PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan
kedokteran, berdampak pula pada bidang gizi dan dietetik. Pelayanan gizi yang
dilaksanakan di rumah sakit tentu senantiasa disesuaikan dengan perkembangan
tersebut (Depkes, 2006).
Menurut Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses
menyediakan makanan dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sedangkan Depkes
(2003) menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
konsumen dalam rangka pencapaian status yang optimal melalui pemberian
makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan
yang tepat (Rahmawati, 2011).
Tujuan umum pembangunan kesehatan adalah mengusahakan kesempatan yang
lebih luas bagi setiap penduduk untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi - tingginya dengan mengusahakan pelayanan yang luas dan merata. Sistem
penyelenggaraan makanan merupakan program terpadu dan terintegrasi dan
subsistemnya adalah perencanaan anggaran belanja, perencanaan menu, perencanaan
bahan makanan, perencanaan sarana dan prasarana, pembelian bahan makanan,
penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan
makanan, pengolahan bahan makanan, distribusi makanan, pencatatan dan pelaporan
(Depkes, 2006 dalam Kusumastuti, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelian/pemesanan bahan makanan?
2. Bagaimana metode pembelian bahan makanan?
3. Bagaimana prosedur pembelian bahan makanan?
B. Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis dapat memiliki dan menambah wawasan serta pengetahuan lebih
mengenai Pembelian Bahan Makanan
2. Bagi Dosen mata kuliah yang bersangkutan makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan atau persyaratan yang akan membantu dalam pemenuhan nilai yang harus
dicapai oleh mahasiswa. Selain itu dapat membantu dalam mewujudkan suatu
sistem pembelajaran yang berdasarkan KBK.
3. Bagi masyarakat, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam hal
penulisan makalah ataupun paper lainnya.
A. Kesimpulan
Pembelian bahan makanan adalah salah satu upaya pengawasan terhadap harga
makanan. Pada saat penetapan menu yang akan digunakan, harus memperhitungkan
harga makanan baru kemudian dilakukan pemesanan bahan kemudian dilakukan
pengecekan spesifikasi terhadap bahan makanan. Hal tersebut dilakukan, agar
nantinya makanan yang akan dihidangkan memiliki kualitas yang baik. Kualitas
bahan makanan yang digunakan dipengaruhi oleh metode pembelian dan prosedur
pembelian bahan makanan. Metode pembelian bahan makanan merupakan cara
bagaimana seseorang dapat memilih bahan makanan yang tepat yang akan digunakan
nantinya, dalam hal ini, pelaksanaan pemesanan bahan makanan, pembeli seharusnya
memperhatikan ketentuan-ketentuan, seperti : pemesanan harus sesuai dengan macam,
jumlah, dan spesifikasi bahan makanan yang tertera dalam SPJB (Surat Perjanjian
Jual Beli), Mempertimbangkan harga yang ditawarkan dan kualitas bahan makanan,
penawaran disetujui setelah diadakan inspeksi, dan lain-lain.
Dalam ketentuan pembelian makanan terdapat proses dimana bahan makanan ini
bisa sampai pada konsumen. Proses ini melalui penjualan secara eceran maupun
penjualan besar. pembelian bahan makanan mencakup semua kegiatan dan transaksi
dari hasil-hasil pertanian maupun perikanan hingga bahan makanan tersebut dapat
tersedia di meja makan konsumen. Dalam pembelian bahan makanan dapat diterapkan
berbagai prosedur, tergantung dari policy, kondisi, besar institusi, serta kemampuan
sumberdaya institusi, antara lain:
1. Pembelian langsung ke pasar (the open market of buying)
2. Pembelian Bahan Makanan dengan Pelelangan (the formal competitive of bid)
3. Pembelian dengan musyawarah (the negotiated of buying)
4. Pembelian untuk waktu yang akan datang (future contract) dan
5. Pembelian tanpa tanda tangan (unsigned contract auction)