Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI & TSUNAMI


DI SULAWESI TENGAH
(Update tanggal 19 Oktober 2018)

PUSAT KRISIS KESEHATAN


Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Blok A Gedung Adhyatma Lantai VI Jakarta 12950
Tep : (021) 5265043, 5210411
Fax : (021) 5271111
Email : pusatkrisis@kemkes.go.id
Call center : 0812 1212 3119
I. PENDAHULUAN

Gempa berkekuatan 5.9 SR terjadi pada Jumat, 28 September 2018 puku 14.00
WIB, dengan pusat gempa 8 km Barat Laut Donggala di kedalaman 10 km.
Gempa selanjutnya berkekuatan 7,7 SR terjadi pada hari Jumat, 28 September
2018 pukul 17.02 WIB di kedalaman 10 km, kembali mengguncang Kota Palu dan
Kab. Donggala, Prov. Sulawesi Tengah.

Gempa berikutnya 7,4 SR, yang diikuti gelombang tsunami di beberapa wilayah
pantai Donggala dan pantai Talise Palu datang 20 - 25 menit pasca gempa. BMKG
telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak 28/9/2018 pukul 17.36 WIB.

Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Gempa Bumi dan Tsunami di


Provinsi Sulawesi Tengah, melalui Keputusan Gubernur Nomor:466/459/BPBD,
tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Gempa Bumi
dan Tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah, tanggal 29 September 2018, selama 14
hari sejak tanggal 29 September hingga 11 Oktober 2018. Status ini kemudian
diperpanjang melalui Keputusan Gubernur Nomor:466/463/BPBD tentang
Perpanjangan Status Tangap Darurat Penanganan Gempa Bumi dan tsunami di
Provin Sulawesi Tengah, selama 14 hari hingga tanggal 26 Oktober 2018.

Analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)


memperkirakan, guncangan gempa di pulau Sulawesi ini akibat bergeraknya Sesar
Palu Koro. Patahan ini tertanam dan memanjang dari Utara ke Selatan, membelah
wilayah Palu. Sesar Palu Koro awalnya dimulai dari laut, akan tetapi lebih banyak
yang membentang melewati daratan, yang benar-benar seperti membelah Kota
Palu menjadi dua bagian. Ada juga sesar lain di bawah Tanah Pulau Sulawesi ini,
seperti Sesar Matano yang menurut para ahli juga menyimpan potensi bencana
gempa besar layaknya Palu Koro

Pusat Krisis Kesehatan 1


II. PERMASALAHAN UMUM

Komunikasi lumpuh akibat listrik padam menyebabkan pendataan dan pelaporan


dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala tidak dapat dilakukan
dengan cepat

Kerusakan bangunan dan infrastuktur. Informasi sementara yang terdata yaitu:


• Berbagai bangunan rumah, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan
bangunan lainnya ambruk sebagian atau seluruhnya. Diperkirakan puluhan
hingga ratusan orang belum dievakuasi dari reruntuhan bangunan. Kondisi
perkembangan saat ini sudah banyak korban di evakuasi.
• Pusat perbelanjaan atau Mal terbesar di Kota Palu, Mal Tatura di Jalan Emy
Saelan ambruk. Kondisi saat ini puing-puing reruntuhan telah dibersihkan
• Hotel Roa-Roa berlantai delapan yang berada di Jalan Pattimura runtuh dan
rata dengan tanah. Di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar
yang terisi oleh tamu hotel yang menginap. Evakuasi jenazah sudah selesai
dilakukan .
• Arena Festival Pesona Palu Nomoni, puluhan hingga ratusan orang pengisi
acara, sebagian merupakan para penari, belum diketahui nasibnya.
• Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat, di Jalan Kangkung, Kamonji,
Kota Palu, roboh. Kondisi saat ini Pelayanan Rumah sakit sudah berjalan .
• Jembatan Ponulele yang menghubungkan antara Donggala Barat dan
Donggala Timur roboh, jembatan yang menjadi ikon wisata Kota Palu roboh
setelah diterjang gelombang Tsunami.
• Jalur trans Palu-Poso-Makassar tertutup longsor. Jalur trans Palu-Poso-
Makassar saat ini sudah dapat dilalui.
• jaringan listrik padam dimana gardu induk PLN padam usai gempa
mengguncang Sulawesi Tengah, khususnya di Palu dan Donggala. Listrik
sudah saat ini mulai menyala.

Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie hanya dapat beroperasi secara terbatas akibat ATC
tower lantai 4 runtuh, peralatan komunikasi rusak, pemancar radio rusak, jaringan
Usat down, radar & VOR belum berfungsi, 500 meter dari 2.500 meter landas pacu
atau runway retak akibat gempa. Landas pacu yang tersisa dan hanya dapat
didarati pesawat jenis tertentu. Pada saat ini Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie sudah
bisa dipergunakan untuk penerbangan komersial.

Pelabuhan Pantoloan Palu rusak berat. Quay crane (kran peti kemas) yang
biasanya digunakan untuk bongkar muat peti kemas roboh. Pelabuhan Wani
bangunan dan dermaga mengalami kerusakan. KM Sabuk Nusantara 39
terhempas tsunami ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga. Pada saat ini
pelabuhan sedang dalam perbaikan.

Pusat Krisis Kesehatan 2


III. PERMASALAHAN KESEHATAN

a. Korban Meninggal Dunia

Provinsi Meninggal Dunia

Sulawesi Tengah 2.105


1 Kab. Donggala 171
2 Kota Palu 1.696
3 Kab. Sigi 223
4 Kab. Parigi Moutong 15
Sulawesi Barat 1
1 Kab. Pasangkayu 1
Total 2.106

Sumber : Laphar Ops. BNPB 18 Oktober 2018

b. Korban Luka (Masa Tanggap Darurat)

Luka Berat/Rawat Inap (LB/RI) Luka Ringan/Rawat Jalan (LR/RJ)

4.612*) 36.393

*) = Sumber : Laphar Ops. BNPB 18 Oktober 2018

Pasien yang di rujuk ke Makassar sejumlah 168 orang dan dirujuk ke 11 rumah
sakit di Makassar yaitu :
1. RS Wahidin Sudirohusodo
2. RS Tajudin Hali
3. RS UNHAS
4. RS Pelamonia
5. RS Bayangkara
6. RS Sayang Rakyat
7. RS Siloam
8. RS Awalbros
9. RS Labuang baji
10. RS Daya
11. RS Saliwangan

Pusat Krisis Kesehatan 3


c. Gambaran umum perkembangan penyakit

Penyakit yang terbanyak di derita di Kota Palu adalah Diare akut terutama di
Puskesmas Pantoloan 160 Kasus dan Puskesmas Tawaeli 111 Kasus.
Penyakit terbanyak selanjutnya ISPA di Puskesmas Bulili 148 Kasus dan
Puskesmas Sangurara 118 Kasus.

Pusat Krisis Kesehatan 4


Penyakit yang terbanyak di derita di Kabupaten Donggala adalah ISPA
terutama di Puskesmas Wani 248 Kasus dan Puskesmas Donggala dan
Puskesmas Batusuya masing-masing 96 Kasus. Penyakit terbanyak
selanjutnya Diare akut di Puskesmas Wani 234 Kasus dan Puskesmas Tompe
134 Kasus.

