menjadi :
Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS untuk
keperluan berobat.
Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RS
untuk keperluan berobat.
Kedatangan pasien ke RS dapat terjadi karena :
1. Pasien lama
Pasien lama datang ke Admission dan akan diwawancarai oleh petugas,
guna mendapatkan informasi nomor rekam medis, dan tujuan berobat.
Pasien ini dapat dibedakan :
Pendaftaran pasien baik baru maupun ulang seperti pasien datang tidak
dengan perjanjian. Di Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari, pendaftaran
pasien darurat gawat dilakukan di registrasiuntuk pasien baru maupun
pasien lama. Setelah mendapat
sesuai dengan wawancara terakhir. Prinsip utama yang harus ditaati oleh
petugas
pencatat adalah : nama pasien harus lengkap, minimal terdiri dari dua
suku kata. Dengan demikian, nama pasien yang akan tercantum dalam
rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan ini :
– Nama pasien sendiri, apabila namanya sudah terdiri dari dua suku kata
atau lebih.
– Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya nama
ayah).
2. Sistem Penomoran
Rekam medis pada Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari. disimpan menurut
nomor, yaitu menggunakan “ Unit Numbering System “ sistem ini
memberikan satu unit rekam medis baik kepada pasien berobat jalan
maupun pasien untuk dirawat.inap. Pada saat seorang penderita
berkunjung pertama kali ke Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari. apakah
sebagai penderita berobat jalan ataupun untuk dirawat inap, kepadanya
diberikan satu nomor (admitting number) yang akan dipakai selamanya
untuk kunjungan seterusnya, sehingga rekam medis penderita tersebut
hanya tersimpan di dalam satu berkas di bawah satu nomor.
Kepada petugas yang memberikan pendaftaran, diperintahkan agar selalu
mengecek apakah seorang pengunjung sudah pernah berkunjung ke
Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari.. Seorang pasien yang sudah pernah
berkunjung ke Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari.sebelumnya tidak akan
diberikan nomor baru, karena rekam medisnya yang sekarang akan diberi
nomor yang sama dengan nomor yang telah dimiliki pada kunjungan yang
lalu. Kadang-kadang terjadi kekeliruan dimana seorang penderita diberikan
lagi nomor yang baru, padahal ia telah mempunyai nomor, kekeliruan ini
dapat diperbaiki dengan membatalkan nomor baru dan tetap menyimpan
rekam medisnya pada nomor lama. Sistem nomor unit yang digunakan
mempengaruhi rencana perkembangan ruang tempat penyimpanan. Satu
masalah yang biasa timbul adalah bertambahnya satu rekam medis
menjadi berjilid-jilid,
Jilid 1 dari 2; Jilid 2 dari 2.dan Untuk pengambilan rekam medis yang tidak
aktif
mudanya satu rekam medis sehingga untuk memilih rekam medis yang
tidak aktif harus dilihat satu persatu, tahun berapa seorang penderita
terakhir dirawat atau
berkunjung ke poliklinik. Untuk sumber nomor Rumah Sakit Mitra Anugrah
Lestari. Membuat satu “ bank nomor” terdiri dari enam angka,
menggunakan sistem angka akhir (terminal digit) dengan menentukan
nomor awal dimulai dari 000001 sampai
sebagai berikut:
2) Label Warna
0 Hijau
1 Kuning
2 Merah Tua
3 Biru Dongker
4 Merah Muda
5 Biru Muda
6 Biru Tua
7 Hitam
8 Coklat
9 Abu abu
3) Stiker Warna
4) Tulisan Alergi
5) Tulisan Rahasia
Pada map telah dicetak sejumlah tahun yang oleh petugas rekam medis
akan dicoret tahun kunjungan terakhir pasien berobat dan menempelkan
warna tertentu untuk
Terdapat tempat untuk menuliskan nama pasien pada map rekam medis.
medis harus datang sendiri untuk mengambil rekam medis yang dipinjam
ke bagian rekam medis. Surat permintaan berbentuk satu formulir yang
berisi nama peminjam,
penyimpanan.
1. a) Keuntungannya :
Mudah dalam mengambil berkas rekam medis secara berurutan dari
rak untuk keperluan pelayanan, pendidikan maupun pengambilan
berkas rekam medis inaktif.
Mudah melatih petugas yang harus melaksanakan pekerjaan
penyimpanan.
1. b) Kekurangannya :
Pada saat penyimpanan rekam medis petugas harus memperhatikan
seluruh angka nomor sehingga sangat mudah terjadi kekeliruan dalam
penyimpanan.
Makin besar angka yang diperhatikan,makin besar kemungkinan
membuat kesalahan. Hal yang dapat menyebapkan kesalahan adalah
tertukarnya urutan nomor,misalnya rekam medis nomor 465424
tersimpan pada tempat penyimpanan nomor 465524.
Pekerjaan yang paling sibuk terkonsentrasi pada rak penyimpanan
nomor besar yaitu rekam medis dengan nomor baru.
Terminal Digit Filling System (Sistem Angka Akhir)
Penilaian dengan sistem angka akhir disebut ”Terminal Digit Filling
System. Disini digunakan nomor dengan 6 angka, yang dikelompokan
menjadi tiga kelompok, masing-masing dua angka. Angka pertama adalah
kelompok dua angka yang terletak di paling kanan, angka kedua adalah
kelompok dua angka yang terletak ditengah dan angka ketiga adalah
kelompok dua angka terletak paling kiri.
Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ada 100 angka kelompok
pertama yaitu 00 sampai dengan 99.
Contoh :
1. a) Keuntungannya :
Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar secara merata ke
100 kelompok di dalam rak penyimpanan. Petugas penyimpanan
tidak akan berdesak-desakan di suatu tempat.
Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section
tertentu misalnya ada 4 petugas masing-masing 00-24, 25-49, 50-74,
75-99
Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata
mengerjakan jumlah rekam medis yang hampir sama setiap harinya
untuk setiap bagian.
Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan
dari setiap section, pada saat ditambahnya rekam medis baru
dibagian tersebut.
Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan bisa
dihindarkan timbulnya rak-rak kosong.
Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis, membantu memudahkan
perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak)
Kekeliruan penyimpanan dapat dicegah, karena petugas
penyimpanan hanya memperhatikan dua angka saja dalam
memasukan rekam medis ke dalam rak, sehingga jarang terjadi
kekeliruan membanca angka.
Pemilahan berkas dapat dilakukan lebih cepat, lebih mudah dan lebih
cermat karena hanya memerlukan 2 pemilahan sebelum dijajarkan.
1. b) Kerugiannya :
Memerlukan pelatihan khusus, karena harus membaca dari kanan ke
kiri bukannya dari kiri ke kanan.
Sumua berkas yang salah tempat sulit ditemukan karena kesamaan
nomor.
Cost yang tinggi dikarenakan jumlah peralatan seperti rak dan ruangan
mesti tersedia
Midle Digit Filling System (Sistem Angka Tengah)
Sistem penyimpanan angka tengah adalah penyimpanan rekam medis
diurut dengan pasangan angka-angka sama halnya dengan sistem angka
akhir, namun angka pertama, angka kedua dan angka ketiga berbeda
letaknya dengan sistem angka akhir. Dalam hal ini angka yang letaknya
ditengah-tengah menjadi angka pertama. Pasangan angka yang terletak
paling kiri menjadi angka kedua, dan pasangan angka yang terletak paling
kanan menjadi angka ketiga.
Contoh :
1. a) Keuntungannya :
Memudahkan pengambilan 100 buah rekam medis yang nomornya
berurutan.
Pergantian dari sistem penomoran langsung ke sistem angka tengah
lebih mudah dari pada sistem penomoran langsung ke sistem angka
akhir.
Penyebaran nomor lebih merata pada rak penyimpanan.
Petugas penyimpanan dapat dibagi merata berdasarkan bagiannya.
1. b) Kekurangannya :
Memerlukan latihan dan bimbingan yang lebih lama.
Terjadi rak-rak lowong pada beberapa section, apabila rekam medis
dialihkan ketempat penyipanan tidak aktif.
Sistem angka tengah tidak dapat digunakan dengan baik untuk nomor
yang lebih dari angka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Pelayanan Rawat Inap
1. Pengertian Pelayanan Rawat Inap
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatanpasien oleh tenaga kesehatan
profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang
rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsalyang
dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat
mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan di Unit Rawat Jalan, akan mendapatkan
surat rawat dari dokter yang merawatnya, bila pasien tersebut memerlukan perawatan di dalam rumah
sakit, atau menginap di rumah sakit.
Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah sakit
untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah sakit harus memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang dikutip dari Anggraini (2008).
a. Memberikan bantuan kepada orang yang mempunyai kebutuhan
b. Memberikan pelayanan atas semua hal berikut ini:
Apa yang mereka kehendaki
Kapan mereka menghendaki
Siapa yang ingin mereka temui
Mengapa mereka menginginkannya
Cara apa yang mereka kehendaki dalam melekukan pekerjaan tersebut.
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat
tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan
medik lainnya (Depkes RI 1997 yang dikutip dari Suryanti (2002).
Menurut Revans (1986) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan mengalami
tingkat proses transformasi, yaitu:
a. Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan dirawat tinggal di rumah sakit.
b. Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakan diagnosisnya. Tahap Treatment,yaitu
berdasarkan diagnosis pasien dimasukan dalam program perawatan dan therapi.
c. Tahap Inspection, yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta respon pasien
atas pengobatan.
d. Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan. pengobatan diubah atau
diteruskan, namun dapat juga kembali ke proses untuk didiagnosa ulang.
Menurut Jacobalis (1993), pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit erat kaitanya dengan:
a. Dokter, perawat atau petugas kesehatan
b. Aspek hubungan antar manusia.
c. Kemanusiaan.
d. Kenyamanan atau kemudahan fasilitas dan lingkungan.
e. Peralatan dan perlengkapan.
f. Biaya pengobatan.
2. Pelayanan Medik
a. Tenaga yang dibutuhkan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan, beban kerja yang ada dengan
memperhitungkan kecenderungan (TREND) pada masa yang akan datang.
b. Sumber daya lain yang dibutuhkan untuk terselenggaranya suatu pelayanan medis.
c. Kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang diharapkan dengan memperhitungkan
sumber daya potensial yang ada maupun kendala yang mungkin terjadi. Berdasarkan "waktu" maka
perencanaan kegiatan dapat harian, mingguan, bulanan, tahunan dan jangka panjang sesuai dengan visi
dan misi Rumah sakit Dalam perencanaan kegiatan alangkah baiknya apabila Ruma h Sakit
mempunyai skala prioritas dan mempunyai projek unggulan.
1. Asuhan Keperawatan
a. Pelayanan keperawatan (Nursing Service ) adalah seluruh fungsi, tugas, kegiatan dan tanggung jawab
yang dilaksanakan oleh seorang perawat dalam praktek profesinya
b. Asuhan keperawatan (Nursing Care) adalah suatu pelayanan keperawatan langsung berupa bantuan,
bimbingan, penyuluhan, pengawalan atau perlindungan yang diberikan oleh seorang perawat untuk
memenuhi kebutuhan pasien
Menurut Doenges (2000) menyebutkan proses keperawatan adalah proses yang terdiri dari 5 tahap
yang spesifik, yaitu :
a. Pengkajian
Adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara sistematis, meliputi fisik, psikologi,
sosiokultural, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya hidup.
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, laboratorium dan diagnosa serta melihat kembali catatan sebelumnya.
b. Identifikasi Masalah/Diagnosa Keperawatan
Adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi
kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.
c. Perencanaan
Adalah proses dua bagian yaitu pertama adalah identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien
untuk memperbaiki masalah kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang diharapkan harus
spesifik, realistik, dapat diukur, menunjukkan kerangka waktu yang pasti, mempertimbangkan
keinginan dan sumber pasien. Kedua adalah pemilihan intervensi keperawatan yang tepat untuk
membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.
d. Implementasi
Impelementasi adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan.
e. Evaluasi
Adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dan respon pasien
terhadap keefektifan intervensi keperawatan. Kemudian mengganti rencana keperawatan jika
diperlukan.
Tata cara penerimaan pasien yang disebut admitting procedureharus wajar sesuai dengan
keperluannya. Dengan makin meningkatnya jumlah pasien, pimpinan rumah sakit harus memberikan
perhatian yang konstan dalam membina sistem dan procedure penerimaan pasien yang sebaik-baiknya.
BAB III
PENUTUP
Rawat inap merupakan salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang mempunyai
kontribusi cukup besar ditinjau dari berbagai aspek, antara lain aspek jenis pelayanan, aspek keuangan,
pemasaran, etika dan hukum maupun administrasi dan manajemen rumah sakit itu sendiri.
Untuk memberikan pelayanan rawat inap yang maksimal terhadap pasien maka rumah sakit
harus memiliki manajemen pelayanan yang baik, baik dari segi ruang dan bangunan, ketenagaan,
pelayanan medik, keperawatan serta administrasi agar pasien merasa puas dan nyaman pada rumah
sakit tersebut.