Anda di halaman 1dari 53

REFLEKSI KASUS

MIOMA GEBURT

OLEH :
TRISNAWANTA ASIH PASAMBO

PEMBIMBING :
Dr. DANIEL SARANGA, Sp. OG
PENDAHULUAN

• Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dan kejadiannya


meningkat 40% pada wanita dengan usia lebih dari 35 tahun

• Prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi


anatomi uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri
asimptomatik

• Berdasarkan letaknya mioma dapat digolongkan atas mioma intramural,


subserosa dan submukosa.

• Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan


melalui saluran serviks disebut mioma geburt.

• Mioma geburt dapat menyebabkan keluhan perdarahan, dismenore, namun


ketika telah dikeluarkan dari serviks dan menjadi nekrotik akan memberikan
gejala pelepasan darah yang tidak regular dan dapat disalah artikan dengan
kanker serviks.
Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang
berasal dari otot polos uterus, yang
diselingi untaian jaringan ikat dan
dikelilingi kapsul yang tipis, dan sering
terjadi pada usia reproduksi.

Mioma geburt adalah mioma submukosa


bertangkai yang dilahirkan. Mioma
tersebut dapat muncul di serviks atau
vagina, dan dapat terjadi perputaran
tangkainya.
Epidemiologi
27% wanita berumur 35 tahun mempunyai
sarang mioma. Pada wanita yang berkulit
hitam ditemukan lebih banyak.
Di indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-
11,7% pada semua penderita ginekologik
yang dirawat. Selain itu dilaporkan juga
ditemukan pada kurang lebih 20-25% wanita
usia reproduksi dan meningkat 40% pada usia
lebih dari 35 tahun.
Etiologi

• Belum diketahui pasti


• Terdapat korelasi antara pertumbuhan
tumor dengan peningkatan reseptor
esterogen-progesteron pada jaringan
mioma uteri
• Abnormalitas kromosom lengan 12q13-
15
• Umur
• Paritas
• Faktor Ras dan Genetik
• Fungsi Ovarium
Patofisiologi
Stimulasi
estrogen

Pertumbuhan
Mioma

Menyusut
Asimptomatik Simptomatik Seiring
menopause
Klasifikasi Mioma
Klasifikasi

• Mioma Uteri Intramural


Terdapat di korpus uteri diantara serabut
miometrium. Karena pertumbuhan tumor, jaringan
otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai
yang mengelilingi tumor. Bila di dalam dinding
rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan
mempunyai bentuk berbenjol-benjol dengan
konsistensi padat.
Klasifikasi

• Mioma Uteri Subserosa


Mioma terletak di bawah tunika serosa, tumbuh
kearah luar dan menonjol ke permukaan uterus.
Klasifikasi

• Mioma Uteri Intraligamenter


Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada
jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau
omentum dan kemudian membebaskan diri dari
uterus sehingga disebut wondering / parasitic
fibroid
Klasifikasi

• Mioma Uteri Submukosa


Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis
mioma submukosa yang mempunyai tangkai.
Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina
melalui saluran serviks, dikenal dengan nama
mioma geburt yang mudah mengalami infeksi,
ulserasi, dan infark.
Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan
perdarahan dan menyebabkan dismenore
Klasifikasi mioma submukosa menurut European
Society of Gynecological Endoscopy (ESGE)
Klasifikasi mioma submukosa menurut FIGO (International
Federation of Gynecology and Obstetrics)
Tanda dan Gejala
• Ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik
• Gejala tergantung tempat, besar,
perubahan, dan komplikasi yang terjadi
• Perdarahan abnormal
• Nyeri
• Gejala dan tanda penekanan
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
– Pemeriksaan Abdomen Luar
– Pemeriksaan Ginekologik (VT &
Inspekulo)
• Pemeriksaan Penunjang :
– USG ginekologik
– Histeroskopi
– Laboratorium
– MRI
Penatalaksanaan
• Konservatif bila mioma kecil pada pra
dan post menopause:
– Observasi dengan pemeriksaan pelvis
secara periodik setiap 3-6 bulan
– Bila anemi (HB < 8 gr/dL) transfusi PRC
– Pemberian zat besi
– Pemberian agonis hormon pelepas
gonadotropin (GnRHa) yaitu Leuprolid
asetat 3,75 mg secara IM pada hari 1-3
menstruasi setiap minggu sebanyak 3 kali
Medikamentosa

• Masih merupakan tambahan atau


terapi pengganti sementara
operatif. Preparat yang
digunakan adalah :
– GnRH analog
– Progesteron
– Danazol
– Goserelin
– Antiprostaglandin
Embolisasi Arteri Uterina

• Arteri uterine yang mensuplai aliran darah ke


mioma dihambat secara permanen dengan
agen emboli (partikel polyvinyl alcohol).
Tindakan ini efektif. Proses embolisasi
menggunakan angiografi digital subtraksi
dan dibantu fluroskopi.
• Tingkat keberhasilannya 85-90%
Operatif
• Terapi pembedahan dilakukan dengan indikasi :
– ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus pada
kehamilan 12-14 minggu
– pertumbuhan tumor cepat
– mioma subserosa bertangkai dan torsi
– bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan
berikutnya
– hipermenorea pada mioma submukosa
– penekanan pada organ sekitarnya
• Penanganan operatif meliputi
– miomektomi
– histerektomi.
Prognosis

Terapi bedah bersifat kuratif. Kehamilan di


masa yang akan datang tidak akan
dibahayakan oleh miomektomi, walaupun
seksio sesarea akan diperlukan setelah
diseksi lebar untuk masuk ke dalam rongga
uterus.
KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 11Agustus 2016


Ruangan : IGD Kebidanan
Jam : 00.40 WITA

Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 48 tahun
Alamat : Desa Sabang kec. Dampela
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Pendidikan :S1
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA

• Perdarahan dari jalan lahir


PENDAHULUAN

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


– Pasien datang ke IGD kebidanan Rumah Sakit Undata
Palu dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir,
dialami sejak 2 bulan terakhir, darah yang keluar
banyak dan kadang bergumpal. Pasien mengatakan
bahwa keluhan ini sudah dirasakan sejak tahun 2008
namun sempat berhenti setelah dikuret dan timbul
kembali 2 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri
perut bagian bawah (+) terutama jika duduk. Demam (-
), Pusing (+), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), BAK
biasa dan BAB lancar.
ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


• Riwayat yang serupa : Pada tahun 2008
pasien dirawat dengan keluhan yang sama
dan di diagnosis dengan penebalan dinding
rahim sehingga dilakukan kuretase.
• Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi
dan DM
• Riwayat alergi : Disangkal
ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Tidak ada anggota keluarga yang sakit


serupa
• Ayah dan ibu mempunyai riwayat penyakit
diabetes mellitus
ANAMNESIS
RIWAYAT HAID :

• Haid pertama kali usia 14 tahun


• Menstruasi teratur
• Lama menstruasi 5-6 hari
• Haid terakhir tanggal 1 Juli 2016
• Jumlah darah haid 2- 3 kali mengganti pembalut
setiap hari
• Warna merah, tak berbau, kadang menggumpal
• Riwayat memakai pantyliners (-)
ANAMNESIS

• Riwayat sosial
Riwayat ganti-ganti pasangan/hubungan
sexual ? (disangkal)

• Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali pada usia 20 tahun, selama 14
tahun
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Anak Tahun Umur Jenis Hidup /
No JK Penolong
ke Persalinan Kehamilan Persalinan Mati

1. I 1997 P Aterm SC Dokter Hidup


Sp.OG 3,1 kg
2. II 2004 - - - - Tidak
dikuret
3. III 2007 L Aterm SC Dokter Hidup
Sp.OG 3,2 kg
Riwayat Kontrasepsi (Keluarga
Berencana)
• ( +) Pil KB
• ( - ) Suntik KB 3 bulanan
• ( − ) IUD
• ( − ) Susuk KB ( − ) Lain-lain

PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Kesadaran : Comsposmentis Nadi : 102 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,8 °C

• Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-), edema wajah (-), perbesaran
KGB (-), perbesaran kelenjar tiroid (-).

• Thorax :
Inspeksi : Kesan Simetris Bilateral, Normochest
Palpasi : Vocal Fremitus Simetris Bilateral, Massa (-), Nyeri Tekan
(-).
Perkusi : Perkusi Paru Sonor ka-ki, Perkusi Jantung Pekak, Batas
Jantung dbn
Auskultasi : Rhonki (-/-), wheezing (-/-). Bunyi jantung I, II murni
reguler,
Bunyi Tambahan (-)
KU : Baik Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Kesadaran : Comsposmentis Nadi : 92 kali/menit
BB : 58 Kg Respirasi : 20 kali/menit
TB : 156 cm Suhu : 36,7 °C

• Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-), edema wajah (-), perbesaran
KGB (-), perbesaran kelenjar tiroid (-).

