PEMISAHAN KOMPONEN RIMPANG TEMU KUNCI SECARA KROMATOGRAFI KOLOM
Eni Hayani1
T anaman temu kunci (Kaempheria pandurata Ridl)
termasuk famili Zingiberaceae, banyak tumbuh di hutan jati, tinggi tanaman dapat mencapai 80 cm, warna kulit komponen-komponen senyawa kimia yang dapat terpisah dan kandungan senyawa aktifnya.
rimpang coklat dan warna daging rimpang putih. Selain
digunakan sebagai bumbu masak, rimpang temu kunci juga BAHAN DAN METODE memiliki khasiat sebagai obat. Percobaan dilaksanakan di laboratorium pengujian Balai Pe- Rimpang temu kunci memiliki khasiat memperkuat nelitian Tanaman Rempah dan Obat di Bogor pada tahun lambung. Apabila dikunyah dengan pinang dapat digunakan 2004. Bahan yang digunakan adalah simplisia (bahan kering) sebagai obat batuk kering dan peringitis, obat sakit perut temu kunci serta bahan kimia yaitu toluen, alkohol, asam serta obat suka kencing pada anak-anak. Pada wanita, khlorida, metanol, etil asetat, heksan, butanol, dikhlorometan, rimpang temu kunci dapat digunakan sebagai obat pem- khloroform, asam format, vanilin, asam sulfat, asam asetat, bengkakan kandungan serta obat infeksi alat reproduksi silica gel GF 254, dan silica gel for coluom 70-230 mesh. (Heyne 1987). Menurut Nugraheni (2001), temu kunci dapat Peralatan laboratorium yang digunakan adalah neraca, oven, digunakan untuk obat diare, disentri, batu, pelangsing, dan muffel furnace, hot plate, rotary evaporator, chamber, obat keputihan. Pengujian secara in vitro menunjukkan temu tabung coloum, dan tabung reaksi ukuran 5 ml. kunci dapat meningkatkan jumlah limfosit, antibodi spesifik, dan dapat membunuh sel kanker (Hartono 1999). Berbagai Pengujian mutu bahan seperti kadar air dilakukan hasil pengkajian menunjukkan bahwa tanaman daerah tropis dengan metode aufhauser. Contoh yang telah dihaluskan 10 mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan g dituangkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan sebagai obat (Sukara 2002). 300 ml toluen dan didestilasi. Air yang keluar dari bahan dapat dibaca pada skala aufhauser. Kadar minyak atsiri Rimpang temu kunci mengandung minyak atsiri yaitu diukur dengan metode penyulingan uap dan air. Contoh metilsinamat, kamper, sineol, dan terpena. Di samping minyak yang telah dihaluskan 2 kg dimasukkan ke dalam tangki atsiri, temu kunci mengandung saponin dan flavonoid penyulingan yang telah diisi air, lalu dipanaskan. Uap akan (Sjamsudin dan Hutapea dalam Chairul et al. 1996). Senyawa- mengalir melalui kondensor dan tetesan minyak ditampung senyawa yang mempunyai prospek cukup baik biasanya dan diukur pada skala. Kadar sari yang terlarut dalam air dan berasal dari golongan flavonoid, kurkumin, limonoid, vitamin alkohol, kadar abu dan abu tak larut dalam asam diukur C, vitamin E (tokoferol), dan katekin yang bisa digunakan dengan metode grafimetri. Untuk pemisahan komponen sebagai obat antikanker. Senyawa-senyawa tersebut biasa- secara kromatografi lapis tipis (KLT), digunakan ekstrak nya bermanfaat pula sebagai antioksidan (Aldi et al. 1996). kental heksan, etil asetat, dan butanol. Pemisahan komponen secara kromatografi kolom di- Untuk pembuatan ekstrak, simplisia temu kunci digiling lakukan dalam suatu kolom yang diisi dengan fase stasioner kemudian dimasukkan ke dalam wadah piala dan ditambahkan dan cairan (pereaksi) sebagai fase mobil untuk mengetahui metanol dengan perbandingan 1:5, lalu dikocok dengan banyaknya komponen contoh yang keluar melalui kolom pengaduk listrik