LAPORAN KASUS
ABSTRAK
Meningitis bakterial merupakan penyebab tuli sensorineural didapat yang tersering pada anak-anak
maupun dewasa. Gangguan tersebut akan mempengaruhi kemampuan mendengar dan berkomunikasi
sehari-hari. Penatalaksanaan gangguan pendengaran pascameningitis masih kontroversi, konservatif
atau intervensi dengan implantasi koklea. Dilaporkan satu kasus tulisensorineural derajat sangat
berat bilateral pascameningitis bakteri yang ditangani dengan tindakan implantasi koklea dengan
hasil yang baik. [MEDICINA 2013;44:198-201]
ABSTRACT
Bacterial meningitis is the most common cause of acquired sensorineural hearing loss in both adults
and children. This condition will affect the ability to hear and communicate in everyday life. The
management of hearing loss postbacterial meningitis is still controversial, whether manage with
conservative or intervention with cochlear implantation. A case of bilateral profound sensorineural
hearing loss postbacterial meningitis was reported. Patient was treated by cochlear implantation with
good results. [MEDICINA 2013;44:198-201]
kanan dan kiri (Gambar 1). telinga kanan dan kiri sampai
Timpanometri tipe A kanan dan dengan intensitas 100 dB tidak
kiri. Pemeriksaan otoacoustic terlihat gelombang V, sesuai untuk
emission (OAE) didapatkan refer tuli sensorineural derajat sangat
pada telinga kanan dan kiri. berat (Gambar 2). Hasil Gambar 5. Hasil pemeriksaan
Pemeriksaan brainstem evoked pemeriksaan high resolution radiologi pemasangan elektroda di
response audiometry (BERA) pada computed tomografi (HRCT) dan koklea intraoperasi.
dengan cefotaxim 2 x 1 gram IV bilateral yaitu tidak ada respon pendengaran yang lebih buruk
dan metamizol 3 x 1 ampul IV. pada telinga kanan dan kiri. apabila telah terjadi osifikasi.1,9
Satu hari pascaoperasi bebat Selain itu dengan pemeriksaan Dilakukan pemasangan
dilepaskan dan obat diganti oral. OAE didapatkan refer pada telinga implan koklea pada telinga kanan
Hari ke dua pascaoperasi kanan dan kiri, BERA sesuai berdasarkan hasil pemeriksaan
dilakukan perawatan luka operasi untuk tuli sensorineural derajat radiologi oleh karena pada koklea
kemudian penderita dipulangkan. sangat berat kanan dan kiri. kiri sudah terjadi osifikasi
Tiga hari kemudian penderita Meningitis bakterial dipercaya sedangkan koklea kanan normal.
kontrol, dilakukan perawatan pada menyebabkan tuli sensorineural Namun pemeriksaan tersebut
luka operasi dan 4 hari kemudian melalui penjalaran infeksi tidak dapat menjamin bahwa
luka operasi sudah kering lalu meningeal dari ruang subaraknoid koklea kanan belum terjadi proses
jahitan dilepas. Empat minggu melalui akuaduktus koklearis, osifikasi. Pada kepustakaan
pascaoperasi penderita kontrol kanalis auditorius interna atau disebutkan osifikasi koklea pada
kembali untuk dilakukan switch hematogen. Selanjutnya dapat penderita setelah meningitis dapat
on implan. Pada saat dilakukan terjadi labirintitis supuratif yang ditemukan bilateral dan pada
switch on dan mapping penderita disertai dengan gangguan banyak kasus ditemukan
dapat mendengar suara namun pendengaran.6,7 asimetris, oleh karena itu
untuk menginterpretasinya masih Hasil pemeriksaan HRCT dan keterlibatan koklea bilateral
memerlukan lips reading. Satu T2-Weighted MRI penderita biasanya akan terjadi begitu
bulan kemudian saat mapping disimpulkan destruksi koklea kiri osteoneogenesis telah ditemukan.
berikutnya penderita disertai osifikasi mulai basal turn, Durisin dkk,7 pada penelitiannya
menyampaikan sudah mampu middle hingga apical turn koklea, mendapatkan osifikasi koklea
berkomunikasi dan sosialisasi koklea kanan normal. Osifikasi bilateral dalam derajat yang
dengan baik. pada telinga dalam merupakan bervariasi sebanyak 67% pada
gejala sisa yang jelas dari anak-anak dan 60% pada dewasa.
DISKUSI labirintitis supuratif. Xu dkk 8 Berdasarkan hal tersebut maka
Kasus ini menarik oleh membuat secara garis besar dilakukan percobaan dengan
karena tidak hanya masalah tahapan histopatologi dan proses menggunakan elektroda tiruan
fisiologi dan audiologi yang harus yang terjadi di dalam labirin terlebih dahulu. Pada saat
diselesaikan namun juga dalam penelitiannya pada kokleostomi tidak ditemukan
emosional dari seseorang. Kasus binatang dan manusia. Mereka jaringan fibrus maupun osifikasi
ini merupakan kasus yang membagi perkembangan osifikasi pada koklea kanan sehingga
pertama dilakukan implantasi kedalam 3 stadium yaitu akut, elektroda dapat diinsersikan. Hal
koklea pada penderita dewasa fibrus dan osifikasi. Meskipun ini sesuai dengan katagori 0
postlingual di RSUP Sanglah dan osifikasi pada telinga dalam menurut skala osifikasi dari
belum adanya prosedur yang baku merupakan diagnosis Smullen dan Balkany.3
untuk penanganan kasus seperti histopatologis, namun secara Setelah dilakukan switch on
ini. klinis dapat dideteksi dengan dan mapping, penderita dapat
Penderita menjadi tuli saat menggunakan pemeriksaan CT mendengar suara serta mampu
berumur 30 tahun setelah Scan dan MRI.5,8 Pada literatur berkomunikasi dan sosialisasi
menderita meningitis. Setelah disebutkan kombinasi antara dengan baik. Hal ini
ditelusuri catatan medis HRCT dan T2-Weighted MRI menunjukkan bahwa masih
sebelumnya, ditemukan bahwa dalam menilai adanya fase awal terdapatnya sel-sel ganglion
penyebab dari meningitis penderita osifikasi sensitifitasnya dilaporkan spiralis yang hidup pada koklea
oleh karena infeksi bakteri sekitar 90%.3 penderita, juga pada beberapa
Mycobacterium tuberculosis dan Pada penderita ini dilakukan penelitian menunjukkan bahwa
sudah diterapi selama 6 bulan. operasi implan koklea pada telinga stimulasi listrik yang
Pada kepustakaan disebutkan kanan 8 bulan setelah meningitis. dihantarkan dari implan koklea
meningitis bakterial merupakan Pada literatur menyebutkan merangsang peningkatan
penyebab tuli sensorineural bahwa kapan waktu yang tepat kelangsungan hidup sel-sel
didapat yang tersering pada anak- untuk dilakukan pemasangan ganglion spiralis dan mencegah
anak dan dewasa. Dalam 7-29% implan koklea masih degenerasi saraf. 1,3,10
kasus yang dilaporkan terjadi kontroversial. Akhir-akhir ini
beberapa derajat ketulian, sebesar kecenderungan para ahli otologi RINGKASAN
5% adalah derajat sangat berat.3,4 memilih melakukan implantasi Telah dilaporkan satu kasus
Pada pemeriksaan audiometri koklea yang lebih awal pada implantasi koklea pada penderita
nada murni disimpulkan tuli penderita oleh karena operasi akan dewasa dengan tuli sensorineural
sensorineural derajat sangat berat menjadi lebih sulit dan hasil fungsi sangat berat bilateral
pascameningitis. Dilakukan 4. Bogar M, Bento RF, Tsuji RK. Retrospective Analysis. Otol
pemasangan implan koklea pada Cochlear Anatomy Study Neurotol. 2010;00:1-7.
telinga kanan oleh karena pada Used to Design Surgical 8. Xu HX, Joglekar S, Paparella
koklea kiri sudah terjadi osifikasi. Instruments for Cochlear MM. Temporal Bone
Pascaoperasi penderita dapat Implants with Two Bundles of Histopathology Case of the
mendengar bunyi serta mampu Electrodes in Ossified Month Labyrinthitis
berkomunikasi dan sosialisasi Cochleas. Braz J Ossificans. Otol Neurotol.
dengan baik. Otorhinolaryngol. 2009;30:579-80.
2008;74:194-9. 9. Gadre AK, Chang C, Gadre
DAFTAR PUSTAKA 5. Chan CC, Saunders DE, KC. Infections of the
Chong WK. Advancement in Labyrinth. Dalam: Bailey BJ,
1. Niparko JK. Cochlear Post-meningitic Lateral Johnson JT, penyunting.
Implants, Principles & Semicircular Canal Head & Neck Surgery-
Practices. New York: Wolters Labyrinthitis Ossificans. J Otolaryngology. Edisi ke-4.
Kluwer; 2009. h. 68-9. Laryngol Otol. 2007;121:105- Philadelphia: Lippincott
2. Kandogan T, Levent O, Gurol 9. Williams & Wilkins; 2006. h.
G. Complication of Paediatric 6. Wellman MB, Sommer D, 2169-87.
Cochlear Implantation: McKenna J. Sensorineural 10. Low WK, Teoh CK, Burgess
Experience in Izmir. J Hearing Loss in RJ. The Usefulness of
Laryngol Otol. 2005;119:606- Postmeningitic Children. Otol Intraoperative Switch-On
10. Neurotol. 2003;24:907-12. with Facial Nerve Monitoring
3. Philippon D, Bergeron F, 7. Durisin M, Bartling S, in Cochlear Implantation.
Ferron P, Bussieres R. Arnoldner C, Ende M, Dalam: Kubo T, Takahashi Y,
Cochlear Implantation in Prokein J. Cochlear Iwaki T, penyunting. Cochlear
Postmeningitic Deafness. Otol Osteoneogenesis After Implants an Update. Hague :
Neurotol. 2009;31:83-7. Meningitis in Cochlear Kugler Publications; 2002. h.
Implant Patients: a 197-200.