Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI HARIS YUFTIKHA HANI

Haris Yuftikha Hani yang kerap dipanggil Ibu Hani


merupakan seorang Guru dalam bidang BK dan juga seorang
Psikolog. Beliau lahir di Brebes pada tanggal 21 Maret 1984.
Ayahnya bernama Dimiyati Mu’arif dan ibunya bernama
Marfuah Handayatun, keduanya merupakan seorang guru. Ibu
Hani merupakan anak sulung dari empat bersaudara dan
merupakan anak perempuan satu – satunya dalam keluarganya.
Ibu hani menikah dengan agus sampurno pada tahun 2007.
Keduanya kemudian dikarunia dua orang anak yaitu Fakhri Al
Abni yang masih duduk di SD kelas 3 dan Alya Mutia yang
masih duduk di Bangku kelas 2. Ibu Hani dididik dengan tegas
oleh ayahnya. Tidak heran jika ia memiliki sikap yang disiplin
dan tegas.
Jenjang Pendidikan Ibu Hani dimulai dari TK Pembina di Kluwut, SD Negeri Kluwut 02,
Lalu SMP N 02 Bulakamba , kemudian melanjutkan pendidikan SMA nya di solo tepatnya di
SMA MTA Surakarta. Dan beliau kuliah di S1 UNNES dalam bidang Psikolog dan di UPS
Tegal S1 dalam bidang kependidikan BK.
Ketika masih di Bangku SMP, Ibu Hani selalu membantu ibunya untuk berbelanja di pasar
dan kerap kali ia hampir terlambat untuk memasuki sekolah. Meskipun demikian ia tidak
pernah mengeluh. Dan pada saat ia lulus SMP, ia dikirim ke Solo. Disana ia benar – benar
harus menjalani kehidupannya sendiri tanpa adanya kerabat, ia pulang 3 bulan sekali dan ia
pun pernah berjualan baju renang yang ia beli di pasar klewer yang kemudian ia jahit kembali
untuk bisa mencukupi kebutuhannya disana, karena ia butuh biaya yang cukup besar untuk
masuk di MTA Surakarta dan semua biaya keperluan sekolah ia bayar sendiri
Sewaktu kuliah, karena Ibu Hani sudah terbiasa hidup mandiri sejak kecil. Ia bersekolah
sambil bekerja paruh waktu dilembaga psikologi membantu tester – tester yang sedang
melakukan pengujian.
Ia juga membantu proyek dosen dan juga berjualan buku untuk membayar kebutuhan
kuliahnya.
Sebelumnya beliau tidak bercita – cita menjadi seorang guru melainkan menjadi seorang
Psikolog karena orang tuanya menginginkan ia menjadi seorang Psikolog dan berawal pula
dari ketertarikanya. Yang mempelajari tingkah laku manusia dan saat itu pula ada kesempatan
masuk perguruan tinggi tanpa tes bidang psikolog di UNNES dan beliau lolos. Namun sempat
beliau tinggal di Jambi dan bekerja di salah satu Rumah Sakit daerah Daud Arif Tungkal di
Jambi pada pengembangan PSDM Rumah Sakit, waktu itu suaminya menginginkan agar
beliau membuka praktek Psikologi namun untuk Lulusan S1 tidak bisa, untuk membuka
praktek harus lulus S2 (Profesi) terlebih dahulu, saat itu ia pulang dan ternyata sudah
martikulasi program Program S2 Semarang dank arena beliau pulang untuk kuliah, ia
memutuskan untuk mengambil jurusan BK yang disarankan oleh orang tua dan suaminya dan
karena ada ketersambungan pula antara psikolog dan Bk yang sama – sama mempelajari
tingkah laku manusia kalau BK dan bidang pendidikannya.
Saat lulus (Hanya 62 SKS kurang lebih 2 Tahunan) karena dikonfersi da nada pembukaan
CPNS di jambi dan di Brebes dan dua – duanya lolos. Di Jambi S1 Psikologi PNS nya di
BKD dan kalau di Brebes sebagai guru BK di SMA beliau lebih memilih menjadi guru
karena tempat kerjanya dekat dengan kediamannya dan pulangnya pun tidak terlalu sore
seperti di BKD.
Saat pertama kali menjadi guru ada tantangan yang cukup berat karena untuk pertama kalinya
ia menjadi guru BK di kelas II sebab tidak semudah apa yang dilakukannya ditirukan oleh
anak didiknya, beliau juga harus bisa menjadi Suri tauladan bagi anak didiknya. Beliau salalu
berpegang pada satu kata motivasi yaitu “Jangan kau berjalan di depanku karena kau bukan
pemimpinku, dan janganlah kau berjalan di belakangku karena kau bukanlah pengikutku,
berjalanlah disampingku karena kau sahabatku”.
Beliau pun berpesan jika pendidikan karakter anak haruslah dimulai dari lingkungan keluarga
yang diimbangi dengan pendidikan disekolah karena untuk sekarang banyak sekali dedikasi
moral pada anak.
Keterangan :
Nama : Dina Fitriyah
Kelas : X MIPA 2
Mapel : Bhs. Indonesia
Sekolah : SMA Negeri 1 Bulakamba

Anda mungkin juga menyukai