Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEMA : DAMPAK MAKANAN YANG MENINGKATKAN EFEK OBAT


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN
SEMESTER 6

Disusun Oleh :

Dinda Chumairo (2330014007)


Nur Aini Fitria (2330014009)
Dinda Ayu Mardiana (2330014013)
Awalia Nur Hidayanti (2330014015)
Aysiah Maulidya (2330014029)
Ade Nur Ovita (2330014032)
Rr.Dea Nanda (2330014037)
Nurus shobach (2330014038)
Faricha miftachurrohmah (2330014041)

Dosen Pengampu :
Dr.Handayani, dr., M.Kes
1406958

PRODI S1 GIZI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2017
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interaksi obat merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi
respon tubuh terhadap pengobatan. Obat dapat berinteraksi dengan makanan
atau minuman, zat kimia atau dengan obat lain. Dikatakan terjadi interaksi
apabila makanan, minuman, zat kimia, dan obat lain tersebut mengubah efek
dari suatu obat yang diberikan bersamaan atau hampir bersamaan
(Ganiswara, 2000). Beberapa obat sering diberikan secara bersamaan pada
penulisan resep, maka mungkin terdapat obat yang kerjanya berlawanan.
Obat pertama dapat memperkuat atau memperlemah, memperpanjang atau
memperpendek kerja obat kedua. Interaksi obat harus lebih diperhatikan,
karena interaksi obat pada terapi obat dapat menyebabkan kasus yang parah
dan tingkat kerusakan-kerusakan pada pasien, dengan demikian jumlah dan
tingkat keparahan kasus terjadinya interaksi obat dapat dikurangi (Mutschler,
1991). Kejadian interaksi obat yang mungkin terjadi diperkirakan berkisar
antara 2,2% sampai 30% dalam penelitian pasien rawat inap di rumah sakit,
dan berkisar antara 9,2% sampai 70,3% pada pasien di masyarakat.
Kemungkinan tersebut sampai 11,1% pasien yang benar-benar mengalami
gejala yang diakibatkan oleh interaksi obat (Fradgley,2003).

1.2 Pengertian Farmakokinetik dan Farmakodinamika


Farmakokinetika adalah cabang ilmu dari farmakologi yang
mempelajari tentang perjalanan obat mulai sejak diminum hingga keluar
melalui organ ekskresi di tubuh manusia. Umumnya sejumlah fase yang
dilalui ketika obat masuk ke dalam tubuh dan memulai kontak dengan organ
tubuh terbagi menjadi: Proses aliran tersebut di mulai dari penyerapan
(absorpsi), lalu tersebar melalui ke seluruh jaringan tubuh melalui darah
(distribusi), selanjutnya dimetabolisi dalam organ-organ tertentu terutama
hati ekskresi (biotransformasi), lalu sisa atau hasil metabolisme ini
dikeluarkan dari tubuh dengan (eliminiasi) dan selanjutnya disingkat
menjadi ADME. Selain itu, farmakokinetika juga mempelajari berbagai
fakor yang mempengaruhi efektivitas obat.
Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan
fisiologi obat serta mekanisme kerjanya. Selanjutnya akan kita bicarakan
lebih mendalam tentang farmakodinamik obat. Efek obat umumnya timbul
karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme.
ISI

2.1 Contoh obat dan makanan


Pada prinsipnya interaksi obat dengan makanan dapat
menyebabkan dua hal penting yaitu Interaksi dimana makanan atau
minuman dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau
manfaat obat, baik melalui penghambatan penyerapannya atau dengan
mempengaruhi metabolisme atau distribusi obat tersebut didalam
tubuh.Kehadiran makanan dalam saluran usus, sebagai situs penyerapan
utama, sangat mempengaruhi penyerapan obat. Makanan dapat
meningkatkan atau menurunkan keasaman, sekresi pencernaan, dan
motilitas usus. Efek tersebut secara langsung menentukan apakah obat
akan mudah hancur, seberapa lama tinggal di usus, apakah obat akan
menjadi kristal, apakah obat tidak akan diserap sama sekali, dan
perubahan teknis lainnya (Stanfield dan Hui, 2010).
Pemberian obat-obatan dengan makanan adalah praktek umum
untuk mengurangi efek samping gastrointestinal, tetapi praktik ini juga
dapat mengakibatkan berkurangnya, tertundanya, atau berubahnya kerja
obat. Menggunakan makanan sebagai ‘alat’ untuk untuk menyamarkan
rasa pahit (biasa dilakukan oleh anak) juga dapat mempengaruhi aksi
obat jika makanan mengubah pH atau chelate obat. Obat-obatan oral
dipengaruhi oleh makanan di saluran pencernaan, pH lambung dan usus
kecil, dan motilitas (kontraksi atau gerakan) saluran pencernaan
(Stanfield dan Hui, 2010).
A. Contoh Obat atau Makanan
1. Makanan Bercafein dengan obat asma gol teofilin. Adanya
makanan lemak tinggi atau cafein akan meningkatkan efek
samping teofilin, obat asma melebarkan jalan udara dan
memudahkan pernapasan penderita asma, akibatnya mungkin
menjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak teofilin
disertai gejala mual, pisong, sakit kepala, mudah tersinggung,
tremor, insomnia.
2. Kayu manis (licorice) dengan obat jantung digitalis. Kayu manis
mengandung efek seperti digitalis untuk menambah kekuatan
jantung. Obat digitalis digunakan pada layu jantung dan untuk
menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan
akibatnya mungkin terjadi efek samping merugikan karena terlalu
banyak digitalis disertai gejala mual bingung gangguan
penglihatan, sakit kepala tak bertenaga.
3. Makanan beralkali dengan Kinin (coco Quinine, Quinamm,
Quinine). Efek Quinine dapat meningkat. Kinin adalah obat
bebas yang digunakan untuk mengobati malaria dan untuk kejang
kaki malam hari. Sumber makanan beralkali berasal dari sayuran
hijau.sayuran hijau baik untuk pengobatan malaria akibatnya
mungkin dapat menjadikan efek samping merugikan karena
terlalu banyak kinin disertai gejala pusing dan sakit kepala,
telinga berdenging, dan gangguan penglihatan.
PENUTUP

Interaksi obat harus lebih diperhatikan, karena interaksi obat pada terapi obat
dapat menyebabkan kasus yang parah dan tingkat kerusakan pada pasien, dengan
demikian jumlah dan tingkat keparahan kasus terjadinya interaksi obat dapat dikurangi.
Sejumlah fase dilalui ketika obat masuk ke dalam tubuh dan memulai kontak dengan
organ tubuh terbagi menjadi: Proses aliran tersebut di mulai dari penyerapan (absorpsi),
lalu tersebar melalui ke seluruh jaringan tubuh melalui darah (distribusi), selanjutnya
dimetabolisi dalam organ-organ tertentu terutama hati ekskresi (biotransformasi), lalu
sisa atau hasil metabolisme ini dikeluarkan dari tubuh dengan (eliminiasi) dan
selanjutnya disingkat menjadi ADME. Prinsipnya interaksi obat dengan makanan dapat
menyebabkan dua hal penting yaitu interaksi dimana makanan atau minuman dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan manfaat obat, baik melalui penghambatan
penyerapannya atau dengan mempengaruhi metabolism dan distribusi obat tersebut
didalam tubuh. Kehadiran makanan dalam saluran usus, sebagai situs penyerapan utama
sehingga mempengaruhi penyerapan obat.
DAFTAR PUSTAKA

 Mukti Anis. Famakologi veteriner interaksi obat dan makanan. 2014. P: 1-20.
(Online) (http://www.scribd.com/doc/245448109/farmakologi-interaksi-obat-dengan-
makanan-pdf. Diakses tanggal 26 maret 2017)
 Inas. Farmakologi dan Terapiutik. 2009. p:1-16. (Online)
(http://eprints.undip.ac.id/7467/1/FARMAKOLOGI_%26_TERAPEUTIK_1_FK_U
NDIP_SEM_IV.pdf. Diakses tanggal 26 maret 2017).
 RSUD KALIJAGA DEMAK. BAB I PENDAHULUAN. 2006. p: 1-18. (Online)
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32825/4/Chapter%20II.pdf. Diakses
tanggal 26 maret 2017).

Anda mungkin juga menyukai