1
esensi mereka dapat disebut sebagai tanda lokalisasi palsu, karena mereka
disebabkan oleh kompresi struktur otak jauh dari tempat asal lesi masa.
2
dengan proses yang terjadi secara teratur: pertama otak tengah, kemudian pons
dan pada akhirnya medulla. Hasilnya adalah urutan tanda-tanda neurologis yang
berkaitan dengan tiap level terkena. Bentuk herniasi lainnya adalah herniasi
transfalsikal (pergeserang girus cingulus di bawah falx menyeberangi garis
tengah, gambar C) dan herniasi foraminal (tekanan terhadap tonsil serebelum ke
arah bawah menuju foramen magnum, gambar D) yang menyebabkan penekanan
medulla dan henti napas.
Koma oleh karena kerusakan luas hemisfer serebri terdiri dari beberapa
kelainan yang tidak saling terkait dengan hasil akhir kerusakan struktur serebral
luas, sehingga memberikan gambaran mirip dengan kelainan korteks metabolik.
Efek dari hipoksia iskemia berkepanjangan adalah salah satu yang paling dikenal
dan juga salah satu yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pembedaan antara
efek akut hipoperfusi otak dengan efek lanjutan dari keruakan neuronal luas.
Kerusakan bihemisferik yang sama dapat ditemukan pada kelainan-kelainan yang
mengoklusi pembuluh darah kecil di otak seperti malaria serebral, purpura
trombotik trombositopenik dan hiperviskositas. Kejang dan kerusakan
bihemisferik dapat dijadikan indikasi adanya kelainan golongan ini.
3
tarikan dalam jumlah besar selama masih dapat dikompensasi oleh pemindahan
likuor serebrospinalis dari ventrikel hemisfer tersebut. Namun, apabila tidak ada
ruangan lagi untuk ekspansi, pembesaran masa sekecil apapun dapat memberikan
tekanan yang cukup untuk menggeser diensefalon dan otak tengah, sehingga pada
pasien-pasien dengan lesi hemisferik hanya ada sedikit waktu untuk bertindak
apabila telah terjadi penurunan kesadaran.
Penekanan terhadap otak tengah dorsal oleh masa dari daerah pineal juga
menekan daerah pretektal, sehingga selain menyebabkan penurunan kesadaran,
lesi tersebut juga menyebabkan beberapa tanda neuro-oftalmologis diagnostik.
Pupil pada kasus -kasus ini dapat menjadi non-responsif terhadap rangsang cahaya
(refleks cahaya negatif) dan sedikit membesar disertai dengan gangguan gerakan
bola mata vertikal terganggu, konvergensi, nistagmus konvergen dan terkadang
nistagmus refrakter (sindroma Parinaud). Lesi masa di daerah fosa posterior
paling banyak berasal dari serebelum dan menyebabkan koma dengan secara
langsung menekan batang otak. Manifestasi klinis lesi di daerah ini dapat
digambarkan dengan lesi yang mengenai daerah pons, di mana terjadi diameter
pupil yang kecil namun reaktif, gangguan refleks vestibulokoklear dan juga postur
deserebrasi.
4
dapat menyebabkan koma dengan menekan ventrikel keempat sehingga
menghambat aliran likuor serebrospinalis. Keadaan ini menyebabkan hidrosefalus
dan peningkatan tekanan intrakranial secara hebat. Onset obstruksi ventrikel
keempat biasanya ditandai dengan nausea dan terkadang muntah proyektil yang
hebat. Penelurusan riwayat penyakit dapat memberikan adanya ataksia, vertigo,
kekakuan leher dan pada akhirnya henti napas apabila tonsil serebelum terimpaksi
pada tepi foramen magnum. Apabila kompresi berjalan lambat (eq. lebih dari 12
jam) dapat diamati adanya papiledema.
5
Manifestasi klinis sindrom herniasi unkal
Sindrom herniasi unkal, sebagai hasil dari herniasi lobus medial temporal
ke dalam bukaan tentorial, memberikan gambaran penurunan kesadaran secara
bertahap pada tahap awal yang disertai atau didahului oleh dilatasi pupil
unilateral. Dilatasi pupil paling sering terjadi ipsilateral terhadap masa dan terjadi
sebagai akibat kompresi N.III oleh girus unkal yang menekan.
6
mengangkat masa, lesi destruktif secara khas tidak dapat dipulihkan. Walaupun
penting untuk mengenali tanda-gejala khas lesi destruktif, dibandingkan dengan
lesi kompresi, nilai utama pemeriksaan fisis ada pada mengenali pasien-pasien
yang akan diuntungkan dengan intervensi terapetik segera.