Analisis-Real 2 PDF
Analisis-Real 2 PDF
A Lecture Note
Acknowledgement of Sources
For all ideas taken from other sources (books, articles, internet), the source of
the ideas is mentioned in the main text and fully referenced at the end of the
report.
All material which is quoted essentially word-for-word from other sources
is given in quotation marks and referenced.
Pictures and diagrams copied from the internet or other sources are labelled
with a reference to the web page or book, article etc.
Signed . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Date . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2
BAB 1
BARISAN
Dengan kata lain, barisan dalam R adalah suatu fungsi yang menghubungkan
setiap bilangan asli n = {1, 2, 3, ...} dengan tepat satu bilangan real. Bilangan
real yang terkait disebut elemen dari barisan atau nilai dari barisan. Elemen
- elemen dalam barisan X biasanya dinyatakan dengan notasi Xn , dengan de-
ngan n = {1, 2, 3, ...}. Jadi, jika X : N → R adalah suatu barisan, maka
elemen - elemen dalam X dinyatakan secara terurut oleh Xn . Barisan X bisa
ditulis dengan notasi (Xn ) atau (Xn : n ∈ N).
Kita harus dapat membedakan antara barisan X = (Xn : n ∈ N) yang
anggotanya dinyatakan dalam bentuk urutan, dengan himpunan {Xn : n ∈ N}
yang menuliskan anggotanya tidak berdasarkan urutan. Contoh: Barisan X =
((−1)n : n ∈ N) menunjukkan kumpulan bilangan antara 1 dan -1 yang dapat
juga dinyatakan dengan (-1,1,-1,1,-1,1,...), adapun {(−1)n : n ∈ N} = {−1, 1}.
Mendenisikan suatu barisan bisa dilakukan dengan menuliskan secara
terurut anggota dari barisan tersebut. Misalnya, X = (2, 4, 6, 8, ...) menun-
jukkan barisan bilangan asli genap. Barisan tersebut dapat juga dinyatakan
dengan notasi X = (2n : n ∈ N, atau dalam denisi rekursif x1 = 2,
xn+1 = xn + 2, (n ≥ 1).
3
Bab 1. Barisan 4
Denisi 1.1.2. Jika X = (xn ) dan Y = (yn ) adalah barisan - barisan bilangan
real, maka didenisikan:
Limit Barisan
Denisi 1.1.3. Apabila X = (xn ) merupakan barisan bilangan real, maka
bilangan real x disebut limit dari (xn ) jika untuk setiap ε > 0, ada bilangan
4
Bab 1. Barisan 5
asli K(ε), sedemikian hingga untuk setiap n ≥ k(ε), maka xn anggota dari
Vε (x).
Ketunggalan Limit
Teorema 1.1.1. Barisan bilangan real memiliki paling banyak sebuah limit
Bukti : Andaikan X mempunyai lebih dari satu nilai limit, misalkan x1 dan
x2 , dengan x1 6= x2 . Pilih ε > 0 sedemikian hingga persekitaran-ε: Vε (x1 )
dan Vε (x2 ) saling asing (misalkan ambil ε < 21 |x1 − x2 |). Ambil K1 dan K2
bilangan - bilangan asli sedemikian hingga jika n > K1 maka xn ∈ Vε (x1 );
dan jika n > K2 , maka xn ∈ Vε (x2 ). Dengan demikian xn ∈ Vε (x1 ) ∩ Vε (x2 ),
hal ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa Vε (x1 ) dan Vε (x2 ) saling asing.
Kontradiksi terjadi disebabkan pengandaian x1 6= x2 . Jadi, kesimpulannya
x1 = x2 .
(a) X kovergen ke x
(b) Untuk setiap persekitaran-ε Vε (x), ada bilangan asli K(ε), sedemikian
hingga ∀n ≥ K(ε), maka xn ∈ Vε (x)
5
Bab 1. Barisan 6
Bukti : (a) dan (b) merupakan denisi dari limit barisan sedangkan (b), (c),
dan d ekivalen karena memenuhi:
Contoh 1.1.3.
Tunjukkan bahwa lim( n1 )=0
Jawab : Untuk membuktikan bahwa lim( n1 )=0, maka harus dibuktikan bahwa
untuk setiap ε > 0, ada bilangan asli K(ε), sedemikian hingga untuk setiap
n ≥ k(ε), maka | n1 − 0| < ε.
