Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang
prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh
perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari
langkah-langkah kongkrit dalam pelaksaannya (Nursalam,2012). Salah
satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat
secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat.
Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentralisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi
secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian, sehingga
akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat di ruang rawat inap
Asoka dilakukan di ruang Asoka yaitu di ruang penyimpanan obat. Dimana
pada saat waktu pemberian obat injeksi akan diambil langsung ke ruang
penyimpanan obat dan dilakukan pengecekan kembali obat-obat sesuai
kebutuhan pasien, sedangkan obat oral diberikan kepada pasien / keluarga
dan perawat hanya memberitahukan cara penggunaanya. Resep dari dokter
diberikan kepada keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah
mendapatkan obatnya kemudian diserahkan kepada perawat untuk dicatat
pada buku penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas, kelompok 2
berencana akan mensosialisasikan dan melaksanakan sentralisasi obat yang
mencakup obat injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang
optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pada
pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit
dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik.
Kerugian lain yang bias terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh
atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu
PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2018 Page 1
penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien
secara ekonomi. Oleh karena itu di perlukan suatu cara yang sistematis
sehingga penggunaan obat benar-benar dapat di control oleh perawat dan
pasien / keluarga serta resiko kerugian baik secara material maupun non
material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap
perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih
mengoptimalkan pelaksaan sentralisasi keperawatan diruang Anak RSUD
Bagil, kami akan melaksanakan sentralisasi obat diruangan tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu meningkatkan pemahaman perawat ruang Asoka RSUD
Bangil dan mahasiswa dalam menerapkan pemberian obat secara
tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T dan 1 W (tepat pasien,
tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat
dokumentasi dan waspada efek samping) serta mendokumentasikan
hasil pengelolaan.
2. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
perawat Ruang Asoka RSUD Bagil dan mahasiswa dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
3. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang Asoka RSUD
Bangil dalam penggunaan obat sesuai dengan program terapi.
4. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas
asuhan keperawatan yang diberikan.
5. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 2


1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi terhadap obat
1.3.2 Bagi perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi
klien
3. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
2. Terciptanya model asuhan keperawatan profesional

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat,
pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2011).
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat
merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu
pola yang sistematik, sehingga pengguan obat benar-benar dapat terkontrol
oleh perawat sehingga resiko kerugian secara material maupun non material
dapat di minimalisir.

2.2 Tujuan sentralisasi obat


Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi (Nursalam, 2011).
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alas an yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasikan:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti, dibuat hanya untuk mencoba.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa
6. Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas
7. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga di pakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011).

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 4


2.3 Teknik pengelolaan sentralisasi obat
Teknik-teknik pengelolaan obat sebagai berikut:
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
optimal dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta dalam mengontrol penggunaan
obat
3. Penerimaan obat:
a. Keluarga menyerahkan resep dan persyaratan yang diperlukan kepada
depo farmasi
b. Perawat menerima obat dari depo farmasi setiap hari untuk dosis
sehari (ODD) dalam kemasan 1 kali pemberian (UDD)
c. Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, dan jumlah
(sediaan) dalam format pemberian obat dan menerima tanda tangan
petugas farmasi
d. Obat yang telah diterima dari farmasi selanjutnya disimpan oleh
perawat dalam kotak obat
e. Keluarga/klien selanjutnya mendapatkan informasi bila mana obat
tersebut akan habis (Nursalam, 2011)
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam lembar
daftar pemberian obat
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu di cocokan dengan terapi di
dalam advis dokter
c. Pada saat pemberian obat perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, efek samping obat. Pantau adanya efek samping
pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala
ruangan/petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam format
pemberian obat pada kolom sisa.

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 5


e. Penambahan obat baru:
Bila ada penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan rute
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukan dalam format
pemberian obat pada kolom terima.
5. Obat khusus
a. Obat disebut khusus apabila sedian memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar.
b. Pemberian obat khusus didokumentasikan di format pemberian obat
khusus
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga yaitu nama obat,
kehunaan obat, waktu pemberian, efek samping obat. Usahakan
terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.

Seorang menejer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf


mengenai obat dengan cara-cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua
staf.
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan pada dinding
3. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat
4. Ataurlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis
obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf
5. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
diperpustakaan (Mc Mahon, 2010).

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 6


2.4 Alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2011)

Dokter Resep PP

Surat persetujuan
Pendekatan
sentralisasi obat
Perawat

PASIEN KELUARGA

FARMASI/APOTIK

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN


OLEH PETUGAS FARMASI Lembar serah
terima obat,
buku serah
terima obat
PENERIMAAN, PENDISTRIBUSIAN,
PENYIMPANAN OLEH PERAWAT

PASIEN /
KELUARGA

OBAT HABIS

Keterangan :

: Garis Komando

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 7


2.5 Pengorganisasian Peran
2.5.1 KARU
1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan
malpraktik
2. Memotivasi klien untuk memenuhi program terapi
3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi
2.5.2 KATIM
1. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
2. Menjelaskan manfaat menjelaskannya sentralisasi obat
3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
2.5.3 PP
1. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
2. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat
3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
2.5.4 PA
1. Melakukan pendelegasian tentang pemberian obat kepada PA
2. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
3. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
4. Melakukan program medis pemberian obat dengan penuh tanggung
jawab
5. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakain obat selama
klien dirawat

2.6 Instrumen Dalam Pelaksanaan Sentralisasi


1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki
3. Tanda bukti serah terima dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi

2.7 Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat


1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien
sendiri, Melati, istri, suami, oarang tua, dan lain-lain

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 8


2. Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien
yang bersangkutan
3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat
4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent
(yaitu diawal klien MRS)
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi

2.8 Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat


1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis,
dan cara pemberian
3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal
4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5. Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta
nama perawat atau paraf
7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih
ada setelah pemberian beserta nama perawat

2.9 Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk
Farmasi)
1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima
obat
2. Pengisian nama pasien, umur, no register ruangan
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama
obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima
4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi
5. Kolom TT dan nama terang yang mnerima diisi oleh perawat yang
menerima

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 9


2.10 Petunjuk Teknis (Juknis) Sentralisasi Obat
1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal
MRS)
2. Pasien/keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal
MRS)
3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day
Dose)
4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan dikotak obat
5. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada
pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 10


BAB III
KEGIATAN SENTRALISASI OBAT

3.1. Tujuan
Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan
benar

3.2. Rencana stategi


1. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format
serah terima obat dan format pemberian obat oral atau injeksi
2. Melakukan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian
farmasi
3. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat

3.3. Struktur organisasi


1. Prolog/Karu/Katim : Muhammad Subairi
2. Perawat : Martha Laratmase
3. Dokter : Tri Noviani
4. Apoteker : Maisum
5. Pasien : An.
6. Keluarga pasien : Tn.
7. Sie dokumentasi : Clemensia Dala Pede

3.4. Waktu Pelaksanaan


Hari : Rabu
Tanggal : 31 Januari 2018
Jam : 13.00 WIB
Tempat : Ruang Asoka RSUD Bangil

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 11


3.5. Mekanisme kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan a. Katim mengucapkan 10 Nurse Katim
salam dan menit station
melaporkan kegiatan
sentralisasi obat
kepada Karu
b. Karu melaksanakan Nurse Karu
persiapan sentralisasi station
obat oral dan injeksi
c. Katim menyebutkan Nurse Katim
hal-hal yang sudah station
dipersiapkan
d. Karu memeriksa Nurse Karu
kelengkapan station
administrasi
sentralisasi obat
(meliputi: informant
consent, formulir
pemberian obat oral
dan injeksi, lembar
serah terima obat)

Pelaksanaan a. Katim meneriam obat Nurse Katim


dari depo farmasi, station
dengan model one
dose.
b. Katim melakukan Nurse Katim
pencatatan pada station
format penerimaan
obat oiral dan injeksi,
yang meliputi:

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 12


1) Identitas pasien
2) Nama obat, dosis,
dan cara
pemberiannya
3) Jumlah obat yang
di teri dari farmasi
4) Jam dan nama
penerima obat
c. Katim dan anggota Bed Katim,
tim menjelaskan pasien anggota
informed consent tim
sentralisasi obat
d. Katim dan anggota Nurse Katim,
tim menyiapkan kartu station anggota
serah terima obat oral tim
e. Katim memberikan Nurse Katim,
penjelasaan pada station anggota
pasien dan keluarga tim
mengenai nama obat
yang akan diberikana,
manfaat, dosis, cara
pemberian, efek
samping, dan
kontraindikasi.
f. Katim dan anggota Nurse Katim,
tim memberikan obat station anggota
oral kepada pasien tim
sesuai dengan jadwal
yang sudah di
tentukan
g. Anggota tim Bed Anggota
memberikan obat pasien tim

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 13


kepada pasien dengan
melibatkan keluarga
h. Kemudian anggota Bed Anggota
tim menandatangani pasien tim
format pemberian
obat oral maupun
injeksi serta
mengobservasi efek
samping dari obat
yang telah di berikan.
i. Karu mengecek Nurse Karu.
kembali kelengkapan station Katim,
pendokumentasian anggota
sentralisasi obat tim

3.6. Alat dan bahan


1. Buku injeksi dan buku obat
2. Resep obat
3. Surat persetujuan dilakukan sentralisasi obat
4. Format serah terima obat
5. Daftar pemberian obat
6. Bolpoint

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 14


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pada proposal sentralisasi obat ini sangat penting dilakukan untuk
terjaminnya keperawatan yang professional di suatu rumah sakit karena
untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pemberian obat pada
pasien karena sudah tersentralisasi dalam lemari obat yang sudah ada nama
pasien satu persatu

4.2. Saran
Petugas kesehatan mampu menerapkan sentralisasi obat yang sudah
berjalan selama ini dan lebih optimal lagi, terutama dalam hal pengawasan
obat oral dan penjelasan tentang penggunaan obat-obatan baik obat oral
maupun obat injeksi.

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 15


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam (2012) Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Prifesional, Jakarta, Salemba Medika

Nursalam (2011), Proses Dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Dan Praktek,


Jakarta, Salemba Medika

PROFESI NERS | STIKes KENDEDES MALANG 2016 Page 16

Anda mungkin juga menyukai