Anda di halaman 1dari 4

MEDICINA • VOLUME 44 NOMOR 3 • SEPTEMBER 2013

LAPORAN KASUS

IMPLANTASI KOKLEA PADA PENDERITA TULI


PASCAMENINGITIS BAKTERI

Adhy Putra W, Lely Rahayu, Eka Putra S


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT – KL Fakultas Kedokteran Universitas Udayana /
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

ABSTRAK

Meningitis bakterial merupakan penyebab tuli sensorineural didapat yang tersering pada anak-anak
maupun dewasa. Gangguan tersebut akan mempengaruhi kemampuan mendengar dan berkomunikasi
sehari-hari. Penatalaksanaan gangguan pendengaran pascameningitis masih kontroversi, konservatif
atau intervensi dengan implantasi koklea. Dilaporkan satu kasus tulisensorineural derajat sangat
berat bilateral pascameningitis bakteri yang ditangani dengan tindakan implantasi koklea dengan
hasil yang baik. [MEDICINA 2013;44:198-201]

Kata kunci: meningitis bakteri, tuli sensorineural, implantasi koklea

COCHLEAR IMPLANT IN HEARING LOSS POSTBACTERIAL MENINGITIS

Adhy Putra W, Lely Rahayu, Eka Putra S


Department of Otorhinolaryngology Head and Neck,
Udayana University Medical School /Sanglah Hospital, Denpasar

ABSTRACT

Bacterial meningitis is the most common cause of acquired sensorineural hearing loss in both adults
and children. This condition will affect the ability to hear and communicate in everyday life. The
management of hearing loss postbacterial meningitis is still controversial, whether manage with
conservative or intervention with cochlear implantation. A case of bilateral profound sensorineural
hearing loss postbacterial meningitis was reported. Patient was treated by cochlear implantation with
good results. [MEDICINA 2013;44:198-201]

Keywords: bacterial meningitis, sensorineural hearing loss, cochlear implant

PENDAHULUAN Ada dua pendapat mengenai di RSUP Sanglah Denpasar Bali.


penatalaksanaan yang sesuai dari Kasus ini merupakan kasus yang

Implan koklea merupakan


perangkat elektronik yang
ketulian derajat sangat berat oleh
karena meningitis ini. Kelompok
pertama dilakukan implantasi
koklea pada penderita dewasa
mempunyai kemampuan konservatif menyatakan bahwa postlingual di RSUP Sanglah.
menggantikan fungsi koklea perlu diberikan waktu untuk
untuk meningkatkan kemampuan observasi dengan ketat untuk ILUSTRASI KASUS
mendengar dan berkomunikasi mendeteksi tanda-tanda awal dari Penderita IGS, laki-laki, 30
pada pasien tuli saraf berat dan osifikasi dan memonitor perbaikan tahun, suku Bali menderita tuli
total bilateral. Implan koklea fungsi pendengaran. Sebaliknya, sensorineural derajat sangat berat
sudah mulai dimanfaatkan sejak kelompok intervensi kanan dan kiri sejak kurang lebih
lebih dari 20 tahun dan merekomendasikan untuk segera 8 bulan. Saat itu penderita
berkembang pesat di negara dilakukan implantasi koklea terdiagnosis meningitis dan
maju.1,2 untuk menghindari terjadinya dirawat di rumah sakit. Setelah
Meningitis bakterial osifikasi labirin dan untuk itu pendengaran penderita tidak
merupakan penyebab tuli mendapatkan hasil fungsi pernah membaik walaupun sudah
sensorineural didapat yang pendengaran yang lebih baik.3,5 menggunakan alat bantu dengar.
tersering pada anak-anak maupun Dilaporkan satu kasus Pemeriksaan audiometri
dewasa. Dalam 7-29% kasus yang implantasi koklea yang dilakukan nada murni tanggal 19 April 2010
dilaporkan terjadi ketulian, pada pasien dewasa dengan tuli didapatkan tidak ada respon pada
sebesar 5% adalah derajat sangat sensorineural derajat sangat berat kedua telinga, disimpulkan tuli
berat.3,4 bilateral pascameningitis bakteri sensorineural derajat sangat berat

198 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN


Implantasi Koklea Pada Penderita Tuli Pasca Meningitis Bakteri | Adhy Putra W, dkk.

T2-Weighted magnetic resonance


imaging (MRI) didapatkan
destruksi koklea kiri disertai
osifikasi mulai basal turn, middle
hingga apical turn koklea
sedangkan koklea kanan normal.
Destruksi dan small caliber koklea
kiri dengan defek pars horizontal
kanalis semisirkularis kiri, defek
pars horizontal kanalis
semisirkularis kanan, N VII dan
VIII : normal caliber dan normal
Gambar 1. Audiogram. Gambar 2. BERA. track (Gambar 3).
Tanggal 4 September 2010
dilakukan operasi implan koklea
pada telinga kanan. Saat
dilakukan kokleostomi tidak
ditemukan adanya jaringan fibrus
atau osifikasi pada skala timpani.
Kemudian dicoba melakukan
insersi dengan elektroda implan
tiruan dan alat tersebut dapat
masuk tanpa hambatan yang
berarti tidak ada jaringan fibrus
atau osifikasi (Gambar 4A),
akhirnya diinsersikan elektroda
implan HiRes 90K yang juga
dapat masuk dengan sempurna
(Gambar 4B).
Setelah pemasangan alat dan
luka operasi dijahit, kemudian
dilakukan pemeriksaan radiologi
Gambar 3. T2-Weighted MRI dan HRCT. intraoperasi untuk memastikan
posisi elektroda yang telah
terpasang (Gambar 5).
Pemeriksaan neural respon
imaging (NRI) dilakukan beberapa
saat kemudian dan didapatkan
respon dari elektroda yang masuk.
Pascaoperasi penderita diterapi

Gambar 4. Proses implantasi elektroda A) Elektroda implan tiruan


dapat diinsersikan tanpa hambatan, B) Elektroda implan HiRes 90K
dapat masuk seluruhnya.

kanan dan kiri (Gambar 1). telinga kanan dan kiri sampai
Timpanometri tipe A kanan dan dengan intensitas 100 dB tidak
kiri. Pemeriksaan otoacoustic terlihat gelombang V, sesuai untuk
emission (OAE) didapatkan refer tuli sensorineural derajat sangat
pada telinga kanan dan kiri. berat (Gambar 2). Hasil Gambar 5. Hasil pemeriksaan
Pemeriksaan brainstem evoked pemeriksaan high resolution radiologi pemasangan elektroda di
response audiometry (BERA) pada computed tomografi (HRCT) dan koklea intraoperasi.

