KABUPATEN GARUT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Perencanaan
(PL-214)
Disusun oleh:
Praga Guntara
Agi Sugiharto
Fairuz Azminnisa N.
Mohamad Kevin R
24-2014-047
24-2014-048
24-2014-054
24-2014-064
1
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan
adalah
fasilitas
pelayanan kesehatan
yang
kesehatan harus memperhatikan beberapa indikator berupa tingkat pelayanan, jumlah penduduk,
umur penduduk, dan lokasi. Pengaturan lokasi tersebut harus memperhatikan kondisi geografis
1 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
sesuai dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Pemerintah Kabupaten Garut tidak henti-hentinya mengupayakan pembangunan
dibidang kesehatan berupa pembangunan sarana dan prasarana kesehatan hingga ke pelosok
daerah. Untuk itu perlu diketahui mengenai kriteria tingkatan pelayanan fasilitas kesehatan dan
lokasi sebaran fasilitas kesehatan agar pelayanan fasilitas kesehatan di Kabupaten Garut dapat
berjalan secara optimal.
1.2 Tujuan
Tujuan analisis ini adalah untuk merekomendasikan sebaran pelayanan fasilitas kesehatan di
Kabupaten Garut.
1.3 Sasaran
Adapun untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sasaran sebagai berikut :
Sebelah Utara
Sebelah Barat
3 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
4 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
Rekomendasi sebaran
pelayanan fasilitas kesehatan
di Kabupaten Garut.
Teridentifikasinya
lokasi
yang tepat untuk pelayanan
fasilitas
kesehatan
di
Kabupaten Garut.
Teridentifikasinya
kriteria
tingkatan
pelayanan
fasilitas
kesehatan
di
Studi literature
review
Metode deskriptif
kualitatif
Analisis tingkatan
pelayanan fasilitas
kesehatan
5 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Identifikasi Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Garut
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yaitu sebagai
berikut :
6 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
tidak dekat anak sungai. sungai atau badan air yang dapat
mengikis pondasi;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
selalu dimanfaatkan secara maksimal untuk jangka panjang, fasilitas sosial yang memadai akan
membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih sulit. Salah satu fasilitas sosial yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah fasilitas pelayanan kesehatan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan pengertian pelayanan adalah suatu usaha
untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Sedangkan pengertian
service dalam Oxford (2000) didefinisikan sebagai a system that provides something that the
public needs, organized by the government or a private company. Oleh karenanya, pelayanan
berfungsi sebagai sebuah sistem yang menyediakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya, pekerjaan atau kegiatan kesehatan yang ditujukan untuk
mencapai derajat kesehatan perorangan/ masyarakat yang optimal/ setinggi-tingginya (Pusdokkes
Polri, 2006).
Menurut Azwar (1996) suatu pelayanan harus mempunyai persyaratan pokok, hal ini
dimaksudkan persyaratan pokok itu dapat memberi pengaruh kepada pasien dalam menentukan
keputusannya terhadap penggunaan ulang pelayanan kesehatan.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ke tiga adalah mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian
ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat
mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka pengaturan distribusi sarana kesehatan
menjadi sangat penting. Bila fasilitas ini mudah dijangkau dengan menggunakan alat transportasi
9 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak dipergunakan. Tingkat penggunaan dimasa lalu dan
kecendrungan merupakan indikator terbaik untuk perubahan jangka panjang dan pendek dari
permintaan pada masa yang akan datang.
4. Terjangkau
Syarat pokok keempat pelayanan yang baik adalah terjangkau (affordable) oleh
masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini terutama dari sudut biaya untuk
dapat mewujudkan harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal yang hanya dapat dinikmati
oleh sebahagian masyarakat saja, bukan pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu
Syarat pokok kelima pelayanan yang baik adalah bermutu (Quality) yaitu yang
menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraan
sesuai kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
gas untuk pelayanan di rumah, fasilitas hiperbarik, dan pusat bersalin mandiri. Adapun standarstandar yang mengatur tentang fasilitas kesehatan dapat disajikan sebagai berikut:
1.
Sarana kesehatan yang sesuai dengan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan dengan sub bagian sarana kesehatan yaitu menjelaskan tentang
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk. Penyediaan ini juga mempertimbangkan pendekatan desain
keruangan unit atau kelompok lingkungan yang ada. Sedangkan penempatan fasilitas ini
akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar
sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu. Berikut ini beberapa jenis
sarana yang diatur SNI 03-1733-2004, yaitu:
Posyandu, yang berfungsi memberikan layanan kesehatan untuk anak-anak usia balita
Balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA atau klinik bersalin), yang berfungsi
melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak
usia sampai dengan 6 tahun.
Puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam penyembuhan
penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit di wilayah kerjanya.
11 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai unit pelayanan
kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu
pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih kecil.
Tempat praktek dokter, salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan
secara individual dan lebih di titik beratkan pada usaha penyembuhan tanpa
perawatan.
2.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai
tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
12 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA atau klinik bersalin), yang berfungsi
melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak
usia sampai dengan 6 tahun.
Puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam penyembuhan
penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit di wilayah kerjanya.
Analisa
spasial
merupakan
sekumpulan
metoda
untuk
menemukan
studi
dan
Fotheringham (2005) memilah spasial analisis dalam dua bentuk yaitu analsis spasial berbasis
sistem informasi geografis sederhana (Simple GIS-based spatial analysis) dan analsis spasial
berbasis sistem informasi geografis lanjut (Advanced GIS-based spatial analysis).
Integrasi SIG dan penginderaan jauh mempermudah analisis spasial karena kenampakan yang
mendekati dunia nyata. Produk luaran yang dihasilkan dari analisis spasial adalah: identifikasi
wilayah berisiko tinggi, persebaran kasus, tren waktu, populasi berisiko, memantau kegiatan
surveilans dan penanggulangan penyakit, penilaian aksesibilitas terhadap fasilitas kesehatan serta
memperkirakan terjadinya kasus di masa datang.
