Anda di halaman 1dari 40

CATATAN KULIAH

ANALISIS REAL LANJUT

May 26, 2013

A Lecture Note
Acknowledgement of Sources
For all ideas taken from other sources (books, articles, internet), the source of
the ideas is mentioned in the main text and fully referenced at the end of the
report.
All material which is quoted essentially word-for-word from other sources
is given in quotation marks and referenced.
Pictures and diagrams copied from the internet or other sources are labelled
with a reference to the web page or book, article etc.

Signed . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Date . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2
BAB 1
BARISAN

1.1 Barisan Dan Limitnya


Denisi 1.1.1. Barisan bilangan real (barisan dalam R) adalah fungsi dalam
bilangan asli N dengan range termuat dalam R.

Dengan kata lain, barisan dalam R adalah suatu fungsi yang menghubungkan
setiap bilangan asli n = {1, 2, 3, ...} dengan tepat satu bilangan real. Bilangan
real yang terkait disebut elemen dari barisan atau nilai dari barisan. Elemen
- elemen dalam barisan X biasanya dinyatakan dengan notasi Xn , dengan de-
ngan n = {1, 2, 3, ...}. Jadi, jika X : N → R adalah suatu barisan, maka
elemen - elemen dalam X dinyatakan secara terurut oleh Xn . Barisan X bisa
ditulis dengan notasi (Xn ) atau (Xn : n ∈ N).
Kita harus dapat membedakan antara barisan X = (Xn : n ∈ N) yang
anggotanya dinyatakan dalam bentuk urutan, dengan himpunan {Xn : n ∈ N}
yang menuliskan anggotanya tidak berdasarkan urutan. Contoh: Barisan X =
((−1)n : n ∈ N) menunjukkan kumpulan bilangan antara 1 dan -1 yang dapat
juga dinyatakan dengan (-1,1,-1,1,-1,1,...), adapun {(−1)n : n ∈ N} = {−1, 1}.
Mendenisikan suatu barisan bisa dilakukan dengan menuliskan secara
terurut anggota dari barisan tersebut. Misalnya, X = (2, 4, 6, 8, ...) menun-
jukkan barisan bilangan asli genap. Barisan tersebut dapat juga dinyatakan
dengan notasi X = (2n : n ∈ N, atau dalam denisi rekursif x1 = 2,
xn+1 = xn + 2, (n ≥ 1).

Contoh 1.1.1. Contoh barisan:

3
Bab 1. Barisan 4

1. Jika b ∈ R, barisan B = (b, b, b, ...) yang semua ang gotanya adalah b


disebut barisan konstan b. Sebagai contoh, barisan konstan 1 adalah
barisan (1,1,1,...)

2. Barisan kuadrat dari bilangan asli adalah barisan S = (12 , 22 , 32 , ...) =


(n2 : n ∈ N) = (1, 4, 9, ...)

3. Jika a ∈ R, maka barisan A = (an : n ∈ N) = (a, a2 , a3 , ..., an , ...).


1
Apabila a = 2
. maka barisan yang diperoleh adalah ( 21n , n ∈ N) =
( 12 , 14 , 18 , ..., 21n , ...)

4. Barisan Fibonacci F = (fn : n ∈ N) dinyatakan dalam denisi rekursif


berikut: f1 = 1, f2 = 1, fn+1 = fn−1 + fn , (n ≥ 2). Sepuluh anggota per-
tama dari barisan tersebut adalah : F = (1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, ...).

Denisi 1.1.2. Jika X = (xn ) dan Y = (yn ) adalah barisan - barisan bilangan
real, maka didenisikan:

(i) jumlah dari dua barisan tersebut adalah: X + Y = (xn + yn : n ∈ N)

1. selisih dari dua barisan tersebut adalah: X − Y = (xn − yn : n ∈ N)

(iii) perkalian dua barisan tersebut adalah: XY = (xn yn : n ∈ N)

(iv) kelipatan c dari barisan X adalah cX = (cxn : n ∈ N)

(v) jika yn 6= 0, ∀n ∈ N maka perbandingan X dan Y merupakan barisan


X
Y
= ( xynn : n ∈ N)

Contoh 1.1.2. X dan Y adalah barisan - barisan yang didenisikan oleh:


X =(2,4,6,...,2n,...) dan Y = ( 11 , 12 , 13 , ..., n1 , ...), maka:
2 2
X + Y = ( 13 , 92 , 19
3
, ..., 2nn+1 , ...); X − Y = ( 11 , 72 , 17
3
, ..., 2nn−1 , ...)
XY = (2, 2, 2, ..., 2, ...); 3X = (6, 12, 18, ..., 6n, ...);
X
Y
= (2, 8, 18, ..., 2n2 , ...)
Apabila Z = (0, 2, 0, ..., 1 + (−1)n , ...), tentukan X + Z , X − Z , dan XZ .
X
Apakah kita bisa mendenisikan Z
?

Limit Barisan
Denisi 1.1.3. Apabila X = (xn ) merupakan barisan bilangan real, maka
bilangan real x disebut limit dari (xn ) jika untuk setiap ε > 0, ada bilangan

4
Bab 1. Barisan 5

asli K(ε), sedemikian hingga untuk setiap n ≥ k(ε), maka xn anggota dari
Vε (x).

Jika x merupakan limit dari barisan X , maka dapat dikatakan bahwa


X = (xn ) konvergen ke x (atau X mempunyai limit x). Jika suatu barisan
mempunyai limit, maka barisan tersebut dikatakan konvergen; dan apabila
tidak mempunyai limit, barisan itu dikatakan divergen.
Sebagai catatan, notasi K(ε) digunakan untuk menekankan bahwa pilihan
K bergantung pada nilai ε. Oleh karenanya sering ditulis K daripada K(ε).
Dalam banyak kasus, nilai ε yang kecil memerlukan nilai K yang besar untuk
menjamin bahwa jarak |xn − x| antara xn dan x kurang dari ε untuk semua
n ≥ K = K(ε).
Ketika suatu barisan memiliki limit, kita akan menggunakan notasi:

lim X = 0 atau lim(xn ) = x

Kadang - kadang juga digunakan simbol xn → x untuk menunjukkan bahwa


nilai xn mendekati bilangan x ketika n → ∞.

Ketunggalan Limit
Teorema 1.1.1. Barisan bilangan real memiliki paling banyak sebuah limit

Bukti : Andaikan X mempunyai lebih dari satu nilai limit, misalkan x1 dan
x2 , dengan x1 6= x2 . Pilih ε > 0 sedemikian hingga persekitaran-ε: Vε (x1 )
dan Vε (x2 ) saling asing (misalkan ambil ε < 21 |x1 − x2 |). Ambil K1 dan K2
bilangan - bilangan asli sedemikian hingga jika n > K1 maka xn ∈ Vε (x1 );
dan jika n > K2 , maka xn ∈ Vε (x2 ). Dengan demikian xn ∈ Vε (x1 ) ∩ Vε (x2 ),
hal ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa Vε (x1 ) dan Vε (x2 ) saling asing.
Kontradiksi terjadi disebabkan pengandaian x1 6= x2 . Jadi, kesimpulannya
x1 = x2 .

Teorema 1.1.2. X = (xn ) merupakan barisan bilangan - bilangan real, dan


ambil x ∈ R. Pernyataan - pernyataan di bawah ini ekivalen:

(a) X kovergen ke x

(b) Untuk setiap persekitaran-ε Vε (x), ada bilangan asli K(ε), sedemikian
hingga ∀n ≥ K(ε), maka xn ∈ Vε (x)

5
Bab 1. Barisan 6

(c) ∀ε > 0, ∃K(ε) ∈ N sedemian hingga untuk setiap n ≥ K(ε), maka xn


memenuhi |xn − x| < ε

(d) ∀ε > 0, ∃K(ε) ∈ N sedemian hingga ∀n ≥ K(ε), maka xn memenuhi


x − ε < x n < x + ε.

Bukti : (a) dan (b) merupakan denisi dari limit barisan sedangkan (b), (c),
dan d ekivalen karena memenuhi:

xn ∈ Vε (x) ⇔ |xn − x| < ε ⇔ −ε < xn − x < ε ⇔ x − ε < xn < x + ε

Penggunaan bahasa persekitaran, salah satunya untuk mendiskripsikan


kekonvergenan barisan X = (xn ) pada bilangan x dengan mengatakan: Un-
tuk semua persekitaran-ε Vε (x) pada x, semua kecuali suatu tak hingga suku
- suku X termuat di Vε (x). bilangan tak hingga suku - suku yang mungkin
tidak termuat dalam persekitaran-ε adalah suku - suku x1 , x2 , x3 , .., xK−1 .
Sebagai catatan, denisi limit barisan bilangan real digunakan untuk mem-
buktikan bahwa nilai x yang telah ditetapkan merupakan limit. Hal ini menen-
tukan berapa nilai limit yang sebenarnya. Sehingga diperlukan suatu latihan
untuk sampai pada dugaan (conjecture) nilai limit dengan perhitungan lang-
sung suku - suku barisan tersebut. Dalam hal ini komputer akan sangat mem-
bantu, namun demikian karena komputer hanya dapat menghitung sampai
sejumlah hingga suku barisan, maka perhitngan demikian bukanlah bukti.
Untuk menunjukkan bahwa suatu barisan X = (xn ) tidak konvergen ke
x, cukup dengan memilih ε0 > 0 sehingga berapapun nilai K yang diambil,
diperoleh suatu nk > K sehingga xnk tidak terletak dalam Vε (x).
Contoh - contoh berikut mengilustrasikan bagaimana denisi konvergensi
diaplikasikan untuk membuktikan bahwa barisan memiliki suatu limit yang
khusus. Dalam tiap - tiap kasus, suatu bilangan positif ε diberikan dan kita
perlu menemukan suatu bilangan K yang bergantung pada ε, seperti yang
dipersyaratkan oleh denisi.

Contoh 1.1.3.
Tunjukkan bahwa lim( n1 )=0
Jawab : Untuk membuktikan bahwa lim( n1 )=0, maka harus dibuktikan bahwa
untuk setiap ε > 0, ada bilangan asli K(ε), sedemikian hingga untuk setiap
n ≥ k(ε), maka | n1 − 0| < ε.
1
Misalkan diberikan sebarang ε > 0, maka ε
> 0. Menurut sifat Archimedes

6
Bab 1. Barisan 7
1
(jika t > 0, ada nt ∈ N sedemikian hingga 0 < nt
< t), ada bilangan asli
1
K = K(ε) sedemikian hingga K
< ε. Maka, jika n ≥ K , akan diperoleh
1 1
n
≤ K
< ε. Akibatnya, jika n ≥ K , maka

1 1
| − 0| = < ε
n n

Oleh karenanya, kita dapat menyatakan bahwa barisan ( n1 ) konvergen ke 0.

