Anda di halaman 1dari 19

Tugas

Kewarganegaraan

Kabupaten Muna – Sulawesi Tenggara


Dinda Apriyanti - 1102013086
Sejarah Asal Mula
Kabupaten Muna
Kabupaten Muna dibentuk melalui fase-fase (tahapan pemerintahan)
sebagai berikut :

A. Fase I (Pertama)
Pemerintahan Swapraja Pemerintahan Muna pada fase ini berstatus Swapraja
dengan raja yang terakhir Laode Pandu yang dilantik oleh pemangku adat menjadi Raja
Muna tanggal 24 Februari 1947 di Kota Wuna. Pada fase ini tidak dapat dilepaskan
dengan perjuangan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan dilakukan secara
cerdik para tokoh dan rakyat pejuang daerah Muna baik perorangan maupun organisasi
perjuangan antara lain Batalyon Sadar (Serikat Djasa Rahasia), Barisan 20 dan lain-
lain.Mereka dipimpin oleh para tokoh dianataranya, Laode Muh Idrus Efendy dengan
nama samaran Sitti Goladria, Laode Enda Anwar dengan nama samaran Soneangka,
Laode Taeda Ahmad dan Halim Toboeloe. S B.

B. Fase II (Kedua)
Pemerintahan Kewedanan Pada fase ini dengan dibubarkan Daerah Afdeling
Buton dan Laiwoi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Tenggara
Nomor 18 Tahun 1951 tanggal 20 Oktober 1951. Ini didasrakan Peraturan Pemerintah
(Permen) Nomor 34 Tahun 1952 tentang pembentukan 7 (tujuh) Daerah Administratif
Sulawesi Tenggara, pemerintahan Muna beralih status menjadi Kewedanan bersama-
sama dengan Kewedanan Buton, Kendari, dan Kolaka.Masing-masing Kewedanan
dipimpin oleh seorang KPN (Kepala Pemerintahan Negeri)
C. Fase III (Ketiga)
Perjuangan Pembentukan Kabupaten Muna Bupati Sulawesi Tenggara yang
kelima adalah Drs Laode Manarfa, tanggal 26 Juni S/D 31 Juli 1954 mengadakan
sidang DPRD-SGR Sulawesi Tenggara di Raha,dengan menghasilkan ketetapan-
ketetapan antara lain, Kabupaten Sulawesi Tenggara meliputi Kewedanan Kendari,
Kolaka, dan Boea Pinang. Hasil keputusan tersebut harus mendapat persetujuan
Pemerintah Pusat, sehingga untuk kepentingan perjuangan tersebut, anggota DPRD-
SGR Sulawesi Tenggara berangkat ke Jakarta. Delegasi Muna diwakili oleh Laode Ado
dan Supphu Yusuf. Hasil perjuangan tersebut disetujui oleh Menteri Dalam Negeri
tanggal 3 Januari 1955

D. Fase IV (Empat),
Terbentuknya Kabupaten Muna Setelah melalui perjuangan yang panjang oleh
para tokoh pejuang Muna, dan dilakukan tanpa pamrih dalam menghadapi berbagai
tantangan, maka berdasarkan berbagai pertimbangan yang logis dan pertimbangan
strategis, oleh pemerintah pusat menindaklanjuti yang ditandai dengan lahirnya
Undang-undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah
tingkat II di Sulawesi, termasuk didalamnya Kabupaten Muna dengan ibukotanya
Raha.
Kabupaten Muna
 Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di
provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia, dengan Ibu kota di
Raha.

 Kabupaten Muna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.


29 Tahun 1959 MUNABARU
Keadaan Wilayah
 Luas Wilayah Kabupaten Muna adalah 4887 Km².

 Kabupaten Muna terletak dijazirah Sulawesi bagian


Tenggara , meliputi bagian utara pulau muna, serta
pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar kawasan
tersebut, terletak di bagian selatan khatulistiwa pada
garis lintang 4º06 - 5.15° LS dan 120.00° – 123.24° BT.
Batas wilayah :

 Utara : Kabupaten Konawe Selatan dan Selat


Tiworo
 Selatan : Kabupaten Buton Tengah
 Barat : Selat Spelman
 Timur : Kabupaten Buton Utara dan Pulau
Kajuangi
Pemerintahan
Wilayah Administratif
Secara administratif Kabupaten Muna terdiri dari 33
kecamatan definitif, selanjutnya terbagi atas 220 desa, 39
kelurahan dan 1 unit pemukiman transmigrasi (UPT).
Komposisi desa berdasarkan klasifikasi desa adalah
sebanyak 293 desa tidak termasuk (UPT) dan keseluruhan terdiri
dari desa swakarya dan desa swadaya dan desa swakarya masing
masing sebanyak 227 desa (77,47%) kategori swadaya mula,
(89,16%) dan desa swakarya sebanyak 31 desa atau 10,38% dari
seluruh desa dan kelurahan yang telah diklarifikasi.