• Thorax :
Inspeksi : Kesan Simetris Bilateral, Normochest
Palpasi : Vocal Fremitus Simetris Bilateral, Massa (-), Nyeri Tekan (-).
Perkusi : Perkusi Paru Sonor ka-ki, Perkusi Jantung Pekak, Batas
Jantung dbn
Auskultasi : Rhonki (-/-), wheezing (-/-). Bunyi jantung I, II murni reguler,
Bunyi Tambahan (-)
• Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Luka bekas operasi (+), bendungan vena (-).
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa teraba (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal, Aorta
abdominalis (+)
• Pemeriksaan Genitalia
Pemeriksaan Dalam
In speculo :
- Tampak massa bulat sebesar telur ayam keluar dari serviks uteri
- Tampak perdarahan keluar dari kanalis servikalis
- Dinding vagina tidak terdapat kelainan
Vaginal Toucher
Teraba massa bertangkai (pedunculated) sebesar telur
ayam, perabaan kenyal, permukaan rata, bergerak bersamaan saat
fundus uteri digerakan,

• Ekstremitas :
Atas : Akral hangat +/+, Oedem -/-
Bawah : Akral hangat +/+, Oedem -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Darah Rutin (01 Agustus 2016)


• Leukosit 10,49 x103/μL
• Eritrosit 2,46 x106/μL
• Hemoglobin 6 g/dL
• Platelet 402 x103/μL
• Clotting Time 7 menit 30 detik
• Bleeding Time 6 menit 30 detik
RESUME

• Pasien wanita usia 48 tahun datang ke IGD Kebidanan RS


Undata dengan keluhan perdarahan pervaginam, dialami sejak
2 bulan terakhir, darah yang keluar banyak dan kadang
bergumpal. Keluhan yang sama sudah dirasakan sejak tahun
2008 namun sempat berhenti setelah dikuret dan timbul
kembali 2 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri perut
bagian bawah (+) terutama jika duduk. Pasien merasa pusing.
Pada tahun 2008 pasien dirawat dengan keluhan yang sama
dan didiagnosis dengan penebalan dinding rahim sehingga
dilakukan kuretase. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi
dan DM. Ayah dan ibu mempunyai riwayat penyakit diabetes
mellitus.

Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik,
composmentis. Tanda vital; TD 140/90 mmHg, N 102 x/menit, R
20 x/menit, S 36,8oC. Konjungtiva; anemis +/+.
Pemeriksaan dalam dengan in speculo didapatkan
tampak massa bulat sebesar telur ayam keluar dari serviks uteri,
tampak perdarahan keluar dari kanalis servikalis, dinding vagina
tidak terdapat kelainan. Pemeriksaan vaginal toucher teraba
massa bertangkai (pedunculated) sebesar telur ayam, perabaan
kenyal, permukaan rata, bergerak bersamaan saat fundus uteri
digerakan,
Pemeriksaan laboratorium; leukosit 10,49 x103/μL,
eritrosit 2,46 x106/μL, hemoglobin 6 g/dL, platelet 402 x103/μL,
clotting Time 7 menit 30 detik, bleeding time 6 menit 30 detik.
Diagnosis
• Mioma Geburt + Anemia
Penatalaksanaan
IVFD RL 28 tpm
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Asam traneksamat 1 amp/8jam
Sulfas Ferous 1 x 1 tablet