1
Misalkan diberikan sebarang ε > 0, maka ε
> 0. Menurut sifat Archimedes
6
Bab 1. Barisan 7
1
(jika t > 0, ada nt ∈ N sedemikian hingga 0 < nt
< t), ada bilangan asli
1
K = K(ε) sedemikian hingga K
< ε. Maka, jika n ≥ K , akan diperoleh
1 1
n
≤ K
< ε. Akibatnya, jika n ≥ K , maka
1 1
| − 0| = < ε
n n
1 1
2
≤
n n
1
Selanjutnya, pilihlah K sedemikian hingga untuk sebarang ε > 0 ada K
< ε,
1 1
seperti di atas. Maka, jika n ≥ K , akan diperoleh n
≤ K
< ε. Akibatnya, jika
n ≥ K , maka
1 1
2
≤ <ε
n n
3n + 2 3n + 2 − 3n − 3 −1 1 1
| − 3| = | |=| |= <
n+1 n+1 n+1 n+1 n
1
Selanjutnya, pilihlah K sedemikian hingga untuk sebarang ε > 0 ada K
< ε,
1 1
seperti di atas. Maka, jika n ≥ K , akan diperoleh n
≤ K
< ε. Akibatnya, jika
n ≥ K , maka
3n + 2 3n + 2 − 3n − 3 −1 1 1
| − 3| = | |=| |= < <ε
n+1 n+1 n+1 n+1 n
7
Bab 1. Barisan 8
3n + 2 3n + 2 − 3n + 3 5 5
| − 3| = | |=| |= untuk n > 1
n−1 n−1 n−1 n−1
1
Bila diberikan sebarang ε > 0, maka terdapat K ∈ N, K > 1, sehingga K−1
<
ε
5
. Akibatnya, untuk semua n ≥ K > 1 dipenuhi
3n + 2 3n + 2 − 3n + 3 5 5 5 ε
| − 3| = | |=| |= ≤ <5 =ε
n−1 n−1 n−1 n−1 K −1 5
|xn − 0| = |2 − 0| = 2 > 1
Ekor Barisan
Perlu dimengerti bahwa kekonvergenan (atau kedivergenan) suatu barisan ber-
gantung hanya pada perilaku suku - suku terakhirnya. Artinya, bila kita hi-
langkan m suku pertama suatu barisan yang menghasilkan Xm konvergen jika
dan hanya jika barisan asalnya juga konvergen, dalam hal ini limitnya sama.
Denisi 1.1.4. Bila X = (x1 , x2 , x3 , ..., xn , ...) suatu barisan bilangan real dan
m adalah bilangan asli tertentu maka ekor ke-m dari X adalah suatu barisan
Sebagai contoh, ekor ke-3 dari barisan X = (2, 4, 6, 8, 10, ..., 2n, ...) adalah
barisan X3 =(8,10,12,...,2n + 6,...)
8
Bab 1. Barisan 9
Bukti : Untuk sebarang ε > 0, karena lim (an ) = 0, maka ada bilangan asli
KA ( Cε ) sedemikian hingga jika n ≥ KA ( Cε ), maka |an | = |an − 0| < Cε . Oleh
karena itu, jika n ≥ KA ( Cε ) dan n ≥ m, maka |xn − x| ≤ C|an | < C( Cε ) = ε.
Jadi, x = lim (xn ).
Contoh 1.1.9. Tunjukkan bahwa jika 0 < b < 1 maka lim (bn ) = 0
1
Jawab : Karena 0 < b < 1 maka dapat ditulis: b = 1+a
yang ekivalen dengan
9
Bab 1. Barisan 10
1 1 1
0 < bn = n
≤ <
(1 + a) 1 + na na
LATIHAN
1. Tuliskan lima suku pertama dari barisan - barisan yang memiliki denisi
rekursif berikut:
2. Tunjukkan bahwa:
3. Buktikan bahwa lim (xn ) = 0 jika dan hanya jika lim (|xn |) = 0
Barisan X = (xn ) terbatas jika dan hanya jika himpunan {xn : n ∈ N} dari
suku - sukunya terbatas di R.