Pemerintahan Daerah
Bupati Kabupaten Muna hasil pemilihan kepala daerah
tahun 2010 adalah dr. LM. Baharuddin, M.Kes.
Dewan Perwakilan Rakyat
Komposisi jumlah anggota DPRD Kabupaten Muna yang
merupakan hasil pemilu tahun 2004 sebanyak 30 orang, terdiri dari
Fraksi Golkar 14 orang, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) 5 orang dan Fraksi Reformasi yang merupakan
gabungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai
Kebangkitan Bangsa, PAN, PKS, PSIdan PNBK.
Demografi
Tahun 2013 2012 2011 2010 2009
Jumlah Pria 135.161 133.658 132.112 129.535 117.318
(Jiwa

Jumlah 144.767 143.159 141.504 138.742 131.143


Wanita
(Jiwa)
Total (Jiwa) 279.928 276.817 273.616 268.277 248.461

Pertumbuhan - 1 - - -
Penduduk
(%)
Kepadatan - 96 - - -
Penduduk
(Jiwa/Km²)
Tempat Ibadah
Jumlah sarana peribadatan sebanyak 493 buah yang terdiri atas masjid 350
buah, langgar/surau/mushallah 97 buah, gereja 24 buah danpura/vihara 22 buah.

Media Massa
Stasiun TV
 RTV Raha - 60 UHF (mulai 23 Juli 2014)
 Kompas TV Raha - 32 UHF (mulai 23 Juli 2014)
 Elshinta TV Raha - 35 UHF (mulai 23 Juli 2014)
Surat Kabar
 Lafal Muna
Radio
 Radio Suara Pendidikan (RSP)
 Radio Getar 09
 Radio Wuna Swara
Komoditi Unggulan
Komoditi unggulan Kabupaten Muna yaitu:
 Sektor pertanian dan perkebunan berupa kakao, padi, jagung, kacang-
kacangan.
 Sektor kehutanan komoditinya adalah kayu jati, kayu jati konversi, rimba log
dan kayu rimba konversi.
 Sektor peternakan meliputi ternak sapi, ternak kambing, ternak ayam buras,
ayam ras, dan ternak itik.
 Sektor perikanan meliputi produksi perikanan tangkap dan perikanan
budidaya.
 Sektor industri tercatat sebanyak 15 buah perusahaan dan menyerap tenaga
kerja sebanyak 568 orang.
 Sektor perdagangan meliputi nilai perdagangan antar pulau dan hasil bumi
dan laut berjumlah 52.929,09 juta rupiah, terdiri dari hasil pertanian tanaman
pangan sebesar 877,71 juta rupiah (1,65%), hasil perkebunan sebesar
17.326,74 juta rupiah (32,73%), hasil hutan sebesar 33.442,28 juta rupiah
(50,13%), hasil peternakan 700,75 juta rupiah (1,32%) dan hasil perikanan
sebesar 7.452,66 juta rupiah (14,08%).
Pariwisata
Kota Raha memiliki tempat wisata yang sering dikunjungi masyarakat setempat yakni :

 Kawasan SOR (Sarana Olah Raga) La Ode


Kawasan Sarana Olahraga La Ode Pandu, terletak di bibir pantai Kota Raha.
Nama Sarana Olahraga La Ode Pandu sendiri diambil dari nama Raja Muna terakhir
yakni Raja Muna La Ode Pandu. Kawasan Sarana Olahraga ini dilengkapi dengan sebuah
gedung olahraga serbaguna, kolam renang untuk anak-anak dan dewasa serta arena
dayung yang berskala internasional. Masyarakat Kota Raha memanfaatkan Kawasan
Sarana Olahraga ini untuk sekedar berolahraga ringan pada pagi maupun sore hari,atau
hanya sekedar menikmati indahnya panorama laut Kota Raha.

 Mata Air Jompi


Mata Air Jompi terletak di hutan kota Warangga, Kelurahan Laende
Kecamatan Katobu. Mata air ini merupakan pemasok kebutuhan air minum dan air bersih
bagi penduduk Kota Raha. Masyarakat Kota Raha sering memanfaatkan mata air ini
untuk mencuci maupun berenang atau hanya sekedar menimati keindahan mata air ini.
 Tari Ngibi
KESENIAN
Tari Tradisional Muna, Ngibi adalah gerakan-gerakan indah dan berirama
refleks yang dimainkan oleh 2 orang insan yang berlawanan baik tua maupun muda
sambil mengikuti alunan ketabuhan yang disebut rambi Wuna, gerakan tari ini
memperlihatkan kelincahan seorang wanita menghindar dari sentuhan seorang pria
secara lembut, penuh waspada namun sangat sopan, hanya menggunakan instrument
musik dan tanpa lagu.
 Hule/ Gasing
Hule atau gasing lahir ditengah-tengah masyarakat Muna dan merupakan
sebuah kesenian tradisional dalam menuntun tanaman yang sudah menjadi bakal buah
hingga masa panen. Permainan Hule atau Gasing bagi orang Muna memiliki ciri khas
tersendiri berbeda dengan daerah lain baik dari segi bentuk, cara bermain dan
sebagainya.
 Kalego
Kalego adalah permainan yang bahan/alat yang dipakai adalah belahan
tempurung kelapa yang dimainkan dengan cara diegos dengan kaki untuk mengenai
tempurung lawan main. Kalego adalah salah satu permainan rakyat Muna yang
dimainkan pada malam bulan purnama dan pada umumnya yang memainkan kalego
adalah para muda mudi sekaligus permainan ini juga menjadi jembatan silaturahmi agar
keakraban antar muda mudi kampung setempat lebih erat.
 Silat EwaWuna
EwaWuna dalam bahasa Muna berarti Silat. Ewa Wuna dipentaskan sebagai tari
penyambutan dimainkan oleh 6 orang terdiri dari 2 orang pemain badik atau kris dan 3 orang
penari bermain parang, tombak dan bendera.Permainan ini diiringi oleh musik Rambi Wuna
juga dimainkan 5 orang pengiring musik.

 Musik tradisional Muna


Musik tradisional Muna adalah perpaduan beberapa alat musik yang terdiri dari
Mata Tou, Gambus, Kusapi (kecapi), Dodoraba ( Biola), Kaganda-ganda mbite, Suli anabati
(suling), Paka-paka (belahan bamboo yang dipukul), Bhoka-bhoka (sopotong bambu yang
dipotong), Ganda ( gendang) dan Mbololo ( Gong).

 Atraksi perkelahian kuda


Atraksi ini hanya terdapat di Kecamatan Lawa, 15 Km daripusat Kota Raha, IbukotaKab,
Muna. Pertunjukan dimulai pada saat kedua kuda jantan dibuat marah dengan cara menarik
kuda betina didepan kuda jantan lainya.Pertunjukan ini biasanya dipertonton kan pada acara
Ulang TahunKabupaten Muna, pesta panen, penyambutan tamu atau acara-acara lainnya
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan
Jumlah fasilitas kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Plus) berjumlah 127 unit . Fasilitas kesehatan tersebut terdiri dari :
 Rumah Sakit sebanyak 1 unit, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah
 Puskesmas 19 unit
 Puskesmas Pembantu 100 unit
 Puskemas Plus 7 unit.
 Apotek 1 unit
 Toko obat 3 unit

Tenaga kesehatan (tenaga medis dan paramedis) berjumlah 554 orang yang terdiri atas ;
 Tenaga dokter 15 orang yang terdiri dari 5 dokter umum, 9 dokter spesialis, dokter gigi
umum 1 orang
 Bidan 73 orang
 Perawat 325 orang
 SKM/Apoteker 15 orang
 Tenaga kesehatan lainnya 126 orang.
Kondisi Jalanan
Sekitar 91% jalan di Kabupaten Muna rusak parah, terutama jalanan Kabupaten
yang tak kunjung ada perbaikan. Masyarakat yang bermukim disepnjang jalan Kabupaten
mengekspresikan rasa kekesalannya dengan meletakan batang kayu di pinggir jalan,
menanam pisang di tengah jalan karena jalan yang berlubang cukup parah, sehinggah bisah
di tanami pohon pisang.

Pemekaran Daerah
Langkah pembentukan dua wilayah otonomi baru Muna Barat dan Kota Raha
dalam waktu dekat ini ibarat jauh panggang dari api. Masyarakat Muna Barat dan Kota
Raha, dipastikan harus menunggu lama untuk mewujudkan keinginan berpisah dari
Kabupaten Muna, mengingat kemampuan keuangan daerah induk Kabupaten Muna
menjadi salah satu faktor penyebab jalan menuju pemekaran menjadi sedikit terhambat
Transportasi
Angkutan Darat
Panjang jalan di Kabupaten Muna tercatat sepanjang 1.224,2 km
yang terdiri atas jalan provinsi sepanjang 268,5 km untuk jalan provinsi dan
jalan kabupaten sepanjang 955,7 km. di mana jalan provinsi sudah termasuk
bagian bagian dari jalan kabupaten.

Angkutan Laut
Transportasi Laut di Kota Raha dilayani oleh 2 Pelabuhan yakni
Pelabuhan Nusantara Raha yang melayani rute pelayaran dari Raha ke Kota-
Kota lain di seluruh indonesia yakni: Kendari,Bau-
Bau,Makassar,Bitung,Kolonodale,Luwuk,Bima,Lembar,Benoa,Taliabu dll,
dan merangkap pelabuhan ferry sementara dengan rute Raha-Pure sambil
menunggu pembangunan pelabuhan ferry baru, dan Pelabuhan Laino yang
melayani rute Raha-Pure, Raha-Maligano, dan wilayah-wilayah kecamatan
seberang lautan di Kabupaten Muna.
Angkutan Udara
Bandar Udara Sugi Manuru terletak di Kecamatan Kusambi, sekitar 25 km
dari Kota Raha, yang saat ini sedang dalam penjajakan untuk melayani rute Raha-
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai