Anda di halaman 1dari 4

Sulawesi Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Sulawesi Selatan
Sulawesi Lautang

Lambang
Dari Kiri Ke Kanan : Kantor Gubernur Sulawesi
Selatan, Monumen Mandala. Taman Nasional
Bantimurung, Taman Prasejarah Leang Leang, Pantai
Bira, Pelabuhan Paotere, Danau tempe.
Semboyan:
Todo Puli
(Bugis: Teguh dalam keyakinan)
Hari jadi 13 Desember 1960 (hari jadi)
Dasar hukum UU No. 47 Tahun 1960
Ibu kota Makassar
Area
- Total luas 45764,53 km2
Populasi
- Total 8.395.806 (2015)[1]
Pemerintahan
- Gubernur Syahrul Yasin Limpo
- Wagub Agus Arifin Nu'mang
- Ketua DPRD Muhammad Roem
- Sekda Abdul Latief
- Kabupaten 21
- Kota 3
- Kecamatan 285
- Kelurahan 664
APBD
- DAU Rp1.089.771.438.000.-
Demografi
Bugis 41,9%
Makassar 25,43%
- Etnis Toraja 9,02%
Mandar 6,1%
[2]

Islam 88.34%
- Agama
Kristen Protestan 8.12%
Katolik 2.25%
Hindu 1.02%
Budha 0.25%
Konghucu 0.04%[3]
Bahasa Makassar, Bahasa Bugis,
- Bahasa Bahasa Toraja, Bahasa Mandar,
Bahasa Luwu
Anging Mamiri, Ati Raja, Bunga-
Lagu daerah
Bunganna Masamba,mappadendang
Situs web www.sulselprov.go.id
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian
selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujung Pandang.
Geografi
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 012' - 8 Lintang Selatan dan 11648' -
12236' Bujur Timur. Luas wilayahnya 45.764,53 km. Provinsi ini berbatasan
dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi
Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.
Sosial kemasyarakatan
Suku bangsa
Perempuan dari Suku Toraja dengan pakaian adatnya.
Bugis
Makassar
Mandar
Toraja
Duri
Pattinjo
Bone
Maiwa
Endekan
Pattae
Kajang/Konjo
Bahasa
Bahasa yang umum digunakan adalah:
Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di
daerah Makassar dan Sekitarnya. Tersebar di Kota Makassar, Gowa,
Takalar, Jeneponto, Bantaeng, sebagian Bulukumba sebagian Maros dan
sebagian Pangkep.
Bahasa Bugis adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di
daerah Bone sampai ke Kabupaten Pinrang, Sinjai, Barru, Pangkep,
Maros, Kota Pare Pare, Sidrap, Wajo, Soppeng Sampai di daerah
Enrekang, bahasa ini adalah bahasa yang paling banyak di pakai oleh
masyarakat Sulawesi Selatan.
Bahasa Pettae adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Tana
Luwu, mulai dari Siwa,Kabupaten Wajo, Enrekang Duri, sampai ke
Kolaka Utara,Sulawesi Tenggara.
Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah
Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya.
Bahasa Mandar adalah bahasa suku Mandar, yang tinggal di provinsi
Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Majene
dan Mamuju Utara. Di samping di wilayah-wilayah inti suku ini, mereka
juga tersebar di pesisir Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan
Kalimantan Timur.
Bahasa Massenrempulu adalah salah satu rumpun bahasa Austronesia di
Sulawesi Selatan. Bahasa ini memiliki tiga kelompok dialek di Kabupaten
Enrekang, yaitu dialek Duri, Endekang dan Maiwa. Kelompok dialek
bahasa Duri memilki kedekatan dengan bahasa Toraja dan bahasa Tae'
Luwu. Penuturnya tersebar di wilayah utara Gunung Bambapuang,
Kabupaten Enrekang sampai wilayah perbatasan Tana Toraja. Kelompok
dialek bahasa Endekang mempunyai penutur di ibukota Kabupaten
Enrekang dan beberapa kecamatan sekitarnya. Sedangkan penutur
kelompok dialek bahasa Maiwa terdapat di Kecamatan Maiwa dan di
Kecamatan Bungin (Maiwa Atas).
Bahasa Konjo terbagi menjadi dua yaitu Bahasa Konjo pesisir dan Bahasa
Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir tinggal di kawasan pesisir Bulukumba
dan Sekitarnya, di sudut tenggara bagian selatan pulau Sulawesi
sedangkan Konjo pegunungan tinggal di kawasan tenggara gunung
Bawakaraeng.
Bahasa Selayar adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat Sulawesi Selatan yang bermukim diujung selatan provinsi ini
khususnya Kab. Kep. Selayar.
Agama
Mayoritas beragama Islam, kecuali di Kabupaten Tana Toraja dan sebagian
wilayah lainnya beragama Kristen.
Budaya dan adat istiadat
Salah satu kebiasaan yang cukup dikenal di Sulawesi Selatan adalah Mappalili.
Mappalili (Bugis) atau Appalili (Makassar) berasal dari kata palili yang memiliki
makna untuk menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau
menghancurkannya. Mappalili atau Appalili adalah ritual turun-temurun yang
dipegang oleh masyarakat Sulawesi Selatan, masyarakat dari Kabupaten Pangkep
terutama Mappalili adalah bagian dari budaya yang sudah diselenggarakan sejak
beberapa tahun lalu. Mappalili adalah tanda untuk mulai menanam padi.
Tujuannya adalah untuk daerah kosong yang akan ditanam, disalipuri (Bugis) atau
dilebbu (Makassar) atau disimpan dari gangguan yang biasanya mengurangi
produksi.
Jumlah penduduk
Sampai dengan Mei 2010, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar
sebanyak 8.032.551 jiwa dengan pembagian 3.921.543 orang laki-laki dan
4.111.008 orang perempuan. Pada tahun 2013, penduduk di Sulawesi Selatan
sudah mencapai 8.342.047 jiwa.[4]
Senjata Tradisional
Badik
Papporok
Masakan/Makanan Tradisional
Pisang Epe
Pisang ijo
Bassang
Coto Makassar
Kapurung
Nasu Palekko
Roti Maros
Tenteng
Baje Bandong
Bipang
Benno
Baroncong
Sop Saudara
Barongko
Bandang-Bandang
Sup Konro
Pallubasa
Pallu Butung
Papiong
Kue Biji Nangka
Cucur Bayao
Jalangkote
Putu Cangkiri
Roko-roko Cangkuning
Songkolo Bagadang
Pemerintahan
5 tahun setelah kemerdekaan, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 21 Tahun
1950, yang menjadi dasar hukum berdirinya Provinsi Administratif Sulawesi. 10
tahun kemudian, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 47 Tahun 1960 yang
mengesahkan terbentuknya Sulawesi Selatan dan Tenggara. 4 tahun setelah itu,
melalui UU Nomor 13 Tahun 1964 pemerintah memisahkan Sulawesi Tenggara
dari Sulawesi Selatan. Terakhir, pemerintah memecah Sulawesi Selatan menjadi
dua, berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.
Kabupaten Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara dan Polewali Mandar yang
tadinya merupakan kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan resmi menjadi
kabupaten di provinsi Sulawesi Barat seiring dengan berdirinya provinsi tersebut
pada tanggal 5 Oktober 2004 berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.
Kabupaten dan Kota

Pada tahun 2008 Kabupaten Toraja Utara dijadwalkan terbentuk, menyusul


terbitnya Amanat Presiden Yudhoyono, bernomor R.68/Pres/12/2007 pada
tanggal 10 Desember 2007, mengenai pemekaran 12 kabupaten/kota.
Daftar gubernur

Anda mungkin juga menyukai