Anda di halaman 1dari 214

Maluku

Bendera

Lambang

Semboyan: Siwa Lima


( Saling Memiliki)

Dasar hukum UU 20/1958, UU 46/1999, UU 40/2003

Ibu kota Ambon

Area

- Total luas 209.235,59 km2

Populasi

- Total 1.744.654 jiwa

- Kepadatan 8,33 jiwa/km2


Pemerintahan

- Gubernur Said Assagaff

- Wagub Zeth Sahuburua

- Ketua DPRD Edwin Adrian Huwae

- Sekda Hamin Bin Thahir

- Kabupaten 12 kabupaten

- Kota 2 kota

- Kecamatan 118 kecamatan

- Kelurahan 33 kelurahan

- Desa 1.198 desa

APBD

- DAU Rp. 897.657.192.000.-

Demografi

- Etnis Suku Asal Maluku 73,83%


(Alif'uru 60%, Lainnya 13,83%)
Suku asal Sulawesi 16,20%
Jawa 5,20%
Bugis 1,66%
Suku asal NTT 0,56%
Tionghoa 0,30%
Lainnya 2,25%[1]

- Agama Islam 50.61%


Kristen Protestan 41.40%
Katolik 6.76%
Hindu 0,37%
Buddha 0,02%
Khong Hu Chu 0.01%
Lain-lain 0.84% [2]
- Bahasa Indonesia (bahasa resmi)
Ambon (utama) dan Arab(serta 140-an
lebih bahasa-bahasa lainnya)

Lagu daerah Rasa Sayang e, Sarinande, Naik-Naik Ke Puncak


Gunung, Burung Kaka Tua, Burung Tantina, Pela
e, Huhate, Manise, Kole-Kole, Lembe-Lembe,
Ouw Ullath e, Waktu Hujan Sore-Sore, Buka
Pintu, Ambon Manise Sayang Kene, Hela
Rotang, Hela e Hasa-Hasa, Batu Badaong,
Nusaniwe, Ole Sio, Waktu Di Pangku Mama,
Tanase, Toki Tifa,Hura-Hura Cincin, Balenggang
Patah Tanjung, Gunung Salahutu, Saule,
Siwalima Arika, Suda Balayar, Goro-Goro Ne,
Nona Manis Siapa Yang Punya, Mande-Mande,
Gandong e dll.

Situs web www.malukuprov.go.id

Maluku adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku, Indonesia.
Lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti
kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia
adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia,
dan Mesir menyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga,
dengan hasil alam berupa cengkih, emas dan mutiara, daerah itu tak lain dan tak bukan adalah
tanah Maluku yang memang merupakan sentra
penghasil Pala, Fuli, Cengkih dan Mutiara. Pala dan Fulidengan mudah didapat dari Banda
Kepulauan, Cengkih dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon, Pulau-Pulau Lease
(Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan dalam jumlah yang cukup
besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru.
Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise, kota
Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Ada wacana bahwa
Kota Ambon Manise sudah semakin padat, sumpek, dan tidak lagi layak untuk menampung jumlah
penduduk yang dari tahun ke tahun meningkat tajam yang merupakan ibu kotapProvinsi akan
menjadi kota biasa karena ibu kota direncanakan pindah ke negeri Makariki di Kabupaten Maluku
Tengah.
Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku
terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat di
sebelah utara, Laut Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggaradi sebelah barat, Laut
Banda, Timor Leste, dan Nusa Tenggara Timur di sebelah selatan serta Laut Aru dan Papua di
sebelah timur.
Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama Islam yang dianut 50,61% penduduk dan
agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) yang dianut 48,4% penduduk.[2] Maluku tercatat
dalam ingatan sejarah dunia karena konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal
antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai Tragedi
Ambon. Selepas tahun 2002, Maluku berubah wajah menjadi provinsi yang ramah dan damai di
Indonesia, untuk itu dunia memberikan suatu tanda penghargaan berupa Gong Perdamaian
Dunia yang diletakkan di ACC (Ambon City Centre).
Pada tahun 1999 ketika konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal
antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai Tragedi
Ambon melanda Maluku, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku
Utara, dengan ibu kota di Sofifi. Namun, karena Kota Sofifi dinilai belum siap menjadi ibu kota maka
pusat pemerintahan sementara sampai 2009 berada di Kota Ternate yang berada di Pulau Ternate.
Provinsi Maluku dan Maluku Utara membentuk suatu gugus-gugus kepulauan yang terbesar di
Indonesia dikenal dengan Kepulauan Maluku dengan lebih dari 4.000 pulau baik pulau besar
maupun kecil.

Daftar isi

 1Nama
 2Sosial Budaya
o 2.1Suku Bangsa
o 2.2Bahasa
o 2.3Agama
o 2.4Sosial Budaya
 3Pemerintahan
o 3.1Kabupaten dan Kota
o 3.2Daftar Gubernur
o 3.3Dewan Perwakilan
 4Perekonomian
o 4.1Sumber Daya Hutan
o 4.2Potensi Tambang dan Mineral
o 4.3Perikanan
o 4.4Potensi Perikanan dan Sumber Daya Air Maluku
o 4.5Energi
o 4.6Pariwisata
 4.6.1Wisata Budaya
 5Komunikasi
o 5.1Ambon Cyber City
o 5.2Stasiun Televisi Lokal
o 5.3Stasiun Televisi Jaringan Kabel (CATV)
o 5.4Surat Kabar Harian
o 5.5Tabloid/ Koran Mingguan
o 5.6Stasiun Radio Lokal
o 5.7Media Online
 6Pendidikan
o 6.1Perguruan Tinggi[5]
 6.1.1Negeri
 6.1.2Swasta
 7Seni dan Budaya
o 7.1Musik
o 7.2Tarian
 8Sejarah
o 8.1Arkeologi
o 8.2Era Portugis dan Spanyol
o 8.3Bangsa Belanda
o 8.4Perang Dunia II
 9Lihat pula
 10Referensi
 11Pranala luar

Nama[sunting | sunting sumber]


Pendapat pertama menyatakan kata Maluku berasal dari bahasa Arab yaitu kata Al-Mulk, Al-
Mulk berarti sebagai tanah atau pulau atau negeri para raja. Hal ini memang benar karena Maluku
sampai sekarang pun terdiri atas negeri-negeri kecil yang lumayan banyak dengan rajanya sendiri-
sendiri.
Pendapat kedua menyatakan kata Maluku berasal dari bahasa Ternate yaitu
kata Moloku atau Moloko, dua kata itu Moloku atau Moloko sama-sama berarti sebagai tanah air.
Hal ini tercermin dari perkataan bangsa Ternate pada masa lampau yang menyebutkan bumi
Maluku belahan utara sebagai Moloku Kie Raha yang berarti tanah air dengan empat gunung.
Keempat gunung yang dimaksud adalah 4 kerajaan atau kesultanan besar dari Maluku
Utara yaitu Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, Bacan, dan Jailolo.

Sosial Budaya[sunting | sunting sumber]


Suku Bangsa[sunting | sunting sumber]
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat
dengan Fiji, Tonga, dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.
Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa bangsa
kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah
tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).
Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat, serta profil
tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah
suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama
bagi kaum pria.
Sejak zaman dahulu, banyak di antara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku
lain yaitu dengan bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) serta Spanyol, kemudian bangsa
Arab sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama 2.300 tahun dan
melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni lagi namun
tetap mewarisi dan hidup dengan beradatkan gaya Melanesia-Alifuru.
Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa dan Arab inilah maka
Maluku merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang digolongkan sebagai daerah yang memiliki
kaum Mestizo terbesar selain Timor Leste (Timor Leste, sekarang menjadi negara sendiri]]. Bahkan
hingga sekarang banyak nama fam/mata ruma di Maluku yang berasal adat bangsa asing
seperti Belanda (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie,
Payer, Ziljstra, Van der Weden, dan lain-lain) serta Portugal (Da Costa, De Fretes, Que, Carliano,
De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois, Frandescolli, dan lain-lain). Ditemukan pula fam/mata
ruma keturunan bangsa Spanyol(Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon,
Mendoza, De Lopez, dan lain-lain) serta fam-fam Arab yang langsung dari Hadramaut (Al-Kaff, Al
Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff, dan lain-lain). Cara
penulisan fam orang Ambon/Maluku pun masih mengikuti dan disesuaikan dengan cara pembacaan
ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca:
Lohenapesi), Kallaij (baca: Kalai), dan Akyuwen (baca: Akiwen).
Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan tersebar di
berbagai negara di dunia. Kebanyakan dari mereka yang hijrah keluar negeri disebabkan olah
berbagai alasan. Salah satu sebab yang paling klasik adalah perpindahan besar-besaran
masyarakat Maluku ke Eropa pada tahun 1950-an dan menetap di sana hingga sekarang. Alasan
lainnya adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, menuntut ilmu, kawin-mengawin
dengan bangsa lain, yang di kemudian hari menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di
belahan bumi lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam komunitas yang cukup besar
serta terkonsentrasi di beberapa negara seperti Belanda (yang dianggap sebagai tanah air kedua
oleh orang Maluku selain tanah Maluku itu sendiri), Suriname, dan Australia. Komunitas Maluku di
wilayah lain di Indonesia dapat ditemui di Medan, Palembang, Bandung, Jabodetabek, Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Makassar, Kupang, Manado, Kalimantan Timur, Sorong,
dan Jayapura.
Bahasa[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Daftar bahasa di Maluku
Lihat pula: Bahasa Ambon
Bahasa yang digunakan di Provinsi Maluku adalah Bahasa Ambon, yang merupakan salah satu dari
rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai bahasa dagang atau trade language. Bahasa
yang dipakai di Maluku terkhusus di Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa
asing, bahasa-bahasa bangsa penjelajah yang pernah mendatangi, menyambangi, bahkan
menduduki dan menjajah negeri/tanah Maluku pada masa lampau. Bangsa-bangsa itu ialah
bangsa Spanyol, Portugis, Arab, dan Belanda.
Bahasa Ambon selaku lingua franca di Maluku telah dipahami oleh hampir semua penduduk di
wilayah Provinsi Maluku dan umumnya, dipahami juga sedikit-sedikit oleh masyarakat
Indonesia Timur lainnya seperti orang Ternate, Manado, Kupang, dll. karena Bahasa
Ambon memiliki struktur bahasa yang sangat mirip dengan bahasa-bahasa trade language di
wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, serta Nusa Tenggara Timur.
Bahasa Indonesia selaku bahasa resmi dan bahasa persatuan di Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi dan formal seperti
di kantor-kantor pemerintah dan di sekolah-sekolah serta di tempat-tempat seperti museum,
bandara, dan pelabuhan.
Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia, Provinsi Maluku dan Maluku
Utara menyusun sebuah big islands yang dinamai Kepulauan Maluku. Banyaknya pulau yang saling
terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang
dipergunakan di provinsi ini. Beberapa bahasa yang paling umum dipetuturkan di Maluku yaitu:

 Bahasa Wemale, dipakai penduduk Negeri Piru, Seruawan,


Kamarian, dan Rumberu (Kabupaten Seram Bagian Barat).
 Bahasa Alune, dipakai di wilayah tiga batang air yaitu Tala, Mala,
dan Malewa di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat.
 Bahasa Nuaulu, dituturkan oleh suku Nuaulu di Pulau
Seram Selatan yaitu antara Teluk Elpaputi dan Teluk Teluti.
 Bahasa Atiahu, dipakai oleh tiga negeri yang juga termasuk rumpun
Nuaulu yakni Negeri Atiahu, Werinama, dan Batuasa di
wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur.
 Bahasa Koa, dituturkan di wilayah pegunungan tengah Pulau
Seram yaitu sekitar Manusela dan Gunung Kabauhari.
 Bahasa Seti dituturkan oleh suku Seti, di Seram Utara dan Teluti
Timur, merupakan bahasa dagang di Seram Bagian Timur.
 Bahasa Gorom merupakan turunan dari bahasa Seti dan dipakai
oleh penduduk beretnis atau bersuku Gorom yang berdiam di
kabupaten Seram Bagian Timur yang menyebar sampai Kepulauan
Watubela dan Maluku Tenggara.
 Bahasa Tarangan merupakan bahasa pemersatu dan dipakai oleh
penduduk wilayah Pulau Aru dengan ibu kota Kab. Dobo Maluku
Tenggara.
Tiga bahasa yang hampir punah adalah Palamata dan Moksela serta Hukumina. Ratusan bahasa di
atas dipersatukan oleh sebuah bahasa pengantar yang telah menjadi lingua franca sejak lama
yaitu Bahasa Ambon. Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Tiongkok, Spanyol, Portohis, Wolanda,
dan Inggris) menginjakkan kakinya di Maluku, bahasa-bahasa asli Maluku tersebut sudah hidup
setidaknya ribuan tahun dan menjadi bahasa-bahasa dari keluarga atau rumpun paling barat
keluarga bahasa-bahasa Pasifik/Melansia (bahasa Papua-Melanesoid)
Agama[sunting | sunting sumber]
Penduduk Maluku menganut 3 agama utama yaitu Islam sebanyak 50,61%, Kristen
Protestan sebanyak 41,40%, dan Katolik sebanyak 6,76% penduduk. Penyebaran agama Islam
dilakukan oleh Kesultanan Iha, Saulau, Hitu, dan Hatuhaha serta pedagang Arab yang mengunjungi
Maluku. Sementara penyebaran agama Kristen dilakukan oleh misionaris-misionaris
dari Portugis, Spanyol, dan Belanda.
Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2013 tercatat yaitu sebagai berikut:

 Masjid sebanyak hampir 2 ribu buah


 Gereja sebanyak 2.345 buah
 Pura sebanyak 10 buah
 Vihara sebanyak 5 buah.
Gereja Protestan Maluku atau biasa dikenal sebagai GPM merupakan organisasi sinode dan
pertubuhan gereja terbesar yang ada di Maluku, yang memiliki jemaat gereja di hampir seluruh
negeri Sarane di seluruh Maluku.
Sosial Budaya[sunting | sunting sumber]
Dalam masyarakat Maluku dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut Pela dan Gandong.
Pela dan Gandong merupakan suatu sebutan yang di berikan kepada dua atau lebih negeri yang
saling mengangkat/menganggap sebagai saudara satu sama lain. Pela Gandong sendiri merupakan
intisari dari kata "Pela" dan "Gandong". Pela adalah suatu ikatan persatuan, sedangkan Gandong
mempunyai arti saudara.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]


Kabupaten dan Kota[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar kabupaten dan kota di Maluku
Lu
as
Juml Log
Pusat Bup Wil
ah o CiutkanPe
N Kabup ati/ aya Keca Kelura
ta
o aten/K Pemer h Pend mata han/de
Wali
. ota intaha uduk n sa Lokasi
Kota (k [3]
n m2)
[3]

Ramly
Kabupaten 4.932,
1 Namlea Umasu 130.696 10 -/82
Buru 32
gi

Tagop
Kabupaten
Sudarso 3.780,
2 Buru Namrole 72.993 6 -/79
no 56
Selatan
Soulisa

Kabupaten
Johan 8.152,
3 Kepulauan Dobo 102.272 10 2/117
Gonga 42
Aru

Kabupaten
Maluku Barnab 4.581,
4 Tiakur 66.805 17 1/117
Barat as Orno 06
Daya

Kabupaten Abua
7.953,
5 Maluku Masohi Tuasika 422.065 18 6/186
81
Tengah l

Muh.
Kabupaten
Thaher 1.031,
6 Maluku Langgur 125.704 11 1/190
Hanubu 81
Tenggara
n

Kabupaten Petrus
4.465,
7 Kepulauan Saumlaki Fatlolo 122.337 10 2/80
79
Tanimbar n
Lu
as
Juml Log
Pusat Bup Wil
ah o CiutkanPe
N Kabup ati/ aya Keca Kelura
ta
o aten/K Pemer h Pend mata han/de
Wali
. ota intaha uduk n sa Lokasi
Kota (k [3]
n m2)
[3]

Kabupaten
Moh.
Seram 5.033,
8 Piru Yasin 208.009 11 -/92
Bagian 38
Payapo
Barat

Kabupaten Abdul
Seram Mukti 6.429,
9 Bula 131.707 15 -/198
Bagian Kelioba 88
Timur s

Richard
Kota 298,6
10 - Louhen 375.760 5 20/30
Ambon 1
apessy

Adam
254,3
11 Kota Tual - Rahaya 84.585 5 3/27
9
an

Daftar Gubernur[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Daftar Gubernur Maluku

Mulai Akhir Wakil


No Gubernur Prd. Ket.
jabatan jabatan Gubernur
Mr.
1 Johannes 1945 1955 1
Latuharhary

Muhammad
2 1955 1960 2
Djosan

Muhammad
3 1960 1965 3
Padang

Tidak ada

4 G.J. Latumahina 1965 1968 4

5 Soemitro 1968 1973 5

6 Soemeru 1973 1976 6

7 Hasan Slamet 1976 1981 7


1981 1987 8

Sebastian
8 1987 1992 9
Soekoso

M. Akib
9 1992 1997 10
Latuconsina

M. Saleh
10 1997 2002 11
Latuconsina

Sinyo Harry 11 Desember 15 September


— Sarundajang —
(Penjabat Gubernur)
2002 2003

15 September 15 September M. Abdullah


11 12
2003 2008 Latuconsina
Brigjen TNI (Purn)
15 September 15 September Said
Karel Albert 13
2008 2013 Assagaff
Ralahalu

Ros Far Far 16 September 23 Oktober [ket.


— (Pelaksana harian 1]
Gubernur) 2013 2013
— —

Saut Situmorang 23 Oktober 10 Maret


— [4]
(Penjabat Gubernur) 2013 2014

10 Maret Zeth
12 Said Assagaff petahana 14
2014 Sahuburua

Catatan

1. ^ Ros yang menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku ditunjuk


Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi sebagai Plh Gubernur Maluku
dengan SK No.121.81/6242/FG/2013 tertanggal 12 September 2013

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku

No Nama Partai Jml. Kursi

1 PDI Perjuangan 7

2 Partai Golkar 6
3 Partai Demokrat 6

4 Partai Keadilan Sejahtera 6

5 Partai Gerindra 5

6 Partai NasDem 4

7 Partai Hanura 4

8 Partai Kebangkitan Bangsa 3

9 Partai Keadilan Persatuan Indonesia 2

10 Partai Amanat Nasional 1

10 Partai Persatuan Pembangunan 1

11 Partai Bulan Bintang 0

Jumlah 45

Perekonomian[sunting | sunting sumber]


Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahun. Salah satu
indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku
mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005.
Kondisi geografis Provinsi Maluku bila dilihat dari sisi strategis peluang investasi bisnis dapat
diprediksi bahwa sumber daya alam di sektor perikanan dan kelautan dapat dijadikan primadona
bisnis di Maluku, selain sektor lainnya seperti pertanian subsektor peternakan dan perkebunan,
sektor perdagangan dan sektor pariwisata serta sektor jasa yang seluruhnya memiliki nilai jual dan
potensi bisnis yang cukup tinggi.
Sumber Daya Hutan[sunting | sunting sumber]
Luas sumber daya darat di Maluku adalah sebesar 54.185 km2, dengan potensi sumber daya hutan:

 Hutan Konversi: 475.433 Ha


 Hutan Lindung: 774.618 Ha
 Hutan Produksi Terbatas: 865.947 Ha
 Hutan Produksi Tetap: 908.702 Ha
 Hutan yang dapat dikonversi: 1.633.646 Ha
Potensi Tambang dan Mineral[sunting | sunting sumber]
Adapun daerah penghasil tambang dan Mineral di Provinsi Maluku adalah:

 Emas: Pulau Buru, Wetar, Ambon, Haruku, dan Pulau Romang


 Mercuri: Pulau Damar
 Perak: Pulau Romang
 Logam Dasar: Pulau Haruku dan Nusalaut
 Kuarsa: Pulau Buru
 Minyak Bumi: Bula (Pulau Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan
cadangan minyak di Maluku Barat Daya.
 Mangaan: Laut Banda
Perikanan[sunting | sunting sumber]
Provinsi Maluku ditetapkan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai Lumbung Ikan Nasional
2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010. Maluku yang merupakan kepulauan bahari terbesar di
wilayah Nusantara memang layak dijadikan lumbung ikan nasional karena potensi perikanan yang
luar biasa banyaknya disertai laut yang kaya dan masih terjaga dari campur tangan manusia.
Daerah dengan potensi ikan di wilayah Maluku yaitu

1. Kepulauan Banda
2. Kepulauan Kei
3. Kepulauan Aru
4. Maluku Tenggara Barat
5. Maluku Barat Daya
Potensi Perikanan dan Sumber Daya Air Maluku[sunting | sunting sumber]
Sumber daya perairan 658.294,69 km2, dengan potensi sebagai berikut : - Laut Banda : 277.890
ton/tahun - Laut Arafura : 771.500 ton/tahun - Laut Seram : 590.640 ton/tahun
Berbagai jenis ikan yang dapat ditangkap dan terdapat di Maluku antara lain : ikan pelagis besar,
ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi.
Sementara untuk potensi budidaya laut yang penyebarannya terdapat pada Laut Seram, Manipa,
Buru, Kep. Kei, Kep. Aru, Yamdena, pulau pulau terselatan dan wetar adalah kakap putih, kerapu,
rumput laut, tiram mutiara, teripang, lobster, dan kerang-kerangan. Untuk potensi budidaya payau
adalah bandeng dan udang windu.
Energi[sunting | sunting sumber]
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya serta Maluku secara khususnya mengalami dampak
benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang
menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan
tambang dan energi. Cadangan gas terbesar di Indonesia tercatat berada di blok Pulau Masela di
MTB (Maluku Tenggara Barat).
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Profil pariwisata Maluku yang berisikan objek dan daya tarik maupun mengunjungi Maluku,
merupakan kenyataan-kenyataan potensi kepariwisataan yang begitu menjanjikan terutama bagi
wisatawan untuk saatnya datang berkunjung menyaksikan keindahan alam meliputi : Ketersediaan
daya tarik bawah laut sesuai dengan karakteristik wilayah Maluku sebagai daerah kepulauan,
Gunung api, Gunung api bawah laut, Daerah perbukitan, Pemandangan alam, Teluk, Danau dan
Keramah-tamahan masyarakat Maluku yang sudah dikenal sejak dahulu dengan tradisi masyarakat
yang menganggap Wisatawan Sebagai Raja.
Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam selain daripada rempah-
rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat Maluku memiliki keunikan panorama disetiap
pulaunya dan mengundang banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di
kepulauan ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga merupakan
daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik hingga sekarang. Bahkan
dibeberapa daerah,pariwisatanya sudah terkenal sampai ke mancanegara. Beberapa dari objek
wisata terkenal di Maluku antara lain:

 Taman Laut Manusela


Pemandangan Taman Laut yang indah mengingat pantai di Maluku masih banyak yang belum
terjamah. Wisata ini dapat dinikmati di Pulau Tiga, Manusela Beach, Pulau Banda.

 Pantai Pasir Panjang


Pantai Pasir Panjang yang di Tual Maluku Tenggara merupakan pantai yang sangat menakjubkan
dengan pasir putihnya yang sangat panjang dan lembut menyerupai tepung itu membuat mata tak
tahan melihatnya disiang hari karena memancarkan cahaya yang menyilaukan.

 Pantai Natsepa, Ambon


Pantai berpasir putih ini terletak di tepi jalan Provinsi dan menghadap ke beberapa Pulau. Sambil
menikmati keindahan panorama juga dapat menikmati es kelapa muda dan rujak buah khas
Natsepa. Sangat bagus untuk liburan akhir pekan keluarga dan kerabat sayang kalau tidak
menikmatinya

 Pintu Kota, Ambon


Pantai pintu kota yang juga masih ada di ujung Pulau Ambon ini sangat menarik dengan batu
karang khasnya yang sangat besar dan berlubang seperti pintu dan ada lorong di bawahnya
membuat wisatawan yang datang tak henti-hentinya mengabadikan salah satu wujud kebesaran
Tuhan yang sulit ditemui di tempat lain. Pintu kota juga merupakan sebuah batu karang besar
berbentuk gapura yang yang menjorok ke Laut Banda di antara Desa Airlouw dan Desa Seri,
sebelah Jazirah Leitimor. Tersedia beberapa fasilitas berteduh terutama untuk menikmati panorama
matahari terbit dan bentuk-bentuk batu karang yang spesifik.

 Benteng Duurstede, Saparua


 Benteng Amsterdam, Ambon
 Benteng Victoria, Ambon
 Banda Neira, Banda
 Benteng Belgica, Banda
 Pantai Hunimua, Ambon (Pantai Liang)
Terletak di sebelah timur laut jazirah Leihitu berhadapan dengan Pulau Seram berpasir putih
sepajang kurang lebih 4 km, berjarak 40 km dari pusat kota. Air lautnya bening mengundang setiap
pengunjung untuk terjun ke laut. Sebuah restoran di laut milik masyarakat setempat menyediakan
makan khas Malauku, ikan bakar dan colo-colo. Bersebelahan dengan pantai ini terdapat Dermaga
Feri untuk penyerbangan ke Pulau Seram, bekas lapang terbang Jepang yang dipakai zaman
Perang Dunia II. Di seberang pantai ini terletak cagar alam/taman laut Pulau Pombo sebuah pulau
karang atoll berpasir putih dan dihuni oleh burung-burung Pombo (merpati).

 Pantai Ngur Sarnadan (Pasir Panjang), Kai


 Pantai Ngurtafur, Pulau Waha, Kai
 Gua Ohoidertavun di Letvuan, Kai
 Sawai, Seram Utara
 Leksula, Buru
 Pantai Latuhalat, Ambon
 Tanjung Marthafons, Ambon
 Taman Nasional Manusela, Seram
 Air Terjun Waihetu, Rumahkay, Seram
 Pantai Hatuurang
 Pantai Lokki, Seram
 Pantai Englas, Seram
 Pantai Labuan Aisele, Seram Utara
 Pantai Ora, Saleman, Seram Utara
 Pulau Kasa, Seram
 Pulau Pombo
 Pulau Tiga
 Pulau Luciapara
 Pulau Ay, Run dan Rozengain (Hatta), Kepulauan Banda
 Weluan, Kep. Tanimbar
 Pulau Bais
 Tanjung Sesar, Seram
 Pulau Panjang, Pulau Lulpus dan Pulau Garogos
 Gunung Booi
 Kilfura, Seram
 Pantai Soplessy, Seram
 Pantai Manuala
Pantai yang tenang dan sejuk dengan banyaknya pepohonan di tepian pantai di dalamnya
menyimpan pesona terumbu karang yang masih alami bercanda dengan satwa laut.

 Gua Lusiala, Seram


 Pantai Kobisadar
 Ahuralo, Amahai
 Batu meja masahatu, hualoy-seram
 Gua Hutan Kartenes
 Goa Akohy di Tamilouw, Seram
 Benteng Titaley, Seram
 Danau Binaya, Piliana
 Tawiri, Ambon
 Pemandian Air Panas Tulehu, Ambon
 Sungai kali ama,hualoy-seram
 pantai maruru,hualoy-seram
Wisata Budaya[sunting | sunting sumber]
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia bagian timur, Provinsi Maluku sangat
kaya dengan berbagai objek wisata baik berupa panorama alam maupun bangunan-bangunan
peninggalan sejarah seperti Masjid Kuno Desa Kaitetu dan hasil kerajinan.

Komunikasi[sunting | sunting sumber]


Ambon Cyber City[sunting | sunting sumber]
Pada pertengahan tahun 2008, kota Ambon ditetapkan sebagai Cyber City. Pekerjaan proyek
Ambon Cyber City yang dilakukan Pemkot Ambon untuk memberikan kemudahan berakses internet
telah selesai hingga akhir Desember tahun tersebut. Pelaksanaan proyek ini semata-mata guna
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berakses dengan mudah dan murah ke "dunia
maya", tanpa harus antri di "warung internet" atau berlangganan telepon dengan biaya mahal untuk
berinternet. Hanya dengan modal laptop atau komputer yang memiliki fasilitas wireless, masyarakat
sudah bisa menikmati internet dengan mudah berbagai tempat di pusat kota Ambon. Pemkot Ambon
pun telah menjalin kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Telkomsel untuk meminjam tower
perusahaan seluler itu, di mana peralatan Cyber akan dipasang pada menara tower milik
perusahaan itu, sehingga bisa memancarkan sinyalnya dan menjangkau seluruh wilayah Kota
Ambon. Kota Ambon termasuk dalam kota-kota pertama di Indonesia yang telah menjadi Cyber City.
Stasiun Televisi Lokal[sunting | sunting sumber]
Maluku juga mempunyai televisi lokal yang berbasis dikota Ambon yaitu Molluca TV dan Ambon TV.
Stasiun Televisi Jaringan Kabel (CATV)[sunting | sunting sumber]
Maluku juga mempunyai Stasiun Televisi Berjaringan Kabel resmi yaitu Amboina Multimedia
Channel atau AMC oleh PT. Amboina Multimedia
Surat Kabar Harian[sunting | sunting sumber]

 Ambon Express
 Suara Maluku
 Metro Maluku
 Siwalima
 Radar Ambon
 Titah Siwalima
 Maluku Expose
 Marinyo
 Seram Pos
 Suara Ekspresi
Tabloid/ Koran Mingguan[sunting | sunting sumber]

 Dhara Pos
 Bela Reformasi
 Maluku Media
 Door
 Tribun Maluku
 Lacak
 Radar Pos
 Sinar Maluku
 Media Nusantara
 Gosepa
 Maluku Baru
 Moria
 Maluku News
 Pelangi Maluku
 Suara Rakyat
 Utusan Rakyat
Stasiun Radio Lokal[sunting | sunting sumber]

 Suara Pelangi
 DMS
 Rock FM
 Binaya
 G-Tavlul
 Dian Mandiri
 Sangkakala
 Baku-Bae
 Resthy Mulya
 Arika Polnam
 Manusela FM
 Kabaresi
Media Online[sunting | sunting sumber]

 Maluku Online
 Lelemuku.com
 Tribun-maluku.com

Pendidikan[sunting | sunting sumber]


Perguruan Tinggi[5][sunting | sunting sumber]
Negeri[sunting | sunting sumber]

Tahun
Nama Perguruan Tinggi Pemimpin Lokasi Situs Web
Pendirian

Prof. Dr. Marthinus


Universitas Pattimura (UNPATTI) 1962 Johanes Saptenno, SH., Ambon www.unpatti.ac.id
M.Hum.

Politeknik Negeri Ir. H. D. Nikijuluw,


1985 Ambon www.polnam.ac.id
Ambon (POLNAM) M.T.
Politeknik Perikanan Negeri Ir. P. Beruatwarin, [6]
1997 Tual
Tual (POLIKANT) M.Si.

Institut Agama Islam Negeri Prof Dr H Dedi


1980 Ambon
Ambon (IAIN) Djubaedi, M.Ag.

Sekolah Tinggi Agama Kristen


Dr .A. Ch. Kakiay, www.stakpn-
Protestan Negeri 1999 Ambon
M.Si ambon.ac.id
Ambon(STAKPN)

Swasta[sunting | sunting sumber]

Nama Perguruan Tinggi Pemimpin Lokasi

Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) DR. A.M.L. Batlayeri Ambon

Universitas Darussalam (UNIDAR) Drs.Ir. Ibrahim Ohorella, MP Tulehu

Drs. R. Suyatno S. Kusuma,


Universitas Iqra Buru
M.Si.

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Ambon F.C. Renyut. S.Sos. M.Si. Ambon

STIA Abdul Aziz Kataloka Drs. J. Madubun. M.Si. Ambon

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Said Perimtah Dr. A. Wattiheluw, S.Sos., M.Si. Masohi

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Darul


Drs. Muuti Matloan Tual
Rachman

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Langgur P.C. Renwarin, S.E. M.Si. Tual

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Saumlaki Semuel Luturyali, S.H. Saumlaki
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umel Asyara Rumkei, S.E. Tual

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Saumlaki Drs. M.M. Lololuan Saumlaki

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen (STIEM)


Drs. G.M.B.K. Dahaklory Ambon
Rutu Nusa

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (STIS) Mutiara Cilifius Reyaan, S.Sos. Tual

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP)


Drs. J. Kapressy Masohi
Kebangsaan

Sekolah Tinggi Perikanan Hatta Sjahrir Prof. Dr. Hamadi B. Husein Banda

STKIP Gotong Royong Drs. Autan Sahib Patty Masohi

Akademi Maritim Maluku (AMM) Drs. P.P. Rahaor. M.Pd. Ambon

Yonita E.O. Uniplaita, A.Kp.,


Akademi Kebidanan (AKBID) Aru Dobo
M.Kes.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Lukman La Bassy, S.Farm, Kairatu,
Husada M.Sc.,Apt. SBB

Seni dan Budaya[sunting | sunting sumber]


Musik[sunting | sunting sumber]
Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang. Masing-masing alat musik
dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga
melahirkan warna musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri
dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah
Gong berukuran besar dan Toto Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di taruh
pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu
Kulit Bia (Kulit Kerang).
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya
terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik
Maluku dari dulu hingga sekarang masih memiliki ciri khas di mana terdapat penggunaan alat musik
Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian tradisional seperti Katreji.
Musik lainnya ialah Sawat. Sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku dan budaya Timur Tengah.
Pada beberapa abad silam, bangsa Arab datang untuk menyebarkan agama Islam di Maluku,
kemudian terjadilah campuran budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat
musik Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun pasir.
Di luar daripada beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal dalam bernyanyi. Sejak
dahulu pun mereka sudah sering bernyanyi dalam mengiringi tari-tarian tradisional. Tak ayal bila
sekarang terdapat banyak penyanyi terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para legenda
seperti Broery Pesulima, Harvey Malaihollo, Masnait Group, dan Yopie Latul. Belum lagi para
penyanyi kaliber dunia lainnya seperti Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric
Papilaya, Danjil Tuhumena, Romagna Sasabone, Harvey Malaihollo, Glen Fredly, Ello Tahitu,
Webster Manuhutu, (Duo) Moluccas, Figgy Papilaya, dan lain-lain.
Tarian[sunting | sunting sumber]
Tari yang terkenal dari negeri Maluku adalah tari Cakalele yang menggambarkan keperkasaan
orang Maluku. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan
Salawaku (Perisai).
Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang
dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi
irama musik yang sangat menarik.
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan
secara berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik.
Tari ini hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu
akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku. Hal ini lebih tampak
pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa
Portugis dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola, suling
bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa, dan bas gitar dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih
menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang
Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk
formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua
maupun muda.
Selain itu, ada pula Tarian Bambu Gila. Tarian bambu gila adalah tarian khusus yang bersifat magis,
berasal dari Desa Suli. Keunikan tarian ini adalah para penari seakan-akan dibebani oleh bambu
yang dapat bergerak tidak terkendali dan tarian ini bisa diikuti oleh siapa saja.

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Maluku memiliki sejarah yang panjang mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama
kurang lebih 2300 tahun lamanya dengan didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab,
Portugis, Spanyol, dan Belanda serta menjadi daerah pertempuran sengit antara Jepang dan
Sekutu pada era Perang Dunia ke II.
Para penduduk asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara Asia lainnya, seperti
Tiongkok, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi. Dengan adanya kemunculan agama Islam,
perdagangan didominasi oleh para pedagang Muslim. Salah satu sumber kuno Arab
menggambarkan lokasi dari pulau ini berjarak sekitar lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau Jaba'
(Jawa) namun perdagangan langsung hanya terjadi hingga akhir tahun 1300-an. Para pedagang
Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga sistem kesultanan dan mengganti sistem lokal
yang di mana didominasi oleh Orang Kaya, yang di samping itu lebih efektif digunakan jika
berurusan dengan pihak luar.
Melalui perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia kemudian datang untuk
memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa antara 1200 dan 1500, melalui dominasi atas
Mediterania ke kota pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir), setelah jalur perdagangan tradisional
mulai terganggu oleh Mongol dan Turki. Dalam menunjang monopoli ini kemudian mereka ikut serta
dalam Abad Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan dengan berlayar ke
sekitar tanjung selatan benua Afrika, mengamankan rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa
sengaja menemukan pantai Brasil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal akhirnya sukses dan
pembentukan daerah monopolinya sendiri dan memancing kekuasaan maritim lain seperti Spanyol-
Eropa, Prancis, Inggris dan Belanda untuk mengganggu posisinya.
Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan besarnya pendapatan yang dihasilkan, Belanda
dan Inggris segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan
untuk memiliki kontrol atas kepulauan ini menjadi sangat intensif bahkan untuk itu Belanda bahkan
memberikan pulau Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda
kontrol penuh atas kepulauan Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah gugur dan mati syahid
dalam perang memperebutkan rempah-rempah ini. Dan di kemudian hari, kemenangan atas
kepulauan ini dikantongi Kerajaan Belanda.
Arkeologi[sunting | sunting sumber]
Bukti arkeologi paling awal adanya okupasi manusia di wilayah ini ditemukan sekitar tiga puluh dua
ribu tahun, tetapi bukti adanya permukiman yang lebih tua di Australia mungkin mengindikasikan
bahwa Maluku telah memiliki pengunjung sebelumnya. Bukti bahwa semakin meluasnya hubungan
perdagangan jarak jauh dan frekuensi okupasi terhadap kepulauan lain yang menjadi semakin
tinggi, dimulai sekitar sepuluh ribu hingga lima belas tahun kemudian. Batu permata dan perak yang
biasanya digunakan sebagai mata uang di semenanjung India sekitar 200 sebelum Masehi telah
ditemukan pada beberapa pulau. Maluku pada saat itu berkembang menjadi daerah kosmopolitan di
mana para pedagang rempah-rempah dari seluruh wilayah menetap di sana, termasuk para
pedagang Arab dan Tiongkok yang mengunjungi atau bermaksud untuk tinggal di daerah tersebut.
Kemungkinan lainnya adalah Maluku telah menjadi rumah bagi banyak bangsa-bangsa semi-
nomadik Ras Melanesia. Gua-gua prasejarah masih bisa ditemukan di daerah Seram bagian Utara
dan di wilayah Taniwel bisa dijumpai banyak fosil-fosil yang belum terungkap
Era Portugis dan Spanyol[sunting | sunting sumber]
Selain dari adanya pengaruh kebudayaan hal yang paling signifikan dari efek kehadiran Portugis
adalah gangguan dan disorganisasi perdagangan Asia namun di samping itu adalah adanya
penyebaran Agama Kristen di Indonesia Timur termasuk Maluku. Portugis yang telah menaklukkan
Malaka pada awal abad keenambelas dan pengaruh mereka terasa sangat kuat di Maluku dan
kawasan lain di timur Indonesia. Setelah penaklukan Portugis atas Malaka pada bulan Agustus
1511, Afonso de Albuquerque pelajari rute ke Kepulauan Banda dan Kpulauan Rempah-Rempah
lainnya dengan mengirim sebuah penjelajahan tiga kapal ekspedisi di bawah pimpinan António de
Abreu, Simao Afonso Bisigudo dan Francisco Serrano. Di tengah perjalanan untuk
kembali, Francisco Serrao yang terdampar di pulau Hitu (Ambon utara) pada 1512. Ia mendirikan
hubungan dengan penguasa lokal yang terkesan dengan kemampuan militer. Adanya pertikaian
antara Kerajaan Ternate dan Tidore juga melibatkan Portugis.
Setelah bergabung dengan Ternate, Serrão kemudian membangun benteng di pulau tersebut dan
menjadi kepala duitan dari para serdadu Portugis di bawah pelayanan satu dari dua sultan yang
berkuasa mengendalikan perdagangan rempah-rempah. Namun dengan adanya penyebaran
agama Kristen mengakibatkan terjadinya ketegangan dengan Penguasa Ternate yang adalah
Muslim. Ferdinand Magellan Serrão mendesak dia untuk bergabung di Maluku dan memberikan
informasi para penjelajah tentang Kepulauan rempah-rempah. Akan tetapi, keduanya meninggal
sebelum sempat bertemu satu sama lain. Pada tahun 1535 Raja Tabariji diberhentikan dan dikirim
ke Goa oleh Portugis. Ia kemudaun menganut Kristen serta mengubah namanya menjadi Dom
Manuel. Setelah dinyatakan bersalah, dia dikirim kembali ke takhtanya kembali, tetapi meninggal
dalam perjalanan di Melaka pada 1545. Meskipun begitu, ia mewariskan pulau Ambon kepada Ayah
Baptisnya yang adalah seorang Portugis, Jordão de Freitas. Setelah kejadian pembunuhan Sultan
Hairun oleh Portugis, Ternate keudian mengusir mereka pada tahun 1575 setelah pengepungan
selama 5 tahun.
Pendaratan Portugis yang pertama di Ambon terjadi pada tahun 1513, yang di kemudian hari akan
menjadi pusat kegiatan Portugal di Maluku setelah pengusiran dari Ternate. Kekuatan Eropa di
daerah tersebut pada saat itu lemah dan Ternate makin menyebarkan kekuasaannya sebagai
Kerajaan Islam anti Portugis di bawah pimpinan Sultan Baab Ullah dan anaknya Sultan Said. Di
Ambon, Portugis mendapat perlawanan dari penduduk muslim lokal di daerah utara pulau tesebut
terutama di Hitu yang telah lama menjalin hubungan kerjasama perdagangan dan agama dengan
kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa.Sesungguhnya, Portugis tidak pernah berhasil
mengendalikan perdagangan rempah-rempah lokal dan gagal dalam upaya untuk membangun
otoritas mereka atas kepulauan Banda, pusat produksi pala.
Spanyol kemudian mengambil kontrol atas Ternate dan Tidore. Misionaris dan saah satu dari Orang
Suci Katolik, Santo Fransiscus Xaverius (Saint Francis Xavier), tiba di Maluku pada tahun 1546-
1547 kepada orang Ambon, Ternate, dan Morotai serta meletakkan dasar untuk misi permanen di
sana. Dengan tibanya dia di sana, 10.000 orang telah dibaptis menjadi Katolik, dengan persentase
terbanyak di pulau Ambon dan sekitar tahun 1590 terdapat 50.000 bahkan 60.000 orang telah
dibaptis, walaupun beberapa daerah sekitarnya tetap menjadi daerah Muslim.
Selama pekerjaan Misionaris, telah terdapat komunitas Kristen dalam jumlah besar di daerah timur
Indonesia selama beberapa waktu, serta telah berkontribusi terhadap kepentingan bersama dengan
Eropa, khususnya di antara orang Ambon. Pengaruh lainnya termasuk sejumlah besar kata berasal
dari Indonesia Portugis yang di samping Melayu merupakan bahasa pergaulan sampai awal abad
kesembilanbelas. Kata-kata dalam Bahasa Indonesia seperti pesta, sabun, bendera, meja, Minggu,
semua berasal dari bahasa Portugis. Banyak pula nama-nama keluarga di Maluku berasal dari
Portugis seperti de Lima, Waas, da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendosa, Rodrigues, dan da
Silva.
Bangsa Belanda[sunting | sunting sumber]
Orang Belanda tiba pada tahun 1599 dan melaporkan adanya usaha Portugis untuk memonopoli
perdagangan tradisional mereka. Setelah Orang Ambon berhasil membantu Belanda dalam
membangun benteng di Hitu Lama, Portugis memulai kampanye melawan bantuan terhadap Ambon
dari Belanda.
Setelah 1605 Frederik Houtman menjadi gubernur Belanda pertama Ambon. VOC merupakan
perusahaan perdagangan Belanda yang terhambat oleh tiga faktor daam menjalankan usahanya
yaitu: Portugis, penduduk lokal dan Inggris. Sekali lagi, penyelundupan merupakan satu-satunya
cara untuk monopoli Eropa. Selama abad ke-17, Banda melakukan perdagangan bebas dengan
Inggris. Upaya Belanda adalah dengan mengurangi jumlah penduduk asli Banda lalu mengirim
lainnya ke luar pulai serta mendirikan instalasi budak kerja.
Walaupun lainnya kembali menetap di Kepulauan Banda, sisa wilayah Maluku lainnya tetap sangat
sulit untuk berada di bawah kontrol asing bahkan setelah Portugis mendirikan stasiun
perdagangannya di Makassar, terjadi pemberontakan penduduk lokal pada tahun 1636 dan 1646. Di
bawah kontrol kompeni Maluku teradministrasi menjadi residen Belanda yaitu Ternate di Utara dan
Amboyna (Ambon) di selatan.
Perang Dunia II[sunting | sunting sumber]
Pecahnya Perang Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II mencatat
era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jenderal Belanda A.W.L. Tjarda van
Starkenborgh, melalui radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam keadaan perang
dengan Jepang.
Tentara Jepang tidak banyak kesulitan merebut kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku,
pasukan Jepang masuk dari utara melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam
waktu singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat bahwa dalam Perang
Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan tentara Jepang di desa Tawiri. Dan untuk
memperingatinya dibangun monumen Australia di negeri negeri Tawiri (tidak jauh dari Bandara
Pattimura).
Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dinyatakan sebagai salah
satu provinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan Provinsi Maluku saat itu
terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung
memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda
terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini, bahkan hingga
setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya
Republik Maluku Selatan (RMS).

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Ambon
 Fam Orang Ambon
 Daftar tokoh Maluku
 Nama orang Maluku

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ "Kewarganegaraan Suku Bangsa Agama dan Bahasa Sehari-hari
Penduduk Indonesia". Badan Pusat Statistik.
2. ^ a b Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia
(http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=810000000
0)
3. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
(Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik
Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 2018-07-09.
4. ^ Patty, Rahmat Rahman (19 Oktober 2013). "Saut Situmorang
Ditunjuk sebagai Pejabat Gubernur Maluku". Kompas.com. Diakses
tanggal 24 Desember 2015.
5. ^ Daftar Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Maluku

 ^ Statuta Peliteknik Perikanan Negeri Tual Fac ebook

 Twitter

 Instagram

 Youtube
 HALAMAN UTAMA
 INFO BENGKULU
o
o
o
 PEMERINTAHAN
o
o
o
o


o
o
 LAYANAN
o
o
o
o
o
 ARSIP
o
o
o
 INFO FASILITAS UMUM
o
o
o
o
o

Cari untuk:Cari …

SEKILAS BENGKULU
Bengkulu merupakan Provinsi di Sumatera yang terletak pada koordinat 5°40’ – 2° 0’ LS 40’ – 104° 0’
BT dengan luas area sebesar 19.788.70 km2 (7,640,46 ) yang berbatasan dengan :

 Utara : Sumatera Barat


 Selatan : Lampung
 Barat : Samudra Hindia
 Timur : Jambi dan Sumatera Selatan

Di wilayah Bengkulu pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti kerajaan Sungai
Serut, kerajaan Selebar, kerajaan Patpetulai, kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau,
Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung dan Kerajaan Marau Riang dibawah Kesultanan Banten
mereka menjadi vazal. Sebagian wilayah Bengkulu, juga pernah berada dibawah kekuasaan Indera
Pura semenjak abad ke XVII. Berithis East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat
perdagangan lada bengcoolen/ coolen yang berasal dari bahasa Inggris Cut Land yang berarti Tanah
Patah. Wilayah ini adalah wilayah patahan Gempa Bumi yang paling aktip di dunia dan kemudian
gudang penyimpanan ditempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. Saat itu, ekspedisi EIC
dipimpin oleh Ralp Ord dan William Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada setalah
pelabuhan Banten jatuh ketangan VOC, dan EIC dilarang berdagang disana. Traktat dengan kerajaan
Selebar pada tanggal 12 tahun 1685 mengijinkan Inggris untuk mendirikan Benteng dan berbagai
gedung perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 disekitar Muara Sungai Serut.
Sejak 1713, dibangun Benteng Marlboro selesai 1719 yang hingga sekarang masih tegak berdiri.
Namun, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa
menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.
Sejak dilaksanakannya perjanjian London pada Tahun 1824 Bengkulu diserahkan ke Belanda,
dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau
Belitung. Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Penemuan deposit emas didaerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad XIX menjadikan tempat
itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke XX. Saat ini, kegiatan penambangan komersial
pernah dihentikan sejak habisnya deposit.
Pada tahun 1930-an Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktifis pendukung
kemerdekaan termasuk Soekarno. Dimasa inilah Soekarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak
menjadi istrinya.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam Provinsi Sumatera Selatan.
Baru sejak tanggal 18 November 1968 ditingkatkan statusnya menjadi Provinsi ke-26 termuda setelah
Timor-timur.
Wilayah Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1967 tersebut meliputi
wilayah bekas Keresidenan Bengkulu dengan luas wilayahnya 19.813 km2, terdiri dari empat
Daerah Tingkat II, yaitu Kotamadya Bengkulu yang terdiri dari dua kecamatan, Kabupaten Bengkulu
Utara (ibukota Argamakmur) yang terdiri dari 13 kecamatan, Kabupaten Bengkulu Selatan (ibukota
Manna) yang terdiri dari 11 kecamatan, dan Kabupaten Rejang Lebong (ibukota Curup) yang terdiri
dari 10 kecamatan.
Saat ini Wilayah Provinsi Bengkulu meliputi :

1. Kota Bengkulu
2. Kabupaten Bengkulu Tengah
3. Kabupaten Bengkulu Selatan
4. Kabupaten Bengkulu Utara
5. Kabupaten Kaur
6. Kabupaten Kepahiang
7. Kabupaten Lebong
8. Kabupaten Rejang Lebong
9. Kabupaten Muko Muko
10. Kabupaten Seluma

Seni dan Budaya


Bengkulu memiliki kesenian batik besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf arab gundul dan diakui
oleh pemerintah RI sebagai salah satu budaya warisan budaya RI serta turut memperkaya khasanah
budaya di Indonesia. Kebudayaan bengkulu memiliki beberapa ciri yang berbeda karena dipengaruhi
suku berbeda yakni kebudayaan Bengkulu Selatan Suku Serawai, kebudayaan Rejang dan
kebudayaan Pesisir. Budaya Tabot merupakan satu kultur unik yang memadukan tradisi lokal dengan
Islam Syariah secara kultural.
Tari Tradisional
Tari-tarian tradisional dari Bengkulu antara lain ; tari Tombak Kerbau, tari Putri Gading Cempaka, tari
Pukek, tari Andun, tari Kejei, tari Penyambutan, tari Bidadari Menimang Anak dan tari Topeng.
Seni Musik

 Musik Dol
 Geritan, yaitu cerita sambil berlagu
 Serambeak yang berupa petatah – petitih
 Andei-andei yaitu seni sastra berupa nasehat
 Sambei yaitu seni vokal khas Suku Rejang biasanya untuk pesta perkawinan

Wisata Alam

 Pantai Panjang, Pantai Pasir Putih, Pantai Tapak Paderi Dan Pantai Zakat (Kota Bengkulu)
 Pulau Tikus (Kota Bengkulu)
 Danau Dendam Tak Sudah (Kota Bengkulu)
 Pantai Linau, Pantai Way Hawang, Pantai Laguna (Kabupaten Kaur)
 Arung Jeram Sungai Ketahun (Kabupaten Lebong)
 Taman Hutan Hujan Tropis (Kepahiang)
 Pusat Pelatihan Gajah Sebelat (Bengkulu Utara)
 Danau Mas Harum Bastari & Suban Air Panas (Rejang Lebong)
 Pendakian Bukit Kaba (Rejang Lebong)
 Pantai Sungai Suci (Bengkulu Tengah)

Wisata Budaya dan Peninggalan Sejarah

 Benteng Marlboro
 Rumah Pengasingan Bung Karno
 Rumah Fatmawati
 Parr and Hamillton Monumen
 Museum Provinsi Bengkulu
 Makam Sentot Alibasyah

Kekayaan Hutan
Berbagai macam kekayaan hutan yang dapat ditemukan di Bengkulu seperti Bunga Rafflesia Arnoldi,
Anggrek Air vanda Hookeriana, Kayu Medang, Meranti, Ratan dan Damar. Tanaman lainnya sangat
dibudidayakan oleh masyarkat adalah Minyak Kelapa Sawit, Getah Karet, Kopi, Durian, Jeruk,
Sayuran dan lainnya.
Fauna
Beberapa macam hewan seperti Harimau Sumatera, Gajah, Ayam Burgo dan Rangkong adalah
hewan yang menempati hutan di Provinsi Bengkulu.
© 2016 Pemerintah Provinsi Bengkulu | Dikelola oleh Diskominfotik

The Wikimedia Foundation wants to make talk pages accessible to all, to improve the
depth, quality and the health on the wikis.
We invite all Wikimedians to consult on how to achieve this goal. Join us!
[Bantulah kami menerjemahkan!]

[tutup]
Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram

Bengkulu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Ini adalah artikel tentang provinsi. Untuk artikel tentang kota, lihat Kota Bengkulu. Untuk kegunaan
lain, lihat Bengkulu (disambiguasi)

Bengkulu

ꤷꤷꤷꤷꤷꤷꤷꤷ
Bendera

Lambang

Padma raksasa

Ibu kota Kota Bengkulu

Area

- Total luas 19.788,70 km2

- Latitude 5º 40' - 2º 0' LS

- Longitude 100º 40' - 104º 0' BT

Populasi
(2017)
- Total 1.904.793

- Kepadatan 96,25 jiwa/km2

Pemerintahan

- Gubernur Rohidin Mersyah (Plt.)

- Ketua DPRD Ihsan Fajri

- Sekda Sumardi (Plt.)

- Kabupaten 9

- Kota 1

APBD (2015) n/a (total)

- PAD n/a

- DAU n/a

- DAK n/a

Demografi

- Etnis Rejang (50.10%)


Jawa (22.68%)
Suku asal SumSel (8.45%)
Serawai (5.08%)
Minangkabau (4.18%)
Sunda (3.07%)
Melayu Bengkulu (2.83%)
Batak (1.93%)
Bali (0.25%)
Bugis (0.21%)
Tionghoa (0.17%)
Lain-lain (1.05%)[1]

- Agama Islam (97.24%)


Kristen Protestan (1.78%)
Katolik (0.62%)
Hindu (0.24%)
Buddha (0.11%)
Lainnya (0.01%)

- Bahasa Indonesia (bahasa resmi)


Rejang, Melayu, Serawai, Besemah, Kaur, Enggano, Pekal

Zona waktu Waktu Indonesia Barat(UTC+07:00)

Rumah Pusako Bubung Limo


tradisional

Senjata Keris Bengkulu


tradisional

Situs web www.bengkuluprov.go.id

Bengkulu (bahasa Inggris: Bencoolen, Aks. Rejang: ꤷꤷꤷꤷꤷꤷꤷꤷ) adalah


sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Bengkulu. Provinsi ini terletak di bagian
barat daya Pulau Sumatera.

Daftar isi

 1Batas wilayah
 2Sejarah
 3Seni dan budaya
o 3.1Tari tradisional
o 3.2Seni musik
o 3.3Wisata alam
o 3.4Wisata budaya dan peninggalan sejarah
o 3.5Objek wisata andalan
 4Politik dan pemerintahan
o 4.1Daftar kabupaten
o 4.2Daftar gubernur
o 4.3Perwakilan
 5Lihat pula
 6Referensi
 7Catatan
 8Bacaan lanjutan
 9Pranala luar

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]


Berikut merupakan batas wilayah Provinsi Bengkulu.
Utara Sumatera Barat

Selatan Lampung

Barat Samudra Hindia

Timur Jambi dan Sumatera Selatan

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Sejarah Bengkulu

Perangko Republik Indonesia(2010).

Di wilayah Bengkulu pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan
Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai
Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di
bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.
Sebagian wilayah Bengkulu, juga pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Inderapura semenjak abad ke-17.
British East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan lada Bencoolen/Coolen
yang berasal dari bahasa inggris "Cut Land" yang berarti tanah patah wilayah ini adalah wilayah
patahan gempa bumi yang paling aktif di dunia dan kemudian gudang penyimpanan di tempat yang
sekarang menjadi Kota Bengkulu. Saat itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William
Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke
tangan VOC, dan EIC dilarang berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada
tanggal 12 Juli 1685 mengizinkan Inggris untuk mendirikan benteng dan berbagai gedung
perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut.
Sejak tahun 1713, dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang masih
tegak berdiri. Namun, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan
karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.
Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda,
dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau
Belitung).[2] Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan
tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan penambangan
komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit.
Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung
kemerdekaan, termasuk Sukarno. Pada masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang
kelak menjadi istrinya.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan.
Baru sejak tanggal 18 November1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda
sebelum Timor Timur).

Seni dan budaya[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Budaya Bengkulu

Tiga wanita Belanda berpakaian sarong kebaya jalan-jalan di depan Fort Marlborough (awal abad ke-20).

Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf-huruf Arab
gundul dan diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sebagi salah satu bagian warisan budaya
Republik Indonesia serta turut memperkaya khazanah budaya di Indonesia. Kebudayaan Bengkulu
memiliki beberapa ciri berbeda karena dipengaruhi oleh suku-suku berbeda yakni kebudayaan suku
Rejang, suku Serawai, dan suku Lembak. Budaya tabut merupakan satu kultur unik yang
memadukan tradisi lokal dengan Islam Syiah secara kultural.
Tari tradisional[sunting | sunting sumber]
Tari-tarian tradisional dari Bengkulu antara lain:

 Tari Tombak Kerbau


 Tari Putri Gading Cempaka
 Tari Pukek
 Tari Andun
 Tari Kejei
 Tari Penyambutan
 Tari Bidadari Menimang Anak
Seni musik[sunting | sunting sumber]
Seni musiknya adalah:

 Geritan, cerita sambil berlagu.


 Serambeak, seni yang berupa patatah-petitih.
 Andei-andei, seni sastra yang berupa nasihat.
 Sambei, seni vokal khas suku Rejang yang biasanya untuk pesta
perkawinan.
Wisata alam[sunting | sunting sumber]

 Pantai Panjang
Lokasi pantai Panjang sekitar 3 km dari kota Bengkulu. Sekitar
7 km panjang pantai dengan 50 meter lebar dari jalan raya.
Banyak transportasi umum yang menuju ataupun pergi dari
Pantai Panjang. Pohon cemara yang rindang menghiasi
sepanjang pantai. Hotel dan restoran juga banyak terdapat di
sana. Pantai ini juga memiliki fasilitas area parkir, kolam renang,
cottage dan lainnya yang mendukung wisata di sana.

 Pantai Pasir Putih


Pantai ini terletak di arah selatan bagian Pantai Panjang. Ada
patung Gajah Putih yang menandai daerah ini. banyak hotel dan
penginapan yang tersedia. Jarak sekitar 19 km dari pusat kota
Bengkulu. Kondisi jalan menuju kesana sangat baik. Bisa
melewati jalan Jenggalu Lingkar Barat. Tempat ini dapat dicapai
dengan kendaraan roda empat jenis apapun. Kondisi pantai
sangat bersih dengan pasir pantainya yang putih dan pohon
cemara yang tumbuh di sekitarnya.

 Pantai Laguna Samudra


Pantai yang berlokasi di ujung selatan provinsi Bengkulu
menjelang perbatasan dengan Lampung. Lokasi ini bisa
ditempuh melalui Jalan Lintas Barat Sumatera yang
menghubungkan Lampung dan Bengkulu hingga Sumatera
Barat. Tepatnya terletak di desa Merpas, Kecamatan Nasal,
Kabupaten Kaur. Pantai yang memiliki laguna sangat luas ini
berkonsep hutan pantai. Pengunjung bisa berenang dengan
aman hingga berperahu di dalam laguna ini.

 Pulau Tikus
Pulau ini terdiri dari satu pulau induk dan beberapa pulau-pulau
kecil lainnya yang mengitari dan dengan karang-karang yang
indah. Pulau tikus sangat cocok untuk wisata laut. Pulau ini
dapat dicapai sekitar 1 jam dari kota Bengkulu dengan
menggunakan kapal boat.

 Danau Dendam Tak Sudah

Danau Dendam Tak Sudah

Danau ini dikelilingi oleh perbukitan kecil, dengan bukit barisan


sebagai latar belakangnya. Jaraknya sekitar 8 km dari pusat
kota Bengkulu. Anggrek air Vanda Hookeriana tumbuh
sepanjang danau. Ketika musim bunga anggrek tersebut
membuat danau menjadi indah dan lebih sejuk.

 Tapak Padri dan Pantai Jakat


Terletak sangat dekat dengan Benteng Marlborough dengan
pemandangan laut yang indah. Tapak Padri dataran yang cukup
tinggi sehingga kita dapat melihat matahari terbenam.

 Taman Hutan Hujan Tropis (Tahura)


Lokasinya sekitar 16 km dari pusat kota Bengkulu yang dapat
dicapai oleh berbagai jenis kendaraan roda empat. Tempat ini
biasanya digunakan sebagai tempat untuk area observasi dan
tempat kemah dengan keadaan alam yang indah.

 Taman Berburu Seblat


terletak di wilayah kabupaten Bengkulu Utara, taman berburu ini
merupakan tempat ideal bagi kita yang hobi berburu. Adapun
hewan buruan yaitu babi, kancil, kelinci, kijang, tupai, rusa, dll.
Selain hewan tersebut ada juga hewan-hewan lain yang hidup
di sana antara lain monyet dan kera.

 Taman Wisata Konak


Taman terpadu dengan konsep alami dan modern yang
berlokasi di wilayah Kepahiang. Taman ini memiliki banyak
koleksi satwa berukuran kecil hingga sedang serta memiliki
banyak wahana permainan keluarga.


Danau Tes
Danau terbesar di Bengkulu, danau yang memiliki
pemandangan dengan latar bukit bukit yang menghijau. Di
tengah danau terletak persawahan penduduk dan sebuah
gunung pasir.

Danau Gedang dan Bukit


Menghijau
Danau yang masih sangat asri di wilayah Bengkulu Utara.

 Danau Mas Harun


Bastari
Terletak di kecamatan Selupu Rejang, Rejang Lebong. Danau
yang unik dengan pulau kecil dari rerumputan liar di tengahnya.
Danau ini telah memiliki fasilitas-fasilitas yang sangat lengkap
dan bagus.


Danau Musi
Danau di kabupaten Kepahiang yang terletak di sekitar Suro Ilir.

 Taman Nanua
Taman ini berada di pulau terluar Indonesia, yakni Enggano. Ini
merupkan taman burung dan reptil mini.

Tanah Lot
Lais
Formasi batu-batu karang di pinggir pantai Lais, Bengkulu Utara
yang sungguh indah. Cocok untuk melihat sunset yang
indahnya luar biasa,karena keindahannya itulah tempat ini
dinamai Tanah Lot Lais karena mirip dengan Tanah Lot yang
asli di Bali

 Dana
u
Picun
g
Ialah danau disekitar Tubei,ibukota kabupaten Lebong. Danau
ini terletak di pusat kota dengan akses akomodasi yang lancar.
Rumah dinas bupati juga menghadap kedanau indah ini.
Pinggiran danau dibuka untuk umum sebagai wilayah
pemancingan

 T
a
m
a
n
W
is
at
a
D
io
B
a
gi
te
Ialah kebun binatang mini dengan koleksi cukup banyak satwa.
Taman ini terletak sangat strategis dipenggkolan jalan Curup-
Lubuk Linggau.

 D
a
n
a
u
T
u
j
u
h
W
a
r
n
a
Terletak di daerah Rimbo Pengadang, ialah telaga dengan 7
kawah yang masing-masing berbeda warnanya. Ada kawah
berwarna putih, biru dan lainnya. Jalan menuju kesana cukup
baik, bisa menggunakan roda empat. Namun alangkah
menariknya kalau dilakkan dengan berjalan kaki secara
beramai-ramai. Pada saat akan menuju kawah, kita pertama kali
akan menjumpai kawah biru dan harus melewati jalan setapak
yang cukup terjal. Banyak pepohonan yang berdiameter satu
meter lebih yang menghiasi pemandangan di kiri kanan jalan
setapak. Matahari akan terlihat cahayanya saja karena
terhalang pepohonan. Suhu yang cukup tinggi sehingga bisa
untuk memasak telur atau menanak nasi. Beberapa kawah
bersuhu 70 derajat celsius cocok untuk terapi penyakit kulit dan
rematik.
W
i
s
a
t
a
b
u
d
a
y
a
d
a
n
p
e
n
i
n
g
g
a
l
a
n
s
e
j
a
r
a
h
[
s
u
n
t
i
n
g

s
u
n
t
i
n
g
s
u
m
b
e
r
]

 B
e
n
t
e
n
g
M
a
r
l
b
o
r
o
u
g
h
Benteng Marlborough dibangun oleh perusahaan india timur di
bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet. The fort
constitutes the strong fort, Benteng Marlborough berdiri
mengahadap selatan dan memiliki luas 44,100 meter persegi.
Benteng ini mempunyai bentuk bangunan abad 18, menyerupai
kura-kura. Pintu utamanya dikelilingi parit yang luas dan dapat
dilalui oleh jembatan. Menurut masyarakat sekiotar di benteng
itu juga terdapat pintu keluar bawah tanah yang dulu digunakan
pada waktu perang.
 R
u
m
a
h
P
e
n
g
a
s
i
n
g
a
n
B
u
n
g
K
a
r
n
o
Pada zaman koloni Belanda(1939-1942), Soekarno (Yang
kemudian menjadi Presiden RI yang pertama) pernah
diasingkan di Bengkulu. Selama dalam pengasingan Soekarno
tinggal di rumah yang beralamat di Anggut Atas dan sekarang
dikenal dengan jalan Soekarno-Hatta. Beberapa peralatan,
sepeda, perpustakaan buku-buku, dan yang lainnya yang
pernah dimiliki oleh soekarno disimpan di dalam rumah ini.
Selama tinggal di Bengkulu, Soekarno mendesain masjid, yang
sekarang dikenal dengan Masjid Jamik (Jamik Mosque).

 P
a
r
r
a
n
d
H
a
m
i
l
t
o
n
M
o
n
u
m
e
n
t
s
Parr Monuments terletak di depan Pasar Barukoto diseberang
benteng Marlborough, sedangkan Hamilton Monuments terletak
di Jalan Soekarno-Hatta. Monument ini dibangun oleh Inggris
untuk memperingati kekalahan mereka di Bengkulu.

Museum Bengkulu terletak di bagian selatan dari jalan utama


kota Bengkulu, yaitu di jalan Pembangunan. Disini kita dapat
melihat berbagai macam benda benda bersejarah. dan juga
baju batik buatan Bengkulu yang dinamakan kain Besurek.

Air Panas dan Air Terjun Suban. Terletak 6 km dari Curup yang
dihubungkan oleh jalan aspal dan terdapat air panas serta dua
air terjun. oleh pemerintah dibangun berbagai macam fasilitas
umum untuk menunjang pariwisata di sana.

Terletak 16 km dari Curup dan dapat dicapai dengan mudah


dengan transportasi umum. Danau ini dikelilingi oleh perbukitan.
Bukit Kabal Terletak 19 km dari Curup dengan jalan aspal yang
menghubungkannya. Dengan tinggi sekitar 1,936 m di atas
permukaan laut dengan keindahan alam yang menakjubkan.

Terletak 51 km dari Curup di Kecamatan Lebong Selatan,


Danau ini adalah danu terbesar di provinsi Bengkulu dengan
jarak 3 km. dan digunakan juga sebagai pembangkit listrik
tenaga air. Tempat ini juga biasanya sebagai tempat
peristirahatan bagi turis untuk melihat panorama yang indah dan
matahari terbenam.
Terletak 4 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan aspal.
Tabarena adalah kolam renang alam yang berada di sungai
dengan airnya yang bersih dan dingin.

Terletak 29 km dari Curup dengan tinggi 100 meter dengan


airnya yang segar dan sering dikunjungi oleh wisatawan.

Terletak di Tambang Sawah, sekitar 15 km dari Muara Aman


atau 80 km dari Curup, sungainya terdiri dari air panas dan air
dingin.
Terletak di Desa Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Bengkulu.
Sentot Alibasyah merupakan salah satu Panglima Pangeran
Dipenegoro yang dikirim ke Bonjol sewaktu Perang Padri.

Terletak di Seblat, kecamatan Napal Putih - Bengkulu Utara.


Terletak di Curup, Gunung ini dijadikan tempat rekreasi alam
terfavorit bagi pendaki baik dari wilayah Bengkulu, Sumatera
Selatan, dan sekitarnya.

Curup, Tempat pemandian air panas ini terletak d kaki gunung


kaba. Disini anda bisa mandi dengan air panas yang asli dari
alam dan anda juga bisa menikmati keindahan alam yang masih
alami dan segar.
Pada masa pemerintahan Inggris, bunga ini dipopulerkan
secara ilmiah oleh Sir Thomas Raffles dan Dr. Arnoldy pada
tahun 1818 di wilayah hutan yang lokasinya terletak di antara
Kabupaten Kepahiang dan Bengkulu Tengah. Bunga ini adalah
bunga terbesar di dunia dengan diameter 100 cm. Bunga ini
membutuhkan 6 sampai 8 bulan untuk tumbuh dan 15 hari
setelah itu untuk berbunga. Keunikan dari bunga ini adalah tidak
adanya akar, daun dan batang. Tumbuhan ini termasuk parasit
kerena tidak adanya klorofil dan haustoria. Bunga ini sering
tumbuh dan ditemukan di Taba Penanjung I dan Taba
Penanjung III (Bengkulu Tengah), daerah di wilayah kabupaten
Kepahiang, dan daerah di wilayah kabupaten Rejang Lebong.
Bunga ini sangat menarik dan cantik. Tidak memiliki batang
dengan tetapi memiliki bunga yang tinggi sekitar 3 m dan kuat.
Bunga ini tumbuh di sekitar Rejang Lebong
mengelilingi Kepahiang, Bengkulu Utara, and Bengkulu Selatan.

Berdasarkan ahli tanaman yang datang ke Bengkulu, anggrek


air ini hanya terdapat di Danau Dendam Tak Sudah yang
terletak sekitar 5 km dari kota Bengkulu. Beberapa macam
anggrek liar dan alami lainnya dapat pula ditemukan di provinsi
Bengkulu.
Berbagai macam kekayaan hutan yang dapat ditemukan di
Bengkulu seperti Kayu Medang, Meranti, Rattan, Damar.
Tanaman lainnya yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah
Minyak sawit, getah karet, kopi, durians, jeruk, sayuran, dan
lainnya.

Beberapa macam hewan seperti macan, kijang, gajah, monyet,


rangkong adalah hewan yang menempati hutan di provinsi
Bengkulu.

Tabut adalah upacara tradisional tentang kepahlawanan Hasan


dan Husen, Mereka mati dalam peperangan melawan orang-
orang Yazid. Perayaan pertama kali dilaksanakan oleh Syekh
Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada abad
ke 15. Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo) Menikah dengan
wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan
keturunan mereka disebut sebagai keluarga pewaris Tabut.
upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram (berdasar
kalender islam) setiap tahun.
Upacara Mengambil Tanah, dilakukan malam 1 Muharram.
Duduk Penja, 4 dan 5 Muharram. Menjara, 5 sampai 6 of
Muharram. Anak Jari-Jari dan Seroban, 7 sampai 8 Muharram.
Arak Gedang, 9 Muharram. Tabut Tebuang, 10 Muharram.

Taman ini terletak sekitar pulau Enggano.


Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Terletak di Kecamatan
Seblat sekitar 100 km dari kota Bengkulu. Taman Nasional
lainnya terletak di Selatan Kaur, 80 km dari Manna. Taman ini
merupakan bagian dari Taman Nasional Sumatera
Selatan(TNSS I). Berbagai macam hewan dapat dijumpai di
sana.

Gunung Nanu'ua, hutan yang masih alami yang terletak di Pulau


Enggano. Hewan yang dapat diburu adalah banteng liar, babi
hutan, kijang, dan beberapa jenis lainnya. Semidang Bukit
Kaba, terletak di Taba Penanjung dengan luas area 15.300
hektare.
Terletak di sebelah sungai Seblat, Putri Hijau, Bengkulu utara.
Tempat latihan ini adalah salah satu dari tempat latihan yang
ada di Indonesia(Way Kambas ETC, Lampung; Lhokseumawe
ETC, Aceh; Sebangau ETC, Riau; Sebokor ETC, Sumatera
Selatan). Untuk mencapai kesini dapat menggunakan
kendaraan roda empat. terletak 132 km dari Bengkulu atau
sekitar 3 jam perjalanan. Kita dapat melalui : Simpang Air
Muring ke Desa Suka Maju, kemudian berjalan kaki sekitar 5
km. Dan Simpang Desa, Kota Bani, Suka Merindu, dan Suka
Baru. Sayang sekali, jalur ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan
roda empat.
[tampilkan]

Bengkulu

[tampilkan]
 l

 b

 s
Provinsi di Indonesia

[tampilkan]

Topik mengenai Sumatera


Tampilan s

The Wikimedia Foundation wants to make talk pages accessible to all, to improve the
depth, quality and the health on the wikis.
We invite all Wikimedians to consult on how to achieve this goal. Join us!
[Bantulah kami menerjemahkan!]

[tutup]
Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram

Daerah Istimewa Yogyakarta


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


"Yogyakarta" beralih ke halaman ini. Untuk artikel mengenai kota, lihat Kota Yogyakarta. Untuk
kegunaan lain, lihat Yogyakarta (disambiguasi).
"DIY" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat DIY (disambiguasi).

Daerah Istimewa Yogyakarta


ꦝꦲꦺꦫꦃꦆꦱ꧀ꦠꦶꦲꦺꦮ ꦔꦲꦺꦴꦒꦾ ꦏꦂꦠ

Dhaérah Istiméwa Ngayogyakarta

Bendera

Lambang

Semboyan: [1]
Hamemayu Hayuning Bawana
ꦺꦺꦼꦺꦺꦸꦺꦺꦸꦤꦶꦧ
ꦁ ꦮꦤꦶ

(Jawa: Memperindah Keindahan Dunia)

Hari jadi 4 Maret 1950

Dasar hukum UU No. 3 tahun 1950; UU No. 13 tahun


2012
Ibu kota Kota Yogyakarta

Area

- Total luas 3.185,80 km2

Populasi

- Total 3.657.700 Jiwa

Pemerintahan

- Gubernur Hamengkubawana X[2]

- Wagub Paku Alam X[3]

- Ketua DPRD Yoeke Indra Agung Laksana

- Sekda Gatot Saptadi

- Kabupaten 4

- Kota 1

- Kecamatan 78

- Kelurahan 440

APBD

- DAU Rp828.334.768.000,00

Demografi

- Etnis Jawa (96.53%)


Sunda (0.69%)
Melayu (0.45%)
Tionghoa (0.33%)
Batak (0.29%)
Madura (0.15%)
Minangkabau (0.15%)
Lain-lain (1.89%)[4]

- Agama Islam 90.1%


Katolik 6.7%
Kristen Protestan 3%
Hindu 0.15%
Buddha 0.10%
Lain-lain 0.27%

- Bahasa Indonesia (resmi)


Jawa (utama)
Melayu
Arab
Inggris (pariwisata)

Lagu daerah Suwe Ora Jamu, Walang Kekek

Rumah tradisional Rumah Joglo

Senjata tradisional Keris

Situs web www.jogjaprov.go.id

Transformasi logo pariwisata Jogja

Logo lama.

Logo baru.

Daerah Istimewa Yogyakarta (Jawa: ꦝꦲꦺꦫꦃꦆꦱ꧀ꦠꦶꦲꦺꦮ ꦔꦲꦺꦴꦒꦾ ꦏꦂꦠ , translit. Dhaérah


Istiméwa Ngayogyakarta) adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan
peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa
Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu
kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438
desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi
1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084
jiwa per km2[5].
Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan
penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering
dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja,
Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi
terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan
internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Daerah
Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar termasuk bencana gempa
bumi pada tanggal 27 Mei 2006, erupsi Gunung Merapi selama Oktober-November 2010,
serta erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur pada tanggal 13 Februari 2014.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Geografi
 3Ekonomi
o 3.1Penanaman Modal dan Industri
o 3.2Perdagangan dan UKM
o 3.3Pertanian dan Kehutanan
o 3.4ESDM
o 3.5Pariwisata
 4Sosial Budaya
o 4.1Kependudukan dan tenaga kerja
o 4.2Kesejahteraan dan kesehatan
o 4.3Pendidikan
o 4.4Kebudayaan
o 4.5Agama
o 4.6Suku Bangsa
 5Tata ruang dan Infrastruktur
o 5.1Tata ruang
o 5.2Prasarana
o 5.3Transportasi
 6Mitigasi Bencana
 7Pemerintahan Daerah Istimewa
o 7.1Asal Usul
o 7.2Kepala Daerah
o 7.3Birokrasi dan Lembaga
o 7.4Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
o 7.5Legislator dan Senator
 8Keistimewaan DIY
 9Pemerintahan Kabupaten dan Kota
o 9.1Asal usul
o 9.2Pemerintahan Kabupaten dan Kota
o 9.3Daftar Kabupaten dan Kota
o 9.4Kerjasama Pemerintahan
 10Pendidikan
o 10.1Perguruan tinggi negeri
o 10.2Universitas Swasta
o 10.3Sekolah tinggi
o 10.4Akademi dan politeknik
 11Pariwisata
o 11.1Wisata candi
o 11.2Wisata pantai
o 11.3Wisata goa
o 11.4Wisata belanja
o 11.5Wisata alam
o 11.6Lain-lain
 12Provinsi kembar
 13Lihat pula
 14Galeri
 15Keterangan
 16Referensi
 17Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Yogyakarta sebelum tahun 1945 dengan enklave-enklave Surakarta dan Mangkunagaran

Artikel utama: Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat,


dan Kadipaten Paku Alaman
[6]
Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan
sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh
Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan
Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II)
yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui
Kasultanan, dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri
yang dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum
dalam Staatsblaad 1942 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941
Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia internasional,
baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, maupun Jepang. Ketika Jepang meninggalkan
Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka,
lengkap dengan sistem pemerintahannya (susunan asli), wilayah, dan penduduknya.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri
Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta, dan
Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan
sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII
sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden
RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:

1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri


Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.
2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam
VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah).
3. Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII
tertanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah).
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom setingkat
Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur
dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan
Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah, dan ditambah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang
tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Daerah
Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan Daerah,
dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan terakhir dalam Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004.
Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4
Januari 1946 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949[7] pernah dijadikan sebagai Ibukota Negara
Republik Indonesia. Tanggal 4 Januari inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari Yogyakarta
Kota Republik pada tahun 2010. Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin
oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam
X yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur, dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan
peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya, dan adat istiadat Jawa dan
merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Rupa bumi yang berbentuk gunung api


[8]
DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 8º 30' - 7º 20'
Lintang Selatan, dan 109º 40' - 111º 0' Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat
dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan
fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo,
dan satuan fisiografi Dataran Rendah.
Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga
dataran fluvial gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota
Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut, dan lereng gunung api merupakan daerah hutan
lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Satuan bentang alam ini terletak
di Sleman bagian utara. Gunung Merapi yang merupakan gunungapi aktif dengan karakteristik
khusus, mempunyai daya tarik sebagai objek penelitian, pendidikan, dan pariwisata.

Karts mendominasi struktur rupa bumi di wilayah Gunungkidul bagian selatan

Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, yang terletak di wilayah Gunungkidul,
merupakan kawasan perbukitan batu gampingdan bentang alam karst yang tandus, dan kekurangan
air permukaan, dengan bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang telah mengalami
pengangkatan secara tektonik sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran tinggi
Wonosari). Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan), dengan bahan
induk batu gamping, dan mempunyai karakteristik lapisan tanah dangkal, dan vegetasi penutup
sangat jarang.
Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang
lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam, dan potensi air
tanah kecil.
Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang
didominasi oleh dataran aluvial, membentang di bagian selatan DIY, mulai dari Kulon Progo sampai
Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang subur.
Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan marin dan eolin yang belum didayagunakan,
merupakan wilayah pantai yang terbentang dari Kulon Progo sampai Bantul. Khusus bentang
lahan marin dan eolin di Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan gumuk pasirnya, merupakan
laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai.

Dataran Pantai Parangtritis

Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap persebaran penduduk, ketersediaan


prasarana, dan sarana wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan
pembangunan antarwilayah yang timpang. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah
dataran fluvial yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul
(khususnya di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) adalah wilayah dengan kepadatan
penduduk tinggi, dan memiliki kegiatan sosial ekonomi berintensitas tinggi, sehingga merupakan
wilayah yang lebih maju, dan berkembang.
Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah DAS Progo di barat, dan DAS
Opak-Oya di timur. Sungai-sungai yang cukup terkenal di DIY antara lain adalah Sungai
Serang, Sungai Progo, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Boyong-Code, Sungai Gajah
Wong, Sungai Opak, dan Sungai Oya.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Pasar tradisional sebagai pusat perekonomian yang berbasis kerakyatan

Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi sektor Investasi; Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, dan UKM; Pertanian; Ketahanan Pangan; Kehutanan, dan Perkebunan;
Perikanan, dan Kelautan; Energi, dan Sumber Daya Mineral; serta Pariwisata.
Penanaman Modal dan Industri[sunting | sunting sumber]
Penanaman modal di DIY dilaksanakan melalui program peningkatan promosi, dan kerja sama
investasi serta program peningkatan iklim investasi, dan realisasi investasi. Capaian investasi total
pada tahun 2010 mencapai Rp 4.580.972.827.244,00 dengan rincian PMDNsebesar Rp
1.884.925.869.797,00, dan PMA sebesar 2.696.046.957.447,00[5]. Unit usaha di DIY pada tahun
2010 ada sekitar 78.122 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 292.625 orang, dan nilai
investasi sebesar Rp. 878.063.496.000,00[5].
Perdagangan dan UKM[sunting | sunting sumber]
[8]
Varian produk ekspor DIY andalan meliputi produk olahan kulit, tekstil, dan kayu. Pakaian
jadi tekstil dan mebel kayu merupakan produk yang mempunyai nilai ekspor tertinggi. Namun secara
umum ekspor ke mancanegara didominasi oleh produk-produk yang dihasilkan dengan nilai seni,
dan kreatif tinggi yang padat karya (labor intensive). Program pembangunan dalam
mengembangkan koperasi dan UKM di DIY, salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro,
dan kecil, dan menengah yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah
satu upaya pembinaan UKM adalah melalui kelompok (sentra) karena upaya ini lebih efektif, dan
efisien, di samping itu dengan sentra akan banyak melibatkan usaha mikro, dan kecil. Pada 2010
tercatat koperasi aktif sebanyak 1.926 koperasi, dan UKM tercatat 13.998 unit usaha[5].
Pertanian dan Kehutanan[sunting | sunting sumber]
Pertanian tetap menjadi andalan
[8]
Tingkat kesejahteraan petani dalam bidang pertanian di DIY yang diukur dengan Nilai Tukar
Petani (NTP) NTP dapat menjadi salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan
petani di suatu wilayah. Pada 2010 NTP sebesar 112,74%[9]. Ketahanan panganmerupakan bagian
terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak asasi
manusia. Secara umum ketersediaan pangan di DIY cukup karena berkaitan dengan musim panen
sehingga diperlukan pengaturan distribusi oleh pemerintah. Pemenuhan kebutuhan ikan di DIY
dapat dipenuhi dari perikanan tangkap maupun budidaya. Untuk perikanan tangkap dilakukan
melalui pengembangan pelabuhan perikanan Sadeng dan Glagah. Produksi perikanan budidaya
tahun 2010 mencapai 39.032 ton, dan perikanan tangkap mencapai 4.906 ton, dengan konsumsi
ikan sebesar 22,06 kg/kap/tahun[5].
Hutan di DIY didominasi oleh hutan produksi, yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten
Gunungkidul. Persentase luas hutan di DIY pada tahun 2010 sebesar 5,87% dengan rehabilitasi
lahan kritis sebesar 9,93% dan kerusakan kawasan hutan sebesar 4,94%[5]. Sektor perkebunan, dari
segi produksi tanaman perkebunan yang potensial di DIY adalah kelapa, dan tebu. Kegiatan
perkebunan diprioritaskan dalam rangka pengutuhan tanaman memenuhi skala ekonomi serta
peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk tanaman untuk meningkatkan pendapatan
petani.
ESDM[sunting | sunting sumber]
Sumber daya mineral atau tambang yang ada di DIY adalah Bahan Galian C yang meliputi, pasir,
kerikil, batu gamping, kalsit, kaolin, dan zeolin serta breksi batu apung. Selain bahan galian
Golongan C tersebut, terdapat bahan galian Golongan A yang berupa Batu Bara. Batu bara ini
sangat terbatas jumlahnya, begitu pula untuk bahan galian golongan B berupa Pasir
Besi (Fe), Mangan (Mn), Barit (Ba), dan Emas (Au) yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Dalam
bidang ketenagalistrikan, khususnya listrik, minyak, dan gas di DIY dipasok oleh PT PLN dan PT
Pertamina.
Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks Keraton Yogyakarta, sebuah tujuan wisata
[8]
Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya objek, dan daya tarik wisata di DIY
telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
Pada 2010 tercatat kunjungan wisatawan sebanyak 1.456.980 orang, dengan rincian 152.843 dari
mancanegara, dan 1.304.137 orang dari nusantara[5]. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE
(Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus,
dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Tercatat ada 37 hotel
berbintang, dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada 2010. Adapun penyelenggaraan MICE
sebanyak 4.509 kali per tahun atau sekitar 12 kali per hari[5]. Keanekaragaman upacara keagamaan,
dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni, dan keramahtamahan
masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya, dan pariwisata yang
menjanjikan. Pada tahun 2010 tedapat 91 desa wisata dengan 51 di antaranya yang layak
dikunjungi. Tiga desa wisata di kabupaten Sleman hancur terkena erupsi gunung Merapi sedang 14
lainnya rusak ringan[5]. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta pada September 2014, angka
kunjungan mencapai 2,4 juta wisatawan domestik dan 1,8 juta wisatawan manca negara.[10]
Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi objek wisata yang terjangkau, dan
mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekonomian DIY
yang secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdagangan, hotel, dan
restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek pengganda (multiplier effect) yang
nyata bagi sektor perdagangan disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan. Selain itu,
penyerapan tenaga kerja, dan sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat signifikan.

Sosial Budaya[sunting | sunting sumber]


Kondisi sosial budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi Kependudukan; Tenaga
Kerja, dan Transmigrasi; Kesejahteraan Sosial; Kesehatan; Pendidikan; Kebudayaan; dan
Keagamaan
Kependudukan dan tenaga kerja[sunting | sunting sumber]

Aktivitas penduduk
[8]
Laju pertumbuhan penduduk di DIY antara 2003-2007 sebanyak 135.915 jiwa atau kenaikan rata-
rata pertahun sebesar 1,1%. Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk di DIY menunjukkan
kecenderungan yang meningkat dari 72,4 tahun pada tahun 2002 menjadi 72,9 tahun pada tahun
2005. Ditinjau dari sisi distribusi penduduk menurut usia, terlihat kecenderungan yang semakin
meningkat pada penduduk usia di atas 60 tahun.
Proporsi distribusi peduduk berdasarkan usia produktif memiliki akibat pada sektor tenaga
kerja. Angkatan kerja di DIY pada 2010 sebesar 71,41%[5]. Di sektor ekonomi yang menyerap
tenaga kerja paling besar adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Sektor
yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan, dan industri terutama
industri kecil menengah serta kerajinan. Pengangguran di DIY menjadi problematika sosial yang
cukup serius karena karakter pengangguran DIY menyangkut sebagian tenaga-tenaga profesional
dengan tingkat pendidikan tinggi.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah kependudukan, dan ketenagakerjaan adalah dengan
mengadakan program transmigrasi. Pelaksanaan pemberangkatan transmigran asal DIY sampai
pada tahun 2008 melalui program transmigrasi sejumlah 76.495 KK atau 274.926 jiwa. Ditinjau dari
pola transmigrasi sudah mencerminkan partisipasi, dan keswadayaan masyarakat, melalui
Transmigrasi Umum (TU), Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Swakarsa
Mandiri (TSM). Untuk pensebarannya sudah mencakup hampir seluruh provinsi. Rasio jumlah
tansmigran swakarsa mandiri pada 2010 mencapai 20% dari total transmigran yang
diberangkatkan[5].
Kesejahteraan dan kesehatan[sunting | sunting sumber]
Sebagai salah satu aspek yang penting dalam kehidupan, pembangunan kesehatan menjadi salah
satu instrumen di dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tahun 2007 jumlah
keluarga miskin sebanyak 275.110 RTM dan menerima bantuan raskin dari pemerintah pusat
(meningkat 27 persen dibanding periode tahun 2006 sebanyak 216.536 RTM). Penduduk DIY
menurut tahapan kesejahteraan tercatat bahwa pada tahun 2007 kelompok pra sejahtera 21,12%;
Sejahtera I 22,70%; Sejahtera II 23,69%; Sejahtera III 26,83%; dan Sejahtera III plus 5,66%. Tingkat
kesejahteraan pada tahun 2010 meningkat dengan penurunan persentase penduduk miskin menjadi
16,83%[5].
Arah pembangunan kesehatan di DIY secara umum adalah untuk mewujudkan DIY yang memiliki
status kesehatan masyarakat yang tinggi tidak hanya dalam batas nasional tetapi memiliki
kesetaraan di tataran internasional khususnya Asia Tenggara dengan mempertinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup sehat, peningkatan jangkauan, dan kualitas pelayanan
kesehatan serta menjadikan DIY sebagai pusat mutu dalam pelayanan kesehatan, pendidikan
pelatihan kesehatan serta konsultasi kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2010
menempatkan DIY sebagai daerah setingkat provinsi dengan indikator kesehatan terbaik, dan paling
siap dalam mencapai MDG’s[5].
Pada tahun 2010 capaian indikator kesehatan untuk umur harapan hidup berada pada level usia
74,20 tahun. Angka kematian balita sebesar 18/1000 KH, angka kematian bayi sebesar 17/1000 KH,
dan angka kematian ibu melahirkan sebesar 103/100.000 KH. Prevalensi gizi buruk sebesar 0.70%,
Cakupan Rawat Jalan Puskesmas 16% sedangkan Cakupan Rawat Inap Rumah Sakit sebesar
1,32%[5].
Dari 118 Puskesmas, 20% puskesmas telah menerapkan sistem manajemen mutu melalui
pendekatan ISO 9001:200; 7% rumah sakit telah menerapkan ISO 9001:200; 25% rumah sakit di
DIY telah terakreditasi dengan 5 standar; 17% RS terakreditasi dengan 12 standar; dan 5% RS telah
terakreditasi dengan 16 standar pelayanan. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki unit
pelayanan gawat darurat meningkat menjadi 40% dan RS dengan pelayanan kesehatan jiwa
meningkat menjadi 9%. Meskipun demikian cakupan rawat jalan tahun 2006 baru mencapai 10%
(nasional 15%) sementara untuk rawat inap 1,2% (nasional 1,5%). Rasio pelayanan kesehatan
dasar bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan DIY
maupun Kabupaten/Kota telah mencapai 100%. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk
menunjukkan tren meningkat sebesar 39,64 pada tahun 2006. Adapun program jamkesos tahun
2010 dianggarkan Rp. 34.978.592.000,00[5].
Penyakit jantung dan stroke telah menjadi pembunuh nomor satu di DIY sementara faktor risiko
penyakit jantung penduduk DIY ternyata cukup tinggi. Rumah tangga di DIY yang tidak bebas
asap rokok sebesar 56%, sedangkan remaja yang perokok aktif sebesar 9,3%. Sebanyak 52%
penduduk DIY kurang melakukan aktivitas olahraga, dan hanya 19,8% penduduk DIY yang
mengkonsumsi serat mencukupi. Dalam tiga tahun terakhir angka obesitas pada anak-anak di DIY
meningkat hampir 7%.
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
[8]
Penyebaran sekolah untuk jenjang SD/MI sampai Sekolah Menengah sudah merata, dan
menjangkau seluruh wilayah sampai ke pelosok desa. Jumlah SD/MI yang ada di DIY pada tahun
2008 adalah sejumlah 2.035, SMP/MTs/SMP Terbuka sejumlah 529, dan SMA/MA/SMK sejumlah
381 sekolah negeri maupun swasta. Ketersediaan ruang belajar dapat dikatakan sudah memadai
dengan rasio siswa per kelas untuk SD/MI: 22, SMP/MTs: 33, SMA/MA/SMK: 31. Sedangkan tingkat
ketersediaan guru di DIY juga cukup memadai dengan rasio siswa per guru untuk SD/MI: 13,
SMP/MTs: 11, SMA/MA/SMK: 9. Untuk tahun 2010 pembinaan guru jenjang SD/MI sebanyak 3.900
guru telah memenuhi kualifikasi dari total 24.093 guru. Jenjang SMP/MTs sebanyak 3.939 guru telah
memenuhi kualifikasi dari total 12.971 guru. Dan untuk SMA/MA sebanyak 4.826 guru telah
memenuhi kualifikasi dari total 15.067 guru[5].
Para lulusan jenjang SD/MI pada umumnya dapat melanjutkan ke SMP/MTs, sejalan
kebijakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan pemerintah. Pada tahun
2010, angka kelulusan SD/MI mencapai 96,47%, SMP/MTs mencapai 81,84% dan SMA/MA/SMK
sebesar 88,98%. Sedangkan angka putus sekolah pada tahun yang sama sebesar 0,07% untuk
SD/MI; 0,17% untuk SMP/MTs; dan 0,44% untuk SMA/MA/SMK[5]. Sementara itu jumlah perguruan
tinggi di DIY baik negeri, swasta maupun kedinasan seluruhnya sebanyak 136 institusi dengan
rincian 21 universitas, 5 institut, 41 sekolah tinggi, 8 politeknik dan 61 akademi yang diasuh oleh
9.736 dosen.
Kebudayaan[sunting | sunting sumber]

Wujud cagar budaya yang masih dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu Indonesia
[8]
DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun
yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan
benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau
norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar
Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut,
dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan
embrio, dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan
terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi. Selain itu, DIY juga mempunyai 30 museum,
yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan
menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam
kategori baik sebesar 41,55%, seangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%[5].
Agama[sunting | sunting sumber]
[8]
Penduduk DIY mayoritas beragama Islam yaitu sebesar 90,96%, selebihnya beragama Kristen,
Katholik, Hindu, Budha. Sarana ibadah terus mengalami perkembangan, pada tahun 2007 terdiri
dari 6214 masjid, 3413 langgar, 1877 musholla, 218 gereja, 139 kapel, 25 kuil/pura dan
24 vihara/klenteng. Jumlah pondok pesantren pada tahun 2006 sebanyak 260, dengan 260 kyai,
dan 2.694 ustaz serta 38.103 santri. Sedangkan jumlah madrasah baik negeri maupun swasta terdiri
dari 148 madrasah ibtidaiyah, 84 madrasah tsanawiyah dan 35 madrasah aliyah. Aktivitas
keagamaan juga dapat dilihat dari meningkatnya jumlah jamaah haji dari tahun ke tahun, dan pada
tahun 2007 terdapat 3.064 jamaah haji.
Suku Bangsa[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, mayoritas penduduk suku bangsa di DIY,
yakni Jawa (96,53%) dari 3.451.006 jiwa penduduk. [11]

Nomor Suku Bangsa Jumlah Konsentrasi

1 Jawa 3.331.355 96,53%

2 Sunda 23.752 0,69%

3 Melayu 15.430 0,45%

4 Tionghoa 11.545 0,33%

5 Batak 9.858 0,29%

6 Madura 5.289 0,15%

7 Minangkabau 5.152 0,15%

8 NTT 4.238 0,12%

9 Dayak 3.790 0,11%

10 Bali 3.497 0,10%

11 Bugis 3.335 0,10%

12 Banjar 2.545 0,07%


Nomor Suku Bangsa Jumlah Konsentrasi

13 Betawi 2.461 0,07%

14 Aceh 1.564 0,04%

15 Lain-lain 27.197 0.80%

Tata ruang dan Infrastruktur[sunting | sunting sumber]

Tugu Pal Putih, salah satu landmark tertua yang menandai tata ruang DIY, Gunung Merapi-Tugu-Keraton-
Panggung Krapyak-Laut selatan

Kondisi bentang alam DIY yang beragam, dan aspek filosofi kebudayaan memengaruhi
pengembangan tata ruang/wilayah, dan pembangunan infrastruktur di DIY.
Tata ruang[sunting | sunting sumber]
[8]
Model yang digunakan dalam tata ruang wilayah DIY adalah corridor development atau disebut
dengan “pemusatan intensitas kegiatan manusia pada suatu koridor tertentu” yang berfokus pada
Kota Yogyakarta, dan jalan koridor sekitarnya. Dalam konteks ini, aspek pengendalian, dan
pengarahan pembangunan dilakukan lebih menonjol dalam koridor prioritas, terhadap kegiatan
investasi swasta, dibandingkan dengan investasi pembangunan oleh pemerintah yang dengan
sendirinya harus terkendali. Untuk mendukung aksesibilitas global wilayah DIY, maka diarahkan
pengembangan pusat-pusat pelayanan antara lain Pusat Kegiatan Nasional (PKN)/Kota Yogyakarta,
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sleman, PKW Bantul, dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Prov DIY 2009-2029 mengatur pengembangan tata
ruang di DIY. Penataan ruang ini juga memiliki keterkaitan dengan mitigasi bencana di DIY.
Prasarana[sunting | sunting sumber]
[8]
Prasarana jalan yang tersedia di DIY tahun 2007 meliputi Jalan Nasional (168,81 Km), Jalan
Provinsi (690,25 Km), dan Jalan Kabupaten(3.968,88 Km), dengan jumlah jembatan yang tersedia
sebanyak 114 buah dengan total panjang 4.664,13 meter untuk jembatan nasional, dan 215 buah
dengan total panjang 4.991,3 meter untuk jembatan provinsi. Di wilayah perkotaan, dengan kondisi
kendaraan bermotor yang semakin meningkat (rata-rata tumbuh 13% per tahun), sedangkan kondisi
jalan terbatas, maka telah mengakibatkan terjadinya kesemrawutan, dan kemacetan lalu lintas, dan
terjadinya kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat setiap tahun.
Transportasi[sunting | sunting sumber]

Salah satu transportasi yang dikembangkan di DIY


[8]
Pelayanan angkutan kereta api pemberangkatan, dan kedatangan berpusat di Stasiun Kereta Api
Tugu untuk kelas eksekutif, dan bisnis, sedangkan Stasiun Lempuyangan untuk melayani angkutan
penumpang kelas ekonomi, dan barang. Saat ini untuk meningkatkan layanan jalur Timur-Barat
sudah dibangun jalur ganda (double track) dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Kutoarjo.
Berkaitan dengan keselamatan lalulintas, permasalahan yang berkaitan dengan layanan angkutan
kereta api antara lain masih banyak perlintasan yang tidak dijaga. Selain kerata api, Pemda DIY
mengembangkan layanan Bus Trans Jogja yang menjadi prototipe layanan angkutan massal pada
masa mendatang.
Untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan, Waduk Sermo yang terletak di Kabupaten
Kulon Progo yang memiliki luas areal 1,57 km² dan mempunyai keliling ± 20 km menyebabkan
terpisahnya hubungan lintas darat antara desa di sisi waduk dengan desa lain di seberangnya. Di
sektor transportasi laut dI DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal (TPK) yang berfungsi sebagai
pendaratan kapal pendaratan pencari ikan, dan tempat wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang
dilayani oleh ± 450 kapal nelayan.
Di sektor transportasi udara, Bandara Adisutjipto yang telah menjadi bandara internasional sejak
2004 menjadi pintu masuk transportasi udara bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik domestik
maupun internasional. Keterbatasan fasilitas sisi udara, dan darat yang berada di Bandara
Adisutjipto menyebabkan fungsi Bandara Adisutjipto sebagai gerbang wilayah selatan Pulau Jawa
tidak dapat optimal. Status bandara yang “enclave civil” menyebabkan landas pacu yang ada
dimanfaatkan untuk dua kepentingan yakni penerbangan sipil, dan latihan terbang militer.

Mitigasi Bencana[sunting | sunting sumber]


Korban harta benda di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi
[8]
Terkait dengan potensi bencana alam, penanggulangan bencana memegang peranan yang
sangat penting, baik pada saat sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi, bencana dapat dilihat sebagai interaksi antara ancaman
bahaya dengan kerentanan masyarakat, dan kurangnya kapasitas untuk menangkalnya.
Penanggulangan bencana diarahkan pada bagaimana mengelola risiko bencana sehingga dampak
bencana dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali.
Secara geologis DIY merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap bencana
alam. Potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi yang meliputi:

1. Bahaya alam Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten


Sleman bagian utara, dan wilayah-wilayah sekitar sungai yang
berhulu di puncak Merapi;
2. Bahaya gerakan tanah/batuan, dan erosi, berpotensi terjadi
pada lereng Pegunungan Kulon Progo yang mengancam di
wilayah Kulon Progo bagian utara, dan barat, serta pada lereng
Pengunungan Selatan (Baturagung) yang mengancam wilayah
Kabupaten Gunungkidul bagian utara, dan bagian timur wilayah
Kabupaten Bantul.
3. Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai
selatan Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Bantul;
4. Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten
Gunungkidul bagian selatan, khususnya pada kawasan
bentang alam karst;
5. Bahaya tsunami, berpotensi terjadi di daerah pantai selatan
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten
Gunungkidul, khususnya pada pantai dengan elevasi
(ketinggian) kurang dari 30m dari permukaan air laut.
6. Bahaya alam akibat angin berpotensi terjadi di wilayah pantai
selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan
daerah-daerah Kabupaten Sleman bagian utara, serta
wilayah perkotaan Yogyakarta;
7. Bahaya gempa bumi, berpotensi terjadi di wilayah DIY, baik
gempa bumi tektonik maupun vulkanik. Gempa bumi tektonik
berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan
kawasan tumbukan lempeng (subduction zone) di
dasar Samudra Indonesia yang berada di sebelah selatan DIY.
Selain itu secara geologi di wilayah DIY terdapat beberapa
patahan yang diduga aktif. Wilayah dataran rendah yang
tersusun oleh sedimen lepas, terutama hasil endapan sungai,
merupakan wilayah yang rentan mengalami goncangan akibat
gempa bumi.

Pemerintahan Daerah Istimewa[sunting | sunting sumber]

Daerah Istimewa Yogyakarta 1945

Asal Usul[sunting | sunting sumber]


Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan metamorfosis dari Pemerintahan Negara
Kesultanan Yogyakarta dan Pemerintahan Negara Kadipaten Pakualaman, khususnya
bagian Parentah Jawi yang semula dipimpin oleh Pepatih Dalem untuk Negara Kesultanan
Yogyakarta, dan Pepatih Pakualaman untuk Negara Kadipaten Pakualaman. Oleh karena itu
Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki hubungan yang kuat dengan Keraton
Yogyakarta maupun Puro Paku Alaman. Sehingga tidak mengherankan banyak pegawai negeri sipil
daerah yang juga menjadi Abdidalem Keprajan Keraton maupun Puro. Walau demikian mekanisme
perekrutan calon pegawai negeri sipil daerah tetap dilakukan sesuai mekanisme peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kepala Daerah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950
mengenai pembentukan DIY), Kepala, dan Wakil Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh
Presiden[12] dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu[13], pada zaman sebelum Republik
Indonesia, dan yang masih menguasai daerahnya; dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, dan
kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu. Dengan demikian Kepala Daerah
Istimewa, sampai tahun 1988, dijabat secara otomatis oleh Sultan Yogyakarta yang bertahta, dan
Wakil Kepala Daerah Istimewa, sampai tahun 1998, dijabat secara otomatis oleh Pangeran Paku
Alam yang bertahta. Nomenklatur Gubernur, dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa baru digunakan
mulai tahun 1999 dengan adanya UU Nomor 22 Tahun 1999. Saat ini mekanisme pengisian jabatan
Gubernur, dan Wakil Gubernur DIY diatur dengan UU 13/2012 tentang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Adapun daftar Kepala, dan Wakil Kepala Daerah Istimewa sebagai berikut:

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Mulai Akhir
No. Gubernur Masa Keterangan Wakil
jabatan jabatan
ISKS KGPAA
4 Maret 3 Oktober [ket. 1]
1 Hamengkubuwono 1 Paku
1950 1988[a]
IX Alam VIII

3 11 [ket. 2]
KGPAA Paku
2 Oktober September 2 [ket. 3]
Alam VIII
1988[a] 1998
Lowong

3
9 Oktober [ket. 4]
Oktober 3
2003
1998

9
9 Oktober [ket. 5]
Oktober
2008
2003

9
ISSS 9 Oktober [ket. 6]
Oktober 4 KGPAA
3 100px Hamengkubawana 2011
2008 Paku
X
Alam IX
(2003–15)

9
9 Oktober [ket. 7]
Oktober
2012
2011

10
10 Oktober [ket. 8]
Oktober 5
2017
2012
10 KGPAA
Oktober Petahana 6 Paku
2017 Alam X
(2016–)

Birokrasi dan Lembaga[sunting | sunting sumber]

Dari sini-lah keistimewaan DIY berasal


[8]
Di bidang pengembangan kelembagaan Pemerintah DIY telah menetap Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, dan Sekretariat DPRD
DIY, Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Daerah DIY, Perda
Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja DIY; serta
menerapkannya mulai tahun 2009.
[15]
Perangkat daerah di DIY antara lain terdiri atas:

 Sekretariat Daerah
 Sekretariat DPRD
 Dinas Kebudayaan
 Dinas Kehutanan, dan Perkebunan
 Dinas Kelautan dan Perikanan
 Dinas Kesehatan
 Dinas Pariwisata
 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya
Mineral
 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset
 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
 Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
 Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan Usaha Kecil
Menengah
 Dinas Pertanian
 Dinas Sosial
 Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
 Inspektorat
 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
 Badan Kepegawaian Daerah
 Badan Kerja Sama, dan Penanaman Modal
 Badan Kesatuan Bangsa, dan Perlindungan Masyarakat
 Badan Ketahanan Pangan, dan Penyuluhan
 Badan Lingkungan Hidup
 Badan Pemberdayaan Perempuan, dan Masyarakat
 Badan Pendidikan, dan Pelatihan
 Badan Perpustakaan, dan Arsip Daerah
 Sekretariat Komisi Pemilihan Umum DIY
 Rumah Sakit Grhasia
 Satuan Polisi Pamong Praja
Selain itu di DIY dibentuk Ombudsman Daerah sejak tahun 2004 dengan keputusan Gubernur.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Lembaga Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta dirintis dengan pembentukan KNI
Daerah Yogyakarta pada tahun 1945[16]. Pada Mei 1946 KNI Daerah Yogyakarta dibubarkan, dan
dibentuk Parlemen Lokal pertama di Indonesia dengan nama Dewan Daerah[17]. Walaupun
anggotanya tidak dipilih melalui pemilihan umum, parlemen ini tetap bekerja mewakili rakyat sampai
tahun 1948 saat Invasi Belanda ke Kota Yogyakarta. Pada 1951, setelah melalui pemilihan umum
bertingkat[18] terbentuklah parlemen lokal yang lebih permanen dengan nama "Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta" [19].
Susunan anggota DPRD DI Yogyakarta hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 berasal dari sepuluh
partai dari 12 partai yang ikut serta, dan dilantik pada tanggal 2 September 2014. Setelah periode
sebelumnya (2009-2014) didominasi oleh anggota dari Partai Demokrat, DPRD DI Yogyakarta
didominasi oleh PDI-P dengan perincian sebagai tercantum dalam tabel.[20]

Partai Kursi %

PDI-P 14 25%

8 14%
PAN

Partai Golkar 8 14%

7 13%
Partai Gerindra

6 11%
PKS
5 10%
PKB

3 5%
Partai NasDem

Partai Demokrat 2 4%

PPP 2 4%

Total 55 100,0

Dalam menjalankan tugas sehari-hari, DPRD DIY memiliki empat komisi (disebut Komisi A sampai
Komisi D), dengan dilengkapi Sekretariat, Badan Kehormatan, dan Badan Anggaran.
Legislator dan Senator[sunting | sunting sumber]
Daerah Istimewa Yogyakarta mengirim delapan wakil di DPR RI (sebagai legislator) dan empat wakil
di DPD (sebagai senator).
Daftar legislator (hasil Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 2014)

Gelar
(Akademis, Keagamaan,
Nomor Nama Partai Suara Keterangan
Kebangsawanan, atau
lainnya)

1 A. Hanafi Rais H., SIP, MPP. PAN 197.915 -

2 M. Idham Samawi Drs. H. PDI-P 120.796 -

3 M.Y. Esti Wijayati - PDI-P 99.440 -

Andika Pandu
4 S.Psi., M.Si., M.Sc. Gerindra 72.290 -
Puragabaya
5 Siti Hediati Soeharto S.E. Golkar 61.655 -

6 Agus Sulistiyono H., S.E., M.T. PKB 51.045 -

7 Sukamta H. Dr. PKS 49.771 -

8 Ambar Tjahyono - Demokrat 38.166 -

Daftar senator (hasil Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 2014)[21]

Gelar
(Akademis,Keagamaan,
Nomor Nama Suara Keterangan
Kebangsawanan, atau
lainnya)

Permaisuri Sultan
1 Hemas Gusti Kangjeng Ratu 1.017.687 Yogyakarta
Periode III

2 A. Hafidh Asrom H., Drs, MM. 158.794 Periode III

3 Cholid Mahmud H, ST, MT. 149.824 Periode II

Muhammad Afnan
4 - 144.820 Periode II
Hadikusumo

Keistimewaan DIY[sunting | sunting sumber]


Menurut UU Nomor 3 tahun 1950 yang dikeluarkan oleh negara bagian Republik Indonesia yang
beribukota di Yogyakarta pada maret 1950, keistimewan DIY mengacu pada keistimewaan yang
diberikan oleh UU Nomor 22 Tahun 1948 yaitu Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh Presiden dari
keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu pada zaman sebelum Republik Indonesia, dan yang
masih menguasai daerahnya, dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, dan kesetiaan, dan
dengan mengingat adat istiadat di daerah itu[22]. Selain itu, untuk Daerah Istimewa yang berasal dari
gabungan daerah kerajaan dapat diangkat seorang Wakil Kepala Daerah Istimewa dengan
mengingat syarat-syarat sama seperti kepala daerah istimewa. Sebab pada saat itu daerah biasa
tidak dapat memiliki wakil kepala daerah. Adapun alasan keistimewaan Yogyakarta diakui oleh
pemerintahan RI menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3
Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), adalah Yogyakarta mempunyai hak-hak asal usul, dan
pada zaman sebelum Republik Indonesia sudah mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat
Istimewa (zelfbestuure landschappen).
Saat ini Keistimewaan DIY diatur dengan UU Nomor 13 tahun 2012 yang meliputi[23]:

1. tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang


Gubernur, dan Wakil Gubernur;
2. kelembagaan Pemerintah Daerah DIY;
3. kebudayaan;
4. pertanahan; dan
5. tata ruang.
Kewenangan istimewa ini terletak di tingkatan Provinsi
Dalam tata cara pengisian jabatan gubernur, dan wakil gubernur salah satu syarat yang harus
dipenuhi calon gubernur, dan wakil gubernur adalah bertakhta sebagai Sultan Hamengku Buwono
untuk calon Gubernur, dan bertakhta sebagai Adipati Paku Alam untuk calon Wakil Gubernur[24].
Kewenangan kelembagaan Pemerintah Daerah DIY diselenggarakan untuk mencapai efektivitas,
dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip
responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dengan memperhatikan bentuk, dan
susunan pemerintahan asli yang selanjutnya diatur dalam Perdais.
Kewenangan kebudayaan diselenggarakan untuk memelihara, dan mengembangkan hasil cipta,
rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat, benda, seni, dan
tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat DIY yang selanjutnya diatur dalam Perdais.
Dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten
Pakualamanan dinyatakan sebagai badan hukum. Kasultanan, dan Kadipaten berwenang
mengelola, dan memanfaatkan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten ditujukan untuk sebesar-
besarnya pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Kewenangan Kasultanan, dan Kadipaten dalam tata ruang terbatas pada pengelolaan, dan
pemanfaatan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten yang selanjutnya diatur dalam Perdais.
Perdais adalah peraturan daerah istimewa yang dibentuk oleh DPRD DIY dan Gubernur untuk
mengatur penyelenggaraan Kewenangan Istimewa. Selain itu, pemerintah menyediakan pendanaan
dalam rangka penyelenggaraan urusan Keistimewaan DIY dalam Anggaran Pendapatan, dan
Belanja Negara sesuai dengan kebutuhan DIY dan kemampuan keuangan negara.

Pemerintahan Kabupaten dan Kota[sunting | sunting sumber]

Daerah Istimewa Yogyakarta 2007

Asal usul[sunting | sunting sumber]


[25]
Kabupaten, dan Kota yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta juga merupakan
metamorfosis dari Kabupaten-kabupaten Kesultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualaman.
Kabupaten-kabupaten tersebut merupakan kabupaten administratif tanpa ada perwakilan rakyat.
Kabupaten-kabupaten tersebut adalah:

1. Kabupaten Kota Kasultanan dengan bupatinya KRT


Hardjodiningrat,
2. Kabupaten Bantul dengan bupatinya KRT Joyodiningrat,
3. Kabupaten Gunungkidul dengan bupatinya KRT
Suryodiningrat,
4. Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Sentolo dengan
bupatinya KRT Secodiningrat.
5. Kabupaten Kota Pakualaman dengan bupatinya KRT
Brotodiningrat,
6. Kabupaten Adikarto yang beribukota di Wates, dengan
bupatinya KRT Suryaningprang.
Pemerintahan Kabupaten dan Kota[sunting | sunting sumber]
Kabupaten dan Kota yang berada di wilayah DIY sekarang ini dibentuk pada kurun waktu 1950-
1951[26][27] dan 1957-1958[28]. Tidak ada perbedaan antara pemerintahan kabupaten, dan kota yang
berada di wilayah DIY dengan di Indonesia pada umumnya. Adapun daftar kabupaten, dan kota di
wilayah DIY sebagai berikut:
Daftar Kabupaten dan Kota[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

L Ju
ua ml Ke
s ah pa
Ciu
Ka da Ke L
Pus W Pe tka
bu Bupa ta lur og
at Tra ila nd Ke nP
N pat Han ti/ n ah o
Pe nsli ya ud ca eta
o en/ acar an/
mer ter Wali h uk (ji ma
. aka Lo
inta asi Kota wa tan De
Ko (k (2 kas
han /k sa
ta m 01 i
2)[
m2
7)[ )
29] 29]

ꦏꦧꦸ

ꦥꦠ
Da
Kabu ꦲ ꦤꦶ꧀ Kabu ftar
Su
paten patèn ha 506, 911.5
1 Bantul bu 1.798 17 -/75
Bantu
ꦧꦤꦶ꧀ Bantu
pat
rso 86 03
l l no
i
ꦠꦸꦭ


L Ju
ua ml Ke
s ah pa
Ciu
Ka da Ke L
Pus W Pe tka
bu Bupa ta lur og
at Tra ila nd Ke nP
N pat Han ti/ n ah o
Pe nsli ya ud ca eta
o en/ acar an/
mer ter Wali h uk (ji ma
. aka Lo
inta asi Kota wa tan De
Ko (k (2 kas
han /k sa
ta m 01 i
m2
2 [
) 7)[ )
29] 29]

ꦏꦧꦸ

ꦥꦠ
Kabu Kabu Da
paten ꦲ ꦤꦶ꧀ patèn ftar
Ba
Wono di 1.48 748.1 503,6
2 Gunu Gunu bu 18 -/144
ngkid
sari
ꦒꦸꦤꦶꦸꦁ ngkid pat
ng 5,36 19 6
ah
ul ul i
ꦏꦶꦢꦸ

ꦭ꧀

ꦏꦧꦸ

ꦥꦠ
Ha
Da
Kabu ꦲ ꦤꦶ꧀ Kabu ftar
sto
paten patèn W 586, 470.5 802,5
3 Wates bu 12 1/87
Kulon
ꦏꦸꦭ Kulon pat
ar 27 20 7
Progo Praga do
i
yo
ꦲ ꦴꦤꦶ꧀

ꦥꦿꦒ

ꦏꦧꦸ
Sri
Da
Kabu ꦥꦠ Kabu
ftar
Pu
paten Slema patèn rn 574, 1.093 1.901
4 bu 17 -/86
Slema n
ꦲ ꦤꦶ꧀ Sléma pat
o 82 .110 ,66
n n m
i
o
ꦱ꧀ꦭ
L Ju
ua ml Ke
s ah pa
Ciu
Ka da Ke L
Pus W Pe tka
bu Bupa ta lur og
at Tra ila nd Ke nP
N pat Han ti/ n ah o
Pe nsli ya ud ca eta
o en/ acar an/
mer ter Wali h uk (ji ma
. aka Lo
inta asi Kota wa tan De
Ko (k (2 kas
han /k sa
ta m 01 i
m2
2 [
) 7)[ )
29] 29]

ꦲ ꦺꦤꦶ

ꦏꦸꦠ
Da Ha
Kota ꦔꦺ Kutha ftar ry
Ngayo Wa adi 32,5 636.6 13.34
5 Yogy - 14 45/-
akarta ꦲ ꦴꦒꦾgyaka li Su 0 60 0
rta Ko yu
ta ti
ꦏꦂꦠ

Kerjasama Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Prefektur Kyoto, sebuah kerja sama sister province yang telah berjalan lebih dari 25 tahun

Sampai tahun 2010. Pemda DIY memiliki kerja sama dengan daerah lain yang dituangkan dalam
tiga puluh perjanjian kerja sama yang masih berlaku. Dua puluh satu buah kerja sama dengan
daerah lain di dalam negeri, dan sembilan sisanya dengan daerah lain di luar negeri[5], seperti
program Sister Province dengan prefektur Kyoto Jepang[30] dan Negara Bagian California Amerika
Serikat[31]. Perjanjian kerja sama yang baru mulai 2010 dilakukan dengan delapan daerah di dalam
negeri, dan dua kesepakatan dengan daerah lain di luar negeri[5].
Sedangkan kerja sama dengan pihak ke tiga (swasta), Pemda DIY memiliki lima puluh satu
perjanjian kerja sama yang masih berlaku. Empat puluh enam dengan pihak ke tiga dalam negeri,
dan lima sisanya dengan pihak ke tiga luar negeri. Sementara itu pada tahun 2010 ini Pemda
membuat empat perjanjian kerja sama dengan pihak ke tiga dalam negeri, dan satu perjanjian
dengan pihak ke tiga luar negeri[5].
Balairung UGM, simbol pendidikan tinggi di DIY

Pendidikan[sunting | sunting sumber]


Perguruan tinggi negeri[sunting | sunting sumber]

 Universitas Gadjah Mada (UGM)


 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
 Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPVYK)
 Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta)
 Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan TNI
Angkatan Udara
 Akademi Kulit Kemenperin
 Poltekes Kemenkes
 Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), sebelumnya bernama
Akademi Agraria
Universitas Swasta[sunting | sunting sumber]

 Universitas Ahmad Dahlan (UAD)


 Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)
 Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY)
 Universitas Islam Indonesia (UII), merupakan universitas swasta
tertua di Indonesia
 Universitas Janabadra (UJB)
 Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)
 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)
 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
 Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)
 Universitas Respati Indonesia (UNRIYO)
 Universitas Sanata Dharma (USD)
 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)
 Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY)
 Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY)
Sekolah tinggi[sunting | sunting sumber]

 STIE SBI
 STIE YKPN
 STMIK Akakom
 STMIK AMIKOM Yogyakarta (dulu AMIKOM)
 Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta
 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
 Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta (STP AMPTA)
 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta (STiPRAM)
 Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD)
 Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto (STTA)
 Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD)
 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS Yogyakarta)
 Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD Visi
Indonesia),
 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah
 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani Yogyakarta
 Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta
 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM)YKPN Yogyakarta
 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta
 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta
Akademi dan politeknik[sunting | sunting sumber]

 AA YKPN
 POLISENI
 POLTEKKES
 AKPER Notokusumo
 Akademi Kebidanan Yogyakarta
 Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta
 Akademi Pertanian Yogyakarta

Pariwisata[sunting | sunting sumber]


Wisata candi[sunting | sunting sumber]

 Candi Prambanan, Candi Hindu tercantik di dunia


 Candi Kalasan Peninggalan Budha tertua di Yogyakarta
 Kraton Ratu Boko, Kemegahan di bukit penuh kedamaian
 Candi Ijo, Candi yang lokasinya tertinggi di Yogyakarta
 Candi Abang
 Candi Gampingan
 Candi Sari
 Candi Kedulan
 Candi Sambisari
 Candi Sorogedug
 Candi Kimpulan
 Candi Gembirowati
 Candi Klodangan
 Candi Banyunibo
 Candi Morangan
 Candi Risan
 Candi Palgading
 Candi Watu Gudhig
 Candi Dawangsari
 Candi Miri
 Candi Keblak
 Candi Gebang
 Candi Barong
 Candi Pringtali
 Candi Plembutan
 Situs Mantup
 Situs Payak
 Situs Mangir
 Situs Arca Bugisan
 Situs Arca Gupolo
 Situs Gua Sentono
 Situs Sokoliman
 Situs Gondangan
 Situs Bleberan
Wisata pantai[sunting | sunting sumber]
Area Bantul 1

 Pantai Parangtritis
 Pantai Parangkusumo
 Pantai Parangendok
 Pantai Depok
Area Bantul 2

 Pantai Samas
 Pantai PandanSari /Patehan
 Pantai Goa Cemara
 Pantai Kuwaru
 Pantai Baru
 Pantai PandanSimo
Area Gunungkidul 1

 Pantai Baron
 Pantai Kukup
 Pantai Drini/Pulau Drini
 Pantai Watu Kodok
 Pantai Sepanjang
 Pantai Krakal
 Pantai Sadranan
 Pantai Sundak
 Pantai Indrayanti
 Pantai Slili
Area Gunungkidul 2

 Pantai Pok Tunggal


 Pantai Sadeng
 Pantai Ngetun
 Pantai Timang
 Pantai Jogan
 Pantai Lambor
 Pantai Siung
 Pantai Wediombo
 Pantai Jungwo
Area Gunungkidul 3

 Pantai Ngobaran
 Pantai Ngrenehan
 Pantai Butuh
 Pantai Gesing
 Pantai Wahkudu
 Pantai Grigak
Area Kulonprogo

 Pantai Glagah
 Pantai Congot
 Pantai Bugel
 Pantai Trisik
Wisata goa[sunting | sunting sumber]

 Gua Banteng
 Gua Banyaksongo
 Gua Bribin
 Gua Cemplong
 Gua Cerme
 Gua Cikal
 Gua Dagang
 Gua Dengok
 Gua Gebang
 Gua Gebangtinatar
 Gua Grengseng
 Gua Grubug
 Gua Grubuk
 Gua Jepang
 Gua Jlamprong
 Gua Jomblang
 Gua Kali Suci
 Gua Kaligede
 Gua Kebon
 Gua Kedokan
 Gua Kesirat
 Gua Kiskendo
 Gua Langse
 Gua Maria Jatiningsih
 Gua Mariatritis
 Gua Ngingrong
 Gua Ngobaran
 Gua Ngularan
 Gua Nogosari
 Gua Pari
 Gua Pindul
 Gua Ploso
 Gua Rancang Kencono
 Gua Rancang
 Gua Selarong
 Gua Semuluh
 Gua Seropan
 Gua Sigolo-golo
 Gua Sioyot
 Gua Slisi
 Gua Sodong
 Gua Sriti
 Gua Sumurup
 Gua Sunan Mas
 Gua Sundak
 Gua Tapan
 Gua Toto
Wisata belanja[sunting | sunting sumber]

 Malioboro
 Pasar Beringharjo
 XT Square
 Kasongan
 Pasar Seni Gabusan
 Pasar tanaman hias dan satwa Pasti
 Pasar Klithikan
 Ambarukmo Plaza
 Galeria Mall
 Malioboro Mall
 Ramai Mall
 Saphir Square
 Hartono Lifestyle Mall Jogja
 Sahid Yogya Lifestyle City
 Jogja City Mall
 Pasar Ngasem
Wisata alam[sunting | sunting sumber]

 Wanagama
 Kaliadem
 Kaliurang
 Air Terjun Sri Gethuk
 Puncak Suroloyo
 Gunung Nglanggeran
 Lereng Merapi
 Waduk Sermo
Lain-lain[sunting | sunting sumber]

 Kebun Binatang Gembira Loka


 Istana Air Taman Sari
 Monumen Jogja Kembali
 Museum Keraton Yogyakarta
 Museum Sonobudoyo
 Pemakaman Imogiri
 Kerajinan kulit Manding Bantul
 Taman Pintar Yogyakarta (Wisata Edukasi Tengah Kota)
 Pemakaman Girigondo
 Sendratari Ramayana Prambanan, merupakan sebuah pertunjukan
yang menggabungkan tari dan dramatanpa dialog, diangkat
dari cerita Ramayana.

Provinsi kembar[sunting | sunting sumber]


 Prefektur Kyoto, Jepang,
 Negara Bagian California, Amerika Serikat.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Daftar museum di Yogyakarta
 Daftar Provinsi Indonesia
 Kasultanan Yogyakarta
 Kadipaten Paku Alaman
 Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
 Daftar tokoh Yogyakarta
 Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta
 Masakan Jawa
 Sejarah Keistimewaan dan Pemerintahan Prop. DIY
 TransJogja

Galeri[sunting | sunting sumber]


Pantai Parangtritis
Keterangan[sunting | sunting sumber]
1. ^ Masa jabatan seumur hidup, pegawai negara dengan NIP
010000001
2. ^ Wakil Gubernur yang melaksanakan tugas Gubernur dalam jabatan
Penjabat Gubernur
3. ^ Masa jabatan seumur hidup,
pegawai negara dengan NIP 010064150
4. ^ Masa jabatan pertama.
5. ^ Masa jabatan kedua.
6. ^ Perpanjangan masa jabatan kedua
7. ^ Perpanjangan kedua masa jabatan kedua
8. ^ Masa jabatan ketiga[14].

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ lebih tepat disebut sebagai filosofi
2. ^ Sesuai UU 13/2013 tentang keistimewaan DIY, nama yang
digunakan adalah Sultan Hamengku Bawono, tanpa kata "Sri"
didepannya, tanpa ada bilangan sultan ke.... pada bagian
belakangnya
3. ^ Sesuai UU 13/2013 tentang keistimewaan DIY, nama yang
digunakan adalah Adipati Paku Alam, tanpa frasa "Sri Paduka"
didepannya, tanpa ada bilangan adipati ke.... pada bagian
belakangnya
4. ^ "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari
Penduduk Indonesia 2010". Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 8
Juni 2018.
5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u ILPPD Pemprov Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2010
6. ^ Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD Daerah Istimewa
Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
11 Tahun 2009) dan keterangan Sri Sultan Hamengkubuwono di
depan Komisi II DPR RI pada saat RDP RUU Keistimewaan DIY
7. ^ Penetapan tanggal ini adalah yang sering dipergunakan secara
umum, walaupun sebenarnya baru dimulai pada 6 Januari 1946 dan
berakhir pada 15 Agustus 1950 sore hari. Kedua tanggal yang terakhir
ini jarang digunakan dan jarang yang merujuk. Namun jika kita melihat
dan membandingkan berbagai dokumen yang ada, maka akan terlihat
dua tanggal yang terakhir inilah yang dipergunakan.
8. ^ a b c d e f g h i j k l m Artikel ini merupakan modifikasi dari artikel RPJMD
Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2013 (Pergub Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009)
9. ^ ILPPD Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010
10. ^ Dinas Pariwisata DIY Targetkan Kunjungan Wisata Bisa Meningkat
15 Persen, http://www.tribunnews.com/regional/2015/01/26/dinas-
pariwisata-diy-targetkan-kunjungan-wisata-bisa-meningkat-15-persen
11. ^ "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari
Penduduk Indonesia 2010". Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 8
Juni 2018.
12. ^ bukan dipilih
13. ^ dinasti/keluarga kerajaan (bersifat turun temurun/ascribed status)
14. ^ Karena masa jabatan kedua yang diperpanjang telah habis pada
tanggal 10 Oktober 2012 pukul 00.00 WIB maka Kementerian Dalam
Negeri menunjuk M. Ichsan, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta,
menjadi Pelaksana Tugas Gubernur sampai Gubernur mengucapkan
dilantik Presiden Indonesia
15. ^ situs resmi Pemda DIY
16. ^ Amanat 30 Oktober 1945
17. ^ Maklumat Nomor 18 Tahun 1946
18. ^ P.J. Suwarno. (1994) Hamengku Buwono IX dan Sistem Birokrasi
Pemerintahan Yogyakarta 1942-1974: sebuah tinjauan historis.
Yogyakarta: Kanisius
19. ^ Nomenklatur yang diberikan oleh UU Nomor 3 Tahun 1950
20. ^ BeritaSatu: Inilah daftar anggota DPRD DIY 2014-2019, diakses 23
Agustus 2015
21. ^ Gustaman Y. Raih 1.017.687 Suara GKR Hemas Melenggang Jadi
Anggota DPDTribunnews Daring Rabu, 30 April 2014 23:49 WIB.
Diakses 2 Sept. 2014
22. ^ Paragraf ini dibuat berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1948 tentang
UU Pokok Pemerintahan Daerah berikut dengan Penjelasannya
23. ^ (pasal 7 ayat (2)
24. ^ (pasal 18 ayat (1) huruf c)
25. ^ Artikel terdahulu
26. ^ Pembentukan Kabupaten dengan UU Nomor 15 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Istimewa Yogyakarta jo UU Nomor 18 Tahun 1951 Perubahan
Undang-undang Nr 15 tahun 1950 Republik Indonesia Untuk
Penggabungan Daerah-daerah Kabupaten Kulon-Progo dan Adikarto
dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Satu
Kabupaten dengan nama Kulon Progo. UU Nomor 15 Tahun 1950
diberlakukan dengan PP Nomor 32 Tahun 1950
27. ^ Pembentukan Kota dengan UU Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Provinsi
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan dalam Daerah Istimewa
Yogyakarta. UU Nomor 16 Tahun 1950 diberlakukan dengan PP
Nomor 32 Tahun 1950.
28. ^ Wilayah enklave Provinsi Jawa Tengah yang berada di dalam
wilayah DIY dilepaskan dari Provinsi Jawa Tengah dan dimasukkan ke
dalam wilayah DIY pada kabupaten yang melingkungi wilayah enclave
tersebut dengan UU Darurat Nomor 5 Tahun 1957 yang
ditetapkanmenjadi UU Nomor 15 Tahun 1958
29. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
(Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik
Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 2018-07-09.
30. ^ Kyoto prefecture List of Friendly and Sister City
31. ^ BILL NUMBER: SCR 23 CHAPTERED

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Wikisource memiliki
naskah sumber yang
berkaitan dengan artikel
ini:
Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2012

 (Indonesia) Situs web resmi pemerintah Daerah Istimewa


Yogyakarta
 (Indonesia) Yogyakarta Tourism Information
 (Indonesia) Wisata di Yogyakarta
 (Indonesia) Kode Pos Yogyakarta
 (Indonesia) Situs web pemerintah Kota Yogyakarta
 (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Yogyakarta
 (Indonesia) Profil Demografi Yogyakarta
 (Indonesia) Profil Ekonomi Yogyakarta
 (Indonesia) Profil Wisata Yogyakarta
 (Indonesia) Ekonomi Regional Yogyakarta
 (Indonesia) Statistik Regional Yogyakarta

Didahului oleh:
Kesultanan Ngayogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Diteruskan oleh:
Hadiningrat 1950–1965 Daerah Istimewa Yogyakarta
Kadipaten Paku Alaman

Didahului oleh: Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Diteruskan oleh:


Daerah Istimewa Yogyakarta 1965–2012 Sedang berjalan

Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Ten

Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Ten

Samudra Hindia Samudra Hindia Samudra H

[tampilkan]
Pranala ke artikel terkait: Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat: 7°52′S 110°25′E
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-
alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang
berkaitan, atau </ref> penutup tidak ada
Kategori:
 Artikel bagus
 Yogyakarta
 Provinsi di Indonesia
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Perubahan tertunda

[tutup]
Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram

Sumatera Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Sumatera Barat

‫سومترا بارايق‬
Sumatera Baraik

Lambang
Dari kiri ke kananː Danau Maninjau, Painan, Lembah Harau, Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau, Ngarai Sianok, Istana
Pagaruyung, Pulau Sikuai, Tour de Singkarak, Kantor Gubernur Sumatera Barat, peternakan sapi di Padang Mangateh, Kelok 9, kereta api
di Danau Singkarak. angkutan umum, Kota Padang, dan pacuan kuda

Semboyan:
Tuah Sakato
‫تواه ساكتو‬
(Minang: Bersepakat Melaksanakan Hasil Mufakat)[1]

Ibu kota Padang

Area
- Total luas 42.297,30 km2

- Latitude 3º 50' LS - 1º 20' LU

- Longitude 98º 10' - 102º 10' BT

Populasi Peringkat 11

- Total 5.511.246 (2018) [2]

Pemerintahan

- Gubernur Irwan Prayitno

- Wagub Nasrul Abit

- Ketua DPRD Hendra Irwan Rahim

- Sekda Alwis

- Kabupaten 12

- Kota 7

- Kecamatan 147

- Kelurahan 877

Demografi

- Etnis Minangkabau 88,35%


Batak 4,42%
Jawa 4,15%
Mentawai 1,28%[3]

- Agama Islam 97.4%


Kristen Protestan 1.43%
Katolik 0.83%
Buddha 0,07%
Hindu 0,01%
- Bahasa Indonesia (resmi)
Minang (utama)
Melayu, Batak, Mentawai, Tamil

Zona waktu WIB (UTC+7)

Lagu daerah Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauah di Mato, Kambanglah Bungo, Minangkabau.

