada tahun 1998 dan 2009 terjadi penurunan ekspor dan impor
karena adanya krisis keuangan yang melanda Jepang dan negara lain, termasuk Indonesia.
Kesepakatan kerja sama Indonesia-Jepang pertama kali dilakukan pada Juli 2008 melalui
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Perdana Menteri Shinzo Abe menandatangani kesepakatan tersebut pada 20
Agustus tahun 2007 dan mulai berlaku pada 1 Juli 2008. Kesepakatan tersebut dibuat oleh kedua
negara sebagai bentuk adanya kepercayaan atas mitra dagang strategis, dan ikatan ekonomi yang
telah terjalin meliputi baik perdagangan maupun investasi. Dibandingkan dengan perjanjian
perdagangan bebas, hal yang paling penting tentang perjanjian kerjasama ekonomi yaitu kerjasama
tidak hanya mencakup pada liberalisasi dan fasilitasi perdagangan, seperti menurunkan tarif atau
hambatan perdagangan, tetapi juga pada peningkatan kapasitas untuk membuat industri lebih
kompetitif.
Menurut pandangan saya, adanya PMA padda Indonesia memiliki beberapa keuntungan.
Misalnya dapat meningkatkan taraf ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja. memacu
pembangunan dengan adanya ketersediaan modal dari investor asing, dapat meningkatkan
peran Indonesia di pasar ekonomi dunia, memajukan teknologi yang ada dalam negeri dengan
edukasi teknologi maju dari perusahaan asing dan terlebih modal asing dapat dimanfaatkan oleh
negara berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Tetapi
PMA juga akan memberikan beberapa dampak negative misalnya terjadinya kerusakan lingkungan
karena eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, masyarakat menjadi konsumtif dan terjadi
pencemaran lingkungan karena pembuangan limbah perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai