DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
WORKING DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
1. Non Medika mentosa
• Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya
• Tirah baring
• Diet rendah protein, rendah garam, rendah kalori
(0,6mg/kgBB/hr).
• Planning cek DL ulang dan Renal Function Test.
2. Medikamentosa
• O2 2-4 L/menit
• IVFD Line Normal Saline 7 tpm
• Ranitidine injeksi 2x1 (40 mg)
• Ondansentron 3x1 (8 mg)
• Drip Furosemid Syiringe pump 5mg/jam
• Diltiazem (Herbesser) 2 amp (100 mg) dalam 100 cc NS 12
tpm s/d TD < 180
• Per Oral Adalat Oros 1 x 30 mg
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
CKD (Chronic Kidney Disease)
Definisi :
Suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir
dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal
adalah suatu keadaan klinis yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis
atau transplantasi ginjal. Dan ditandai dengan
adanya uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen
lainnya dalam darah)
Kriteria :
1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan,
berupa kelainan struktural atau fungsional,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG), dengan manifestasi:
• Kelainan patologis
• Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan
dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan
dalam tes pencitraan (imaging tests)
2. Laju filtrasi glomerulus kurang dari 60
ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan, dengan atau
tanpa kerusakan ginjal.
Klasifikasi :
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas
dua hal yaitu atas dasar derajat (stage) penyakit
dan atas dasar diagnosis etiologi.
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit
Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal ≥ 90
atau ↑
2 Kerusakan ginjal dengan ↓ LFG ringan 60 – 89
3 Kerusakan ginjal dengan ↓ LFG sedang 30 – 59
4 Kerusakan ginjal dengan ↓ LFG berat 15 – 29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Transplant glomerulopathy
ETIOLOGI
Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi :
• Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya seperti diabetes
mellitus, infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius,
hipertensi, hiperurekemi, lupus eritomatosus sistemik
(LES), dan lain sebagainya;
• Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi,
anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume
cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus,
uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma;
• Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia,
osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolic,
gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium,
khlorida).
Gambaran Klinis
Gambaran Laboratoris
• Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi :
• Sesuai dengnan penyakit yang mendasarinya;
• Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan
kreatinin serum, dan penurunan LFG yang dihitung mempergunakan
rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin serum saja tidak bisa
dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal;
• Kelainan biokimia darah meliputi penurunan kadar hemoglobin,
peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia,
hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis
metabolic;
• Kelainan urinalisis, meliputi proteinuria, hematuria, leukosuria, cast,
isostenuria.
Gambaran Laboratoris
• Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak;
• Pielografi intravena jarang dikerjakan, karena kontras
sering tidak bisa melewati filter glomerulus, di samping
kekhawatiran terjadinya pengaruh toksik oleh kontras
terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan;
• Pielografi antegrad atau retrograde dilakukan sesuai
dengan indikasi;
• Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal
yang mengecil, korteks yang menipis, adanya
hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi.
• Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada
indikasi.
Gambaran Radiologis
PENATALAKSANAAN
PRINSIP PENATALAKSANAAN
1. Terapi spesifik terhadap penyakit
dasarnya
2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi
komorbid (comorbid condition) ex :
gangguan keseimbangan cairan,
hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi
traktus urinarius, obstruksi traktus
urinarius, obat-obat nefrotoksik, bahan
radiokontras.
3. Memperlambat pemburukan (progression) fungsi ginjal.
Dua cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulus
ini adalah :
a) Pembatasan asupan protein
b) Terapi farmakologis untuk hipertensi intraglomerulus.
c) Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
d) Pencegahan dan terapi terhadap Anemia
e) Pencegahan dan terapi terhadap Osteodistrofi Renal
• Mengatasi hiperfosfatemia
• Pembatasan asupan fosfat
• Pemberian pengikat fosfat (kalsium, aluminium
hidroksida, garam magnesium, kalsium karbonat dan
calcium asetate)
f) Pemberian bahan kalsium memetik (Pemberian Kalsitriol
(1.25(OH2D3))
g) Terapi Pengganti Ginjal
• Hemodialisis
• Indikasi Hemodialisa :
• LFG < 5 mL/mnt
• Keadaan umum buruk dan gejala klnis nyata (mual, muntah,
gelisah)
• K serum > 6 mEq/L
• Ureum darah > 200 mg/dL
• Kreatinin serum > 8 mg%
• pH darah < 7,1
• Anuria berkepanjangan (> 5 hari)
• Fluid overloaded
• Dialisis peritoneal
h) Terapi Nutrisi pada GGK dengan Dialisis
• Mengurangi akumulasi toksin uremi, cairan, elektrolit diluar waktu
dialisis.
• Memperbaiki status nutrisi,mencegah defisiensi asam amino, vitamin,
dan lain-lain
Terapi Nutrisi pada Dialisis
1. Terapi rendah protein
harus dihitung secara proporsional
Keuntungan :
- Mencegah akumulasi toksin urenia
- Menghambat memburuknya faal ginjal
2. Kebutuhan jumlah kalori
pemberian kalori harus cukup terutama dari bahan
karbohidrat jumlah kalori yang diberikan lebih dari
35 Kcal/KgBB/hari.
3. Kebutuhan cairan
• Sesuai dengan jumlah urine dalam waktu 24 jam untuk
GGK stadium akhir perlu dibatasi cairan yang masuk
(infus, minum, dll)