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 199


MEDICINA • VOLUME 44 NOMOR 3 • SEPTEMBER 2013

dengan cefotaxim 2 x 1 gram IV bilateral yaitu tidak ada respon pendengaran yang lebih buruk
dan metamizol 3 x 1 ampul IV. pada telinga kanan dan kiri. apabila telah terjadi osifikasi.1,9
Satu hari pascaoperasi bebat Selain itu dengan pemeriksaan Dilakukan pemasangan
dilepaskan dan obat diganti oral. OAE didapatkan refer pada telinga implan koklea pada telinga kanan
Hari ke dua pascaoperasi kanan dan kiri, BERA sesuai berdasarkan hasil pemeriksaan
dilakukan perawatan luka operasi untuk tuli sensorineural derajat radiologi oleh karena pada koklea
kemudian penderita dipulangkan. sangat berat kanan dan kiri. kiri sudah terjadi osifikasi
Tiga hari kemudian penderita Meningitis bakterial dipercaya sedangkan koklea kanan normal.
kontrol, dilakukan perawatan pada menyebabkan tuli sensorineural Namun pemeriksaan tersebut
luka operasi dan 4 hari kemudian melalui penjalaran infeksi tidak dapat menjamin bahwa
luka operasi sudah kering lalu meningeal dari ruang subaraknoid koklea kanan belum terjadi proses
jahitan dilepas. Empat minggu melalui akuaduktus koklearis, osifikasi. Pada kepustakaan
pascaoperasi penderita kontrol kanalis auditorius interna atau disebutkan osifikasi koklea pada
kembali untuk dilakukan switch hematogen. Selanjutnya dapat penderita setelah meningitis dapat
on implan. Pada saat dilakukan terjadi labirintitis supuratif yang ditemukan bilateral dan pada
switch on dan mapping penderita disertai dengan gangguan banyak kasus ditemukan
dapat mendengar suara namun pendengaran.6,7 asimetris, oleh karena itu
untuk menginterpretasinya masih Hasil pemeriksaan HRCT dan keterlibatan koklea bilateral
memerlukan lips reading. Satu T2-Weighted MRI penderita biasanya akan terjadi begitu
bulan kemudian saat mapping disimpulkan destruksi koklea kiri osteoneogenesis telah ditemukan.
berikutnya penderita disertai osifikasi mulai basal turn, Durisin dkk,7 pada penelitiannya
menyampaikan sudah mampu middle hingga apical turn koklea, mendapatkan osifikasi koklea
berkomunikasi dan sosialisasi koklea kanan normal. Osifikasi bilateral dalam derajat yang
dengan baik. pada telinga dalam merupakan bervariasi sebanyak 67% pada
gejala sisa yang jelas dari anak-anak dan 60% pada dewasa.
DISKUSI labirintitis supuratif. Xu dkk 8 Berdasarkan hal tersebut maka
Kasus ini menarik oleh membuat secara garis besar dilakukan percobaan dengan
karena tidak hanya masalah tahapan histopatologi dan proses menggunakan elektroda tiruan
fisiologi dan audiologi yang harus yang terjadi di dalam labirin terlebih dahulu. Pada saat
diselesaikan namun juga dalam penelitiannya pada kokleostomi tidak ditemukan
emosional dari seseorang. Kasus binatang dan manusia. Mereka jaringan fibrus maupun osifikasi
ini merupakan kasus yang membagi perkembangan osifikasi pada koklea kanan sehingga
pertama dilakukan implantasi kedalam 3 stadium yaitu akut, elektroda dapat diinsersikan. Hal
koklea pada penderita dewasa fibrus dan osifikasi. Meskipun ini sesuai dengan katagori 0
postlingual di RSUP Sanglah dan osifikasi pada telinga dalam menurut skala osifikasi dari
belum adanya prosedur yang baku merupakan diagnosis Smullen dan Balkany.3
untuk penanganan kasus seperti histopatologis, namun secara Setelah dilakukan switch on
ini. klinis dapat dideteksi dengan dan mapping, penderita dapat
Penderita menjadi tuli saat menggunakan pemeriksaan CT mendengar suara serta mampu
berumur 30 tahun setelah Scan dan MRI.5,8 Pada literatur berkomunikasi dan sosialisasi
menderita meningitis. Setelah disebutkan kombinasi antara dengan baik. Hal ini
ditelusuri catatan medis HRCT dan T2-Weighted MRI menunjukkan bahwa masih
sebelumnya, ditemukan bahwa dalam menilai adanya fase awal terdapatnya sel-sel ganglion
penyebab dari meningitis penderita osifikasi sensitifitasnya dilaporkan spiralis yang hidup pada koklea
oleh karena infeksi bakteri sekitar 90%.3 penderita, juga pada beberapa
Mycobacterium tuberculosis dan Pada penderita ini dilakukan penelitian menunjukkan bahwa
sudah diterapi selama 6 bulan. operasi implan koklea pada telinga stimulasi listrik yang
Pada kepustakaan disebutkan kanan 8 bulan setelah meningitis. dihantarkan dari implan koklea
meningitis bakterial merupakan Pada literatur menyebutkan merangsang peningkatan
penyebab tuli sensorineural bahwa kapan waktu yang tepat kelangsungan hidup sel-sel
didapat yang tersering pada anak- untuk dilakukan pemasangan ganglion spiralis dan mencegah
anak dan dewasa. Dalam 7-29% implan koklea masih degenerasi saraf. 1,3,10
kasus yang dilaporkan terjadi kontroversial. Akhir-akhir ini
beberapa derajat ketulian, sebesar kecenderungan para ahli otologi RINGKASAN
5% adalah derajat sangat berat.3,4 memilih melakukan implantasi Telah dilaporkan satu kasus
Pada pemeriksaan audiometri koklea yang lebih awal pada implantasi koklea pada penderita
nada murni disimpulkan tuli penderita oleh karena operasi akan dewasa dengan tuli sensorineural
sensorineural derajat sangat berat menjadi lebih sulit dan hasil fungsi sangat berat bilateral

