Anda di halaman 1dari 107

ANALISIS ANGGAR

RAN OPE
ERASIONAL PADA
A
PT HADINAT
H TA BROT
THERS (L
LIGNA FU
URNITUR
RE)

Oleh
DEVITA
ANA DAR
ROFIT
H
H24097027
7

PRO
OGRAM SARJANA
A ALIH JENIS
J MA
ANAJEME
EN
EPARTEM
DE MEN MAN
NAJEMEN
N
FAKULT
TAS EKON
NOMI DA
AN MANA
AJEMEN
INS
STITUT PERTANIA
AN BOGO
OR
BOGOR
2011
RINGKASAN

DEVITANA DAROFIT. H24097027. Analisis Anggaran Operasional Pada PT


Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Di bawah bimbingan FARIDA RATNA
DEWI.

Semakin berkembangnya industri di Indonesia, salah satunya adalah industri


manufaktur. Salah satu perusahaan manufaktur besar yang terdapat di kota Bogor
juga merupakan salah satu perusahaan furniture besar di Indonesia adalah PT
Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Anggaran operasional bertujuan untuk
menyusun anggaran laba rugi yang terdiri dari pendapatan, beban, dan laba (rugi).
Pada prakteknya anggaran operasional tersebut hanya disusun berdasarkan realisasi
anggaran tahun lalu dan Purchase Order (PO). Sehingga menyebabkan varians dalam
jumlah yang signifikan serta belum adanya evaluasi untuk masalah tersebut. Evaluasi
dapat dilakukan terhadap proses penyusunan anggaran dan penyebab selisih. Evaluasi
juga dapat dilakukan untuk mengetahui selisih tersebut masih dalam batas
pengendalian manajemen perusahaan atau tidak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
mengidentifikasi proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture), (2) menganalisis penyebab selisih pada anggaran operasional PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture), dan (3) mengevaluasi pengendalian manajemen PT
Hadinata Brothers (Ligna Furniture) untuk selisih pada anggaran operasional.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer keuangan dan
staf keuangan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Data sekunder diperoleh dari
pengumpulan data dokumen resmi yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) terkait dengan data keuangan berupa anggaran operasional dan realisasinya
tahun 2008-2010 serta bahan-bahan teoritis seperti literatur, buku teks, referensi, dan
informasi yang relevan dengan anggaran operasional yang akan digunakan sebagai
dasar pedoman dan landasan berfikir penelitian ini. Analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif, analisis varians, dan uji t berpasangan (paired t test).
Pengolahan data untuk analisis varians menggunakan bantuan software Microsoft
Excel 2007. Pengolahan data untuk uji t berpasangan (paired t test) menggunakan
bantuan software SPSS 15 for windows.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa metode yang digunakan
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam proses penyusunan anggaran adalah
metode bottom up dan top down. Faktor utama yang dipertimbangkan untuk menyusun
anggaran adalah realisasi anggaran tahun lalu atau tahun sebelumnya dan Purchase
Order (PO) tahun lalu. Faktor-faktor yang mempengaruhi selisih anggaran
operasional adalah dari kualitas produk, pelanggan, pesaing baik dalam negeri
maupun luar negeri, kebijakan pemerintah, realisasi anggaran operasional tahun
sebelumnya, karyawan, pembelian dan pemeliharaan aktiva, R&D, lingkungan
sekitar, promosi, pinjaman bank dan leasing. Berdasarkan hasil analisis varians
diperoleh bahwa terdapat rata-rata varians yang favorable dan unfavorable.
Berdasarkan hasil uji t berpasangan (paired t test) diperoleh bahwa selisih pada
anggaran operasional masih dalam batas pengendalian manajemen.
ABSTRACT

DEVITANA DAROFIT. H24097027. Analysis of Operational Budget at PT


Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Under guidance FARIDA RATNA
DEWI.

Industries in Indonesia is more develop, especially manufacture


industries. One of big manufacture company in Bogor and also one of big
furniture company in Indonesia are PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture).
Operational budget head for arrange income statement budget that consist of
income, expense, and profit or loss. In reality in that company, operational budget
just arranged by budget realization last year and Purcahe Order (PO). That
cause significant of total variant and not yet have the evaluation of that problem.
Evaluation can be done about process arranging and cause of the difference. And
also the evaluation for find out that the difference is still at the limit control of
company management or not. The purpose of this research are (1) identify budget
process arranging at PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture), (2) analyze cause
of the difference from operational budget at PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture), (3) evaluate the control of PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
management for the difference from operational budget.
Kind of data that use in this research are primary data and secondary
data. Primary data are get from the result of interview with finance manager and
finance staff at PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Secondary data are get
from collecting of data official document that have by PT Hadinata Brothers
(Ligna Furniture) which related with finance data like operational budget and the
realization year 2008-2010 and also theory object like literature, text book,
reference, and informations that relevant with operational budget are will be use
as basis and base of thought for this research. Data analysis that use are
descriptive analysis, variant analysis, and paired t test. Data processing for
variant analysis are help by use software Microsoft Excel 2007. Data processing
for paired t test are help by use software SPSS 15 for windows.
Besed on the result of descriptive analysis are the method budget process
arranging at PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) are bottom up and top down.
Main factor of budget process arranging are budget realization last year and
Purcahe Order (PO). The factor that cause of the difference from operational
budget are quality product, consumer, competitor local and global, government
policy, budget realization last year, worker, purchasing and maintenance assets,
R&D, around area, promotion, and loan from bank and leasing. Besed on the
result of variant analysis are be found the average of favorable and unfavorable
variant. Besed on the result of paired t test are the difference of operational
budget is still at the limit control of company management.
ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL PADA
PT HADINATA BROTHERS (LIGNA FURNITURE)

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Oleh
DEVITANA DAROFIT
H24097027

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Skripsi : Analisis Anggaran Operasional Pada PT Hadinata Brothers
(Ligna Furniture)
Nama : Devitana Darofit
NIM : H24097027

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Farida Ratna Dewi, SE.MM.)


NIP : 19710307 200501 2 001

Mengetahui :
Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc.)


NIP : 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Depok pada tanggal 22 Oktober 1987. Penulis


merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Darno dan Ibu
Zulfiati.
Penulis memulai pendidikan di SDN Mekarjaya XIV Depok pada tahun
1994 dan lulus pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke
SMP Negeri 4 Depok dan lulus pada tahun 2003. Lalu penulis melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri 3 Depok dan lulus pada tahun 2006. Selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan ke Diploma 3 Administrasi Keuangan dan
Perbankan FISIP Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun
2009, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan
mahasiswa baru penyelenggaraan khusus pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Pada tahun 2009 penulis pernah melaksanakan magang di beberapa bank.
Pertama adalah di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang
Utama Margonda pada bagian Unit Administrasi Umum (Sundries). Kedua adalah
di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Depok pada bagian
Pemasaran. Ketiga adalah di Bank Indonesia pada bagian Biro Stabilitas Sistem
Keuangan, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan.

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Anggaran Operasional Pada PT.
Hadinata Brothers (Ligna Furniture)” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Anggaran dibutuhkan setiap perusahaan sebagai alat perencanaan dan
pengendalian untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu jenis
anggaran adalah anggaran operasional yang bertujuan menyusun anggaran laba
rugi sangat diperlukan sebagai tolak ukur kegiatan perusahaan sehari-hari. Namun
pada kenyataannya terdapat selisih antara anggaran dan realisasi. Seperti dalam
penelitian ini dimana PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) menyusun
anggarannya berdasarkan realisasi anggaran tahun lalu dan Purchase Order (PO)
sehingga dapat menimbulkan selisih yang signifikan. Selisih tersebut dapat
dievaluasi agar dapat dilakukan tindak koreksi dengan segera.
Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan dan kekurangan
yang penulis miliki, mengakibatkan skripsi ini jauh dari kata sempurna atau yang
diharapkan. Meskipun demikian penulis tetap berusaha untuk melakukan yang
terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis juga mengharapkan saran
dan kritik pembaca dalam upaya penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya.

Bogor, Agustus 2011

Penulis

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Farida Ratna Dewi, SE.MM., selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan
yang sangat berarti selama proses penyusunan skripsi ini.
2. Seluruh staf dan karyawan PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture),
khususnya Bpk Swastomo selaku personalia dan Bpk Drs. Swandy H
selaku manajer keuangan yang telah membimbing selama kegiatan
penelitian berlangsung dan juga telah memberikan segala informasi yang
menunjang untuk menyusun skripsi ini.
3. Kedua orang tua saya tercinta yaitu Bapak Darno dan Ibu Zulfiati yang
telah senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun mareril serta
doanya.
4. Kakak dan adik saya yaitu Mas Wikon, Mas Santoro, dan Ragono yang
telah memberikan motivasi dan dorongan serta doanya.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan di Departemen Manajemen, FEM
IPB.
6. Rekan-rekan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen
Manajemen Angkatan 7, khususnya teman-teman GC (Dendry, Diny, Fika,
dan Corry) atas dukungan dan doanya.
7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membatu selama penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan, bimbingan,
dan nasehat selama penyusunan skripsi ini. Tidak lupa penulis juga memohon
maaf sebesar-besarnya atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun tidak
yang penulis perbuat selama penyusunan skripsi ini.

v
DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3. Tujuan Masalah ............................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
1.5. Batasan Penelitian ........................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1. Furniture ...................................................................................... 6
2.2. Anggaran ..................................................................................... 6
2.2.1 Definisi Anggaran ............................................................ 6
2.2.2 Ciri-Ciri Anggaran ........................................................... 8
2.2.3 Data dan Informasi Anggaran ......................................... 9
2.2.4 Cakupan Waktu Anggaran .............................................. 10
2.2.5 Metode Pembuatan Anggaran ......................................... 10
2.2.6 Tujuan Penyusunan Anggaran ......................................... 11
2.2.7 Faktor yang Berpengaruh ................................................ 11
2.2.8 Tantangan dalam Penyusunan Anggaran ........................ 13
2.2.9 Jenis-Jenis Anggaran ....................................................... 13
2.2.10 Fungsi Anggaran ............................................................. 15
2.2.11 Keunggulan Anggaran .................................................... 16
2.2.12 Kelemahan Anggaran ..................................................... 18
2.2.13 Fitur Anggaran ............................................................... 18
2.3. Penganggaran ............................................................................. 19
2.3.1 Pengertian Penganggaran ................................................ 19
2.3.2 Faktor Penganggaran ...................................................... 20
2.3.3 Pengelolaan Penganggaran ............................................. 21
2.3.4 Siklus Penganggaran dan Anggaran Induk .................... 21
2.4. Anggaran Operasional ............................................................... 22
2.4.1 Pengertian Anggaran Operasional .................................. 22
2.4.2 Cakupan Anggaran Operasional ..................................... 23

vi
2.4.3 Perencanaan Strategis dan Perencanaan Operasional....... 24
2.4.4 Langkah-langkah dalam Mengembangkan Anggaran
Operasional ...................................................................... 25
2.5. Perusahaan Manufaktur .............................................................. 26
2.5.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur ................................. 26
2.5.2 Prosedur Anggaran Perusahaan Manufaktur ................... 27
2.5.3 Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan
Manufaktur ...................................................................... 28
2.6. Hubungan Perencanaan Dan Pengendalian ................................ 29
2.7. Analisis Varians .......................................................................... 30
2.8. Batas Pengendalian ..................................................................... 32
2.9. Penelitian Terdahulu ................................................................... 32
III. METODE PENELITIAN ................................................................ 34
3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................... 34
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 36
3.3. Metode Penelitian ........................................................................ 36
3.3.1 Pengumpulan Data ............................................................ 36
3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 37
3.3.2.1 Analisis Deskriptif ................................................ 37
3.3.2.2 Analisis Varians .................................................... 38
3.3.2.3 Uji T Berpasangan (Paired T Test) ....................... 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 40
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 40
4.1.1 Sejarah PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) ............ 40
4.1.2 Tujuan Perusahaan ........................................................... 43
4.1.3 Visi dan Misi PT. Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) ......................................................................... 43
4.1.4 Struktur Organisasi .......................................................... 45
4.2. Proses Penyusunan Anggaran PT. Hadinata
Brothers (Ligna Furniture) .......................................................... 45
4.3. Analisis Varians Anggaran Operasional Tahun 2008-2010 ........ 49
4.3.1 Analisis Varians Anggaran Penjualan Tahun
2008-2010 ......................................................................... 50
4.3.2 Analisis Varians Anggaran Produksi Tahun
2008-2010 ......................................................................... 51
4.3.3 Analisis Varians Anggaran Bahan Baku Langsung
Tahun 2008-2010 .............................................................. 52
4.3.4 Analisis Varians Anggaran Tenaga Kerja
Langsung Tahun 2008-2010 ............................................. 53
4.3.5 Analisis Varians Anggaran Biaya Overhead
Tahun 2008-2010 .............................................................. 53
4.3.6 Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur
Tahun 2008-2010 .............................................................. 55
4.3.7 Analisis Varians Anggaran Laba Rugi Tahun
2008-2010 ......................................................................... 58

vii
4.4. Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Operasional
Tahun 2008-2010 ......................................................................... 59
4.5. Pengendalian Manajemen ............................................................ 65
4.6. Implikasi Manajerial .................................................................... 66
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 68
1. Kesimpulan ............................................................................................. 68
2. Saran ....................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 69
LAMPIRAN .............................................................................................. 71

viii
DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Jumlah perusahaan menurut subsektor industri furniture
di Jawa Barat, 2008-2010 ............................................................... 2
2. Analisis varians anggaran penjualan tahun 2008-2010 .................. 50
3. Analisis varians anggaran produksi (unit) tahun
2008-2010 ....................................................................................... 51
4. Analisis varians anggaran biaya produksi tahun
2008-2010 ....................................................................................... 51
5. Analisis varians anggaran bahan baku langsung tahun
2008-2010 ....................................................................................... 52
6. Analisis varians anggaran tenaga kerja langsung tahun
2008-2010 ....................................................................................... 53
7. Analisis varians anggaran biaya overhead tahun
2008-2010 ....................................................................................... 54
8. Rekap biaya overhead..................................................................... 54
9. Analisis varians anggaran biaya nonmanufaktur tahun
2008-2010 ....................................................................................... 56
10. Rekap biaya nonmufaktur yang tergolong biaya administrasi ....... 56
11. Rekap biaya nonmufaktur yang tergolong biaya penjualan ........... 57
12. Analisis varians anggaran laba rugi tahun 2008-2010 ................... 59
13. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran penjualan
tahun 2008-2010 ............................................................................. 60
14. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran produksi
(unit) tahun 2008-2010 ................................................................... 60
15. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya
produksi tahun 2008-2010 .............................................................. 61
16. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran bahan
baku langsung tahun 2008-2010 ..................................................... 62
17. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran tenaga
kerja langsung tahun 2008-2010 ..................................................... 62
18. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya
overhead tahun 2008-2010 .............................................................. 63
19. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya
nonmanufaktur tahun 2008-2010 ..................................................... 64
20. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran laba rugi
tahun 2008-2010 .............................................................................. 65

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan
sedang tahunan tahun 2001-2010 ............................................... 1
2. Strategi, perencanaan, dan anggaran .......................................... 24
3. Bagan anggaran induk ................................................................ 25
4. Hubungan perencanaan dan pengendalian ................................. 29
5. Bagan kerangka pemikiran ......................................................... 35
6. Proses penyusunan anggaran ...................................................... 48

x
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman
1. Struktur organisasi PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)........ 71
2. Daftar pertanyaan wawancara ....................................................... 72
3. Hasil analisis varians anggaran penjualan .................................... 74
4. Hasil analisis varians anggaran produksi ..................................... 75
5. Hasil analisis varians anggaran bahan baku langsung ................. 76
6. Hasil analisis varians anggaran tenaga kerja langsung ................ 77
7. Hasil analisis varians anggaran biaya overhead .......................... 78
8. Hasil analisis varians anggaran biaya nonmanufaktur ................ 80
9. Hasil analisis varians anggaran laba rugi .................................... 83
10. Perhitungan HPP ......................................................................... 84
11. Hasil uji t berpasangan (paired t test) .......................................... 85

xi
I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya industri di Indonesia, salah satunya adalah


industri manufaktur. Indonesia memulai secara besar-besaran industrialisasi
khususnya pada bidang manufaktur. Industri manufaktur yang ditandai
dengan konsep dasar substitusi impor, padat karya, dan upaya penyusunan
struktur pohon industri yang lengkap, yang tujuan akhirnya Indonesia
menjadi sebuah negara industri yang kuat dan mapan.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan
pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4,41 persen dari tahun 2009.
Produksi industri tahun 2009 naik sebesar 1,34 persen dari tahun 2008 dan
produksi industri tahun 2008 naik sebesar 3,01 persen dari tahun 2007.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan pada
setiap tahun dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 berfluktuasi dengan
pertumbuhan minus hanya terjadi pada tahun 2006. Sedangkan pada tahun-
tahun lainnya terjadi pertumbuhan positif, seperti terlihat pada Gambar 1
(Badan Pusat Statistik, 2011).

Gambar 1. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang


tahunan tahun 2001-2010 (Badan Pusat Statistik, 2011)

Salah satu industri manufaktur adalah industri furniture. Industri


furniture berbeda dengan industri manufaktur lainnya karena memerlukan
teknik kerajinan tangan yang tinggi. Hal ini didukung dengan kerajinan
2

tangan Indonesia masih cukup menonjol. Berikut ini adalah perkembangan


jumlah perusahaan menurut subsektor industri furniture di Jawa Barat dari
tahun 2008-2010.
Tabel 1. Jumlah perusahaan menurut subsektor industri furniture di
Jawa Barat, 2008-2010
Tahun 2008 2009 2010
Jumlah Perusahaan 346 573 575
Sumber : Website Resmi Pemerintahan Jawa Barat (2010)
Salah satu kota di Jawa Barat yang berkembang industri furniturnya
adalah Kota Bogor. Industri furniture di Kota Bogor berjumlah 54 unit usaha
yang menyerap tenaga kerja sebanyak 747 orang, kapasitas produksi 37.000
unit dengan nilai investasi sebesar Rp.10.649.000,00 yang tersebar di wilayah
Kota Bogor. Produk yang dihasilkan dari Industri ini banyak dibutuhkan
masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya juga mempunyai peluang pasar di
Luar Negeri khususnya Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa
(Website Resmi Pemerintahan Kota Bogor).
Salah satu perusahaan manufaktur besar yang terdapat di kota Bogor
dan juga merupakan salah satu perusahaan wooden furniture (mebel kayu)
mebel besar di Indonesia yaitu adalah PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture). Bersaing dengan Olympic yang menjadi primadona untuk mebel
knock down (bongkar pasang) (Charlie, 2006).
Berdasarkan riset oleh SWA tahun 2009 Ligna merupakan salah satu
Top 250 Indonesia Original Brands untuk kategori furnitur. Ligna ada sejak
1975. Setelah 34 tahun, Ligna berkembang menjadi merek furnitur yang
disegani. Produk-produknya didistribusikan merata di Indonesia dan diekspor
ke AS sebagian Eropa dan Jepang. AS dan Inggris bahkan mengakui Ligna
sebagai merek internasional. Ligna membentuk semacam kantor pusat kecil
dan situs web sendiri untuk pasar AS. Menurut Suyanto (2007), Ligna
termasuk merek Top Indonesia dengan Top Brand Index (TIB) sebesar
11,47% untuk kategori furnitur knock down. Merek top indonesia adalah
merek yang dirumuskan oleh Frontier Consulting Group berdasarkan mind
share (benak konsumen), market share (kekuatan pasar), dan commitment
share (loyalitas konsumen). Untuk mendapatkan merek Top Indonesia,
3

digunakan dua kriteria, yaitu merek-merek yang memperoleh indeks


minimum merek top dan merek-merek yang berada dalam tiga besar pada
masing-masing kategori.
Menjalankan kegiatan operasional perusahaan memerlukan suatu
pedoman kerja agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai. Salah satu
pedoman kerja untuk pencapaian tujuan tersebut adalah anggaran operasional,
dengan anggaran tersebut maka perusahaan mempunyai tolak ukur tentang
pengeluaran biaya yang akan digunakan untuk melaksanakan aktivitas sehari-
hari perusahaan.
Menjalankan aktivitas perusahaannya PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) memiliki anggaran operasional. Namun dalam prakteknya
anggaran operasional tersebut hanya disusun berdasarkan realisasi anggaran
tahun lalu dan Purchase Order (PO), sehingga menyebabkan varians dalam
jumlah yang signifikan serta belum adanya evaluasi untuk masalah tersebut.
Selisih antara anggaran dan realisasi dapat digunakan untuk
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja atau kinerja serta umpan balik untuk
perbaikan di masa depan. Evaluasi dapat dilakukan terhadap proses
penyusunan anggaran dan penyebab selisih. Evaluasi juga dapat dilakukan
untuk mengetahui selisih tersebut masih dalam batas pengendalian
manajemen perusahaan atau tidak. Agar dapat diambil tindakan korektif atau
perbaikan yang tepat untuk menyeimbangkan anggaran dan realisasi.

1.2. Perumusan Masalah

Suatu aktivitas tidak akan terlepas dari masalah yang merupakan


kendala atau faktor penghalang yang perlu dipecahkan atau setidaknya dibuat
suatu alternatif lain sehingga aktivitas tersebut dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa anggaran
operasional memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan
perusahaan, karena sebagai tolak ukur laba yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Khususnya dalam kaitannya dengan selisih antara anggaran
operasional dan realisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi atau menilai
prestasi kerja atau kinerja serta umpan balik untuk perbaikan di masa depan.
4

Anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) hanya disusun


berdasarkan realisasi anggaran tahun lalu dan Purchase Order (PO).
Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers
(Ligna Furniture)?
2. Apakah penyebab selisih pada anggaran operasional PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture)?
3. Apakah selisih pada anggaran operasional masih berada dalam batas
pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)?

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka


tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture).
2. Menganalisis penyebab selisih pada anggaran operasional PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture).
3. Mengevaluasi pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) untuk selisih pada anggaran operasional.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :


1. Penulis : Untuk menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang
dipelajari serta mengetahui praktik di lapangan.
2. Perusahaan : Sebagai bahan masukan serta acuan dalam meningkatkan
kinerja dan fungsi-fungsi manajemennya. Khususnya manajemen
operasional perusahaan yang bersangkutan dalam merencanakan dan
melakukan pengawasan terhadap anggaran operasional secara lebih
efektif dan efisien. Juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk mengambil keputusan dan menentukan perencanaan dan kebijakan
di masa yang akan datang.
5

3. Pembaca : Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam


merencanakan dan mengawasi anggaran operasional. Dapat digunakan
sebagai bahan referensi dan pembanding untuk penulisan di masa yang
akan datang.

1.5. Batasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan berfokus untuk mengidentifikasi dan


menganalisis anggaran dan realisasi dana operasional PT Hadinata Brothers
(Ligna Furniture) untuk periode tahun 2008-2010. Anggaran operasional
bertujuan untuk menyusun anggaran laba rugi. Oleh karena itu, untuk
realisasi anggaran operasional penelitian ini lebih mengambil data sekunder
yang berasal dari laporan laba rugi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Furniture

Furniture adalah perabotan yang meliputi meja kursi dan pada


umumnya terbuat dari bahan kayu (Wiwoho, 2008). Pada masa kini, banyak
ditemukan macam-macam furniture yang terbuat dari bahan metal ataupun
fibre glass.
Kata furniture (dalam bahasa Inggris) diterjemahkan menjadi mebel
(Marizar, 2005). Istilah mebel diguanakan karena sifat bergeraknya atau
mobilitasnya sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel
berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel.
Arti mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan,
berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja,
makan, bermain, dan sebagainya yang memberi kenyamanan dan keindahan
bagi para pemakainya.
Pada umumnya, desain mebel modern merupakan desain yang bersifat
sangat praktis dan efisien dalam kegunaannya. Contoh adalah sistem knocked
down, dimana mebel bisa diubah-ubah kegunaannya.

2.2. Anggaran
2.2.1 Definisi Anggaran
Tanpa anggaran manajer dan karyawan akan sulit mengetahui
apakah mereka akan mencapai target pertumbuhan maupun pengeluaran.
Berikut ini adalah definisi menurut beberapa penulis buku, yang antara
lain adalah :
1. Menurut Prawironegoro dan Purwanto (2008), anggaran adalah
rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Pada umumnya setiap
perusahaan menyusun anggaran sebagai pedoman untuk
melaksanakan kegiatan. Ada beberapa pengertian tentang anggaran
antara lain adalah :
a. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan.
Anggaran disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis
7

dalam bentuk angka-angka keuangan, dan sering disebut anggaran


formal.
b. Anggaran disebut perencanaan dan pengendalian laba, yang
berarti proses yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam
perencanaan dan pengendalian secara efektif.
c. Anggaran adalah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang,
suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem
akuntansi berdasarkan tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip
pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk
mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.
d. Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang
mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk
mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi yang biasanya
secara tertulis.
e. Anggaran dianggap sebagai sistem yang memiliki kekhususan
tersendiri atau sebagai subsistem yang memerlukan hubungan
dengan subsistem yang memerlukan hubungan dengan subsistem
lain yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan.
f. Anggaran sebagai sistem yang otonom karena mempunyai
sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan satu
kebulatan dan yang berbeda dengan sasaran serta cara kerja
sistem lain yang ada dalam perusahaan, yang disebut juga
subsistem.
g. Anggaran merupakan sistem yang terdiri dari tiga lapisan yaitu :
- Inti sistem : sasaran laba.
- Subsistem penunjang : berbagai aktivitas yang membantu
kelancaran kerja inti sistem. Misal struktur organisasi,
administrasi, analisis data, angka-angka standar, dan lain-
lain.
8

- Subsistem lingkungan : lingkungan ekternal organisasi misal


ekonomi, sosial, politik, budaya, dan sebagainya yang
mempengaruhi kerja suatu sistem organisasi.
h. Anggaran (budget) sama dengan profit planning. Perencanaan
laba meliputi:
- Perencanaan penjualan
- Perencanaan produksi
- Perencanaan penggunaan bahan baku
- Perencanaan tenaga kerja langsung
- Perencanaan biaya overhead
- Perencanaan biaya pemasaran
- Perencanaan biaya umum dan administrasi, dan lain-lain.
Model tersebut disebut anggaran berkala yang lengkap (master
budget).
2. Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di
masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal,
sistematis.
3. Menurut Horngren et al. (2008), anggaran adalah :
1. Pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat
manajemen untuk periode tertentu
2. Alat membantu mengkoordinasikan hal yang perlu dilakukan
guna mengimplementasikan rencana tersebut.
Anggaran mencakup :
a. Aspek keuangan mengukur ekspektasi manajemen yang berkaitan
dengan pendapatan, arus kas, dan posisi keuangan.
b. Anggaran konkeuangan seperti unit-unit yang diproduksi atau
dijual, jumlah karyawan, dan jumlah produk yang diluncurkan ke
pasar.
2.2.2 Ciri-Ciri Anggaran
Menurut Rudianto (2009), ciri-ciri anggaran adalah :
1. Dinyatakan dalam satuan moneter yang dapat juga didukung oleh
satuan kuantitatif lain, seperti unit. Dengan tujuan untuk
9

mempermudah membaca dan usaha untuk memahami rencana tersebut


serta lebih ringkas.
2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun, tetapi dapat juga
disusun untuk kurun waktu yang lebih pendek maupun lebih panjang.
Batasan waktu dalam penyusunan anggaran berfungsi untuk
memberikan batasan rencana kerja.
3. Mengandung komitmen manajemen, disertai dengan upaya pihak
manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan anggaran, perusahaan harus
mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah
realistis.
4. Anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana
anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap
bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.
5. Setelah disetujui, anggaran akan diubah hanya jika ada keadaan
khusus. Anggaran dapat diubah jika situasi internal dan eksternal
organisasi memaksa untuk mengubah anggaran, karena jika
dipertahankan anggaran akan menjadi tidak relevan dengan situasi
yang ada.
6. Jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya, harus dianalisis
penyebabnya. Agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang dan
agar penyusunan anggaran menjadi lebih relevan dengan situasi yang
ada.
2.2.3 Data dan Informasi Anggaran
Data dan informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyusun
anggarannya dapat diperoleh dari kegiatan dan kejadian yang terjadi di
perusahaan di masa lalu, masa sekarang, dan harapan-harapan yang ingin
dicapai di masa yang akan datang.
10

Menurut Sasongko dan Parulian (2010), dari sumber perolehan


informasi untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat memperoleh data
dan informasi dari sumber berikut ini :
1. Sumber-sumber internal perusahaan (misal : laporan keuangan
perusahaan dan laporan tahunan).
2. Sumber eksternal perusahaan (seperti laporan penjualan industri,
pertumbuhan ekonomi negara, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan
lain-lain).
2.2.4 Cakupan Waktu Anggaran
Anggaran biasanya memiliki periode waktu yang telah ditetapkan,
seperti satu bulan, satu kuartal, satu tahun, dan lain-lain. Periode-periode
tersebut bisa dipecah lagi ke dalam subperiode, misal anggaran kas 12
bulanan bisa dipecah lagi ke dalam periode-periode bulanan sebanyak 12
bulan sehingga arus kas masuk dan arus kas keluar dapat dikoordinasikan
secara lebih baik.
Anggaran berjalan (rolling budget), yang juga disebut anggaran
kontinu, merupakan anggaran yang selalu tersedia untuk periode tertentu
dimasa depan. Anggaran tersebut dibuat dengan terus menambahkan
sebuah periode bulan, kuartal, atau tahun begitu periode terakhir telah
berlalu. (Horngren et al., 2008)
2.2.5 Metode Pembuatan Anggaran
Berdasarkan Ismail dan Prawironegoro (2009) penyusunan anggaran
dapat dilakukan dengan cara :
1. Top down : manajemen senior yang menetapkan anggaran bagi tingkat
yang lebih rendah. Manajer pada tingkat yang lebih rendah tidak
dilibatkan dalam penyusunan anggaran, hanya melaksanakan.
2. Bottom up : manajer pada tingkat yang lebih rendah ikut berpartisipasi
dalam menentukan besarnya anggaran. Semua unit kerja diberikan
kesempatan untuk mengajukan usulan pembuatan anggaran.
3. Campuran (top down dan bottom up) : campuran antara top down dan
bottom up. Pembuat anggaran mempersiapkan draft pertama anggaran
untuk bidang tanggung jawab dengan pendekatan bottom up. Tetapi
11

mereka melakukan hal tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan


di tingkat yang lebih tinggi dengan pendekatan top down.
2.2.6 Tujuan Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan. Tujuan
penyusunan anggaran bagi perusahaan adalah memprediksi tingkat
aktivitas operasional dan keuangan perusahaan di masa mendatang.
Tujuan utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi
kepada pihak manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen
dalam proses pengambilan keputusan. Berikut ini adalah tujuan lain yang
terkait dengan penyusunan anggaran (Sasongko dan Parulian, 2010).
1. Perencanaan : anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan
dan kebijakan perusahaan.
2. Koordinasi : anggaran dapat mempermudah koordinasi antar bagian-
bagian di dalam perusahaan.
3. Motivasi : anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-
target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan.
4. Pengendalian : keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan
manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas-
aktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan.
2.2.7 Faktor yang Berpengaruh
Dalam proses penyusunan anggaran terdapat berbagai pertimbangan
yang perlu diperhatikan. Faktor eksternal dan internal yang terkait harus
dipertimbangkan atau diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran.
Beberapa pertimbangan yang menyangkut motivasi berkaitan dengan
penyusunan anggaran, adalah (Rudianto, 2009) :
1. Tingkat kesulitan : anggaran yang terlalu sulit maupun yang terlalu
mudah dicapai, mungkin dapat pelaksana anggaran tidak bersemangat
dan termotivasi untuk berprestasi. Oleh karena itu anggaran harus
dibuat seoptimal dan serealistis mungkin. Realistis artinya anggaran
disusun dengan standar yang mampu dicapai dengan sumber daya
yang dimiliki perusahaan.
12

2. Partisipasi manajemen puncak : manajemen puncak harus


berpartisipasi dalam meninjau dan mengesahkan anggaran. Jika tidak
maka para pelaksana anggaran tergoda untuk menyerahkan anggaran
yang mudah dicapai.
3. Keadilan : tingkat kesulitan di antara para pelaksana anggaran harus
sejajar, agar tidak menimbulkan kecemburuan antara satu bagian
dengan bagian lain untuk pelaksana anggaran.
4. Kesulitan departemen anggaran : departemen anggaran harus
menganalisis anggaran secara rinci, dan harus memastikan anggaran
telah disiapkan secara mestinya serta yakin bahwa informasi yang
terkandung didalamnya akurat.
5. Struktur organisasi : pelaksanaan anggaran dalam organisasi yang
terstruktur cenderung merasa memiliki pengaruh lebih besar, lebih
banyak partisipasi dalam perencanaan anggaran, serta lebih puas
dalam melaksanakan anggaran.
6. Sumber daya perusahaan : manajemen harus memperhatikan sumber
daya yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan rencana kerja
perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Nafarin (2007), faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b. Data masa lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Kegagalan dalam pembuatan anggaran sering disebabkan :
- Pembuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berpikir ke depan, dan
tidak memiliki wawasan yang luas.
- Wewenang dalam membuat anggaran tidak tegas.
- Tidak didukung oleh masyarakat.
- Dana tidak cukup.
13

2.2.8 Tantangan dalam Penyusunan Anggaran


Penganggaran menghabiskan banyak waktu yang melibatkan semua
tingkatan manajemen. Manajer puncak menginginkan manajer pada
tingkat yang lebih rendah untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran
karena mereka lebih memahami kegiatan operasional sehari-hari.
Partisipasi juga menciptakan komitmen dan tanggung jawab yang lebih
besar menyangkut anggaran di antara manajer tingkat di tingkat yang lebih
rendah. Hal ini merupakan aspek bottom up dalam proses penganggaran.
Manajemen pada semua tingkat harus memahami dan mendukung
anggaran serta semua aspek sistem pengendalian manajemen agar
mendapat partisipasi aktif dari semua pihak dan demi suksesnya
penyusunan anggaran. Anggaran tidak boleh disusun secara kaku.
Biasanya perubahan kondisi dapat menyebabkan perubahan rencana
(Horngren et al., 2008).
2.2.9 Jenis-Jenis Anggaran
Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai
anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas
anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca. Perusahaan umumnya
menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan operasional yang
dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, dan
administrasi. Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran yang
disusun oleh perusahaan setiap tahunnya. Anggaran induk terdiri dari
(Sasongko dan Parulian, 2010) :
1. Anggaran penjualan : menyajikan jumlah unit barang atau jasa
sekaligus harganya yang diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di
masa yang akan datang.
2. Anggaran produksi : memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus
diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Barang jadi
yang akan diproduksi untuk periode anggaran harus memperhatikan
14

tingkat penjualan dalam unit, serta jumlah persediaan akhir dan awal
barang jadi.
3. Anggaran pemakaian dan pembelian, menyajikan dua informasi
berikut :
a. Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku : jumlah bahan baku
yang diperlukan dalam satu periode anggaran ditentukan oleh
jumlah barang jadi yang akan diproduksi dan standar kebutuhan
bahan baku untuk setiap 1 unit barang jadi.
b. Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah : jumlah bahan baku
yang akan dibeli dalam satu periode anggaran diperoleh dengan
persediaan akhir bahan baku dan dikurangi dengan persediaan
awal bahan baku yang ada di perusahaan. Kemudian nilai
pembelian bahan baku dalam rupiah diperoleh dengan
mengalikan jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraan
harga beli bahan baku per unitnya.
4. Anggaran biaya tenaga kerja langsung : memperlihatkan jumlah jam
tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang
jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. Selain itu, juga
memperlihatkan perkiraan tingkat upah yang akan diberikan oleh
perusahaan kepada tenaga kerja langsungnya.
5. Anggaran biaya overhead produksi : memperlihatkan perkiraan biaya
overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mencapai target produksi yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Anggaran biaya produksi : memperlihatkan seluruh biaya produksi
yang akan dikeluarkan pada suatu tahun anggaran. Hanya
mengumpulkan informasi-informasi yang terdapat pada anggaran
pemakaian bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran
overhead.
7. Anggaran beban operasi : memperlihatkan perkiraan beban operasi
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode anggaran.
Secara umum, dibagi dalam 2 kelompok, yaitu beban penjualan
(selling expenses) dan beban administrasi (administrasi expenses).
15

8. Anggaran laba rugi : memberikan informasi kepada manajemen


tentang jumlah laba atau rugi bersih yang akan diperoleh perusahaan
dalam suatu periode anggaran.
9. Anggaran kas : disusun perusahaan agar pihak manajemen
memperoleh informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode
mendatang karena anggaran kas menyajikan informasi tentang
perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode
anggaran.
10. Anggaran neraca : menyajikan informasi kepada manajemen tentang
hasil akhir dari seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya
(anggaran penjualan sampai anggaran kas). Juga memperlihatkan
kepada manajemen tentang pengaruh kebijakan yang diambil
manajemen terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan dalam
suatu periode anggaran.
2.2.10 Fungsi Anggaran
Menurut Rudianto (2009), anggaran mempunyai fungsi yaitu :
1. Alat perencanaan : Sebagai bagian dari fungsi perencanaan (planning),
anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi
anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana
yang diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran
dan arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi di dalam
suatu periode waktu tertentu. Untuk fungsi perencanaan, anggaran
memiliki beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu :
- Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada
seluruh anggota organisasi.
- Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan
umum, yaitu pencapaian laba usaha.
- Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
- Mengarahkan penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan
yang paling menguntungkan.
16

- Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh


anggota organisasi.
2. Alat pengendalian : Sebagai bagian dari fungsi pengendalian
(controlling), anggaran berguna sebagai alat penilai aktivitas setiap
bagian organisasi sesuai dengan rencana atau tidak. Anggaran
berfungsi sebagai suatu standar atau tolak ukur manajemen. Sebagai
standar, anggaran digunakan untuk menilai aktivitas yang
dilaksanakan setiap bagian manajemen telah sesuai standar atau tidak.
Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian manajemen lebih baik dari
anggaran, maka dapat dinilai bahwa bagian tersebut telah berhasil
mencapai rencana yang telah ditetapkan. Untuk fungsi pengendalian,
anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu :
- Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi keputusan
organisasi.
- Menilai dan mengevaluasi secara sistematis setiap aspek
organisasi.
- Mendorong pihak manajemen secara dini menelaah masalah yang
dihadapi.
2.2.11 Keunggulan Anggaran
Anggaran perusahaan adalah kombinasi dari tiga unsur utama
(Prawironegoro dan Purwanto, 2008) :
1. Pengalaman : praktek mengelola perusahaan.
2. Pengetahuan tentang teori perusahaan yang hakikatnya adalah mencari
laba dan memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan.
3. Analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikemas
dalam bentuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan kendala yang
dihadapi perusahaan.
Anggaran memiliki keunggulan yang antara lain adalah :
1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan yaitu analisis data
historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan kelemahannya
kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja
mendatang.
17

2. Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjelaskan peluang bisnis


dan kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan baku untuk
membuat program kerja mendatang.
3. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional
dan keuangan.
4. Sebagai sarana koordinasi antar seksi, bagian, divisi dalam suatu
perusahaan.
5. Sebagai sumber rasa tanggung jawab dan partisipasi aktif semua
kepala seksi, bagian, divisi dalam suatu perusahaan.
6. Sebagai dasar untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawab
semua level manajer.
Menurut Horngren et al. (2008), anggaran merupakan bagian integral
dari sistem pengendalian manajemen. Jika dikelola dengan baik, anggaran
akan :
- Meningkatkan koordinasi dan komunikasi di antara sub unit dalam
perusahaan. Koordinasi adalah menghubungkan dan menyeimbangkan
semua aspek produksi atau jasa serta semua departemen dalam
perusahaan dengan cara terbaik guna mencapai tujuannya.
Komunikasi adalah mengupayakan agar tujuan-tujuan tersebut bisa
dipahami dan diterima oleh semua karyawan. Koordinasi akan
memaksa eksekutif untuk memikirkan hubungan antara masing-
masing departemen dan perusahaan secara keseluruhan, serta antar
perusahaan.
- Menyediakan kerangka kerja untuk menilai kinerja.
Rencana memungkinkan manajer perusahaan mengukur kinerja aktual
terhadap anggaran. Anggaran dapat mengatasi dua keterbatasan dari
penggunaan kinerja masa lalu sebagai dasar untuk menilai kinerja
aktual. Salah satu keterbatasan itu adalah bahwa hasil masa lalu sering
kali memasukkan kesalahan masa lalu dan kinerja sub standar.
Keterbatasan lain dari penggunaan kinerja masa lalu sebagai dasar
penilaian kinerja adalah bahwa keadaan masa depan bisa jadi berbeda
dari masa lalu.
18

- Memotivasi para manajer dan karyawan lainnya.


Banyak eksekutif perusahaan yang lebih suka menetapkan target yang
bersifat menantang bagi karyawannya tetapi tetap bisa dicapai.
Ketidakmampuan mencapai target merupakan suatu kegagalan.
Kebanyakkan karyawan termotivasi untuk bekerja lebih baik guna
menghindari kegagalan.
2.2.12 Kelemahan Anggaran
Anggaran juga memiliki kelemahan yang antara lain adalah
(Prawironegoro dan Purwanto, 2008) :
1. Prediksi kegiatan bisnis mendatang belum tentu tepat atau belum tentu
mendekati kenyataan.
2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di mendatang sulit
diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat
anggaran.
3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran
maupun dalam pelaksanaannya.
4. Pembuat anggaran (kepala seksi, bagian, divisi) sering berpikir
subyektif, mementingkan seksinya, bagiannya, atau divisinya saja.
5. Anggaran pada umumnya sangat idealistik sehingga sulit dicapai dan
dapat mengakibatkan para pelaksana frustasi.
2.2.13 Fitur Anggaran
Penelitian dan praktik telah mengidentifikasi beberapa fitur penting
yang akan mendorong perilaku positif pada tingkat yang wajar, yang
antara lain adalah (Hansen and Mowen, 2006) :
1. Umpan balik berkala atas kinerja : manajer perlu mengetahui
bagaimana kinerja karyawan sejalan dengan berlalunya tahun dengan
menyediakan laporan kinerja secara berkala dan tepat waktu.
2. Intensif uang dan bukan uang : intensif uang menghubungkan kinerja
anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Intensif bukan uang
termasuk memperkaya pekerjaan (job enrichment), meningkatkan
tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan non uang, dan
19

lain-lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem


pengendalian anggaran.
3. Anggaran partisipatif : memungkinkan manajer tingkat bawah untuk
turut serta dalam pembuatan anggaran.
4. Standar yang realistis : anggaran seharusnya mencerminkan realita
operasional seperti tingkat aktivitas aktual, perubahan musiman,
efisiensi, dan trend ekonomi umum.
5. Kemampuan mengendalikan biaya : biaya yang dapat dipengaruhi
tingkatnya oleh manajer.
6. Beberapa pengukuran kinerja : ukuran anggaran yang berdiri sendiri
tidaklah cukup. Penggunaan sistem beberapa ukuran terintegrasi,
disebut sebagai balance scorecard.

2.3. Penganggaran
2.3.1 Pengertian Penganggaran
Berikut ini beberapa pengertian penganggaran berdasarkan beberapa
literatur, yang antara lain adalah :
1. Menurut Horngren et al. (2008), penganggaran adalah alat akuntansi
yang umum digunakan perusahaan untuk mengimplementasikan
strategi. Merancang dan mengendalikan hal-hal yang harus dilakukan
untuk memuaskan pelanggan dan meraih sukses di pasar. Memberikan
ukuran atas hasil-hasil keuangan yang diharapkan perusahaan dari
aktivitas yang direncanakannya. Membuat manajer belajar
mengantisipasi masalah potensial dan cara menghindarinya.
2. Menurut Rudianto (2009), proses penyiapan anggaran disebut
penganggaran.
3. Menurut Prawironegoro dan Purwanto (2008), penganggaran adalah
proses penyusunan anggaran, yang dimulai pembuatan panitia,
pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan rencana kerja
fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian, divisi, penyusunan secara
menyeluruh, merevisi, dan mengajukan kepada pimpinan puncak
untuk disetujui dan dilaksanakan.
20

4. Menurut Nafarin (2007), penganggaran (budgeting) adalah proses


menyusun anggaran sehingga anggaran (budget) ialah hasil (bagian)
dari penganggaran. Penganggaran perusahaan adalah proses
menyusun anggaran perusahaan sehingga anggaran perusahaan
merupakan hasil dari penganggaran perusahaan. Dengan demikian,
penganggaran perusahaan berarti menjelaskan, menghitung, dan
menyusun anggaran perusahaan, sedangkan anggaran perusahaan
hanya menampilkan bentuk dari anggaran perusahaan, seperti laporan
laporan laba rugi tanpa disertai penjelasan, penghitungan, maupun
penyusunannya.
2.3.2 Faktor Penganggaran
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penganggaran adalah
Nafarin (2007) :
- Siklus hidup produk : pengembangan (developing), pertumbuhan
(growing), kedewasaan (maturing), dan penurunan (declining). Selain
itu, ide-ide untuk membuat produk baru harus turut dipertimbangkan.
- Konsumen dan perubahan selera.
- Tingkat persaingan.
- Tenaga kerja dan pembinaan karyawan (employee relations).
- Kecenderungan teknologi.
- Tingkat risiko bisnis dan keuangan.
- Persyaratan produksi dan sumber daya produksi.
- Tingkat persediaan dan perputarannya.
- Ketersediaan dan biaya bahan baku.
- Kondisi pemasaran dan periklanan, termasuk pangsa pasar.
- Penetapan harga produk atau jasa.
- Keusangan produk atau jasa.
- Kebutuhan pembiayaan dan ketersediaan dana.
- Stabilitas korporasi dan industri, termasuk permintaan produk,
pembinaan karyawan, dan peraturan pemerintah.
- Aspek siklus dan musiman.
- Faktor-faktor ekonomi dan politik.
21

2.3.3 Pengelolaan Penganggaran


Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level
manajer yang diorganisir dalam Komite Anggaran yang memiliki tugas
antara lain adalah (Prawironegoro dan Purwanto, 2008) :
- Menyusun pedoman penyusunan anggaran.
- Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh seksi,
bagian, atau divisi.
- Memberi rekomendasi penyempurnaan.
- Menyetujui anggaran.
Selain komite anggaran, perusahaan pada umumnya memiliki
Departemen Anggaran yang mempunyai fungsi antara lain :
- Menyusun sistem dan prosedur penganggaran (budget manual).
- Memberi pendidikan dan pelatihan kepada tenaga pembuat anggaran.
- Mengumpulkan dan menganalisis data.
- Mengevaluasi kinerja berdasarkan anggaran.
Budget manual bermaksud menyatakan sasaran, tujuan, struktur
organisasi, prosedur, wewenang, dan tanggung jawab dalam pembuatan
anggaran. Setiap orang yang ditunjuk oleh seksinya, bagiannya, divisinya,
harus mengikuti budget manual. Hakikatnya budget manual memuat
system operating procedure (SOP) yang memuat instruksi, informasi,
referensi, untuk penyusunan anggaran, SOP menjelaskan tentang anggaran
apa yang harus dibuat, bagaimana membuatnya, kapan pembuatan
anggaran itu dibuat, dan siapa yang melakukannya.
2.3.4 Siklus Penganggaran dan Anggaran Induk
Perusahaan yang dikelola dengan baik biasanya mengikuti langkah-
langkah penganggaran yang menyerupai siklus berikut ini selama tahun
fiskal (Horngren et al., 2008) :
1. Manajer dan akuntan manajemen bekerja sama dalam merencanakan
kinerja perusahaan secara keseluruhan serta kinerja sub unitnya
(seperti departemen atau divisi). Dengan memperhitungkan kinerja
masa lalu dan mengantisipasi perubahan yang akan datang,
manajemen pada semua tingkat setuju atas apa yang diharapkan.
22

2. Manajer senior memberikan kerangka referensi kepada manajer


bawahannya, berupa ekspektasi keuangan dan nonkeuangan khusus
yang dapat dibandingkan dengan hasil aktual.
3. Akuntan manajemen membantu manajer menginvestigasi penyebab
perbedaan dari rencana, seperti penurunan penjualan yang tidak
diharapkan. Jika perlu, diikuti dengan tindakan korektif, seperti
pengurangan harga untuk mendongkrak penjualan atau memotong
biaya untuk mempertahankan profitabilitas.
4. Manajer dan akuntan manajemen memperhitungkan umpan balik
pasar, perubahan kondisi, dan menggunakan pengalamannya untuk
memulai membuat rencana untuk periode selanjutnya. Sebagai contoh,
penurunan penjualan mungkin menyebabkan manajer berpikir tentang
peluncuran produk baru pada periode selanjutnya.
Keempat langkah tersebut menggambarkan proses anggaran secara
terus menerus. Dokumen kerja pada inti proses anggaran ini disebut
sebagai anggaran induk. Anggaran induk (master budget) menyatakan
rencana operasi dan keuangan yang dibuat manajemen untuk periode
tertentu (biasanya tahun fiskal), dan mencakup sejumlah laporan keuangan
yang dianggarkan. Anggaran induk merupakan rencana awal yang ingin
dicapai perusahaan dalam periode anggaran. Anggaran induk disusun
berdasarkan keputusan menyangkut operasi dan keuangan yang dibuat
oleh manajer.
- Keputusan yang menyangkut operasi berkaitan dengan penggunaan
sumber daya perusahaan secara efisien.
- Keputusan menyangkut keuangan berkaitan dengan cara mendapatkan
dana untuk membeli sumber daya tersebut.

2.4. Anggaran Operasional


2.4.1 Pengertian Anggaran Operasional
Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang
mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh
pendapatan di dalam suatu periode tertentu (Rudianto, 2009). Anggaran
operasional (operational budget) merupakan anggaran yang bertujuan
23

untuk menyusun anggaran laba rugi (Nafarin, 2007). Dimana anggaran


laba rugi itu sendiri adalah anggaran berupa daftar yang disusun secara
bersistem tentang dapatan, beban, serta laba (rugi) yang diperoleh suatu
perusahaan selama periode tertentu.
2.4.2 Cakupan Anggaran Operasional
Anggaran opersional mencakup (Rudianto, 2009) :
a. Anggaran pendapatan : rencana yang dibuat perusahaan untuk
memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu dan disusun
berdasarkan jenis produk, wilayah pemasaran, kelompok konsumen,
atau kelompok wiraniaga.
b. Anggaran biaya : rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan
untuk memperoleh pendapatan yang direncanakan dan berdasarkan
jenis biaya yang dikeluarkan. Yang dibedakan menjadi anggaran biaya
terukur dan anggaran biaya diskresioner. Anggaran biaya terukur
dirancang untuk mengukur efisiensi dan manajer operasional memikul
tanggung jawab penuh atas tercapainya sasaran yang dianggarankan.
Sedangkan anggaran biaya diskresioner tidak dirancang untuk
mengukur efisiensi dan penyusun anggaran bertanggung jawab untuk
membelanjakan jumlah yang telah ditetapkan. Kelompok anggaran
biaya ini dapat dipilah menjadi :
- Anggaran biaya bahan baku : rencana besarnya biaya bahan baku
yang akan dikeluarkan perusahaan di dalam suatu periode tertentu
di masa mendatang.
- Anggaran biaya tenaga kerja langsung : rencana besarnya biaya
yang akan dikeluarkan perusahan untuk membayar biaya tenaga
kerja yang terlibat secara langsung di dalam proses produksi
dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang.
- Anggaran biaya overhead : rencana besarnya biaya produksi
diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran biaya ini mencakup anggaran biaya bahan penolong,
anggaran biaya tenaga kerja penolong, anggaran biaya pabrikase,
dan lain-lain.
24

- Anggaran biaya pemasaran : rencana tentang besarnya biaya


distribusi yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
mendistribusikan produknya. Yang mencakup anggaran biaya
iklan, biaya angkut penjualan, gaji dan komisi wiraniaga, dan
lain-lain.
- Anggaran biaya administrasi dan umum : biaya yang
direncanakan untuk operasi kantor administrasi di dalam suatu
periode tertentu dimasa yang akan datang. Mencakup anggaran
biaya listrik, air, telepon, gaji pegawai, biaya bunga, dan lain-lain.
c. Anggaran laba : besarnya laba yang diinginkan oleh perusahaan di
dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang. Anggaran laba
sebenarnya gabungan dan rangkuman dari anggaran pendapatan dan
anggaran biaya. Sehingga dapat digunakan untuk :
- Mengalokasikan sumber daya.
- Merencanakan dan mengkoordinasikan aktivitas organisasi.
- Alat pengecek akhir tentang efisiensi biaya yang dianggarkan.
- Membagi tanggung jawab kepada semua manajer atas kinerja
keuangan perusahaan atau divisi.
2.4.3 Perencanaan Strategis dan Perencanaan Operasional
Penganggaran akan sangat bermanfaat bila menjadi bagian integral
dari analisis strategi perusahaan. Strategi menentukan cara organisasi
menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan peluang di pasar guna
mencapai tujuannya.

Strategi Perencanaan Perencanaan


Jangka Panjang Jangka Pendek
(Rencana Strategis) (Rencana Operasi)

Anggaran Anggaran
Jangka Panjang Jangka Pendek
Gambar 2. Strategi, perencanaan, dan anggaran (Horngren et al., 2008)
25

2.4.4 Langkah-Langkah dalam Mengembangkan Anggaran Operasional


Anggaran
Pendapatan

Anggaran Anggaran
Persediaan Akhir Produksi

Anggaran Biaya Anggaran Biaya Anggaran Biaya


Bahan Langsung Tenaga Kerja Overhead
Manufaktur Langsung Manufaktur

Anggaran Harga
Pokok Penjualan

Anggaran Operasional Anggaran Biaya Riset Dan


Pengembangan/Perancangan

Anggaran Biaya Pemasaran

Anggaran Biaya Distribusi

Anggaran Biaya Layanan Pelanggan

Anggaran Biaya Administrasi

Laporan Laba Rugi Yang Dianggarkan

Anggaran Anggaran Anggaran Neraca Yang Laporan Arus


Keuangan Pengeluaran Kas Dianggarkan Kas Yang
Modal Dianggarkan
Gambar 3. Bagan anggaran induk (Horngren et al., 2008)
26

Laporan laba rugi yang dianggarkan dan skedul anggaran


pendukungnya semua disebut anggaran operasional. Anggaran pendapatan
merupakan titik awal bagi penyusunan anggaran operasional. Skedul
pendukung mengkuantifikasi anggaran untuk berbagai fungsi bisnis pada
rantai nilai, mulai dari biaya riset dan pengembangan hingga biaya
administrasi. Skedul-skedul tersebut membentuk laporan laba rugi yang
dianggarkan sebagai laporan ikhtisar utama dalam anggaran operasional.
Anggaran keuangan yang merupakan bagian dari anggaran induk yang
terdiri dari anggaran pengeluaran modal, anggaran kas, neraca yang
dianggarkan, dan laporan arus kas yang dianggarkan. Anggaran keuangan
berfokus pada pengaruh operasional dan pengeluaran modal yang
direncanakan terhadap kas. Anggaran kas dan laporan laba rugi yang
dianggarkan kemudian dapat digunakan untuk menyiapkan dua ringkaran
laporan keuangan lainnya yaitu neraca yang dianggarkan dan laporan arus
kas yang dianggarkan. Anggaran induk diselasaikan setelah beberapa kali
diskusi antara manajeman puncak dan manajer yang bertanggung jawab
atas berbagai fungsi bisnis tersebut dalam rantai nilai.

2.5. Perusahaan Manufaktur


2.5.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan
mentah, mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai
(Rudianto, 2009). Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan industri
dalam arti sempit, yang maksudnya adalah perusahaan yang mengolah
suatu benda (bahan baku) menjadi produk yang hanya berupa barang saja
untuk dijual (Nafarin, 2007). Organisasi manufaktur adalah jenis
organisasi dari kelompok perusahaan yang menghasilkan barang. Dua
kategori dasar bagi perusahaan manufaktur, yaitu (Herjanto, 2007) :
1. Continuous process industries : industri yang memproduksi barang
dengan proses kontinyu.
2. Intemittent process industries : industri dengan proses terputus-putus
atau sering disebut discrete parts manufacturing yaitu industri yang
memproduksi barang secara proses individu atau unit per unit. Yang
27

dibagi lagi menjadi tiga kelompok berdasarkan sistem volume


produksinya, yaitu :
a. Sistem volume rendah (jobbing shop production) : memproduksi
berbagai jenis barang yang berbeda dengan volume produksi yang
rendah (beberapa unit saja) untuk masing-masing jenis barang.
b. Sistem volume menengah (batch production) : memproduksi
barang dalam batch atau lot yang kecil dengan berbagai tahap
pekerjaan, setiap tahap pengerjaan dilakukan untuk seluruh batch
sebelum menuju tahap pengerjaan berikutnya.
c. Sistem volume tinggi (mass production) : jenis barang yang
diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang
besar (massal).
2.5.2 Prosedur Anggaran Perusahaan Manufaktur
Prosedur (procedure) merupakan urutan seri tugas yang saling
berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.
Prosedur biasanya terdiri dari bagan alur (flowchart), formulir, dan uraian
tugas. Prosedur penyusunan anggaran perusahaan manufaktur dapat
dijelaskan dalam empat tahap (Nafarin, 2007).
1. Penentuan pedoman anggaran : anggaran dibuat untuk tahun
mendatang sebaiknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun
anggaran berikutnya dimulai. Sebelum penyusunan anggaran,
manajemen puncak (direktur/komisaris) melakukan dua hal sebagai
berikut :
- Menetapkan rencana besar perusahan, seperti tujuan, kebijakan,
dan asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran
- Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari
Direktur sebagai ketua, Manajer Keuangan sebagai sekretaris, dan
manajer lainnya sebagai anggota.
2. Persiapan anggaran : sebelum menyusun anggaran (budget) lebih
dahulu dilakukan penyusunan ramalan (forecast).
28

Kemudian melakukan hal berikut ini :


- Manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer keuangan dan
manajer umum untuk menyusun anggaran jualan, anggaran beban
jualan, dan anggaran piutang usaha.
- Manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan
manajer umum untuk menyusun anggaran produk, anggaran biaya
pabrik, anggaran sediaan, dan anggaran utang usaha. Yang
berdasarkan anggaran jualan yang dibuat oleh manajer
pemasaran.
- Manajer keuangan bekerja sama dengan manajer umum untuk
menyusun anggaran beban administrasi dan umum.
- Manajer keuangan bekerja sama dengan para manajer lain untuk
menyusun anggaran laporan laba rugi, anggaran neraca, anggaran
kas, dan anggaran lainnya.
3. Penentuan anggaran : diadakan rapat dengan semua manajer beserta
direksi (direktur) yang terdiri dari kegiatan :
- Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen
anggaran.
- Mengoordinasikan dan menelaah komponen anggaran.
- Pengesahan dan pendistribusian anggaran.
4. Pelaksanaan anggaran : untuk pengawasan, setiap manajer wajib
membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian
laporan realisasi anggaran disampaikan kepada direksi.
2.5.3 Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan Manufaktur
Langkah-langkah dasar berikut ini biasanya dilakukan dalam
menyusun anggaran operasional untuk perusahaan manufaktur. Dimulai
dengan anggaran pendapatan, masing-masing anggaran lainnya mengikuti
langkah-langkah yang sama (Horngren et al., 2008).
1. Membuat anggaran pendapatan.
2. Membuat anggaran produksi (dalam unit).
3. Membuat anggaran penggunaan bahan langsung dan anggaran
pembelian bahan langsung.
29

4. Membuat anggaran biaya tenaga kerja manufaktur langsung.


5. Membuat anggaran biaya overhead manufaktur.
6. Membuat anggaran persediaan akhir.
7. Membuat anggaran harga pokok penjualan.
8. Membuat anggaran biaya non manufaktur.
9. Membuat laporan laba rugi yang dianggarkan.

2.6. Hubungan Perencanaan dan Pengendalian

Perencanaan (Strategis) Pengendalian

Tujuan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Pendek

Rencana Kerja Jangka Pendek

Anggaran Induk (Master Budget)

Pelaksanaan Kerja Transaksi Bisnis


Klasifikasi
Laporan Hasil Kerja
(Laporan Keuangan)
- Neraca
- Laba Rugi
- Arus Kas
Evaluasi Kinerja :
Hasil Kerja Versus Anggaran Varians
(Analisis Varians)

Umpan Balik Tindakan Koreksi


Gambar 4. Hubungan perencanaan dan pengendalian
(Prawironegoro dan Purwanto,2008)
30

Perencanaan melihat ke depan, dengan menentukan tindakan yang


harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi.
Sedangkan pengendalian melihat ke belakang, dengan menilai hasil kerja
dan membandingkannya dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil
perbandingan ini menghasilkan varians. Varians harus dianalisis dan dicari
sebabnya kemudian digunakan untuk memperbaiki perencanaan, anggaran,
dan pelaksanaan (pengendalian).
Pengukuran kinerja dengan menggunakan varians. Manajer
menggunakan analisis varians untuk mengevaluasi kinerja bawahan, dua
hal yang dievaluasi, yaitu (Horngren et al., 2008) :
a. efektivitas : tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. efisiensi : jumlah relatif input yang digunakan untuk mencapai tingkat
output tertentu.

2.7. Analisis Varians

Varians atau selisih adalah perbedaan antara suatu rencana atau target
dan suatu hasil (Witjaksono, 2006). Varians memberikan indikasi atau
suatu peringatan bahwa operasi tidak berjalan sebagaimana yang
direncanakan. Dalam realitas hasil aktual kerap berbeda dengan yang telah
direncanakan, bahkan dalam proses atau perjalanan pun senantiasa ditemui
penyimpangan baik bersifat minor atau bahkan mayor bila tidak ditindak-
lanjuti dengan seksama dapat menggagalkan keseluruhan rencana.
Selisih tersebut dapat disebabkan oleh volume (unit) yang tidak sesuai
dengan anggaran, tetapi dapat juga karena harga atau tarif per unit yang
tidak sama dengan anggaran (Nafarin, 2007). Untuk itu manajer
memerlukan analisis yang tajam dengan menggunakan analisis varians
(selisih).
Analisis varians adalah melakukan dekomposisi atas perbedaan-
perbedaan antara biaya aktual dan rencana menjadi jumlah-jumlah yang
terkait pada suatu realitas dan rencana (Witjaksono, 2006).
Jika biaya standar lebih besar daripada biaya aktual, maka melahirkan
varians yang menguntungkan (favorable variance), dan sebaliknya jika
31

biaya standar lebih kecil daripada biaya aktual, maka melahirkan varians
yang tidak menguntungkan (unfavorable variance) (Prawironegoro dan
Purwanto, 2008).
Varians yang menguntungkan (favorable variance) ditunjukkan
dengan huruf F, yang memiliki pengaruh meningkatkan laba operasi relatif
terhadap jumlah yang dianggarkan. Untuk pos pendapatan, F berarti
pendapatan aktual melebihi pendapatan yang dianggarkan. Untuk pos
biaya, F berarti biaya aktual lebih kecil dari biaya yang dianggarkan.
Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable variance) ditunjukkan
dengan huruf U, yang memiliki pengaruh menurunkan laba operasi relatif
terhadap jumlah yang dianggarkan.
Akuntan internal dapat mengadakan perhitungan varians dan
menganalisisnya, kemudian disajikan kepada manajemen untuk meneliti
sebab terjadi varians. Jika nilai varians besar perlu diadakan penelitian,
tetapi jika nilai kecil kurang perlu diadakan penelitian. Keputusan untuk
meneliti varians tergantung manfaat yang diperolehnya dan pengorbanan
yang dilakukan (benefit cost ratio analysis).
Analisis varians dapat dilakukan dengan menggunakan dua model
dengan teknik perhitungan sebagai berikut (Horngren et al., 2008) :
1. Varians harga atau varians tarif (price variance or rate variance)
(Harga standar – Harga aktual) x Kapasitas aktual
2. Varians efisiensi (efficiency variances)
(Kapasitas standar – Kapasitas aktual) x Harga standar
Menurut Shim and Siegel (2000), kegunaan analisis varians adalah :
- Membantu penetapan biaya persediaan.
- Membantu penetapan keputusan.
- Menjual formulasi harga berdasarkan biaya yang seharusnya.
- Membantu koordinasi dengan membuat semua departemen berfokus
pada sasaran yang sama.
- Menetapkan dan mengevaluasi tujuan divisional.
- Memungkinkan pengendalian biaya dan evaluasi kinerja dengan
membandingkan angka-angka aktual dengan yang dianggarkan.
32

Tujuan pengendalian biaya yang serendah mungkin berdasarkan


standar kualitas yang telah ditetapkan.
- Mengidentifikasi bidang-bidang masalah melalui prinsip manajemen
by exception.
- Menunjukkan adanya kinerja yang kurang baik sehingga langkah
perbaikan dapat dilakukan.
- Membantu memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan.
- Memudahkan komunikasi dalam organisasi, seperti antara manajemen
puncak dan penyelia.
- Membantu perencanaan dengan meramalkan kebutuhan.
- Menetapkan penawaran harga kontrak.
Namun, penetapan biaya standar juga memiliki beberapa kekurangan,
seperti adanya kemungkinan bias dalam menetapkan standar dan pengaruh
disfungsional dalam menetapkan norma dan standar yang kurang tepat.
Jika suatu varians memiliki beberapa sebab, maka masing-masing harus
disebutkan.

2.8. Batas Pengendalian

Batas pengendalian adalah rentang varians yang diperbolehkan.


Operasi yang masih dalam batas pengendalian berarti bahwa varians yang
dilaporkan adalah peristiwa acak, yaitu perusahaan tidak menanggung
biaya sama sekali jika memutuskan untuk tidak melakukan investigasi.
Operasi yang sudah diluar kendali menunjukkan bahwa varians yang
dilaporkan adalah akibat satu atau beberapa penyebab sistematis (Blocher
et al.,2007).

2.9. Penelitian Terdahulu

Wulandari (2004) dengan judul “Kajian Biaya Operasional Dana


Pensiun Pemberi Kerja”, memperoleh hasil bahwa BODP bergantung pada
faktor hasil usaha dan jenis program pensiun yang terbukti dari hasil
persamaan regresi. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program
33

Pensiun Iuran Pasti (PPIP) tidak menunjukkan perbedaan efisiensi biaya


operasional dari Dana Pensiun Pemberi Kerja.
Lastowo (2010) dengan judul “Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai
Alat Pengendali Keuangan Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia”, memperoleh hasil bahwa
faktor yang dipertimbangkan adalah jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah
peserta, tempat pelaksanaan kegiatan, standar biaya umum, realisasi dan
anggaran sebelumnya, serta rencana penambahan sarana dan prasarana
Pusdiklat ANRI. Metode penyusunan anggaran dengan campuran top
down dan bottom up.
Laberta (2010) dengan judul “Analisis Anggaran Dana Tanggung
Jawab Sosial PT Pertamina (Persero) Studi Kasus : PT Pertamina (Persero)
Kantor Pusat, Jakarta), memperoleh hasil bahwa dalam penyusunan
anggaran faktor internalnya adalah kebijakan dewan direksi, kebijakan
manajemen, sumber dana, kekuatan sumber daya manusia, integrasi
dengan anak perusahaan, dan rencana jangka panjang perusahaan.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah, keadaan
penduduk sekitar perusahaan, lingkungan sosial (pendidikan, kesehatan,
dan bencana). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan
adalah faktor individu organisasi, faktor organisasi, faktor lingkungan,
faktor pihak ke tiga, dan faktor prioritas kebutuhan.
Monalisa (2010) dengan judul “ Analisis Anggaran Opersional Pada
Hotel ASBH Bandung”, dan memperoleh hasil bahwa metode penyusunan
anggaran adalah campuran antara top down dan bottom up, yang memiliki
kelemahan seperti sumber daya tidak dipertimbangkan, anggaran bersifat
statis, tidak memiliki departemen anggaran, varians tidak ditindak-lanjuti.
Kelemahan tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya selisih (varians).
III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Anggaran mempuyai fungsi manajemen yaitu sebagai alat perencanaan


dan pengendalian. Fungsi manajemen tersebut dapat digunakan untuk
mengelola keuangan suatu perusahaan. Perusahaan dapat manfaatkannya
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tujuan banyak
perusahaan adalah untuk mencapai laba atau kinerja yang semaksimum
mungkin dengan biaya seefisien mungkin. Mewujudkan tujuan tersebut, maka
keuangan perusahaan harus dilaksanakan secara profesional, terbuka, dan
bertanggung jawab. Anggaran sebagai perencanaan keuangan perusahaan
yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Anggaran sebagai pengendalian
sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dapat dimanfaatkan dengan
efektif dan efisien yang terlihat dari perbandingan hasil kerja antara rencana
dengan realisasinya. Anggaran dapat memaksimalkan fungsi manajemen
untuk mencapai tujuan perusahaan.
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah salah satu perusahaan
manufaktur subsektor wooden furniture (mebel kayu) yang mempunyai
tujuan memaksimumkan laba dan kinerjanya. Tujuan tersebut didukung oleh
visi dan misi tertentu. Memerlukan anggaran agar dapat mencapai tujuan.
Salah satu anggaran yang disusun adalah anggaran operasional yang
mencakup semua kegiatan utama perusahaan. Anggaran operasional dapat
mengendalikan semua sumber daya yang dimiliki PT Hadinata Brothers
(Ligna Furniture) untuk memaksimalkan keuntungan dan kinerja yang
diinginkan. Anggaran operasional tersebut melalui tahap proses penyusunan
anggaran, yaitu tahap penentuan pedoman anggaran, persiapan anggaran,
penentuan anggaran, dan pelaksanaan anggaran.
Pada saat pelaksanaannya, anggaran operasional terdapat selisih antara
anggaran dengan realisasinya, sehingga perlu dilakukannya evaluasi. Evaluasi
yang dilakukan antara lain dengan analisis varians yaitu dengan
membandingkan antara anggaran dan realisasi agar dapat mengklasifikasikan
selisih tersebut menguntungkan atau tidak. Evaluasi selanjutnya adalah
35

dengan analisis uji t berpasangan (paired t-test) untuk mengidentifikasi selisih


antara anggaran dan realisasi tersebut masih dalam batas pengendalian
manajemen atau tidak. Hasil evaluasi dapat dijadikan umpan balik untuk
melakukan tindak korektif terhadap proses penyusunan anggaran operasional
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Gambar 5 berikut menjelaskan
kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini.

PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)

Visi dan Misi

Proses Penyusunan Anggaran Operasional

Anggaran Operasional Realisasi Anggaran Operasional

Selisih

Evaluasi Anggaran Operasional

Analisis Varians Uji T Berpasangan


(Paired T Test)

Hasil Evaluasi Anggaran Operasional


Gambar 5. Kerangka pemikiran
36

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) yang


berlokasi di Jalan Tapos Km.1, P.O BOX 23 Cibinong 16901, Bogor, Jawa
Barat, Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, mulai bulan
April 2011 sampai bulan Juni 2011.

3.3. Metode Penelitian


3.3.1 Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field
research), dimana penelitian dilakukan secara langsung di perusahaan yang
menjadi objek penelitian untuk mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial
(individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat). Penelitian ini juga
menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu
dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi lannya yang sesuai
dengan topik penelitian ini. Kedua metode tersebut digunakan untuk
memperoleh data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari pihak atau sumber pertama,
misalnya individu atau perorangan. Semua data ini merupakan data
mentah yang nantinya akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu.
Dalam penelitian ini, data primer tersebut diperoleh dari hasil
wawancara. Wawancara adalah prosedur yang dirancang untuk
memperoleh informasi dari seseorang melalui respons lisan terhadap
pertanyaan lisan (Dessler, 2006). Wawancara adalah salah satu teknik
pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan secara tatap muka
langsung dengan pihak yang diwawancarai untuk mendapatkan
informasi. Wawancara dilakukan dengan pihak yang berperan dalam
penyusunan anggaran operasional di PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) yaitu manajer keuangan dan staf keuangan PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture). Wawancara ini dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu metode penetapan sampel dengan
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini yaitu
37

wawancara dengan pihak yang paling mengerti atau expert judgement


(pendapat ahli) permasalah mengenai anggaran.
2. Data Sekunder
Data primer yang telah diolah dan disajikan lebih lanjut oleh pihak
pengumpul data primer menjadi dalam bentuk tabel, grafik, diagram,
gambar dan lainnya sehingga lebih informatif oleh pihak lain. Dalam
penelitian ini, data sekunder diperoleh dari pengumpulan data
dokumen resmi yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
terkait dengan data keuangan berupa anggaran operasional dan
realisasinya tahun 2008-2010. Serta bahan-bahan teoritis seperti
literatur, buku teks, referensi, dan informasi yang relevan dengan
anggaran operasional yang akan digunakan sebagai dasar pedoman
dan landasan berfikir penelitian ini.
3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data
3.3.2.1 Analisis Deskriptif
Adalah untuk memuat penggambaran secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek penelitian serta
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Atau penelitian yang
bermaksud untuk memuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau
kejadian-kejadian. Dengan tujuan sebagai berikut :
- Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang
menggambarkan gejala yang ada.
- Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan
justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
- Untuk membuat komparasi dan evaluasi.
- Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang lain dalam
menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari
mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan
keputusan di masa yang akan datang.
Menurut Istijanto (2005), analisis deskriptif berusaha mengubah
kumpulan data mentah menjadi bentuk atau gambaran yang mudah
dipahami dalam informasi yang lebih ringkas.
38

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk


menggambarkan proses penyusunan anggaran operasional PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture), untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya ketidaksesuaian atau selisih yang terjadi antara anggaran dan
realisasinya dengan cara membandingkan keduanya, dan hasil analisis
penelitian.
3.3.2.2 Analisis Varians
Analisis varians dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah selisih (varians) menguntungkan (favorable) atau tidak
menguntungkan (unfavorable). Tetapi terdapat perbedaaan antara
pendapatan dan biaya dalam menentukan hal tersebut. Untuk pendapatan
jika anggaran lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut dikatakan
menguntungkan (favorable) dan jika sebaliknya maka dikatakan tidak
menguntungkan (unfavorable). Sedangkan untuk biaya jika anggaran
lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut merugikan (unfavorable)
dan jika sebaliknya maka dikatakan menguntungkan (favorable).
Pengolahan data untuk analisis varians pada anggaran operasional
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) menggunakan bantuan software
Microsoft Excel 2007.
3.3.2.3 Uji T Berpasangan (Paired T Test)
Uji t berpasangan (paired t test) digunakan untuk menentukan ada
atau tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang
dimaksud disini adalah sampel yang sama namun mengalami proses
pengukuran maupun perlakuan yang berbeda (Nugroho, 2006). Dengan
rumus sebagai berikut :
t hitung = d .............................................................(1)
Sd/√
d = x1-x2 .............................................................(2)
d = ∑ d/n .............................................................(3)

Sd = ∑d .............................................................(4)
1
39

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji


kebenarannya. Uji t berpasangan (paired t test) digunakan untuk menguji
hipotesis, yaitu mengetahui apakah selisih yang terjadi antara anggaran
dan realisasinya pada anggaran operasional masih dalam batas
pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture).
Tujuan dari uji t berpasangan (paired t test) adalah untuk
membandingkan antara anggaran dengan realisasi menunjukkan nilai
yang sama atau berbeda.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji t berpasangan (paired t
test) adalah sebagai berikut :
1. Membuat H0 dan H1 dalam uraian kalimat
H0 : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan
realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen.
H1 : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan
realisasinya tidak dalam batas pengendalian manajemen.
2. Menentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian cari t tabel
dengan tentukan df = n-1.
Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05.
3. Menentukan kriteria pengujian
Jika thitung < ttabel maka terima H0 dan tolak H1.
Jika thitung > ttabel maka tolak H0 dan terima H1.
4. Membandingkan thitung dan ttabel.
5. Membuat kesimpulan.
Dalam penelitian ini, pengolahan data untuk uji t berpasangan
(paired t test) menggunakan bantuan software SPSS 15 for windows.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Sejarah PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah perusahaan swasta nasional
yang didirikan pada tanggal 4 Februari 1975 oleh tiga bersaudara yaitu Rudy
Bambang Hadinata, Yulius Hadinata, dan Irwan David Hadinata. Pendirian PT
Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dilakukan dihadapan Notaris Suzuna Zakaria
di Bandung dengan akta pendirian No. 7/1975 dan telah masuk Berita Negara. PT
Hadinata Brothers (Ligna Furniture) berlokasi di Jalan Tapos Km.1, P.O BOX 23
Cibinong 16901, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Tahun 1975 sampai dengan tahun 1976 PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) membuka sektor usaha dibidang building material dan pabrik ubin
estetika, yang berkembang sejalan dengan PELITA pemerintah yaitu
mengutamakan bidang pembangunan perumahan. Namun pada masa tersebut
pembangunan dan teknologi di sektor building material dan perubinan belum
terserap dengan baik dan masih sangat rendah. Sehingga kedua bidang usaha
tersebut ditutup pada tahun 1977. Perusahaan berganti menjadi usaha yang
bergerak di bidang permebelan (furniture).
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) mulai memperkenalkan
keberadaannya sebagai industri manufaktur yang berkembang dibidang
permebelan dengan memperkenalkan “knock down system” pertama di Indonesia
dengan merek “Ligna Furniture”. Ligna Furniture pada saat ini merupakan
pemimpin dalam pasar mebel rumah tangga seperti mebel untuk ruang tidur,
mebel untuk ruang tamu, dan mebel untuk ruang makan bagi kalangan konsumen
menengah ke atas. Selain itu juga PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
memproduksi produk-produk mebel yang harganya dapat dijangkau oleh
konsumen kelas menengah ke bawah yaitu dengan merek “ Siro Furniture”.
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) juga mempunyai merek “Ligna
Rotan” yang dipakai untuk produk-produk mebel yang terbuat dari rotan, di mana
produksinya dimulai pada 1987 dan sampai saat ini produk-produknya sudah
diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang.
41

Pangsa pasar dari PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) selain untuk


produk lokal juga telah dikembangkan untuk ekspor ke beberapa negara seperti :
Amerika Serikat, Belanda, Denmark, Jepang, Jerman, Australia, Italia, dan
Spanyol. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) selalu berupaya untuk
mengembangkan pasarnya ke negara-negara lainnya.
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) memiliki fasilitas dan aset sebagai
berikut :
1. Permesinan yang berjumlah 400 unit. Mulai dari Hand Machine sampai
Modern Wood Working Machine yang menjamin kualitas produk-produk PT
Hadinata Brothers (Ligna Furniture).
2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki sekitar 100 orang sarjana dari
berbagai bidang displin ilmu dan didukung oleh sekitar 1300 SDM yang
terampil, sehingga menjamin kualitas produk-produk yang dihasilkan.
Pembinaan SDM melalui program pendidikan dan pelatihan serta
pengembangan karier terbuka bagi setiap karyawan yang ingin berprestasi
dalam bekerja.
3. Lokasi pabrik yang strategis dengan luas area 150.000 m2 (14 hektar).
4. Jaringan pemasaran yang telah menjangkau pangsa pasar luar negeri
(Amerika Serikat dan Inggris Raya) dan kota-kota besar di Indonesia
seperti: Banda Aceh, Balikpapan, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin,
Cilegon, Denpasar, Jakarta, Jambi, Kendari, Medan, Padang, Palembang,
Palu, Pekanbaru, Pinrang (Sulawesi Selatan), Purwokerto, Semarang, Solo,
Surabaya, Ujung Pandang, dan Yogyakarta.
5. Research yang senantiasa memperhatikan kepuasan konsumen.
Sejak didirikan, PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) menghasilkan
furniture yang lebih baik dan nyaman serta secara terus menerus melakukan
penyempurnaan kualitas dan desain untuk kepuasan konsumen. Style dan
ergonomi serta bahan material pilihan menjadikan produk dari PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture) menarik dan memikat untuk menghiasi ruangan.
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) mengembangkan usahanya
dengan mendirikan pabrik furniture dengan bahan baku rotan dan pabrik panel
axima dimana bahan bakunya terbuat dari partikel board. Pabrik rotan sendiri
42

mulai beroperasi pada tahun 1980 dan pabrik panel axima mulai beroperasi pada
tahun 1993. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) sekarang terdiri dari tiga
divisi produksi atau pabrik, yaitu :
1. Divisi kayu : divisi ini memproduksi furniture dengan bahan baku utamanya
kayu. Produksi pertama dari divisi kayu ini terealisasi pada tahun 1975 dan
sampai dengan sekarang masih tetap berproduksi.
2. Divisi rotan : divisi ini memproduksi furniture dengan bahan baku
utamanya adalah rotan. Produksi pertama dari divisi rotan ini terealisasi
pada tahun 1980 dan sampai dengan sekarang masih tetap berproduksi.
3. Divisi panel : divisi panel axima memproduksi furniture dengan bahan baku
utamanya particle board (panel). Divisi ini pertama kali memproduksi pada
tahun 1993 dan masih tetap berproduksi sampai sekarang.
Sasaran pengembangan bidang permebelan dicapai dengan ekosistem yang
baik melalui upaya-upaya efisiensi bahan, meningkatkan nilai tambah bahan,
produk praktis, dan ekonomis. Sasaran tersebut terus dikembangkan melalui
penciptaan design baru yang terus mengalami perubahan dengan tujuan untuk
memenuhi kepuasan konsumen.
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) merupakan perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang permebelan, dimana kegiatan usahanya
mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan menghasilkan produk-produk
mebel untuk ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, ruang kantor, dan ruang
keluarga.
Aktivitas produksinya, perusahaan ini memproduksi 150 jenis produk
standar yang terdiri atas produk ekspor dan produk lokal. Produk yang dibuat
dengan sistem knock down, yaitu komponen-komponen dari mebel tersebut dapat
dibongkar pasang sehingga lebih praktis jika mebel tersebut dipindahkan. Bagi PT
Hadinata Brothers (Ligna Furniture) sistem knock down ini mempermudah proses
pengepakan dan dapat pula menghemat biaya pengepakan karena karton yang
digunakan untuk pengepakan akan lebih sedikit dibandingkan dengan pengepakan
mebel yang tidak dapat dibongkar pasang atau yang sering dikenal dengan sistem
pantek.
43

4.1.2 Tujuan Perusahaan


PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam menjalankan aktivitas
usahanya bertujuan mencari keuntungan yang optimal dari penjualan barang hasil
produksi perusahaannya. Yang didasari oleh penjualan yang seimbang antara
harga dan mutu produk, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dari pihak
pembeli. Pihak pembeli disini adalah orang yang sudah membeli produk
perusahaan maupun orang yang ingin membeli setelah mengetahui harga dan
mutu serta melihat produk tersebut dari yang sudah membeli.
Selain mencari keuntungan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) juga
bertujuan membantu pemerintah. Berikut ini peran dan sumbangan PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture) bagi pemerintah yang antara lain adalah :
1. Lapangan kerja dan taraf hidup masyarakat : dengan menyerap banyak
tenaga kerja dan mengurangi masalah pengangguran yang diikuti dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat.
2. Perpajakan : sumbangan kepada pemerintah dalam bentuk pajak, bea, dan
retribusi seperti : pajak penjualan, pajak pendapatan, pajak perseroan, bea
masuk, dan bea materai.
3. Bidang perindustrian : dapat menarik atau merangsang para investor untuk
mendirikan pabrik.
Tujuan akhir yang ingin dicapai PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
adalah memproduksi furniture yang tahan lama dan berkualitas tinggi sehingga
dapat memuaskan para pelanggan.
4.1.3 Visi dan Misi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Visi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah menjadi produsen
mebel terbaik dan dengan harga terjangkau. Yang diuraikan sebagai berikut :
1. Produsen mebel
Mebel untuk perlengkapan kamar tidur, dapur, ruang tamu, maupun outdoor
dengan berbagai design dan ukuran dengan bahan baku kayu, rotan, besi,
atau kombinasinya.
2. Terbaik
Sesuai pengalaman harus menjadi yang terbaik dalam kualitas, delivery, dan
kepuasan pelanggan.
44

3. Terjangkau
Menjual mebel untuk segmen pasar tertentu dengan kualitas dan harga
terjangkau.
Serta memiliki kebijakan mutu untuk mewujudkan visi, sebagai berikut:
1. Kepuasan pelanggan adalah segalanya.
2. Mengutamakan kualitas pada setiap proses (awal sampai dengan akhir).
3. Inovasi dan perbaikan berkesinambungan.
Karyawannya memiliki motto : tingkatkan disiplin dan kerjasama, kejar
target mutu prima.
Misi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah bermanfaat bagi
masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan kerja dalam rangka
memproduksi mebel untuk kepuasan konsumen yang merindukan kualitas.
Dengan uraian misi sebagai berikut :
1. Bermanfaat bagi masyarakat sekitar
Kehadiran perusahaan bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan
menyediakan lapangan kerja, atau mitra usaha yang saling menguntungkan.
2. Kepuasan konsumen
Eksistensi perusahaan hanya untuk kepuasan konsumen dengan produk
bermutu, harga terjangkau dengan delivery time yang tepat. Perusahaan
memproduksi mebel dengan model praktis, knock down dianugerahkan
kepada konsumen yang benar-benar menghargai kualitas.
Nilai-nilai atau value yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) dan menjadi pedoman dalam bekerja untuk merealisasikan misi sesuai
visi adalah :
1. Disiplin.
Disiplin dalam segala hal utamanya budget, waktu pemakaian peralatan,
bahan kerja, penerapan atau aplikasi 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan
Rajin) sesuai peraturan atau KKB dan SOP yang ada.
2. Integritas
Secara tulus dan jujur dalam memberikan pelayanan terbaik kepada sesama
karyawan dan kepada konsumen. Menjadi panutan dalam ketulusan dan
kejujuran.
45

3. Profesionalisme
Kompeten dalam melakukan pekerjaan, proaktif dalam melakukan inovasi
secara berkesinambungan dalam pelayanan yang lebih baik.
4. Sadar kualitas
Bekerja dengan sadar kualitas dari awal sampai akhir proses, handling dan
delivery ke tangan konsumen.
5. Team work
Mencapai nilai tambah melalui sinergi, terbuka, saling percaya, dan saling
menghargai.
4.1.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukkan susunan dari tugas, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing bagian atau fungsi yang ada dalam perusahaan.
Bentuk dan struktur organisasi perusahaan disesuaikan dengan kegiatan
perusahaan sehingga perkembangan perusahaan diikuti pula dengan
penyempurnaan struktur organisasinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu
sendiri.
Struktur organisasi yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
adalah struktur organisasi lini dan staf, yaitu adanya hubungan antara tugas dan
tanggung jawab dari masing-masing bagian dengan bagian yang lain. Struktur ini
digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan berbagai produk. Perusahaan ini
dipimpin oleh direktur yang merupakan pimpinan tertinggi, sedangkan dewan
komisaris bertindak dalam pengambilan keputusan untuk memutuskan garis
kebijakan perusahaan. Bagan struktur organisasi PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) terlihat pada Lampiran 1.

4.2. Proses Penyusunan Anggaran PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)

Proses penyusunan anggaran PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


dilakukan pada akhir tahun yaitu awal bulan Desember setiap tahunnya membuat
planning tahun yang akan datang. Metode yang digunakan PT Hadinata Brothers
(Ligna Furniture) dalam proses penyusunan anggaran adalah metode campuran
antara bottom up dan top down, dengan rincian sebagai berikut :
- Bottom up : dimana anggaran disusun dan disiapkan oleh pihak yang akan
melaksanakan program tersebut, dengan pertimbangan bahwa bagian tersebut
46

lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh bagiannya, dalam hal ini manajer
tingkat bawah dapat ikut serta dalam penyusunan anggaran yaitu dengan cara
setiap manajer masing-masing bagian dapat mengajukan anggaran yang dapat
mereka capai.
- Top down : dalam penyusunan anggaran harus ditentukan dan dievaluasi oleh
pimpinan atau direksi dengan melakukan konsultasi yang menyertakan
bawahan serta disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan tujuan perusahaan,
setelah itu baru disetujui dan dilaksanakan.
Dengan demikian penyusunan anggaran dapat disesuaikan dengan kondisi,
fasilitas, dan kemampuan masing-masing bagian. Juga terdapatnya partisipasi dan
komunikasi aktif antar manajer tingkat bawah dengan direksi.
Anggaran dibuat dengan tujuan untuk menggunakan semua sumber daya
yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) secara efektif dan efisien,
sehingga dapat memaksimalkan profit atau keuntungan.
Faktor utama yang paling banyak dipertimbangkan untuk menyusun
anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah realisasi anggaran
tahun lalu atau tahun sebelumnya dan Purchase Order (PO) tahun lalu. Selain
faktor utama tersebut PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) juga
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dikelompokkan ke dalam dua kategori
sebagai berikut :
1. Faktor internal adalah segala faktor yang muncul dan disebabkan dari dalam
perusahaan. Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) faktor internal
yang dipertimbangkan adalah :
- Harga bahan baku naik atau tidak dan kenaikan upah karyawan.
- Kebijakan dewan direksi.
- Sumber dana.
- Sumber daya manusia (SDM).
- Jenis produk.
- Kebutuhan produk.
- Jumlah produk.
47

2. Faktor eksternal adalah segala faktor yang muncul dan disebabkan dari luar
perusahaan. Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) faktor eksternal
yang dipertimbangkan adalah :
- Kebijakan pemerintah seperti : kenaikan harga BBM dan tarif dasar
listrik.
- Harga pasar atau keadaan pasar saat ini.
- Tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah.
- Transportasi atau pengiriman barang.
- Situasi politik, ekonomi, dan sosial.
Proses penyusunan anggaran PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan anggaran dilakukan untuk satu tahun.
2. Bagian keuangan ditunjuk sebagai komite dan direktur keuangan sebagai
koordinator oleh direksi.
3. Direksi memerintahkan untuk membuat anggaran laba rugi, dimana setiap
manajer mengajukan anggaran yang dikumpulkan kepada koordinator, yang
kemudian oleh koordinator diserahkan dalam bentuk laporan anggaran
kepada direksi. Proses anggaran untuk cabang adalah setiap cabang
ditetapkan harus melaporkan seluruh pendapatan yang diperoleh dan biaya
yang digunakan ke kantor pusat.
4. Direksi akan mengevaluasinya jika tidak sesuai atau anggaran terlalu tinggi
biaya dan terlalu rendah target pendapatannya, maka anggaran tersebut bisa
dikurangi dan ditambah yang disesuaikan dengan target tujuan secara
keseluruhan perusahaan.
5. Hasil evaluasi akan dirapatkan kembali dalam rapat koordinasi yang dihadiri
komite anggaran yang akan menghasilkan anggaran sementara.
6. Anggaran sementara akan diajukan kepada direksi untuk diperiksa dan
disetujui.
7. Setelah disetujui anggaran sementara diberikan kepada direktur utama untuk
disahkan.
8. Setelah disahkan anggaran tersebut akan menjadi patokan yang disebarkan
keseluruh manajer masing-masing bagian untuk dijalankan.
48

Anggaran untuk 1 tahun

Bagian keuangan sbg komite & Direktur keuangan sbg koordinator

Direksi memerintahkan membuat anggaran laba rugi

Setiap manajer mengajukan anggaran kepada koordinator

Laporan anggaran diserahkan kepada direksi

Direksi mengevaluasinya

Rapat koordinasi menghasilkan anggaran sementara

Anggaran sementara diperiksa dan disetujui direksi

Disahkan direktur utama

Anggaran menjadi patokan disebarkan & dijalankan


Gambar 6. Proses penyusunan anggaran
Kelebihan proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) adalah :
- Semua kegiatan dalam perusahaan dapat termonitor dengan baik serta
penggunaan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan lebih efisien.
- Proses penganggaran tidak berbelit.
- Menciptakan komunikasi yang aktif antara manajemen atas dengan
manajemen bawah.
Kelemahan proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers
(Ligna Furniture) adalah :
- Banyaknya hal-hal yang tidak dapat diduga atau diprediksi seperti :
pengobatan untuk pegawai yang sakit dengan mahalnya harga obat
menyebabkan anggaran menjadi over atau melebihi rencana, Purchase
49

Order (PO) yang bisa dibatalkan sedangkan bahan-bahan material yang


sudah terlanjur dibeli menyebabkan realisasi tidak sesuai anggaran.
Dibatalkan karena barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta atau
yang dibutuhkan dan terjadinya penundaaan karena pihak yang memesan
masih memiliki cukup stock.
- Faktor utama yang dilihat PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah
realisasi anggaran tahun lalu sehingga akan berpotensi mengakibatkan
varians yang besar khususnya untuk anggaran penjualan banyak yang
bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).
- Evaluasi mengenai faktor-faktor penyebab dari selisih antara anggaran
dengan realisasi tidak tergambar dengan jelas. Dimana yang diketahui
penyebabnya hanya selisih yang bersifat tidak menguntungkan
(unfavorable).

4.3. Analisis Varians Anggaran Operasional Tahun 2008-2010

Anggaran operasional yang disusun oleh PT Hadinata Brothers (Ligna


Furniture) pada realisasi pelaksanaannya mengalami selisih yang signifikan. Hal
ini disebabkan karena faktor utama yang dipertimbangkan adalah realisasi tahun
lalu dan purchase order.
Dapat dilakukan evaluasi terhadap selisih yang terjadi antara anggaran dan
realisasi. Evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis
varians yang diikuti dengan analisis deskriptif yang digunakan untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab terjadinya ketidaksesuaian atau selisih yang terjadi antara
anggaran dan realisasinya dengan cara membandingkan keduanya, yaitu untuk
pendapatan jika anggaran lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut dikatakan
menguntungkan (favorable) dan jika sebaliknya maka dikatakan tidak
menguntungkan (unfavorable), sedangkan untuk biaya jika anggaran lebih kecil
dari realisasinya maka hal tersebut merugikan (unfavorable) dan jika sebaliknya
maka dikatakan menguntungkan (favorable).
Dimana anggaran operasional untuk perusahaan manufaktur yang juga
dilaksanakan oleh PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) mencakup anggaran
penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku langsung, anggaran tenaga
kerja langsung, anggaran biaya overhead, anggaran biaya nonmanufaktur, dan
50

anggaran laba rugi. Seluruh anggaran tesebut akan dibahas pada penelitian ini
dengan menggunakan data anggaran operasional dan realisasi anggaran
operasional selama tiga tahun terakhir dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
4.3.1 Analisis Varians Anggaran Penjualan Tahun 2008-2010
Anggaran penjualan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari
penjualan produk sofa, meja makan, kursi makan, bed, lemari pakaian, meja tulis,
dan kursi kantor. Lebih jelasnya hasil analisis varians untuk masing-masing
penjualan terdapat pada Lampiran 3. Tabel 2 adalah hasil analisis varians untuk
total anggaran penjualan selama 3 tahun terakhir.
Tabel 2. Analisis varians anggaran penjualan tahun 2008-2010
No. Tahun Anggaran Realisasi Varians
1 2008 110.000.000.000 87.805.421.128 (22.194.578.872)
2 2009 100.000.000.000 79.849.044.574 (20.150.955.426)
3 2010 87.000.000.000 53.465.553.130 (33.534.446.870)
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Tiga tahun terakhir dalam anggaran penjualan tidak semua penjualan
produk dikategorikan unfavorable, ada salah satu penjualan produk yang
dikategorikan favorable yaitu penjualan produk sofa. Hal ini disebabkan karena :
- Produk sofa merupakan produk yang paling laris di pasaran.
- Spesifikasi kualitas yang baik, tahan lama, kuat.
- Desain luar lebih bagus dibanding pesaing.
- Banyak perumahan baru yang membutuhkan sofa.
Selain penjualan produk sofa, yaitu penjualan produk meja makan, kursi
makan, bed, lemari pakaian, meja tulis, dan kursi kantor dikategorikan
unfavorable. Hal ini disebabkan karena :
- Banyaknya pesaing untuk produk-produk tersebut dengan harga yang jauh
lebih murah.
- Untuk ekspor disebabkan karena terdapatnya persaingan pasar global dari
produk-produk Cina.
- Terdapatnya klaim karena barang yang rusak sehingga harus diperbaiki atau
diganti.
51

Tiga tahun terakhir penjualan terus mengalami penurunan. Di lihat dari sisi
konsumen, hal tersebut terjadi karena kualitas produk yang tidak tahan lama
disebabkan penggunaan bahan baku dari serbuk kayu yang dipadatkan, juga
karena desain yang kurang menarik sehingga diperlukan inovasi produk.
4.3.2 Analisis Varians Anggaran Produksi Tahun 2008-2010
Anggaran produksi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari
produksi produk sofa, meja makan, kursi makan, bed, lemari pakaian, meja tulis,
dan kursi kantor. Lebih jelasnya hasil analisis varians untuk masing-masing
produksi terdapat pada Lampiran 4. Tabel 3 berikut ini adalah hasil analisis
varians untuk total anggaran produksi (unit) selama 3 tahun terakhir.
Tabel 3. Analisis varians anggaran produksi (unit) tahun 2008-2010
No. Tahun Anggaran (Unit) Realisasi (Unit) Varians (Unit)
1 2008 129.052 100.762 28.289
2 2009 103.919 79.635 24.284
3 2010 84.646 52.042 32.603
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Tiga tahun terakhir dalam anggaran produksi (unit) semua produksi
produk dikategorikan favorable, hal ini disebabkan karena tren tahun-tahun yang
sebelumnya omzet penjualan menurun, sedangkan harga bahan baku dan upah
tenaga kerja yang selalu meningkat sehingga perusahaan perlu mengambil
kebijakan dengan menurunkan jumlah unit yang diproduksi.
Tiga tahun terakhir produksi dalam unit terus menurun. Hal ini disebabkan
karena penjualan yang juga menurun setiap tahunnya dan masih adanya stock
yang tersimpan.
Tabel 4 menunjukkan hasil analisis varians biaya produksi. Biaya produksi
merupakan seluruh penjumlahan dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead.
Tabel 4. Analisis varians anggaran biaya produksi tahun 2008-2010
No. Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Varians (Rp)
1 2008 75.000.000.000 60.613.327.194 14.386.672.806
2 2009 68.300.000.000 54.571.556.044 13.728.443.956
3 2010 58.000.000.000 38.898.333.348 19.101.666.652
52

Tiga tahun terakhir dalam anggaran biaya produksi semua produksi produk
dikategorikan favorable, hal ini disebabkan karena produksi mengalami efisiensi
biaya yang digunakan seperti : listrik, pemakaian bahan baku, dan tenaga kerja.
Efisiensi tersebut dilakukan karena tren tahun-tahun yang sebelumnya omzet
penjualan menurun, sedangkan harga bahan baku dan upah tenaga kerja yang
selalu meningkat.
Tiga tahun terakhir biaya produksi berkurang. Hal ini dipengaruhi
produksi dalam unit yang turun sehingga segala biaya yang diperlukan untuk
produksi dikurangi. Biaya-biaya tersebut seperti biaya bahan baku, tenaga kerja,
dan overhead.
4.3.3 Analisis Varians Anggaran Bahan Baku Langsung Tahun 2008-2010
Anggaran bahan baku langsung PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
terdiri dari bahan baku berupa kayu (m2), particle/triplek (lembar), veneer/lapisan
kayu tipis (m2), kain jok (m), busa (lembar), cat (liter), lem (tube), karton box
(lembar), skrup (piece), paku (kg), dan amplas (lembar). Lebih jelasnya hasil
analisis varians untuk masing-masing bahan baku langsung terdapat pada
Lampiran 5. Tabel 5 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran
bahan baku langsung selama 3 tahun terakhir.
Tabel 5. Analisis varians anggaran bahan baku langsung tahun 2008-2010
No. Tahun Anggaran Realisasi Varians
1 2008 40.600.000.000 33.382.793.954 7.217.206.046
2 2009 41.100.000.000 32.959.691.005 8.140.308.995
3 2010 36.500.000.000 24.604.202.230 11.895.797.770
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Tiga tahun terakhir dalam anggaran bahan baku langsung semua
pembelian bahan baku dikategorikan favorable. Hal ini disebabkan karena seluruh
bahan baku tersebut mengalami kebijakan efisiensi karena tren produksi tahun-
tahun sebelumnya yang turun setiap tahunnya tetapi diikuti kenaikan bahan baku
setiap tahunnya. Efisiensi yang dilakukan adalah dengan mengganti bahan baku
dengan merk lain tanpa mempengaruhi kualitas produk yang akan dihasilkan atas
dasar memenuhi kepuasan pelanggan.
53

