DisusunOleh:
Nurmaniar Majid
(11 16 777 14 093)
Supervisior/Pembimbing
dr. Djemi, Sp.OG (MARS)
1
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing Mahasiswa
2
BAB I
PENDAHULUAH
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan implantasi blastokista
(sel telur yang telah dibuahi) tidak pada dinding endometrium kavum uteri.
Kehamilan dapat terjadi di tuba fallopi, kavum abdomen, ovarium, dan
serviks. Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di tuba fallopii (saluran
telur).
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata
dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat
diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan
ektopik terjadi abortus, pecah, atau ruptur pada tempat nidasi yang dapat
berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan
ektopik terganggu.
Berdasarkan lokasi terjadinya, kehamilan ektopik dapat dibagi menjadi:
1. Kehamilan tuba, meliputi > 95% yang terdiri atas pars ampularis (55%),
pars ismika (25%), pars fimbriae (17%), dan pars interstisialis (2%).
2. Kehamilan ektopik lain (< 5%) antara lain terjadi di serviks uterus,
ovarium, atau abdominal. Untuk kehamilan abdominal, lebih sering
merupakan kehamilan abdominal sekunder dimana semula merupakan
kehamilan tuba yang kemudian abortus dan meluncur ke abdomen dari
ostium tuba pars abdominalis (abortus tubaria) yang kemudian embrio
atau buah kehamilannya mengalami reimplantasi di kavum abdomen,
misalnya mesenterium/ mesovarium atau di omentum.
4
Gambar1.Kehmilan ektopik terganggu
B. Epidemiologi
Menurut World Health Organisation (2007) kehamilan ektopik adalah
penyebab hampir 5% kematian ibu hamil di negara maju. Di Indonesia
kejadian sekitar 5-6 per 1000 kehamilan.
C. Etiologi
1) Faktor tuba
Adanya peradangan, dan infeksi pada tuba menyebabkan lumen tuba
menyempit atau buntu, sehingga ovum yang telah dibuahi dapat
tersangkut dibagian mana saja dari tuba uterina dan menyebabkan
kehamilan tuba ampula, ismus dan interstisium. Selain itu, kelainan
endometriosis tuba, divertikel saluran tuba, tumor di sekitar saluran tuba
misalnya mioma uteri atau tumor ovarium dapat menyebabkan perubahan
bentuk dan patensi tuba sehingga dapat menimbulkan kehamilan ektopik.
Pada pasien dengan kerusakan tuba memiliki kemungkinan 3,5 kali
mengalami kehamilan ektopik.
2) Abnormalitas zigot
5
Apabila zigot tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar,
maka zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba,
kemudian terhenti dan tumbuh di saluran tuba.
3) Faktor ovarium
Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang
kontralateral, dapat membutuhkan proses khusus atau waktu yang lebih
panjang sehingga kemungkinan terjadi kehamilan ektopik lebih besar.
4) Faktor hormonal
Pada akseptor, penggunaan kontrasepsi oral (pil KB) yang hanya
mengandung progesteron dapat mengakibatkan gerakan tuba melambat.
Apabila terjadi pembuahan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan
ektopik.
5) Faktor lain
Pemakaian IUD dimana dapat terjadi proses peradangan yang dapat
timbul pada endometrium dan endosalping dapat meyebabkan terjadinya
kehamilan ektopik. Selain itu, faktor usia yang menua, dan merokok juga
sering dihubungkan dengan terjadinya kehamilan ektopik. Adanya faktor
merokok yang menimbulkan kehamilan ektopik diduga disebabkan oleh
adanya gangguan imunitas sehingga mudah terkena infeksi pelvis.
D. Patogenesis
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Embrio
kemudian dapat tumbuh di saluran tuba dan kemudian mengalami beberapa
proses seperti pada kehamilan umumnya. Namun, tuba bukan merupakan
suatu media yang baik untuk pertumbuhah embrio atau mudigah, maka
pertumbuhan dapat mengalami beberapa perubahan antara lain :
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Ovum yang dibuahi mengalami kematian akibat vaskularisasi yang
kurang dan terjadi resorbso total. Dalam keadaan ini penderita tidak
6
mengeluh apa-apa, hanya mengalami haid yang terlambat untuk beberapa
hari.
E. Manifestasi klinis
Gambaran klinis kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas. Umunya
penderita menunjukkan gejala kehamilan muda, uterus membesar dan lembek
namun tidak sebesar usia kehamilan seharusnya.
Trias gejala klinis kehamilan ektopik terganggu sebagai berikut :
1) Amenorea.
7
Lamanya amenorea bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan.
Dengan amenorea dapat dijumpai tanda-tanda hamil muda, yaitu morning
sickness, mual atau muntah, terjadi perasaan ngidam. Biasanya darah
berwarna gelap kecoklatan dan keluarnya intermitten atapun kontinyu.
Gejala-gejalakehamilanektopiklainnya :
1) Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang atau slinger pijn bila
serviks digerakkan, nyeri pada perabaan dan kavum douglas menonjol
karena ada bekuan darah.
2) Pleuritic chest pain, bisa terjadi akibat iritasi diafragma akibat
perdarahan.
3) Perubahan uterus
8
Uterus dapat tumbuh membesar pada 3 bulan pertama akibat hormon
yang dilepaskan plasenta. Uterus dapat terdesak ke sisi yang
berlawanan dengan masa ektopik.
F. Diagnosis
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara
ditegakkan, antara lain dengan melihat :
Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada
atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan /kiri bawah.
Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul
dalam peritoneum.
Pemeriksaan fisis
1) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
2) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan
ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang
bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
3) Pemeriksaan ginekologis, yaitu pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak,
nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.
9
PemeriksaanPenunjang
1) Laboratorium : Hb, Leukosit, urine β-hCG (+). Pemeriksaan Hb dengan
jarak 1 jam selama 3 kali berturut-turut. Penurunan Hb dapat mendukung
diagnosis kehamilan ektopik terganggu. leukositosis menunjukkan
perdarahan.
2) USG
a. Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
b. Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
c. Adanya massa komplek di rongga panggul
G. Penatalaksanaan
1) Setelah diagnosis ditegakkan, segera lakukan persiapan untuk tindakan
operatif gawat darurat.
2) Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan
tindakan operatif karena sumber perdarahan harus dihentikan.
3) Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh
dengan larutan kristaloid.
4) Tindakan dapat berupa :
a. Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang
mengandung hasil konsepsi.
b. Salpingostomi (sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut salah
satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu
segmen tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut.
Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang
sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
10
5) Kehamilan ektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba
yang disebabkan oleh infeksi maka sebaiknya pasien di beri antibiotik
kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas.
6) Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan :
a. Ketoprofen 100 mg supositoria.
b. Tramadol 200 mg IV.
7) Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. F Nama Suami : Tn. S
Umur : 36 tahun Umur : 42 tahun
Alamat : Jl. Durian Alamat : Jl. Durian
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTA
B. ANAMNESIS
Keluhan utama :
Nyeri perut bagian bawah
11
Pasiendatangke IGD
kebidaanRumahSakitUmumAnutapuraPaludengankeluhannyeriperutbagian
bawah yang dialamisejak 3 harisebelummasukrumahsakit.Pasienjuga
mengeluhmual (+), muntah (-), pusing (+), nyerikepala (-), nyeriuluhati (-),
BAK (+) lancar, BAB (+) biasa, perdarahan pervaginam (+). Sebulan yang
lalu dites kehamilan dan positif hamil.
Riwayat menstrusasi :
Menstruasi pertama saat usia 14 tahun, siklus teratur tiap bulan, lama 5-6
hari, banyaknya 2 pembalut/hari, nyeri. HPHT 2 januari 2018
Riwayat pernikahan :
Pasien menikah 1 kali, dengan suami sekarang sudah 16 tahun.
Riwayat Obstetri
Gravid : 8 partus : 3 abortus : 4
Anakpertama :keguguran, tahun 2001
Anakkedua : lahirtahun 2005, lahirspontandi rumah ditolongdukun,
jenis kelamin perempuan, hidup
Anakketiga : lahirtahun 2009, lahirspontandi rumah ditolongdukun,
jenis kelamin laki-laki, hidup
Anakkeempat : keguguran, tahun (lupa)
12
Anakkelima :lahirtahun 2013, lahirspontanditolongbidan, jenis kelamin
perempuan, hidup
Anakkeenam : keguguran, tahun (lupa)
Anakketujuh : keguguran, tahun (lupa)
Hamil sekarang
Riwayat Kontraspesi :
Tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan tanda vital
Kesadaran : kompos mentis, GCS = 15 (E4, M6, V5)
Tekanan darah : 110/70 mmHg Pernapasan : 22 kali/menit
Nadi : 78 kali/menit Suhu : 36,5 °C
13
- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V midline clavicula
sinistra
- Perkusi : batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni reguler, bising (-/-)
Abdomen
- Inspeksi : Jejas (-/-).
- Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : timpani
- Palpasi : distensi (-), nyeri tekan (+)
Ekstremitas
- Atas : akral hangat (+/+), edema (-/-).
- Bawah : akral hangat (+/+), edema (-/-).
Pemeriksaan obstetri
Palpasi abdomen
- Leopold I : tidak dilakukan
- Leopold II : tidak dilakukan
- Leopold III : tidak dilakukan
- Leopold IV : tidak dilakukan
- DJJ :-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin (20 Februari 2018)
- Leukosit : 8,5 x103/mm3
- Eritrosit : 2,90 x106/mm3
14
- Hemoglobin : 8,9 gr/dl
- Platelet : 174 x103/mm3
Kimia Darah
- HbsAg : non reaktif
- Anti HIV : non reaktif
Ultrasonography obstetri
- Uterus membesar, tidak tampak GS
- Tampak lesi bulat berdinding tebal pada adneksa kanan
- Cairan bebas padacavum peritoneum
Kesan : KET dengancairanbebaspadacavumperitoneum
15
Gambar2.USG Obstetri
E. RESUME
Pasien♀usia36tahunmengeluhkeluhannyeriperutbagian bawah yang
dialamisejak 3 harisebelummasukrumahsakit.Pasienjuga mengeluhmual (+),
muntah (-), pusing (+), nyerikepala (-), nyeriuluhati(-), BAK (+) lancar,
BAB (+) biasa, perdarahan pervaginam (+). 1 bulan yang lalu dites
kehamilan dan positif hamil.
Tanda vital dalambatas normal, konjungtiva anemis (+/+), nyeri tekan
abdomen. Laboratorium darahrutintanggal 20 februari 2018 Hemoglobin :
8,9 gr/dl, tanggal 21 februari 2018 Hemoglobin: 7,4 gr/dl, USG : kesan KET
dengancairanbebaspadacavum peritoneum.
F. DIAGNOSIS
G8 P3 A4 + gravid 9-10 minggu + Kehamilan Ektopik Terganggu
G. PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 20 tpm, 2 liter
- Pasang kateter
- Injeksi ketorolac 30 mg 1 ampul/8 jam
- Injeksi ranitidin 50 mg 1 ampul/8 jam
- Injeksi Cefotaxime 1 gr/12 jam/iv
- Rencana laparatomi
16
LAPORAN OPERASI
17
Gambar3.TampakPerdarahan
Gambar4.TampakJaringan
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
jam selama 3 kali berturut-turut. Penurunan Hb dapat mendukung diagnosis
kehamilan ektopik terganggu. Pemeriksaan USG tidak didapatkan kantung
kehamilan dalam kavum uteri, adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri, dan
adanya massa kompleks di rongga panggul.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
22