Contoh 1.1.4. Tunjukkan bahwa lim( n12 )=0


Jawab : Misalkan diberikan sebarang ε > 0. Untuk menemukan nilai K , per-
tama - tama kita perhatikan bahwa jika n ∈ N, maka

1 1
2

n n
1
Selanjutnya, pilihlah K sedemikian hingga untuk sebarang ε > 0 ada K
< ε,
1 1
seperti di atas. Maka, jika n ≥ K , akan diperoleh n
≤ K
< ε. Akibatnya, jika
n ≥ K , maka

1 1
2
≤ <ε
n n

kita telah menunjukkan bahwa limit barisan ( n12 ) adalah nol.

Contoh 1.1.5. Tunjukkan bahwa lim( 3n+2


n+1
)=3
Jawab : Jika diberikan ε > 0 kita akan menunjukkan bahwa | 3n+2
n+1
− 3| < ε.
Perhatikan kesamaan berikut.

3n + 2 3n + 2 − 3n − 3 −1 1 1
| − 3| = | |=| |= <
n+1 n+1 n+1 n+1 n
1
Selanjutnya, pilihlah K sedemikian hingga untuk sebarang ε > 0 ada K
< ε,
1 1
seperti di atas. Maka, jika n ≥ K , akan diperoleh n
≤ K
< ε. Akibatnya, jika
n ≥ K , maka

3n + 2 3n + 2 − 3n − 3 −1 1 1
| − 3| = | |=| |= < <ε
n+1 n+1 n+1 n+1 n

ini membuktikan bahwa lim( 3n+2


n+1
)=3.

Contoh 1.1.6. Tunjukkan bahwa lim( 3n+2


n−1
)=3

7
Bab 1. Barisan 8

Jawab : Perhatikan kesamaan berikut.

3n + 2 3n + 2 − 3n + 3 5 5
| − 3| = | |=| |= untuk n > 1
n−1 n−1 n−1 n−1
1
Bila diberikan sebarang ε > 0, maka terdapat K ∈ N, K > 1, sehingga K−1
<
ε
5
. Akibatnya, untuk semua n ≥ K > 1 dipenuhi

3n + 2 3n + 2 − 3n + 3 5 5 5 ε
| − 3| = | |=| |= ≤ <5 =ε
n−1 n−1 n−1 n−1 K −1 5

Barisan (0,2,0,2,...,(1 + (−1)n ),...), tidak konvergen ke 0


Pilih ε0 = 1, sehingga untuk sebarang K ∈ N, jika n ≥ K dan n bilangan
genap maka

|xn − 0| = |2 − 0| = 2 > 1

Dengan ini jelas bahwa barisan (1 + (−1)n ) tidak konvergen ke 0.

Ekor Barisan
Perlu dimengerti bahwa kekonvergenan (atau kedivergenan) suatu barisan ber-
gantung hanya pada perilaku suku - suku terakhirnya. Artinya, bila kita hi-
langkan m suku pertama suatu barisan yang menghasilkan Xm konvergen jika
dan hanya jika barisan asalnya juga konvergen, dalam hal ini limitnya sama.

Denisi 1.1.4. Bila X = (x1 , x2 , x3 , ..., xn , ...) suatu barisan bilangan real dan
m adalah bilangan asli tertentu maka ekor ke-m dari X adalah suatu barisan

X = (xm+n : n ∈ N) = (xm+1 , xm+2 , ...)

Sebagai contoh, ekor ke-3 dari barisan X = (2, 4, 6, 8, 10, ..., 2n, ...) adalah
barisan X3 =(8,10,12,...,2n + 6,...)

Teorema 1.1.3. Misalkan X = (xn : n ∈ N) suatu barisan bilangan real dan


m ∈ N. Maka ekor ke-m adalah Xm = (xm+n : n ∈ N) konvergen jika dan
hanya jika X konvergen, dalam hal ini lim Xm = lim X .

Bukti : (→ Diberikan ε > 0, karena X = (xn : n = 1, 2, . . .) konvergen,


katakanlah lim(xn ) = x maka terdapat bilangan asli K sedemikian hingga
|xn − x| < ε untuk setiap n = K, K + 1, K + 2, . . .. Misalkan ekor barisan

8
Bab 1. Barisan 9

Xm = {xm+n : n = 1, 2, 3, . . .}. Karena jika n ≥ K berakibat m + n ≥ K maka


untuk nilai K ini berlaku |xm+n − x| < ε untuk setiap n = K, K + 1, K + 2, . . ..
Ini menunjukkan bahwa lim Xm = x.
← Diketahui Xm konvergen, misalkan lim Xm = x. Artinya, untuk sembarang
ε > 0 terdapat bilangan asli Km sedemikian hingga |xm+n − x| < ε untuk
setiap n = Km , Km + 1, Km + 2, . . .. Dengan mengambil K = Km − m maka
berlaku |xm+n−m − x| = |xn − x| < ε untuk setiap n = K, K + 1, K + 2, . . ..
Karena itu berdasarkan denisi dapat disimpulkan bahwa lim X = x.
Pembuktikan limit barisan langsung dari denisi akan menjadi sulit bil-
amana bentuk barisan yang dihadapi cukup rumit. Melalui denisi dikem-
bangkan alat-alatsederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan limit
barisan, khususnya barisan yang mempunyai bentuk tertentu. Berikut sebuah
teorema sederhana yang dapat mendeteksi dengan mudah kekonvergenan su-
atu barisan.

Teorema 1.1.4. Andaikan A = (an ) dan X = (xn ) merupakan barisan -


barisan bilangan real, dan x ∈ R. Jika untuk suatu C > 0 dan m ∈ N
diperoleh |xn − x| ≤ |an |, ∀n ∈ N, sedemikian hingga n ≥ m dan lim (an )=0
maka mengakibatkan lim (xn ) = x

Bukti : Untuk sebarang ε > 0, karena lim (an ) = 0, maka ada bilangan asli
KA ( Cε ) sedemikian hingga jika n ≥ KA ( Cε ), maka |an | = |an − 0| < Cε . Oleh
karena itu, jika n ≥ KA ( Cε ) dan n ≥ m, maka |xn − x| ≤ C|an | < C( Cε ) = ε.
Jadi, x = lim (xn ).

Contoh 1.1.7. Tunjukkan bahwa jika a > 0 maka lim ( 1+na


1
)=0
1
Jawab : Karena a > 0 maka 0 < na < 1 + na. Dengan demikian, 0 < 1+na
<
1 1
na
. Hal ini mengakibatkan | 1+na
− 0| ≤ ( a1 )( n1 ), ∀n
∈ N. Karena = lim ( n1 )
1
0, maka dengan C = > 0 dan m = 1 berdasarkan Teorema 1.1.4 dapat
a
1
disimpulkan bahwa lim ( 1+na )=0.

Contoh 1.1.8. Tunjukkan bahwa lim ( 21n ) = 0


1
Jawab : Karena 0 < n < 2n , ∀n ∈ N maka 0 < 2n
< n1 . Hal tersebut meng-
akibatkan | 21n − 0| ≤ n1 , ∀n ∈ N. Jadi, Karena lim ( n1 ) = 0, dengan C = 1 dan
m = 1 maka dapat disimpulkan bahwa lim ( 21n ) = 0.

Contoh 1.1.9. Tunjukkan bahwa jika 0 < b < 1 maka lim (bn ) = 0
1
Jawab : Karena 0 < b < 1 maka dapat ditulis: b = 1+a
yang ekivalen dengan

9
Bab 1. Barisan 10

a = 1b − 1; dengan demikian a > 0. Karena (1 + a)n ≥ 1 + na (teorema


bernoulli), maka

1 1 1
0 < bn = n
≤ <
(1 + a) 1 + na na

Jadi, Menurut Teorema 1.1.4, maka lim (bn ) = 0.

LATIHAN
1. Tuliskan lima suku pertama dari barisan - barisan yang memiliki denisi
rekursif berikut:

(a) x1 =1, xn+1 = 3xn + 1


(b) z1 = 3, z2 = 5, Zn+2 = zn + 2zn+1

2. Tunjukkan bahwa:

(a) lim ( n21+1 ) = 0


(b) lim ( 3n+1
2n+5
)= 3
2
1
(c) lim ( √n+7 )=0

n
(d) lim ( n+1 )=0

3. Buktikan bahwa lim (xn ) = 0 jika dan hanya jika lim (|xn |) = 0

4. Untuk sembarang b ∈ R, tunjukkan bahwa lim ( nb ) = 0

5. Tunjukkan bahwa jika xn ≥ 0, ∀n ∈ N dan lim (xn ) = 0 maka lim



( n) = 0

1.2 Teorema - Teorema Limit


Denisi 1.2.1. Barisan bilangan real X = (xn ) terbatas jika ada bilangan
real M > 0 sedemikian hingga |xn | ≤ M, ∀n ∈ N

Barisan X = (xn ) terbatas jika dan hanya jika himpunan {xn : n ∈ N} dari
suku - sukunya terbatas di R.

Contoh 1.2.1. Barisan ( n1 : n ∈ N) terbatas dengan M = 1, dan barisan


((−1)n : n ∈ N) juga terbatas dengan M = 1.

10
Bab 1. Barisan 11

Contoh 1.2.2. Barisan (xn ) dikatakan tidak terbatas jika untuk setiap bila-
ngan real K terdapat suku xm sehingga |xm | > K . Barisan (2n : n ∈ N) tidak
terbatas sebab setiap bilangan real K selalu dapat ditemukan bilangan asli m
sehingga 2m > K . Dalam hal ini cukup diambil m bilangan asli pertama yang
K
lebih besar dari 2
, atau m = d K2 e .

Teorema 1.2.1. Jika barisan bilangan real (xn ) konvergen maka ia terbatas

Bukti : Diketahui barisan (xn ) konvergen, katakanlah lim (xn ) = x. Ambil


ε = 1, maka terdapat K(1) ∈ N sedemikian hingga

|xn − x| < 1 untuk setiap n ≥ K(1)

Karena ||xn |−|x|| ≤ |xn −x| < 1 maka berdasarkan sifat nilai mutlak diperoleh

|xn | < |x| + 1 untuk setiap n ≥ K(1)

Jika kita tetapkan tetapkan bahwa M = sup{|x1 |, |x2 |,. . . , |xk−1 |, |x|+1} maka
akan diperoleh |xn | ≤ M, ∀n ∈ N.
Teorema di atas menjelaskan bahwa, suatu barisan yang konvergen pasti
terbatas. Kontraposisi dari teorema ini adalah jika suatu barisan bilangan real
tidak terbatas maka barisan tersebut divergen. Dengan kata lain, teorema ini
dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan bahwa suatu barisan divergen
dengan syarat barisan tersebut tidak terbatas. Sedangkan jika suatu barisan
tidak terbatas, kita masih belum bisa menjustikasi bahwa barisan tersebut
konvergen. Berikut contoh untuk mengilustrasikan teorema ini.

Contoh 1.2.3. Tunjukkan bahwa barisan (n) adalah barisan divergen


Bukti : Andaikan barisan X = (n) konvergen, maka ada M ∈ R, M > 0
sedemikian hingga n = |n| < M, ∀n ∈ N. Hal ini bertentangan dengan sifat
archimedes (Jika x ∈ R, maka ∃nx ∈ N 3 x < nx ). Jadi, (n) divergen.

Contoh 1.2.4. Tunjukkan bahwa barisan ((−1)n ) divergen


Bukti : Jelas bahwa barisan X = ((−1)n ) terbatas, walaupun barisan ini ter-
batas, kita tidak bisa mengatakan bahwa barisan ini konvergen. Selanjutnya
kita akan buktikan bahwa barisan ini divergen. Andaikan barisan ini konver-
gen, katakanlah a = lim(X). Ambil ε = 1 maka akan ada K1 ∈ N sedemikian
hingga

|(−1)n − a| < 1, untuk setiap n ≥ K1 .

11
Bab 1. Barisan 12

Bilangan n ≥ K1 dapat berupa bilangan asli genap atau ganjil. Jika n bilangan
asli ganjil dengan n ≥ K1 , maka | − 1 − a| < 1, sehingga −2 < a < 0
(mengapa?). Sebaliknya jika n bilangan asli genap, dengan n ≥ K1 , maka
|1 − a| < 1, sehingga 0 < a < 2. Karena suatu bilangan a tidak mungkin
memenuhi kedua pertidaksamaan tersebut, maka pengandaian tersebut tidak
benar. Jadi, X barisan divergen.

Teorema 1.2.2.

1. X = xn ) dan Y = (yn ) merupakan barisan - barisan real yang konvergen


berturut - turut ke x dan y dan c ∈ R. Maka barisan - barisan X + Y ,
X − Y , X · Y , dan cX masing - masing konvergen ke x + y , x − y , xy ,
dan cx.

2. Jika X = (xn ) konvergen ke x dan Z = (zn ) merupakan barisan bilangan


X
real tidak nol yang konvergen ke z dan jika z 6= 0, maka barisan Z
x
konvergen ke z

Bukti :

1. (a) Bukti limit(X + Y ) = x + y


Untuk menunjukkan bahwa lim(xn + yn ) = x + y maka harus dapat
ditunjukkan bahwa
|(xn + yn ) − (x + y)| < ε
|(xn +yn )−(x+y)| = |(xn −x)−(yn +y)| ≤ |xn −x|+|yn −y| X = (xn )
konvergen ke x, maka ∀ε > 0 ada bilangan asli K1 sedemikian
hingga untuk n ≥ K1 maka |xn − x| < 2ε .
Y = (yn ) konvergen ke y , maka .....
Apabila kita tetapkan K = sup{K1 , K2 }, maka untuk n ≥ K akan
diperoleh:

|(xn + yn ) − (x + y)| = |(xn − x) − (yn + y)|


≤ |xn − x| + |yn − y|
ε ε
< + =ε
2 2

Karena pengambilan ε > 0 sembarang, maka dapat disimpulkan


bahwa barisan X + Y = (xn + yn ) konvergen ke x + y
(b) Bukti limit(X + Y ) = x + y bukti analog dengan cara di atas.

12
Bab 1. Barisan 13

(c) Bukti limit(XY ) = xy


Karena (xn ) konvergen maka ia terbatas, yaitu ada M1 > 0 se-
demikian hingga |xn | ≤ M1 untuk setiap n ∈ N. Ambil M =
max{M1 , |y|}. Karena lim(xn ) = x dan lim(yn ) = y maka untuk
ε
ε > 0 yang diberikan terdapat K1 dan K2 sehingga |xn − x| < 2M
ε
untuk setiap n ≥ K1 dan |yn − y| < 2M untuk setiap n ≥ K2 . Jadi
untuk setiap n ≥ K = max{K1 , K2 } diperoleh

|xn yn − xy| = |(xn yn − xn y) + (xny − xy)|


= |xn (yn − y) + y(xn − x)|
≤ |xn ||yn − y| + |y||xn − x|
≤ M |yn − y| + M |xn − x|
ε ε
< M( ) + M( )=ε
2M 2M

(d) Bukti limit(cX) = cx Pernyataan dapat dibuktikan dengan cara


membentuk

|cxn − cx| = |c||xn − x|

Bukti lengkapnya silakan diselesaikan

2. Perhatikan bahwa

xn x xn z − xzn
| − |=| |
zn z zn z
1
= |xn z − xzn |
|zn ||z|
1
= |xn z − xn zn + xn zn − xz n|
|zn ||z|
1
= |xn (z − zn ) + zn (xn − x)|
|zn ||z|
|xn | 1
≤ |zn − z| + |xn − x|
|zn ||z| |z|
xn
Selanjutnya, kita perlu memberikan batas untuk suku |zn ||z|
. Karena (xn )
konvergen maka ia terbatas yaitu ada M > 0 sehingga |xn | ≤ M untuk
setiap n ∈ N. Karena lim(zn ) = z maka jika diberikan ε = 12 |z|, akan ada
K1 ∈ N sedemikan hingga |zn − z| < 21 | untuk setiap n ≥ K1 . Karena

13
Bab 1. Barisan 14

||zn | − |z|| ≤ |zn − z| dan |zn − z| < 12 |z| maka

1 3 1
||zn | − |z|| ≤ |zn − z| ⇔ |z| < |zn | < |z| ⇒ |zn | > |z|
2 2 2
1 2
untuk setiap n ≥ K1 . Jadi berlaku, < |zn | |z|
untuk setiap n ≥ K1 .
Dengan demikian kita mempunyai estimasi

xn x |xn | 1 2M 1
| − |≤ |zn − z| + |xn − x| < 2 ||zn − z| + |xn − x|
zn z |zn ||z| |z| |z| |z|
(1.1)

Selanjutnya, jika diberikan sembarang ε > 0, karena limit (zn ) = z dan


|z|
limit(xn ) = x maka ada K2 , K3 ∈ N sedemikian hingga |xn − x| < 2
ε
|z|2
untuk setiap n ≥ K2 , dan |zn − z| < 4M
ε untuk setiap n ≥ K3 . Dengan
mengambil K = max{K1 , K2 , K3 } maka berdasarkan 1.1, diperoleh

xn x |xn | 1
| − |≤ |zn − z| + |xn − x|
zn z |zn ||z| |z|
2M 1
< 2 ||zn − z| + |xn − x|
|z| |z|
ε ε
= + =ε
2 2

untuk setiap n ≥ K

Sifat perkalian limit dua barisan dapat dikembangkan untuk perkalian se-
banyak berhingga barisan, yaitu jika (an ), (bn ),...,(zn ) barisan-barisan konver-
gen maka berlaku

lim((an )(bn ) . . . (zn )) = lim(an )lim(bn ) . . . lim(zn )

Khususnya jika barisan - barisannya sama, katakan ada sebanyak k barisan


(xn ) maka

lim(akn ) = (lim(an ))k

Contoh 1.2.5. Buktikan bahwa lim ( 2n+1


n
)=2
Bukti : Untuk membuktikan bahwa lim ( 2n+1
n
) = 2, pertama - tama kita ubah

14
Bab 1. Barisan 15

dulu barisan tersebut kedalam operasi barisan - barisan konvergen, yaitu

2n + 1 2n 1 1
= + =2+
n n n n

Apabila kita ambil X = (2) dan Y = ( n1 ) maka ( 2n+1


n
) = X + Y . Oleh karena
itu lim (X + Y ) = lim X + lim Y = 2 + 0 = 2

Contoh 1.2.6. Tunjukkan bahwa lim ( 2n+1


n+5
)=2
Bukti : Perhatikan bahwa
1
2n + 1 2+ n
= 5
n+5 1+ n

sehingga bisa diasumsikan X = (2 + n1 ) dan Z = (1 + n5 ). Karena lim X = 2


dan lim Z = 1 maka lim ( 2n+1
n+5
)= 2
1
=2

Teorema 1.2.3. Apabila barisan X = (xn ) merupakan barisan konvergen dari


bilangan - bilangan real, dan jika xn ≥ 0, ∀n ∈ N maka x =lim(xn ) ≥ 0

Bukti : Teorema di atas akan dibuktikan dengan menggunakan kontradiksi.


Apabila diasumsikan bahwa konsklusi di atas tidak benar, atau x < 0, maka
ε = −x akan bernilai positif. Karena X konvergen ke x maka ada bilangan
asli K sedemikian hingga

|xn − x| < −x ⇔ x < xn − x < −x ⇒ xn < 0 untuk semua n ≥ K

Hal ini kontradiksi dengan hipotesis bahwa xn ≥ 0, ∀n ∈ N. Dengan demikian


asumsi yang diambil tidak benar, atau akibatnya x ≥ 0.

Teorema 1.2.4. Jika X = (xn ) dan Y = (yn ) merupakan barisan - barisan


konvergen dari bilangan real, dan xn ≤ yn , ∀n ∈ N, maka lim (xn ) ≤ lim (yn ).

Bukti : Misalkan zn = yn − xn , ∀n ∈ N sedemikian hingga Z = Y − X , dan


zn ≥ 0, ∀n ∈ N kita akan peroleh 0 ≤ lim Z = lim (yn ) − lim (xn ) (Teorema
1.2.3) sedemikian hingga lim (xn ) ≤ lim (yn ).

Teorema 1.2.5. Jika X = (xn ) merupakan barisan konvergen dari bilangan -


bilangan real, dan jika a ≤ xn ≤ b, ∀n ∈ N, maka a ≤ lim (xn ) ≤ b.

(Pembuktian teorema ini dapat dilakukan seperti pembuktian Teorema


1.2.4)

15
Bab 1. Barisan 16

Teorema berikut menjelaskan kekonvergenan suaru barisan yang diapit oleh


dua barisan yang konveregen ke limit yang sama. Teorema ini sangat berman-
faat dalam membuktikan limit barisan.

Teorema 1.2.6. Teorema Apit Apabila X = (xn ), Y = (yn ), dan Z = (zn )


merupakan barisan - barisan dari bilangan real sedemikian hingga xn ≤ yn ≤
zn , ∀n ∈ N dan lim (xn ) = lim (zn ), maka Y = (yn ) konvergen dan lim (xn ) =
lim (yn ) = lim (zn )

Bukti : Andaikan w = lim (xn ) = lim (zn ). Untuk sembarang ε > 0 ada K ∈ N
sedemikian hingga jika n ≥ K , maka |xn − w| < ε dan |zn − w| < ε. Karena
xn ≤ yn ≤ zn , ∀n ∈ N, maka xn − w ≤ yn − w ≤ zn − w, ∀n ∈ N. Hal ini
mengakibatan −ε < yn − w < ε (mengapa?), untuk semua n ≥ K . Karena
pengambilan ε > 0 sembarang, maka dapat disimpulkan bahwa lim (yn ) = w.

Contoh 1.2.7. Buktikan bahwa lim ( sinn n ) = 0


Bukti : Perhatikan bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku, −1 ≤ sin n ≤
1. Akibatnya,

− n1 ≤ sin n
n
≤ 1
n
untuk setiap n ∈ N

dengan mengambil xn = − n1 , yn = sin n


n
, dan zn = ( n1 ) = 0 maka berdasarkan
Teorema 1.2.6 dapat disimpulkan bahwa ( sinn n ) = 0.

Teorema 1.2.7. Apabila barisan X = (xn ) konvergen ke x maka barisan


(|xn |) dari nilai - nilai absolutnya konvergen ke |x|. Oleh karena itu, jika x =
lim (xn ), maka |x| = lim (|xn |)

Bukti : Menurut teorema ketidaksamaan segitiga: ||xn | − |x|| ≤ |xn − x|, ∀n ∈


N. Jadi, dapat disimpulkan bahwa (|xn |) konvergen ke |x| (mengapa?)

Teorema 1.2.8. X = (xn ) adalah barisan bilangan real yang konvergen ke x


√ √ √
dan anggap xn ≥ 0 maka barisan ( xn ) konvergen dan lim ( xn ) = x

Bukti : Apabila x = lim (xn ) ≥ 0 maka terdapat dua kasus: (1) x = 0 dan (2)
x>0

1. Jika x = 0, ambil sembarang ε > 0. Karena xn → 0, maka ada K ∈ N


sedemikian hingga jika n ≥ K , maka 0 ≤ xn = xn − 0 ≤ ε2 . Oleh karena
√ √
itu, 0 ≤ xn < ε untuk n ≥ K . Karena ε > 0 maka xn → 0

16
Bab 1. Barisan 17

2. Jika x > 0, maka xn > 0. Sehingga
√ √ √ √
√ √ ( xn − x)( xn + x) xn − x
xn − x= √ √ =√ √
xn + x xn + x
√ √ √
Karena xn + x≥ x > 0, maka √ 1 √ ≤ √1 . ini mengakibatkan
xn + x x

√ √ 1
| xn − x| ≤ ( √ )|xn − x|
x

Karena xn → x maka xn − x → 0, dan dengan menggunakan Teorema


√ √
1.1.4 maka terbukti lim( xn ) = x.

Teorema 1.2.9. Apabila (xn ) merupakan barisan bilangan real positif sede-
mikian hingga L = lim ( xxn+1
n
) ada. Jika L < 1, maka (xn ) konvergen dan lim
(xn ) = 0

Bukti : Karena (xn ) merupakan barisan bilangan real positif maka L ≥ 0 (Teo-
rema 1.2.3). Selanjutnya ambil bilangan real r sedemiian hingga L < r < 1,
dan ambil ε = r − L > 0. Menurut Teorema 1.1.2 akan ada K ∈ N sedemikian
hingga

| xxn+1
n
− L| < ε untuk setiap n ≥ K
xn+1
Oleh karena itu, jika n ≥ K maka xn
< L + ε = L + (r − L) = r. Dengan
demikian, jika n ≥ K akan diperoleh:

0 < xn+1 < xn r < xn−1 r2 < . . . < xK rn−K+1


xK
Apabila kita tetapkan C = rK
, maka diperoleh: 0 < xn+1 < Crn+1 , ∀n ≥ K .
Karena 0 < r < 1 maka lim (r ) = 0 (mengapa?), sehingga dapat disimpulkan
n

bahwa lim (xn ) = 0

Contoh 1.2.8. Tunjukkan bahwa lim ( 2nn ) = 0


n xn+1 n+1 n
Bukti : Karena xn = 2n
maka xn
= 2n+1
· 2n = 12 (1+ n1 ); dengan demikian lim
( xxn+1
n
) = 12 (L < 1). Sehingga berdasarkan Teorema 1.2.9 dapat disimpulkan
bahwa lim ( 2nn ) = 0

LATIHAN
1. Jika X dan Y adalah barisan - barisan bilangan real sedemikian hingga
X dan X + Y konvergen, tunjukan bahwa Y konvergen!

17
Bab 1. Barisan 18

2. Tunjukkan bahwa barisan (2n ) tidak konvergen!

3. Tentukan limit dari

(a) ((2 + n1 )2 )

(b) ( √n−1
n+1
)
√ √ √
4. yn = n+1− n untuk n ∈ N. Tunjukkan bahwa (yn ) dan ( nyn )
konvergen!

5. Apabila 0 < a < 1 dan b > 1, Gunakan Teorema 1.2.9 untuk menunjuk-
kan kekonvergenan barisan - barisan berikut:

(a) (an )
n
(b) ( 2bn )

1.3 Barisan - Barisan Monoton


Untuk menunjukkan kekonvergenan suatu barisan X = (xn ) dapat digunakan
beberapa cara, misalnya:

1. menggunakan Denisi 1.1.3 atau Teorema 1.1.2 secara langsung

2. Menggunakan Teorema 1.1.4 yaitu dengan menentukan nilai |xn − x| dan


mengubahnya dalam bentuk perkalian bilangan real positif C dengan
barisan (an ) yang diketahui limitnya nol

3. Mengidentikasi X sebagai barisan yang diperoleh dari barisan lain yang


diketahui konvergen, misalnya sebagai ekor barisan, kombinasi aljabar,
dan sebagainya (lihat Teorema 1.1.3, 1.2.2, 1.2.7, dan 1.2.8

4. mengapit barisan X diantara dua barisan yang konvergen pada bilangan


yang sama seperti dalam Teorema 1.2.6

5. menggunakan uji perbandingan seperti dalam Teorema 1.2.9

Beberapa cara di atas mensyaratkan untuk mengetahui nilai limit yang


akan dibuktikan kebenarannya. Berikut ini akan kita bicarakan cara untuk
menunjukkan kekonvergenan suatu barisan tanpa terlebih dahulu mengetahui
nilai limitnya.

18
Bab 1. Barisan 19

Denisi 1.3.1. Suatu barisan (xn ) dikatakan monoton jika barisan tersebut
naik saja atau turun saja. Dikatakan naik jika

x1 ≤ x2 ≤ . . . ≤ xn ≤ . . . atau xn ≤ xn+1 untuk setiap n ∈ N

dan dikatakan turun jika

x1 ≥ x2 ≥ . . . ≥ xn ≥ . . . atau xn ≥ xn+1 untuk setiap n ∈ N

Contoh 1.3.1. Barisan (1, 2, 3, 4, . . . , n, . . .), (1, 2, 2, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, . . .) meru-


pakan barisan yang naik. Barisan (1, 21 , 13 , . . . , n1 , . . .), merupakan barisan yang
turun. Barisan (a, a2 , a3 , . . . , an , . . .) turun jika a < 0, dan naik jika a > 0.
Barisan (−1, +1, −1, . . . , (−1) n, . . .) merupakan barisan tidak monoton. Bari-
san konstan (2, 2, . . . , 2, . . .) merupakan barisan naik dan juga turun. Barisan
(7, 6, 2, 1, 2, 3, 4, . . .) dan (−2, 0, 1, 13, 12, 13, . . .) merupakan barisan tidak mo-
noton tapi pada akhirnya monoton.

Teorema 1.3.1. Teorema Konvergensi Monoton Jika barisan X = (xn )


monoton dan terbatas maka ia konvergen. Selanjutnya,

1. Jika X = (xn ) naik maka lim X = (xn ) = sup{xn : n ∈ N}

2. Jika X = (xn ) turun maka lim X = (xn ) = inf{xn : n ∈ N}

Bukti : Pembuktian teorema diatas dilakukan dengan menunjukkan bahwa

(a) Jika X barisan monoton dan konvergen maka X terbatas


Menurut Teorema 1.2.1, Barisan yang konvergen selalu terbatas.

(b) Jika X barisan monoton dan terbatas, maka X konvergen Karena X


barisan monoton dan terbatas, maka ada dua kasus yang harus diperha-
tikan, yaitu X barisan naik atau X barisan turun

(i) Kasus pertama X barisan naik dan terbatas


Karena X naik dan terbatas, maka akan ada M ∈ R, m > 0 se-
demikian hingga xn ≤ M, ∀n ∈ N. Jadi, himpunan {xn : n ∈ N}
terbatas di atas. Berdasarkan sifat supremum, himpunan ini selalu
mempunyai supremum, katakanlah

x∗ = sup{xn : n ∈ N}

19
Bab 1. Barisan 20

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa lim (xn ) = x∗ . Jika diambil


sembarang ε > 0, maka x∗ − ε bukan lagi batas atas dari himpunan
{xn : n ∈ N}. Oleh karena itu, ada K ∈ N, K = K(ε) sedemikian
hingga x∗ − ε < xK . Karena xn merupakan barisan naik maka

x∗ − ε < x K < x n < x ∗

Hal ini mengakibatkan bahwa |xn − x∗ | < ε, ∀n ≥ K . Karena ε


sembarang, maka dapat disimpulkan bahwa (xn ) konvergen ke x∗
(ii) Kasus kedua X barisan turun dan terbatas
Jika X barisan turun dan terbatas, maka Y = −X merupakan
barisan naik terbatas. Dari poin (i) di atas, jelas bahwa limit Y =
sup {−xn : n ∈ N}. Karena lim Y = - lim X dan sup {−xn : n ∈
N}= -inf {xn : n ∈ N}, maka lim X = - lim Y = - sup {−xn : n ∈
N}= inf {xn : n ∈ N}

Contoh 1.3.2. Apakah X = ( √1n ) konvergen?


√ √
Jawab : Karena n+1 > n maka √1 < √1 . Akibatnya, X merupakan
n+1 n
barisan turun. X juga merupakan barisan yang terbatas karena ada M = 1
sedemikian hingga xn < 1 untuk setiap n ∈ N. Oleh karena X merupakan
barisan turun dan terbatas, maka berdasarkan Teorema 1.3.1 X konvergen.

Contoh 1.3.3. xn = 1 + 12 + 31 + . . . + n1 , ∀n ∈ N merupakan suku ke-n dari


barisan X = xn . Selidikilah apakah X konvergen atau divergen!
Jawab : Jelas barisan ini monoton naik sebab
1
xn+1 = xn + n+1
> xn untuk setiap n ∈ N

Selanjutnya akan diselidiki apakah barisan ini terbatas atau tidak. Untuk
melihat pola barisan ini secara numerik , kita perhatikan suku ke n

xn = 1 + 12 + 13 + . . . + 1
n

Komputasi numerik memberikan data sebagai berikut:

x10 = 2, 9290; x100 = 5, 1874; x1000 = 7, 4855; x10000 = 9, 7876;


x100000 = 12, 0901

Terlihat bahwa kenaikannya sangat lambat sehingga berdasarkan data ini seolah-
olahsuku-suku barisan ini akan menuju bilangan tertentu atau konvergen. Un-
tuk suatu n, jika diambil suku ke-2n , yaitu x2n , maka untuk n = 1, x21 = 1+ 12 .

20
Bab 1. Barisan 21

Untuk n = 2, x22 = 1 + 12 + ( 13 + 14 ), dan untuk n = 3, x23 = 1 + 12 + ( 13 + 14 ) +


( 15 + 16 + 17 + 18 ). Secara umum diperoleh:

1 1 1 1
x2n = 1 + + ( + ) + ... + n)
2 3 4 2
1 1 1 1 1 1
=1+ +( 1 + 2 ) + . . . + ( n−1 + n−1 + ... + n)
|2 2 +1 2 2 {z + 1 2 +2 2 }
sebanyak n partisi
1 1 1 1 1 1
>1+ + ( + ) + ... + ( n + n + ... + n)
2 4 4 2 2 2
1 1 1 1 n
= 1 + + + + ... + = 1 +
2 2 2 2 2

Jadi selalu ada suku pada barisan ini yang lebih besar dari bilangan real mana-
pun sehingga barisan ini tidak terbatas dan disimpulkan barisan ini divergen.
Sebagai ilustrasi diberikan bilangan real M = 5001. Maka kita dapat mene-
mukan suku yang lebih besar dari 5001, yaitu suku ke-210000 . Silahkan dicek!

Contoh 1.3.4. Misalkan (xn ) barisan yang didenisikan secara rekursif seba-
gai berikut:
(
x1 = 1

xn+1 = 2xn , untuk n ≥ 1

Selidikilah kekonvergenan barisan ini dan jika konvergen tentukan nilai limit-
nya!
√ √ √ p √
Jawab : Perhatikan bahwa, x1 = 1, x2 = 2x1 = r 2, x3 = 2x2 = 2 2,
q p q p
√ √ √
x4 = 2x3 = 2 2 2 dan untuk n → ∞, xn = 2 2 2 2 . . . = 2. Jadi
1 ≤ x1 ≤ x2 ≤ x3 ≤ x4 ≤ 2. Secara intuitif, barisan ini monoton naik dan
terbatas diatas oleh 2. Untuk menunjukkan klaim ini benar, kita akan mem-
buktikannya menggunakan prinsip induksi matematika, yaitu menunjukkan
bahwa berlaku

1 ≤ xn ≤ xn+1 ≤ 2

Di atas, kita telah tunjukkan bahwa pernyataan tersebut berlaku untuk n =


1, 2, 3, 4. Jika diasumsikan bahwa untuk n = k pernyataan tersebut juga benar,
maka kita akan mempunyai 1 ≤ xk ≤ xk+1 ≤ 2. Selanjutnya, untuk n = k + 1,

21
Bab 1. Barisan 22

akan ditunjukkan bahwa 1 ≤ xk+1 ≤ xk+2 ≤ 2. Perhatikan bahwa

1 ≤ xk ≤ xk+1 ≤ 2
⇔ 2 ≤ 2xk ≤ 2xk+1 ≤ 4
√ √ p
⇔ 1 < 2 ≤ xk+1 = 2xk ≤ 2xk+1 = xk+2 ≤ 2

Jadi berlaku

1 ≤ xk+1 ≤ xk+2 ≤ 2, untuk n = k + 1

Dengan demikian terbukti bahwa barisan ini monoton naik dan terbatas. Ber-
dasarkan Teorema 1.3.1 barisan ini konvergen. Selanjutnya kita akan mencari
nilai limitnya. Bila supremum himpunan {xn } mudah dicari maka limitnya
langsung didapat, yaitu lim (xn ) = sup {xn }. Berdasarkan hasil perhitungan
numeris 10 suku pertama barisan ini adalah

x1 = 1; x2 = 1, 4142; x3 = 1, 6818; x4 = 1, 8340; x5 = 1, 9152; x6 = 1, 9571;


x7 = 1, 9785; x8 = 1, 9892; x9 = 1, 9946; dan x10 = 1, 9973.

Terlihat supremumnya adalah 2. Secara teoritis masih harus dibuktikan bahwa


2 benar - benar sebagai supremumnya. Cara kedua adalah dengan menggu-
nakan sifat ekor barisan dan barisan akar. Jika kita misalkan x = lim (xn ),
maka
√ p
lim(xn+1 ) = lim( 2xn ) = lim(2xn )

x = 2x
x2 = 2x
x(x − 2) = 0

Diperoleh x = 0 atau x = 2. Karena xn > 1 maka nilai yang memenuhi


adalah x = 2. Cara ketiga adalah dengan mengamati bahwa untuk limit ini
menghasilkan bentuk akar kontinu berikut,
r q
p √
lim (xn ) = 2 2 2 2 . . .
r q
p √
Misalkan x = 2 2 2 2 . . . maka diperoleh

x2 = 2x ⇒ x(x − 2) = 0 ⇒ x = 0 atau x = 2

22
Bab 1. Barisan 23

Ini memberikan hasil yang sama yaitu lim (xn ) = 2

Contoh 1.3.5. Bilangan EulerJika en = (1 + n1 )n untuk setiap n ∈ N,


Tunjukkan bahwa barisan E = (en ) konvergen!

Jawab : Untuk menunjukkan bahwa barisan E = (en ) konvergen, akan kita


tunjukkan bahwa barisan tersebut monoton dan terbatas. Dengan menggu-
nakan teorema binomial, diperoleh:

1 n n 1 n(n − 1) 1 n(n − 1)(n − 2) 1


en = (1 + ) =1+ · + · 2+ · 3
n 1 n 2! n 3! n
n(n − 1) . . . 2 · 1 1
+ ... + · n
n! n
1 1 1 1 2
= 1 + 1 + (1 − ) + (1 − )(1 − )
2! n 3! n n
1 1 2 n−1
+ . . . + (1 − )(1 − ) . . . (1 − )
n! n n n

Dengan cara yang sama, untuk n + 1 kita dapatkan

1 1 1 1 2
en+1 = 1 + 1 + (1 − ) + (1 − )(1 − )
2! n+1 3! n+1 n+1
1 1 2 n−1
+ . . . + (1 − )(1 − ) . . . (1 − )
n! n+1 n+1 n+1
1 1 2 n
+ (1 − )(1 − ) . . . (1 − )
(n + 1)! n+1 n+1 n+1

Perhatikan bahwa ekspansi en memuat n + 1 suku sedangkan en+1 memuat


n + 2 suku. Jika dikorespondensikan, masing - masing suku dalam en kurang
atau sama dengan suku dalam en+1 , dan en+1 memiliki satu suku positif labih
banyak dari en . Oleh karenanya, 2 ≤ e1 < e2 < . . . < en < en+1 < . . .. Jadi, E
merupakan barisan monoton naik.
Untuk menunjukkan bahwa E terbatas di atas, kita perhatikan bahwa jika
p = 1, 2, . . . , n maka (1 − np ) < 1. Selain itu, 2p−1 ≤ p! (buktikan dengan
menggunakan induksi matematika) sehingga p!1 ≤ 2p−1 1
. Oleh karena itu, jika
n > 1 maka kita mempunyai

1 1 1
2 < en < 1 + 1 + + 2 + . . . + n−1
2 2 2

23
Bab 1. Barisan 24
n
Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri (sn = a( 1−r
1−r
)) kita dap-
atkan

1 1 1 1
+ 2 + . . . + n−1 = 1 − n−1 < 1
2 2 2 2

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa 2 ≤ en < 3 untuk semua n ∈ N. Menu-


rut teorema konvergensi monoton, dapat kita katakan bahwa barisan E kon-
vergen ke suatu bilangan real antara 2 dan 3. Selanjutnya didenisikan e
merupakan titik limit dari barisan ini.
Dengan melakukan estimasi kita dapat menemukan bilangan yang dekat
sekali ke e, tetapi kita tidak dapat menghitungnya secara eksak, karena e
adalah suatu bilangan irrasional. Akan tetapi mungkin untuk menghitung e
sampai beberapa tempat desimal yang diinginkan. Kita dapat menggunakan
kalkulator atau komputer untuk menghitung en dengan mengambil nilai n yang
besar.

LATIHAN
1. Misalkan x1 = 8 dan xn+1 = 12 xn + 2 untuk n ∈ N. Tunjukkan bahwa
(xn ) terbatas dan monoton serta tentukan nilai limitnya!

2. Misalkan x1 > 1 dan xn+1 = 2 − x1n untuk n ∈ N. Tunjukkan bahwa (xn )


terbatas dan monoton serta tentukan nilai limitnya!

3. Misalkan x1 ≥ 2 dan xn+1 = 1+ xn − 1 untuk n ∈ N. Tunjukkan bahwa
(xn ) adalah barisan turun dan terbatas serta tentukan nilai limitnya!

4. Misalkan x1 = 1 dan xn+1 = 2 + xn untuk n ∈ N. Tunjukkan bahwa
(xn ) konvergen dan tentukan nilai limitnya!

5. Misalkan x1 = a > 0 dan xn+1 = xn + x1n untuk n ∈ N. Tentukan apakah


(xn ) konvergen atau divergen!

6. Misalkan A adalah subhimpunan tak hingga dari R dan terbatas di atas


dengan u = sup A. Tunjukkan bahwa terdapat suatu barisan tak turun
(xn ) dengan xn ∈ A untuk semua n ∈ N sehingga u = lim (xn ) !

7. Misalkan (xn ) barisan terbatas dan untuk masing - masing n ∈ N, sn =


sup {xk : k ≥ n} dan tn = inf {xk : k ≥ n}. Buktikan bahwa (sn )
dan (tn ) konvergen. Juga buktikan bahwa jika lim (sn ) = (tn ) maka

24
Bab 1. Barisan 25

(xn ) konvergen. [lim (sn ) disebut limit superior dari (xn ) dan lim (tn )
disebut limit inferior dari (xn )]
1
1 1
8. Jika yn = + n+2
n+1
+ . . . + 2n untuk semua n ∈ N, tentukan apakah
barisan (yn ) konvergen atau divergen!
1
9. Misalkan xn = + 212 +. . .+ n12 untuk semua n ∈ N,buktikan bahwa (xn )
12
tak turun dan terbatas (catatan: bila k ≥ 2, maka k12 ≤ k(k−1)
1 1
= k−1 − k1 )

10. Tentukan konvergensi barisan berikut dan tentukan limitnya

(a) ((1 + n1 )n+1 )


(b) ((1 + n1 )2n )
1 n
(c) ((1 + n+1
) )
(d) ((1 − n1 )n )

1.4 Barisan Bagian


Denisi 1.4.1. Misalkan X = (xn ) barisan bilangan real dan misalkan diambil
barisan asli naik tegas, yaitu n1 < n2 < . . . < nk < . . . maka barisan X ∗ yang
diberikan oleh

(xn1 , xn2 , xn3 , . . . , xnk , . . .)

disebut barisan bagian dari X . Barisan ini ditulis X ∗ = (xnk : k ∈ N)

Contoh 1.4.1. Diberikan barisan X = (1, 12 , 31 , . . . , n1 , . . .). Beberapa barisan


bagian dari X adalah

(a) X ∗ = ( 12 , 14 , . . . , 2n
1
, . . .)

(b) X ∗∗ = (1, 13 , 15 , . . . , 2n−1


1
, . . .)

(c) X ∗∗∗ = ( 14 , 51 , 16 , . . . , n+3


1
, . . .)

Sedangkan berikut ini bukan merupakan barisan bagian X

(a) Y ∗ = (1, 13 , 21 , 14 , 13 , . . .)

(b) Y ∗∗ = ( 12 , 12 , 31 , 13 , . . .)

25
Bab 1. Barisan 26

Teorema 1.4.1. (Teorema Konvergensi Barisan Bagian). Jika barisan


(xn ) konvergen ke x maka setiap barisan bagiannya konvergen ke x.
Bukti : Diberikan sebarang ε > 0. Karena (xn ) konvergen ke x maka ada
bilangan asli K(ε) sehingga
|xn − x| < ε untuk setiap n ≥ K(ε)
Karena n1 < n2 < . . . < nk < . . . adalah barisan naik bilangan asli, maka
dengan induksi matematika dapat ditunjukkan bahwa nk ≥ k (berdasarkan
fakta bahwa n1 ≥ 1 dan nk ≥ k yang mengakibatkan nk+1 > nk ≥ k dan
nk+1 ≥ k + 1). Sehingga, jika k ≥ K(ε) maka nk ≥ k ≥ K(ε). Jadi, |xnk − x| <
ε. Oleh karenanya, subbarisan (xnk ) juga konvergen ke x.
Contoh 1.4.2. Tunjukkan bahwa lim (bn ) = 0 jika 0 < b < 1
Jawab : Pada Contoh 1.1.9, kita telah menunjukkan nilai limit ini dengan
menggunakan pertidaksamaan Bernoulli dengan memisalkan xn = bn . Pada
bagian ini, kita akan menunjukkan nilai limit ini dengan menggunakan teo-
rema barisan bagian. Jika 0 < b < 1 dan kita misalkan xn = bn maka
xn+1 = bn+1 < bn = xn . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa (xn )
merupakan barisan turun. Karena 0 < b < 1 maka jelas bahwa 0 ≤ xn ≤ 1,
yang artinya (xn ) terbatas. Sehingga menurut teorema konvergensi mono-
ton, barisan (xn ) konvergen. Misalkan x = lim (xn ), Karena (x2n ) subbarisan
dari (xn ) maka menurut Teorema 1.4.1 x = lim (x2n ). Dilain pihak, karena
x2n = b2n = (bn )2 = (xn )2 , maka menurut Teorema 1.2.2 diperoleh

x = lim (x2n ) = [lim (xn )]2 = x2 ⇔ x2 − x = 0


⇔ x = 0 atau x = 1

Karena (xn ) barisan turun dan terbatas dibawah oleh 0, maka haruslah x =
0 = lim (xn ).
Contoh 1.4.3. Tunjukkan bahwa lim (c n ) = 1 untuk c > 1
1

1
Jawab : Misalkan zn = c n . Karena c > 1 maka cn+1 > cn , sehingga diperoleh
1 1
cn+1 > cn ⇔ (cn+1 ) n(n+1) > (cn ) n(n+1)
1 1
⇔ c n = zn > c n+1 = zn+1
n+1
⇔c n >c
1
⇔c >1n

26
Bab 1. Barisan 27

Berdasarkan pertidaksamaan di atas, diperoleh zn > 1 dan z1 = c > zn >


zn+1 > 1 untuk semua n ∈ N. Sehingga dapat dikatakan bahwa (zn ) meru-
pakan barisan turun dan terbatas, oleh karenanya ia konvergen. Misalkan z =
lim (zn ), maka berdasarkan Teorema 1.4.1 z = lim (z2n ) dimana

1 1 1 1
z2n = c 2n = (c n ) 2 = (zn ) 2

sehingga berdasarkan Teorema 1.2.2 diperoleh

1 1
z = lim (z2n = (lim (zn )) 2 = z 2

Oleh karenanya didapatkan z 2 = z dimana z = 0 atau z = 1. Karena zn > 1


untuk semua n ∈ N maka jelas bahwa z = 1 = lim (zn ).
Melalui Teorema konvergensi barisan bagian ini, kita dapat membuat krite-
ria barisan divergen. Perhatikan kontraposisi dari teorema konvergensi barisan
bagian Jika ada barisan bagian dari (xn ) yang tidak konvergen ke x maka bari-
san (xn ) tidak konvergen ke x. Dengan kata lain, jika ada dua barisan bagian
konvergen tetapi limit keduanya tidak sama maka barisan induknya divergen.

Contoh 1.4.4. Tunjukkan bahwa barisan ((−1)n ) divergen

Jawab : Perhatikan bahwa barisan X = (xn ) = ((−1)n ) memiliki dua barisan


bagian yaitu X ∗ = (x2n ) = ((−1)2n ) yang konvergen ke 1 dan X ∗∗ = (x2n−1 ) =
((−1)2n−1 ) yang konvergen ke -1. Karena

lim X ∗ =1 6= -1 = lim X ∗∗

maka barisan ((−1)n ) divergen, hasil yang sama seperti contoh sebelumnya.

Contoh 1.4.5. Tunjukkan bahwa barisan (1, 12 , 3, 14 , . . .) divergen

Jawab : Kita dapat mendenisikan barisan ini dengan Y = (yn ), dimana


yn = n jika n ganjil dan yn = n1 jika n genap. Dengan mudah dapat kita
lihat bahwa barisan ini tidak terbatas (memuat subbarisan (1, 3, 5, 7, . . .) yang
tidak terbatas) sehingga barisan ini tidak mungkin konvergen. Alternatifnya,
walaupun subbarisan ( 21 , 14 , 16 , . . .) dari Y konvergen ke 0, tetapi keseluruhan
barisan Y tidak konvergen ke 0. Yaitu, terdapat subbarisan (1, 3, 5, 7, . . .) yang
tidak konvergen ke 0. Karena itu, Y tidak konvergen ke 0.

27
Bab 1. Barisan 28

Eksistensi Subbarisan Monoton


Tidak semua barisan bilangan real monoton, tetapi pada setiap barisan selalu
dapat dikonstruksi barisan bagian yang monoton. Selanjutnya akan ditun-
jukkan bahwa setiap barisan mempunyai subbarisan monoton

Teorema 1.4.2. Teorema Subbarisan Monoton Setiap barisan X = (xn )


mempunyai subbarisan monoton

Bukti : Untuk membuktikan teorema ini, pertama kita denisikan bahwa suku
ke-m xm dikatakan puncak jika xm ≥ xn untuk semua n ≥ m. Sebagai
catatan, pada barisan turun tegas, setiap suku adalah sebuah puncak sedang-
kan pada barisan naik tegas, tidak ada suku barisan yang menjadi puncak.
Selanjutnya kita akan mempertimbangkan dua kasus.
Kasus 1. X mempunyai sejumlah tak hingga puncak. Dalam kasus ini, kita
akan mengurutkan puncak - puncak tersebut dengan indeks naik. jadi, kita
mempunyai puncak - puncak xm1 , xm2 , . . . , xmk , . . . dengan m1 < m2 < . . . <
mk < . . .. karena masing - masing suku tersebut puncak, kita mempunyai
xm1 ≥ xm2 ≥ . . . ≥ xmk ≥ . . .. Karenanya, subbarisan (xmk ) merupakan sub-
barisan tak naik dari X .
Kasus 2. X mempunyai sejumlah hingga (mungkin nol) puncak. Jika kita
mengurutkan puncak - puncak tersebut dengan indeks naik: xm1 , xm2 , . . . , xmr .
Misalkan s1 = mr + 1 adalah indeks pertama setelah puncak terakhir. Karena
xs1 bukan puncak maka terdapat s2 > s1 sedemikian hingga xs2 > xs1 . Karena
xs2 juga bukan puncak maka terdapat s3 > s2 sedemikian hingga xs3 > xs2 .
Jika kita meneruskan proses ini, kita peroleh subbarisan tak turun (xsn ) dari
X.

Teorema Bolzano - Weierstrass


Berdasarkan teorema subbarisan monoton, kita selalu dapat mengonstruksi
suatu barisan bagian yang monoton. Bila barisan induknya terbatas maka
jelas setiap barisan bagiannya juga terbatas. Kosekuensi dari kenyataan ini
diperoleh Torema terkenal berikut.

Teorema 1.4.3. Teorema Bolzano - Weierstrass Setiap barisan terdapat


selalu memuat subbarisan yang konvergen

Bukti : Berdasarkan teorema subbarisan monoton, maka barisan terbatas X =


(xn ) ini mempunyai subbarisan X ∗ = (xnk ) yang monoton. Karena X terbatas,

28
Bab 1. Barisan 29

maka subbarisan inipun juga terbatas. Sehingga menurut teorema konvergensi


monoton, subbarisan X ∗ = (xnk ) konvergen.
Sebagai ilustrasi untuk menjelaskan Teorema Bolzano - Weierstrass ini,
perhatikan bahwa barisan ((−1)n ) merupakan barisan terbatas tetapi tidak
konvergen. Dua barisan bagiannya yaitu (x2n ) = ((−1)2n ) dan (x2n−1 ) =
((−1)2n−1 ) konvergen, berturut-turut ke 1 dan -1.
Misalkan X ∗ merupakan subbarisan dari X , maka X ∗ sendiri merupakan
barisan yang juga memiliki subbarisan, katakanlah X ∗1 . Dalam hal ini, dapat
kita katakan juga bahwa X ∗1 subbarisan dari X .

Teorema 1.4.4. Misalkan X barisan terbatas dan x ∈ R yang mempunyai


sifat bahwa setiap subbarisan konvergen dari X limitnya adalah x, maka ba-
risan X konvergen ke x

Bukti : Karena X terbatas maka ada M > 0, M ∈ R sedemikian hingga


|xn | ≤ M untuk semua n ∈ N. Andaikan X tidak konvergen ke x, maka
menurut kriteria divergensi terdapat ε0 > 0 dan subbarisan X ∗ = (xtn ) dari
X sedemikian hingga

|xtn − x| ≥ ε0 , untuk semua n ∈ N (1.2)

Karena X ∗ subbarisan dari X , maka X ∗ juga terbatas oleh M . Dari sini,


menurut teorema Bolzano - Weiestrass bahwa X ∗ mempunyai subbarisan X ∗∗
yang konvergen. Karena X ∗∗ juga merupakan subbarisan dari X , karenanya
menurut hipotesis, X ∗∗ harus konvergen ke x. Karena X ∗∗ subbarisan dari X ∗
maka setiap suku dari X ∗∗ juga merupakan suku dari X ∗ . Sehingga X ∗∗ juga
terletak di dalam persekitaran-ε0 dari x. Akibatnya, pertidaksamaan (1.2)
kontradiksi dengan kenyataan bahwa X ∗∗ konvergen ke x.

LATIHAN
1. Berikan cotoh barisan tak terbatas yang mempunyai subbarisan konver-
gen

2. Gunakan metode pada Contoh 1.4.3 untuk menunjukkan bahwa jika 0 <
1
c < 1 maka lim (c n )=1

3. Misalkan X = (xn ), Y = (yn ), barisan Z = (zn ) didenisikan dengan


z1 = x1 , z2 = y1 , . . . , z2n−1 = xn , z2 n = yn , . . .. Tunjukkan bahwa Z

29
Bab 1. Barisan 30

konvergen jika dan hanya jika X dan Y konvergen dan lim X = lim Y .

4. Misalkan setiap subbarisan dari X = (xn ) mempunyai subbarisan lagi


yang konvergen ke 0. Tunjukkan bahwa lim X =0

5. Misalkan (xn ) barisan terbatas dan untuk masing - masing n ∈ N sn =


sup{xk : k ≥ n} dan s = inf {sn : n ∈ N}. Tunjukkan bahwa terdapat
subbarisan dari (xn ) yang konvergen ke s.

6. Misalkan bahwa xn ≥ 0 untuk semua n ∈ N dan lim ((−1)n xn ) ada.


Tunjukkan bahwa (xn ) konvergen

7. Tunjukkan bahwa jika (xn ) tak terbatas, maka terdapat subbarisan (xnk )
sedemikian hingga lim ( xn1 ) = 0
k

8. Misalkan (xn ) barisan terbatas dan s = sup{xn : n ∈ N}. Tunjukkan


bahwa bila s 6∈ {xn : n ∈ N}, maka terdapat subbarisan dari (xn ) yang
konvergen ke s

9. Berikan contoh bahwa Teorema 1.4.4 gagal jika hipotesis terbatas dihi-
langkan!

1.5 Kriteria Cauchy dan Kontraksi


Teorema konvergensi monoton yang sudah dibahas sebelumnya sangat berguna
untuk menyelidiki kekonvergenan suatu barisan, namun ia memiliki keter-
batasan karena hanya dapat diterapkan pada barisan yang monoton. Untuk
barisan yang tidak monoton teorema konvergensi monoton tidak berguna sama
sekali. Untuk itu pada bagian akhir bab ini diberikan dua kriteria konvergensi
tanpa syarat monoton.

Denisi 1.5.1. Barisan Cauchy Barisan X = (xn ) disebut barusan Cauchy


jika untuk setiap ε > 0 terdapat bilangan asli K(ε) sedemikian hingga

|xn − xm | < ε untuk setiap m, n ≥ K(ε)

Contoh 1.5.1. Barisan ( n1 ) merupakan barisan Cauchy

Bukti : Jika diberikan ε > 0, kita dapat memilih bilangan asli K = K(ε)
sedemikian hingga K > 2ε . Selanjutnya, jika m, n ≥ K kita peroleh n1 ≤

30
Bab 1. Barisan 31
1
K
< 2ε dan dan dengan cara yang sama didapat 1
m
< 2ε . Oleh karenanya, jika
m, n ≥ K maka

1 1 1 1 ε ε
| − |≤ + < + =ε
n m n m 2 2

Karena ε > 0 yang diberikan adalah sembarang, maka dapat kita simpulkan
bahwa ( n1 ) merupakan barisan Cauchy.

Contoh 1.5.2. Barisan (1 + (−1)n ) bukan barisan Cauchy


Bukti : Negasi dari denisi barisan Cauchy adalah terdapat ε0 > 0 sedemikian
hingga untuk setiap K ada sedikitnya satu n > K dan sedikitnya satu m > K
sedemikian hingga |xn −xm | ≥ ε0 . Untuk suku - suku xn = 1+(−1)n , kita lihat
bahwa jika n genap maka xn = 2 dan xn+1 = 0. Jika kita ambil ε0 = 2 maka
untuk sebarang K kita dapat memilih bilangan genap n > K dan misalkan
m = n + 1 sehingga kita dapatkan

|xn − xm | = |xn − xn+1 | = |2 − 0| = 2 = ε0

Jadi, dapat disimpulkan bahwa (xn ) bukan barisan Cauchy

Catatan: Perlu diperhatikan bahwa untuk membuktikan bahwa suatu barisan


merupakan barisan Cauchy, kita tidak boleh mengasumsikan relasi antara m
dan n karena pertidaksamaan |xn − xm | < ε harus terpenuhi untuk semua
n, m ≥ K(ε). Tetapi untuk membuktikan bahwa suatu barisan bukan barisan
Cauchy, kita boleh membangun relasi antara n dan m sejauh nilai n dan m
yang dapat dipilih sedemikian hingga |xn − xm | ≥ ε0 .

Akan kita lihat bahwa barisan Cauchy merupakan barisan yang konvergen.
Untuk membuktikannya, kita akan tunjukkan terlebih dahulu bahwa barisan
konvergen merupakan barisan Cauchy.

Lema 1.5.1. Jika X = (xn ) barisan konvergen maka X barisan Cauchy


Bukti : Misalkan x = lim X , dan untuk sebarang ε > 0, ada bilangan asli
K( 2ε ) sedemikian hingga jika n ≥ K( 2ε ) maka |xn − x| < 2ε . Sehingga jika
n, m ≥ K( 2ε ) maka diperoleh

|xn − xm | = |(xn − x) + (x − xm )|
ε ε
≤ |xn − x| + |xm − x| < + =ε
2 2

31
Bab 1. Barisan 32

Karena untuk sembarang ε > 0 |xn − xm | < ε untuk n, m ≥ K maka dapat


disimpulkan bahwa (xn ) merupakan barisan Cauchy.
Dalam rangka untuk membuktikan bahwa suatu barisan Cauchy konvergen,
Selanjutnya dibutuhkan lema berikut.

Lema 1.5.2. Barisan Cauchy selalu terbatas

Bukti : Misalkan X = (xn ) merupakan barisan Cauchy dan misalkan pula


ambil ε = 1. Jika K = K(1) dan n ≥ K maka |xn − xK | < 1. Sehingga
berdasarkan ketaksamaan segitiga, diperoleh |xn | ≥ |xK | + 1 untuk semua
n ≥ K . Jika kita pilih

M = sup{|x1 |, |x2 |, . . . , |xK−1 |, |xH | + 1}

maka dapat dipastikan bahwa |xn | ≤ M untuk semua n ∈ N.


Selanjutnya kita akan membahas tentang kriteria barisan cauchy.

Teorema 1.5.1. Kriteria Konvergensi Cauchy Barisan bilangan real kon-


vergen jika dan hanya jika merupakan barisan Cauchy

Bukti : Lema 1.5.1 telah membuktikan bahwa barisan konvergen merupakan


barisan Cauchy. Selanjutnya kita tinggal membuktikan bahwa jika barisan
bilangan real merupakan barisan Cauchy maka ia konvergen. Untuk mem-
buktikan proposisi ini, pertama kita misalkan X = (xn ) merupakan barisan
Cauchy. Berdasarkan lema 1.5.2 maka X terbatas. Karena itu menurut teo-
rema Bolzano - Weiestrass terdapat subbarisan X ∗ = (xnk ) dari X yang kon-
vergen ke suatu bilangan real x∗ . Kita akan melengkapi bukti dengan menun-
jukkan bahwa X konvergen x∗ .
Karena X = (xn ) barisan Cauchy, maka untuk sebarang ε > 0 terdapat
K1 = K1 ( 2ε ) ∈ N sedemikian hingga jika m, n ≥ K1 maka

ε
|xn − xm | <
2

Karena subbarisan X ∗ = (xnk ) konvergen ke x∗ , maka terdapat bilangan asli


K2 = K2 ( 2ε ) ∈ N sedemikian hingga untuk nk ≥ K2

ε
|xnk − x∗ | <
2

Jika diambil K = max{K1 , K2 } maka keduanya berlaku

32
Bab 1. Barisan 33
ε ε
|xn − xm | < 2
dan |xnk − x∗ | < 2
untuk setiap n, m, nk ≥ K

Khususnya untuk m = K = nk berlaku


ε ε
|xn − xK | < 2
dan |xK − x∗ | < 2
untuk setiap n ≥ K

Akhirnya diperoleh, untuk setiap n ≥ K berlaku

|xn − x∗ | = |xn − xK + xK − x∗ |
ε ε
≤ |xn − xK | + |xK − x∗ | < + =ε
2 2

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa (xn ) konvergen ke x∗ . Ini meng-
akhiri pembuktian teorema kriteria konvergensi Cauchy.

Contoh 1.5.3. Selidikilah kekonvergenan barisan (xn ) yang didenisikan se-


cara rekursif berikut:
(
x1 = 1, x2 = 2
xn = 12 (xn−1 + xn−2 ), untuk n ≥ 3

Jawab : Dapat ditunjukkan dengan induksi bahwa 1 ≤ xn ≤ 2 untuk setiap


n ∈ N. Apakah barisan ini monoton ? Coba perhatikan beberapa suku perta-
manya berikut ini,

x1 = 1.0000, x2 = 2.0000, x3 = 1.5000, x4 = 1.7500, x5 = 1.6250, x6 = 1.6875,


x7 = 1.6563, x8 = 1.6719, x9 = 1.6641, dan x10 = 1.6680

Tidak ada indikasi barisan ini monoton sehingga teorema konvergensi monoton
tidak dapat digunakan. Perhatikan bahwa

1
|xn − xn+1 | = |xn − ( (xn + xn−1 ))|
2
1
= |xn − xn−1 |
2
1
= |xn−1 − xn |
2
1 1
= 2 |xn−1 − xn−2 | = 2 |xn−2 − xn−1 |
2 2
..
.
1 1
= |x2 − x1 | =
2n−1 2n−1

33
Bab 1. Barisan 34

Misalkan m > n, perhatikan suku - suku ke n, n + 1, n + 2, . . . , m − 1, m.


Dengan menggunakan ketidaksamaan segitiga diperoleh

|xn − xm | = |(xn − xn+1 ) + (xn+1 − xn+2 ) + . . . + (xm−1 − xm )|


≤ |xn − xn+1 | + |xn+1 − xn+2 | + . . . + |xm−1 − xm |
1 1 1
= n−1 + n + . . . + m−2
2 2 2
1 1 1
= n−1 (1 + + . . . + m−n−1 )
2 2 2
1 1 m−n−1 2 1
= n−1 (2 − ( ) ) < n−1 = n−2
2 2 2 2

Diambil K bilangan asli terkecil yang lebih besar dari (2 −2 log ε), maka

|xn − xm | < ε untuk setiap m, n ≥ K

Terbukti barisan ini konvergen. Selanjutnya, limit barisan tidak dapat diper-
oleh dengan menggunakan sifat ekor barisan karena akan menghasilkan relasi
x = 12 (x + x). Relasi ini selalu benar tetapi tidak memberikan informasi
apapun.
Selanjutnya akan digunakan teorema konvergensi barisan bagian. Ambil
suku - suku ganjil (x2n+1 : n ∈ N). Untuk n = 1 diperoleh x3 = 1 + 21 .
1
Karena x4 = 2
+ 32 ) = (1 + 12 + 14 ), maka untuk n = 2 diperoleh x5 =
(2
1
2
(x3 + x4 ) = 1 + 12 + 213 . Karena x6 = 1 + 21 + 213 + 214 , maka untuk n = 3
1
diperoleh x7 = 1 + + 213 + 215 . Secara umum, dengan menggunakan induksi
2
matematika dapat dibuktikan bahwa setiap bilangan asli n berlaku

1 1 1 1
x2n+1 = 1 + + 3 + 5 + . . . + 2n−1
|2 2 2 {z 2 }
deret geometri n suku
1
2
(1 − ( 14 )n )
=1+ 3
4
n
2 1
= 1 + (1 − ( ))
3 4

Berdasarkan ini diperoleh

2 1n 2 5
lim(xn ) = lim(x2n+1 ) = lim(1 + (1 − ( ))) = 1 + =
3 4 3 3

Satu lagi kriteria kekonvergenan barisan bilangan real yang diberikan pada
penghujung bab ini yaitu barisan kontraksi.

34
Bab 1. Barisan 35

Denisi 1.5.2. Barisan bilangan real X = (xn ) dikatakan kontraksi jika ada
bilangan real C dengan 0 < C < 1 sehingga

|xn+2 − xn+1 | < C|xn+1 − xn |

untuk setiap bilangan asli n. Kita sebut saja bilangan C sebagai kontrak-
tornya.

Sifat kontraksi ini dapat dipahami sebagai berikut. Misalkan didenisikan


dn = |xn+1 − xn | yaitu magnitud atau jarak dari dua suku yang berdekatan.
Bila barisan magnitud ini (dn ) turun secara tegas maka barisan (xn ) bersifat
kontraksi. Ini berarti jarak antara dua suku berdekatan semakin lama semakin
kecil

Teorema 1.5.2. Bila (xn ) barisan kontraksi maka ia konveregen

Bukti : untuk membuktikan teorema ini, cukup dibuktikan barisan kontraksi


(xn ) merupakan barisan Cauchy. Pertama perhatikan pola magnitud selisih
yang didominasi oleh |x2 − x1 |

|xn+2 − xn+1 | ≤ C|xn+1 − xn |


≤ CC|xn − xn−1 | = C 2 |xn − xn−1 |
= C 2 C|xn−1 − xn−2 | = C 3 |xn−1 − xn−2 |
..
.
≤ C n |x2 − x1 |

Sekarang kita akan melakukan estimasi untuk selisih |xn − xm |, diasumsikan


saja m > n. Seperti ide ketika menyelesaikan soal pada Contoh 1.5.3, diperoleh

|xn − xm | = |(xn − xn+1 ) + (xn+1 − xn+2 ) + (xn+2 − xn+3 ) + . . . + (xm−1 − xm )|


≤ |xn − xn+1 | + |xn+1 − xn+2 | + |xn+2 − xn+3 | + . . . + |xm−1 − xm |
= |xn+1 − xn | + |xn+2 − xn+1 | + |xn+3 − xn+2 | + . . . + |xm − xm−1 |
≤ (C n−1 + C n + C n+1 + . . . + C m−2 ) |x2 − x1 |
| {z }
(m−n) deret suku geometri

1 − C m−n
= C n−1 ( )|x2 − x1 |
1−C
1
≤ C n−1 ( )|x2 − x1 | → 0
1−C

35
Bab 1. Barisan 36

Sebab 0 < C < 1. Jadi, disimpulkan bahwa (xn ) barisan Cauchy, dan oleh
karenanya ia konvergen.

Akibat 1.5.1. Jika X = (xn ) merupakan barisan konstraksi dengan konstanta


C, 0 < C <! dab jika x∗ = lim X , maka
C n−1
(i) |x∗ − xn | ≤ 1−C
|x2 − x 1 |,
C
(ii) |x∗ − xn | ≤ |x
1−C n
− xn−1 |

Bukti : Berdasarkan pembuktian pada Teorema 1.5.2, jika m > n maka |xn −
n−1
xm | = |xm −xn | ≤ C1−C |x2 −x1 |. Jika diberikan m → ∞, maka pertidaksamaan
(i) terpenuhi.
Untuk menunjukkan pertidaksamaan (ii), perhatikan kembali pembuktian
pada Teorema 1.5.2. Jika diberikan m > n, maka

1
|xn − xm | = |xm − xn | ≤ C n−1 ( )|x2 − x1 |
1−C
1 1
=( )C n−1 |x2 − x1 | = ( )|xn − xn−1 |
1−C 1−C

Jika diambil m → ∞, maka pertidaksamaan (ii) juga terpenuhi /

Contoh 1.5.4. Barisan yang didenisikan secara rekursif berikut merupakan


barisan kontraksi
(
x1 = 1, x2 = 2
xn = 12 (xn−1 + xn−2 ), untuk n ≥ 3

Bukti : Pada Contoh 1.5.3, kita telah menunjukkan bahwa barisan ini meru-
pakan barisan Cauchy. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa barisan ini
juga merupakan barisan kontraksi. Perhatikan bahwa

1
|xn+2 − xn+1 | = | (xn + xn+1 ) − xn+1 |
2
1 1
= | xn − xn+1 |
2 2
1
= |xn+1 − xn |
2
1 1
Karena ada C = 2
sedemikian hingga |xn+2 − xn+1 | = |x
2 n+1
− xn |, maka
X = (xn ) merupakan barisan kontraksi

36
Bab 1. Barisan 37

Contoh 1.5.5. Jika x1 = 2 dan xn+1 = 2 + x1n untuk n ≥ 1, tunjukkan bahwa


(xn ) merupakan barisan kontraksi dan tentukan nilai limitnya

Bukti : Pertama kita akan menunjukkan bahwa (xn ) merupakan barisan kon-
traktif. Karena x1 = 2 dan xn+1 = 2 + x1n maka dapat jelas bahwa xn > 0
1
sehingga xn = 2 + xn−1 > 2 ini ekivalen dengan x1n < 12 untuk setiap n ≥ 1.
Oleh karenanya, kita dapatkan

1 1
|xn+2 − xn+1 | = | − |
xn+1 xn
xn − xn+1
=| |
xnxn+1
1 1
≤ |xn − xn+1 | = |xn+1 − xn |
4 4

Jadi, (xn ) merupakan barisan kontraksi dan oleh karenanya ia konvergen. Un-
tuk mencari nilai limitnya, kita bisa menggunakan teorema ekor barisan. Mi-
salkan x = lim X maka x = 2 + x1 . Ini sama saja dengan mencari akar

persamaan x2 − 2x − 1 = 0 yaitu x1,2 = 1 ± 2. Karena xn > 0, ∀n ∈ N maka

dapat disimpulkan bahwa limit (xn ) = 1 + 2

Contoh 1.5.6. Misalkan x1 suatu bilangan real dengan 0 < x1 < 1. Dideni-
sikan

1
xn+1 = (x3n + 2), n ≥ 1
7

Selidikilah apakah barisan ini konvergen!

Bukti : Karena 0 < x1 < 1 maka xn = 17 (x3n−1 + 2) < 3


7
< 1 untuk setiap
n ∈ N. Oleh karena itu kita peroleh

1 1
|xn+2 − xn+1 | = | (x3n+1 + 2) − (x3n + 2)|
7 7
1 3 1
= |xn+1 − x3n | = |(x2n+1 + xn+1 xn + x2n )(xn+1 − xn )|
7 7
3
≤ (xn+1 − xn )
7
3
Karena C = < 1 maka disimpulkan ia merupakan barisan kontraksi, jadi
7
konvergen. Karena konvergen, pertanyaan selanjutnya adalah berapa limit-

37
Bab 1. Barisan 38

nya? Misalkan x = lim(xn ) maka diperoleh

x3 − 7x + 2 = 0

yaitu limit barisan ini merupakan salah satu akar polinomial x3 − 7x + 2 = 0.


Kita dapat mengaproksimasi nilai x dengan memilih nilai x1 dan menghi-
tung nilai x2 , x3 , . . . secara berurutan. Sebagai contoh, jika kita ambil x1 = 0, 5
maka beberapa suku pertamanya adalah

x1 = 0.5, x2 = 0.303571429, x3 = 0.289710830, x4 = 0.289188016,


x5 = 0.289169244, x6 = 0.289168571, dst

jadi dapat disimpulkan bahwa lim (xn ) ≈ 0, 289169


Untuk mengestimasi akurasinya, kita bisa menggunakan sifat barisan kon-
traksi seperti pada Akibat 1.5.1. Sebagai catatan, |x2 − x1 | < 0, 2. Sehingga
setelah n langkah, menurut Akibat 1.5.1(i),

3 n−1
∗ 7
|x − xn | ≤ · 0, 2
1 − 73
n−1
3 7 2
= n−1
· ·
7 4 10
3n−1
= n−2
7 · 20

Sebagai catatan, |x∗ − x6 | = |0, 289169 − 0.289168571| ≈ 0, 0000004. Pada saat


n = 6, didapatkan:

35 243
4
= ≈ 0.0051
(7 · 20) 48.020

sehingga jelas bahwa

|x∗ − x6 | = |0, 289169 − 0.289168571| ≈ 0, 0000004


35 243
≤ = ≈ 0.0051
(74 · 20) 48.020

LATIHAN
1. Berikan sebuah contoh barisan terbatas yang bukan merupakan barisan
Cauchy !

38
Bab 1. Barisan 39

2. Tunjukkan secara langsung menurut denisi bahwa barisan berikut meru-


pakan barisan Cauchy

(a) ( n+1
n
)
1 1
(b) (1 + 2!
+ ... + n!
)

3. Tunjukkan secara langsung menurut denisi bahwa barisan berikut bukan


barisan Cauchy

(a) ((−1)n ),
(−1)n
(b) (n + n
),
(c) (ln n)

4. Tunjukkan secara langsung menurut denisi bahwa jika (xn ) dan (yn )
merupakan barisan Cauchy maka (xn + yn ) dan (xn yn ) juga merupakan
barisan Cauchy

5. Jika xn = n, tunjukkan bahwa (xn ) memenuhi lim |xn+1 − xn | = 0
tetapi bukan merupakan barisan Cauchy

6. Tunjukkan secara langsung bahwa suatu barisan terbatas dan monoton


merupakan barisan Cauchy!

7. Jika 0 < r < 1 dan |xn+1 − xn | < rn untuk semua n ∈ N, tunjukkan


bahwa (xn ) merupakan barisan Cauchy!
1
8. Jika x1 < x2 merupakan sebarang bilangan real dan xn = 2
(xn−2
+
xn−1 ) untuk n > 2, tunjukkan bahwa (xn ) konvergen dan tentukan nilai
limitnya!

9. Jika y1 < y2 merupakan sebarang bilangan real dan yn = 13 yn−1 + 23 yn−2 )


untuk n > 2, tunjukkan bahwa (yn ) konvergen dan tentukan nilai limit-
nya!

10. Jika x1 > 0 dan xn+1 = (2 + xn )−1 untuk n ≥ 1, tunjukkan bahwa (xn )
merupakan barisan kontraksi dan tentukan nilai limitnya!

39
Bab 1. Barisan 40

1.6 Barisan Divergen Sejati


Denisi 1.6.1. Misalkan (xn ) merupakan suatu barisan bilangan real

(i) Kita katakan bahwa (xn ) menuju ke +∞ dan ditulis lim (xn ) = +∞
jika untuk setiap α ∈ R terdapat bilangan asli K(α) sedemikian hingga
untuk n ≥ K(α) maka xn > α

(ii) Kita katakan bahwa (xn ) menuju ke −∞ dan ditulis lim (xn ) = −∞
jika untuk setiap β ∈ R terdapat bilangan asli K(β) sedemikian hingga
untuk n ≥ K(β) maka xn < β

Contoh 1.6.1. Tunjukkan bahwa lim (n) = +∞

Solusi :

40

Anda mungkin juga menyukai