Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat PDF
Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat PDF
A. Kegagalan sementasi.
Kegagalan sementasi bisa sebagian atau seluruhnya, biasanya terjadi karena
retainer yang tidak memadai. Jika mahkota gigi pendek, preparasi sebaiknya dibuat full
crown dan dapat ditambah auxilliary groove. Preparasi sedapat mungkin mendekati paralel
dengan sudut konvergensi 5-6°. Selain itu kegagalan dapat terjadi karena teknik sementasi
yang tidak baik.
Apabila suatu GTC menjadi longgar karena teknik sementasi, maka dapat dianggap
bahwa baik gigi abutment maupun permukaan sebelah dalam dari retainer tidak kering atau
bersih, atau bahwa semen tidak tercampur dengan baik. Insersi prothesa pada saat semen
mulai setting, akan menghasilkan semen yang lemah dan GTC tidak terpasang dengan
sempurna.
Selain itti semen dapat terlarut karena salah satu dari tiga alasan berikut ini: margin
sudah terbuka sejak mulanya, retainer telah mengalami deformasi sehingga membuat
margin terbuka, atau sebuah lubang telah kelihatan melalui permukaan okltisal dari retainer.
B. Kegagalan mekanis
Kegagalan mekanis yang berakibat pada GTC berupa: a.
Fleksi, pecah atau fraktur logam.
Hal tersebut dapat' berakibat pada kegagalan sementasi atau terlepasnya facing.
Sebuah GTC bisa fraktur karena kesalahan pada joint yang disoldir, teknik casting yang
salah dan kelebihan beban pada logam yang disebabkan oleh span (rentangan) yang terlalu
panjang.
E. Karies
Karies dapat merusak GTC melalui beberapa cara : secara langsung pada tepi
retainer dan secara tidak langsung melalui GTC yang longgar. Selanjutnya dapat
menyebabkan terbukanya pulpa dalam waktu 3-4 bulan.
Casting yang pendek akan menjadikan tepi servikal dari permukaan gigi yang telah
dipreparasi terbuka. Dentin atau email yang kasar ini akan menghimpun debris, dan
akibatnya timbul karies. Margin yang terbuka apapun penyebabnya, memungkinkan
masuknya saliva dan organisme-organisme kariogenik, dan untuk itu perlu dibuatkan protesa
Baru. Kebersihan mulut haruslah ditekankan dan terapi pencegahan harus dikerjakan jika
retainer yang dipakai tidak menutup semua permukaan mahkota gigi.
Pengikisan atau keausan dapat menimbulkan celah melalui perniukaan oklusi,
sehingga akan menyingkap semen atau jaringan gigi dan bisa terjadi karies. Apabila
terdeteksi tepat pada waktunya, maka sebuah tambalan atau inlay sudah cukup untuk
mengembalikan gigi menjadi normal.
F. Nekrosis Pulpa
Pulpa bisa degenerasi karena preparasi gigi yang terlalu cepat atau karena tidak
semptirnanya pelumasan selama preparasi berlangsung. Gigi yang tidak tertutupi selatna
konstruksi GTC akan terkena terpaan saliva dan berakibat iritasi. Karies dibawah retainer
kadang kadang tidak dapat ditemukan lewat radiografi. Pemeriksaah margin dengan kaca
mulut dan explorer melengkapi pemeriksaan radiografi.
Terapi endodontik dimungkinkan tanpa harus melepas GTC. Apabila terapi tersebut
tidak bisa dilakukan, maka protesa harus dipotong, pontik dan retainer yang bersangkutan
dilepas, dan gigi abutment diekstraksi.
Jika gigi pilar telah mati dan gigi yang terlibat adalah gigi anterior maka dapat
dilakukan apicoectomy dan dipasang retrograd amalgam. Untuk menambah kekuatan gigi