Sistem Informasi Geografis (SIG) sangat memberikan manfaat dalam bidang kesehatan
diantaranya adalah untuk mempelajari hubungan antara lokasi, lingkungan dan kejadian
penyakit oleh karena kemampuannya dalam mengelola dan menganalisis serta menampilkan
data spasial. SIG juga dapat menghasilkan
1.
SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik dalam
rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting adalah
peningkatan penibelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya tentang konsep
lokasi, ruang, dan unsur geografis di permukaan bumi.
2.
SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga
sistemnya memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
3.
SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan data-datanya.
Oleh karena itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan dalam berbagai
bentuk.
15 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
4.
SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta tematik
tersebut merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah dimanipulasi.
5.
Analisis data dengan SIG ini dilakukan menggunakan software ArcGIS. SIG memiliki
keunggulan dalam menyajikan data-data spasial tersebutsehingga lebih mudah untuk dianalisis
dan diketahui polanya. Salah satu keunggulanyang dimiliki oleh SIG adalah kemampuan untuk
melakukan overlay atau tumpangtindih dari data-data atribut suatu wilayah. Proses overlay atau
tumpang tindih ini biasa digunakan untuk menganalisis dan menghasilkan informasi baru
berdasarkan data-data spasial dan atribut yang telah ada. Misalnya dalam menghasilkan peta
kesesuaian lahan untuk tanaman tertentu, overlaydari beberapa data atribut seperti elevasi lahan,
kemiringan lereng, dan data curah hujan dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan
untuk ditanami jenis tanaman tertentu
Pada proses pemasukan data guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat
dilakukan salah satunya dengan cara digitasi. Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan yang
16 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
banyakmenyita wakm karena daspat menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu
pemrosesan data sampai dengan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, proses ini merupakan
hambatan bagi penyelesaian seluruh proses dalam SIG. Proses digitasi terdiri atas empat tahap,
yaitu berikut ini:
1.
Peta yang akan didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan henar.
Artinya, peta merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan
harus jelas.
2.
Pencatatan koordinat pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika data yang
akan didigitasi berupa peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan sesuai dengan
koordinat peta dan skala harus diubah dari satuan milimeter ke meter. Guna
melakukan transformasi ini minimal ada tiga titik yang sudah diketahui
kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik kontrol.
Pengambilan ketiga titik tersebut untuk mengontrol apabila terjadi pengerutan atau
pembesaran objek yang didigitasi. Oleh karena itu, peta yang didigitasi tidak boleh
geser atau lepas dari meja digitasi karena sistem koordinat pada meja digitasi telah
disesuaikan dengan sistem koordinat peta.
3.
Pengeditan dilakukan karena selalu terjadi kesalahan dalam proses digitasi. Kesalahan
dalam proses digitasi umumnya terjadi pada sambungan garis, garis yang terlalu
panjang atau terlalu pendek, kelolosan mencantumkan garis atau titik, pencatatan
rangkap, kesalahan kode, dan kesalahan lokasi.
17 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Fungsi geometri.
Atribut yang dimasukkan untuk melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu
(kodifikasi).
penataan ruang. Salah satu analisis yang digunakan yaitu analisis SKL, ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran tingkat kemampuan lahan guna dikembangkan sebagai perkotaan,
sebagai acuan bagi arahan-arahan kesesuaian lahan pada tahap analisis berikutnya. Hasil dari
analisis ini merupakan peta kempuan lahan di Kabupaten Garut.
Adanya analisis SKL ini untuk mendapatkan klasifikasi kemampuan lahan untuk
dikembangkan sesuai fungsi kawasan. Selain itu memperoleh gambaran potensi dan kendala
masing-masing kelas kemampuan lahan, serta ebagai dasar penentuan: arahan-arahan kesesuaian
lahan pada tahap analisis berikutnya dan rekomendasi. Adapun data yang dilibatkan yaitu semua
data yang dimintakan pada tahap pengumpulan data, kecuali data kebijaksanaan yang sudah ada.
Analisis ini akan menghasilkan peta klasifikasi kemampuan lahan untuk pengembangan
kawasan, kelas-kelas atau tingkatan kemampuan lahan untuk dikembangkan sesuai dengan
fungsi kawasan, serta dapat diketahui uraian potensi dan kendala fisik masing-masing kelas
kemampuan lahan. Analisis kemampuan lahan digunakan untuk mengetahui kemampuan lahan
yang terdapat di suatu wilayah. Analisis kemampuan lahan merupakan upaya yang dilakukan
untuk mengetahui potensi suatu lahan. Dari analisis ini akan didapatkan penilaian terhadap
potensi lahan yang nantinya akan menjadi acuan untuk menentukan pengelolaan dan
pemanfaatan lahan yang benar. Selain itu, analisis kemampuan lahan juga dapat digunakan untuk
mendukung proses dalam penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah.
19 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
20 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
3
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
strata, yaitu wilayah Garut Utara, Garut Tengah, Garut Barat Daya, dan Garut Selatan. Daerah
Garut sebelah utara, timur, dan barat, pada umumnya berupa dataran tinggi dengan kondisi alam
berbukit-bukit dan pegunungan. Sedangkan kondisi alam daerah Ga rut sebelah selatan sebagian
besar berupa lereng dengan tingkat kemiringan ta nah yang relatif curam. Corak alam di daerah
Selatan Garut pada umumnya diwarnai oleh segenap potensi alam dan keindahan pantai
Samudera Indonesia.
