Anda di halaman 1dari 6

3.

3 NCP Komunitas
3.3.1 Interpretasi hasil screening
KATEGORI DATA DASAR INTERPRETASI
Kebiasaan Jajan di Ya (91,3%) Sebanyak 91,3% anak
Sekolah Tidak (8,1%) memiliki kebiasaan
jajan di sekolah
Kebiasaan Jajan di Ya (95%) Sebanyak 95% anak
Rumah Tidak (5%) memiliki kebiasaan
jajan di rumah
Pemilihan Jajan Di bungkus (75,7%) Sebanyak 75,7% anak
Tidak dibungkus (24,3%) memilih membeli
jajanan yang
dibungkus
Pemilihan Lokasi Di kantin (83,8%) Sebanyak 83,8% anak
Pembelian Jajan Di pedagang keliling memilih membeli
(16,2%) jajanan dikantin
Pengawasan Orang Diawasi (72,9%) Sebanyak 72,9%
Tua terhadap Tidak diawasi (27,1%) orang tua mengawasi
Kebiasaan Jajan Anak kebiasaan jajan anak
Kebiasaan Membawa Membawa (45,9%) Sebanyak 54,1% anak
Bekal dari Rumah Tidak membawa (54,1%) tidak membawa bekal
dari rumah
Kebiasaan Sarapan Sarapan (43,8%) Sebanyak 56,2% anak
Pagi Tidak sarapan (56,2%) mempunyai kebiasaan
tidak sarapan pagi

Uang Saku Rata-rata uang jajan di Sebanyak 58,7% rata-


sekolah <Rp.5000 (41,3%) rata uang jajan anak
Rata-rata uang jajan di >Rp.5000
sekolah >Rp.5000 (58,7%)
Kebiasaan Menabung Menabung (91,9%) Sebanyak 91,9% anak
Tidak menabung (8,1%) memiliki kebiasaan
menabung
Pengaruh Teman Ya (75,7%) Sebanyak 75,7% anak
Sebaya Tidak (24,3%) terpengaruh dengan
teman sebaya
Pengetahuan Anak Pengetahuan anak tentang Sebanyak 66%
tentang Jajanan jajanan yang baik pengetahuan anak
Kurang (66%) tentang jajanan yang
Cukup (34%) baik kurang

Pengetahuan anak tentang Sebanyak 71,3%


jajanan yang tidak baik pengetahuan anak
Kurang (71,3%) tentang jajanan yang
Cukup (28,7%) tidak baik kurang
3.3.2 Interpretasi Data Sekunder
3.3.3 Problem Tree

Kebiasaan Jajan Tinggi 91,3%

Kebiasaan Anak Kebiasaan Pengaruh Teman Pengetahuan Anak


Membawa Bekal Sarapan Anak Sebaya Tinggi Tentang Jajanan
Rendah 45.9% Rendah 43,8% 75,7% Kurang 68,6%

3.3.4 Diagnosa Gizi Komunitas

a. Tingginya kebiasaan jajan anak usia sekolah disebabkan


karena rendahnya kebiasaan anak membawa bekal, sarapan
pagi, pengaruh teman sebaya, dan tingkat pengetahuan anak
yang kurang, sehingga berpengaruh terhadap prosentase
kebiasaan jajan anak sebesar 91,3%.

3.3.5 Pelaksanaan Penyuluhan Gizi

1. Latar Belakang

Makanan jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan


dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat
keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi
tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Istilah makanan
jajanan tidak jauh dari istilah junk food, fast food, dan street food
karena istilah tersebut merupakan bagian dari istilah makanan
jajanan (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

Makanan jajanan sering kali lebih banyak mengandung


unsur karbohidrat dan hanya sedikit mengandung protein, vitamin,
atau mineral. Karena ketidaklengkapan gizi dalam makanan
jajanan, maka pada dasarnya makanan jajanan tidak dapat
mengganti sarapan pagi atau makan siang. Anak-anak yang
banyak mengkonsumsi makanan jajanan perutnya akan merasa
kenyang karena padatnya kalori yang masuk dalam tubuh.
Sementara gizi seperti protein, vitamin, dan mineral masih sangat
kurang. Dampak positif dari makanan jajanan itu sendiri dapat
menggatinkan energi yang hilang saat beraktifitas disekolah,
adapun dampak negatif dari makanan jajanan yaitu timbulnya
diare dan keracunan akibat kebersihan kurang terjamin. (Khomsan,
2006).

