TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Tanaman jagung (Zea Mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman
pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini merupakan salah
satu tanaman pangan yang penting, selain gandum dan padi. Tanaman jagung
berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika, melalui kegiatan bisnis
orang Eropa ke Amerika. Pada abad ke-16 orang portugal menyerbarluaskannya
ke Asia termasuk Indonesia. Jagung oleh orang Belanda dinamakan main dan oleh
orang Inggris (Ki-Jin, 2000).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledon
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik,
fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak
tercampur benih lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan
penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih
bersertifikat (Sirait, 1989).
Akar.
Batang jagung
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak mengandung lignin (Irfan, 1999).
Daun.
Bunga.
Tongkol.
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif
meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut
sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan
2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya protandri (Soemadi, 2000).
Syarat tumbuh tanaman jagung
Iklim
Iklim sedang hingga daerah beriklim basah. Pada lahan tidak beririgasi,
curah hujan ideal 85-200 mm/bulan dan harus merata. Sinar matahari cukup dan
tidak ternaungi Suhu 21-340C, optimum 23-270C. Perkecambahan benih
memerlukan suhu ± 300C (Effendi, 1999).
Tanah
Tanah gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah: andosol, latosol,
grumosol, dan tanah berpasir. Tanah grumosol memerlukan pengolahan tanah
yang baik. Tanah terbaik bertekstur lempung/liat berdebu. pH tanah 5,6 – 7,5.
Aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Kemiringan ≤ 8%, lahan miring >
8%, perlu di teras. Tinggi tempat 1.000-1800 m dpl, optimum 0-600 m dpl
(Sukarsono, 2003).
pengertian IP Padi 400, (b) upaya rekayasa teknologi, (c) upaya rekayasa sosial,
dan (d) mengsintesis syarat keharusan dalam pengembangan IP Padi 400. Hasil
setahun, layak dilakukan dengan beberapa syarat keharusan: (a) aspek teknis
penyakit; (b) aspek ekonomis meliputi efisiensi biaya produksi, tingkat produksi
dan pendapatan lebih tinggi dari eksisting, mengoptimalkan kelompok panen dan
kelompok tanam serta upaya stabilitas harga gabah; dan (c) aspek kelembagaan
Sepanjang kondisi ideal belum bisa terrealisasi, maka IP Padi 300 lebih layak
Ahmad Thoriq dan Rizky Mulya Sampurna, (2016). Judul Jurnal Evaluasi
Provinsi Lampung. Tujuan jurnal ini adalah untuk melakukan evaluasi potensi