3.1. Gambaran Umum Pasien Pasien baru mengetahui penyakit nya sekitar 3 tahun yang lalu, gejala sebelumnya adalah keluarnya darah pada daerah hidung setiap pagi hari. Setelah di bawa ke dokter spesialis Rumah Sakit Kalimantan baru diketahui bahwa pasien mengidap penyakit tumor lasofaring. Tiga tahun yang lalu pasien sempat lumpuh, tidak bisa makan dan sulit bernafas dikarenakan penyakitnya, serta benjolan yang timbul di leher sempat pecah. Pasien sempat berobat di kalimantan tetapi tidak cukup dan tidak adanya alat yang lengkap pasien disarankan dan dirujuk di Rumah Sakit Jakarta atau Surabaya (Dr. Soetomo). Pasien memilih Surabaya sebagai tempat berobat dikarenakan dekat dengan kampung halaman suami yaitu Kediri. Pasien menjalani pengobatan di Dr. Soetomo sudah 3 tahun, dengan penanganan dai pihak rumah sakit diantaranya: kemoterapi pada tahun 2016 sebanyak 6 kali, kemoterapi pada tahun 2017 sebanyak 6 kali, kemoterapi tulang belakang pada tahun 2017 sebanyak 3 kali dan sinar pada atahun 2017 sebanyak 3 kali. 3.1.1. Identitas Pasien Nama : Lina Umur : 38 tahun Status : Pekerja di Malaysia Asal : Kalimantan Barat 3.1.2. Data Objektif Usia : 38 tahun Tinggi badan : 150 cm Berat badan dulu : 60 kg Berat badan sekarang : 30 kg BBI : (Tb-100)x90% = 45 kg 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 IMT : 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)2 30 : 1,502 30 : 2,25
: 13,3 kg/m2 (Status Gizi : Underwight)
3.1.3. Data Subjektif Pasien mengalami beberapa keluhan mengenai tubuhnya, yaitu nyeri pada bagian kepala, leher dan bahu. Nyeri tersebut akan hilang dengan pemberian obat dari dokter. Pusing dan mata berkunang-kunang diakibatkan efek samping dari kemoterapi dan radiasi. 3 hari yang lalu, pasien mangalami mual, muntah, diare dan penurunan nafsu makan dikarenakan efek samping kemoterapi dan radiasi. Pasien mengalami kelumpuhan (tidak dapat bergerak dan berbicara) 3 tahun yang lalu dikarenakan penyakit yang pasien derita. Hb pasien rendah yaitu 9,2 mg/dl. Tensi tinggi yaitu 180/110 mmHg. 3.1.4. Hasil Anamnesa Pasien Penyakit pasien yaitu tumor nasofaring. Kondisi pasien tampak sehat dikarenakan tumor yang ada di dalam tubuh sudah hampir tidak ada. Tidak ada alergi makanan. Pasien makan 2-3 kali sehari, jika tidak nyeri pasien makan makanan biasa (nasi) jika nyeri pasien memilih memakan makanan lunak (bubur atau nasi dilembutkan). Status gizi pasien yang underweight dikarenakan efek dari setelah melakukan kemoterapi yaitu mual muntah dan adanya penurunan nafsu makan yang di alami pasien, pasien sudah mulai memperbaiki status gizinya diakrenakan pasien sudah hampir sembuh dari tumor yang dideritanya selama ini. Hb rendah dikarenakan pasien hanya mengkonsumsi sayur dengan cara di Sop serta tidak ada variasi sayur lain yang dimakan pasien. Buah yang sering dikonsumsi yaitu belimbing wuluh. Suka makanan roti dan biskuit. Sebelum didiagnosa tumor lasofaring, pasien sangat menyukai makanan kaleng. 3.1.5. Rencana Edukasi dan Intervensi yang Diberikan a. Mengatur pola makan pasien agar status gizi pasien menjadi normal b. Memberikan pengetahuan mengenai bahan makanan yang dapat menurunkan tensi c. Memberikan pengetahuan mengenai bahan makanan yang dapat menaikan kadar Hb d. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik guna melatih sel-sel yang mengalami kelumpuhan sehingga dapat berfungsi secara normal kembali 3.1.6. Rencana Monitoring dan Evaluasi Edukasi a. Melihat pola makan pasien dalam sehari b. Melihat apakah pasien mau menerima saran dari konsultan terkait dengan cara menurunkan tensi c. Melihat apakah pasien mau menerima saran dari konsultan terkait dengan cara menaikan kadar Hemoglobin d. Paham atau tidaknya pasien mengenai materi yang disampaikan konsultan e. Menanyakan apa saja aktivitas yang dilakukan pasien dalam sehari
3.2. Aplikasi Intervensi Edukasi yang Diberikan
3.2.1. Tujuan Agar pasien dapat mengontrol pola makan yang baik dan seimbang sehingga pasien dapat terhindar dari penyakit yang di turunkan oleh keluarganya. Agar pasien dapat memperbaiki status gizi dari underweight menjadi normal. Agar pasien dapat menurunkan tensi dan menaikan kadar hemoglobin dalam tubuhnya. 3.2.2. Materi yang Diberikan Materi yang diberikan dalam edukasi dan konseling ini, yaitu pengaturan pola makan yang seimbang, yaitu menghindari makanan yang digoreng dan menyarankan untuk mengolah makanan sendiri dikarenakan lebih aman untuk dikonsumsi. Untuk menurunkan tensi pasien, konsultan menyarankan untuk konsumsi jus buah belimbing dikarenakan buah tersebut mampu untuk menurunkan tensi yang tinggi. Untuk menaikan kadar hemoglobin pada pasien, pasien di sarankan untuk mengkonsumsi sayur yang berdaun hijau serta mengkonsumsi lauk hewani yang tinggi akan zat besi. Contohnya : ayam, daging dan ikan-ikanan. Menyarankan untuk melakukan Aktivitas fisik, yaitu memberi pengetahuan mengenai aktivitas apa saja yang menunjang kesehatan pasien. Contohnya : jalan santai di pagi hari. 3.2.4. Media yang digunakan Media yang digunakan dalam konsultasi ini yaitu cakram gizi, alat tulis, dan leaflet sesuai kebutuhan. 3.2.4. Indikator keberhasilan Indikator keberhasilan dalam konsultasi ini yaitu adanya pertanyaan (feedback) dari pasien, hal ini menunjukkan bahwa pasien dapat memahami apa saja materi yang disampaikan konselorya.. Serta melihat perubahan- perubahan apa saja yang pasien sudah lakukan guna memperbaiki derajat kesehatan 3.3. Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Edukasi Aplikasi monitoring evaluasi dalam konsultasi yaitu : a. Pasien sudah mampu makan dengan frekuensi 2-3 kali sehari. b. Pasien mampu menerima dan mau mencoba berbagai saran dari konsultan. c. Pasien mampu memahami dan antusias bertanya mengenai materi yang diberikan konsultan. Salah satunya yaitu pasien sangat antusias dan menanyakan perihal bahan pengawet dan penyedap, karena pasien dulu sangat sering mengkonsumsi bahan-bahan tersebut. Kami menyarankan untuk menghindarai bahan-bahan tersebut karena dapat memicu penyakit yang di alami pasien dan memberikan saran untuk lebih baik mengolah sendiri makanan yang akan dimakan oleh pasien. d. Aktivitas yang dilakukan pasien dalam sehari sudah baik. e. Pasien memahami edukasi dan dapat menerima saran – saran yang diberikan oleh kami, salah satunya yaitu mengenai kadar Hb. Kadar Hb yang menurun dapat membuat proses kemoterapi menjadi terganggu, oleh sebab itu pasien mampu mengaplikasikan saran tersebut guna menjaga Hb tetap normal sehingga kemoterapi bisa berjalan dengan lancar.