Penyakit yang terbanyak di derita di Kabupaten Sigi adalah ISPA terutama di


Puskesmas Biromaru 203 Kasus dan Puskesmas Dolo 151 Kasus. Penyakit
terbanyak selanjutnya Diare akut di Puskesmas Biromaru 192 Kasus dan
Puskesmas Dolo 49 Kasus.

d. Korban Hilang 686 orang dengan rincian:

1 Kab. Donggala 14
2 Kota Palu 652
3 Kab. Sigi 12
4 Kab. Parigi Moutong 2
Total 680

Sumber : Laphar Ops. BNPB 18 Oktober 2018

Pusat Krisis Kesehatan 5


e. Pengungsi 222.986 orang di 119 titik dengan rincian

1 Kab. Donggala 109.336


2 Kota Palu 28.120
3 Kab. Sigi 84.888
4 Kab. Parigi Moutong 642
Total 222.986

Sumber : Laphar Ops. BNPB 18 Oktober 2018

f. Fasilitas dan Layanan Kesehatan yang terdampak

Jumlah Fasilitas Keshatan yang terdampak akibat bencana ini berjumlah 45


unit yaitu 1 Rumah Sakit, 35 puskesmas, 4 Pustu, dan 5 Poskesdes, dengan
rincian sebagai berikut :

Tingkat Kerusakan
Nama Fasyankes Lokasi
Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan
RUMAH SAKIT
RS. Anantapura Kota Palu √
Jumlah 1 0 0
PUSKESMAS
Puskesmas Birobuli Kota Palu √
Puskesmas Bulili Kota Palu √
Puskesmas Talise Kota Palu √
Puskesmas Kamonji Kota Palu √
Puskesmas Tipo Kota Palu √
Puskesmas Kawatuna Kota Palu √
Puskesmas Mabelopura Kota Palu √
Puskesmas Singgani Kota Palu √
Puskesmas Pantoloan Kota Palu √
Puskesmas Tawaeli Kota Palu √
Puskesmas Mamboro Kota Palu √
Jumlah 1 3 7
Puskesmas Baluase Kab. Sigi √
Puskesmas Biromaru Kab. Sigi √
Puskesmas Pandere Kab. Sigi √
Puskesmas Kaleke Kab. Sigi √
Puskesmas Marawola Kab. Sigi √
Puskesmas Gimpu Kab. Sigi √
Puskesmas Dombusoi Kab. Sigi √
Puskesmas Kamaipura Kab. Sigi √
Puskesmas Dolo Kab. Sigi √
Puskesmas Tinggede Kab. Sigi √

Pusat Krisis Kesehatan 6


Puskesmas Kantewu Kab. Sigi √
Puskesmas Banasu Kab. Sigi √
Puskesmas Kulawi Kab. Sigi √
Puskesmas Towulu Kab. Sigi √
Jumlah 2 5 7
Puskesmas Delatope Kab. Donggala √
Puskesmas Toaya Kab. Donggala √
Puskesmas Tompe Kab. Donggala √
Puskesmas Lembasada Kab. Donggala √
Puskesmas Wani Kab. Donggala √
Puskesmas Labuan Kab. Donggala √
Puskesmas Batusuya Kab. Donggala √
Puskesmas Kayuwou Kab. Donggala √
Puskesmas Malei Kab. Donggala √
Puskesmas Donggala Kab. Donggala √
Jumlah 3 2 5
PUSTU
Pustu Petobo Kota Palu √
Pustu Banteng Kota Palu √
Pustu Towua Kota Palu √
Jumlah 1 2 0
Pustu Loli Tasiburi Kab. Donggala √
Jumlah 0 0 1
POSKESDES
Poskesdes Loli Pesua Kab. Donggala √
Poskesdes Loli tasiburi Kab. Donggala √
Poskesdes Loli Dondo Kab. Donggala √
Poskesdes Loli Oge Kab. Donggala √
Poskesdes Loli Saluran Kab. Donggala √
Jumlah 1 2 2
Jumlah Keseluruhan 9 14 22

IV. UPAYA BIDANG KESEHATAN YANG TELAH DILAKUKAN

a. Sub Klaster Pelayanan Kesehatan


Mengirimkan tim pendampingan dan memobilisasi sumberdaya kesehatan
dari pusat hingga daerah untuk percepatan penanganan korban
Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan dan tindakan operasi bedah
Melakukan penilaian cepat kerusakan faskes dan perbaikan alkes
Membantu dan melakukan Evakuasi Korban
Mendirikan Posko Kesehatan di berbagai wilayah pengungsian
b. Sub Klaster Pengendalian Penyakit dan Kesling
Memverifikasi semua kasus terduga Campak dengan hasil tidak ada
penambahan kasus baru dan akan dilakukan pemantauan selama masa
inkubasi.

Pusat Krisis Kesehatan 7


Membangun sistem pelaporan surveilans di daerah terdampak.
Memetakan Puskesmas di wilayah terdampak untuk memastikan sistem
pelaporan
Melakukan imunisasi Td (Tetanus difteri) kepada 3.662 orang relawan.
Melakukan disinfeksi lokasi temuan jenazah di bagunan pertokoan dan
pemukiman, yaitu di area Petobo dan Balaroa dari udara dengan
menggunakan heli.
Pemantauan perkembangan penyakit pasca gempa (Surveilans)
Distribusi logistik kesling seperti Polybag Sampah, Kaporit, PAC (Penjernih
Air Cepat)
Melakukan Penyehatan air
Pengendalian vektor penyakit dengan melakukan disinfektasi (dengan
penyemprotan)
menata ulang pengawasan malaria, kusta dan kecacingan.
Memantau perkembangan penyakit menular
c. Sub Klaster Gizi
Pengamanan makanan dapur umum
Membantu penyediaan makanan di dapur umum untuk pengungsi,
terutama bayi dan anak.
Mobilisasi dan distribusi Makanan Tambahan balita dan bumil
Penyelenggaraan dapur PMBA dan edukasi gizi di 4 titik pengungsian
(Masjid Agung Darussalam, Dinsos, Tondo dan Petobo Atas)
Melakukan screening status gizi balita dengan pita LiLA
Berkoordinasi dengan koordinator pengungsi di depan Kantor Bupati
Donggala terkait pendataan dan pendirian dapur PMBA
Mensosialisasikan surat Dirjen Kesmas terkait Kebijakan Pemberiam susu
formula pada Balita terdampak bencana pada Dinkes Donggala
d. Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
Pelayanan terhadap kelompok rentan (Ibu Hamil, Anak Bayi, Balita dan
Lansia)
Membantu pertolongan persalinan
Mendirikan tenda pelayanan Kespro di 5 lokasi yaitu di Lapangan Bola
Desa Beka Kab Sigi, di Lapangan Wombo Desa Wombo Kalongga Kab
Donggala, di Desa Donggala Kodi Kota palu – penduduk Balaroa, di
Lapangan Vatulemo Kota Palu dan di lapangan masjid Agung Kota Palu.
Melakukan asessment penempatan lokasi tenda kespro di Pengungsian
Petobo atas – Perbatasan Kota Palu – Kab Sigi. yang merupakan wilayah
puskesmas Petobo Kota Palu. Rencana set up tenda Senin, 15 Otober
2018, di Kamp pengungsi Tawaeli Panau, Kota Palu - tidak
direkomendasikan karena lokasi dekat sekali denga puskesmas Tawaeli
yang masih berfungsi.
Melaksanakan monitoring Tenda Kespro Dongala Kodi (Balaroa)
Melaksanakan rapat koordinasi kespro dengan Tim Dinkes Kab Donggala
(Kadinkes, Sekretaris, Kasi KIA, staf KIA) untuk menyepakati titik
pemasangan tenda kespro (wilayah Puskesmas Delatope, Batusuya,

Pusat Krisis Kesehatan 8


Tompe, Toaya dan Loli Saluran) serta pemasangan 2 tenda ramah
perempuan (Deletope dan Tompe)
Melakukan pelayanan pemantauan tumbuh kembang balita dan
pemeriksaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Kota Palu
Melanjutkan layanan mobile services kespro remaja di kota Palu
Melakukan Update tim ARV Mobile (IAC).
Melakukan penjangkauan ARV ke 2 Odha dewasa yang beralamat di
kabupaten Poso dan di Kota Palu).
Berkoordinasi dengan penanggungjawab KPA di Kab. Donggala
kecamatan Tanjung Batu desa Tanjung Batu terkait akses ARV di Kab.
Donggala.
Mempersiapkan pengiriman ARV ke Buol.
Melakukan pertemuan dengan perwakilan populasi kunci.
Memberikan layanan konseling untuk 1 nakes dan 1 penyintas perempuan.
Melakukan Kegiatan rekreasi nonton film bagi anak anak di posko
sejumlah 15 anak di lapangan vatulemo
Berkoordinasi bagian Keswa Dinkes Provinsi.
e. Sub Klaster Kesehatan Jiwa
Melaksanaan trauma healing terpadu dengan dinsos setempat.
Psikososial support bagi masyarakat yang terdampak
Memberikan pengarahan kepada tim MSF Belgia terkait program, sistim
rujukan, dan pelaporan pada kejadian bencana ini.
Melaksanakan Rapat Koordinasi Dukungan Kesehatan Jiwa dan
Psikososial (DKJPS) yang dihadiri oleh IPK Sulsel, Himpsi Sulsel, PMI,
Yayasan Pulih – UNFPA, MSF Belgium, Tim ESDM, RSCM, RS Sardjito,
WHO, Kemenkes, dan Dinkes Sulsel, yang mengagendakan arahan umum
untuk program DKJPS, penjelasan sistem koordinasi dan pelaporan,
diskusi tentang kebutuhan akan rujukan spesialis, pemetaan kebutuhan
akan pendampingan bagi staf puskesmas dan dinkes untuk
mengupayakan kesinambungan pengobatan, dan dalam memberikan
pelayanan juga harus memperhatikan masalah subklaster lain
f. Tim logistik obat-obatan
Memobilisasi obat-obatan dari Kemenkes maupun buffer stok di Dinas
Kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

V. BANTUAN YANG TELAH DIBERIKAN

1. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga medis yang telah dikirim berjumlah 2.525 orang dengan
rincian sebagai berikut:
 Dokter Umum = 515 orang
 Dokter Gigi = 3 orang
 Dokter Spesialis = 136 orang
 Perawat = 584 orang
 Bidan = 93 orang
 Penata Anastesi = 22 orang
 Tenaga Farmasi = 56 orang

Pusat Krisis Kesehatan 9


 Tenaga Medis lainnya = 68 orang
 Non Medis / Paramedis = 1048 orang

2. Logistik Kesehatan
Logistik kesehatan yang telah dikirim rincian sebagai berikut:
 Kantong jenazah 1200 buah
 Kantong jenazah 600 buah (PMI Jakarta)
 Kantung jenazah 100 buah (PMI Makassar)
 Obat (a.l. antibiotik, cairan infus dan infusion set, analgesik, pembalut
gips) dan perbekalan kesehatan 2 ton (234 koli)
 Anti tetanus serum (ATS) 248 koli (2,35 ton)
 Masker Non Kain 4.250 pcs dan Masker M3 2.500 pcs
 Disinfektan Padat 150 kg dan Air 5.000 tablet dan sprycan 5 unit
 Tenda 18 unit
 Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil 3,3 ton dan PMT anak 4
ton
 Polybag ramah lingkungan = 1.600 lembar
 Polybag biasa = 1.900 lembar
 Polybag limbah medis = 950 lembar PAC = 2.700 sache
 Safety box = 200 buah
 Replent lalat = 1.728 stick
 Derigen lipat = 50 buah
 Disinfektan lalat = 18 tabung @ 400 gr
 Food handler = 50 kit
 sarung tangan karet = 216 pasang
 Peralatan kesling 15 koli
 KIT Higiene 5000 KIT
 KIT Ibu Hamil 1000 KIT
 KIT Ibu Hamil 50 KIT (dari UNFPA)
 KIT Ibu Pasca Melahirkan 1000 KIT
 KIT Ibu Pasca Melahirkan 2400 KIT (dari UNFPA)
 KIT Bayi Baru Lahir 1000 KIT
 KIT Bayi Baru Lahir 170 KIT (dari UNFPA)
 KIT Persalinan di Lapangan (KIT Bidan) 50 KIT
 KIT Bagi Lanjut Usia 200 KIT
 Tenda Kespro termasuk papan lantai 20 unit
 Media KIE (Spanduk, Poster, dll) 5820 buah
 PMT Bumil 750 kg
 PMT Balita dan Bumil 1.360 kg
 PMT Bumil dan balita 2 ton (dari Jakarta)
 PMT Bumil dan balita 2 ton (dari Dinkes Prov Sulsel)
 Paket Tenda, Velbed 16 Set
 Oksigen Consentrator 4 Set

Pusat Krisis Kesehatan 10


VI. KONDISI SAAT INI

1. Klaster kesehatan sudah dalam kendali Kadinkes Prov. Sulteng, sedangkan


Dinkes Kab Donggala dan Kab. Sigi sudah mengaktifkan klaster kesehatan
kabupaten.
2. 11 unit rumah sakit saat ini sudah operasional bahkan melebihi kapasitas
awal sebelum kejadian bencana.
3. Bebeberapa Puskesmas sudah berjalan normal seperti Puskesmas
Sanggani.
4. Layanan korban pasca operasi dapat berjalan dengan lebih baik karena
adanya bantuan relawan dokter spesialis.
5. Di beberapa tempat pengungsian yang tidak terdapat koordinator
pengungsi sudah mulai ada koordinatornya sehingga memudahkan tim
untuk berkoordinasi dalam pendataan pengungsi dan kebutuhannya.
6. Masih adanya keterbatasan transportasi untuk distribusi logistik kesehatan
akibat akses ke lokasi masih sulit karena jalan yang rusak parah akibat
longsor.
7. Berkoordinasi dengan subklaster perlindungan hak perempuan. dimana
klaster kesehatan terkait erat dgn subklaster ini khususnya pencegahan
dan penanganan kekerasan terhadap perempuan.
8. Semakin banyaknya bantuan susu formula yang ditemui di masyarakat
9. Masyarakat meminta supaya pelayanna Puskesmas dapat juga dilakukan
hingga malam hari
10. Layanan spesialis obgyn dari RSCM terhambat akibat terhambatnya atau
belum adanya pasokan listrik sehingga tidak bisa menggunakan USG
portable.
11. Belum ada pencatatan kohort ibu dan pita LiLA
12. Perlu penambahan penyediaan PMT bumil dan PMT balita, bidan kit, dan
penyiapan alas tidur untk tenaga kesehatan yang jaga malam
13. Perlunya penambahan tenda perawatan di sekitar rumah sakit, untuk
menampung pasien yang berlebih dan atau pasien yang tidak ingin dirawat
di dalam gedung rumah sakit karena takut terjadi gempa lagi.

VII. RENCANA TINDAK LANJUT

1. Optimalisasi SDM Kesehatan dari dalam negeri.


2. Optimalisasi sarana dan prasarana kesehatan dalam negeri termasuk
alat kesehatan dan obat obatan.
3. Penambahan tenda perawatan
4. Meningkatkan terus upaya penyehatan air dan kesehatan lingkungan.
5. Mengembalikan seluruh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas terdampak.
6. Memantau perkembangan penyakit.
7. Menyediakan obat obatan untuk menanggulangi penyakit Diare dan ISPA
yang banyak didderita masyarakat terdampak, termasuk penyediaan
Oralit.

Pusat Krisis Kesehatan 11

Anda mungkin juga menyukai