Rumah tradisional Rumah Gadang

Senjata tradisional Karih, Karambiak (Kerambit), Ruduih

Situs web www.sumbarprov.go.id

Sumatera Barat (disingkat Sumbar) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di
Pulau Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Provinsi Sumatera Barat terletak sepanjang
pesisir barat Sumatera bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur, dan
sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi
dengan wilayah seluas 42.297,30 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatera
Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
Sumatera Barat adalah rumah bagi etnis Minangkabau, walaupun wilayah adat Minangkabau sendiri
lebih luas dari wilayah administratif Provinsi Sumatera Barat saat ini. Provinsi ini berpenduduk
sebanyak 4.846.909 jiwa dengan mayoritas beragama Islam. Provinsi ini terdiri dari
12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh
kabupaten (kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Geografi
o 2.1Keanekaragaman Hayati
o 2.2Sumber daya alam
 3Kependudukan
o 3.1Pendidikan
o 3.2Suku bangsa
o 3.3Bahasa
o 3.4Agama
 4Politik dan pemerintahan
o 4.1Perwakilan
o 4.2Pemerintahan nagari
 5Perekonomian
o 5.1Tenaga kerja
o 5.2Pertanian
o 5.3Industri Pengolahan
o 5.4Jasa
o 5.5Pertambangan
o 5.6Keuangan & Perbankan
o 5.7Transportasi
o 5.8Pariwisata
 6Seni dan Budaya
o 6.1Musik
o 6.2Tarian tradisional
o 6.3Rumah Adat
o 6.4Senjata tradisional
o 6.5Masakan khas
o 6.6Olahraga
 7Pers dan media
 8Lihat pula
 9Referensi
 10Bacaan lainnya
 11Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Sejarah Sumatera Barat

Kediaman gubernur Westkust van Sumatra atau "pantai barat Sumatera" (litografi berdasarkan lukisan
oleh Josias Cornelis Rappard, 1883-1889)

Nama Provinsi Sumatera Barat bermula pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC),
di mana sebutan wilayah untuk kawasan pesisir barat Sumatera adalah Hoofdcomptoir van
Sumatra's westkust. Kemudian dengan semakin menguatnya pengaruh politik dan ekonomi VOC,
sampai abad ke 18 wilayah administratif ini telah mencangkup kawasan pantai barat Sumatera mulai
dari Barus sampai Inderapura.[4]
Seiring dengan kejatuhan Kerajaan Pagaruyung, dan keterlibatan Belanda dalam Perang Padri,
pemerintah Hindia Belanda mulai menjadikan kawasan pedalaman Minangkabau sebagai bagian
dari Pax Nederlandica, kawasan yang berada dalam pengawasan Belanda, dan wilayah
Minangkabau ini dibagi atas Residentie Padangsche Benedenlanden dan Residentie Padangsche
Bovenlanden.[5]
Selanjutnya dalam perkembangan administrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, daerah ini
tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust, termasuk di dalamnya wilayah Residentie
Bengkulu yang baru diserahkan Inggris kepada Belanda. Kemudian diperluas lagi dengan
memasukkan Tapanuli dan Singkil. Namun pada tahun 1905, wilayah Tapanuli ditingkatkan
statusnya menjadi Residentie Tapanuli, sedangkan wilayah Singkil diberikan kepada Residentie
Atjeh. Kemudian pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra's Westkust, diturunkan statusnya
menjadi Residentie Sumatra's Westkust, dan menambahkan wilayah Kepulauan
Mentawaidi Samudera Hindia ke dalam Residentie Sumatra's Westkust, serta pada
tahun 1935 wilayah Kerinci juga digabungkan ke dalam Residentie Sumatra's Westkust. Pasca
pemecahan Gouvernement Sumatra's Oostkust, wilayah Rokan Hulu dan Kuantan Singingidiberikan
kepada Residentie Riouw, dan juga dibentuk Residentie Djambi pada periode yang hampir
bersamaan.[4]
Pada masa pendudukan tentara Jepang, Residentie Sumatra's Westkust berubah nama
menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu. Atas dasar geostrategis militer, daerah Kampar dikeluarkan
dari Sumatora Nishi Kaigan Shu dan dimasukkan ke dalam wilayah Rhio Shu.[4]
Pada awal kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam
provinsi Sumatera yang berpusat di Bukittinggi. Empat tahun kemudian, Provinsi Sumatera dipecah
menjadi tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sumatera
Barat beserta Riau dan Jambi merupakan bagian dari keresidenan di dalam Provinsi Sumatera
Tengah. Pada masa PRRI, berdasarkan Undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957, Provinsi
Sumatera Tengah dipecah lagi menjadi tiga provinsi yakni Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau,
dan Provinsi Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan
Kerinci, digabungkan ke dalam Provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Begitu pula
wilayah Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi ditetapkan masuk ke dalam wilayah Provinsi
Riau.
Selanjutnya ibu kota provinsi Sumatera Barat yang baru ini masih tetap di Bukittinggi. Kemudian
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mei 1958 ibu
kota provinsi dipindahkan ke Padang.[4]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Pulau sikuai, salah satu kawasan wisata bahari di Padang

Sumatera Barat terletak di pesisir barat di bagian tengah pulau Sumatera yang terdiri dari dataran
rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan. Provinsi ini
memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang setara dengan 2,17% luas Indonesia. Dari luas
tersebut, lebih dari 45,17% merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai
provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 2.420.357 km dengan luas
perairan laut 186.580 km².[6] Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam
provinsi ini.
Seperti daerah lainnya di Indonesia, iklim Sumatera Barat secara umum bersifat tropis dengan suhu
udara yang cukup tinggi, yaitu antara 22,6 °C sampai 31,5 °C. Provinsi ini juga dilalui oleh Garis
khatulistiwa, tepatnya di Bonjol, Pasaman. Di provinsi ini berhulu sejumlah sungai besar yang
bermuara ke pantai timur Sumatera seperti Batang Hari, Siak, Inderagiri (disebut sebagai Batang
Kuantan di bagian hulunya), dan Kampar. Sementara sungai-sungai yang bermuara ke pesisir barat
adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.
Terdapat 29 gunung yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, dengan Gunung
Kerinci di kabupaten Solok Selatansebagai gunung tertinggi, yang mencapai ketinggian 3.085 m.
Selain Gunung Kerinci, Sumatera Barat juga memiliki gunung aktif lainnya, seperti Gunung
Marapi, Gunung Tandikat, dan Gunung Talang. Selain gunung, Sumatera Barat juga memiliki
banyak danau. Danau terluas adalah Singkarak di kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar,
disusul Maninjaudi kabupaten Agam. Dengan luas mencapai 130,1 km², Singkarak juga menjadi
danau terluas kedua di Sumatera dan kesebelas di Indonesia. Danau lainnya terdapat di kabupaten
Solok yaitu Danau Talang dan Danau Kembar (julukan dari Danau Di atas dan Danau Dibawah).
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia. Hal ini disebabkan
karena letaknya yang berada pada jalur patahan Semangko, tepat di antara pertemuan dua
lempeng benua besar, yaitu Eurasia dan Indo-Australia.[7] Oleh karenanya, wilayah ini sering
mengalami gempa bumi. Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Sumatera Barat di
antaranya adalah Gempa bumi 30 September 2009 dan Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010.

Samudera Hindia Sumatera Utara Riau

Samudera Hindia Sumatera Barat Riau

Samudera Hindia Bengkulu Jamb

Keanekaragaman Hayati[sunting | sunting sumber]


Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber
keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayah Sumatera Barat masih terdapat hutan tropis alami
dan dilindungi. Berbagai spesies langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia arnoldii (bunga
terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai
jenis burung dan kupu-kupu.
Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini, yaitu Taman Nasional Siberut yang terdapat di pulau
Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman nasional
terakhir ini wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu,
dan Sumatera Selatan.
Selain kedua Taman Nasional tersebut terdapat juga beberapa cagar alam lainnya, yaitu Cagar
Alam Rimbo Panti, Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Batang Palupuh, Cagar Alam Air Putih di
daerah Kelok Sembilan, Cagar Alam Lembah Harau, Cagar Alam Beringin Sakti dan Taman Raya
Bung Hatta.
Sumber daya alam[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Sumber daya alam yang ada di Sumatera Barat adalah berupa batubara, batu besi, batu
galena, timah hitam, seng, mangan, emas, batu kapur (semen), kelapa sawit, kakao, gambirdan
hasil perikanan.
Perairan pantai barat dan Kepulauan Mentawai memiliki banyak kehidupan laut yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Nelayan dapat menangkap beragam jenis ikan di kawasan ini. Ikan kerapu, udang,
rumput laut, kepiting, dan mutiara merupakan beberapa hasil perikanan laut andalan. Daerah pesisir
pantai, terutama kawasan kepulauan, menghasilkan banyak kepala. Di daerah perbukitan dan
pegunungan terdapat perkebunan karet, cengkih, dan lada. Kawasan pegunungan yang ditutupi
hutan menghasilkan kayu. Medan yang berat karena banyaknya lereng perbukitan yang curam
merupakan tantangan utama pengembangan sektor pertanian dan perkebunan di daerah ini.
Bahan galian juga banyak terdapat di daerah ini. Salah satu yang telah banyak memberi manfaat
bagi daerah ini adalah batuan kapur sebagai bahan dasar industri semen. PT Semen Padang telah
memanfaatkan kekayaan alam ni selama puluhan tahun. Batu kapur banyak terdapat di sekitar
Padang, daerah sekitar Danau Singkarak, dan Padangpanjang. Di Padangpanjang, deposit batu
kapur yang dapat dieksploitasi mencapai 43 juta ton. Bahan galian lainnya adalah batu bara di
Sawahlunto serta obsidian dan batu andesit di Padangpariaman. Sumber air yang melimpah juga
telah banyak memberi manfaat bagi pembangunan daerah ini. Perairan danau Singkarak dan
Maninjau telah lama dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Sumber air ini juga memiliki
potensi besar untuk diolah dan dikemas menjadi air mineral.

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Masjid Jami di Agam

Gereja Katholik peninggalan Belanda di Sawahlunto

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah populasi Sumatera Barat mencapai 4.846.909
jiwa, dengan kepadatan penduduk sebanyak 110 jiwa/km2. Kabupaten/kota yang memiliki penduduk
paling banyak adalah Kota Padang, yang mencapai 833.562 jiwa. Sedangkan kabupaten/kota yang
memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah Kota Bukittinggi, yakni 4.400 jiwa/km2. Mayoritas
masyarakat Sumatera Barat beretnis Minangkabau, yang keseluruhannya memeluk Islam.
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Rektorat Universitas Negeri Padang

Sumatera Barat pernah menjadi pusat pendidikan di pulau Sumatera, terutama pendidikan Islam
dengan surau sebagai basis utamanya.[8]Pada masa kolonial Hindia Belanda, selain pendidikan
Islam berkembang pula pendidikan model Barat. Pada tahun 1856, pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Sekolah Raja di Bukittinggi. Selain sekolah yang dikelola oleh pemerintah, banyak pula
sekolah yang dikelola oleh swasta, seperti Sekolah Adabiah di Padang, INS Kayutanam, Sumatera
Thawalib, dan Diniyyah Puteri di Padang Panjang. Sehingga pada saat itu, Sumatera Barat
merupakan salah satu wilayah Hindia Belanda yang memiliki jumlah sekolah dan pelajar cukup
besar.[9]
Setelah masa kemerdekaan, di Sumatera Barat juga banyak didirikan universitas dan sekolah
tinggi.[4]Bermula dari Universitas Andalas pada tahun 1955, selanjutnya juga berdiri UIN Imam
Bonjol Padang, Universitas Negeri Padang, dan IPDN Bukittinggi. Beberapa universitas swasta
terkemuka di provinsi ini antara lain Universitas Bung Hatta dan Universitas Muhammadiyah
Sumatera Barat. Kini hampir disetiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat telah
memiliki perguruan tinggi, dengan jumlah terbesar berada di Padang.
Pada tahun 2006, angka melek huruf latin di provinsi ini mencapai 96,35%. Angka partisipasi
sekolah untuk usia 19-24 tahun, atau yang mengambil jenjang perguruan tinggi mencapai 27,8%.
Angka ini berada di atas rata-rata nasional yang hanya sebesar 16,13%.
Suku bangsa[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Suku Minangkabau dan Suku Mentawai
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan Suku Minangkabau. Di daerah Pasaman selain
etnis Minang, juga berdiam suku Batak dan suku Mandailing. Kebanyakan dari mereka pindah ke
Sumatera Barat pada masa Perang Paderi. Di beberapa daerah hasil transmigrasi, seperti
di Sitiung, Lunang Silaut, dan Padang Gelugur, tinggal juga sekelompok suku Jawa, sebagian dari
mereka ialah keturunan imigran asal Suriname yang memilih kembali ke Indonesia pada akhir tahun
1950-an. Oleh Presiden Soekarno saat itu, diputuskan untuk menempatkan mereka di sekitar
daerah Sitiung. Hal ini juga tidak terlepas dari situasi politik pasca pemberontakan PRRI.[butuh rujukan]
Di Kepulauan Mentawai yang mayoritas penduduknya beretnis Mentawai, jarang dijumpai
masyarakat Minangkabau. Etnis Tionghoa hanya terdapat di kota-kota besar,
seperti Padang, Bukittinggi, dan Payakumbuh. Di Padang dan Pariaman, juga terdapat
masyarakat Nias dan Tamil dalam jumlah kecil.[10]
Bahasa[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Artikel utama: Bahasa Minangkabau dan Bahasa Mentawai


Bahasa yang digunakan dalam keseharian di Sumatera Barat ialah Bahasa Minangkabau yang
memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan, dan
dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan dengan Sumatera
Utara, juga dituturkan Bahasa Batak dialek Mandailing. Sementara itu di daerah kepulauan
Mentawai banyak digunakan Bahasa Mentawai. Bahasa Tamil dituturkan oleh orang Tamil di
Padang.
Agama[sunting | sunting sumber]
Lihat pula Islam di Sumatera Barat
Islam adalah agama mayoritas yang dianut oleh 98% penduduk
Sumatera Barat. Penduduk yang beragama Kristen, terutama
di kepulauan Mentawai, berjumlah 1,6%, Buddhasekitar 0,26%,
dan Hindu sekitar 0,01%, yang dianut oleh masyarakat
pendatang.[butuh rujukan]
Berbagai tempat ibadah, yang didominasi oleh masjid dan musala,
dapat dijumpai di setiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat.
Masjid terbesar adalah Masjid Raya Sumatera Barat di Padang.
Sedangkan masjid tertua diantaranya adalah Masjid Raya
Ganting di Padang dan Masjid Tuo Kayu Jao di kabupaten Solok.
Arsitektur khas Minangkabau mendominasi baik bentuk masjid
maupun musala. Masjid Raya Sumatera Barat memiliki bangunan
berbentuk gonjong, dihiasi ukiran Minang sekaligus kaligrafi. Ada
juga masjid dengan atap yang terdiri dari beberapa tingkatan yang
makin ke atas makin kecil dan sedikit cekung.[butuh rujukan]

Tahun 2000 2004 2005 2006 2007 2009

Jumlah penduduk 4.227.689 4.594.961 4.566.126 4.732.678 4.763.130 4.795.202

Sejarah kependudukan Sumatera Barat


Sumber:[2]

Politik dan pemerintahan[sunting | sunting


sumber]
Artikel utama: Daftar Gubernur Sumatera Barat dan Daftar
kabupaten dan kota di Sumatera Barat

Kantor Gubernur Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh seorang gubernur yang


dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya
untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah
daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan
tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya
diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2010.
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah
kabupaten dan kota bukanlah sub-ordinat, masing-masing
pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
Perwakilan[sunting | sunting sumber]
DPRD Sumatera Barat
2009-2014

Partai Kursi

Partai Demokrat 14

Partai Golkar 9

6
PAN

5
PKS

Partai Hanura 5

4
PPP

4
Partai Gerindra

3
PDI-P

3
PBB

2
PBR

Total 55

Sumber:

Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009, Sumatera Barat mengirimkan


14 wakil ke DPR RI dari dua daerah pemilihan dan empat wakil
ke DPD. Sedangkan untuk DPRD Sumatera Barat tersusun dari
perwakilan sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:[11][12]
Pemerintahan nagari[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Nagari
Sampai tahun 1979 satuan pemerintahan terkecil di Sumatera Barat
adalah nagari, yang sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia.
Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 5 tahun 1979
tentang pemerintahan desa, status nagari dihilangkan diganti
dengan desa, dan beberapa jorong ditingkatkan statusnya menjadi
desa. Kedudukan wali nagari juga dihapus dan administrasi
pemerintahan dijalankan oleh para kepala desa. Namun sejak
bergulirnya reformasi pemerintahan dan otonomi daerah, maka
sejak pada tahun 2001, istilah "Nagari" kembali digunakan di
provinsi ini.
Budaya politik yang hidup di pemerintahan desa Sumatera Barat
semenjak kebijaksanaan penyeragaman (UU No.5 Tahun 1979)
diberlakukan adalah budaya politik parokhial. kondisi ini terlihat
melalui sistem kekuasaan, sistem pemilihan penguasa, syarat
penguasa, dan peranan penguasa di pemerintahan desa.
Sistem kekerabatan dalam membangun budaya politik partisipan
mulai terjadi pergeseran, dalam hal tingkat kepekaan, bentuk
toleransi dalam kekerabatan, dan peranan senioritas dalam
kekerabatan. Artinya berkurangnya kebersamaan dalam sistem
kekuasaan kekerabatan.
Pemerintahan nagari merupakan suatu struktur pemerintahan yang
otonom, punya teritorial yang jelas dan menganut adat sebagai
pengatur tata kehidupan anggotanya[13], sistem ini kemudian
disesuaikan dengan konstitusi yang berlaku di Indonesia, sekarang
pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapakan pemerintah
nagari sebagai pengelola otonomi daerah terendah untuk
daerah kabupaten mengantikan istilah pemerintah desayang
digunakan sebelumnya. Sedangkan untuk nagari yang berada pada
sistem pemerintahan kota masih sebagai lembaga adat belum
menjadi bagian dari struktur pemerintahan daerah.
Peluang yang terjadi pada pemerintahan desa yaitu munculnya
pertumbuhan ekonomi yang bersifat individualistik. Kondisi ini
sebagai akibat ketergantungan pada pemerintah pusat, sehingga
kurang kemandirian. Kondisi ini dapat memperlemah ketahanan
wilayah bidang ekonomi itu sendiri. Namun, sekarang desa-desa
Sumatera Barat telah mencoba membangun upaya mempermudah
kebijaksanaan politik pemerintah desa atau sejak bertukar kembali
menjadi nagari, yaitu mengubah struktur dan proses antarstruktur
pemerintahan desa yang dibuat berdasarkan UU No. 5 tahun 1979
itu.
Nagari pada awalnya dipimpin secara bersama oleh
para penghulu atau datuk di nagari tersebut, kemudian pada masa
pemerintah Hindia Belanda dipilih salah seorang dari para penghulu
tersebut untuk menjadi wali nagari. Kemudian dalam menjalankan
pemerintahannya, wali nagari dibantu oleh beberapa orang kepala
jorong atau wali jorong, namun sekarang dibantu oleh sekretaris
nagari (setnag) dan beberapa pegawai negeri sipil (PNS)
bergantung dengan kebutuhan masing-masing nagari. Wali nagari
ini dipilih oleh anak nagari (penduduk nagari) secara demokratis
dalam pemilihan langsung untuk 6 tahun masa jabatan.
Dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari, yakni
lembaga yang beranggotakan Tungku Tigo Sajarangan. Tungku
Tigo Sajarangan merupakan perwakilan anak nagari yang terdiri
dari Alim Ulama, Cadiak Pandai (kaum intelektual) dan Niniak
Mamak para pemimpin suku dalam suatu nagari, sama
dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam ssistem
administrasi desa. Keputusan keputusan penting yang akan diambil
selalu dimusyawarahkan antara wali nagari dan Tungku Tigo
Sajarangan di Balai Adat atau Balairung Sari Nagari.

Perekonomian[sunting | sunting sumber]


Secara bertahap perekonomian Sumatera Barat mulai bergerak
positif setelah mengalami tekanan akibat dampak gempa bumi
tahun 2009 yang melanda kawasan tersebut. Dampak bencana ini
terlihat pada triwulan IV-2009, di mana pertumbuhan ekonomi
hanya mencapai 0,90%. Namun kini perekonomian Sumatera Barat
telah membaik, dengan tingkat pertumbuhan di atas rata-rata
nasional. Pada tahun 2012 ekonomi Sumatera Barat tumbuh
sebesar 6,35%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang
hanya sebesar 6,25%. Dan pada triwulan I-2013 perekonomian
Sumatera Barat telah tumbuh mencapai 7,3%. Tingginya
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dalam tiga tahun terakhir,
telah menurunkan tingkat kemiskinan di provinsi ini dari 8,99%
(2011) menjadi 8% (2012). Untuk Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB), pada tahun 2012 provinsi ini memiliki PDRB
mencapai Rp 110,104 triliun, dengan PDRB per kapita sebesar Rp
22,41 juta.
Tenaga kerja[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian Sumatera Barat,


maka jumlah tenaga kerja yang diperlukan semakin bertambah
pula. Hal ini telah mendorong turunnya akan pengangguran di
provinsi ini. Sepanjang Februari 2011-Februari 2012, jumlah
penduduk yang menganggur mengalami penurunan dari 162.500
orang menjadi 146.970 orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT)
menurun dari 7,14% menjadi 6,25%. Angka tersebut berada
dibawah rata-rata nasional pada periode akhir 2011 yang mencapai
6,56%. Pada Februari 2012, jumlah angkatan kerja Sumatera Barat
mencapai 2.204.218 orang, bertambah 90.712 orang dibandingkan
dengan jumlah angkatan kerja pada Februari 2011.
Sebagian besar penduduk yang bekerja terserap di sektor
pertanian. Lapangan pekerjaan di sektor ini mampu menyerap
42,4% dari tenaga kerja yang ada. Namun, persentase penyerapan
ini makin menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
44%. Sementara itu, persentase penduduk bekerja yang terserap di
sektor perdagangan kembali meningkat, dari sebelumnya 18,5%
pada Februari 2011 menjadi 19,8% pada Februari 2012. Demikian
pula penyerapan di sektor jasa mengalami kenaikan, dari 16,7%
menjadi 17,4%.
Pertanian[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Pada triwulan IV-2012, sektor pertanian mengalami pertumbuhan


relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya subsektor tanaman
bahan makanan. Di triwulan ini pertumbuhan sektor pertanian
mencapai 4,14%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 2,05%. Kinerja sektor perkebunan yang cukup baik pada
tahun 2012, telah menopang pertumbuhan industri pertanian
sebesar 4,07%.
Industri Pengolahan[sunting | sunting sumber]

Kantor pusat PT Semen Padang di Indarung, Padang

Industri Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil atau


rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari
47.585 unit industri kecil dan 234 unit industri besar menengah,
dengan perbandingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri
besar menengah mencapai Rp 3.052 miliar, atau 95,60% dari total
investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412
miliar atau 4,40% saja dari total investasi. Nilai produksi industri
besar menengah tahun 2001 mencapai Rp. 1.623 miliar, yaitu 60 %
dari total nilai produksi, dan nilai produksi industri kecil hanya
mencapai Rp. 1.090 miliar, atau 40% dari total nilai produksi.[14]
Untuk industri pengolahan semen, pada tahun 2012 Sumatera
Barat telah memproduksi sebanyak 6.522.006 ton, lebih tinggi
dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 6.151.636 ton.
Sementara volume penjualannya pada tahun 2012 sebesar
6.845.070 ton, meningkat 10,20 % dibandingkan tahun lalu yang
sebesar 6.211.603 ton.
Jasa[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan.Bantu perbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Kembali bergeraknya perekonomian Sumatera Barat pasca gempa


serta semakin pulihnya perekonomian global terutama zona
Sumatera bagian tengah juga merupakan faktor pendorong
bergeraknya kembali sektor jasa (7,38%). Sektor jasa yang cukup
penting di provinsi ini adalah keuangan, hotel, restoran, dan agen
perjalanan. Pertumbuhan hotel di Sumatera Barat dalam tiga tahun
terakhir cukup pesat. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah
wisatawan yang datang ke provinsi ini. Selama tahun 2012 terdapat
36.623 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumatera
Barat, atau meningkat 8,27% dibandingkan tahun lalu yang
sebanyak 33.827 wisatawan.
Pertambangan[sunting | sunting sumber]
Sumatera Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan
C. Bahan tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di
kota Sawahlunto. Sedangkan Bahan tambang golongan B yang
terdiri dari air raksa, belerang, pasir besi, tembaga, timah
hitam dan perak menyebar di wilayah
kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan, Lima
Puluh Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan
C menyebar di seluruh kabupaten dan kota, sebagian besar terdiri
dari pasir, batu dan kerikil.[14]
Keuangan & Perbankan[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Perkembangan berbagai indikator perbankan pada triwulan IV-


2012, menunjukkan perbaikan seiring dengan pemulihan kondisi
ekonomi pasca gempa. Pada tahun 2012, total aset bank umum di
provinsi ini mencapai Rp 40,1 triliun dengan nilai penyaluran kredit
oleh bank umum sebesar Rp 33,8 triliun. Sedangkan total aset BPR
di provinsi ini mencapai Rp 1,53 triliun dengan nilai penyaluran
kredit oleh bank tersebut sebesar Rp 1,03 triliun.
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Kelok Sembilan

Transportasi dari dan ke Sumatera Barat saat ini dihubungkan


oleh Bandar Udara Internasional Minangkabau dan Pelabuhan
Teluk Bayur. Bandar Udara Minangkabau mulai aktif beroperasi
pada akhir tahun 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing. Bandar
udara ini terhubung dengan berbagai kota utama di Indonesia,
seperti Jakarta, Medan, Batam, Bandung, serta Kuala
Lumpur di Malaysia. Untuk meningkatkan aksebilitas Bandar Udara
Minangkabau, saat ini pemerintah sedang menyiapkan kereta
bandara dari dan menuju pusat kota Padang.
Selain Teluk Bayur, transportasi laut untuk jarak dekat berpusat
di Pelabuhan Muara. Pelabuhan ini antara lain juga melayani
transportasi menuju Kepulauan Mentawai dengan menggunakan
kapal feri atau speed boat. Pelabuhan Muara juga menjadi tempat
bersandar kapal-kapal pesiar (yacht) dan kapal-kapal nelayan.
Untuk transportasi antar kota, saat ini dilayani oleh bus-bus AKDP
dan AKAP serta travel. Di Padang, angkutan umum berpusat di
Terminal Bingkuang Air Pacah. Di Bukittinggi berpusat di Terminal
Aua Kuniang, Payakumbuh berpusat di Terminal Koto Nan Ampek,
dan Solokberpusat di Terminal Bareh Solok.
Transportasi darat lainnya, kereta api masih digunakan untuk jalur
dari Padang ke Sawahlunto, yang melalui Padang Panjang dan
Solok. Pada jalur ini, kereta api hanya dipergunakan sebagai
sarana pengangkutan batubara. Sedangkan dari Padang menuju
Pariaman, saat ini masih digunakan untuk angkutan penumpang.
Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Kereta api wisata melintasi Danau Singkarak


Lembah Harau di Lima Puluh Kota

Ombak Kepulauan Mentawaijadi tantangan para peselancar

Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau di


Padang Panjang

Jam Gadang di Bukittinggi


Sumatera Barat merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di
Indonesia. Fasilitas wisatanya yang cukup baik, serta sering
diadakannya berbagai festival dan even internasional, menjadi
pendorong datangnya wisatawan ke provinsi ini.[15] Beberapa
kegiatan internasional yang diselenggarakan untuk menunjang
pariwisata Sumatera Barat adalah lomba balap sepeda Tour de
Singkarak, even paralayang Event Fly for Fun in Lake Maninjau,
serta kejuaraan selancar Mentawai International Pro Surf
Competition.[16]
Sumatera Barat memiliki hampir semua jenis objek wisata alam
seperti laut, pantai, danau, gunung, dan ngarai. Selain itu pariwisata
Sumatera Barat juga banyak menjual budayanya yang khas,
seperti Festival Tabuik, Festival Rendang, permainan kim, dan seni
bertenun. Disamping wisata alam dan budaya, Sumatera Barat juga
terkenal dengan wisata kulinernya.
Sumatera Barat memiliki akomodasi wisata, seperti hotel dan agen
perjalanan yang cukup baik. Pada akhir tahun 2012, provinsi ini
telah memiliki 221 hotel dengan jumlah kamar mencapai 5.835
unit.[17] Namun hotel-hotel berbintang lima dan empat, hanya
terdapat di Padang dan Bukittinggi.[18] Sedangkan untuk agen
perjalanan di bawah keanggotaan ASITA, Sumatera Barat sudah
memiliki lebih dari 100 agen. Untuk melengkapi fasilitas penunjang
pariwisata, pemerintah juga menyediakan kereta api wisata yang
beroperasi pada waktu tertentu.
Untuk berbagai informasi serta literatur sejarah dan
kebudayaan Minangkabau, wisatawan dapat memperolehnya
di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan
Minangkabau (PDIKM) yang terletak di Perkampungan
Minangkabau, Padang Panjang. Di PDIKM terdapat berbagai
dokumentasi berupa foto mikrograf, surat kabar, pakaian
tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-surat
kepemerintahan, dan alur sejarah masyarakat Minangkabau sejak
abad ke-18 hingga tahun 1980-an.

Seni dan Budaya[sunting | sunting sumber]


Musik[sunting | sunting sumber]

Saluang

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera


Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan
terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini
karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun
sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur
musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik
tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, pupuik, serunai, dan
gandang tabuik.
Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita
berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan
nama sijobang.[19]
Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari
daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat
dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan,
hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman
yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.
Industri musik di Sumatera Barat semakin berkembang dengan
munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan musik
modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan
musik Minang modern di Sumatera Barat sudah dimulai sejak tahun
1950-an, ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang. Elly
Kasim, Tiar Ramon dan Nurseha adalah penyanyi Sumatera Barat
yang terkenal di era 1970-an hingga saat ini. Saat ini para
penyanyi, pencipta lagu, dan penata musik di Sumatera Barat,
bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi
Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan PARMI
(Persatuan Artis Minang Indonesia).
Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatera Barat yang turut
mendukung industri musik Minang antara lain : Tanama Record,
Planet Record, Pitunang Record, Sinar Padang Record, Caroline
Record yang terletak di Padang dan Minang Record, Gita Virma
Record yang terletak di Bukittinggi.

Sebuah pertunjukan randai

Tarian tradisional[sunting | sunting sumber]


Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat
budaya etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari
Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan
adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga
memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang
bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari
Payung, dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu
pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan
unik antara seni bela diri yang disebut silekdengan tarian, nyanyian
dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai.[20]
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai.
Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku
hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama
hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari
ular dan sebagainya.[21]

Istano Basa di Pagaruyung dibangun dengan arsitektur khas Minang

Rumah Adat[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Rumah Gadang dan Uma
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau
disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas
sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut
secara turun temurun.[9] Tidak jauh dari komplek rumah gadang
tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang
berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa
kaum tersebut namun belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan
dibagi atas dua bahagian muka dan belakang,[22] umumnya
berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti berbentuk rumah
panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau,
masyarakat setempat menyebutnya Gonjongdan dahulunya atap ini
berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah
Bagonjong[23] ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo,
yang mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka
dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat ini adalah tidak
memakai paku besi tetapi menggunakan pasak dari kayu, namun
cukup kuat sebagai pengikat.[24]
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang
berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah
mencapai satu meter yang disebut dengan uma.[25] Uma ini dihuni
oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara
umum konstruksi uma ini dibangun tanpa menggunakan paku,
tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang
bertakik.
Senjata tradisional[sunting | sunting sumber]
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan.Bantu perbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018

Senjata tradisional Sumatera Barat adalah Keris dan Kurambiak


atau Kerambit berbentuk seperti kuku harimau. Keris biasanya
dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, dan
umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam setiap acara
resmi ada terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan
gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam
acara majelis perkawinan yang masyarakat setempat
menyebutnya baralek. Sedangkan kerambit merupakan senjata
tajam kecil yang bentuknya melengkung seperti kuku harimau,
karena memang terinspirasi dari kuku binatang buas tersebut.
Senjata mematikan ini dipakai oleh para pendekar silat
Minang dalam pertarungan jarak pendek yang biasanya merupakan
senjata rahasia, terutama yang menggunakan jurus silat harimau.
Berbagai jenis senjata lainnya juga pernah digunakan
seperti tombak, pedang panjang, panah, sumpit dan sebagainya.
Masakan khas[sunting | sunting sumber]

Nasi Kapau salah satu masakan di Sumatera Barat

Artikel utama: Masakan Padang dan Masakan Sumatera Barat


Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan
Padang dan restoran Padang dengan citarasa yang pedas.
Masakan Padang dapat ditemui hampir di seluruh
penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri.[26] Beberapa
contoh makanan dari Sumatera Barat yang cukup populer
adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado
Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri
khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh)
misalnya: Padang terkenal dengan bengkuang, Padang Panjang
terkenal dengan pergedel jaguang, Bukittinggi dengan karupuak
sanjai, Payakumbuh dengan galamai dan batiah. Selain itu
Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang,
bareh randang, randang telur, dakak-dakak angko 8, rakik maco,
pinyaram, Karupuak Balado, dan termasuk juga menghasilkan Kopi
Luwak.
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Tour de Singkarak

Provinsi Sumatera Barat memiliki beberapa even olahraga yang


berskala lokal, nasional, maupun internasional, diantaranya adalah
lomba pacu kuda. Perlombaan pacu kuda sudah menjadi tradisi dan
budaya masyarakat Minangkabau. Rangkaian perlombaan pacu
kuda biasanya diselenggarakan di beberapa kota di Sumatera Barat
secara bergiliran.[27]
Even internasional lainnya adalah Tour de Singkarak yang pada
tahun 2013 telah memasuki tahun kelima. Kejuaraan ini secara
resmi telah menjadi agenda perhelatan tahunan Union Cycliste
Internationale (UCI). Beberapa kawasan wisata menjadi bagian dari
jalur lintasan lomba termasuk Lembah Harau, Danau
Maninjau, Kelok 44, Istana Basa Pagaruyung, dan danau Di atas-
Dibawah.[28] Di sisi lain, cabang olahraga perahu naga (dragon
boat) juga rutin dilaksanakan di Sumatera Barat, seperti kejuaraan
Perahu Naga Internasional di Padang yang mendatangkan peserta
dari mancanegara, serta kejuaraan Dayung Tradisional di Pantai
Carocok, Painan dan Dharmasraya.

Pers dan media[sunting | sunting sumber]

TVRI Sumatera Barat

Hampir keseluruhan saluran stasiun televisi nasional telah dapat


menjangkau kawasan Sumatera Barat. Selain itu provinsi ini juga
memiliki beberapa stasiun televisi lokal, seperti TVRI Sumatera
Barat, Padang TV, Minang TV, TV E, Favorit TV dan Bukittinggi
Televisi (BiTV).
Rata-rata disetiap kabupaten dan kota di provinsi ini telah memiliki
pemancar radio selain milik pemerintah juga swasta, seperti RRI
Padang, Radio Classy FM, Radio Jelita FM, Radio SK FM, dan
Radio Fanesa 5 FM, Radio Arif FM, Radio Harau FM.
Sumatera Barat saat ini juga banyak memiliki media cetak jenis
surat kabar, diantaranya Harian Padang Ekspres, Harian Haluan,
dan Harian Singgalang, Harian Posmetro, Harian Metro Andalas
(Metrans) Harian Rakyat Sumbar dan Harian Koran Padang. Serta
beberapa media cetak mingguan seperti Tabloid Indonesia Raya,
Binnews, dan Bakinews. Media cetak tersebut juga tersedia dan
dapat diakses secara online melalui internet.
Pada awalnya Sumatera Courant merupakan koran pertama yang
terbitkan di Sumatera Barat oleh pemerintah Hindia Belanda pada
tahun 1862. Selanjutnya tahun 1877 terbit Padangsche
Handelsblad milik swasta. Kedua surat kabar ini
menggunakan bahasa Belanda, dan baru pada tahun 1890 terbit
surat kabar bulanan Pelita Kecil yang telah menggunakan bahasa
Melayu.[29]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Daftar tokoh Sumatera Barat
 Uda Uni Sumbar

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ . Pemprov
Sumbar http://www.sumbarprov.go.id/details/news/340. Diakses
tanggal 27 April 2017. Tidak memiliki atau
tanpa |title= (bantuan)
2. ^ a b "Jumlah Penduduk Sumatera Barat". BPS Sumbar. Diakses
tanggal 29 September2010.
3. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing
Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003.
4. ^ a b c d e Asnan, Gusti, (2007), Memikir ulang regionalisme:
Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia, ISBN
978-979-461-640-6.
5. ^ Amran, Rusli (1981). Sumatra Barat hingga Plakat Panjang.
Penerbit Sinar Harapan.
6. ^ "Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan Sumatera
Barat". Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat. Diakses
tanggal 2012-05-16.
7. ^ Sieh, K.; Natawidjaja, D. (2000). "Neotectonics of the Sumatran
fault, Indonesia" (PDF). Journal of Geophysical Research, 105
(B12). hlm. 28, 295–28, dan 326.
8. ^ Marsden, William, (2009), The History of Sumatra,
BiblioBazaar, ISBN 978-0-559-09304-3.
9. ^ a b Graves, Elizabeth E., (2007), Asal usul elite Minangkabau
modern: respons terhadap kolonial Belanda abad XIX/XX,
Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, ISBN 978-979-461-661-1.
10. ^ http://www.jambi-independent.co.id Kampung Keling, Tempat
Tinggal Muslim India di Pariaman dan Padang
11. ^ http://www.tempointeraktif.com Wajah Baru Bakal Dominasi
DPRD Sumatera Barat. TempoInteraktif. Edisi 19-05-2009
12. ^ politik.vivanews.com Hanura Ungguli PPP di DPRD Sumatera
Barat. VivaNews. Edisi 19-05-2009.
13. ^ Haris, Syamsuddin, 2005, Pemilu langsung di tengah oligarki
partai: proses nominasi dan seleksi calon legislatif Pemilu 2004,
Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-22-1695-0.
14. ^ a b http://www.bi.go.id Profil Sumbar
15. ^ http://www.metrotvnews.com Tour de Singkarak Naikan 24
Persen Kunjungan Wisatawan
16. ^ Sumbar Gelar Tiga Kegiatan Internasional
17. ^ http://www.beritasatu.com Sektor Perhotelan di Sumatera Barat
Alami Peningkatan
18. ^ Ryan Ver Berkmoes, Celeste Brash; Lonely Planet Indonesia;
2010
19. ^ Phillips, Nigel, (1981), Sijobang: sung narrative poetry of West
Sumatra, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-23737-6.
20. ^ Pauka K., (1998), Theater and martial arts in West Sumatra:
Randai and silek of the Minangkabau, Ohio University
Press, ISBN 978-0-89680-205-6.
21. ^ http://www.indosiar.com Sajian Tarian Khas Mentawai (diakses
pada 25 juli 2010)
22. ^ Azinar Sayuti, Rifai Abu, (1985), Sistem ekonomi tradisional
sebagai perwujudan tanggapan aktif manusia terhadap
lingkungan daerah Sumatera Barat, hlm. 202, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
23. ^ Navis, A.A., Cerita Rakyat dari Sumatera Barat 3,
Grasindo, ISBN 979-759-551-X.
24. ^ Mengenal Rumah Adat, Pakaian Adat, Tarian Adat, Dan
Senjata Tradisional, PT Niaga Swadaya, ISBN 979-788-145-8.
25. ^ Schefold R., (1991), Mainan bagi roh: kebudayaan Mentawai,
PT Balai Pustaka, ISBN 979-407-274-5.
26. ^ Ramli, Andriati, 2008, Masakan Padang: Populer & Lezat,
Niaga Swadaya, ISBN 978-979-1477-09-3.
27. ^ travel.kompas.com Pacu "Kudo" Bangkitkan Pariwisata
Lokal (diakses 28 Oktober 2010)
28. ^ http://www.tourdesingkarak.com TdS (diakses pada 6 Juni
2011)
29. ^ Syamdani, (2009), PRRI, pemberontakan atau bukan, Media
Pressindo, ISBN 978-979-788-032-3

Bacaan lainnya[sunting | sunting sumber]


 (Indonesia) Rusli Amran, (1981), Sumatera Barat hingga Plakat
Panjang, Jakarta: Sinar Harapan.
 (Indonesia) Audrey R. Kahin, (2005), Dari pemberontakan ke
integrasi: Sumatera Barat dan politik Indonesia, 1926-1998,
Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-519-6
 (Indonesia) A.A. Navis, (1984), Alam Takambang jadi Guru.
Jakarta: PT. Grafiti Pers.
 (Indonesia) M.D. Mansoer, (1970), Sedjarah Minangkabau,
Jakarta: Bhratara.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Wikivoyage memiliki
panduan wisata West
Sumatra.

Wikimedia Commons
memiliki media
mengenai West Sumatra.

Portal Indonesia

 (Indonesia) Situs web resmi provinsi Sumbar


 (Indonesia) Profil Demografi Sumbar
 (Indonesia) Profil Ekonomi Sumbar
 (Indonesia) Profil Wisata Sumbar
 (Indonesia) Ekonomi Regional Sumbar
 (Indonesia) Statistik Regional Sumbar
 (Indonesia) Informasi seputar Sumatera Barat
 (Indonesia) Situs Antara Sumbar Portal Berita Sumatera Barat.
 (Indonesia) Situs Cimbuak.com Portal Komunitas Minang.
 (Indonesia) Situs West-Sumatra.com Portal Parawisata
Independen Komunitas Minang bertajuk fotografi.
Koordinat: 0°56′16.94″S 100°21′38.3″E

[tampilkan]

Sumatera Barat

[tampilkan]

Gubernur Sumatera Barat

[tampilkan]

 l

 b

 s
Provinsi di Indonesia

[tampilkan]
 l

 b

 s
Topik mengenai Sumatera
Kategori:
 Sumatera Barat
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu
Pencarian
Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
 Google+
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 Acèh
 English
 Bahasa Hulontalo
 हिन्दी
 Basa Jawa
 Baso Minangkabau
 Bahasa Melayu
 Basa Sunda
 中文
52 lagi
Sunting interwiki
 Halaman ini terakhir diubah pada 4 Maret 2019, pukul 15.16.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.

 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Pengembang

 Cookie statement

 Tampilan seluler


[tutup]
Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram

Kalimantan Timur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Kalimantan Timur

(Kaltim)
Banua Etam

Bendera

Lambang

Julukan: Bumi Mulawarman

Semboyan: Ruhui Rahayu


(Bahasa Banjar: "kehidupan yang harmonis, damai sejahtera, aman dan tenteram")

Hari jadi 1 Januari 1957

Dasar hukum UU No. 25 Tahun 1956


Ibu kota Samarinda

Area

- Total luas 127.346,92 km2

- Luas perairan 10.217 km2

- % daerah perairan 4,2%

Populasi

- Total 3.575.449 jiwa[1] (2017) (18)

- Kepadatan 28,07 jiwa/km2

Pemerintahan

- Gubernur Isran Noor

- Wagub Hadi Mulyadi

- Ketua DPRD M. Syahrun HS

- Sekda Meiliana

- Kabupaten 7

- Kota 3

- Kecamatan 107

- Kelurahan 1.032

APBD

- DAU Rp. 55.539.336.500.-

Demografi

- Etnis Dayak 30.24%


Banjar 20.81%
Kutai 12.45%
Paser 9.94%
Jawa 7.80%
Bugis 2.21%
Toraja 1.89%
Sunda 1.57%
Madura 1.32%
Buton 1.25%
Lain-lain (10.51%) [2]

- Agama Islam 85,57%


Kristen Protestan 9,41%
Katolik 4,17%
Buddha 0,49%
Hindu 0,28%
Konghucu 0,05%
Kaharingan 0,03%[1]

- Bahasa Indonesia
Banjar
Kutai
Dayak

Zona waktu +8

Lagu daerah Indung Indung

Rumah tradisional Rumah Lamin

Senjata tradisional Mandau, Bujak, Serepang, Kelibit, Sumpit,


Gayang

Situs web www.kaltimprov.go.id

Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian
ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 127.346,92 km² dan populasi
sebesar 3.575.449 jiwa (2017).[1] Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah
keempat di nusantara. Ibukota provinsi ini adalah kota Samarinda.
Provinsi Kalimantan Timur sebelum dimekarkan menjadi Kalimantan Utara merupakan provinsi
terluas kedua di Indonesia setelah Papua, dengan luas 194.489 km persegi yang hampir sama
dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8% dari total luas wilayah Indonesia.
Daftar isi

 1Sejarah
o 1.1Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur
o 1.2Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru
 2Geografi dan Iklim[21]
o 2.1Geografi
o 2.2Iklim
o 2.3Suhu dan Kelembaban
o 2.4Curah Hujan dan Keadaan Angin
 3Sumber Daya Alam
o 3.1Keanekaragaman Hayati
o 3.2Sumber Daya Alam
 4Pemerintahan
o 4.1Keadaan Desa/Kelurahan[21]
o 4.2Pegawai Negeri Sipil[21]
o 4.3Gubernur
 4.3.1Pembantu Gubernur
 5Pembagian administratif
 6Perwakilan
 7Perekonomian
 8Pendidikan
 9Sosial Kemasyarakatan
o 9.1Suku Bangsa
o 9.2Bahasa Daerah
o 9.3Pariwisata, Seni dan Budaya
 9.3.1Lagu Daerah
 9.3.2Seni Suara
 9.3.3Seni Berpantun
o 9.4Agama
 10Seni dan Budaya
o 10.1Musik
o 10.2Tarian
o 10.3Penyembuhan Penyakit
o 10.4Tolak Bala/Hajatan/Selamatan
o 10.5Perkawinan
o 10.6Senjata Tradisional
o 10.7Upacara Adat Kematian
 11Referensi
 12Lihat pula
 13Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Sejarah Kalimantan Timur
Wilayah Kalimantan Timur dahulu mayoritas adalah hutan hujan tropis. Terdapat beberapa kerajaan
yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan
Kutai Kartanegara ing Martadipura, dan Kesultanan Pasir.
Wilayah Kalimantan Timur meliputi Paser, Kutai, Berau dan juga Karasikan (Buranun/pra-
Kesultanan Sulu) diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di
Negara Dipa (yang berkedudukan di Candi Agung di Amuntai) hingga tahun 1620 pada masa
Kesultanan Banjar. Dengan bala bantuan dari Kerajaan Demak, Kesultanan Banjar terus
melebarkan pengaruhnya ke Paser, Kutai, dan Berau. Perjanjian yang ditanda tangani antara Pieter
Pietarsz (utusan VOC) dengan Raja Kutai Kartanegara dalam tahun 1635 memuat antara lain
bahwa perdagangan bebas hanya dibolehkan antara Kerajaan Kutai dengan orang-orang Banjar
dan Belanda saja. Kedatangan orang Banjar membantu memperluas pengaruh kekuasaan
Kesultanan Kutai terhadap masyarakat Dayak di pedalaman.[3][4] Semenjak itulah pedagang-
pedagang asal Banjar mulai mendominasi sebelum kedatangan migrasi orang Bugis pada tahun
1638-1654 dan jatuhnya Makasar ke tangan Belanda tahun 1667. Antara tahun 1620-1624, negeri-
negeri di Kaltim sempat menjadi daerah pengaruh Sultan Alauddin dari Kesultanan Makassar,
sebelum adanya perjanjian Bungaya.[5] Menurut Hikayat Banjar Sultan Makassar pernah meminjam
tanah untuk tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada
Sultan Mustain Billah dari Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan
perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng
Pattingalloang[6], yang menjadi mangkubumi dan penasihat utama bagi Sultan Muhammad Said,
Raja Gowa tahun 1638-1654 dan juga mertua Sultan Hasanuddin[7][8][9] yang akan menjadikan
wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-
Tallo)[6] sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Namun berdasarkan
Perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC pada tahun 1635, VOC membantu Banjar
mengembalikan negeri-negeri di Kaltim menjadi wilayah pengaruh Kesultanan Banjar. Hal tersebut
diwujudkan dalam perjanjian Bungaya, bahwa Kesultanan Makassar dilarang berdagang hingga ke
timur dan utara Kalimantan.
Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur,
Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk
Banjarmasin) kepada Hindia Belanda. CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4
Mei 1826. / B 29 September 1826 No. 10, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan
kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan
sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.[10][11]
Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah
Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama
H. Von Dewall.[12] Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda.[13] Kaltim 1800-1850.[14] Dalam
tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling van Borneo bagian dari Residentie
Zuider en Oosterafdeeling van Borneo.[15] Dalam tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen
(wilayah dependensi)[16] Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust
van Borneo.[17][18] Tahun 1942 Kaltim merupakan Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en
Beraoe.[19]

Provinsi Borneo dibentuk pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan gubernur pertama Pangeran Muhammad
Noor. Status gubernur Borneo menjadi tidak relevan setelah Perjanjian Linggarjati.

Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia


memiliki 8 provinsi, yaitu: Sumatera, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Pada masa pergerakan kemerdekaan (1945-1949),
Indonesia mengalami perubahan wilayah akibat kembalinya Belanda untuk menguasai Indonesia,
dan sejumlah "negara-negara boneka" dibentuk Belanda dalam wilayah negara Indonesia. Wilayah
Kalimantan Timur baru bergabung ke dalam Negara Republik Indonesia secara resmi pada 10 April
1950.
Sebelumnya, pada awal 1950 rakyat Kaltim dalam wadah koalisi Front Nasional yang dipimpin
Abdoel Moeis Hassan (bukan Inche Abdoel Moies) menuntut penghapusan swapraja-swapraja alias
empat Kesultanan yang ada di Kaltim serta menuntut agar Federasi Kaltim bergabung ke RI.
Kala itu, Federasi Kaltim warisan Van Mook berada dalam kedaulatan Negara Republik Indonesia
Serikat (RIS), bukan RI. Pemerintahan Federasi Kaltim merupakan gabungan Kesultanan Kutai,
Sambaliung, Gunung Tabur, Bulungan, plus neoswapraja Pasir.
Tuntutan Front Nasional dipenuhi pemerintah lokal dan pusat. Berturut-turut: Februari, 10 Maret, dan
16 Maret; Dewan Kaltim, Federasi Kaltim, dan Residen Kaltim meminta Pemerintah RIS
mewujudkan tuntutan rakyat Kaltim. 19 Maret Pemerintah RI setuju. 24 Maret Presiden RIS juga
setuju.
Penggabungan Kaltim ke wilayah RI dilakukan dalam upacara serah-terima dari Pemerintah RIS
kepada Pemerintah RI. RIS diwakili Aji Raden Afloes (Plt. Residen Kaltim). Adapun RI diwakili Dr.
Moerdjani (Gubernur Kalimantan). Bertindak sebagai saksi, Menteri Dalam Negeri Mr. Soesanto
Tirtoprodjo.
Penggabungan Kaltim ke RI tercatat dalam sejarah sebagai daerah pertama di luar Jawa dan
Sumatra usai Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menggabungkan diri ke wilayah RI. Status
wilayah kaltim pada awal bergabung ke RI hingga 6,5 tahun kemudian adalah keresidenan di bawah
Provinsi Kalimantan yang beribu kota di Banjarmasin.[20]

Provinsi Kalimantan dibentuk kembali pada tanggal 14 Agustus 1950yang beribukota di Banjarmasin, dengan
gubernur dr. Moerdjani (m. 1950-1953) dan sebagai Kepala Daerah Provinsi Kalimantan adalah Mas
Subarjo (m. 1950-1953).

Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur[sunting | sunting sumber]


Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis
dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang
Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan. Sesuai
dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Pada tahun 2012, kembali terjadi
pemekaran wilayah yang ditandai dengan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara.
Kantor Gubernur Kalimantan Timur.

Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang


No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara
Tahun 1955 No.9).
Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas:

 Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:

1. Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai


ibukotanya dan sekaligus sebagai ibukota Provinsi Kalimantan
Timur.
2. Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai
ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.

 Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:

1. Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong


2. Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
3. Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.
4. Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru[sunting | sunting sumber]

Gedung DPRD Kaltim

Berdarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif
Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1989,
maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam Perkembangan
lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang
Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:

1. Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar


2. Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta
3. Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau
4. Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan
5. Kabupaten Mahakam Ulu beribukota di Ujoh Bilang
6. Kota Tarakan (peningkatan kota administratif Tarakan menjadi
kotamadya)
7. Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi
kotamadya)
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami
pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pada tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai kabupaten
baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Kalimantan Timur menjadi
14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten
Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.
Pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR RI mengesahkan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara
yang merupakan pemekaran dari Kalimantan Timur. Kabupaten Bulungan, Kabupaten
Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi
baru tersebut, sehingga jumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur berkurang menjadi 9
wilayah. Pada bulan Mei 2013 Kabupaten Mahakam Ulu dimekarkan dari Kutai Barat sehingga
kabupaten dan kota di Kalimantan Timur menjadi 10 wilayah.

Geografi dan Iklim[21][sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Geografi Kaltim
Geografi[sunting | sunting sumber]
Daerah Kalimantan Timur yang terdiri dari luas wilayah daratan 127.346,92 km² dan luas
pengelolaan laut 25.656 km², terletak antara 113°44' dan 119°00' Bujur Timur, dan antara 2°33
'Lintang Utara dan 2°25' Lintang Selatan. Dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah,
Kalimantan Timur yang merupakan provinsi terluas ketiga setelah Papua dan Kalimantan Tengah,
dibagi menjadi 7 (tujuh) kabupaten, 3 (tiga) Kota, 107 kecamatan dan 1.032 desa/kelurahan.[1] Tujuh
kabupaten tersebut adalah Paser dengan ibukota Tanah Grogot, Kutai Barat dengan ibukota
Sendawar, Kutai Kartanegara dengan ibukota Tenggarong, Kutai Timur dengan ibukota Sangatta,
Berau dengan ibukota Tanjung Redeb, Penajam Paser Utara dengan ibukota Penajam, dan
Mahakam Ulu dengan ibukota Long Bagun (pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat). Sedangkan
tiga Kota adalah Balikpapan, Samarinda, dan Bontang. Kalimantan Timur merupakan salah satu
pintu gerbang utama di wilayah Indonesia bagian Timur. Daerah yang juga dikenal sebagai gudang
kayu dan hasil pertambangan ini mempunyai ratusan sungai yang tersebar pada hampir semua
kabupaten/kota dan merupakan sarana angkutan utama di samping angkutan darat, dengan sungai
yang terpanjang Sungai Mahakam.
Provinsi Kalimantan Timur terletak di paling timur Pulau Kalimantan. Tepatnya provinsi ini
berbatasan langsung dengan Kalimantan Utara di sebelah Utara, Laut Sulawesi dan Selat Makasar
di sebelah Timur, Kalimantan Selatan di sebelah Selatan, dan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah
serta Malaysia di sebelah Barat. Daratan Kalimantan Timur tidak terlepas dari perbukitan yang
terdapat hampir di seluruh kabupaten. Jumlah danau di provinsi ini juga cukup banyak yaitu sekitar
18 buah. Sebagian besar danau-danau tersebut berada di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan
danau yang paling luas yaitu Danau Semayang dan Melintang yang masing-masing mempunyai
luas area 13.000 ha dan 11.000 ha.
Iklim[sunting | sunting sumber]
Citra satelit Kaltim ketika musim kemarau.