10
Bab 1. Barisan 11
Contoh 1.2.2. Barisan (xn ) dikatakan tidak terbatas jika untuk setiap bila-
ngan real K terdapat suku xm sehingga |xm | > K . Barisan (2n : n ∈ N) tidak
terbatas sebab setiap bilangan real K selalu dapat ditemukan bilangan asli m
sehingga 2m > K . Dalam hal ini cukup diambil m bilangan asli pertama yang
K
lebih besar dari 2
, atau m = d K2 e .
Teorema 1.2.1. Jika barisan bilangan real (xn ) konvergen maka ia terbatas
Karena ||xn |−|x|| ≤ |xn −x| < 1 maka berdasarkan sifat nilai mutlak diperoleh
Jika kita tetapkan tetapkan bahwa M = sup{|x1 |, |x2 |,. . . , |xk−1 |, |x|+1} maka
akan diperoleh |xn | ≤ M, ∀n ∈ N.
Teorema di atas menjelaskan bahwa, suatu barisan yang konvergen pasti
terbatas. Kontraposisi dari teorema ini adalah jika suatu barisan bilangan real
tidak terbatas maka barisan tersebut divergen. Dengan kata lain, teorema ini
dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan bahwa suatu barisan divergen
dengan syarat barisan tersebut tidak terbatas. Sedangkan jika suatu barisan
tidak terbatas, kita masih belum bisa menjustikasi bahwa barisan tersebut
konvergen. Berikut contoh untuk mengilustrasikan teorema ini.
11
Bab 1. Barisan 12
Bilangan n ≥ K1 dapat berupa bilangan asli genap atau ganjil. Jika n bilangan
asli ganjil dengan n ≥ K1 , maka | − 1 − a| < 1, sehingga −2 < a < 0
(mengapa?). Sebaliknya jika n bilangan asli genap, dengan n ≥ K1 , maka
|1 − a| < 1, sehingga 0 < a < 2. Karena suatu bilangan a tidak mungkin
memenuhi kedua pertidaksamaan tersebut, maka pengandaian tersebut tidak
benar. Jadi, X barisan divergen.
Teorema 1.2.2.
Bukti :
12
Bab 1. Barisan 13
2. Perhatikan bahwa
xn x xn z − xzn
| − |=| |
zn z zn z
1
= |xn z − xzn |
|zn ||z|
1
= |xn z − xn zn + xn zn − xz n|
|zn ||z|
1
= |xn (z − zn ) + zn (xn − x)|
|zn ||z|
|xn | 1
≤ |zn − z| + |xn − x|
|zn ||z| |z|
xn
Selanjutnya, kita perlu memberikan batas untuk suku |zn ||z|
. Karena (xn )
konvergen maka ia terbatas yaitu ada M > 0 sehingga |xn | ≤ M untuk
setiap n ∈ N. Karena lim(zn ) = z maka jika diberikan ε = 12 |z|, akan ada
K1 ∈ N sedemikan hingga |zn − z| < 21 | untuk setiap n ≥ K1 . Karena
13
Bab 1. Barisan 14
1 3 1
||zn | − |z|| ≤ |zn − z| ⇔ |z| < |zn | < |z| ⇒ |zn | > |z|
2 2 2
1 2
untuk setiap n ≥ K1 . Jadi berlaku, < |zn | |z|
untuk setiap n ≥ K1 .
Dengan demikian kita mempunyai estimasi
xn x |xn | 1 2M 1
| − |≤ |zn − z| + |xn − x| < 2 ||zn − z| + |xn − x|
zn z |zn ||z| |z| |z| |z|
(1.1)
xn x |xn | 1
| − |≤ |zn − z| + |xn − x|
zn z |zn ||z| |z|
2M 1
< 2 ||zn − z| + |xn − x|
|z| |z|
ε ε
= + =ε
2 2
untuk setiap n ≥ K
Sifat perkalian limit dua barisan dapat dikembangkan untuk perkalian se-
banyak berhingga barisan, yaitu jika (an ), (bn ),...,(zn ) barisan-barisan konver-
gen maka berlaku
14
Bab 1. Barisan 15
2n + 1 2n 1 1
= + =2+
n n n n
15
Bab 1. Barisan 16
Bukti : Andaikan w = lim (xn ) = lim (zn ). Untuk sembarang ε > 0 ada K ∈ N
sedemikian hingga jika n ≥ K , maka |xn − w| < ε dan |zn − w| < ε. Karena
xn ≤ yn ≤ zn , ∀n ∈ N, maka xn − w ≤ yn − w ≤ zn − w, ∀n ∈ N. Hal ini
mengakibatan −ε < yn − w < ε (mengapa?), untuk semua n ≥ K . Karena
pengambilan ε > 0 sembarang, maka dapat disimpulkan bahwa lim (yn ) = w.
