Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,kerja
insulin atau kedua-duanya (WHO, 1999). Di seluruh dunia terdapat 415 juta orang dewasa yang menderita penyakit diabetes dan kalau tidak di tanggulangi akan mengalami peningkatan pada tahun 2040 menjadi 642 juta orang (IDF, 2015).Indonesia sendiri menempati posisi ke-7 setelah Negara Mexico untuk penderita diabetes terbanyak di dunia yaitu berjumlah 10 juta orang dan jika tidak dicegah di prediksikan akan meningkat pada tahun 2040 menjadi 10,8 juta orang (IDF,2015)
Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset
atau mulai terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan ,sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi ini.Faktor resiko yang berubah secara epidemiologi diperkirakan adalah : bertambahnya usia,lebih banyak dan lebih lamanya obesitas,distribusi lemak tubuh ,kurangnya aktivitas jasmani dan hiperinsulinemia (WHO,1999).Di lain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degenerative,di antaranya diabetes meningkat dengan tajam (Cheah JS, et al., 1982). Perubahan pola penyakit itu diduga ada hubungannya dengan cara hidup yang berubah.Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran,ke pola makan ke barat-baratan,dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein,lemak,gula,garam dan mengandung sedikit serat.Di samping itu cara hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan dari pagi sampai sore bahkan kadang- kadang sampai malam hari duduk di belakang meja menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk berekreasi atau berolah raga apalagi bagi para eksekutif hamper tiap hari harus lunch atau dinner dengan para relasinya dengan menu makanan barat yang “aduhai”. Pola hidup beresiko seperti inilah yang menyebabkan tingginya penyakit yang salah satunya adalah Diabetes.Dan pola hidup seperti inilah yang akan menyebabkan kegemukan yang biasa dikenal dengan obesitas. (Cheah JS, et al., 1982).
Obesitas pada dewasa berkaitan dengan sindroma metabolik (Braunschweig
C, et al., 2005), obesitas yang bersifat sentral merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit DM tipe 2.Timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh dapat mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus (Waspadji, 2004). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah penderita DM adalah dengan pencapaian status gizi yang baik. Antropometri merupakan salah satu cara penentuan status gizi. Penentuan status gizi yang digunakan adalah pembagian berat badan dalam kg dengan tinggi badan dalam meter kuadrat lau dikalikan dengan 100% dinyatakan dalam indeks massa tubuh atau IMT. IMT memiliki kaitan dengan kadar gula darah penderita DM (Hartono, 2006).