A. Pengertian Perjanjian
Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain/lebih (Pasal 1313 BW). Pengertian
perjanjian ini mengandung unsur :
1. Perbuatan,
Penggunaan kata “Perbuatan” pada perumusan tentang Perjanjian ini lebih
tepat jika diganti dengan kata perbuatan hukum atau tindakan hukum, karena
perbuatan tersebut membawa akibat hukum bagi para pihak yang
memperjanjikan;
2. Satu orang atau lebih terhadap satu orang lain atau lebih,
Untuk adanya suatu perjanjian, paling sedikit harus ada dua pihak yang saling
berhadap-hadapan dan saling memberikan pernyataan yang cocok/pas satu
sama lain. Pihak tersebut adalah orang atau badan hukum.
3. Mengikatkan dirinya,
Di dalam perjanjian terdapat unsur janji yang diberikan oleh pihak yang satu
kepada pihak yang lain. Dalam perjanjian ini orang terikat kepada akibat
hukum yang muncul karena kehendaknya sendiri.
Pada contoh diatas, untuk menghasilkan pakaian, bahan baku dasar yang dibutuhkan
oleh penjahit adalah kain. Darimana kain diperoleh? Tentu saja dari pabrik kain.
Sehingga pabrik kain dapat dikatakan sebagai pemasok bahan baku kain bagi penjahit.
Begitu pula pabrik kain, tidak dapat menghasilkan kain apabila tidak memiliki bahan
Kategori Pemasok
Dalam dunia usaha, pemasok dapat dikategorikan dalam 2 jenis:
A. Pemasok Barang
Individu atau perusahaan yang menghasilkan produk jadi berupa barang.
Contoh: Pabrik kain, akan membutuhkan mesin yang dapat
menghasilkan kain. Untuk itu, diperlukan perusahaan lain
yang dapat menghasilkan mesin penghasil kain sebagai
pemasok.
B. Pemasok Jasa
Individu atau perusahaan yang memberikan bantuan tidak dalam bentuk barang jadi,
tetapi dalam bentuk keahlian yang dimiliki.
Contoh: Untuk mengirimkan kain kepada penjahit maka dibutuhkan
jasa pengiriman barang. Individu atau perusahaan yang
memiliki keahlian dalam mengirimkan barang tersebut
merupakan pemasok jasa.
C. Berlakunya Perjanjian
Pada prinsipnya, hukum perjanjian menganut asas konsensualisme. Artinya
bahwa perikatan timbul sejak terjadi kesepakatan para pihak.
Misal: Pada saat terjadi musyawarah penanganan masalah, pelaku menyatakan
bahwa ia akan mengembalikan dana tersebut bulan depan. Maka, sejak ia
menyatakan kesediaannya, sejak itulah perikatan terjadi atau berlaku. Bahkan bila
pada saat itu tidak dilengkapi dengan adanya pernyataan tertulis.
Satu persoalan terkait dengan hukum perjanjian adalah bagaimana jika salah satu
pihak tidak melaksanakan perjanjian atau wan prestasi ?
Ada 4 akibat yang dapat terjadi jika salah satu pihak melakukan wan prestasi
yaitu:
Mencari pengakuan akan kelalaian atau wan prestasi tidaklah mudah. Sehingga
apabila yang bersangkutan menyangkal telah dilakukannya wan prestasi dapat
dilakukan pembuktian di depan pengadilan. Sebelum kita melangkah pada proses
pembuktian di pengadilan, terdapat langkah-langkah yang dapat kita tempuh yaitu
dengan membuat surat peringatan atau teguran, yang biasa dikenal dengan istilah
SOMASI.
5) Asas Itikad Baik (Good Faith) , yaitu Asas itikad baik tercantum dalam Pasal
1338 ayat (3) KUHPer yang berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan
debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau
keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik
terbagi menjadi dua macam, yakni itikad baik nisbi dan itikad baik mutlak. Pada
itikad yang pertama, seseorang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang
nyata dari subjek. Pada itikad yang kedua, penilaian terletak pada akal sehat dan
keadilan serta dibuat ukuran yang obyektif untuk menilai keadaan (penilaian
tidak memihak) menurut norma-norma yang objektif.Berbagai putusan Hoge
Raad (HR) yang erat kaitannya dengan penerapan asas itikad baik dapat
diperhatikan dalam kasus-kasus posisi berikut ini.