− n1 ≤ sin n
n
≤ 1
n
untuk setiap n ∈ N
Bukti : Apabila x = lim (xn ) ≥ 0 maka terdapat dua kasus: (1) x = 0 dan (2)
x>0
16
Bab 1. Barisan 17
√
2. Jika x > 0, maka xn > 0. Sehingga
√ √ √ √
√ √ ( xn − x)( xn + x) xn − x
xn − x= √ √ =√ √
xn + x xn + x
√ √ √
Karena xn + x≥ x > 0, maka √ 1 √ ≤ √1 . ini mengakibatkan
xn + x x
√ √ 1
| xn − x| ≤ ( √ )|xn − x|
x
Teorema 1.2.9. Apabila (xn ) merupakan barisan bilangan real positif sede-
mikian hingga L = lim ( xxn+1
n
) ada. Jika L < 1, maka (xn ) konvergen dan lim
(xn ) = 0
Bukti : Karena (xn ) merupakan barisan bilangan real positif maka L ≥ 0 (Teo-
rema 1.2.3). Selanjutnya ambil bilangan real r sedemiian hingga L < r < 1,
dan ambil ε = r − L > 0. Menurut Teorema 1.1.2 akan ada K ∈ N sedemikian
hingga
| xxn+1
n
− L| < ε untuk setiap n ≥ K
xn+1
Oleh karena itu, jika n ≥ K maka xn
< L + ε = L + (r − L) = r. Dengan
demikian, jika n ≥ K akan diperoleh:
LATIHAN
1. Jika X dan Y adalah barisan - barisan bilangan real sedemikian hingga
X dan X + Y konvergen, tunjukan bahwa Y konvergen!
17
Bab 1. Barisan 18
(a) ((2 + n1 )2 )
√
(b) ( √n−1
n+1
)
√ √ √
4. yn = n+1− n untuk n ∈ N. Tunjukkan bahwa (yn ) dan ( nyn )
konvergen!
5. Apabila 0 < a < 1 dan b > 1, Gunakan Teorema 1.2.9 untuk menunjuk-
kan kekonvergenan barisan - barisan berikut:
(a) (an )
n
(b) ( 2bn )
18
Bab 1. Barisan 19
Denisi 1.3.1. Suatu barisan (xn ) dikatakan monoton jika barisan tersebut
naik saja atau turun saja. Dikatakan naik jika
x∗ = sup{xn : n ∈ N}
19
Bab 1. Barisan 20
Selanjutnya akan diselidiki apakah barisan ini terbatas atau tidak. Untuk
melihat pola barisan ini secara numerik , kita perhatikan suku ke n
xn = 1 + 12 + 13 + . . . + 1
n
Terlihat bahwa kenaikannya sangat lambat sehingga berdasarkan data ini seolah-
olahsuku-suku barisan ini akan menuju bilangan tertentu atau konvergen. Un-
tuk suatu n, jika diambil suku ke-2n , yaitu x2n , maka untuk n = 1, x21 = 1+ 12 .
20
Bab 1. Barisan 21
1 1 1 1
x2n = 1 + + ( + ) + ... + n)
2 3 4 2
1 1 1 1 1 1
=1+ +( 1 + 2 ) + . . . + ( n−1 + n−1 + ... + n)
|2 2 +1 2 2 {z + 1 2 +2 2 }
sebanyak n partisi
1 1 1 1 1 1
>1+ + ( + ) + ... + ( n + n + ... + n)
2 4 4 2 2 2
1 1 1 1 n
= 1 + + + + ... + = 1 +
2 2 2 2 2
Jadi selalu ada suku pada barisan ini yang lebih besar dari bilangan real mana-
pun sehingga barisan ini tidak terbatas dan disimpulkan barisan ini divergen.
Sebagai ilustrasi diberikan bilangan real M = 5001. Maka kita dapat mene-
mukan suku yang lebih besar dari 5001, yaitu suku ke-210000 . Silahkan dicek!
Contoh 1.3.4. Misalkan (xn ) barisan yang didenisikan secara rekursif seba-
gai berikut:
(
x1 = 1
√
xn+1 = 2xn , untuk n ≥ 1
Selidikilah kekonvergenan barisan ini dan jika konvergen tentukan nilai limit-
nya!
√ √ √ p √
Jawab : Perhatikan bahwa, x1 = 1, x2 = 2x1 = r 2, x3 = 2x2 = 2 2,
q p q p
√ √ √
x4 = 2x3 = 2 2 2 dan untuk n → ∞, xn = 2 2 2 2 . . . = 2. Jadi
1 ≤ x1 ≤ x2 ≤ x3 ≤ x4 ≤ 2. Secara intuitif, barisan ini monoton naik dan
terbatas diatas oleh 2. Untuk menunjukkan klaim ini benar, kita akan mem-
buktikannya menggunakan prinsip induksi matematika, yaitu menunjukkan
bahwa berlaku
1 ≤ xn ≤ xn+1 ≤ 2
21
Bab 1. Barisan 22
1 ≤ xk ≤ xk+1 ≤ 2
⇔ 2 ≤ 2xk ≤ 2xk+1 ≤ 4
√ √ p
⇔ 1 < 2 ≤ xk+1 = 2xk ≤ 2xk+1 = xk+2 ≤ 2
Jadi berlaku
Dengan demikian terbukti bahwa barisan ini monoton naik dan terbatas. Ber-
dasarkan Teorema 1.3.1 barisan ini konvergen. Selanjutnya kita akan mencari
nilai limitnya. Bila supremum himpunan {xn } mudah dicari maka limitnya
langsung didapat, yaitu lim (xn ) = sup {xn }. Berdasarkan hasil perhitungan
numeris 10 suku pertama barisan ini adalah
x2 = 2x ⇒ x(x − 2) = 0 ⇒ x = 0 atau x = 2
22
Bab 1. Barisan 23
1 1 1 1 2
en+1 = 1 + 1 + (1 − ) + (1 − )(1 − )
2! n+1 3! n+1 n+1
1 1 2 n−1
+ . . . + (1 − )(1 − ) . . . (1 − )
n! n+1 n+1 n+1
1 1 2 n
+ (1 − )(1 − ) . . . (1 − )
(n + 1)! n+1 n+1 n+1
1 1 1
2 < en < 1 + 1 + + 2 + . . . + n−1
2 2 2
23
Bab 1. Barisan 24
n
Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri (sn = a( 1−r
1−r
)) kita dap-
atkan
1 1 1 1
+ 2 + . . . + n−1 = 1 − n−1 < 1
2 2 2 2
LATIHAN
1. Misalkan x1 = 8 dan xn+1 = 12 xn + 2 untuk n ∈ N. Tunjukkan bahwa
(xn ) terbatas dan monoton serta tentukan nilai limitnya!
24
Bab 1. Barisan 25
(xn ) konvergen. [lim (sn ) disebut limit superior dari (xn ) dan lim (tn )
disebut limit inferior dari (xn )]
1
1 1
8. Jika yn = + n+2
n+1
+ . . . + 2n untuk semua n ∈ N, tentukan apakah
barisan (yn ) konvergen atau divergen!
1
9. Misalkan xn = + 212 +. . .+ n12 untuk semua n ∈ N,buktikan bahwa (xn )
12
tak turun dan terbatas (catatan: bila k ≥ 2, maka k12 ≤ k(k−1)
1 1
= k−1 − k1 )
(a) X ∗ = ( 12 , 14 , . . . , 2n
1
, . . .)
(a) Y ∗ = (1, 13 , 21 , 14 , 13 , . . .)
(b) Y ∗∗ = ( 12 , 12 , 31 , 13 , . . .)