21 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
22 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Ketinggian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
0 - 25
25 - 100
100 - 500
500 - 1000
1000 - 1500
1500 - 3000
Jumlah
Luas (Ha)
Presentase (%)
8.078
14,01
63.260
122.465
77.409
21.300
406.519
2,64
4,57
20,64
39,95
25,25
6,95
100
Dilihat dari topografinya, sebagian besar Kabupaten Garut bagian utara terdiri atas
dataran tinggi dan pegunungan dengan areal persawahan terluas. Pada umumnya pegunungan
dan bukit-bukit ini kead aannya sangat kritis, terutama di sepanjang daerah aliran sungai
Cimanuk. Sedangkan Garut Selatan sebagian besar permukaan wilayahnya memiliki tingkat
kecuraman yang terjal dan bahkan di beberapa tempat tergolong labil. Wilayah selatan ini dialiri
12 buah sungai ke arah selatan yang bermuara ke Samudera Indonesia. Rangkaian pegunungan
vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umumnya memiliki lereng dengan
kemiringan 30-45 persen di sekitar puncak, 15-30 persen di bagian tengah dan 10-15 persen di
bagian kaki lereng pegunungan.
Berbagai potensi komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi dan agribisnis dapat
tumbuh baik asal disertai penerapan teknologi, diantaranya padi-padian, palawija sayuran dataran
rendah, sayuran dataran tinggi, tanaman perkebunan dan tanaman industri.
23 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2014
Jumlah Penduduk
No
Kecamatan
Jumlah
Laki - laki
Perempuan
1.
Cisewu
16.949
16.740
33.689
2.
Caringin
15.787
15.273
31.060
3.
Talegong
15.765
15.829
31.594
4.
Bungbulang
31.074
30.900
61.974
5.
Mekarmukti
8.272
8.294
16.566
6.
Pamulihan
9.085
9.103
18.188
7.
Cikenjeng
34.891
34.390
69.281
8.
Cikelet
21.996
21.898
43.894
9.
Pameungpeuk
20.412
20.735
41.147
10
.
Cibalong
21.527
21.342
42.869
11.
Cisompet
25.546
25.489
51.035
12
.
Peundeuy
11.594
11.278
22.872
13
.
Singaja
23.729
23.921
47.650
24 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Jumlah Penduduk
No
Kecamatan
Jumlah
Laki - laki
Perempuan
14
.
Cihurip
9.382
9.154
18.536
15
.
Cikajang
42.284
41.571
83.855
16
.
Banjarwangi
29.520
28.877
58.397
17
.
Cilawu
52.633
52.040
104.673
18
.
Boyongbong
49.945
48.904
98.849
19
.
Cigedug
20.495
19.774
40.269
20
.
Cisurupan
51.074
49.612
100.686
21
.
Sukaresmi
20.035
19.723
39.758
22
.
Samarang
37.643
37.222
74.865
23
.
Pasir Wangi
32.943
31.861
64.804
24
.
Tarogong Kidul
60.829
60.030
120.859
25
Tarogong Kaler
46.229
45.313
91.542
25 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Jumlah Penduduk
No
Kecamatan
Jumlah
Laki - laki
Perempuan
.
26
.
Garut Kota
65.282
64.734
130.016
27
.
Karangpawitan
63.000
61.901
124.901
28
.
Wanaraja
23.099
23.415
46.514
29
.
Sucinaraja
13.531
13.048
26.579
30
.
Pangatikan
20.391
19.926
40.317
31
.
Sukawening
25.501
25.995
51.496
32
.
Karangtengah
8.209
8.395
16.604
33
.
Banyuresmi
45.152
43.594
88.746
34
.
Leles
40.328
39.599
79.927
35
.
Leuwigoong
21.134
20.786
41.920
36
.
Cibatu
35.304
34.541
69.845
26 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Jumlah Penduduk
No
Kecamatan
Jumlah
Laki - laki
Perempuan
37
.
Karsamanah
18.705
18.004
36.709
38
.
Cibiuk
16.009
15.324
31.333
39
.
Kadungora
45.818
44.454
90.272
40
.
Bl Limbangan
40.032
38.840
78.872
41
.
Selaawi
19.268
18.864
38.132
42
.
Malangbong
63.696
61.395
125.091
1.274.098
1.252.088
2.526.186
Jumlah
Dari data penduduk tersebut dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling banyak
penduduknya, yaitu Kecamatan Garut Kota dengan jumlah penduduk sebanyak 130.016 jiwa,
sedangkan kecamatan terendah jumlah penduduknya adalah Kecamatan Karangtengah dengan
jumlah penduduk sebanyak 16.604 jiwa.
27 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Garut
tahun
2014
mempunyai
65
50
juga
terdapat
Rumah
Sakit
PONEK (Pelayanan
Obstetri
Neonatal
Emergency
Komprehensif) yaitu Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut, 1 buah rumah sakit TNI dan
Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk. Hal ini masih menunjukan kekurangan sarana
pelayanan kesehatan yang memadai dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk Kabupaten
Garut sebanyak 2.526.186 jiwa. Namun demikian masih dapat terlayaninya kebutuhan
masyarakat dengan berbagai unit pelayanan praktek swasta yang tersebar dibeberapa
wilayah di Kabupaten Garut. (Dinas Kesehatan Kabupaten Garut). Untuk lebih jelasnya berikut
adalah data puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kabupaten Garut:
Kode
10240502
10242001
10241501
10241602
10242501
1210104
10242401
10241201
10243001
10241902
10241801
10242301
10241601
10241502
10240302
10242302
10240406
10243102
Nama Puskesmas
Bagendit
Banjarwangi
Bayongbong Dtp
Bojongloa
Bungbulang
Cempaka
Cibalong
Cibatu Dtp
Cibiuk
Cihurip
Cikajang Dtp
Cikelet
Cilawu Dtp
Cilimus
Cimaragas
Cimari
Cipanas
Cisandaan
Alamat
Jl H.Hasan Arif Kec.Banyuresmi
Jl Raya Banjarwangi No 45
Jl Simpang Bayongbong No 183
Jl Raya Garut-Tasik Km 8 No 73
Jl Garuda-Bungbulang
Jl. Ir. H. Djuanda No. 2
Jl Raya Miramareu -Cibalong
Jl Ki Hajar Dewantoro No 10
Jl Cibiuk Kaler No 1
Jl Raya Cihurip
Jl Raya Cikajang No 1
Jl Raya Cikelet
Jl Raya Garut-Tasik Km 18
Jl Raya Bayongbong
Jl Raya Cibatu Km 6
Jl Cimari Kec.Cikelet
Jl Raya Cipanas
Jl Raya Bungbulang
28 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
No
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Kode
10242701
10242201
10241701
10241302
10240603
10243103
10240102
10240402
10240801
10240202
10240201
1210904
10241404
1210902
1210003
1210004
10240701
10240702
10241101
10240901
10241301
10241403
1210001
10242502
10240405
1024o002
1024o005
1024o004
1024o003
10240602
10241703
10242101
10243101
10240103
10240404
10242901
1210006
1210005
10240802
10240601
10241001
10240101
10242601
Nama Puskesmas
Cisewu
Cisompet
Cisurupan Dtp
Citeras
Gadog
Garawangsa
Guntur
Haurpanggung
Kadungora
Karang Mulya
Karang Pawitan
Karangsari
Karangtengah
Kersamenak
Klinik Denkesyah Garut
Klinik Yonif 303/Ssm
Leles Dtp
Lembang
Leuwigoong
Limbangan Dtp
Malangbong Dtp
Maripari
Maroko
Mekarmukti
Mekarwangi
Optik Cahya
Optik Medika
Optik Mian
Optik Taufik
Padaawas
Pakuwon
Pameungpeuk
Pamulihan
Pasundan
Pembangunan
Peundeuy
Polres Garut
Posk 03.10.11 Garut
Rancasalak
Samarang
Selaawi
Siliwangi
Sindangratu
Alamat
Jl Puswabakti No 13 Cisewu
Jl Raya Cisompet No 74
Jl Raya Cisurupan No 27
Jl Raya Malangbong Km 5r .
Jl Raya Pasirwangi
Kp Sukaratu Ds Sukaratu
Jl Guntur No 171 Garut Kota
Jl Guntur Melati
Jl Raya Kadungora
Jl Cibangban Kec Karangpawitan
Jl Raya Karangpawitan
Kampung Sadang Gentong No. 01
Jl Raya Cintamanik
Jl. Raya Cikamiri, Ds. Kersame
Jl. Bratayudha 99b Garut
Jl. Cibuluh
Jl Pramuka No 4 Kec.Leles
Jl Lembang Kec.Leles
Jl Raya Leuwigoong No 4
Jl.Raya Limbngan Tengah No 119
Jl Raya Alun-Alun Timur No 5
Jl Raya Cibatu Km 4,5
Kp. Cijambe Kec.Cibalong
Jl Raya Pantai Cijayana
Jl Raya Samarang No 218
Jl.Ciledug No.22 Garut
Jl Cimanuk No 107 Garut
Jl.Pasundan No.15 Garut
Jl.Garut Kota
Jl Raya Pasirwangi
Jl Raya Pangauban
Jl Cilaut Eureun No 212
Jl Raya Pakenjeng - Pamulihan
Jl Pasundan No 104 Garut Kota
Jl Pembangunan No 216 Tarogong
Jl Raya Peundeuy
Jl. Jend. Sudirman
Jl. Veteran No. 27
Jl Raya Rancasalak Kec.Kadungo
Jl Raya Samarang No 85
Jl Raya Selaawi No 49
Jl Siliwangi No 13 Kec Garut
Jl Raya Bungbulang Km 65
29 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
No
62
63
64
65
Kode
10241901
10241503
10243104
10241202
Nama Puskesmas
Singajaya Dtp
Sukahurip
Sukakarya
Sukamerang
Alamat
Jl Raya Singajaya
Jl Raya Cigedug No 23
Jl Raya Komojang Kec.Samarang
Jl Raya Sukamerang
Sumber : http://www.garutkab.go.id/
Kode
Alamat
1024r002
Rs Tni Guntur
1024r001
0121r003
Rsud Pameungpeuk
Miramare No 9
Sumber : http://www.garutkab.go.id/
4
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan data sekunder, yakni sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data mengenai
kependudukan di Kabupaten Garut, data keadaan geografi Kabupaten Garut, data ketentuan
penyebaran fasilitas kesehatan berupa SPM (Standar Pelayanan Minimal), dan daftar fasilitas
kesehatan di Kabupaten Garut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Data
yang dibutuhkan
Kependudukan
di
Demografi
Kelompo
Data
Kabupaten Garut
Jumlah penduduk
tiap kecamatan di
Kab. Garut
Batas
administrasi
Geografi
Peta
Satuan
Lahan
Sekunder
Kabupaten
Garut
Kelerengan.
morfologi. daerah
Kemampuan
Sekunder
Daftar kecamatan
di
kecamatan
Sumber data
k Data
rawan bencana di
di
Kab. Garut
Kabupaten
Garut
Sarana dan
prasarana
Ketentuan
Jumlah
tingkat
Sekunder
SPM
Keputusan
tingkatan
pelayanan
Menteri
pelayanan
kesehatan
Permukiman dan
kesehatan
minimal
Prasarana
Wilayah
No.
534/KPTS/M/200
Gambaran
fasilitas
1
SNI
2004
31 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
03-6981-
Kelompok
Data
Garut
Kriteria
Daftar
Sumber data
k Data
eksisting
fasilitas kesehatan
di
penetapan
lokasi
Kelompo
Data
fasilitas
kesehatan
Garut
Lokasi
Dinas Kesehatan
Kab. Garut
Kabupaten
sebaran
fasilitas kesehatan
Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor
75 Tahun 2014
Tentang
Pusat
Kesehatan
Masyarakat
Sumber
: Hasil
Pengolahan 2016
BPS Kab. Garut
Data
Demografi/Non
Spasial
Kawasan Lindung
awasan Konservasi
Kawasan Budidaya
Kawasan Hutan
Kawasan Pertanian
Kawasan Perikanan
Kawasan Pariwisata
Kawasan Pertambangan
Kawasan Permukiman
-sarana dan prasarana transportasi
32 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
-fasilitas peribadatan
Kabupaten Garut
-fasilitas pendidikan
-fasilitas perdagangan dan jasa
-fasilitas perkantoran dan pemerintahan
-fasilitas kesehatan
gambaran
permasalahan.
Tujuan
penelitian
deskriptif
adalah
33 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
membuat
deskripsi/gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan fenomena yang diselidiki (Nazir, 1998 : 93).
Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan cara mengkaji sebaran fasilitas
kesehatan di Kabupaten Garut dengan ketentuan penyebaran fasilitas kesehatan yang berada
pada SPM (Standar Pelayanan Minimal).
34 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Mulai
IDENTIFIKASI MASALAH
Gambar 4.4 Diagram Metodologi Tahapan Kerja
METODE PENGUMPULAN DATA
LATAR BELAKANG
35 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Mu
5
BAB V
PEMBAHASAN
Indikator
-Sebaran fasilitas
1.
Standar Pelayanan
Cakupan
Tingkat Pelayanan
1 unit Balai
Kualitas
Lokasi di pusat
pelayanan kesehatan /
Pengobatan/3.000
lingkungan/
jangkauan pelayanan
jiwa
1 Unit BKIA/RS
kecamatan bersih,
3.
Satuan wilayah
Bersalin/10.000-
Kabupaten/Kota
30.000 jiwa
1 unit Puskesmas/
120.000 jiwa
1 unit Rumah Sakit/
4.
240.000 jiwa
mudah dicapai,
tenang, jauh dari
sumber penyaki,
sumber bau/
sampah, dan
pencemaran lainnya
Sumber: SPM Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001
Fasilitas yang
disediakan
Posyandu
Balai Pengobatan
BKIA
Puskesmas
Praktek Dokter
Apotik
Kualitas
Berada dipusat lingkungan,
dapat bersatu dengan fasilitas
kesehatan lainnya, mudah
dicapai
36 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Standar diatas merupakan ketentuan yang digunakan sebagai salah satu acuan dalam
menganlisis sebaran pelayanan kesehatan di Kabupaten Garut. Adapun cakupan pelayanan
minimal untuk sebuah fasilitas kesehatan dilihat dari Standar Pelayanan Minimal serta syarat
kualitas keberadaan suatu pelayanan kesehatan yaitu berdasarkan ketentuan Standar Nasional
Indonesia.
Tahap pertama membuat peta kemampuan lahan adalah dengan cara memasukan datadata SHP tematik yang sudah disediakan, disertai dengan melakukkan penilaian. Penilaian
masing-masing SHP juga disertai dengan penghitungan tiap-tiap peta tematik yang memiliki
bentuk polygon agar kita dapat melihat berapa luasnya, dengan cara klik kanan pada peta tematik
yang terdapat pada table of contents lalu buat field baru dengan nama Nilai dan Luas/Area,
37 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
masukan nilai-nilai untuk masing-masing komponen yang ada dan samakan dengan data yang
ada di file word sebelumnya, setelah itu klik kanan pada field luas/area lalu pilih calculate
geometry. Lakukan pada semua peta tematik yang akan digunakan, dalam hal ini sesuai dengan
pengaturan lokasi menurut Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 maka SKL yang
diperlukan berupa: Morfologi, Lereng, Penggunaan Lahan, Curah Hujan, Rawan Bencana.
Pada tahap selanjutnya dilakukkan intersect, yaitu penggabungan antara peta tematik
sesuai dengan SKL yang dibutuhkan, sebagai berikut :
1. SKL Morfologi
Untuk SKL Morfologi peta yang dibutuhkan adalah peta morfologi dan peta lereng.
Gabungkan peta yang sudah ada nilainya tersebut dengan cara intersect. Setelah mendapatkan
hasil intersect dilakukkan pemberian skor. Selanjutnya kita melakukan pengkelasan gunanya
agar dapat terlihat rentang tiap kelasnya dan untuk mempermudah dalam melakukan analasis,
dalam field SKL_Morfol dibuat dalam format text karena akan diisi oleh kata-kata, Kemampuan
lahan dari morfologi tinggi, Kemampuan lahan dari morfologi cukup, Kemampuan lahan dari
morfologi sedang, Kemampuan lahan dari morfologi kurang, Kemampuan lahan dari morfologi
rendah.selanjutya kita beri nilai SKL tersebut antara 1 sampai 5, 1 untuk morfologi tinggi dan 5
untuk morfologi rendah.
Untuk SKL ini dibutuhkan beberapa peta tematik seperti Peta morfologi, peta kelerengan,
peta ketinggian, peta jenis tanah, dan peta penggunaan lahan. Sebelum melakukan intersect,
sebaiknya kita mengecek nilai peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan agar sesuai dengan
nilai yang diberikan di SKL Kemudahan Dikerjakan. Dengan cara editor- start editing- pilih peta
jenis tanah/penggunaan lahan, lalu rubah field bagian nilai sesuaikan dengan format yang ada
pada file word sebelumya. Lalu save jika sudah selesai, dan stop editor. Maka setelah kita
mendapatkan nilai yang cocok kita lakukan intersect petapeta tersebut.
38 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Setelah kita lakukan intersect maka akan muncul shp baru, dan jangan lupa pada saat
melakukan intersect kita harus simpan outputnya pada folder SHP Analisis. Hasil intersect
tersebut kita view atribut, lalu kita tambahkan field SKOR , SKL_kemdik dan Nilai_SKL. Cara
mengisi SKOR yaitu mengkalikan nilai-nilai dari peta-peta tematik, Nilai morfolgi x nilai lereng
x nilai jenis tanah x nilai penggunaan lahan. Lalu kita lakukan classify yang menjadi 5 kelas agar
mudah dalam melakukan analisisnya. Isikan analisis tersebut ke field SKL_Kemdik dengan cara
melihat format yang ada pada file word sebelumnya. Lakukan sampai pada tahap Nilai_SKL.
Maka pembuatan SKL Kemudahan Dikerjakan selesai
Peta yang dibutuhkan ialah morfologi, lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, curah hujan
dan rawan bencana. Ke enam peta tersebut kita intersect untuk menggabungkannya, setelah ada
hasilnya, lakukan proses yang sama yaitu menambahkan field SKOR, SKL_Kesler, Dan
Nilai_SKL. Pada field SKOR kita kalikan keenam nilai yang ada pada atribute, sehingga didapat
range antara 1-2500. Dan kita lakukan penyederhanaan dengan cara menjadikannya kelas-kelas
dengan total ada 5 kelas dengan cara Propertise-symbology- quantities-unique value- pada value
field rubah menajdi SKOR- lalu klik ok, maka akan kita dapatkan kelas kelasnya. Dari setiap
kelas tersebut kita lakukan analisis dan hasil analisisnya dimasukan pada field SKL_Kesler dan
Nilai_SKL. Catatan penting pada saat awal melakukan intersect, seharusnya kita memperhatikan
nilai jenis tanah dan penggunaan lahan, karena pada tiap SKL selalu berubah-ubah mengikuti
formatnya.
Pada skl ini peta yang dibutuhkan adalah peta SKl kestabilan lereng, Jenis Tanah, dan
Penggunaan lahan. Maka untuk itu kita harus melihat lagi masing-masing nilainya agar sesuai
dengan formatnya. Jika berbeda maka kita edit dahulu nilai tiap petanya, namun pada peta SKL
kestabilan Lereng nilai yang digunakan adalah nilai SKLnya. Setelah kita dapatkan nilai yang
sesuai maka selanjutnuya kita lakukan hal yang sama yaitu intersect ketiga peta tersebut, lalu
39 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
pada hasilnya kita berikan SKORsing, analisis dan penilaian tiap hasilnya. Maka SKL Kestabilan
Pondasi akan kita dapatkan.
SKL ini adalah SKL yang penting untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan
lahan, untuk itu pada skl ini peta yang dibutuhkan adalah peta morfologi, lereng, jenis tanah,
penggunaan lahan, dan curah hujan. Untuk nilai jenis tanah dan penggunaan lahan mengalami
perubahan lagi oleh karena itu harus dilakukan penilaian ulang dengan cara editor pada atributeatributenya. Jika sudah mendapatkan nilai yang tepat maka tahap selanjutnya adalah melakukan
intersect semua peta yang di butuhkan tersebut. Sehingga akan kita dapatkan peta shp yang baru
hasil dari penggabungannya. Sama dengan SKL sebelumnya kita akan melakukan pemberian
SKOR, analisis dan Nilai_SKLnya, sebelum kita melakukan itu, maka kita harus melakukan
pengkelasan terlebih dahulu, untuk dapat melihat dengan benar nilai-nilainya. Skor terendah
pada SKL ini adalah 3 artinya pada kasus ini ketersediaan air sangatlah rendah. Lalu lakukan
penilaian tiap kelas-kelas yang sudah dibuat.
6. SKL Drainase
Berbeda dengan SKL Ketahanan air, pada SKL ini morfologi dan lereng mempunyai nilai
yang terbalik, jika pada sebelumnya daerah yang datar memiliki nilai yang besar, maka pada
SKL ini datar memiliki nilai terendah, mengapa? Karena daerah yang datar tidak mengalami
aliran air yang baik, sehingga nilainya pun rendah. Hal yang harus diperhatikan lainnya adalah
jenis tanah dan penggunaan lahan. Peta yang digunakan untuk SKL ini sama dengan SKL
Ketersediaan air, namun berbeda dari penilainnya saja.
Caranya pun sama, yaitu ketika semua peta sudah memiliki nilai yang sesuai dengan
format maka selanjutnya akan dilakukan intersect, dan hasil intersect akan dilakukan
penskorsingan untuk selanjutnya diberikan penilaian, skorsingnya pun sama harus di kelaskelaskan supaya mudah.
40 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Peta yang digunakannya ialah Morfologi Lereng Jenis tanah penggunaan Lahan dan
curah Hujan. Sebelum menggabungkan maka harus disesuaikan dahulu nilai-nilai dari peta
tematik tersebut agar sesuai dengan format yang ada di file word sebelumnya. Setelah sama
nilainya maka dilakukan penggabungan dengan cara intersect sehingga akan didapatkan SKL
terhadap erosi. Pada analisis, caranya adalah dengan membka view atribute lalau menambakna
field SKOR, SKL_erosi dan Nilai_SKL, skorsing dilakukan dengan cara pengkalian dari tiap
nilai peta tematik yang tadi digabungkan, setelah itu dilakukan pembagian kelas menjadi 5 range
dari yang terendah dengan analisisnya erosi cukup tinggi hingga skor tertinggi yaitu tdak adanya
erosi. Setelah kita lakuan analisisnya maka kita beri penilaian dari 1-5 sesuai dengan format yang
ada di word sebelumnya, maka kita akan mendapatkan hasil dari SKL Terhadap erosi.
Pembuangan Limbah adalah SKL yang penting untuk menilai kemampuan lahan, karena
pada skl ini menggunakan beberapa peta antara lain, Morfologi, Lereng, Jenis tanah yang sudah
dirubah nilai nya disesuaikan dengan format yang ada di word begitu juga dengan penggunaaan
lahan yang dirubah dahulu, lalu selanjutnya ada peta curah hujan dimana nilai seluruhnya itu
adalah 1 karena pada format di word curah hujan lebih dari 3000mm/tahun sama dengan 1, dan
pada peta curah hujan yang tersedia adalah 13,6-20,7 mm/hr artinya jika di konversikan pada
mm/tahun maka akan didapatkan nilai yang lebih dari 3000mm/tahun, hal tersebut yang
membuat nilai curah hujan hanya 1. Selanjutnya kita akan melakukan intersect dengan cara
arctoolbox analysis tools- overlay- intersect dan masukan semua peta yang dibutuhkan, ganti
outputnya simpan pada folder yang sudah disediakan dan klik Ok, tunggu beeberaapa saat maka
akan kita dapatkan hasil dari intersect semua petanya. Selanjutnya kita beri SKORsing dan
analisis dengan cara yang sama dengan SKL sebelum-sebelumnya.
Peta yang dibutuhkan Peta morfologi, lereng, ketinggian, jenis tanah, peta penggunaan
lahan eksisting, peta curah hujan, peta tekstur tanah dan peta rawan bencana. Namun
dikarenakan peta ketinggian tidak bisa digunakan dan tidak adanya peta tekstur tanah, maka yang
digunakan hanya peta yang ada, yaitu morfologi, lereng, jenis tanah yang disesuaikam lagi
nilainya, penggunaan lahan yang juga disesuaikan nilainya, dan peta rawan bencana yang pada
saat penilaian dibantu oleh peta tematik lainnya. Selanjutnya dilakukan intersect sehingga
mengeluarkan satu peta baru yang isinya terdapat lebih dari 1000 atribute. Selanjutnya
melakukan skorsing dan analaisis untuk mendapatkan nilai SKLnya
dengan
bobotnya,
caranya
adalah
menggunakan
rumus
42 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
dikategorikan pada pengkelasan dirubah menjadi categories dan diganti dengan klasifikasi
pengembangan guna sebagai Keterangan pada legenda nanti.
43 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Menurut data Dinas Kesehatan Garut jumlah puskesmas yang tersebar di beberapa
kecamatan di Kabupaten Garut adalah sebanyak 65 unit, jumlah tersebut sudah sangat jauh
terpenuhi dari kebutuhan puskesmas per jiwanya. Hal ini karena jumlah puskesmas yang ada,
lebih banyak daripada jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Garut yaitu sebanyak 42. Ini
berarti dalam satu kecamatan terdapat satu atau dua unit puskesmas yang tersebar di Kabupaten
Garut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat peta persebaran pusekesmas di Kabupaten Garut
sebagai berikut:
44 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Peta persebaran rumah sakit diatas hanya mengidentifikasi fasilitas yang belum sesuai
dengan kebutuhan di kecamatan pada Kabupaten Garut. Hal ini dapat dilihat dari keadaan
demografi masyarakat per kecamatan di Kabupaten Garut. Fasilitas yang telah memenuhi
ketentuan telah dianggap sesuai dengan standar yang ada.
Menurut Standar Pelayanan Minimum, jumlah rumah sakit di Kabupaten Garut sesuai
dengan jumlah penduduk dibutuhkan 11 Rumah Sakit tipe C sedangkan yang ada saat ini hanya
terdapat 3 rumah sakit, oleh itu diperlukan 8 buah Rumah Sakit tambahan.
Bungbunglang dengan melihat guna lahan yang terbangun, jaringan jalan yang memadai dan
menyatukan wilayah sekitar sehingga mudah diakses dan jauh dari potensa bencana alam.
Penambahan Rumah Sakit kedua terletak di Kecamatan Cikajang, ketiga di Talegong, keempat di
Cisompet, kelima di Bayongbong, keenam di Wanaraja, ketujuh di Kadungora, kedelapan di
Selaawi. Dalam penambahan 8 buah rumah sakit disesuaikan dengan kriteria lokasi fasilitas
kesehatan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat peta persebaran rumah sakit di Kabupaten Garut sebagai berikut:
46 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Peta persebaran puskesmas diatas hanya mengidentifikasi fasilitas yang belum sesuai
dengan kebutuhan di kecamatan Kabupaten Garut. Hal ini dapat dilihat dari keadaan demografi
masyarakat per kecamatan di Kabupaten Garut. Fasilitas yang telah memenuhi ketentuan telah
dianggap sesuai dengan standar yang ada.
47 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan heterogenitas populasi yang menyebabkan
semakin kompleksnya penyakit berikut faktor-faktor penyebabnya. Sistem Informasi Geografis
(SIG) dapat digunakan untuk menganalisa heterogenitas tersebut, terutama yang berhubungan
dengan perbedaan geografis, faktor-faktor demografis, budaya dan sebagainya. Hasil dari
analisis dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) akan sangat menunjang proses
pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan yang seperti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, dapat mengidentifikasi
aksesabilitas tempat-tempat pelayanan kesehatan masyarakat
kecenderungan penyakit yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Sistem Informasi Geografis
(SIG) dalam kesehatan masyarakat diantaranya adalah untuk menilai resiko dan ancaman
kesehatan dalam
masyarakat,
mengetahui
distribusi
penyakit
dan
investigasi
wabah,
dapat digunakan untuk perencanaan dan implementasi program pelayanan kesehatan, serta
sekaligus juga dapat dimanfaatkan untuk evaluasi dan pengawasan program. Serta perannnya
dalam meneliti perkembangan trend sementara suatu penyakit, mengidentifikasi kesenjangan,
celah di daerah terpencil, mengurangi kerugian masyarakat melalui pemetaan dan stratifikasi
faktor-faktor
berdasarkan data dari masyarakat dan menilai alokasi sumber daya, meramalkan kejadian
wabah, memantau perkembangan penyakit dari waktu ke waktu, dan dapat menempatkan
fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Sistem Informasi Geografis (SIG) sangat memberikan manfaat dalam bidang kesehatan
diantaranya adalah untuk mempelajari hubungan antara lokasi, lingkungan dan kejadian
penyakit oleh karena kemampuannya dalam mengelola dan menganalisis serta menampilkan
data spasial. Sistem Informasi Geografis dapat di manfaatkan dalam bidang kesehatan,
diantaranya memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat, mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di masyarakat,
menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat nmengenai isu isu kesehatan,
48 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
49 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
analisis kemampuan lahan pada attribute table keserasian letak fasilitas dengan kriteria yang
ditentukan.
Pada analisis yang dilakukan hanya mengidentifikasi keberadaan rumah sakit dan
puskesmas. Hasil yang didapat yaitu sebagian besar kebutuhan pelayanan kesehatan sudah
terpenuhi bahkan lebih dari yang ditentukan, hal ini dapat berarti jangkauan fasilitas yang ada
tersebar luas. Namun perlu diperhatikan pemanfaatannya oleh masyarakat agar tidak berlebihan
dari apa yang dibutuhkan sehingga fasilitas nya dapat dimanfaatkan dengan baik dan dana
pembangunan dapat dialihkan untuk kebutuhan lainnya. Fasilitas kesehatan yang telah
memenuhi kriteria dianggap sudah memenuhi kebutuhan sehingga yang dianalisis dalam peta
hanya kebutuhan yang belum atau seharusnya terpenuhi di Kabupaten Garut. Pemanfaatan
Sistem Informasi Geografi (SIG) salah satunya untuk megetahui kondisi eksisting persebaran
sarana kesehatan. Dengan mengindentifikasi persebaran eksisting dapat diketahui kesesuainnya
dengan standar minimal kebutuhan masyarakat.
50 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
6
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :
Sesuai dengan SPM Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
534/KPTS/M/2001 dalam penyediaan fasilitas kesehatan berupa puskesmas dibutuhkan
satu puskesmas untuk 120.000 jiwa, sedangkan untuk rumah sakit diperlukan satu rumah
sakit untuk setiap 240.000 jiwa. Menurut ketentuan SNI tahun 2004 menerangkan bahwa
puskesmas dapat melayani minimum 30.000 jiwa dalam radius pencapaian maksimum
tsunami, tidak dalam zona topan, dan tidak di daerah rawan badai.
Jumlah kebutuhan puskesmas di Kabupaten Garut sudah jauh terpenuhi, yaitu sebanyak
65 puskesmas yang tersebar dari 42 kecamatan yang ada. Hal ini berarti dalam satu
kecamatan terdapat satu atau dua unit puskesmas yang tersebar di Kabupaten Garut.
Jumlah kebutuhan rumah sakit di Kabupaten Garut masih belum sesuai dengan SPM
yang ditentukan, yaitu hanya ada 3 rumah sakit yang tersebar di Kabupaten Garut
sedangkan idealnya dibutuhkan sebanyak 11 unit yang dibandingkan dengan jumlah
51 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
6.2 Saran
Berdasarkan hasil identifikasi sebaran pelayanan kesehatan dengan analisis spasial yang
digunakan, maka dapat disajikan rekomendasi sebagai berikut:
meningkatkan kualitas pelayanan juga kedepannya menjadi hal yang harus diperhatikan.
Analisis spasial terhadap fasilitas pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk
menemukan dan menggambarkan tingkatan atau pola dari suatu fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah tertentu, sehingga dapat memberikan informasi yang mendukung
dalam perencanaan program maupun pengambilan keputusan tentang kebijakan
52 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
DAFTAR PUSTAKA
Web
Menggunakan
Quantum
GIS,
(Gunadarma).
http://
www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computerscience/2009/Artikel_10105565.
pdf
Jakartapedia. 2012. Sarana Kesehatan: Jenis Fasilitas Kesehatan. Jakartapedia, Jakarta.
Garutkab.go.id
Alfandi, Widoyo. 2001. Epistemologi Geografi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno. 1987. Metode Analisa Geografi. Edisi ketiga. Penerbit
LP3ES, Jakarta.
Hariwibowo, Ivan. 2011. Sistem Informasi Geografi ArcGIS Dasar. Yogyakarta.
Prahasta, Eddy. 2003. Sistem Informasi Geografis: Tool dan Plug-Ins. Informatika, Bandung
Supriatna, et.al. 2003. Analisis dan Aplikasi SIG. Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis.
FMIPA UI, Depok
Tarigan, Robinson. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara. Jakarta
Trisasongko, Bambang H., Diar Shiddiq. 2012. Manajemen dan Analisis Data Spasialdengan
ArcView GIS. Bogor: IPB
53 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
54 | S e b a r a n F a s i l i t a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n d i
Kabupaten Garut
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "Sebaran Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten Garut". Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
2.
3.
proses
perkuliahan;
Asisten Dosen yang telah membina dan memberi ilmu
4.
membina
masukan;
Orangtua yang telah memberi banyak dukungan moril;
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak, terutama bagi
penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................................2
1.3 Sasaran...................................................................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup Wilayah........................................................................................................2
1.5Kerangka Pemikiran................................................................................................................3
1.6 Konsep Identifikasi Sebaran Fasilitas Kesehatan..................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................5
2.1 Pelayanan Kesehatan..............................................................................................................5
2.1.1 Definisi Pelayanan Kesehatan.........................................................................................5
2.1.2 Kriteria Pelayanan Kesehatan.........................................................................................7
2.2 Analisis Data Spasial..............................................................................................................9
2.2.1 Analisis Data Spasial GIS dalam Bidang Kesehatan.....................................................10
2.2.2 Identifikasi Sebaran Pelayanan Kesehatan....................................................................12
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH..............................................................................16
3.1 Gambaran Karakteristik Wilayah.........................................................................................16
3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Garut.................................................................................16
3.1.2 Topografi Kabupaten Garut...........................................................................................17
3.2 Gambaran Kependudukan Kabupaten Garut.......................................................................18
3.3 Gambaran Fasilitas Kesehatan Kabupaten Garut.................................................................20
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................24
3 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
4 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
DAFTAR TABEL
5 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Identifikasi Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Garut...4
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Garut...........................................................................17
Gambar 4.1 Diagram Alir Sharing Data........................................................................................26
Gambar 4.2 Diagram Metodologi Tahapan Kerja..........................................................................28
Gambar 5.1 Peta Kemampuan Lahan Kabupaten Garut................................................................36
Gambar 5.2 Peta Persebaran Rumah Sakit di Kabupaten Garut....................................................37
Gambar 5.3 Peta Persebaran Puskesmas di Kabupaten Garut.......................................................38
6 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut
7 | S eb a r a n Fa si li t a s Pe l ay a n a n Ke se h a t a n di
Kabupaten Garut