Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

EPILEPSI

DISUSUN OLEH:
Anita Indah Fitrianti 1102013034
Claras Wanisa’da Erman 1102013066
Dinda Apriyanti 1102013086
Intan Meila Tria Lestari 1102013137
Qonny Welendri 1102013237

PEMBIMBING:
dr.Bertha Saulina P., Sp.S
 Epilepsi adalah suatu kondisi neurologik yang
mempengaruhi system saraf.

 Epilepsi dapat didiagnosis paling tidak setelah


mengalami dua kali kejang yang tidak disebabkan oleh
kondisi medis seperti kecanduan alkohol atau kadar
gula yang sangat rendah (hipoglikemi).

 Anak-anak dan remaja lebih cenderung menderita


epilepsy dengan sebab yang tidak diketahui atau murni
genetik daripada orang dewasa.

 Epilepsy dapat mulai terjadi pada semua usia.


 Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat dari adanya
gangguan fungsi otak secara intermiten, yang
disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan
berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal, dan
disebabkan oleh berbagai etiologi.

 Bangkitan epilepsy (epileptic seizure) adalah manifestasi


klinik dari bangkitan serupa (stereotipik), berlangsung
secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa
perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas
listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan
oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked).
 Epilepsi dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan,
umur berapa saja, dan ras apa saja.

 Insiden epilepsy di negara berkembang mencapai 50-70


kasus per 100.000 penduduk.

 Prevalensi epilepsy pada bayi dan anak-anak cukup tinggi


(usia < 5 tahun).
Penyebab spesifik dari epilepsi :

 Kelainan yang terjadi selama perkembangan


janin/kehamilan ibu
 Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran
 Cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan
pada otak
 Tumor otak
 Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan
pembuluh darah otak.
 Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
 Penyakit keturunan
 Kecerendungan timbulnya epilepsi yang diturunkan
 Kurang tidur
 Stress emosional
 Infeksi
 Obat-obat tertentu
 Alkohol
 Perubahan hormonal
 Terlalu lelah
 Fotosensitif
Klasifikasi menurut Etiologi :

 Epilepsi Primer (Idiopatik)


Tidak ditemukan kelainan pada jaringan otak diduga
bahwa terdapat kelainan atau gangguan keseimbangan
zat kimiawi dan sel-sel saraf pada area jaringan otak
yang abnormal.

 Epilepsi Sekunder (Simptomatik)


Epilepsi yang diketahui penyebabnya atau akibat
adanya kelainan pada jaringan otak. Kelainan ini dapat
disebabkan karena adanya gangguan metabolisme dan
nutrisi, kerusakan otak pada waktu lahir dan pada saat masa
perkembangan anak.
Klasifikasi Umum
 Kejang parsial
Kejang parsial sederhana (kesadaran baik)
Dengan gejala motorik :
Kejang ini menyebabkan perubahan pada aktivitas otot.

Dengan gejala sensorik


Kejang ini menyebabkan perubahan perasaan

Dengan gejala otonom


Kejang ini menyebabkan perubahan pada bagian system
saraf yang secara otomatis mengenan fungsi tubuh

Dengan gejala psikis


Kejang ini merubah cara berpikir seseorang, perasaan
dan pengalaman akan sesuatu
Kejang parsial kompleks (kesadaran terganggu)

 Biasanya kejang akan terjadi 30 detik sampai 2 menit


 Setelah kejang biasanya penderita akan lelah atau
bingung selama 15 menit dan mungkini tidak sadar selama
satu jam.
 Kejang ini biasanya berawal dari sebagian kecil area pada
lobus temporal atau frontal otak,kemudian dengan cepat
meliputi area lain pada otak yang mempengaruhi
kesadaran dan siaga.
 Jadi walaupun mata penderita terbuka dan mereka
membuat gerakan seperti memiliki tujuan, pada
kenyataannya mereka tidak menyadari apa yang mereka
lakukan.
 Absens (Lena)
• Kejang absence biasanya terjadi kurang dari 10
detik, tetapi kejang ini dapat berlangsusng selama
20 detik
• Seseorang yang mengalami kejang absence
biasanya tidak menyadari apa yang telah terjadi
• Kejang absence biasanya dimulai saat berumur 4
sampai 14 tahun.

 Mioklonik
• Kejang myoklonik terjadi singkat, kaget seperti
tersentak pada otot atau beberapa kelompok otot
Klonik
• Kejang klonik terdiri dari ritme gerakan menghentak
pada tangan dan kaki, terkadang pada kedua sisi
tubuh
• Klonus berarti pertukaran yang cepat antara kontraksi
dan relaksasi otot atau dengan kata lain gerakan
menghentak yang berulang
• Gerakannya tidak bisa dihentikan dengan
mengendalikan atau memposisikan tangan dan kaki
• Kejang klonik cepat dan jarang terjadi pada bayi
biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam
jangka waktu singkat

Tonik
• Kejang tonik paling sering terjadi pada saat tidur dan
biasanya meliputi seluruh otak yang mempengaruhi
seluruh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai