Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

G4P3A0, Gravida 4-5 minggu dengan Hiperemesis


Gravidarum

Disusun Oleh :

Angeline Fenisenda, S.Ked

G1A216028

Preseptor :

dr. Hj. Rini Kartika, M. Kes

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS TAHTUL YAMAN

JAMBI

2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

G4P3A0, Gravida 4-5 minggu dengan Hiperemesis


Gravidarum

OLEH :

ANGELINE FENISENDA, S.Ked

G1A216028

Jambi, April 2018

Dosen pembimbing

dr. Hj. Rini Kartika, M. Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PUSKESMAS TAHTUL YAMAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sebab karena
rahmat-Nya laporan kasus dengan judul G4P3A0, Gravida 4-5 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum ini dapat terselesaikan. Laporan kasus ini dibuat
sebagai tugas dalam menjalankan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi.

Dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Hj.
Rini Kartika, M.Kes yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
memberikan ilmu yang sangat berguna ketika diskusi selama kepaniteraan klinik di
stase Ilmu Kesehatan Masyarakat ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena penulis masih dalam tahap belajar dan kurangnya pengalaman serta
pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar lebih
baik kedepannya.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah informasi dan pengetahuan kita.

Jambi, April 2018

Penulis

3
BAB I
STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien
 Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. SA/ Perempuan/ 38 tahun
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : RT 03 Tanjung Johor

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga


a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak : 3 orang
c. Status ekonomi keluarga : Menengah kebawah
d. Kondisi Rumah : Pasien tinggal dirumah permanen
dengan lantai kayu, dinding kayu dan atap seng berukuran ± 5x7 meter.
Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar, 1 dapur dan 1 wc. Penerangan
berasal dari PLN dan sumber air berasal dari PDAM.

Gambar 1. Tampak depan rumah pasien

4
e. Kondisi Lingkungan Keluarga :
Kondisi lingkungan pasien padat dengan sekitarnya, hanya berjarak ±0,5
meter dengan samping rumah pasien yang merupakan rumah warga lainnya.
Depan rumah pasien berbatasan langsung ±1 meter dengan jalan setapak
dan tidak dapat dilalui kendaraan bermotor.

III. Aspek Psikologis di Keluarga


Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik dan terkesan harmonis.

IV. Keluhan Utama


Mual dan muntah sejak 1 minggu yang lalu.

V. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Tahtul Yaman dengan keluhan mual
dan muntah sejak 1 bulan yang lalu. Tetapi keluhan dirasakan semakin
bertambah sering sejak 1 minggu yang lalu.
Sejak 2 hari sebelum ke Puskesmas, pasien mengalami muntah 5 x
/ hari dengan volume ±3/4 gelas belimbing. Isi muntahan berupa makanan
minuman yang dikonsumsi sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah.
Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat bila setelah makan dan
minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan
terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan dirasakan menurun karena pasien
takut muntah, BAK sedikit.
Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati. Terjadi penurunan berat badan,
2 minggu yang lalu pasien menimbang BB 72 kg dan pada saat ini BB turun
menjadi 70 kg.

VI. Riwayat Penyakit Dahulu


 Pasien mengalami keluhan yang serupa pada kehamilan anak ke 1 dan
3.

5
 Riwayat trauma (-)
 Riwayat operasi SC (-)
 RIwayat Hipertensi (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat Asma (-)

VII. Riwayat Penyakit keluarga :


 RIwayat Hipertensi (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat Asma (-)
 Riwayat Alergi (-)

VIII. Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang relevan
Pasien sehari-hari membuat kemplang dirumahnya. Pasien di rumah
memasak sendiri. Pasien dan keluarga tidak memiliki riwayat alergi.
Paseien mengaku tidak ada masalah dalam keluarga dan pasien tidak dalam
keadaan stress. Sehari pasien tidur 6-8 jam perhari.

IX. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4. Pernafasan : 20x/menit
5. Nadi : 88x/menit
6. Suhu : 36,80 C
7. Berat badan : 70 kg
8. Tinggi Badan : 162 cm
9. LILA : 32 cm
10. Status gizi : Obes 1
11. CRT : <2detik

6
Pemeriksaan Organ
1. Kepala : Normocephal
2. Mata : konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-)
3. Telinga : otorhea (-)
4. Hidung : deviasi (-), sekret (-)
5. Mulut :
Bibir : basah, tidak pucat
Bau pernafasan : normal
Gusi : warna merah muda,
perdarahan (-)
Gigi : Lubang (-), karies (-)
Lidah : putih kotor (-), ulkus (-)

6. Leher : Pembesaran KGB (-) , pembesaran tyroid (-)

7. Thorax
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
 Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea
midclavicula sinistra
 Perkusi : Batas jantung dbn
 Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo

 Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada bagian yang tertinggal


 Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : Vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)

8. Abdomen :
 Inspeksi : datar, sikatriks (-), striae (+)

7
 Palpasi : Supel, Nyeri tekan (+), hepar, lien dan ginjal tidak
teraba
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)

9. Ekstremitas
 Superior : akral hangat, edema (-), sianosis (-)
 Inferior : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

STATUS OBSTETRI

Riwayat Sosial/Obstetri
HPHT : 23-02-2018
TP : 30-11-2018
UK : 4-5 minggu

Riwayat Persalinan
Anak I : Lahir tahun 2001, jenis kelamin ♀ (perempuan), lahir spontan,
aterm, ditolong bidan, BB : 2700, hidup.
Anak II : Lahir tahun 2004, jenis kelamin ♂ (laki-laki), lahir spontan, aterm,
ditolong bidan, BB : 3200, hidup.
Anak III : Lahir tahun 2011, jenis kelamin ♂ (laki-laki), lahir spontan, aterm,
ditolong bidan, BB : 2900, hidup.

Riwayat Perkawinan : Os menikah satu kali dan sudah berlangsung


selama ± 19 tahun.

Riwayat Kontrasepsi : Os pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.

Riwayat haid pasien


 Menarche : 13 tahun

8
 Haid teratur dengan siklus 28 hari
 Lama haid: ± 6 hari

X. Pemeriksaan Laboratorium
Dianjurkan pemeriksaan Haemoglobin, Gula darah, kolesterol, Hepatitis B,
Pemeriksaan malaria (DDR), pemeriksaan HIV (VCT).

XI. Usulan Pemeriksaan Penunjang :


 Pemeriksaan USG

XII. Diagnosa Kerja


G4P3A0 Gravida 4-5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I

XIII. Diagnosa Banding


 Gastritis (K29.70)
 Ulkus Peptikum (K27.1)

XIV. Manajemen
a. Promotif :
 Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan.
 Menyediakan obat dirumah apabila asam lambung meningkat
 Istirahat yang cukup.
 Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tapi sering.

b. Preventif :
 Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tapi sering.

9
 Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
 Jangan minum teh.

c. Kuratif :
Non Farmakologi
 Istirahat yang cukup
 Minum susu
 Olahraga ringan seperti jalan pagi.

Farmakologi

 Asam folat 1 x 1 tablet


 Ranitidin 3x1
 Kalk tab1x1
 Sulfas ferrous tab 1x1
 Vitamin c 50 mg 1x1 tab

d. Rehabilitatif
 Minum obat sesuai anjuran.
 Meningkatkan makanan bergizi dan makan sedikit tetapi lebih sering
 Jika mual dan muntah semakin bertambah berat, maka segera ke
Puskesmas atau Rumah sakit.

10
Resep

Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas Tahtul Yaman
Jl. Tomok RT 12 Kelurahan Tahtul Yaman Kec. Pelayangan,
Jambi 36263
Angeline Fenisenda
SIP. 1234567
STR. 987654

Tanggal:

Pro :
Umur :
Alamat :

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

2.2 Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan
simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui
secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya
dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi
predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab
dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

2.3 Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentilobuler
tanpa nekrosis.

12
b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan sub-
endokardial.
c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

2.4 Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:1,2
a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah
pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang
terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan
darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/
menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.
c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah
berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus,
gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.

2.5 Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2
a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun
pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun,
pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan,
konsistensinya lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna
biru.

13
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan
dan kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola
hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan
proteinuria.

2.6 Gejala Klinik


Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai
adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang berlebihan),
tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat
dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit.1,2,3

2.7 Diagnosis Banding


Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai
gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut
antara lain:
a) Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat
menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut keluhan
tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare juga bisa
dijadikan petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa
appendicitis akut.
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi
disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu
dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas
darah.
c) Gastritis dan ulkus peptikum.
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien
mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan

14
NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat membedakan dengan
wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus peptikum karena hampir semua
pasien dengan hiperemesis gravidarum mempunyai keluhan nyeri
epigastrium yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan
gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien
hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.
d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat
biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan
Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic
Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata. Kadang-kadang sulit
membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat III (tanda-tanda
kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita hepatitis dengan wanita
hamil yang sebelumnya memang sudah menderita hepatitis.
e) Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum alkohol
berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium, kadang-kadang
agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, kadang-
kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar ke abdomen bagian bawah.
Pemeriksaan serum amylase dapat membantu menegakkan diagnosis.
f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat
juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir
setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi.
Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena
berbahaya bagi janin.

2.8 Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya
diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera
ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya

15
kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang perlu
diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul dikenal
sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata
(oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

2.9 Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan
jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang teratur hendaknya dapat
teratur.1,2,3

2.10 Penatalaksanaan 1-4


 Obat-obatan.
Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan
pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital,
vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga
dianjurkan. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti
prometazin (avopreg), proklorperazin, atau mediamer B6.
 Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya
dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah
berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar
dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.

16
 Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
 Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin
perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin.
Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.
Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut
keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun
minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.
Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk
melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi klinis berupa:
 Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma,
gangguan jiwa Ensephalopati Wernick.
 Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.
 Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,
jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat dan
tekanan darah menurun.

17
BAB III
ANALISA KASUS

3.1 Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar


Pasien tinggal dirumah permanen dengan lantai kayu, dinding kayu dan
atap seng berukuran ± 5x7 meter. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar, 1
dapur dan 1 wc. Penerangan berasal dari PLN dan sumber air berasal dari
PDAM. Tidak ada hubungan antara keadaan keluarga dengan penyakit yang
diderita pasien.

3.2 Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam


keluarga
Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik dan terkesan harmonis. Tidak
ada hubungan antara keadaan keluarga dengan penyakit yang diderita pasien.

3.3 Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan


lingkungan sekitar
Pasien sehari-hari membuat kemplang dirumahnya. Pasien di rumah
memasak sendiri. Pasien dan keluarga tidak memiliki riwayat alergi. Paseien
mengaku tidak ada masalah dalam keluarga dan pasien tidak dalam keadaan stress.
Sehari pasien tidur 6-8 jam perhari. Tidak ada hubungan diagnosis dengan perilaku
kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

3.4 Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada
pasien ini
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet
dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum
diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat
hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis. Faktor-faktor yang
menjadi predisposisi diantaranya

18
 Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG.
 Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
 Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab
dan sebagainya.
Penyebab pada pasien ini kemungkinan karena faktor organik.

3.5 Analisis untuk mengurangi paparan atau memutus rantai penularan


dengan faktor risiko atau etiologi pada pasien ini.
 Membiasakan hidup sehat dan teratur.
 Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tapi sering.
 Menganjurkan olahraga ringan teratur pada pagi hari seperti jalan pagi.
 Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

3.6 Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga


 Melakukan CTPS
 Membiasakan hidup sehat dan teratur.
 Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tapi sering.
 Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
 Menganjurkan olahraga ringan teratur pada pagi hari seperti jalan pagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:


Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hal 814-818.
2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3. Afrianto A. 2013. Hiperemesis Gravidarum. Bagian/SMF Obstetri dan
Ginekologi FK Universitas Muhammadiyah Semarang.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:
http://www.emedicine.com.

20
Lampiran

Gambar 1. Tampak depan rumah pasien

Gambar 2. Foto saat anamnesis pasien

21

Anda mungkin juga menyukai