Anda di halaman 1dari 32

KEHAMILAN DENGAN

TB PARU PUTUS OBAT

Oleh :

ROBBY SURYA PUTRA HARIYANTO

Pembimbing :

Prof. dr. Najoan Nan Warouw, SpOG-K


PENDAHULUAN

• Masalah kesehatan dunia terutama


di negara yang sedang
berkembang.

T
• Sekitar 1-3% dari semua wanita
hamil menderita TB

• TB perlu diperhatikan dalam

B kehamilan, karena penyakit ini


dapat menimbulkan masalah pada
wanita itu sendiri dan janin.
Etiologi dan Mikrobiologi

penyakit menular
yang disebabkan oleh berbentuk batang, bersifat aerob,
mudah mati pada air mendidih (5
basil Mycobacterium menit pada suhu 800C, dan 20
tuberculosis menit pada suhu 600C)

berukuran kurang dari 5 mikron dan yang


akan melayang di udara
• Infeksi TBC disebabkan oleh
penularan melalui inhalasi dari
partikel-partikel yang infeksius

Patofisiologi
• Di paru reaksi fagositosis
oleh makrofag paru reaksi
granulomatous pembentukan
Ghon’s focus.
Gejala Klinis

batuk berdahak selama 2-3 minggu atau


lebih

dahak bercampur darah, batuk darah, sesak


napas, badan lemas, penurunan nafsu makan

penurunan berat badan, malaise,


berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
dan demam meriang lebih dari satu bulan
Ditemukannya Basil Tahan Asam (BTA) pada
pemeriksaan sputum

Rontgen toraks mendukung kearah TB  TB


BTA positif

Kehamilan tidak akan menurunkan respons


uji tuberkulin
TB pada trimester pertama, foto toraks
dengan pelindung di perut bisa dilakukan,
terutama jika hasil BTA negatif.
• Bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap OAT

• Kategori 1 : 2HRZ/4H3R3

• Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

• Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan HRZE


LAPORAN KASUS
Nama : Ny. M.P
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Alamat : Cempaka
Masuk Rumah Sakit : 18 Juli 2013 Jam 23.30 WITA

Penderita masuk rumah sakit melalui IRDO RSU Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado dikirim dari Rumah Sakit Siti Maryam dengan
diagnosa G1P0A0 17 tahun hamil aterm inpartu kala 1 dengan TB
paru.
 Nyeri perut bawah ingin melahirkan dirasakan teratur sejak 15.00 (18 Juli 2013).

 Pelepasan lendir campur darah (+).

 Pelepasan air dari jalan lahir (-).

 Pergerakan janin masih dirasakan saat masuk rumah sakit.

 Batuk dirasakan sejak 10 bulan yang lalu hilang timbul, batuk dirasakan terutama malam
hari, berdahak warna putih kental.

 Riwayat batuk darah 10 bulan yang lalu.

 Penurunan berat badan dirasakan selama 10 bulan terakhir, pasien tidak menimbang berat
badan.

 Mual dan muntah dirasakan hilang timbul.

 Nafsu makan menurun selama 10 bulan terakhir.

 Riwayat demam 10 bulan yang lalu, pasien tidak mengukur suhu badan.

 Keringat malam dirasakan 10 bulan terakhir.


* Riwayat sesak 10 bulan yang lalu, sekarang tidak
mengeluh adanya sesak nafas.
* Riwayat menderita Tuberkulosis paru sejak 10 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Pernah dilakukan rontgen dada
dan pemeriksaan dahak puskesmas, didiagnosa TB paru
aktif.
* Riwayat minum obat untuk sakit paru-paru basaha 4
macam, pasien lupa nama obat, ada obat yang bila
diminum kencing jadi berwarna merah. Riwayat minum
obat hanya 1 bulan lalu berhenti karena mengetahui dirinya
hamil.
RPD : penyakit jantung, hati, ginjal, asma,
kencing manis dan darah tinggi disangkal.

PAN : 2x di Puskesmas Tuminting.

HPHT : ? Oktober 2012, TP : ? Juli 2013

Kawin 1 kali selama 8 bulan.


Riwayat KB (-).
Status Praesens
Keadaan Umum: cukup Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah: : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu badan : 36,6 °C
Konjungtiva : anemis -/-
Sklera : ikterik -/-
Jantung : dalam batas normal
Ekstremitas : edema (-)
Paru : Suara napas vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Tinggi badan : 153 cm
Berat badan : 49 kg
Status Obstetrik

TFU : 29 cm
Letak janin : letak kepala U

punggung kanan
BJA : 145-150x/menit
His : 6'-7'//20"-25"
TBBA : 2635 gram (TJ)

NST : kesan reaktif


USG : kesan hamil aterm + letak kepala
 Laboratorium :

Hb 9,4 gr/dl, Leukosit: 12.700/mm3, Trombosit: 410.000/mm3,


Ht 28,3%

 Konsul Interna :

Hasil : Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik saat ini


tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran napas baik akut
maupun kronis.

Anjuran : Post partum rencana X foto thorax, sputum BTA 3x bila


ada sputum, cek LED, SGOT/SGPT.
Pemeriksaan Dalam :
Effacement 90% pembukaan 3-4 cm, ketuban (+)
presenting part kepala Hodge 1

Pemeriksaan Panggul : Cukup luas

Diagnosis :
G1P0A0 17 tahun hamil aterm inpartu kala I +
Tuberkulosis paru putus obat
Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala
Sikap :
Partus Jam 05.28 Lahir Jam 05.35 Lahir
pervaginam bayi Laki-Laki, plasenta spontan
Observasi TNRS, spontan letak kesan lengkap
his, BJJ belakang kepala, dengan
BBL 3400 gr, PBL selaputnya, BPL
Lapor kosulen, 49 cm, AS 8-10 500 gr
advis: partus
pervaginam
Follow up 21

19 Juli 2013

S : Keluhan (-)
O : Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : CM
Tensi : 100/60 mmHg
Nadi :88 x/menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 37,1 ºC

Mamae : laktasi +/+, infeksi -/-, Abdomen : TFU 2


jari bawah pusat, kontraksi baik, Vulva : edema -/-,
infeksi -/-, Perineum terawat, Lochia rubra
 A : P1A0 17 tahun post partum hari I
Lahir bayi ♂, BBl : 3400 gram, PBL ; 49 cm, AS 8-10
 P : - ASI on demand
- Rawat perineum
- Cefadroxil 3x500 mg
- SF 1x1
- Konseling KB --> suntik
- Rencana periksa BTA sputum 3x dan rontgen dada -->
ibu menolak, pasien pulang paksa.
PEMBAHASAN
1. Bagaimana efek tuberkulosis pada
kehamilan pada kasus ini?

• Perubahan sistem
pernapasan  uterus
Kehamilan membesar mendorong
diafragma dan paru ke atas

• TB aktif tidak membaik atau memburuk dengan


adanya kehamilan.
• Kehamilan  meningkatkan risiko TB inaktif
menjadi aktif (terutama post partum)

• BBLR, prematur, abortus,


Neonatus terhambatnya pertumbuhan
janin, TB kongenital
• Pada pasien ini putus obat karena inisiatif sendiri
• Kurangnya pengetahuan pasien  pendidikan SD
• Kurangnya pendampingan dan informasi petugas
Putus obat kesehatan

• Tidak BBLR  BBL 3400 gr


• Tidak prematur  hamil aterm
Ibu • Tidak gawat janin

• Tidak ditemukan demam


• Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
• Tidak ditemukana tanda-tanda gangguan nafas
Bayi
2. Bagaimana tatalaksana tuberkulosis pada
kehamilan dan pada pasien ini?
Seharusnya dilakukan pemeriksaan sputum BTA 3x dan
pemriksaan radiologi thorax

Penatalaksanaan TBC pada kehamilan tidak berbeda


dengan TBC tanpa kehamilan, tidak perhitungkan
trimester

Harus diperhatikan adalah pemberian OAT yang bisa


menimbulkan efek teratogenik terhadap janin

Golongan utama OAT seperti isoniazid, rifampisin,


etambutol digunakan secara luas pada wanita hamil 
melalui plasenta dalam dosis rendah

Streptomisin  ototoksik
Observasi dan persalinan di ruang isolasi

Masa nifas di ruang isolasi  tepat

TB tenang  TB akatif  Pasien ini


tanpa percepat Spontan
tindakan kala II pervaginam
3. Bagaimana dengan laktasi pada ibu
dan bayi serta pencegahannya?
Konsentrasi kecil dari obat antituberkulosis
disekresi lewat air susu ibu proses
penularan akibat kontak langsung

Pasien ini tinggal di rumah yang


sempit dengan jumlah orang yang
cukup banyak

perbaikan kehidupan seperti ventilasi


yang baik dan menghindari kehidupan
overcrowded
KESIMPULAN
 Tuberkulosis tidak mempengaruhi kehamilan dan
kehamilan tidak mempengaruhi manifestasi klinis dan
progresitivitas tuberkulosis bila diterapi dengan tepat
dan adekuat

 Penggunaan obat streptomisin dan obat lini kedua


dihindari pada wanita hamil karena efek samping
terhadap janin, kecuali dalam keadaan MDR
SARAN
 Keteraturan berobat dan pemeriksaan yang teratur
perlu dilakukan pasien ini.

 Perlu dijelaskan pada ibu hamil bahwa keberhasilan


pengobatan sangat penting supaya proses persalinan
berjalan lancar.
32

Anda mungkin juga menyukai