Non Medikamentosa
Transfusi PRC 2 kantong, siapkan WB 2 kantong,hingga HB
12 mg/dl
Follow Up
Follow Up
• FOLLOW UP (02 Agustus 2016)
• S : Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (-), sakit
kepala (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
• O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 100/70 mmHg
N: 92 x/m
P: 19 x/m
S : 37,4 °C
Konjungtiva anemis +/+
• A : Mioma Geburt + anemia
• P : IVFD RL 20 tpm
• SF 1 x 1 tab
• Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
• Transfusi PRC labu 1
• Jika Hb 12 mg/dl rencana ekstirpasi
• FOLLOW UP (11 Agustus 2016)
• S : Nyeri perut (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (+), Sakit kepala (-),
pusing (+), demam (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
• O : Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 120/80 mmHg
N: 84x/m
P: 18 x/m
S : 36,8 °C
Konjungtiva anemis +/+
Lab : SGOT = 13,9 U/L
SGPT = 9,2 U/L
GDS = 214 mg/dl
• A : Mioma Geburt + anemia + DM tipe 2
• P : Biosanbe 1 x 1 Tampon vagina bila berdarah banyak
Kalnex 3 x 1 Transfusi PRC labu 7
Cefadroxil 2 x 500mg
Curcuma 3 x 1
• S : Nyeri perut (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (+),banyak , sakit
kepala (-), pusing (-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
• O : Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/70 mmHg
N: 82x/m
P: 20 x/m
S : 36,8 °C
Konjungtiva anemis +/+
Lab : GDS = 240 mg/dl
GDS preop : 130 mg/dl
Hb pre op = 8,9 Hb post op : 10,2 g/dl
WBC = 7,13 ribu/uL WBC post op: 10,53 ribu/uL
• A : Mioma Geburt + DM tipe 2
• P : Ekstirpasi dan kuretase Mioma Geburt
I VFD RL 20 tpm
Drips oxytocin 1 amp/kolf (2 kolf)
Ceftriaxone 1 gr/12j/IV
Asam Mefenamat 3 x 500mg
SF 1 x 1
Novorapid 4 – 4 - 4 U/SC
• S : Nyeri perut (-), perdarahan pervaginam (-), bergumpal (+), sakit kepala
(-), pusing (-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
• O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 100/70 mmHg
N: 85x/m
P: 22 x/m
S : 36,3 °C
Konjungtiva anemis -/-
• A : Mioma Geburt post ekstirpasi H1 + DM tipe 2
• P : Cefadroxil 2 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500mg
Hemafort 1 x 1
Novorapid 4 – 4 - 4 U/SC
DOKUMENTASI OPERASI
• Massa padat bertangkai uk. 5 x 4 cm, konsistensi padat,
kenyal, permukaan rata, area nekrosis (-),
sediaan dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi.
PEMBAHASAN
• Pada kasus ini, diagnosis mioma geburt ditegakkan
berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Mioma geburt atau sering disebut
mioma submukosa, dapat dijumpai 6,1% dari seluruh kasus
mioma

• Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan


keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil
sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Hal ini
sesuai dengan keluhan utama dari pasien dimana pasien
pertama kali datang berobat dengan mengeluhkan
pendarahan dari jalan lahir.
• Perdarahan disebabkan oleh :
endometrium yang mengalami
hyperplasia akibat pengaruh ovarium,
selain itu juga terjadi atropi
endometrium di atas mioma
submukosa.
• Dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium pada pasien didapatkan konjungtiva
anemis (+/+) dengan kadar hemoglobin sebesar 6
g/dl.

• Hal ini dapat disebabkan oleh keadaan perdarahan


pervaginam pada pasien yang dialami sudah sejak 2
bulan yang lalu
• Pada pemeriksaan dalam dengan in speculo, didapatkan
tampak massa bulat sebesar telur ayam keluar dari serviks
uteri dan tampak perdarahan yang keluar dari kanalis
servikalis.

• Sedangkan pada pemeriksaan vaginal toucher teraba massa


bertangkai (pedunculated) sebesar telur ayam, perabaan
kenyal, permukaan rata, bergerak bersamaan saat fundus
uteri digerakan.
• DD : Polip serviks
- Merupakan suatu adenoma ataupun adenofibroma
yang berasal dari mukosa endoserviks.

- Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE.


Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel
endoserviks yang dapat juga mengalami metaplasia
menjadi semakin kompleks.

- Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis


sehingga membuatnya mudah berdarah
• Penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien
pada kasus ini terdiri dari tindakan konservatif dan
tindakan operatif.

• Tindakan konservatif yang dilakukan pada kasus ini


meliputi pemberian tablet zat besi, antibiiotik,
antiperdarahan dan transfusi PRC.

• Hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang


terjadi pada pasien dan meningkatkan kadar
hemoglobin darah pasien untuk persiapan dilakukan
• Terapi operatif yang dilakukan pada pasien
ini adalah miomektomi dengan cara
ekstirpasi transvagina.

• Hal ini sudah sesuai dengan teori dimana


tindakan ini dilakukan berdasarkan keadaan
dari pasien yang menderita mioma
submukosa yang bertangkai.

Anda mungkin juga menyukai