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah


pengetahuan. Pengetahuan ini khususnya meliputi, kecerdasan,
persepsi, emosi, dan motivasi dari luar. Pendidikan dan
pengetahuan merupakan faktor tidak langsung yang mempengaruhi
perilaku seseorang. Pengetahuan yang diperoleh seseorang tidak
lepas dari pendidikan. Pengetahuan yang ditunjang dengan
pendidikan yang memadai, akan menanamkan kebiasaan yang baik.
Ibu yang mempunyai pengetahuan luas, maka dapat memilih dan
memberi pengarahan kepada anaknya untuk memilih makanan
jajanan yang baik. Pengetahuan gizi juga sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, khususnya
dalam memilih makanan yang tepat, bergizi seimbang dan
memberikan dasar bagi perilaku gizi yang baik dan benar yang
menyangkut kebiasaan makan seseorang (Notoatmodjo, 2007 dan
Sediaoetama, 2000).

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menurunkan kebiasaan konsumsi jajanan pada Anak Usia
Sekolah
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan anak terkait ciri-ciri jajanan
tidak sehat serta dampaknya bagi kesehatan.
2) Meningkatkan pengetahuan anak terkait ciri-ciri jajanan
sehat serta dampaknya bagi kesehatan
3. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Anak Usia Sekolah di Kelurahan Menur
Kecamatan Sukolilo Surabaya
4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
a. Tempat : SDN Pumpungan V
b. Hari/Tanggal : Selasa, 20 maret 2018
c. Waktu : 09.30-10.00 WIB
5. Media Edukasi
Media yg digunakan dalam penyuluhan gizi adalah sebagai
berikut leaflet berisi contoh jajanan sehat dan tidak sehat serta
dampaknya bagi kesehatan.
6. Metode Edukasi
Dalam kegiatan ini menggunakan metode ceramah yaitu penjelasan
mengenai pentingnya jajanan sehat.
7. Materi Edukasi
a. Pengertian Makanan Jajanan
Makanan jajanan yaitu semua makanan yang dapat langsung
dimakan,dibeli dari penjual makanan baik yang diproduksi penjual
tersebut atau orang lain tanpa diolah lagi.
b. Cara Memiih Jajanan yang Sehat
1) Hindari jajanan yang dijual ditempat terbuka
2) Belilah jajanan ditempat yang bersih
3) Hindari jajanan yang dibungkus dengan kertas koran
4) Beli jajanan dengan kemasan yang bersih dan aman
5) Hindari jajanan dengan warna yang menyolok
6) Hindari jajanan yang terlalu murah
7) Jangan mengkonsumsi jajanan yang terdapat rasa bau dan
menyimpang
c. Bahaya Jajanan Sembarang
1) Zat pewarna seperti rhodamin, jika dikonsumsi secara
berlebihan akan menyebabkan kanker hati beberapa tahun
mendatang
2) Formalin dan boraks bias membuat gangguan pencernaan,
muntah-muntah, hingga depresi system saraf.
3) Vetsin atau monosodium glutamate (MSG) yang dikonsumsi
secara berlebihan bias menyebabkan kanker.
d. Cara Menghindari Jajan Sembarangan
1) Biasakan makan pagi
2) Membawa bekal dari rumah
3) Sediakan camilan sehat dirumah
4) Variasikan makanan dirumah, jangan biasakan mengganti
makanan dengan jajanan sembarangan.

8. Susunan Acara
Waktu Kegiatan
09.30-09.32 Perkenalan dan penyampaian maksud tujuan
09.32-09.40 Pre test
09.40-09.50 Penyuluhan
09.50-09.55 Post test
09.55-10.00 Penutup
10.00-10.05 Dokumentasi

9. Indikator Keberhasilan
1) Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan 100% dari jumlah
siswa di kelas.
2) Adanya peningkatan pengetahuan setelah edukasi sebesar >95%
dilihat dari pre dan post test.
10. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
Ahli gizi puskesmas membantu dalam perizinan untuk
menjalankan penyuluhan.
b. Faktor Penghambat
Suasana kurang kondusif

Daftar Pustaka
Lampiran 1. Leaflet

Lampiran 2. Daftar Hadir Penyuluhan

Lampiran 3. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai