NIM : B10121162
Kelas : C Administrasi Publik
"Akibat 22,5% itu kita sudah sulit besaing dengan mereka. Alasannya, mereka sudah
melakukan apa yang disebut FTA dengan Eropa. Indonesia ketinggalan dalam hal ini," kata
Bachrul usai rakor soal FTA di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/3/2015)
Kasus serupa juga terjadi di Jepang, tuna asal Indonesia harus kena bea masuk impor
7,5%, sedangkan di negara lain hanya 0%. Padahal Indonesia dan Jepang sudah ada
kerjasama perdagang bebas bilateral dengan Jepang yaitu Indonesia Japan Economic
Partnership Agreement (IJEPA).Menurut Bachrul dengan posisi Indonesia yang belum masuk
FTA dengan kawasan lain, dan adanya FTA yang sudah berlaku namun belum memberikan
keuntungan, maka investor kurang tertarik masuk Indonesia. Alasannya investor akan
memilih masuk ke negara yang sudah banyak perdagangan bebas, sehingga pasarnya akan
lebih luas dan besar.
"Walau Indonesia punya demografi tenaga kerja yang cukup, infrastruktur akan
membaik, tetap kalau pasarnya cuma 250 juta jiwa mereka kurang tertarik, karena mereka
mampu lebih dari 250 juta penduduk," jelasnya.Bachrul mengatakan, posisi pemerintahan
saat ini terus mendukung adanya FTA namun akan dievaluasi dari sisi keuntungan bagi
Indonesia, terutama dari mendorong ekspor dan menarik investasi ke dalam negeri.
"Kalau kita tidak terbuka, kita kehilangan 'kereta' dengan negara lain, kita kehilangan
investasi, kita kehilangan kemampuan mendorong ekonomi yang kita harapkan," katanya.
Terkait dengan Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), telah disepakati
akan dievaluasi. Pemerintah Indonesia sudah melakukan pertemuan dengan Jepang.
"FTA kebijakan Jokowi-JK dalam rangka mengamankan ekspor Indonesia," katanya.
Ia mengaku dalam rapat internal pemerintah, ada beberapa Kementerian menyarankan agar
beberapa FTA untuk dihentikan, namun kini arahannya berubah, yaitu FTA diminta untuk
terus lanjutkan dengan evaluasi.
"Umumnya masalah FTA tidak jalan tadi karena masalah transposisi, belum disetujuinya
kesepakatan dengan negara. Contohnya, misal perdagangan untuk pulpen, disepakati 0%,
waktu kita lakukan transposisi justru dikenakan jadi 15% bea masuk. Harusnya itu 0%,"
katanya.