25
Bab 1. Barisan 26
Karena (xn ) barisan turun dan terbatas dibawah oleh 0, maka haruslah x =
0 = lim (xn ).
Contoh 1.4.3. Tunjukkan bahwa lim (c n ) = 1 untuk c > 1
1
1
Jawab : Misalkan zn = c n . Karena c > 1 maka cn+1 > cn , sehingga diperoleh
1 1
cn+1 > cn ⇔ (cn+1 ) n(n+1) > (cn ) n(n+1)
1 1
⇔ c n = zn > c n+1 = zn+1
n+1
⇔c n >c
1
⇔c >1n
26
Bab 1. Barisan 27
1 1 1 1
z2n = c 2n = (c n ) 2 = (zn ) 2
1 1
z = lim (z2n = (lim (zn )) 2 = z 2
lim X ∗ =1 6= -1 = lim X ∗∗
maka barisan ((−1)n ) divergen, hasil yang sama seperti contoh sebelumnya.
27
Bab 1. Barisan 28
Bukti : Untuk membuktikan teorema ini, pertama kita denisikan bahwa suku
ke-m xm dikatakan puncak jika xm ≥ xn untuk semua n ≥ m. Sebagai
catatan, pada barisan turun tegas, setiap suku adalah sebuah puncak sedang-
kan pada barisan naik tegas, tidak ada suku barisan yang menjadi puncak.
Selanjutnya kita akan mempertimbangkan dua kasus.
Kasus 1. X mempunyai sejumlah tak hingga puncak. Dalam kasus ini, kita
akan mengurutkan puncak - puncak tersebut dengan indeks naik. jadi, kita
mempunyai puncak - puncak xm1 , xm2 , . . . , xmk , . . . dengan m1 < m2 < . . . <
mk < . . .. karena masing - masing suku tersebut puncak, kita mempunyai
xm1 ≥ xm2 ≥ . . . ≥ xmk ≥ . . .. Karenanya, subbarisan (xmk ) merupakan sub-
barisan tak naik dari X .
Kasus 2. X mempunyai sejumlah hingga (mungkin nol) puncak. Jika kita
mengurutkan puncak - puncak tersebut dengan indeks naik: xm1 , xm2 , . . . , xmr .
Misalkan s1 = mr + 1 adalah indeks pertama setelah puncak terakhir. Karena
xs1 bukan puncak maka terdapat s2 > s1 sedemikian hingga xs2 > xs1 . Karena
xs2 juga bukan puncak maka terdapat s3 > s2 sedemikian hingga xs3 > xs2 .
Jika kita meneruskan proses ini, kita peroleh subbarisan tak turun (xsn ) dari
X.
28
Bab 1. Barisan 29
LATIHAN
1. Berikan cotoh barisan tak terbatas yang mempunyai subbarisan konver-
gen
2. Gunakan metode pada Contoh 1.4.3 untuk menunjukkan bahwa jika 0 <
1
c < 1 maka lim (c n )=1
29
Bab 1. Barisan 30
konvergen jika dan hanya jika X dan Y konvergen dan lim X = lim Y .
7. Tunjukkan bahwa jika (xn ) tak terbatas, maka terdapat subbarisan (xnk )
sedemikian hingga lim ( xn1 ) = 0
k
9. Berikan contoh bahwa Teorema 1.4.4 gagal jika hipotesis terbatas dihi-
langkan!
Bukti : Jika diberikan ε > 0, kita dapat memilih bilangan asli K = K(ε)
sedemikian hingga K > 2ε . Selanjutnya, jika m, n ≥ K kita peroleh n1 ≤
30
Bab 1. Barisan 31
1
K
< 2ε dan dan dengan cara yang sama didapat 1
m
< 2ε . Oleh karenanya, jika
m, n ≥ K maka
1 1 1 1 ε ε
| − |≤ + < + =ε
n m n m 2 2
Karena ε > 0 yang diberikan adalah sembarang, maka dapat kita simpulkan
bahwa ( n1 ) merupakan barisan Cauchy.
Akan kita lihat bahwa barisan Cauchy merupakan barisan yang konvergen.
Untuk membuktikannya, kita akan tunjukkan terlebih dahulu bahwa barisan
konvergen merupakan barisan Cauchy.
|xn − xm | = |(xn − x) + (x − xm )|
ε ε
≤ |xn − x| + |xm − x| < + =ε
2 2
31
Bab 1. Barisan 32
ε
|xn − xm | <
2
ε
|xnk − x∗ | <
2
32
Bab 1. Barisan 33
ε ε
|xn − xm | < 2
dan |xnk − x∗ | < 2
untuk setiap n, m, nk ≥ K
|xn − x∗ | = |xn − xK + xK − x∗ |
ε ε
≤ |xn − xK | + |xK − x∗ | < + =ε
2 2
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa (xn ) konvergen ke x∗ . Ini meng-
akhiri pembuktian teorema kriteria konvergensi Cauchy.
Tidak ada indikasi barisan ini monoton sehingga teorema konvergensi monoton
tidak dapat digunakan. Perhatikan bahwa
1
|xn − xn+1 | = |xn − ( (xn + xn−1 ))|
2
1
= |xn − xn−1 |
2
1
= |xn−1 − xn |
2
1 1
= 2 |xn−1 − xn−2 | = 2 |xn−2 − xn−1 |
2 2
..
.
1 1
= |x2 − x1 | =
2n−1 2n−1
33
Bab 1. Barisan 34
Diambil K bilangan asli terkecil yang lebih besar dari (2 −2 log ε), maka
Terbukti barisan ini konvergen. Selanjutnya, limit barisan tidak dapat diper-
oleh dengan menggunakan sifat ekor barisan karena akan menghasilkan relasi
x = 12 (x + x). Relasi ini selalu benar tetapi tidak memberikan informasi
apapun.
Selanjutnya akan digunakan teorema konvergensi barisan bagian. Ambil
suku - suku ganjil (x2n+1 : n ∈ N). Untuk n = 1 diperoleh x3 = 1 + 21 .
1
Karena x4 = 2
+ 32 ) = (1 + 12 + 14 ), maka untuk n = 2 diperoleh x5 =
(2
1
2
(x3 + x4 ) = 1 + 12 + 213 . Karena x6 = 1 + 21 + 213 + 214 , maka untuk n = 3
1
diperoleh x7 = 1 + + 213 + 215 . Secara umum, dengan menggunakan induksi
2
matematika dapat dibuktikan bahwa setiap bilangan asli n berlaku
1 1 1 1
x2n+1 = 1 + + 3 + 5 + . . . + 2n−1
|2 2 2 {z 2 }
deret geometri n suku
1
2
(1 − ( 14 )n )
=1+ 3
4
n
2 1
= 1 + (1 − ( ))
3 4
2 1n 2 5
lim(xn ) = lim(x2n+1 ) = lim(1 + (1 − ( ))) = 1 + =
3 4 3 3
Satu lagi kriteria kekonvergenan barisan bilangan real yang diberikan pada
penghujung bab ini yaitu barisan kontraksi.
34
Bab 1. Barisan 35
Denisi 1.5.2. Barisan bilangan real X = (xn ) dikatakan kontraksi jika ada
bilangan real C dengan 0 < C < 1 sehingga
untuk setiap bilangan asli n. Kita sebut saja bilangan C sebagai kontrak-
tornya.
1 − C m−n
= C n−1 ( )|x2 − x1 |
1−C
1
≤ C n−1 ( )|x2 − x1 | → 0
1−C
35
Bab 1. Barisan 36
Sebab 0 < C < 1. Jadi, disimpulkan bahwa (xn ) barisan Cauchy, dan oleh
karenanya ia konvergen.
Bukti : Berdasarkan pembuktian pada Teorema 1.5.2, jika m > n maka |xn −
n−1
xm | = |xm −xn | ≤ C1−C |x2 −x1 |. Jika diberikan m → ∞, maka pertidaksamaan
(i) terpenuhi.
Untuk menunjukkan pertidaksamaan (ii), perhatikan kembali pembuktian
pada Teorema 1.5.2. Jika diberikan m > n, maka
1
|xn − xm | = |xm − xn | ≤ C n−1 ( )|x2 − x1 |
1−C
1 1
=( )C n−1 |x2 − x1 | = ( )|xn − xn−1 |
1−C 1−C
Bukti : Pada Contoh 1.5.3, kita telah menunjukkan bahwa barisan ini meru-
pakan barisan Cauchy. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa barisan ini
juga merupakan barisan kontraksi. Perhatikan bahwa
1
|xn+2 − xn+1 | = | (xn + xn+1 ) − xn+1 |
2
1 1
= | xn − xn+1 |
2 2
1
= |xn+1 − xn |
2
1 1
Karena ada C = 2
sedemikian hingga |xn+2 − xn+1 | = |x
2 n+1
− xn |, maka
X = (xn ) merupakan barisan kontraksi
36
Bab 1. Barisan 37
Bukti : Pertama kita akan menunjukkan bahwa (xn ) merupakan barisan kon-
traktif. Karena x1 = 2 dan xn+1 = 2 + x1n maka dapat jelas bahwa xn > 0
1
sehingga xn = 2 + xn−1 > 2 ini ekivalen dengan x1n < 12 untuk setiap n ≥ 1.
Oleh karenanya, kita dapatkan
1 1
|xn+2 − xn+1 | = | − |
xn+1 xn
xn − xn+1
=| |
xnxn+1
1 1
≤ |xn − xn+1 | = |xn+1 − xn |
4 4
Jadi, (xn ) merupakan barisan kontraksi dan oleh karenanya ia konvergen. Un-
tuk mencari nilai limitnya, kita bisa menggunakan teorema ekor barisan. Mi-
salkan x = lim X maka x = 2 + x1 . Ini sama saja dengan mencari akar
√
persamaan x2 − 2x − 1 = 0 yaitu x1,2 = 1 ± 2. Karena xn > 0, ∀n ∈ N maka
√
dapat disimpulkan bahwa limit (xn ) = 1 + 2
Contoh 1.5.6. Misalkan x1 suatu bilangan real dengan 0 < x1 < 1. Dideni-
sikan
1
xn+1 = (x3n + 2), n ≥ 1
7
1 1
|xn+2 − xn+1 | = | (x3n+1 + 2) − (x3n + 2)|
7 7
1 3 1
= |xn+1 − x3n | = |(x2n+1 + xn+1 xn + x2n )(xn+1 − xn )|
7 7
3
≤ (xn+1 − xn )
7
3
Karena C = < 1 maka disimpulkan ia merupakan barisan kontraksi, jadi
7
konvergen. Karena konvergen, pertanyaan selanjutnya adalah berapa limit-
37
Bab 1. Barisan 38
x3 − 7x + 2 = 0
3 n−1
∗ 7
|x − xn | ≤ · 0, 2
1 − 73
n−1
3 7 2
= n−1
· ·
7 4 10
3n−1
= n−2
7 · 20
35 243
4
= ≈ 0.0051
(7 · 20) 48.020
LATIHAN
1. Berikan sebuah contoh barisan terbatas yang bukan merupakan barisan
Cauchy !
38
Bab 1. Barisan 39
(a) ( n+1
n
)
1 1
(b) (1 + 2!
+ ... + n!
)
(a) ((−1)n ),
(−1)n
(b) (n + n
),
(c) (ln n)
4. Tunjukkan secara langsung menurut denisi bahwa jika (xn ) dan (yn )
merupakan barisan Cauchy maka (xn + yn ) dan (xn yn ) juga merupakan
barisan Cauchy
√
5. Jika xn = n, tunjukkan bahwa (xn ) memenuhi lim |xn+1 − xn | = 0
tetapi bukan merupakan barisan Cauchy
10. Jika x1 > 0 dan xn+1 = (2 + xn )−1 untuk n ≥ 1, tunjukkan bahwa (xn )
merupakan barisan kontraksi dan tentukan nilai limitnya!
39
Bab 1. Barisan 40
(i) Kita katakan bahwa (xn ) menuju ke +∞ dan ditulis lim (xn ) = +∞
jika untuk setiap α ∈ R terdapat bilangan asli K(α) sedemikian hingga
untuk n ≥ K(α) maka xn > α
(ii) Kita katakan bahwa (xn ) menuju ke −∞ dan ditulis lim (xn ) = −∞
jika untuk setiap β ∈ R terdapat bilangan asli K(β) sedemikian hingga
untuk n ≥ K(β) maka xn < β
Solusi :
40