Setiap tanggal 28 Maret warga Demak memperingati hari jadi atau
ulang tahun Kabupaten Demak. Senin, 28 Maret kemarin, kita telah merayakan bersama.
Mengapa hari jadi atau ultah Kabupaten Demak ditetapkan pada
tanggal 28 Maret? Simak saja sejarahnya di bawah ini.
Penetapan ulang tahun Demak tanggal 28 Maret merujuk pada
penetapan hari jadi Kabupaten Demak itu sendiri. Hari jadi itu tak lain adalah tanggal 28 Maret 1503. Secara historis, pada 28 Maret 1503 adalah hari penobatan Raden Patah sebagai Sultan Bintoro atau Raja Kerajaan Demak. Peristiwa itu sendiri dalam penanggalah Hijriah adalah tanggal 12 Rabiulawal atau 12 Mulud Tahun 1425 Saka, yang jika dikonversikan dalam penanggalan masehi menjadi 28 Maret 1503.
Dalam Babat Tanah Jawi, Kota Demak disebut sebagai nama
daerah perantauan Raden Patah. Sunan Ampel memerintahkan Raden Patah untuk merantau ke Barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung hutan atau tanaman Gelagah Wangi. Letak hutan itu berada di Muara Sungai Tuntang, yang sumbernya berada di lereng Gunung Merbabu (Rawa Pening). Lokasi yang dimaksud kanjeng Sunan tak lain adalah kawasan Bintoro.
Prof. Soetjipto Wirjosoeprapto berpendapat, pasca
pembukaan hutan Gelagah Wangi menjadi pemukiman barulah muncul kawasan yang bernama Bintoro. Sumber lain menyebutkan, nama Bintoro diambil dari nama pohon Bintoro yang dulu banyak tumbuh di sekitar hutan Gelagah Wangi. Ciri-ciri pohon Bintoro mulai dari batang, daun dan bunganya mirip dengan pohon kamboja (apocynaceae), hanya saja buahnya agak menonjol seperti buah apel.
Di daerah Bintoro inilah Raden Patah mengukir sejarah mendirikan
Kerajaan Demak yang juga dikenal sebagai Kesultanan Bintoro Demak pada abad ke 16. Itulah riwayat singkat mengapa peringatan ultah Kabupaten Demak ditetapkan pada 28 Maret.
Dirgahayu Kabupaten Demak ke-515. Semoga semakin maju dan