Tiga tahun terakhir biaya bahan baku turun. Hal ini dipengaruhi biaya
produksi yang dikurangi, sehingga biaya yang digunakan untuk membeli bahan-
bahan terbatas.
4.3.4 Analisis Varians Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008-2010
Anggaran tenaga kerja langsung PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
terdiri dari tenaga kerja pabrik kayu, pabrik axima, pabrik pembahanan & saw
mill, sistem & logistic, teknik, dan QA/QC. Lebih jelasnya hasil analisis varians
untuk masing-masing tenaga kerja langsung terdapat pada Lampiran 6. Tabel 6
berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran tenaga kerja langsung
selama 3 tahun terakhir.
Tabel 6. Analisis varians anggaran tenaga kerja langsung tahun 2008-2010
No. Tahun Anggaran Realisasi Varians
1 2008 25.035.000.000 20.585.763.896 4.449.236.104
2 2009 20.560.000.000 16.487.371.024 4.072.628.976
3 2010 15.800.000.000 10.679.088.244 5.120.911.756
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Tiga tahun terakhir dalam anggaran tenaga kerja langsung semua
penggajian tenaga kerja dikategorikan favorable. Hal ini disebabkan karena
seluruh tenaga kerja tersebut mengalami pengurangan setiap tahunnya
dikarenakan berkurangnya proses order serta produksi. Serta favorable karena
efisiensi biaya dengan menggunakan tenaga kerja yang lebih murah yaitu tenaga
kerja kontrak dan out sourcing atau mempekerjakan karyawan harian yang tidak
mengikat secara jangka panjang.
Tiga tahun terakhir biaya tenaga kerja turun. Hal ini dipengaruhi biaya
produksi yang dikurangi, sehingga biaya yang digunakan untuk upah tenaga kerja
dipotong.
4.3.5 Analisis Varians Anggaran Biaya Overhead Tahun 2008-2010
Anggaran biaya overhead PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri
dari biaya overhead manufaktur variabel dan biaya overhead manufaktur tetap.
Lebih jelasnya hasil analisis varians untuk masing-masing biaya overhead
terdapat pada Lampiran 7. Tabel 7 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk
total anggaran biaya overhead selama 3 tahun terakhir.
54

Tabel 7. Analisis varians anggaran biaya overhead tahun 2008-2010


No. Tahun Anggaran Realisasi Varians
1 2008 9.365.000.000 6.644.769.344 2.720.230.656
2 2009 6.640.000.000 5.124.494.015 1.515.505.985
3 2010 5.700.000.000 3.615.042.874 2.084.957.126
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Tabel 8. Rekap biaya overhead
Kategori Selisih
No Biaya Overhead
2008 2009 2010
Overhead Tetap :
1 Asuransi Tenaga Kerja Unfavorable Favorable Favorable
2 Asuransi Unfavorable Unfavorable Favorable
3 Iuran Unfavorable Favorable Favorable
4 Penyusutan Gedung Favorable Favorable Favorable
5 Penyusutan Mesin & Genset Favorable Favorable Favorable
6 Penyusutan Kendaraan Favorable Favorable Favorable
7 Penyusutan Inventaris Favorable Favorable Favorable
8 Penyusutan Instalasi Favorable Favorable Favorable
Overhead Variabel :
9 Listrik Favorable Favorable Favorable
10 Pengobatan Favorable Favorable Favorable
11 Tunjangan Hari Tua Unfavorable Unfavorable Favorable
12 Perjalanan Dinas Favorable Unfavorable Favorable
13 Onderdil-Onderdil Mesin Favorable Favorable Favorable
14 Minyak Pelumas Unfavorable Favorable Favorable
15 Pemeliharaan Bangunan Unfavorable Unfavorable Favorable
16 Percetakan dan Alat Kantor Favorable Favorable Favorable
17 Kesejahteraan Karyawan Favorable Favorable Favorable
18 Pemeliharaan Inventaris Favorable Favorable Favorable
19 Telepon dan Telex Favorable Favorable Favorable
20 Pemeliharaan Kendaraan Favorable Favorable Favorable
21 Alat-Alat Listrik dan
Perlengkapan Favorable Favorable Favorable
22 Biaya R&D Favorable Favorable Favorable
23 Pemeliharaan Mesin dan
Genset Favorable Favorable Favorable
24 Parkir dan Retribusi Favorable Favorable Unfavorable
25 Sumbangan Favorable Favorable Unfavorable
26 Bahan Bakar Solar Favorable Favorable Favorable
27 Kirim Surat/Paket Favorable Favorable -
28 Biaya Makan&Transport Favorable - -
29 Perijinan Favorable - -
30 Training Favorable - -
31 Perjamuan Favorable - -
32 Sampel Favorable - -
33 Lain-Lain Favorable - -
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
55

Faktor penyebab selisih antara anggaran dan realisasi pada biaya overhead
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) :
- Kebijakan pemerintah : listrik dan BBM.
- Karyawan : gaji, kesehatan, konsumsi, dan perjalanan dinas.
- Mesin : pemeliharaan, training penggunaannya, dan pembelian.
- Penelitian : untuk mencari bahan baku pengganti yang lebih murah.
- Bangunan : pemeliharaan.
- Lingkungan sekitar : iuran dan sumbangan.
Pembahasan mengenai biaya overhead yang diterapkan oleh PT Hadinata
Brothers (Ligna Furniture) ada beberapa biaya yang seharusnya tidak masuk
dalam biaya overhead yaitu percetakan dan alat kantor, kirim surat/paket,
perijinan, dan perjamuan. Karena yang termasuk ke dalam biaya overhead
menurut Horngren et al. (2005) adalah perlengkapan, tenaga kerja manufaktur tak
langsung, listrik, pemeliharaan, penyusutan, pajak properti, asuransi properti,
supervisi pabrik. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) memasukannya karena :
- Biaya percetakan dan alat kantor diperlukan karena departemen produksi
memiliki administrasi sendiri yang menerima serah terima bond,
monitoring stock, dan surat menyurat.
- Biaya kirim surat/paket diperlukan untuk administrasi produksi karena
menerima laporan bahwa sampel yang dikirim kurang sehingga harus
menambah kiriman sampel. Juga mengurusi masalah klaim karena barang
rusak sehingga harus segera diperbaiki. Kirim surat yang dilakukan
administrasi produksi adalah masalah lembar surat garansi mesin.
- Biaya perijinan diperlukan untuk ijin lokasi pabrik yang digunakan untuk
proses produksi.
- Biaya perjamuan diperlukan karena kepala pabrik sering kedatangan tamu
dari luar seperti pemerintah (departemen perindustrian) dan swasta
(rekanan atau relasi).
4.3.6 Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur Tahun 2008-2010
Anggaran biaya nonmanufaktur PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Dimana hasil
analisis varians untuk masing-masing biaya nonmanufaktur terdapat pada
56

Lampiran 8. Tabel 9 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran
biaya nonmanufaktur selama 3 tahun terakhir.
Tabel 9. Analisis varians anggaran biaya nonmanufaktur tahun 2008-2010
No. Tahun Anggaran Realisasi Varians
1 2008 32.500.000.000 29.810.445.519 2.689.554.481
2 2009 30.500.000.000 28.508.917.431 1.991.082.569
3 2010 29.500.000.000 17.549.704.666 11.950.295.334
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Tabel 10. Rekap biaya nonmufaktur yang tergolong biaya administrasi
No Biaya Nonmanufaktur : Biaya Kategori Selisih
Administrasi 2008 2009 2010
Biaya Tetap :
1 Penyusutan Aktiva Favorable Favorable Favorable
2 Asuransi Kebakaran dan
Kendaraan Bermotor Favorable Favorable Unfavorable
3 Konsultan Unfavorable Unfavorable Favorable
4 Iuran Unfavorable Favorable Favorable
Biaya Variabel :
5 Gaji Bulanan Favorable Unfavorable Favorable
6 Bunga Bank Unfavorable Favorable Favorable
7 Administrasi Bank Favorable Favorable Favorable
8 Pengobatan Favorable Favorable Favorable
9 Grativikasi Favorable Favorable Unfavorable
10 Uang Lembur Favorable Favorable Favorable
11 Uang Pesangon Favorable Favorable Favorable
12 Pemeliharaan Aktiva Favorable Unfavorable Favorable
13 Perjalanan Dinas Favorable Favorable Favorable
14 Uang Jasa Karyawan Unfavorable Unfavorable Unfavorable
15 Royalti Favorable Favorable Favorable
16 Astek THT Unfavorable Unfavorable Favorable
17 Pajak Lain-Lain Unfavorable Unfavorable Favorable
18 Perijinan Unfavorable Unfavorable Favorable
19 Listrik dan Air Favorable Unfavorable Unfavorable
20 Percetakan dan Alat Kantor Unfavorable Favorable Favorable
21 Upah Harian Favorable Favorable Favorable
22 Telepon dan Telex Favorable Favorable Favorable
23 Kesejahteraan Karyawan Favorable Unfavorable Favorable
24 Notaris Unfavorable Unfavorable Favorable
25 Sumbangan Favorable Favorable Favorable
26 Biaya Astek Favorable Unfavorable Favorable
27 Parkir dan Retribusi Unfavorable Unfavorable Favorable
28 Bahan Bakar Kendaraan Unfavorable Unfavorable Favorable
29 Kirim Surat/Paket Favorable Favorable Unfavorable
30 Minyak Pelumas dan Oli Favorable Favorable Favorable
31 Bunga Leasing Favorable Favorable Favorable
32 Majalah dan Surat Kabar Favorable Unfavorable Favorable
33 Training Favorable Unfavorable Favorable
34 Alat Listrik dan Perlengkapan Favorable Favorable Favorable
35 Perjamuan Unfavorable Favorable Favorable
57

36 Bahan Bakar Solar Favorable Favorable Favorable


37 Lain-Lain Favorable Favorable Unfavorable
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Tabel 11. Rekap biaya nonmufaktur yang tergolong biaya penjualan
No Biaya Non Manufaktur : Biaya Kategori Selisih
Penjualan 2008 2009 2010
Biaya Tetap :
1 Penyusutan Favorable Favorable Unfavorable
2 Asuransi Favorable Unfavorable Favorable
3 Iuran Unfavorable Unfavorable Favorable
Biaya Variabel :
4 Pengiriman Barang Unfavorable Favorable Favorable
5 Gaji Bulanan Favorable Favorable Favorable
6 Promosi Favorable Unfavorable Favorable
7 Perjalanan Dinas Favorable Unfavorable Favorable
8 Telepon dan Telex Favorable Unfavorable Favorable
9 Sewa Favorable Unfavorable Favorable
10 Makan Dinas dan Transport Favorable Favorable Unfavorable
11 Grativikasi Favorable Favorable Unfavorable
12 Pemeliharaan Aktiva Favorable Unfavorable Favorable
13 Bahan Bakar Kendaraan Favorable Unfavorable Favorable
14 Pengobatan Favorable Unfavorable Favorable
15 Listrik dan Air Favorable Unfavorable Favorable
16 Administrasi Ekspor Unfavorable Unfavorable Unfavorable
17 Kirim Surat/Paket Unfavorable Favorable Favorable
18 Astek (Tunjangan Hari Tua) Unfavorable Favorable Favorable
19 Upah Harian Favorable Unfavorable Unfavorable
20 Alat-Alat Kantor dan Cetakan Favorable Favorable Favorable
21 Uang Pesangon Unfavorable Favorable Favorable
22 Beban Parkir Favorable Favorable Favorable
23 Uang Lembur Favorable Favorable Favorable
24 Pajak Lain-Lain Unfavorable Unfavorable Favorable
25 Sumbangan Favorable Unfavorable Favorable
26 Kesejahteraan Karyawan Favorable Unfavorable Favorable
27 Asuransi Tenaga Kerja Favorable Unfavorable Favorable
28 Biaya R&D Favorable Favorable Favorable
29 Perjamuan Favorable Favorable Unfavorable
30 Beban Administrasi Bank Favorable Favorable Favorable
31 Uang Perangsang Favorable Unfavorable Favorable
32 Sample Favorable Favorable Unfavorable
33 Alat Listrik dan Perlengkapan Favorable Unfavorable Favorable
34 Majalah dan Surat Kabar Favorable Unfavorable Favorable
35 Perijinan Favorable Unfavorable Favorable
36 Minyak Pelumas dan Oli Unfavorable Favorable Favorable
37 Komisi Unfavorable Favorable Favorable
38 Klaim Ekspor Unfavorable Favorable Favorable
39 Lain-Lain Unfavorable Favorable Favorable
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Faktor penyebab selisih antara anggaran dan realisasi pada biaya overhead
PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) :
- Penjualan : perijinan dan pengiriman barang
58

- Karyawan : frekuensi dinas luar, gaji, kesehatan, lembur, pemberian insentif


memotivasi karyawan, dan training.
- Promisi : pemasangan iklan majalah dan surat kabar, perjamuan untuk tamu
dan buyer, sales, penempatan pada toko dengan diskon dan sewa gedung show
room.
- Kebijakan pemerintah : BBM, listrik, air, PBB, upah minimum, dan tarif tol.
- Lingkungan sekitar : iuran, sumbangan.
- Aktiva, peralatan dan perlengkapan : pemeliharaan, pembelian
- Penelitian : penggunaan produk desain luar perusahaan
- Pinjaman : bank, leasing (kredit mobil dan pinjaman barang)
- Konsultan : penggunaan jasa pajak, hukum, dan pengacara, eksternal audit,
notaris (perijinan).
- Barang rusak : dikembalikan dan harus diganti dan diperbaiki.
Pada tahun 2009 banyak terjadi selisih yang bersifat tidak menguntungkan
(unfavorable). Hal itu disebabkan, jika menurut Blocher et al.(2007) adalah karena
kesalahan prediksi yang dapat diatasi dengan memodifikasi proses penetapan
standar, merevisi model atau proses permodelan, kesalahan permodelan yang
dapat diatasi dengan merevisi model atau proses, kesalahan pengukuran yang
dapat diatasi dengan menyesuaikan prosedur akuntansi, dan kesalahan penerapan
yang dapat diatasi dengan mengambil tindakan tepat untuk memperbaiki
penyebabnya.
Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) hal tersebut terjadi karena
pemborosan biaya seperti biaya promosi dan telepon yang diatasi dengan
dievaluasi setiap tahun dengan mengawasi operasi jika tetap terdapat pemborosan
maka kepala bagian yang menyimpang tersebut yang bertanggung jawab dan
diberi SP (surat peringatan) karena tidak dapat mengelola anggaran yang telah
diberikan dan tidak dapat mengelola bawahannya dengan baik.
4.3.7 Analisis Varians Anggaran Laba Rugi Tahun 2008-2010
Anggaran laba rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari
laba kotor, laba usaha dan laba bersih. Dimana hasil analisis varians untuk
masing-masing laba rugi terdapat pada Lampiran 9. Tabel 12 berikut ini adalah
hasil analisis varians untuk total anggaran laba rugi selama 3 tahun terakhir.
59

Tabel 12. Analisis varians anggaran laba rugi tahun 2008-2010


No. Tahun Anggaran Realisasi Varians
1 2008 7.500.000.000 1.155.279.893 (6.344.720.107)
2 2009 3.500.000.000 122.936.284 (3.377.063.716)
3 2010 1.500.000.000 28.358.336 (1.471.641.664)
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Tiga tahun terakhir dalam anggaran laba rugi semuanya dikategorikan
unfavorable. Hal ini disebabkan karena anggaran yang dibuat pasti menginginkan
keuntungan tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat diprediksi. Dalam
hal ini dikarenakan penjualan banyak yang tidak mencapai target disetiap
tahunnya. Dengan penjualan yang berkurang maka untuk efisiensi menjadikan
karyawan dikurangi dan biaya dikurangi, namun yang tidak dapat diefisiensi
adalah harga bahan baku dan gaji yang semakin naik.
Tiga tahun terakhir kerugian yang diperoleh. Hal ini dipengaruhi oleh
seluruh pendapatan dan biaya perusahaan. Walaupun biaya dapat berhasil
diefisienkan namun pendapatan yang tidak mencapai target menyebabkan
kerugian yang diperoleh.

4.4. Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Operasional Tahun 2008-


2010
Hipotesis penelitian merupakan hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab
permasalahan dengan menggunakan teori yang relevan dengan masalah penelitian
dan belum berdasarkan fakta atau dukungan nyata di lapangan. Dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui selisih yang terjadi antara anggaran dan
realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers
(Ligna Furniture) atau tidak. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran
operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah sebagai berikut :
A. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Penjualan Tahun
2008-2010
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran penjualan tahun 2008
diperoleh thitung sebesar -3,400 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan
(df) 6 . Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya
selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas
pengendalian manajemen.
60

Tabel 13. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran penjualan tahun
2008-2010
No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T
1 2008 6 -3.400 2.447 H0 Diterima
2 2009 6 -2.045 2.447 H0 Diterima
3 2010 6 -2.562 2.447 H0 Diterima
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran penjualan
tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -2,045 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat
kebebasan (df) 6 . Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran penjualan
tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -2,562 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat
kebebasan (df) 6 . Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
B. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Produksi Tahun 2008-
2010
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran produksi (unit)
tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -3,456 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat
kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Tabel 14. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran produksi (unit)
tahun 2008-2010
No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T
1 2008 6 -3.456 2.447 H0 Diterima
2 2009 6 -2.655 2.447 H0 Diterima
3 2010 6 -2.358 2.447 H0 Diterima
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran produksi (unit)
tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -2,655 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat
kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
61

yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran produksi (unit)
tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -2,358 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat
kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Tabel 15. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya produksi
tahun 2008-2010
No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T
1 2008 6 -10.224 2.447 H0 Diterima
2 2009 6 -5.212 2.447 H0 Diterima
3 2010 6 -5.436 2.447 H0 Diterima
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya produksi
tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -10,224 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat
kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya produksi
tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -5,212 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat
kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya produksi
tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -5,436 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat
kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
C. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Bahan Baku
Langsung Tahun 2008-2010
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran bahan baku
langsung tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -5,215 dan ttabel sebesar 2.228 dengan
62

derajat kebebasan (df) 10. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0
diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih
dalam batas pengendalian manajemen.
Tabel 16. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran bahan baku
langsung tahun 2008-2010
No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T
1 2008 10 -5.215 2.228 H0 Diterima
2 2009 10 -10.268 2.228 H0 Diterima
3 2010 10 -6.635 2.228 H0 Diterima
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran bahan baku
langsung tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -10,268 dan ttabel sebesar 2.228
dengan derajat kebebasan (df) 10. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka
hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan
realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran bahan baku
langsung tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -6,635 dan ttabel sebesar 2.228 dengan
derajat kebebasan (df) 10. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0
diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih
dalam batas pengendalian manajemen.
D. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Tenaga Kerja
Langsung Tahun 2008-2010
Tabel 17. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran tenaga kerja
langsung tahun 2008-2010
No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T
1 2008 5 -5.007 2.571 H0 Diterima
2 2009 5 -5.029 2.571 H0 Diterima
3 2010 5 -4.087 2.571 H0 Diterima
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran tenaga kerja
langsung tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -5,007 dan ttabel sebesar 2.571 dengan
derajat kebebasan (df) 5. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0
diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih
dalam batas pengendalian manajemen.
63

Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran tenaga kerja
langsung tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -5,029 dan ttabel sebesar 2.571 dengan
derajat kebebasan (df) 5. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0
diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih
dalam batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran tenaga kerja
langsung tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -4,087 dan ttabel sebesar 2.571 dengan
derajat kebebasan (df) 5. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0
diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih
dalam batas pengendalian manajemen.
E. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Biaya Overhead Tahun
2008-2010
Tabel 18. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya overhead
tahun 2008-2010
No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T
1 2008 33 -1.632 2.035 H0 Diterima
2 2009 27 -3.970 2.052 H0 Diterima
3 2010 29 -3.965 2.045 H0 Diterima
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya overhead
tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -1,632 dan ttabel sebesar 2.035 dengan derajat
kebebasan (df) 33. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya overhead
tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -3,970 dan ttabel sebesar 2.052 dengan derajat
kebebasan (df) 27. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya overhead
tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -3,965 dan ttabel sebesar 2.045 dengan derajat
kebebasan (df) 29. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
64

yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
F. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Biaya Nonmanufaktur
Tahun 2008-2010
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya
nonmanufaktur tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -1,488 dan ttabel 1.992 sebesar
dengan derajat kebebasan (df) 76. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka
hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan
realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen.
Tabel 19. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya
nonmanufaktur tahun 2008-2010
No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T
1 2008 76 -1.488 1.992 H0 Diterima
2 2009 81 -1.288 1.990 H0 Diterima
3 2010 82 -2.838 1.989 H0 Diterima
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya
nonmanufaktur tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -1,288 dan ttabel 1.990 sebesar
dengan derajat kebebasan (df) 81. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka
hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan
realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya
nonmanufaktur tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -2,838 dan ttabel 1.989 sebesar
dengan derajat kebebasan (df) 82. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka
hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan
realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen.
G. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Laba Rugi Tahun
2008-2010
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran laba rugi tahun
2008 diperoleh thitung sebesar -7,440 dan ttabel sebesar 4.303 dengan derajat
kebebasan (df) 2. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
65

Tabel 20. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran laba rugi tahun
2008-2010
No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T
1 2008 2 -7.440 4.303 H0 Diterima
2 2009 2 -4.839 4.303 H0 Diterima
3 2010 2 -1.551 4.303 H0 Diterima
Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran laba rugi tahun
2009 diperoleh thitung sebesar -4,839 dan ttabel sebesar 4.303 dengan derajat
kebebasan (df) 2. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.
Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran laba rugi tahun
2010 diperoleh thitung sebesar -1,551 dan ttabel sebesar 4.303 dengan derajat
kebebasan (df) 2. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,
yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam
batas pengendalian manajemen.

4.5. Pengendalian Manajemen

Anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dievaluasi oleh


manajer keuangan tiap bulan apakah dapat dicapai atau tidak anggaran yang telah
direncanakan sebelumnya. Proses pengendalian dilakukan dengan cara masing-
masing manajer bagian membuat laporan kinerja setelah satu bulan berjalan.
Pengendalian yang dilakukan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) jika
anggaran tidak dapat dicapai tanpa alasan yang dapat diterima maka akan diberi
sanksi berupa SP (Surat Peringatan) dan manajemen melakukan pengendalian
dengan cara menekan biaya agar dapat disesuaikan dengan anggaran. Dengan cara
sebagai berikut :
a. Efisiensi listrik dengan menghemat penggunaannya yaitu pabrik beroperasi
pada jam-jam yang tarif listriknya murah yaitu dari jam 8 sampai jam 4 sore
dan dilanjutkan lagi pada jam 11 malam sampai jam 7 pagi.
66

b. Efisiensi pemakaian bahan baku dengan mengganti bahan baku dengan


merk lain tanpa mempengaruhi kualitas produk yang akan dihasilkan atas
dasar memenuhi kepuasan pelanggan.
c. Efisiensi gaji karyawan dengan penggurangan tenaga kerja dan dengan
menggunakan tenaga kerja yang lebih murah yaitu tenaga kerja kontrak dan
out sourcing atau mempekerjakan karyawan harian yang tidak mengikat
secara jangka panjang.
d. Efisiensi penghematan biaya kerja dengan mengurangi biaya-biaya yang
dapat ditekan seperti penggunaan kertas, telepon, lembur karyawan,
ekspedisi (pengiriman barang), dan lain-lain.
Jika terjadi over budget biaya atau melebihi anggaran yang telah
direncanakan maka untuk menutupi biaya tersebut adalah dari cash flow
pendapatan.

4.6. Implikasi Manajerial

Hasil penelitian mengenai analisis anggaran operasional pada PT Hadinata


Brothers (Ligna Furniture) menunjukkan bahwa terjadi selisih antara anggaran
dengan realisasinya. Dimana berdasarkan analisis varians, sebagian besar
anggaran mengalami selisih yang cukup signifikan. Selisih tersebut perlu
diperbaiki dengan meminimalkannya dan berusaha semaksimal mungkin untuk
membuat anggaran dapat terealisasi dengan baik. Yang berkaitan pula dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna
Furniture) secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan berdasarkan uji t
berpasangan (paired t test) diperoleh bahwa selisih yang terjadi pada anggaran
operasional pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) masih dalam batas
pengendalian manajemen walaupun dalam analisis varians terdapat selisih yang
bernilai negatif.
Sehingga diperlukan peran manajemen untuk memperbaiki kinerja
karyawan dalam mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Dengan implikasi
manajemen sebagai berikut :
1. Membuat anggaran yang mungkin dapat dicapai masing-masing bagian dan
disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki agar anggaran yang dibuat
tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Khususnya dalam penelitian ini
67

dimana menetapkan anggaran penjualan yang terlalu tinggi namun hal


tersebut sulit dicapai sehingga menjadi tidak efisien.
2. Mengkomunikasikan anggaran yang hendak dicapai dengan jelas pada
setiap bagian agar tidak terjadi kesalahpahaman dan bias (gangguan).
Komunikasi dapat membuat seluruh bagian mengerti dan dapat menerima
kebijakan yang telah dibuat sehingga dapat memaksimalkan kinerjanya.
3. Memantau secara berkala kinerja pencapaian anggaran yang telah dilakukan
oleh karyawan. Dilakukan agar jika terdapat penyimpangan segera dapat
diperbaiki dan dievaluasi. Serta agar penyimpangan yang terjadi pada
anggaran tidak terjadi lagi.
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menarik beberapa


kesimpulan sebagai berikut :
a. Metode yang digunakan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam
proses penyusunan anggaran adalah metode campuran antara bottom up
dan top down. Faktor utama yang paling banyak dipertimbangkan untuk
menyusun anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah
realisasi anggaran tahun lalu atau tahun sebelumnya dan Purchase Order
(PO) tahun lalu.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi selisih anggaran operasional adalah dari
kualitas produk, pelanggan, pesaing baik dalam negeri maupun luar negeri,
kebijakan pemerintah, realisasi anggaran operasional tahun sebelumnya,
karyawan, pembelian dan pemeliharaan aktiva, penelitian, lingkungan
sekitar, promosi, pinjaman bank dan leasing.
c. Proses pengendalian dilakukan dengan cara masing-masing manajer
bagian membuat laporan kinerja setelah satu bulan berjalan. Pengendalian
yang dilakukan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) melalui efisiensi
listrik, pemakaian bahan baku, karyawan, penghematan biaya kerja.

2. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka saran


yang dapat dijadikan bahan pertimbangan adalah sebagai berikut :
a. Segera melakukan tindakan koreksi berdasarkan hasil evaluasi agar dapat
meminimalisir kerugian yang dapat terjadi dimasa yang akan datang.
Misalnya agar penjualan dapat dinaikan, maka tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan menurunkan harga dan memotong biaya untuk
mempertahankan keuntungan.
b. Dalam hal efisiensi bahan baku untuk beralih kepada pemasok (supplier)
lain yang lebih murah harga bahan bakunya.
69

DAFTAR PUSTAKA

Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik No. 10/02/Th. XIV 1 Februari 2011.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Dan Sedang
Triwulan IV Tahun 2010. http://www.bps.go.id. [27 Maret 2011]

Blocher, E.J., K.H. Chen, G. Cokins, T.W. Lin. 2007. Manajemen Biaya
Penekanan Strategis. Edisi 3 Buku 2. Salemba Empat, Jakarta.

Charlie, L. 2006. Kilas Kilau Bisnis Cetakan Pertama. PT Elex Media


Komputindo, Jakarta.

Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1 Edisi Kesepuluh.


PT.Indeks, Jakarta.

Hansen, D.R., M.M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen, Terjemahan Dewi


Fitriasari Dan Deny Arnos Kawary. Buku Satu. Edisi Ketujuh. Salemba
Empat, Jakarta.

Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. PT Gramedia. Widiasarana


Indonesia, Jakarta.

Horngren, C.T., S.M. Datar, G. Foster. 2008. Akuntansi Biaya Dengan Penekanan
Manajerial. Alih Bahasa P.A. Lestari. Erlangga, Jakarta.

Ismail, H., D. Prawironegoro. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep


Dan Aplikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Istijanto, M.M.,M.Com. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. PT. Gramedia,


Jakarta.

Laberta, C. 2010. Analisis Anggaran Dana Tanggung Jawab Sosial PT Pertamina


(Persero) (Studi Kasus : PT Pertamina (Persero) Kantor Pusat, Jakarta).
Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.

Lastowo, H. 2010. Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan


(Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional
Republik Indonesia). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Marizar, E.S. 2005. Designing Furniture. Cetakan Pertama. Media Pressindo,


Yogyakarta.

Monalisa, I. 2010. Analisis Anggaran Opersional Pada Hotel ASBH Bandung.


Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
70

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga. Salemba Empat,


Jakarta.

Nugroho, B.A. 2006. Cara Praktis Statistik Dengan SPSS. Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Prawironegoro, D., A. Purwanto. 2008. Penganggaran Perusahaan. Mitra Wacana


Media, Jakarta.

Rudianto. 2009. Penganggaran. Edisi Pertama. Erlangga Jakarta.

Sasongko, C., S.R. Parulian. 2010. Anggaran. Salemba Empat, Jakarta.

Shim, J.K., J.G Siegel. 2001. Budgeting: Pedoman Lengkap Langkah-Langkah


Penganggaran. Terjemahan Julius Mulyadi Dan Neneng Natalia.
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Suyanto, M. 2007. Marketing Strategi Top Brand Indonesia. Andi, Yogyakarta.

SWA. Top 250 Indonesia Original Brands. http://swamediainc.com. [7 Agustus


2011]

Witjaksono, A. 2006. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Graha Ilmu,


Yogyakarta.

Website Resmi Pemerintahan Jawa Barat. Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in
Figures 2010. http://www.jabarprov.go.id. [7 Agustus 2011]

Website Resmi Pemerintahan Kota Bogor. Industri. http://kotabogor.go.id. [7


Agustus 2011]

Wiwoho, A. 2008. Pengetahuan Tata Hidang. Erlangga, Jakarta.

Wulandari, R. 2004. Kajian Biaya Operasional Dana Pensiun Pemberi Kerja.


Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Komisaris

Presiden Direktur

Direktur Sekretaris

Wakil Direktur

Manajer Marketing Manajer HRD Manajer Accounting Manajer Finansial Manajer Purchasing Manajer Produksi

Promotion Personalia Accounting Logistic Pembahanan

Sales Kendaraan Tax Accounting Maintenance

Distribution Umum Kasir PPIC


(Product Planning Inventory Control)

KLH Cost Accounting R&D

MIS
(Management Information System)
Lampiran
n 2. Daftar Pertanyaan
P W
Wawancara

INSTITU
UT PERTANIAN B
BOGOR
FAK
KULTAS E
EKONOM
MI DAN MANAJEM
M MEN
DEPAR
RTEMEN MANAJE
EMEN

ALISIS ANG
ANA GGARAN OPERASION
O NAL PADA
A PT. HADIINATA BRO
OTHERS
(LIGNA F
FURNITUR
RE)

Bapak/Ibbu yang terho


ormat,

Saya mohon bantuannyaa agar berkeenan untuk meluangkan


m waktu untuuk melakukaan
wawancaara sesuai deengan pengaalaman yangg dirasakan terkait
t dengaan pertanyaaan-pertanyaaan
berikut. Wawancaraa ini disusunn sebagai bbagian dari riset yang dilakukan dalam
d rangkka
menyelessaikan tugas akhir, yangg merupakann program yaang diselengggarakan Insttitut Pertaniaan
Bogor.

Penelitiann ini memiliiki manfaat dari


d 2 sisi, yaaitu :

1. M
Manfaat peneelitian ini baagi dunia peendidikan ad
dalah sebagaai salah satu proses untuuk
m
mengembang gkan ilmu peengetahuan kkhususnya dii bidang Keuuangan.
2. Bagi
B perusah
haan adalah untuk lebihh memaham mi pentingnyya penyusun nan anggaraan
seehingga dappat meningkkatkan efekttifitas dan efisiensi
e summber daya yang
y dimilikki
perusahaan.

Perlu saya saampaikan baahwa tidak adaa unsur komersial di dalam peneelitian ini daan
saya berjjanji bahwaa seluruh infformasi yanng disampaikkan hanya aakan dipergu
unakan untuuk
kepentinggan penelitiaan ini saja.

Saya sangat mengharapk


m kan Bapak/Ibbu berkenann untuk menjjawab semu ua pertanyaann,
karena kelengkapan jawaban yan
ng diberikann akan sangaat membantuu proses penngolahan data
dan analiisis selanjutnnya.

Terima kasih
k atas ban
ntuan dan keerjasamanyaa.

Salam,

Devitanaa Darofit

H240970027

Email : devitana.daro
d ofit@yahoo.com
Aspek Internal Perusahaan :

1. Apakah tujuan, visi, dan misi dari PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)?
2. Bagaimanakah struktur organisasi PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)?
3. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)?

Konsep Anggaran :

1. Kapankah PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) melakukan proses penyusunan


anggaran?
2. Metode apakah yang digunakan PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam
menyusun anggaran?
3. Tujuan apakah yang ingin dicapai melalui penyusunan anggaran pada PT. Hadinata
Brothers (Ligna Furniture)?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyusunan anggaran pada PT. Hadinata
Brothers (Ligna Furniture)?
5. Siapa saja pihak yang berkepentingan atau ikut dalam proses penyusunan anggaran
pada PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)?
6. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada PT. Hadinata Brothers (Ligna
Furniture)?
7. Kapan dan bagaimana proses pengendalian atau pengawasan yang dilakukan PT.
Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terhadap anggaran?
8. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan selisih yang terjadi antara anggaran
operasional dengan realisasinya pada PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)?
Lampiran 3. Hasil Analisis Varians Anggaran Penjualan
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Penjualan
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2008
Unit Terjual Total Pendapatan (Rp)
Produk Harga Jual (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Sofa 2,314,026 16206 16983 777 37,500,000,000 39,299,103,558 1,799,103,558 4.80 Favorable
Meja Makan 503,861 21831 15153 (6678) 11,000,000,000 7,635,005,733 (3,364,994,267) -30.59 Unfavorable
Kursi Makan 224,888 111166 90918 (20248) 25,000,000,000 20,446,367,184 (4,553,632,816) -18.21 Unfavorable
Bed 1,486,485 9418 5223 (4195) 14,000,000,000 7,763,911,155 (6,236,088,845) -44.54 Unfavorable
Lemari Pakaian 2,494,874 5211 3855 (1356) 13,000,000,000 9,617,739,270 (3,382,260,730) -26.02 Unfavorable
Meja Tulis 407,745 12263 3204 (9059) 5,000,000,000 1,306,414,980 (3,693,585,020) -73.87 Unfavorable
Kursi Kantor 271,013 16604 6409 (10195) 4,500,000,000 1,736,879,248 (2,763,120,752) -61.40 Unfavorable
Total 192699 141745 (50954) 110,000,000,000 87,805,421,128 (22,194,578,872) -20.18 Unfavorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Penjualan
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2009
Unit Terjual Total Pendapatan (Rp)
Produk Harga Jual (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Sofa 2,571,140 13107 14890 1783 33,700,000,000 38,284,274,600 4,584,274,600 13.60 Favorable
Meja Makan 559,845 17862 12052 (5810) 10,000,000,000 6,747,251,940 (3,252,748,060) -32.53 Unfavorable
Kursi Makan 249,875 98049 72312 (25737) 24,500,000,000 18,068,961,000 (6,431,039,000) -26.25 Unfavorable
Bed 1,651,650 7871 4075 (3796) 13,000,000,000 6,730,473,750 (6,269,526,250) -48.23 Unfavorable
Lemari Pakaian 2,772,082 4329 2792 (1537) 12,000,000,000 7,739,652,944 (4,260,347,056) -35.50 Unfavorable
Meja Tulis 453,050 8388 2159 (6229) 3,800,000,000 978,134,950 (2,821,865,050) -74.26 Unfavorable
Kursi Kantor 301,125 9963 4318 (5645) 3,000,000,000 1,300,295,390 (1,699,704,610) -56.66 Unfavorable
Total 159568 112598 (46970) 100,000,000,000 79,849,044,574 (20,150,955,426) -20.15 Unfavorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Penjualan
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2010
Unit Terjual Total Pendapatan (Rp)
Produk Harga Jual (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Sofa 2,699,697 8149 10002 1853 22,000,000,000 25,716,542,280 3,716,542,280 16.89 Favorable
Meja Makan 587,837 16671 9006 (7665) 9,800,000,000 5,041,964,070 (4,758,035,930) -48.55 Unfavorable
Kursi Makan 262,369 92237 54036 (38201) 24,200,000,000 13,502,245,500 (10,697,754,500) -44.21 Unfavorable
Bed 1,734,233 7438 2039 (5399) 12,900,000,000 3,367,714,350 (9,532,285,650) -73.89 Unfavorable
Lemari Pakaian 2,910,686 4054 1649 (2405) 11,800,000,000 4,571,163,218 (7,228,836,782) -61.26 Unfavorable
Meja Tulis 475,703 7778 1199 (6579) 3,700,000,000 543,206,950 (3,156,793,050) -85.32 Unfavorable
Kursi Kantor 316,181 8223 2400 (5823) 2,600,000,000 722,716,762 (1,877,283,238) -72.20 Unfavorable
Total 144550 80331 (64219) 87,000,000,000 53,465,553,130 (33,534,446,870) -38.55 Unfavorable
Lampiran 4. Hasil Analisis Varians Anggaran Produksi
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Produksi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2008
Unit yang Diproduksi Total Produksi (Rp)
Produk Biaya Produksi Per Unit (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Sofa 2,152,044 11710 10367 (1343) 25,200,000,000 22,310,018,320 (2,889,981,680) -11.47 Favorable
Meja Makan 468,591 21554 16976 (4578) 10,100,000,000 7,954,810,792 (2,145,189,208) -21.24 Favorable
Kursi Makan 209,146 59289 50558 (8731) 12,400,000,000 10,573,926,016 (1,826,073,984) -14.73 Favorable
Bed 1,397,296 7443 5583 (1860) 10,400,000,000 7,801,617,620 (2,598,382,380) -24.98 Favorable
Lemari Pakaian 2,345,182 3966 3284 (681) 9,300,000,000 7,702,728,356 (1,597,271,644) -17.17 Favorable
Meja Tulis 387,358 8777 5138 (3640) 3,400,000,000 1,990,201,850 (1,409,798,150) -41.46 Favorable
Kursi Kantor 257,462 16313 8856 (7457) 4,200,000,000 2,280,024,240 (1,919,975,760) -45.71 Favorable
Total 129052 100762 (28289) 75,000,000,000 60,613,327,194 (14,386,672,806) -19.18 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Produksi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2009
Unit yang Diproduksi Total Produksi (Rp)
Produk Biaya Produksi Per Unit (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Sofa 2,391,160 10413 9020 (1394) 24,900,000,000 21,567,558,860 (3,332,441,140) -13.38 Favorable
Meja Makan 520,656 17862 13785 (4077) 9,300,000,000 7,177,237,205 (2,122,762,795) -22.83 Favorable
Kursi Makan 232,384 51208 42303 (8905) 11,900,000,000 9,830,583,250 (2,069,416,750) -17.39 Favorable
Bed 1,536,035 6185 4523 (1661) 9,500,000,000 6,947,893,450 (2,552,106,550) -26.86 Favorable
Lemari Pakaian 2,578,036 3142 2574 (568) 8,100,000,000 6,636,364,308 (1,463,635,692) -18.07 Favorable
Meja Tulis 421,337 2611 2345 (266) 1,100,000,000 988,060,989 (111,939,011) -10.18 Favorable
Kursi Kantor 280,046 12498 5084 (7414) 3,500,000,000 1,423,857,982 (2,076,142,018) -59.32 Favorable
Total 103919 79635 (24284) 68,300,000,000 54,571,556,044 (13,728,443,956) -20.10 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Produksi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2010
Unit yang Diproduksi Total Produksi (Rp)
Produk Biaya Produksi Per Unit (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Sofa 2,510,718 9081 7341 (1740) 22,800,000,000 18,431,114,980 (4,368,885,020) -19.16 Favorable
Meja Makan 546,689 13536 9153 (4383) 7,400,000,000 5,004,000,180 (2,395,999,820) -32.38 Favorable
Kursi Makan 244,003 41803 26897 (14905) 10,200,000,000 6,563,016,118 (3,636,983,882) -35.66 Favorable
Bed 1,612,837 4526 2537 (1990) 7,300,000,000 4,091,243,450 (3,208,756,550) -43.96 Favorable
Lemari Pakaian 2,706,938 2217 1132 (1085) 6,000,000,000 3,064,282,308 (2,935,717,692) -48.93 Favorable
Meja Tulis 442,404 2260 1885 (375) 1,000,000,000 834,145,950 (165,854,050) -16.59 Favorable
Kursi Kantor 294,048 11223 3097 (8126) 3,300,000,000 910,530,362 (2,389,469,638) -72.41 Favorable
Total 84646 52042 (32603) 58,000,000,000 38,898,333,348 (19,101,666,652) -32.93 Favorable
Lampiran 5. Hasil Analisis Varians Anggaran Bahan Baku Langsung
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Bahan Baku Langsung
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2008
Jumlah yang Digunakan dalam Satuan Total Bahan Baku Langsung (Rp)
Bahan Baku Langsung Harga Beli Satuan (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Kayu (m2) 1,620,000 4568 3946 (622) 7,400,000,000 6,392,520,000 (1,007,480,000) -13.61 Favorable
Particle/Triplek (lembar) 52,200 124521 108864 (15657) 6,500,000,000 5,682,700,800 (817,299,200) -12.57 Favorable
Veneer/Lapisan Kayu Tipis (m2) 11,700 470085 424960 (45125) 5,500,000,000 4,972,032,000 (527,968,000) -9.60 Favorable
Kain Jok (m) 23,660 228233 180130 (48103) 5,400,000,000 4,261,875,800 (1,138,124,200) -21.08 Favorable
Busa (lembar) 13,650 329670 260183 (69487) 4,500,000,000 3,551,497,950 (948,502,050) -21.08 Favorable
Cat (liter) 27,482 127356 104810 (22546) 3,500,000,000 2,880,388,420 (619,611,580) -17.70 Favorable
Lem (tube) 19,320 155280 110301 (44979) 3,000,000,000 2,131,015,320 (868,984,680) -28.97 Favorable
Karton Box (lembar) 79,050 31626 17970 (13656) 2,500,000,000 1,420,528,500 (1,079,471,500) -43.18 Favorable
Skrup (piece) 54,520 13756 12028 (1728) 750,000,000 655,766,560 (94,233,440) -12.56 Favorable
Paku (kg) 11,750 63830 59450 (4380) 750,000,000 698,537,500 (51,462,500) -6.86 Favorable
Amplas (lembar) 2,565 311891 286913 (24978) 800,000,000 735,931,104 (64,068,896) -8.01 Favorable
Total 1860816 1569555 (291262) 40,600,000,000 33,382,793,954 (7,217,206,046) -17.78 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Bahan Baku Langsung
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2009
Jumlah yang Digunakan dalam Satuan Total Bahan Baku Langsung (Rp)
Bahan Baku Langsung Harga Beli Satuan (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Kayu (m2) 1,800,000 4111 3530 (581) 7,400,000,000 6,354,000,000 (1,046,000,000) -14.14 Favorable
Particle/Triplek (lembar) 58,000 108621 90407 (18214) 6,300,000,000 5,243,606,000 (1,056,394,000) -16.77 Favorable
Veneer/Lapisan Kayu Tipis (m2) 13,000 476923 406000 (70923) 6,200,000,000 5,278,000,000 (922,000,000) -14.87 Favorable
Kain Jok (m) 26,000 192308 161200 (31108) 5,000,000,000 4,191,200,000 (808,800,000) -16.18 Favorable
Busa (lembar) 15,000 300000 241193 (58807) 4,500,000,000 3,617,895,000 (882,105,000) -19.60 Favorable
Cat (liter) 30,200 109272 93820 (15452) 3,300,000,000 2,833,364,000 (466,636,000) -14.14 Favorable
Lem (tube) 21,000 119048 90311 (28737) 2,500,000,000 1,896,531,000 (603,469,000) -24.14 Favorable
Karton Box (lembar) 85,000 24706 16090 (8616) 2,100,000,000 1,367,650,000 (732,350,000) -34.87 Favorable
Skrup (piece) 58,000 25862 11999 (13863) 1,500,000,000 695,942,000 (804,058,000) -53.60 Favorable
Paku (kg) 12,500 88000 58491 (29509) 1,100,000,000 731,137,500 (368,862,500) -33.53 Favorable
Amplas (lembar) 2,700 444444 277913 (166531) 1,200,000,000 750,365,505 (449,634,495) -37.47 Favorable
Total 1893294 1450954 (442340) 41,100,000,000 32,959,691,005 (8,140,308,995) -19.81 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Bahan Baku Langsung
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2010
Jumlah yang Digunakan dalam Satuan Total Bahan Baku Langsung (Rp)
Bahan Baku Langsung Harga Beli Satuan (Rp) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Kayu (m2) 1,890,000 3704 2589 (1115) 7,000,000,000 4,892,400,000 (2,107,600,000) -30.11 Favorable
Particle/Triplek (lembar) 60,900 85386 64207 (21179) 5,200,000,000 3,910,186,000 (1,289,814,000) -24.80 Favorable
Veneer/Lapisan Kayu Tipis (m2) 13,650 351648 253352 (98296) 4,800,000,000 3,458,260,000 (1,341,740,000) -27.95 Favorable
Kain Jok (m) 27,300 172161 123050 (49112) 4,700,000,000 3,359,252,000 (1,340,748,000) -28.53 Favorable
Busa (lembar) 15,750 279365 191613 (87752) 4,400,000,000 3,017,910,000 (1,382,090,000) -31.41 Favorable
Cat (liter) 31,710 110375 67448 (42928) 3,500,000,000 2,138,764,000 (1,361,236,000) -38.89 Favorable
Lem (tube) 22,050 126984 72677 (54307) 2,800,000,000 1,602,531,000 (1,197,469,000) -42.77 Favorable
Karton Box (lembar) 89,250 15686 10562 (5124) 1,400,000,000 942,650,000 (457,350,000) -32.67 Favorable
Skrup (piece) 60,900 16420 7523 (8898) 1,000,000,000 458,142,000 (541,858,000) -54.19 Favorable
Paku (kg) 13,125 67048 33801 (33247) 880,000,000 443,637,500 (436,362,500) -49.59 Favorable
Amplas (lembar) 2,835 289242 134204 (155037) 820,000,000 380,469,730 (439,530,270) -53.60 Favorable
Total 1518019 961025 (556994) 36,500,000,000 24,604,202,230 (11,895,797,770) -32.59 Favorable
Lampiran 6. Hasil Analisis Varians Anggaran Tenaga Kerja Langsung
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2008
Rata-Rata Gaji Per Bulan Total Tenaga Kerja Langsung (Rp)
Tenaga Kerja Langsung Jumlah (Orang) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Pabrik Kayu 268 2,891,791 2,597,124 (294,667) 9,300,000,000 8,352,350,085 (947,649,915) -10.19 Favorable
Pabrik Axima 191 4,013,962 3,600,480 (413,482) 9,200,000,000 8,252,300,231 (947,699,769) -10.30 Favorable
Pabrik Pembahanan & Saw Mill 38 4,495,614 2,301,097 (2,194,517) 2,050,000,000 1,049,300,134 (1,000,699,866) -48.81 Favorable
Sistem & Logistic 64 2,617,188 1,309,505 (1,307,682) 2,010,000,000 1,005,700,076 (1,004,299,924) -49.97 Favorable
Teknik 32 3,190,104 2,514,974 (675,130) 1,225,000,000 965,750,089 (259,249,911) -21.16 Favorable
QA / QC 28 3,720,238 2,858,224 (862,014) 1,250,000,000 960,363,281 (289,636,719) -23.17 Favorable
Total 621 25,035,000,000 20,585,763,896 (4,449,236,104) -17.77 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2009
Rata-Rata Gaji Per Bulan Total Tenaga Kerja Langsung (Rp)
Tenaga Kerja Langsung Jumlah (Orang) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Pabrik Kayu 256 2,636,719 2,295,719 (340,999) 8,100,000,000 7,052,450,085 (1,047,549,915) -12.93 Favorable
Pabrik Axima 183 3,278,689 2,756,060 (522,629) 7,200,000,000 6,052,307,231 (1,147,692,769) -15.94 Favorable
Pabrik Pembahanan & Saw Mill 36 3,472,222 2,197,917 (1,274,305) 1,500,000,000 949,500,134 (550,499,866) -36.70 Favorable
Sistem & Logistic 61 1,912,568 1,225,137 (687,432) 1,400,000,000 896,800,076 (503,199,924) -35.94 Favorable
Teknik 31 3,225,806 2,061,156 (1,164,650) 1,200,000,000 766,750,089 (433,249,911) -36.10 Favorable
QA / QC 27 3,580,247 2,375,196 (1,205,051) 1,160,000,000 769,563,409 (390,436,591) -33.66 Favorable
Total 594 20,560,000,000 16,487,371,024 (4,072,628,976) -19.81 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2010
Rata-Rata Gaji Per Bulan Total Tenaga Kerja Langsung (Rp)
Tenaga Kerja Langsung Jumlah (Orang) Selisih (%) F/U
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Pabrik Kayu 243 2,057,613 1,492,781 (564,832) 6,000,000,000 4,352,950,085 (1,647,049,915) -27.45 Favorable
Pabrik Axima 174 2,394,636 1,940,808 (453,828) 5,000,000,000 4,052,407,231 (947,592,769) -18.95 Favorable
Pabrik Pembahanan & Saw Mill 34 3,676,471 1,714,503 (1,961,968) 1,500,000,000 699,517,134 (800,482,866) -53.37 Favorable
Sistem & Logistic 58 2,442,529 871,839 (1,570,690) 1,700,000,000 606,800,076 (1,093,199,924) -64.31 Favorable
Teknik 29 2,701,149 1,427,443 (1,273,706) 940,000,000 496,750,289 (443,249,711) -47.15 Favorable
QA / QC 25 2,200,000 1,568,878 (631,122) 660,000,000 470,663,429 (189,336,571) -28.69 Favorable
Total 563 15,800,000,000 10,679,088,244 (5,120,911,756) -32.41 Favorable
Lampiran 7. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Overhead
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Overhead
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2008
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Overhead Tetap :
Asuransi Tenaga Kerja 160,000,000 171,190,237 11,190,237 6.99 Unfavorable
Asuransi 4,500,000 8,363,310 3,863,310 85.85 Unfavorable
Iuran 1,500,000 1,570,141 70,141 4.68 Unfavorable
Penyusutan Gedung 700,000,000 253,934,480 (446,065,520) -63.72 Favorable
Penyusutan Mesin & Genset 800,000,000 460,473,992 (339,526,008) -42.44 Favorable
Penyusutan Kendaraan 270,000,000 65,596,987 (204,403,013) -75.70 Favorable
Penyusutan Inventaris 360,000,000 105,730,952 (254,269,048) -70.63 Favorable
Penyusutan Instalasi 235,000,000 52,518,916 (182,481,084) -77.65 Favorable
Jumlah Overhead Tetap 2,531,000,000 1,119,379,015 (1,411,620,985) -55.77 Favorable
Overhead Variabel :
Listrik 3,320,000,000 2,999,640,966 (320,359,034) -9.65 Favorable
Pengobatan 1,038,000,000 798,275,449 (239,724,551) -23.09 Favorable
Tunjangan Hari Tua 290,800,000 353,044,971 62,244,971 21.40 Unfavorable
Perjalanan Dinas 316,000,000 131,722,700 (184,277,300) -58.32 Favorable
Onderdil-Onderdil Mesin 520,000,000 369,756,085 (150,243,915) -28.89 Favorable
Minyak Pelumas 109,250,000 117,129,318 7,879,318 7.21 Unfavorable
Pemeliharaan Bangunan 75,000,000 77,875,500 2,875,500 3.83 Unfavorable
Percetakan dan Alat Kantor 150,000,000 127,288,916 (22,711,084) -15.14 Favorable
Kesejahteraan Karyawan 130,000,000 71,878,176 (58,121,824) -44.71 Favorable
Pemeliharaan Inventaris 130,000,000 120,038,929 (9,961,071) -7.66 Favorable
Telepon dan Telex 34,000,000 29,535,491 (4,464,509) -13.13 Favorable
Pemeliharaan Kendaraan 100,000,000 45,417,309 (54,582,691) -54.58 Favorable
Alat-Alat Listrik dan Perlengkapan 112,000,000 50,961,911 (61,038,089) -54.50 Favorable
Biaya R&D 25,000,000 9,891,552 (15,108,448) -60.43 Favorable
Pemeliharaan Mesin dan Genset 180,000,000 101,162,450 (78,837,550) -43.80 Favorable
Parkir dan Retribusi 7,000,000 5,540,700 (1,459,300) -20.85 Favorable
Sumbangan 4,000,000 1,950,000 (2,050,000) -51.25 Favorable
Bahan Bakar Solar 200,000,000 106,550,400 (93,449,600) -46.72 Favorable
Kirim Surat/Paket 750,000 710,506 (39,494) -5.27 Favorable
Biaya Makan&Transport 50,000,000 - (50,000,000) -100.00 Favorable
Perijinan 2,500,000 - (2,500,000) -100.00 Favorable
Training 2,000,000 - (2,000,000) -100.00 Favorable
Perjamuan 700,000 - (700,000) -100.00 Favorable
Sampel 20,000,000 29,000 (19,971,000) -99.86 Favorable
Lain-Lain 17,000,000 6,990,000 (10,010,000) -58.88 Favorable
Jumlah Overhead Variabel 6,834,000,000 5,525,390,329 (1,308,609,671) -19.15 Favorable
Total 9,365,000,000 6,644,769,344 (2,720,230,656) -29.05 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Overhead
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2009
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Overhead Tetap :
Asuransi Tenaga Kerja 172,000,000 53,959,196 (118,040,804) -68.63 Favorable
Asuransi 9,000,000 10,195,769 1,195,769 13.29 Unfavorable
Iuran 2,000,000 1,104,620 (895,380) -44.77 Favorable
Penyusutan Gedung 300,000,000 192,934,480 (107,065,520) -35.69 Favorable
Penyusutan Mesin & Genset 400,000,000 356,473,992 (43,526,008) -10.88 Favorable
Penyusutan Kendaraan 150,000,000 55,409,922 (94,590,078) -63.06 Favorable
Penyusutan Inventaris 185,000,000 93,730,952 (91,269,048) -49.33 Favorable
Penyusutan Instalasi 105,000,000 42,518,916 (62,481,084) -59.51 Favorable
Jumlah Overhead Tetap 1,323,000,000 806,327,847 (516,672,153) -39.05 Favorable
Overhead Variabel :
Listrik 2,827,000,000 2,613,909,701 (213,090,299) -7.54 Favorable
Pengobatan 774,150,000 582,792,125 (191,357,875) -24.72 Favorable
Tunjangan Hari Tua 350,000,000 398,159,965 48,159,965 13.76 Unfavorable
Perjalanan Dinas 132,000,000 148,971,322 16,971,322 12.86 Unfavorable
Onderdil-Onderdil Mesin 360,000,000 118,697,823 (241,302,177) -67.03 Favorable
Minyak Pelumas 120,000,000 102,688,875 (17,311,125) -14.43 Favorable
Pemeliharaan Bangunan 78,000,000 95,731,579 17,731,579 22.73 Unfavorable
Percetakan dan Alat Kantor 128,000,000 88,508,804 (39,491,196) -30.85 Favorable
Kesejahteraan Karyawan 72,000,000 48,977,035 (23,022,965) -31.98 Favorable
Pemeliharaan Inventaris 121,000,000 35,349,759 (85,650,241) -70.79 Favorable
Telepon dan Telex 30,000,000 27,554,311 (2,445,689) -8.15 Favorable
Pemeliharaan Kendaraan 46,000,000 25,588,000 (20,412,000) -44.37 Favorable
Alat-Alat Listrik dan Perlengkapan 51,000,000 16,020,000 (34,980,000) -68.59 Favorable
Biaya R&D 10,000,000 7,730,069 (2,269,931) -22.70 Favorable
Pemeliharaan Mesin dan Genset 102,000,000 4,274,800 (97,725,200) -95.81 Favorable
Parkir dan Retribusi 6,000,000 2,022,000 (3,978,000) -66.30 Favorable
Sumbangan 2,000,000 750,000 (1,250,000) -62.50 Favorable
Bahan Bakar Solar 100,000,000 440,000 (99,560,000) -99.56 Favorable
Kirim Surat/Paket 850,000 - (850,000) -100.00 Favorable
Lain-Lain 7,000,000 - (7,000,000) -100.00 Favorable
Jumlah Overhead Variabel 5,317,000,000 4,318,166,168 (998,833,832) -18.79 Favorable
Total 6,640,000,000 5,124,494,015 (1,515,505,985) -22.82 Favorable
Lampiran 7. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Overhead
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Overhead
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2010
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Overhead Tetap :
Asuransi Tenaga Kerja 103,000,000 50,065,752 (52,934,248) -51.39 Favorable
Asuransi 9,000,000 6,822,032 (2,177,968) -24.20 Favorable
Iuran 900,000 388,500 (511,500) -56.83 Favorable
Penyusutan Gedung 295,000,000 141,934,410 (153,065,590) -51.89 Favorable
Penyusutan Mesin & Genset 388,000,000 285,473,988 (102,526,012) -26.42 Favorable
Penyusutan Kendaraan 149,000,000 44,683,326 (104,316,674) -70.01 Favorable
Penyusutan Inventaris 184,000,000 82,730,840 (101,269,160) -55.04 Favorable
Penyusutan Instalasi 104,000,000 31,518,326 (72,481,674) -69.69 Favorable
Jumlah Overhead Tetap 1,232,900,000 643,617,174 (589,282,826) -47.80 Favorable
Overhead Variabel :
Listrik 2,500,000,000 2,158,601,059 (341,398,941) -13.66 Favorable
Pengobatan 600,000,000 311,946,912 (288,053,088) -48.01 Favorable
Tunjangan Hari Tua 380,000,000 67,411,810 (312,588,190) -82.26 Favorable
Perjalanan Dinas 131,200,000 120,568,250 (10,631,750) -8.10 Favorable
Onderdil-Onderdil Mesin 210,000,000 42,260,950 (167,739,050) -79.88 Favorable
Minyak Pelumas 111,000,000 14,913,900 (96,086,100) -86.56 Favorable
Pemeliharaan Bangunan 94,500,000 52,029,750 (42,470,250) -44.94 Favorable
Percetakan dan Alat Kantor 112,000,000 51,807,249 (60,192,751) -53.74 Favorable
Kesejahteraan Karyawan 68,000,000 12,944,800 (55,055,200) -80.96 Favorable
Klaim - 7,823,301 7,823,301
Pemeliharaan Inventaris 54,000,000 5,519,000 (48,481,000) -89.78 Favorable
Telepon dan Telex 27,000,000 230,400 (26,769,600) -99.15 Favorable
Pemeliharaan Kendaraan 25,000,000 22,720,750 (2,279,250) -9.12 Favorable
Alat-Alat Listrik dan Perlengkapan 15,400,000 2,470,210 (12,929,790) -83.96 Favorable
Biaya R&D 7,000,000 3,194,225 (3,805,775) -54.37 Favorable
Pemeliharaan Mesin dan Genset 80,000,000 41,731,266 (38,268,734) -47.84 Favorable
Parkir dan Retribusi 1,500,000 1,584,000 84,000 5.60 Unfavorable
Administrasi Bank - 360,000 360,000
Sumbangan 500,000 600,000 100,000 20.00 Unfavorable
Bahan Bakar Solar 50,000,000 26,467,562 (23,532,438) -47.06 Favorable
Bunga Kredit Investasi - 22,855,000 22,855,000
Kirim Surat/Paket - 3,385,306 3,385,306
Jumlah Overhead Variabel 4,467,100,000 2,971,425,700 (1,495,674,300) -33.48 Favorable
Total 5,700,000,000 3,615,042,874 (2,084,957,126) -36.58 Favorable
Lampiran 8. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Administrasi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2008
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Biaya Tetap :
Penyusutan Aktiva 464,000,000 387,389,229 (76,610,771) -16.51 Favorable
Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor 203,000,000 183,129,065 (19,870,935) -9.79 Favorable
Konsultan 25,000,000 26,875,000 1,875,000 7.50 Unfavorable
Iuran 40,000,000 48,358,860 8,358,860 20.90 Unfavorable
Jumlah Biaya Tetap 732,000,000 645,752,154 (86,247,846) -11.78 Favorable
Biaya Variabel :
Gaji Bulanan 8,505,000,000 8,078,550,500 (426,449,500) -5.01 Favorable
Bunga Bank 6,402,000,000 7,078,461,944 676,461,944 10.57 Unfavorable
Administrasi Bank 903,000,000 678,147,906 (224,852,094) -24.90 Favorable
Pengobatan 561,000,000 398,191,432 (162,808,568) -29.02 Favorable
Grativikasi 720,500,000 573,321,800 (147,178,200) -20.43 Favorable
Uang Lembur 461,000,000 344,489,200 (116,510,800) -25.27 Favorable
Uang Pesangon 230,000,000 225,549,700 (4,450,300) -1.93 Favorable
Pemeliharaan Aktiva 186,000,000 178,790,735 (7,209,265) -3.88 Favorable
Perjalanan Dinas 1,000,000,000 255,728,135 (744,271,865) -74.43 Favorable
Uang Jasa Karyawan 125,500,000 148,923,343 23,423,343 18.66 Unfavorable
Royalti 292,000,000 232,480,960 (59,519,040) -20.38 Favorable
Astek THT 135,000,000 160,773,431 25,773,431 19.09 Unfavorable
Pajak Lain-Lain 133,000,000 153,400,727 20,400,727 15.34 Unfavorable
Perijinan 68,000,000 111,537,019 43,537,019 64.03 Unfavorable
Listrik dan Air 411,000,000 142,856,781 (268,143,219) -65.24 Favorable
Percetakan dan Alat Kantor 95,000,000 146,989,112 51,989,112 54.73 Unfavorable
Upah Harian 185,000,000 143,920,800 (41,079,200) -22.20 Favorable
Telepon dan Telex 477,000,000 154,670,811 (322,329,189) -67.57 Favorable
Kesejahteraan Karyawan 95,000,000 91,689,691 (3,310,309) -3.48 Favorable
Notaris 51,000,000 86,275,000 35,275,000 69.17 Unfavorable
Sumbangan 280,000,000 99,332,485 (180,667,515) -64.52 Favorable
Biaya Astek 80,000,000 52,369,927 (27,630,073) -34.54 Favorable
Parkir dan Retribusi 47,000,000 50,030,000 3,030,000 6.45 Unfavorable
Bahan Bakar Kendaraan 52,000,000 53,971,910 1,971,910 3.79 Unfavorable
Kirim Surat/Paket 130,000,000 78,783,035 (51,216,965) -39.40 Favorable
Minyak Pelumas dan Oli 15,000,000 12,321,381 (2,678,619) -17.86 Favorable
Bunga Leasing 8,000,000 6,556,396 (1,443,604) -18.05 Favorable
Majalah dan Surat Kabar 4,000,000 2,686,000 (1,314,000) -32.85 Favorable
Training 11,000,000 1,000,000 (10,000,000) -90.91 Favorable
Alat Listrik dan Perlengkapan 14,000,000 2,731,945 (11,268,055) -80.49 Favorable
Perjamuan 50,000,000 86,585,247 36,585,247 73.17 Unfavorable
Bahan Bakar Solar 21,000,000 10,050,000 (10,950,000) -52.14 Favorable
Lain-Lain 20,000,000 15,934,960 (4,065,040) -20.33 Favorable
Jumlah Biaya Variabel 21,768,000,000 19,857,102,313 (1,910,897,687) -8.78 Favorable
Total 22,500,000,000 20,502,854,467 (1,997,145,533) -8.88 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Administrasi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2009
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Biaya Tetap :
Penyusutan Aktiva 440,000,000 370,845,252 (69,154,748) -15.72 Favorable
Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor 185,000,000 115,106,846 (69,893,154) -37.78 Favorable
Konsultan 27,000,000 49,731,609 22,731,609 84.19 Unfavorable
Iuran 49,000,000 48,056,604 (943,396) -1.93 Favorable
Jumlah Biaya Tetap 701,000,000 583,740,311 (117,259,689) -16.73 Favorable
Biaya Variabel :
Gaji Bulanan 8,100,000,000 9,159,346,845 1,059,346,845 13.08 Unfavorable
Bunga Bank 7,100,000,000 6,395,796,740 (704,203,260) -9.92 Favorable
Administrasi Bank 750,000,000 504,777,325 (245,222,675) -32.70 Favorable
Pengobatan 450,000,000 384,717,899 (65,282,101) -14.51 Favorable
Grativikasi 650,000,000 226,062,100 (423,937,900) -65.22 Favorable
Uang Lembur 400,000,000 219,502,200 (180,497,800) -45.12 Favorable
Uang Pesangon 320,000,000 205,663,800 (114,336,200) -35.73 Favorable
Pemeliharaan Aktiva 180,000,000 198,603,705 18,603,705 10.34 Unfavorable
Perjalanan Dinas 270,000,000 190,519,656 (79,480,344) -29.44 Favorable
Uang Jasa Karyawan 150,000,000 178,708,012 28,708,012 19.14 Unfavorable
Royalti 241,000,000 160,342,437 (80,657,563) -33.47 Favorable
Astek THT 162,000,000 167,153,204 5,153,204 3.18 Unfavorable
Pajak Lain-Lain 154,000,000 156,335,765 2,335,765 1.52 Unfavorable
Perijinan 122,000,000 154,636,000 32,636,000 26.75 Unfavorable
Listrik dan Air 143,000,000 151,013,149 8,013,149 5.60 Unfavorable
Percetakan dan Alat Kantor 148,000,000 138,109,389 (9,890,611) -6.68 Favorable
Upah Harian 145,000,000 123,435,500 (21,564,500) -14.87 Favorable
Telepon dan Telex 156,000,000 116,822,437 (39,177,563) -25.11 Favorable
Kesejahteraan Karyawan 92,000,000 105,465,452 13,465,452 14.64 Unfavorable
Notaris 87,000,000 103,980,000 16,980,000 19.52 Unfavorable
Sumbangan 100,000,000 60,003,971 (39,996,029) -40.00 Favorable
Biaya Astek 53,000,000 61,079,495 8,079,495 15.24 Unfavorable
Parkir dan Retribusi 51,000,000 55,113,200 4,113,200 8.07 Unfavorable
Bahan Bakar Kendaraan 54,000,000 57,750,954 3,750,954 6.95 Unfavorable
Upah Borongan Produksi - 39,037,250 39,037,250
External Audit - 27,812,500 27,812,500
Kirim Surat/Paket 79,000,000 19,527,725 (59,472,275) -75.28 Favorable
Minyak Pelumas dan Oli 13,000,000 7,277,000 (5,723,000) -44.02 Favorable
Bunga Leasing 7,000,000 6,024,060 (975,940) -13.94 Favorable
Sample - 5,060,557 5,060,557
Majalah dan Surat Kabar 3,000,000 4,834,500 1,834,500 61.15 Unfavorable
Training 2,000,000 3,925,000 1,925,000 96.25 Unfavorable
Alat Listrik dan Perlengkapan 3,000,000 2,577,500 (422,500) -14.08 Favorable
Perjamuan 87,000,000 - (87,000,000) -100.00 Favorable
Bahan Bakar Solar 11,000,000 - (11,000,000) -100.00 Favorable
Lain-Lain 16,000,000 11,697,334 (4,302,666) -26.89 Favorable
Jumlah Biaya Variabel 20,299,000,000 19,402,712,661 (896,287,339) -4.42 Favorable
Total 21,000,000,000 19,986,452,972 (1,013,547,028) -4.83 Favorable
Lampiran 8. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Administrasi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2010
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Biaya Tetap :
Penyusutan Aktiva 371,000,000 122,968,194 (248,031,806) -66.85 Favorable
Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor 116,000,000 131,937,891 15,937,891 13.74 Unfavorable
Konsultan 60,000,000 - (60,000,000) -100.00 Favorable
Iuran 59,000,000 23,822,405 (35,177,595) -59.62 Favorable
Jumlah Biaya Tetap 606,000,000 278,728,490 (327,271,510) -54.01 Favorable
Biaya Variabel :
Gaji Bulanan 7,700,000,000 4,075,705,300 (3,624,294,700) -47.07 Favorable
Bunga Bank 6,896,000,000 5,721,064,358 (1,174,935,642) -17.04 Favorable
Administrasi Bank 619,000,000 185,201,034 (433,798,966) -70.08 Favorable
Pengobatan 395,000,000 228,286,846 (166,713,154) -42.21 Favorable
Grativikasi 226,100,000 316,396,500 90,296,500 39.94 Unfavorable
Uang Lembur 320,000,000 192,771,000 (127,229,000) -39.76 Favorable
Uang Pesangon 250,000,000 35,380,300 (214,619,700) -85.85 Favorable
Pemeliharaan Aktiva 199,000,000 89,352,857 (109,647,143) -55.10 Favorable
Perjalanan Dinas 241,000,000 25,303,000 (215,697,000) -89.50 Favorable
Uang Jasa Karyawan 175,000,000 214,449,614 39,449,614 22.54 Unfavorable
Royalti 361,000,000 74,514,756 (286,485,244) -79.36 Favorable
Astek THT 268,000,000 29,191,635 (238,808,365) -89.11 Favorable
Pajak Lain-Lain 257,000,000 1,228,000 (255,772,000) -99.52 Favorable
Perijinan 255,000,000 38,535,000 (216,465,000) -84.89 Favorable
Listrik dan Air 151,900,000 166,610,471 14,710,471 9.68 Unfavorable
Percetakan dan Alat Kantor 239,000,000 75,993,272 (163,006,728) -68.20 Favorable
Upah Harian 224,000,000 114,222,800 (109,777,200) -49.01 Favorable
Telepon dan Telex 217,000,000 40,907,689 (176,092,311) -81.15 Favorable
Kesejahteraan Karyawan 206,000,000 100,000,000 (106,000,000) -51.46 Favorable
Notaris 204,000,000 11,350,000 (192,650,000) -94.44 Favorable
Sumbangan 70,100,000 36,901,350 (33,198,650) -47.36 Favorable
Biaya Astek 71,100,000 12,518,411 (58,581,589) -82.39 Favorable
Parkir dan Retribusi 65,100,000 38,143,500 (26,956,500) -41.41 Favorable
Bahan Bakar Kendaraan 68,000,000 18,034,900 (49,965,100) -73.48 Favorable
Upah Borongan Produksi 50,000,000 - (50,000,000) -100.00 Favorable
External Audit 38,000,000 - (38,000,000) -100.00 Favorable
Kirim Surat/Paket 20,000,000 23,017,318 3,017,318 15.09 Unfavorable
Minyak Pelumas dan Oli 8,300,000 4,291,285 (4,008,715) -48.30 Favorable
Bunga Leasing 7,100,000 1,270,910 (5,829,090) -82.10 Favorable
Sample 6,100,000 - (6,100,000) -100.00 Favorable
Majalah dan Surat Kabar 6,000,000 1,430,000 (4,570,000) -76.17 Favorable
Training 5,000,000 - (5,000,000) -100.00 Favorable
Alat Listrik dan Perlengkapan 3,500,000 - (3,500,000) -100.00 Favorable
Perjamuan 60,000,000 - (60,000,000) -100.00 Favorable
Software - 140,000 140,000
Sewa - 1,107,140 1,107,140
Bahan Bakar Solar - 1,958,438 1,958,438
Lain-Lain 11,700,000 13,093,968 1,393,968 11.91 Unfavorable
Jumlah Biaya Variabel 19,894,000,000 11,888,371,652 (8,005,628,348) -40.24 Favorable
Total 20,500,000,000 12,167,100,142 (8,332,899,858) -40.65 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Beban Penjualan
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2008
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Biaya Tetap :
Penyusutan 237,000,000 232,729,633 (4,270,367) -1.80 Favorable
Asuransi 204,000,000 42,400,221 (161,599,779) -79.22 Favorable
Iuran 10,500,000 11,112,120 612,120 5.83 Unfavorable
Jumlah Biaya Tetap 451,500,000 286,241,974 (165,258,026) -36.60 Favorable
Biaya Variabel :
Pengiriman Barang 1,900,000,000 2,897,204,928 997,204,928 52.48 Unfavorable
Gaji Bulanan 2,740,000,000 2,500,336,000 (239,664,000) -8.75 Favorable
Promosi 1,900,000,000 1,178,461,990 (721,538,010) -37.98 Favorable
Perjalanan Dinas 655,000,000 264,537,733 (390,462,267) -59.61 Favorable
Telepon dan Telex 305,000,000 197,557,198 (107,442,802) -35.23 Favorable
Sewa 265,000,000 246,759,469 (18,240,531) -6.88 Favorable
Makan Dinas dan Transport 245,000,000 217,633,875 (27,366,125) -11.17 Favorable
Grativikasi 207,100,000 177,200,811 (29,899,189) -14.44 Favorable
Pemeliharaan Aktiva 136,200,000 113,565,060 (22,634,940) -16.62 Favorable
Bahan Bakar Kendaraan 115,000,000 91,663,680 (23,336,320) -20.29 Favorable
Pengobatan 109,200,000 102,061,818 (7,138,182) -6.54 Favorable
Listrik dan Air 112,200,000 93,146,546 (19,053,454) -16.98 Favorable
Administrasi Ekspor 20,900,000 30,005,900 9,105,900 43.57 Unfavorable
Kirim Surat/Paket 166,000,000 254,822,319 88,822,319 53.51 Unfavorable
Astek (Tunjangan Hari Tua) 55,000,000 66,027,692 11,027,692 20.05 Unfavorable
Upah Harian 57,300,000 53,816,550 (3,483,450) -6.08 Favorable
Alat-Alat Kantor dan Cetakan 75,000,000 50,966,231 (24,033,769) -32.05 Favorable
Uang Pesangon 90,000,000 133,455,393 43,455,393 48.28 Unfavorable
Beban Parkir 45,000,000 35,669,900 (9,330,100) -20.73 Favorable
Uang Lembur 53,800,000 36,703,801 (17,096,199) -31.78 Favorable
Pajak Lain-Lain 9,000,000 16,872,298 7,872,298 87.47 Unfavorable
Sumbangan 16,300,000 15,288,000 (1,012,000) -6.21 Favorable
Kesejahteraan Karyawan 19,400,000 13,286,350 (6,113,650) -31.51 Favorable
Asuransi Tenaga Kerja 22,600,000 16,071,889 (6,528,111) -28.89 Favorable
Biaya R&D 73,000,000 46,347,516 (26,652,484) -36.51 Favorable
Perjamuan 58,800,000 41,729,571 (17,070,429) -29.03 Favorable
Beban Administrasi Bank 17,450,000 14,586,915 (2,863,085) -16.41 Favorable
Uang Perangsang 6,350,000 6,335,000 (15,000) -0.24 Favorable
Sample 5,000,000 1,065,000 (3,935,000) -78.70 Favorable
Alat Listrik dan Perlengkapan 5,400,000 1,893,672 (3,506,328) -64.93 Favorable
Majalah dan Surat Kabar 3,040,000 2,309,000 (731,000) -24.05 Favorable
Perijinan 1,000,000 550,000 (450,000) -45.00 Favorable
Minyak Pelumas dan Oli 900,000 1,000,454 100,454 11.16 Unfavorable
Komisi 10,000,000 10,048,500 48,500 0.49 Unfavorable
Notaris 360,000 350,000 (10,000) -2.78 Favorable
Klaim Ekspor 15,000,000 29,446,479 14,446,479 96.31 Unfavorable
Lain-Lain 32,200,000 62,571,540 30,371,540 94.32 Unfavorable
Jumlah Biaya Variabel 9,548,500,000 9,021,349,078 (527,150,922) -5.52 Favorable
Total 10,000,000,000 9,307,591,052 (692,408,948) -6.92 Favorable
Lampiran 8. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Beban Penjualan
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2009
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Biaya Tetap :
Penyusutan 233,000,000 164,651,620 (68,348,380) -29.33 Favorable
Asuransi 43,000,000 70,922,716 27,922,716 64.94 Unfavorable
Iuran 12,000,000 17,008,265 5,008,265 41.74 Unfavorable
Jumlah Biaya Tetap 288,000,000 252,582,601 (35,417,399) -12.30 Favorable
Biaya Variabel :
Pengiriman Barang 2,915,000,000 2,303,162,040 (611,837,960) -20.99 Favorable
Gaji Bulanan 2,554,706,000 2,398,627,746 (156,078,254) -6.11 Favorable
Promosi 1,250,000,000 1,318,366,081 68,366,081 5.47 Unfavorable
Perjalanan Dinas 300,000,000 315,459,273 15,459,273 5.15 Unfavorable
Telepon dan Telex 200,000,000 267,575,967 67,575,967 33.79 Unfavorable
Sewa 250,000,000 256,694,132 6,694,132 2.68 Unfavorable
Makan Dinas dan Transport 230,000,000 211,901,050 (18,098,950) -7.87 Favorable
Grativikasi 200,000,000 122,966,366 (77,033,634) -38.52 Favorable
Pemeliharaan Aktiva 114,000,000 121,626,572 7,626,572 6.69 Unfavorable
Bahan Bakar Kendaraan 92,000,000 119,026,046 27,026,046 29.38 Unfavorable
Pengobatan 103,000,000 114,561,291 11,561,291 11.22 Unfavorable
Listrik dan Air 94,000,000 98,807,967 4,807,967 5.11 Unfavorable
Administrasi Ekspor 50,000,000 85,230,400 35,230,400 70.46 Unfavorable
Kirim Surat/Paket 254,830,000 76,276,108 (178,553,892) -70.07 Favorable
Astek (Tunjangan Hari Tua) 67,000,000 66,531,848 (468,152) -0.70 Favorable
Upah Harian 54,000,000 62,381,700 8,381,700 15.52 Unfavorable
Alat-Alat Kantor dan Cetakan 52,000,000 49,130,155 (2,869,845) -5.52 Favorable
Uang Pesangon 80,000,000 45,476,600 (34,523,400) -43.15 Favorable
Beban Parkir 37,000,000 33,379,500 (3,620,500) -9.79 Favorable
Uang Lembur 36,704,000 28,514,958 (8,189,042) -22.31 Favorable
Pajak Lain-Lain 18,000,000 22,186,688 4,186,688 23.26 Unfavorable
Sumbangan 16,000,000 21,076,300 5,076,300 31.73 Unfavorable
Kesejahteraan Karyawan 14,000,000 17,625,141 3,625,141 25.89 Unfavorable
Asuransi Tenaga Kerja 16,100,000 16,396,734 296,734 1.84 Unfavorable
Biaya R&D 47,000,000 15,350,483 (31,649,517) -67.34 Favorable
Perjamuan 43,000,000 15,146,309 (27,853,691) -64.78 Favorable
Beban Administrasi Bank 16,000,000 12,801,978 (3,198,022) -19.99 Favorable
Uang Perangsang 6,400,000 8,637,500 2,237,500 34.96 Unfavorable
Upah Borongan Produksi - 6,066,534 6,066,534
Sample 6,000,000 3,136,278 (2,863,722) -47.73 Favorable
Alat Listrik dan Perlengkapan 1,900,000 2,801,688 901,688 47.46 Unfavorable
Majalah dan Surat Kabar 2,360,000 2,668,760 308,760 13.08 Unfavorable
Perijinan 1,500,000 1,970,000 470,000 31.33 Unfavorable
Consultan Fee - 631,738 631,738
Discount Campaign - 147,200 147,200
Minyak Pelumas dan Oli 1,000,000 47,500 (952,500) -95.25 Favorable
Komisi 10,000,000 - (10,000,000) -100.00 Favorable
Klaim Ekspor 15,500,000 - (15,500,000) -100.00 Favorable
Lain-Lain 63,000,000 27,495,227 (35,504,773) -56.36 Favorable
Jumlah Biaya Variabel 9,212,000,000 8,269,881,858 (942,118,142) -10.23 Favorable
Total 9,500,000,000 8,522,464,459 (977,535,541) -10.29 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Beban Penjualan
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2010
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Biaya Tetap :
Penyusutan 166,500,000 220,873,392 54,373,392 32.66 Unfavorable
Asuransi 72,500,000 14,338,477 (58,161,523) -80.22 Favorable
Iuran 18,000,000 10,386,866 (7,613,134) -42.30 Favorable
Jumlah Biaya Tetap 257,000,000 245,598,735 (11,401,265) -4.44 Favorable
Biaya Variabel :
Pengiriman Barang 2,310,000,000 972,644,053 (1,337,355,947) -57.89 Favorable
Gaji Bulanan 2,400,000,000 2,194,439,776 (205,560,224) -8.57 Favorable
Promosi 1,427,000,000 101,725,290 (1,325,274,710) -92.87 Favorable
Perjalanan Dinas 325,000,000 143,130,148 (181,869,852) -55.96 Favorable
Telepon dan Telex 375,000,000 93,681,295 (281,318,705) -75.02 Favorable
Sewa 265,000,000 221,124,220 (43,875,780) -16.56 Favorable
Makan Dinas dan Transport 213,000,000 215,966,740 2,966,740 1.39 Unfavorable
Grativikasi 124,500,000 138,000,122 13,500,122 10.84 Unfavorable
Pemeliharaan Aktiva 123,500,000 106,609,291 (16,890,709) -13.68 Favorable
Bahan Bakar Kendaraan 133,000,000 89,588,171 (43,411,829) -32.64 Favorable
Pengobatan 116,500,000 81,114,373 (35,385,627) -30.37 Favorable
Listrik dan Air 105,000,000 74,263,321 (30,736,679) -29.27 Favorable
Administrasi Ekspor 130,000,000 252,417,432 122,417,432 94.17 Unfavorable
Kirim Surat/Paket 77,000,000 30,758,764 (46,241,236) -60.05 Favorable
Astek (Tunjangan Hari Tua) 67,000,000 24,389,618 (42,610,382) -63.60 Favorable
Upah Harian 63,000,000 65,416,900 2,416,900 3.84 Unfavorable
Alat-Alat Kantor dan Cetakan 50,000,000 32,170,519 (17,829,481) -35.66 Favorable
Uang Pesangon 47,500,000 22,917,585 (24,582,415) -51.75 Favorable
Beban Parkir 35,500,000 28,794,900 (6,705,100) -18.89 Favorable
Uang Lembur 30,500,000 17,318,705 (13,181,295) -43.22 Favorable
Pajak Lain-Lain 23,100,000 3,373,920 (19,726,080) -85.39 Favorable
Sumbangan 22,000,000 10,554,200 (11,445,800) -52.03 Favorable
Kesejahteraan Karyawan 19,500,000 7,555,292 (11,944,708) -61.25 Favorable
Asuransi Tenaga Kerja 17,300,000 4,846,541 (12,453,459) -71.99 Favorable
Biaya R&D 16,000,000 - (16,000,000) -100.00 Favorable
Perjamuan 16,100,000 31,669,870 15,569,870 96.71 Unfavorable
Beban Administrasi Bank 14,500,000 10,548,467 (3,951,533) -27.25 Favorable
Uang Perangsang 10,500,000 9,628,623 (871,377) -8.30 Favorable
Upah Borongan Produksi 7,000,000 - (7,000,000) -100.00 Favorable
Sample 10,000,000 14,422,907 4,422,907 44.23 Unfavorable
Alat Listrik dan Perlengkapan 4,500,000 741,800 (3,758,200) -83.52 Favorable
Majalah dan Surat Kabar 3,900,000 1,920,920 (1,979,080) -50.75 Favorable
Perijinan 3,500,000 696,500 (2,803,500) -80.10 Favorable
Consultan Fee 3,200,000 7,449,000 4,249,000 132.78 Unfavorable
Discount Campaign 100,000,000 107,628,204 7,628,204 7.63 Unfavorable
Minyak Pelumas dan Oli 500,000 186,000 (314,000) -62.80 Favorable
Komisi 10,000,000 - (10,000,000) -100.00 Favorable
Klaim Ekspor 15,000,000 2,425,000 (12,575,000) -83.83 Favorable
Lain-Lain 28,400,000 16,887,322 (11,512,678) -40.54 Favorable
Jumlah Biaya Variabel 8,743,000,000 5,137,005,789 (3,605,994,211) -41.24 Favorable
Total 9,000,000,000 5,382,604,524 (3,617,395,476) -40.19 Favorable
Lampiran 9. Hasil Analisis Varians Anggaran Laba Rugi
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Laba/Rugi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2008
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Penjualan :
Penjualan Lokal 60,000,000,000 47,721,877,786 (12,278,122,214) -20.46 Unfavorable
Potongan Penjualan (15,000,000,000) (12,558,527,017) 2,441,472,983 -16.28 Favorable
Retur Penjualan - (960,850,224) (960,850,224)
Penjualan Lokal Bersih 45,000,000,000 34,202,500,545 (10,797,499,455) -23.99 Unfavorable
Ekspor 65,000,000,000 53,602,920,583 (11,397,079,417) -17.53 Unfavorable
Jumlah Penjualan 110,000,000,000 87,805,421,128 (22,194,578,872) -20.18 Unfavorable
Harga Pokok Penjualan (70,000,000,000) (57,561,123,609) 12,438,876,391 -17.77 Favorable
Laba Kotor 40,000,000,000 30,244,297,519 (9,755,702,481) -24.39 Unfavorable
Beban Usaha :
Beban Penjualan (10,000,000,000) (9,307,591,052) 692,408,948 -6.92 Favorable
Beban Umum dan Administrasi (22,500,000,000) (20,502,854,467) 1,997,145,533 -8.88 Favorable
Jumlah Beban Usaha (32,500,000,000) (29,810,445,519) 2,689,554,481 -8.28 Favorable
Laba Usaha 7,500,000,000 433,852,000 (7,066,148,000) -94.22 Unfavorable
Pendapatan (Beban) Lain-Lain - 721,427,893 721,427,893
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan 7,500,000,000 1,155,279,893 (6,344,720,107) -84.60 Unfavorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Laba/Rugi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2009
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Penjualan :
Penjualan Lokal 53,000,000,000 53,871,716,353 871,716,353 1.64 Favorable
Potongan Penjualan (13,000,000,000) (13,535,644,026) (535,644,026) 4.12 Unfavorable
Retur Penjualan - (1,485,671,025) (1,485,671,025)
Penjualan Lokal Bersih 40,000,000,000 38,850,401,302 (1,149,598,698) -2.87 Unfavorable
Ekspor 60,000,000,000 40,998,643,272 (19,001,356,728) -31.67 Unfavorable
Jumlah Penjualan 100,000,000,000 79,849,044,574 (20,150,955,426) -20.15 Unfavorable
Harga Pokok Penjualan (66,000,000,000) (52,934,823,844) 13,065,176,156 -19.80 Favorable
Laba Kotor 34,000,000,000 26,914,220,730 (7,085,779,270) -20.84 Unfavorable
Beban Usaha :
Beban Penjualan (9,500,000,000) (8,522,464,459) 977,535,541 -10.29 Favorable
Beban Umum dan Administrasi (21,000,000,000) (19,986,452,972) 1,013,547,028 -4.83 Favorable
Jumlah Beban Usaha (30,500,000,000) (28,508,917,431) 1,991,082,569 -6.53 Favorable
Laba Usaha 3,500,000,000 (1,594,696,701) (5,094,696,701) -145.56 Unfavorable
Pendapatan (Beban) Lain-Lain - 1,717,632,985 1,717,632,985
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan 3,500,000,000 122,936,284 (3,377,063,716) -96.49 Unfavorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Laba/Rugi
Anggaran Berbanding Realisasi
Tahun 2010
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Penjualan :
Penjualan Lokal 50,000,000,000 27,033,501,231 (22,966,498,769) -45.93 Unfavorable
Potongan Penjualan (13,000,000,000) (6,529,303,021) 6,470,696,979 -49.77 Favorable
Retur Penjualan - (479,498,532) (479,498,532)
Penjualan Lokal Bersih 37,000,000,000 20,024,699,678 (16,975,300,322) -45.88 Unfavorable
Ekspor 50,000,000,000 33,440,853,452 (16,559,146,548) -33.12 Unfavorable
Jumlah Penjualan 87,000,000,000 53,465,553,130 (33,534,446,870) -38.55 Unfavorable
Harga Pokok Penjualan (56,000,000,000) (37,795,513,637) 18,204,486,363 -32.51 Favorable
Laba Kotor 31,000,000,000 15,670,039,493 (15,329,960,507) -49.45 Unfavorable
Beban Usaha :
Beban Penjualan (9,000,000,000) (5,382,604,524) 3,617,395,476 -40.19 Favorable
Beban Umum dan Administrasi (20,500,000,000) (12,167,100,142) 8,332,899,858 -40.65 Favorable
Jumlah Beban Usaha (29,500,000,000) (17,549,704,666) 11,950,295,334 -40.51 Favorable
Laba Usaha 1,500,000,000 (1,879,665,173) (3,379,665,173) -225.31 Unfavorable
Pendapatan (Beban) Lain-Lain - 1,908,023,509 1,908,023,509
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan 1,500,000,000 28,358,336 (1,471,641,664) -98.11 Unfavorable
Lampiran 10. Perhitungan HPP
PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Tahun 2008
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Pemakaian Bahan 40,600,000,000 33,382,793,954 (7,217,206,046) -17.78 Favorable
Tenaga Kerja Langsung 25,035,000,000 20,585,763,896 (4,449,236,104) -17.77 Favorable
Penyusutan 2,365,000,000 938,255,327 (1,426,744,673) -60.33 Favorable
Beban Pabrikasi 7,000,000,000 5,706,514,017 (1,293,485,983) -18.48 Favorable
Jumlah Beban Produksi 75,000,000,000 60,613,327,194 (14,386,672,806) -19.18 Favorable
Barang Dalam Proses :
Persediaan Awal 12,000,000,000 10,776,863,462 (1,223,136,538) -10.19 Favorable
Persediaan Akhir (15,000,000,000) (12,765,489,785) 2,234,510,215 -14.90 Favorable
Harga Pokok Produksi 72,000,000,000 58,624,700,871 (13,375,299,129) -18.58 Favorable
Barang Jadi :
Persediaan Awal 19,000,000,000 16,230,806,863 (2,769,193,137) -14.57 Favorable
Persediaan Akhir (21,000,000,000) (17,294,384,125) 3,705,615,875 -17.65 Favorable
Harga Pokok Penjualan 70,000,000,000 57,561,123,609 (12,438,876,391) -17.77 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Tahun 2009
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Pemakaian Bahan 41,100,000,000 32,959,691,005 (8,140,308,995) -19.81 Favorable
Tenaga Kerja Langsung 20,560,000,000 16,487,371,024 (4,072,628,976) -19.81 Favorable
Penyusutan 1,140,000,000 741,068,262 (398,931,738) -34.99 Favorable
Beban Pabrikasi 5,500,000,000 4,383,425,753 (1,116,574,247) -20.30 Favorable
Jumlah Beban Produksi 68,300,000,000 54,571,556,044 (13,728,443,956) -20.10 Favorable
Barang Dalam Proses :
Persediaan Awal 15,000,000,000 12,765,489,785 (2,234,510,215) -14.90 Favorable
Persediaan Akhir (16,000,000,000) (13,720,061,131) 2,279,938,869 -14.25 Favorable
Harga Pokok Produksi 67,300,000,000 53,616,984,698 (13,683,015,302) -20.33 Favorable
Barang Jadi :
Persediaan Awal 21,000,000,000 17,294,384,125 (3,705,615,875) -17.65 Favorable
Persediaan Akhir (22,300,000,000) (17,976,544,979) 4,323,455,021 -19.39 Favorable
Harga Pokok Penjualan 66,000,000,000 52,934,823,844 (13,065,176,156) -19.80 Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)


Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Tahun 2010
Keterangan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Selisih (%) F/U
Pemakaian Bahan 36,500,000,000 24,604,202,230 (11,895,797,770) -32.59 Favorable
Tenaga Kerja Langsung 15,800,000,000 10,679,088,244 (5,120,911,756) -32.41 Favorable
Penyusutan 1,120,000,000 586,340,890 (533,659,110) -47.65 Favorable
Beban Pabrikasi 4,580,000,000 3,028,701,984 (1,551,298,016) -33.87 Favorable
Jumlah Beban Produksi 58,000,000,000 38,898,333,348 (19,101,666,652) -32.93 Favorable
Barang Dalam Proses :
Persediaan Awal 16,000,000,000 13,720,061,131 (2,279,938,869) -14.25 Favorable
Persediaan Akhir (17,300,000,000) (13,787,563,881) 3,512,436,119 -20.30 Favorable
Harga Pokok Produksi 56,700,000,000 38,830,830,598 (17,869,169,402) -31.52 Favorable
Barang Jadi :
Persediaan Awal 22,300,000,000 17,976,544,979 (4,323,455,021) -19.39 Favorable
Persediaan Akhir (23,000,000,000) (19,011,861,940) 3,988,138,060 -17.34 Favorable
Harga Pokok Penjualan 56,000,000,000 37,795,513,637 (18,204,486,363) -32.51 Favorable
Lampiran 11. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test)

T-TEST
PAIRS = RealisasiPenjualan2008 WITH AnggaranPenjualan2008 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Error of the lDifference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiPenjualan2008 - - - -
2467458109,3 932611503,
AnggaranPenjualan2008 317065412 545267226 88863598 -3,400 6 ,015
10 958
4,571 6,120 3,023

T-TEST
PAIRS = RealisasiPenjualan2009 WITH AnggaranPenjualan2009 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiPenjualan2009 - - -
3725026303 140792760 566366821,5
AnggaranPenjualan2009 287870791 63237826 -2,045 6 ,087
,892 3,896 28
8,000 57,528

T-TEST
PAIRS = RealisasiPenjualan2010 WITH AnggaranPenjualan2010 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiPenjualan2010 - - - -
4947260615 186988875
AnggaranPenjualan2010 479063526 9366088213, 21518232 -2,562 6 ,043
,450 1,358
7,143 163 1,123
T-TEST
PAIRS = RealisasiProduksiUnit2008 WITH AnggaranProduksiUnit2008 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiProduksiUnit2008 -
-4041,429 3093,918 1169,391 -6902,826 -1180,032 -3,456 6 ,014
AnggaranProduksiUnit2008

T-TEST
PAIRS = RealisasiProduksiUnit2009 WITH AnggaranProduksiUnit2009 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiProduksiUnit2009 -
-3469,286 3457,668 1306,876 -6667,096 -271,476 -2,655 6 ,038
AnggaranProduksiUnit2009

T-TEST
PAIRS = RealisasiProduksiUnit2010 WITH AnggaranProduksiUnit2010 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiProduksiUnit2010 -
-4657,714 5226,102 1975,281 -9491,053 175,624 -2,358 6 ,056
AnggaranProduksiUnit2010
T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaProduksi2008 WITH AnggaranBiayaProduksi2008 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaProduksi2008
- - -
- 531825762, 201011244,
205523897 2547095767, 15633821 -10,224 6 ,000
AnggaranBiayaProduksi200 764 156
2,286 824 76,748
8

T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaProduksi2009 WITH AnggaranBiayaProduksi2009 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaProduksi2009
- - -
- 995643370, 376317821,
196120627 2882022817, 10403897 -5,212 6 ,002
AnggaranBiayaProduksi200 710 915
9,429 670 41,187
9

T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaProduksi2010 WITH AnggaranBiayaProduksi2010 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaProduksi2010
- - -
- 1328058925 501959091,
272880952 3957059172, 15005598 -5,436 6 ,002
AnggaranBiayaProduksi201 ,266 813
1,714 262 71,166
0
T-TEST
PAIRS = RealisasiBahanBakuLangsung2008 WITH
AnggaranBahanBakuLangsung2008 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBahanBakuLan
- - -
gsung2008 - 417300044,0 125820697,
656109640 936455624, 37576365 -5,215 10 ,000
AnggaranBahanBakuLa 51 374
,545 749 6,342
ngsung2008
T-TEST
PAIRS = RealisasiBahanBakuLangsung2009 WITH
AnggaranBahanBakuLangsung2009 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Error of the Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBahanBakuLan
- - -
gsung2009 - 239035172,37 72071816,2
740028090 90061410 579442076, -10,268 10 ,000
AnggaranBahanBakuLa 1 23
,455 4,314 595
ngsung2009
T-TEST
PAIRS = RealisasiBahanBakuLangsung2010 WITH
AnggaranBahanBakuLangsung2010 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Error of the Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBahanBakuLan
- - -
gsung2010 - 540589483,47 162993862,
108143616 14446091 718263204, -6,635 10 ,000
AnggaranBahanBakuLa 5 027
0,909 17,527 291
ngsung2010
T-TEST
PAIRS = RealisasiTenagaKerjaLangsung2008 WITH
AnggaranTenagaKerjaLangsung2008 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Error of the Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiTenagaKerjaLa
- - -
ngsung2008 - 362769917,86 14810019
741539350 1122243031 36083566 -5,007 5 ,004
AnggaranTenagaKerjaL 7 8,801
,667 ,555 9,778
angsung2008
T-TEST
PAIRS = RealisasiTenagaKerjaLangsung2009 WITH
AnggaranTenagaKerjaLangsung2009 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Error of the Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiTenagaKerjaLa
- - -
ngsung2009 - 330630167,01 13497920
678771496 1025746576 33179641 -5,029 5 ,004
AnggaranTenagaKerjaL 2 0,458
,000 ,884 5,116
angsung2009
T-TEST
PAIRS = RealisasiTenagaKerjaLangsung2010 WITH
AnggaranTenagaKerjaLangsung2010 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Error of the Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiTenagaKerjaLa
- - -
ngsung2010 - 511519334,06 20882689
853485292 1390291 316678673,01 -4,087 5 ,009
AnggaranTenagaKerjaL 0 3,669
,667 912,321 3
angsung2010
T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaOverhead2008 WITH AnggaranBiayaOverhead2008 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Error of the Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaOverh
- -
ead2008 - 744935654,60 12775541 5141693
208503402, 468423739, -1,632 33 ,112
AnggaranBiayaOver 6 0,787 5,343
235 814
head2008
T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaOverhead2009 WITH AnggaranBiayaOverhead2009 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaOverh
- - -
ead2009 - 72143772,6 13633891,4
54125213,7 8209964 26150779,1 -3,970 27 ,000
AnggaranBiayaOver 04 97
50 8,381 19
head2009
T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaOverhead2010 WITH AnggaranBiayaOverhead2010 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Error of the Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaOverh
- - -
ead2010 - 17527764,
69498570,8 96003518,864 105346873 33650267, -3,965 29 ,000
AnggaranBiayaOverh 294
67 ,961 772
ead2010
T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaNonmanufaktur2008 WITH AnggaranBiayaNonmanufaktur2008 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaNonmanuf
- -
aktur2008 - 205955785,7 23470840,0 11816950,
34929278,9 8167550 -1,488 76 ,141
AnggaranBiayaNonmanu 07 64 307
74 8,256
faktur2008
T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaNonmanufaktur2009 WITH AnggaranBiayaNonmanufaktur2009 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaNonmanuf
- -
aktur2009 - 170751421,2 18856340,0 13236707,
24281494,7 61799696,6 -1,288 81 ,202
AnggaranBiayaNonmanuf 88 32 129
44 17
aktur2009
T-TEST
PAIRS = RealisasiBiayaNonmanufaktur2010 WITH AnggaranBiayaNonmanufaktur2010 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiBiayaNonmanuf
- - -
aktur2010 - 459869565,6 50477242,5
143256570, 2436718 42841254, -2,838 82 ,006
AnggaranBiayaNonmanu 63 67
289 85,640 938
faktur2010
T-TEST
PAIRS = RealisasiLabaRugi2008 WITH AnggaranLabaRugi2008 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiLabaRugi2008 - -
- -
AnggaranLabaRugi2008 1797635589, 1037865391 1218776
772219019 32566158 -7,440 2 ,018
082 ,261 4554,82
6,000 37,177
3
T-TEST
PAIRS = RealisasiLabaRugi2009 WITH AnggaranLabaRugi2009 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiLabaRugi2009 - -
- -
AnggaranLabaRugi2009 1856037173 107158356 979649
518584656 57519462 -4,839 2 ,040
,129 1,532 8498,51
2,333 6,153
3
T-TEST
PAIRS = RealisasiLabaRugi2010 WITH AnggaranLabaRugi2010 (PAIRED)
/CRITERIA = CI(.95)
/MISSING = ANALYSIS.
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 RealisasiLabaRugi2010 - - -
7511137435 433655722 119316106
AnggaranLabaRugi2010 672708911 25385788 -1,551 2 ,261
,335 0,211 46,589
4,667 875,923

Anda mungkin juga menyukai