200 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN


Implantasi Koklea Pada Penderita Tuli Pasca Meningitis Bakteri | Adhy Putra W, dkk.

pascameningitis. Dilakukan 4. Bogar M, Bento RF, Tsuji RK. Retrospective Analysis. Otol
pemasangan implan koklea pada Cochlear Anatomy Study Neurotol. 2010;00:1-7.
telinga kanan oleh karena pada Used to Design Surgical 8. Xu HX, Joglekar S, Paparella
koklea kiri sudah terjadi osifikasi. Instruments for Cochlear MM. Temporal Bone
Pascaoperasi penderita dapat Implants with Two Bundles of Histopathology Case of the
mendengar bunyi serta mampu Electrodes in Ossified Month Labyrinthitis
berkomunikasi dan sosialisasi Cochleas. Braz J Ossificans. Otol Neurotol.
dengan baik. Otorhinolaryngol. 2009;30:579-80.
2008;74:194-9. 9. Gadre AK, Chang C, Gadre
DAFTAR PUSTAKA 5. Chan CC, Saunders DE, KC. Infections of the
Chong WK. Advancement in Labyrinth. Dalam: Bailey BJ,
1. Niparko JK. Cochlear Post-meningitic Lateral Johnson JT, penyunting.
Implants, Principles & Semicircular Canal Head & Neck Surgery-
Practices. New York: Wolters Labyrinthitis Ossificans. J Otolaryngology. Edisi ke-4.
Kluwer; 2009. h. 68-9. Laryngol Otol. 2007;121:105- Philadelphia: Lippincott
2. Kandogan T, Levent O, Gurol 9. Williams & Wilkins; 2006. h.
G. Complication of Paediatric 6. Wellman MB, Sommer D, 2169-87.
Cochlear Implantation: McKenna J. Sensorineural 10. Low WK, Teoh CK, Burgess
Experience in Izmir. J Hearing Loss in RJ. The Usefulness of
Laryngol Otol. 2005;119:606- Postmeningitic Children. Otol Intraoperative Switch-On
10. Neurotol. 2003;24:907-12. with Facial Nerve Monitoring
3. Philippon D, Bergeron F, 7. Durisin M, Bartling S, in Cochlear Implantation.
Ferron P, Bussieres R. Arnoldner C, Ende M, Dalam: Kubo T, Takahashi Y,
Cochlear Implantation in Prokein J. Cochlear Iwaki T, penyunting. Cochlear
Postmeningitic Deafness. Otol Osteoneogenesis After Implants an Update. Hague :
Neurotol. 2009;31:83-7. Meningitis in Cochlear Kugler Publications; 2002. h.
Implant Patients: a 197-200.

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 201

Anda mungkin juga menyukai