Kepala Perjanjian/Kontrak
Judul dari suatu perjanjian/kontrak.
Komparasi/Preamble
Hari, Tanggal, Tahun pembuatan perjanjian/kontrak dan data para pihak
yang melakukan perjanjian/kontrak.
Latar belakang/Recital
Latar belakang di adakannya suatu perjanjian/kontrak antara para pihak dan
kedudukan para pihak.
Kalimat Penghubung
Kalimat berupa pernyataan kesepakatan para pihak sebelum memuat pasal -
pasal tentang isi atau muatan perjanjian.
Substansi Perjanjian/Kontrak
Definisi, obyek perjanjian/kontrak, jangka waktu perjanjian/kontrak, cara
Klausul Penunjang
Force majeur/keadaan kahar, addendum, pilihan penyelesaian sengketa,
notice/pemberitahuan, pengakhiran perjanjian/kontrak, dan bahasa yang
digunakan.
Penutup/Testimonium
Memuat pernyataan tegas kekuatan hukum dalam perjanjian/kontrak yang
dibuat para pihak yang berlaku sama dan tanda tangan para pihak.
Lampiran
Lampiran yang memuat hal - hal detail atau penjelasan lebih lanjut dari
klausul - klausul dalam kontrak.
J. Kelalaian/Wanprestasi
Wanprestasi dapat diartikan sebagai tidak terlaksananya prestasi karena
kesalahan debitur baik karena kesengajaan atau kelalaian.
Bentuk-bentuk Wanprestasi:
K. Hapusnya Perjanjian
Hapusnya suatu perjanjian yaitu dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Pembayaran
Adalah setiap pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian
secara sukarela. Berdasarkan pasal 1382 KUH Perdata dimungkinkan
menggantikan hak-hak seorang kreditur/berpiutang. Menggantikan hak-hak
seorang kreditur/berpiutang dinamakan subrogatie. Mengenai subrogatie
diatur dalam pasal 1400 sampai dengan 1403 KUH Perdata. Subrogatie dapat
terjadi karena pasal 1401 KUH Perdata dan karena Undang-undang (Pasal
1402 KUH Perdata).
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan atau penitipan
uang atau barang pada Panitera Pengadilan Negeri
Adalah suatu cara pembayaran yang harus dilakukan apabila si berpiutang
(kreditur) menolak pembayaran utang dari debitur, setelah kreditur menolak
pembayaran, debitur dapat memohon kepada Pengadilan Negeri untuk
mengesahkan penawaran pembayaran itu yang diikuti dengan penyerahan
uang atau barang sebagai tanda pelunasan atas utang debitur kepada Panitera
Pengadilan Negeri.Setelah penawaran pembayaran itu disahkan oleh
Pengadilan Negeri, maka barang atau uang yang akan dibayarkan itu,
disimpan atau dititipkan kepada Panitera Pengadilan Negeri, dengan
demikian hapuslah utang piutang itu.
3. Pembaharuan utang atau novasi
Adalah suatu pembuatan perjanjian baru yang menggantikan suatu perjanjian
lama. Menurut Pasal 1413 KUH Perdata ada 3 macam cara melaksanakan
suatu pembaharuan utang atau novasi, yaitu yang diganti debitur, krediturnya
(subyeknya) atau obyek dari perjanjian itu.
4. Perjumpaan utang atau Kompensasi
Adalah suatu cara penghapusan/pelunasan utang dengan jalan
memperjumpakan atau memperhitungkan utang piutang secara timbal-balik
antara kreditur dan debitur. Jika debitur mempunyai suatu piutang pada
Pada hari Senin, 23 April 2015 yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama :
Perusahaan :
Jabatan :
Alamat :
Phone/fax :
Mobile :
Email :
Bertindak atas dan untuk [nama perusahaan] untuk selanjutnya disebut sebagai pihak
kesatu atau sebagai fo (factory outlet).
Nama :
Perusahaan :
Jabatan :
Alamat :
Phone/fax :
Mobile :
Email :
Bertindak atas dan untuk [nama perusahaan] untuk selanjutnya disebut sebagai pihak
kedua atau sebagai supplier barang.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan suatu perjanjian kerjasama dalam bidang
penjualan dan pendistribusian produk berupa (_____Jenis produk atau barang____) dan
untuk mewujudkan kelancaran kerjasama tersebut, maka kedua belah pihak sepakat untuk
dan mentaati pasal-pasal sebagai berikut:
Pasal I
Pihak-pihak
I. Pihak kesatu dalam perjanjian ini bertindak sebagai outlet atau dealer di mana pihak
kesatu berhak menerima serta menjual produk yang di keluarkan pihak kedua.
Pasal II
Konsinyasi
I. Pihak kedua memberikan konsigmen sebesar 25 % untuk penjualan di pihak kesatu
yang merupakan share/discount yg diberikan kepada pihak kesatu.
Pasal III
Pengiriman dan Penarikan
I. Pengiriman barang dari pihak kedua (suplier) kepada pihak kesatu, biaya pengiriman di
tanggung oleh pihak kedua.
II. Apabila ada peraturan barang bisa langsung di kirim ke alamat yang tertera di atas yang
di tanggung oleh pihak kesatu.
III. Pihak kedua berhak atas kehendak sendiri untuk menarik kembali ( me-retur) produk yg
dikirimkan/dititipkan pada pihak kesatu bila suatu waktu di perlukan.
IV. Apabila pihak kedua meminta retur barang dari pihak pertama, maka pihak pertama
harus menyetujui dan menanggung biaya kirim barang yang diretur tersebut.
Pasal IV
Hak dan Kewajiban
I. Pihak kesatu bertanggung jawab tehadap keberadaan/kondisi barang-barang yang
dititipkan,serta akan memberi laporan administrasi secara rutin dan professional
kepada pihak kedua.
II. Pihak kesatu tidak merubah,menghilangkan,menutupi,merusak atau membuat cacat
tanda-tanda termasuk merek dagang atau nama dagang yang tertera pada setiap barang
yang dititipkan oleh pihak kedua.
III. Pembayaran terhadap penjulan produk pihak kedua dilakukan pihak kesatu berupa
pembayaran tunai atau via transfer berdasarkan realisasi penjualan sebenarnya pada
tanggal 1-5 setiap bulannya
Pasal V
Perselisihan dan Penyelesaian
I. Apabila terjadi perselisihan di kemudian hari,maka kedua belah pihak sepakat untuk
menyelesaikan dengan musyawarah untuk mufakat
II. Apabila ada hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian ini dan juga jika
terjadi perbedaan penafsiran atas seluruh atau sebagian dari Perjanjian ini, maka kedua
belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.
III. Jika penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat juga ternyata tidak
menyelesaikan perselisihan tersebut, maka perselisihan tersebut akan diselesai-kan
secara hukum yang berlaku di Indonesia, dan oleh karena itu kedua belah pihak
memilih tempat tinggal yang tetap dan seumumnya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
_____ .
.
Pasal VI
Ketentuan
I. Pihak pertama dan pihak kedua tunduk pada ketentuan dan pasal-pasal yang ada.
II. Perjanjian ini berlaku sejak di tandatangani oleh kedua belah pihak sampai adanya
perubahan atau pertimbangan dari salah satu pihak,dan berakhir sampai kerja sama
selesai.
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari
dan tanggal tersebut di atas, dibuat rangkap dua bermeterai cukup untuk masing-
masing pihak yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.
http://aryanhanantolegal.blogspot.com/2013/01/anatomi-perjnjiankontrak.html
http://sciencebooth.com/2013/05/27/jenis-jenis-perjanjian-dari-berbagai-segi/
http://deanazcupcup.blogspot.com/2011/04/bentuk-bentuk-perjanjian-dan-fungsi.html