selama 2 jam. Campuran didiamkan 24 jam, (Adnan 1997). Pengisian kolom dilakukan dengan memasuk- kemudian disaring. Filtratnya dievaporasi (diuapkan dengan kan adsorben dalam bentuk larutan (slurry), dan partikelnya rotavapor) hingga diperoleh ekstrak kental metanol. Ekstrak dibiarkan mengendap. Pemisahan komponen rimpang temu kental metanol diekstrak kembali berturut-turut dengan kunci secara kromatografi kolom bertujuan untuk mengetahui menggunakan pereaksi heksan, etil asetat dan butanol se- hingga diperoleh tiga macam ekstrak yang akan digunakan dalam pemisahan secara KLT. Pereaksi (eluen) yang diguna- kan untuk pemisahan komponen pada ekstrak rimpang temu 1 Teknisi Litkayasa Penyelia pada Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Jalan Tentara Pelajar No 3, Bogor 16111, Telp. (0251) kunci adalah (1) dikhlorometan : khloroform : etil asetat = 1 321879, Faks. (0251) 327010 : 1 : 1, (2) toluen : etil asetat : etanol + asam format 3 tetes =
Buletin Teknik Pertanian Vol. 12 No. 1, 2007 35
0,5 : 4 : 1, (3) dikhlorometan : etil asetat : khloroform + asam HASIL DAN PEMBAHASAN format 3 tetes = 1 : 4 : 1, (4) khloroform : etanol : asam asetat = 4 : 0,5 : 1,5, dan (5) heksan : etil asetat = 8,5 : 1,5. Bila telah Dari hasil analisis mutu simplisia temu kunci diperoleh kadar diperoleh ekstrak dan pereaksi yang memberikan jumlah sari yang terlarut dalam air 4,35%, lebih besar dibanding kadar komponen terbanyak dan pemisahan yang jelas, maka ekstrak sari yang terlarut dalam alkohol (2,24%). Hal ini menunjukkan dan pereaksi tersebut digunakan untuk kromatografi kolom. simplisia temu kunci mudah larut dalam air. Kadar abu sangat kecil yaitu 0,41%, yang menunjukkan bahwa simplisia temu Untuk pengisian kolom, sebagai bahan pengisi bagian kunci sangat sedikit tercemar bahan asing seperti pasir bawah kolom dimasukkan sedikit kapas, wol kaca dan pasir (Tabel 1). laut kemudian dimasukkan bubur silica gel 70-230 mesh sambil diaduk agar tidak terdapat rongga udara di tengah- Hasil pemisahan komponen dari ekstrak rimpang temu tengah kolom. Timbunan bubur silica gel dalam kolom men- kunci yaitu dari ekstrak heksan, etil asetat, dan butanol capai tiga perempat tinggi kolom. Gambar 1 memperlihatkan secara KLT dengan menggunakan lima macam perbandingan kromatografi kolom untuk pemisahan komponen rimpang pereaksi disajikan pada Tabel 2. Hasil pengamatan dengan temu kunci. menggunakan lima macam eluen pada ekstrak rimpang temu kunci menunjukkan ekstrak etil asetat dengan eluen heksan Untuk pemisahan komponen dengan menggunakan : etil asetat 8,5 : 1,5 menghasilkan komponen paling banyak kromatografi kolom, mula-mula ke dalam kromatografi kolom yaitu 10 buah. Dengan demikian ekstrak etil asetat digunakan dialirkan ekstrak rimpang temu kunci, kemudian kran untuk pemisahan komponen secara kromatografi kolom kromatografi kolom dibuka. Ekstrak akan meresap ke silica dengan pereaksi campuran heksan dan etil asetat dengan gel dalam kolom sampai batas atas silica gel. Setelah itu perbandingan 8,5 dan 1,5. dimasukkan pereaksi terus-menerus sambil kran kolom dibuka. Fraksi yang terpisah ditampung dalam tabung reaksi Pemisahan ekstrak rimpang temu kunci yang dimasuk- sebanyak 3 ml sampai seluruh ekstrak terpisahkan. Setiap kan ke dalam kromatografi kolom menggunakan bahan dari fraksi dianalisis dengan KLT. Fraksi yang memiliki spot yang ekstrak etil asetat 12,50 g. Dari proses pemisahan diperoleh sama disatukan dan dianalisis kembali dengan KLT.
Tabel 1. Hasil analisis mutu simplisia temu kunci, laboratorium
Balittro, Bogor, 2004 Parameter pengujian Kadar (%) Cadangan zat pelarut Kadar air 11,11 Kadar minyak atsiri 1,00 Kadar sari larut dalam air 4,35 Kadar sari larut dalam alkohol 2,24 Kadar abu 5,08 Kadar abu tak larut asam 0,41 Pelarut (fase mobil)
Tabel 2. Perbandingan lima macam eluen pemisahan komponen
Isian kolom ekstrak rimpang temu kunci secara kromatografi lapis tipis, (fase stasioner) laboratorium Balittro, Bogor, 2004 Jumlah komponen dari ekstrak Eluen Heksan Etil asetat Butanol Dikhlorometan : khloroform : etil asetat = 1 : 1 : 1 1 1 1 Pasir laut Toluen : etil asetat : Wol kaca etanol + asam format 3 tetes Kapas = 0,5 : 4 : 1 3 3 2 Dikhlorometan : etil asetat : khloroform + asam format Penampang 3 tetes = 1 : 4 : 1 3 3 5 Eluat Khloroform : etanol : asam asetat = 4 : 0,5 : 1,5 5 1 1 Gambar 1. Kromatografi kolom untuk pemisahan komponen rim- pang temu kunci, laboratorium Balittro, Bogor, 2004 Heksan : etil asetat = 8,5 : 1,5 8 10 -
36 Buletin Teknik Pertanian Vol. 12 No. 1, 2007
430 fraksi yang masing-masing ditampung dalam tabung KESIMPULAN DAN SARAN reaksi 5 ml. Pembacaan komponen setiap fraksi dilakukan secara KLT. Setiap fraksi yang mempunyai jumlah komponen Pemisahan komponen ekstrak etil asetat rimpang temu kunci dan tinggi spot yang sama digabung sehingga diperoleh 10 secara kromatografi kolom menggunakan larutan pereaksi fraksi hasil pemisahan secara kromatografi kolom (Tabel 3). heksan dan etil asetat dengan perbandingan 8,5 : 1,5 mem- Dari 10 fraksi hasil pemisahan dengan kromatografi kolom, peroleh 10 fraksi yang mempunyai komponen terbanyak dan fraksi nomor 3 memberikan komponen terbanyak dengan tinggi spot yang sama. Komponen terbanyak dan pemisahan pemisahan yang jelas (Gambar 2). komponen yang jelas diperoleh pada fraksi nomor 3. Untuk mengetahui komponen aktif dari setiap fraksi percobaan dapat dilanjutkan dengan menggunakan alat gas chromatography Tabel 3. Jumlah komponen dari setiap fraksi hasil pemisahan secara mass spectrophotometer. kromatografi kolom, laboratorium Balittro, Bogor, 2004 Banyaknya Fraksi Warna larutan komponen DAFTAR PUSTAKA Fraksi 1 2 Kuning kecoklatan Fraksi 2 4 Kuning kemerahan Fraksi 3 5 Kuning tua Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Andi, Yogyakarta. hlm. 27-58. Fraksi 4 4 Kuning coklat Fraksi 5 3 Kuning coklat Aldi, Y., N.C. Sugiarto, S. Andreanus A., dan A.S. Ranti. 1996. Uji efek Fraksi 6 4 Kuning kecoklatan antihis tonninergik dari tanaman Andrographis paniculata Fraksi 7 4 Kuning coklat Ness. Warta Tanaman Obat Indonesia 3(1): 17-19. Fraksi 8 4 Kuning tua Fraksi 9 3 Kuning Chairul, M. Harapini, dan Shinta. 1996. Analisis komponen kimia Fraksi 10 3 Kuning muda dari temu putri dan temu kunci. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami. VIII. Perhimpunan Penelitian Bahan Obat Alami, Bogor. hlm. 628-634. Hartono, A. 1999. Terapi nutrisi dan herbal untuk kanker. Intisari 435 (36): 44-53. Heyne, K.1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Vol I. Badan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan, Yayasan Sarana Wanajaya, Jakarta. hlm. 593-594. Nugraheni, W.P. 2001. Kunci Pepet. Sidowayah 34(9): 15-18. Sukara, E. 2002. Sumber daya alam hayati dan pencarian bahan baku 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 obat (Bioprospekting). Prosiding Simposium Nasional II Gambar 2. Jumlah komponen setiap fraksi hasil pemisahan kromato- Tumbuhan Obat dan Aromatik. Pusat Penelitian dan Pe- grafi kolom, laboratorium Balittro, Bogor, 2004 ngembangan Biologi LIPI, Bogor. hlm. 31-37.