Seperti iklim wilayah Indonesia pada umumnya, Kalimantan Timur beriklim tropis dan mempunyai
dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada
bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada bulan November
sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan
musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Selain itu, karena letaknya di daerah khatulistiwa maka
iklim di Kalimantan Timur juga dipengaruhi oleh angin Muson, yaitu angin Muson Barat November-
April dan angin Muson Timur Mei-Oktober. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di
Kalimantan Timur kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam
kenyataannya tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya
kemarau justru terjadi hujan dengan waktu yang jauh lebih panjang.
Suhu dan Kelembaban[sunting | sunting sumber]
Suhu udara suatu tempat ditentukan oleh tinggi dan rendahnya daerah tersebut dari permukaan laut
dan jaraknya dari pantai. Secara umum, Kalimantan Timur beriklim panas dengan suhu pada tahun
2013 berkisar antara 21,6 ⁰C di Berau pada bulan Oktober sampai 35,6 ⁰C di Berau pada bulan
September. Rata-rata suhu terendah adalah 22,1⁰C dan tertinggi 35,1⁰C terjadi di Berau. Selain
sebagai daerah tropis dengan hutan yang luas, pada tahun 2013 rata-rata kelembaban udara
Kalimantan Timur antara 83-87 persen. Kelembaban udara terendah diamati oleh stasiun
meteorologi Samarinda terjadi pada beberapa bulan dengan kelembaban 82 persen. Sedangkan
tertinggi terjadi di Berau pada bulan Februari dengan kelembaban 91 persen.
Curah Hujan dan Keadaan Angin[sunting | sunting sumber]
Curah hujan di daerah Kalimantan Timur sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun
pengamat. Rata-rata curah hujan tertinggi tercatat pada Stasiun Meteorologi Berau sebesar
245,1 mm dan terendah selama tahun 2013 tercatat pada Stasiun Meteorologi Samarinda yaitu
237,8 mm. Pada beberapa stasiun pengamat memantau kondisi angin di Kalimantan Timur pada
2013. Pengamatan menunjukkan bahwa kecepatan angin antara 3 sampai 4 knot. Kecepatan angin
tertinggi adalah 4 knot terjadi di Balikpapan dan Berau, sementara yang terendah adalah 3 knot di
Samarinda.

Sumber Daya Alam[sunting | sunting sumber]


Keanekaragaman Hayati[sunting | sunting sumber]
Kalimantan Timur memiliki kekayaan flora dan fauna.[22] Di Kalimantan Timur kira-kira tumbuh
sekitar 1000-189.000 jenis tumbuhan,[butuh rujukan] antara lain anggrek hitam yang harga per bunganya
dapat mencapai Rp, 100.000,- hingga Rp, 500.000,-
Sumber Daya Alam[sunting | sunting sumber]
Masalah sumber daya alam di sini terutama adalah penebangan hutan ilegal yang memusnahkan
hutan hujan, selain itu Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Kutai Timur ini juga
dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan hujan yang masih tersisa. Pemerintah lokal masih
berusaha untuk menghentikan kebiasaan yang merusak ini. Selain Itu Juga Memiliki Sumber daya
Alam untuk Pariwisata.

Danau Melintang di Kutai Kartanegara, selatan Kaltim.

Air Terjun Tanah Merah, Samarinda.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]


Keadaan Desa/Kelurahan[21][sunting | sunting sumber]
Dari sebanyak 1.026 desa definitif terdapat 155 desa yang masih berstatus swadaya, 373 desa
swakarya dan 498 desa swasembada. Sedangkan dari sejumlah desa definitif tersebut, 158 desa
mempunyai LKMD (Lembaga Keamanan Masyarakat Desa) kategori I, 333 Desa kategori II dan 529
desa kategori III.
Pegawai Negeri Sipil[21][sunting | sunting sumber]
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga honorer di kantor pemerintah kabupaten/ kota se-
Kalimantan Timur berjumlah 87.408 orang, yang terbanyak di Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara yaitu 16.575 orang, sedangkan yang paling sedikit di Pemerintah Kabupaten Mahakam
Ulu yaitu sebanyak 742 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan PNS pada kantor pemerintah
provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur, 14 orang (13 laki-laki dan 1 perempuan) berpendidikan S-3,
berpendidikan S1/DIV sebanyak 2.155 orang, sedangkan berpendidikan SLTA 2.759 orang.
Gubernur[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar gubernur Kalimantan Timur
Saat ini Gubernur dijabat oleh Awang Faroek Ishak. Ia mencalonkan diri sebagai menjadi Gubernur
Kalimantan Timur pada tahun 2008 dan akhirnya terpilih pada putaran kedua dan dilantik pada 17
Desember 2008. Ia juga terpilih kembali sebagai Gubernur Kalimantan Timur pada Pemilukada
Kalimantan Timur 2013.
Pembantu Gubernur[sunting | sunting sumber]
Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Dearah Provinsi Kalimantan Timur
dalam mengelola Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan di daerah ini, dibentuk 2 (dua)
Pembantu Gubernur yang bertugas Mengkoordinir Wilayah Utara dan Wilayah Selatan, yaitu:

1. Pembantu Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota


Tarakan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan
gubernur untuk Wilayah Kabupaten Berau, Bulungan dan Kota
Administratif Tarakan.
2. Pembantu Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota
Balikpapan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan
gubernur untuk Kotamadya Balikpapan, Kabupaten
Kutai, Kabupaten Paser dan Kota Administratif Bontang.
Kemudian institusi dua Pembantu Gubernur Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara tersebut
telah ditiadakan sejak tahun 1999. Kebijakan penghapusan institusi ini semata-mata untuk
memenuhi ketentuan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]


Setelah pembentukan provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur kini terbagi menjadi 7 kabupaten
dan 3 kota, antara lain:

Lua
Juml
s
Bup ah
Kabu Pusat Wil Kelur Lo
ati/ Pend Keca go CiutkanPeta
N paten/ aya ahan/
Pemeri uduk mata
o. Wali h Lokasi
ntahan n Desa
Kota Kota (2017
(km
)[21]
2)[21]

Kabupat Tanjung Muharr 21.240,


1 219.263 13 10/100
en Berau Redeb am 00

Kabupat
F.X. 20.381,
2 en Kutai Sendawar 158.560 16 4/190
Yapan 59
Barat

Kabupat
Edi
en Kutai Tenggaro 23.601,
3 Daman 670.458 18 44/193
Kartaneg ng 91
syah
ara
Lua
Juml
s
Bup ah
Kabu Pusat Wil Kelur Lo
ati/ Pend Keca go CiutkanPeta
N paten/ aya ahan/
Pemeri uduk mata
o. Wali h Lokasi
ntahan n Desa
Kota Kota (2017
(km
)[21]
2)[21]

Kabupat
Ismuna 35.747,
4 en Kutai Sangatta 416.800 18 2/139
ndar 50
Timur

Kabupat Bonifas
en Ujoh ius 15.315,
5 24.455 5 -/50
Mahaka Bilang Belawa 00
m Ulu n Geh

Yusria
Kabupat Tana nsyah 7.730,8
6 254.503 10 5/139
en Paser Paser Syarka 8
wie

Kabupat
en Abdul
3.333,0
7 Penajam Penajam Gafur 166.554 4 24/30
6
Paser Mas'ud
Utara
Lua
Juml
s
Bup ah
Kabu Pusat Wil Kelur Lo
ati/ Pend Keca go CiutkanPeta
N paten/ aya ahan/
Pemeri uduk mata
o. Wali h Lokasi
ntahan n Desa
Kota Kota (2017
(km
)[21]
2)[21]

Kota
Rizal
8 Balikpap - 527,00 619.983 6 34/-
Effendi
an

Neni
Kota
9 - Moerni 406,70 174.292 3 15/-
Bontang
aeni

Kota
Syahari
10 Samarin - 783,00 766.015 10 59/-
e Jaang
da

Perwakilan[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Timur
DPRD Kalimantan Timur hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 berasal dari sepuluh partai politik.[23]

Partai Kursi %

Partai Golkar 14
PDI-P 10

6
Partai Gerindra

Partai Demokrat 4

4
PKB

4
PAN

Partai Hanura 4

4
PKS

3
Partai NasDem

PPP 3

Total 55

Perekonomian[sunting | sunting sumber]


Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain
yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.
Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri
berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten-kabupaten
di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain.
Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan
Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan,
peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang
di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong dan lain-lain.
Tapi ada kendala dalam menuju tempat-tempat di atas, yaitu transportasi. Banyak bagian di provinsi
ini masih tidak memiliki jalan aspal, jadi banyak orang berpergian dengan perahu dan pesawat
terbang dan tak heran jika di Kalimantan Timur memiliki banyak bandara perintis. Selain itu, akan
ada rencana pembuatan Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata demi memperlancar
perekonomian.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Gedung Rektorat Universitas Mulawarman di Kalimantan Timur.

Dalam bidang pendidikan, Kalimantan Timur terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan guna
mencetak sumber daya manusia Provinsi Kalimantan Timur yang dapat bersaing di kancah nasional
maupun internasional. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membuat langkah-langkah
diantaranya mencanangkan Program Wajib Belajar 12 Tahun dan dialokasikannya dana APBD
sebesar 20% untuk pendidikan. Selain itu juga pemerintah mempunyai program beasiswa yaitu
Kaltim Cemerlang yang diperuntukkan untuk masyarakat Kalimantan Timur dalam rangka
meningkatkan pembangunan di wilayah Kalimantan Timur[24]
Provinsi Kalimantan Timur memiliki universitas terbesar yaitu Universitas Mulawarman, Universitas
ini telah banyak didukung dalam pengembangan dari infrastruktur maupun kualitas SDM tenaga
pendidik oleh Pemerintah Provinsi. Selain Universitas Mulawarman juga terdapat perguruan-
perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya yang juga didukung oleh Pemerintah Provinsi maupun
pemerintah kabupaten/kota.
Selain perguruan tinggi, provinsi Kalimantan Timur terus meningkatkan kualitas sekolah-sekolah dari
segi SDM dan infrastruktur. Kini telah banyak sekolah-sekolah bertaraf nasional maupun
internasional yang sedang digarap di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.[24]

Sosial Kemasyarakatan[sunting | sunting sumber]


Suku Bangsa[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Suku bangsa di Kalimantan Timur
Etnis paling dominan di Kalimantan Timur yaitu etnis Jawa (30,24%) yang menyebar di hampir
seluruh wilayah terutama daerah transmigrasi hingga daerah perkotaan. Etnis terbesar kedua
yaitu Bugis (20,81%) yang banyak menempati kawasan pesisir dan perkotaan. Etnis terbesar ketiga
adalah Banjar (12,45%) yang cukup dominan di Kota Samarindadan Balikpapan. Kalimantan Timur
merupakan tujuan utama migran asal Pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan.
Di urutan keempat yaitu Etnis Dayak (9,94%) yang menempati daerah pedalaman.
Etnis Kutai (7,80%) yang mendiami Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Kutai Barat berada di urutan
kelima. Di urutan keenam hingga sepuluh berturut-turut yaitu
etnis Toraja (2,21%), Paser (1,89%), Sunda (1,57%), Madura (1,32%) dan Suku Buton (1,25%)
serta suku-suku lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Komposisi Suku Bangsa di Kalimantan Timur (sebelum pemekaran Kalimantan Utara), yaitu:[25]

Suku Jumlah Konsentrasi Jumlah Konsentrasi


Nomor
bangsa (2010) [2] (2010) (2000) [26] (2000)

1 Jawa 1.069.605 30,24% 721.351 29,55%

2 Bugis 735.819 20,81% 445.820 18,26%

2 Banjar 440.453 12,45% 340.381 13,94%

4 Dayak 351.437 9,94% Tidak ada data Tidak ada data

5 Kutai 275.696 7,80% 224.859 9,21%

6 Toraja 78.251 2,21% 47.877 1,96%

7 Paser 67.015 1,89% 54.162 2,22%

8 Sunda 55.659 1,57% 38.941 1,59%

9 Madura 46.823 1,32% 30.181 1,24%

10 Buton 44.193 1,25% Tidak ada data Tidak ada data

Suku-suku
11 371.552 10,51% - -
lainnya

Total 3.536.503 100,00% 2.451.533 100,00%

Bahasa Daerah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Bahasa daerah di Kalimantan Timur
Bahasa pengantar masyarakat Kalimantan Timur umumnya menggunakan Bahasa
Indonesia dan Bahasa Banjar. Persebaran Bahasa Banjar ke Kalimantan Timur karena besarnya
jumlah perantauan Suku Banjar asal Kalimantan Selatan sehingga Bahasa Banjar digunakan
sebagai bahasa sehari-hari khususnya di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan. Penutur Bahasa
Jawa dan Bahasa Bugis juga cukup besar di Kalimantan Timur karena banyaknya pendatang
asal Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi yang mendiami Kalimantan Timur.
Bahasa lainnya yang dituturkan masyarakat Kalimantan Timur diantaranya adalah rumpun Melayik
seperti Bahasa Kutai Kota Bangun[27], Bahasa Kutai Tenggarong[28], Bahasa Berau[29] dan rumpun
Barito seperti Bahasa Paser[30], Bahasa Benuaq[31], Bahasa Bentian[32], Bahasa Tunjung[33] dan
bahasa Borneo Utara/Orang Ulu seperti Bahasa Bahau[34], Bahasa Modang[35], Bahasa
Aoheng/Penihing[36] , Bahasa Seputan[37], Bahasa Basap Berau[38]
Pariwisata, Seni dan Budaya[sunting | sunting sumber]
Lagu Daerah[sunting | sunting sumber]

 Burung Enggang (bahasa Kutai)


 Meharit (Bahasa Kutai)
 Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
 Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)
 Bebilin (Bahasa Tidung)
 Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
 Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
 Ayen Sae (Bahasa Dayak)
 Sorangan (Bahasa Banjar)
 Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
 Buah Bolok (Bahasa Kutai)
 Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
 Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)
 Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
 Ading Manis (Bahasa Banjar)
 Indung-Indung (Bahasa Melayu Berau)
 Basar Niat (Bahasa Melayu Berau)
 Berampukan (Bahasa Kutai)
 Undur Hudang (Bahasa Kutai)
 Kada Guna Marista (Bahasa Banjar)
 Tajong Samarinda (Bahasa Kutai)
 Citra Niaga (Bahasa Kutai)
 Taman Anggrek Kersik Luwai
 Ne Poq Batangph
 Banuangku
 Kekayaan Alam Etam (Bahasa Kutai)
 Mambari Maras (Bahasa Banjar)
 Kambang Goyang (Bahasa Banjar)
 Apandang Jakku
 Keledung
 Ketuyak
 Jalung
 Antu
 Mena Wang Langit
 Tung Tit
 To Kejaa
 Ting Ting Nging
 Endut-Endut
 Enjung-Enjung
 Julun Lajun
 Sungai Mahakam
 Samarinda Kota Tepian (Bahasa Kutai)
 Jagung Tepian
 Kandania
 Sarang Kupu
 Adui Indung
 Nasi Bekepor (Bahasa Kutai)
 Nasib Awak
 Tenau
 Luwai
 Balarut di Sungai Mahakam (Bahasa Banjar)
 Leleng (Bahasa Kenyah)
 Merutuh(Bahasa Tonyooi-Benuaq)
Seni Suara[sunting | sunting sumber]

 Bedeguuq (Dayak Benuaq)


 Berijooq (Dayak Benuaq)
 Ninga (Dayak Benuaq)
 Enluei (Dayak Wehea)
Seni Berpantun[sunting | sunting sumber]

 Perentangin (Dayak Benuaq)


 Ngelengot (Dayak Benuaq)
 Ngakey (Dayak Benuaq)
 Ngeloak (Dayak Benuaq)
Agama[sunting | sunting sumber]
Sensus penduduk tahun 2015 menunjukkan bahwa masyarakat di Kalimantan Timur didominasi
oleh penganut agama Islam. Selain agama Islam juga terdapat berbagai agama lain yang diakui di
Indonesia yakni Kristen Protestan, Katolik, Buddha dan Hindu.
Agama di Kalimantan Timur [39]
Agama Percent
Islam   85.57%
Kristen Protestan   9.41%
Katolik   4.17%
Buddha   0.49%
Hindu   0.28%
Konghucu   0.05%
Kaharingan   0.03%
Seni dan Budaya[sunting | sunting sumber]
Musik[sunting | sunting sumber]

 Tingkilan (suku Kutai)


 Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea)
Tarian[sunting | sunting sumber]

 Tarian Gantar dari Suku Dayak Benuaq


 Tarian Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq
 Tarian Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq
 Tarian Kencet dari Suku Dayak Kenyah
 Tarian Datun dari Suku Dayak Kenyah
 Tarian Hudoq dari Suku Dayak Wehea
 Tarian Kejien dari Suku Dayak Wehea
 Belian
 Tarian Maropeng dari Suku Banjar Samarinda
Penyembuhan Penyakit[sunting | sunting sumber]

 Beliatn Bawo (suku Dayak Benuaq)


 Beliatn Sentiyu (suku Dayak Benuaq)
 Beliatn Kenyong (Suku Dayak Benuaq)
 Beliatn Luangan (suku Dayak Benuaq)
 Beliatn Bejamu (suku Dayak Benuaq)
Tolak Bala/Hajatan/Selamatan[sunting | sunting sumber]

 Nuak (dari Suku Dayak Benuaq)


 Bekelew (suku Dayak Benuaq)
 Nalitn Tautn (suku Dayak Benuaq)
 Paper Maper (suku Dayak Benuaq)
 Besamat (suku Dayak Benuaq)
 Pakatn Nyahuq (suku Dayak Benuaq)
Perkawinan[sunting | sunting sumber]

 Ngompokng (suku Dayak Benuaq)


 Tari Kantarijar (suku Kutai)
Senjata Tradisional[sunting | sunting sumber]

Mandau
 Mandau - Manaau
 Gayang
 Keris Buritkang
 Sumpit - Potaatn
 Perisai - Keleubet
 Tombak - Belokokng
Upacara Adat Kematian[sunting | sunting sumber]

 Kwangkey/Kuangkay (suku Dayak Benuaq)


 Kenyeuw (suku Dayak Benuaq)
 Parepm Api/Tooq (suku Dayak Benuaq)

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ a b c d "Provinsi Kalimantan Timur Dalam Angka 2018". BPS Provinsi
Kalimantan Timur. Diakses tanggal 13 Februari 2019.
2. ^ a b Aris Ananta (2015). Demography of Indonesia’s Ethnicity. Institute
of Southeast Asian Studies dan BPS – Statistics Indonesia.
3. ^ (Indonesia) Dr.Yekti Maunati (2003). Identitas Dayak. Indonesia:
Lkis Pelangi Aksara. hlm. 313. ISBN 9789799492982. ISBN
979949298X
4. ^ (Indonesia)Kartodirdjo, Sartono (1987). Pengantar sejarah Indonesia
baru, 1500-1900: Dari emporium sampai imperium. Indonesia:
Gramedia. hlm. 121. ISBN 9794031291.ISBN 9789794031292
5. ^ (Belanda)Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). "Tijdschrift voor
Nederlandsch-Indië". 23 (1-2): 201.
6. ^ a b (Melayu) Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat
Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan
Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.ISBN 983-62-
1240-X
7. ^ Hikayat Banjar: "Kemudian daripada itu tatkala Kiai Martasura ke
Mangkasar, zaman Karaing Patigaloang itu, ia menyuruh pada
Marhum Panembahan itu meminjam Pasir itu akan tempatnya
berdagang serta bersumpah: "Barang siapa anak cucuku hendak
aniaya lawan negeri Banjar mudah-mudahan dibinasakan Allah itu."
Maka dipinjamkan oleh Marhum Panembahan. Itulah mulanya Pasir -
serta diberi desa namanya Satui dan Hasam-Hasam dan Kintap,
dan Sawarangan itu, Banacala, Balang Pasir
dan Kutai dan Berau serta Karasikan - itu tiada mahanjurkan hupati ke
Martapura itu.
8. ^ (Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1857). "Tijdschrift
voor Indische taal-, land-, en volkenkunde". 6. Lange & Co.: 243.
9. ^ (Indonesia) Denys Lombard. Nusa Jawa: silang budaya kajian
sejarah terpadu: Jaringan Asia,. 2. PT Gramedia Pustaka Utama.
hlm. 129. ISBN 9796054531. ISBN 978-979-605-453-4 ISBN 979-605-
452-3 ISBN 978-979-605-452-7
10. ^ (Indonesia) Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-
surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan
pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-
Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia,
Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 228.
11. ^ Perkara 4. Sri Paduka Sultan Adam salinkan kepada radja dari
Nederland segala negeri jang tersebut di bawah ini : Pulau Tatas dan
Kuin sampai di subarang kiri Antasan Ketjil dan pulau Burung mulai
dari kuala Bandjar subarang kanan sampai di Pantuil dan di Pantuil
subarang pulau Tatas lantas ke timur Rantau Kuliling dengan segala
sungai2nja Kelajan Ketjil Kelajan Besar dan kampung jang di
subarang pulau Tatas sampai di sungai Messa di ulu kampung Tjina
lantas ke darat sampai di sungai Baru sampai di sungai Lumbah dan
pulau Bakumpai mulai dari kuala Bandjar subarang kiri mudik sampai
di kuala Andjaman di kiri milir sampai kuala Lopak dan segala tanah
Dusun semuanja desa2 kiri kanan mudik ka ulu mulai Mengkatip
sampai terus negeri Siang dan di ilir sampai di kuala Marabahan dan
tanah Dajak Besar Ketjil dengan semuanja desa2nja kiri kanan mulai
di kuala Dajak mudik ka ulu sampai terus ke ilir sungai Dajak dengan
segala tanah di daratan jang takluk padanja dan tanah Mendawai
Sampit Pembuang semuanja desa2nja dengan segala tanah jang
takluk padanja dan tanah Kutaringin Sintang Lawey Djelei semuanja
desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja. Dan Taboniou
dan segala tanah Laut sampai di Tandjung Silatan dan ke timur
sampai watas dengan Pagatan dan ka oetara sampai di kuala Maluka
mudik sungai Maluka Selingsing Lijang Anggang Banju Irang lantas ke
timur sampai di gunung Pamaton sampai watas dengan tanah
Pagatan dan negeri jang di pasisir timur Pagatan Pulau Laut Batu
Litjin Pasir Kutai Barau semuanja dengan tanah2 jang takluk padanja.
12. ^ (Inggris) Magenda, Burhan Djabier (2010). East Kalimantan: The
Decline of a Commercial Aristocracy. Equinox Publishing. ISBN 602-
8397-21-0.ISBN 978-602-8397-21-6
13. ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). "Staatsblad van
Nederlandisch Indië". s.n.
14. ^ (Inggris) (2007)"Borneo, 1800-1857". Digital Atlas of Indonesian
History. Robert Cribb. Diakses tanggal 9 August 2011.
15. ^ (Inggris) (2007)"Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca
1879". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses
tanggal 9 August 2011.
16. ^ (Inggris) (2007)"Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo,
1900". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses
tanggal 9 August 2011.
17. ^ (Inggris) (2009)"Administrative divisions in Dutch Borneo,
1902". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses
tanggal 9 August 2011.
18. ^ (Inggris) (2007)"Administrative divisions in Dutch and British Borneo,
1902". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses
tanggal 9 August 2011.
19. ^ (Inggris) (2007)"Borneo in 1942". Digital Atlas of Indonesian History.
Robert Cribb. Diakses tanggal 9 August 2011.
20. ^ : Muhammad Sarip, Samarinda Tempo Doeloe Sejarah Lokal 1200–
1999.
21. ^ a b c d e 2014, Kalimantan Timur dalam Angka 2014, Badan Pusat
Statistik Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak
sah; nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi
berbeda
22. ^ (Inggris) Guhardja, Edi (2000). Rainforest ecosystems of East
Kalimantan: El Niño, drought, fire and human impacts.
Springer. ISBN 4431702725.ISBN 978-4-431-70272-6
23. ^ Situs Resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan: Daftar
Anggota DPRD Provinsi Kalsel 2014-2019 Terpilih, diakses 3 Juli
2017
24. ^ a b Pendidikan. Situs Pemerintah Provinsi Kaltim. Diakses pada 9
November 2012
25. ^ "Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing
Political Landscape"(PDF). Institute of Southeast Asian Studies.
26. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political
Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003.
27. ^ http://multitree.org/codes/mqg
28. ^ http://multitree.org/codes/vkt
29. ^ http://multitree.org/codes/bve
30. ^ http://multitree.org/codes/lbx-pas
31. ^ http://multitree.org/codes/lbx-ben
32. ^ http://multitree.org/codes/lbx-bat
33. ^ http://multitree.org/codes/tjg
34. ^ http://multitree.org/codes/bhv
35. ^ http://multitree.org/codes/mxd
36. ^ http://multitree.org/codes/pni
37. ^ http://multitree.org/codes/xke-sep
38. ^ http://multitree.org/codes/bdb-ber
39. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak
ditemukan teks untuk ref bernama sensus2010

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Sebatik
 Negara Kalimantan Timur
 Daftar masakan dan makanan khas Kalimantan Timur
 Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi
Kalimantan Timur 2008

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
 (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Kalimantan Timur
 (Indonesia) Profil Demografi Kaltim
 (Indonesia) Profil Ekonomi Kaltim
 (Indonesia) Profil Wisata Kaltim
 (Indonesia) Ekonomi Regional Kaltim
 (Indonesia) Statistik Regional Kaltim
 (Indonesia) Kalimantan Timur dalam angka, dari Biro Pusat Statistik
 (Indonesia) Profil Kaltim dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
 (Indonesia) WACANA PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI
BARU DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Kalimantan Barat Kalimantan Utara Selat Mak

Kalimantan Tengah Selat Mak


Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Selat Mak

[tampilkan]

Kalimantan Timur

[tampilkan]

Topik mengenai Kalimantan

[tampilkan]

 l

 b

 s
Provinsi di Indonesia
Koordinat: 0°57′N 116°26′E
Kategori:
 Kalimantan Timur
 Provinsi di Indonesia
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu
Pencarian
Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
 Google+
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 Acèh
 Bahasa Banjar
 English
 Bahasa Hulontalo
 Basa Jawa
 Baso Minangkabau
 Bahasa Melayu
 Basa Sunda
 中文
48 lagi
Sunting interwiki
 Halaman ini terakhir diubah pada 21 Februari 2019, pukul 14.18.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan
tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Pengembang

 Cookie statement

 Tampilan seluler

 Beranda
 Profil
 Berita
 Agenda
 Galeri
 Info Publik

PROFIL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


Administrator 18 Maret 2017 8:48pm 36213 kali dilihat 1 Komentar

Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi terluas kedua setelah Papua,
memiliki potensi sumberdaya alam melimpah dimana sebagian besar potensi tersebut

belum dimanfaatkan secara optimal.


Sumberdaya alam dan hasil-hasilnya sebagian besar dieksport keluar negeri, sehingga
Provinsi ini merupakan penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari sektor
Pertambangan, Kehutanan dan hasil lainnya.
Secara administratif Provinsi ini memiliki batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan
Kalimantan Utara, sebelah Timur berbatasan dengan sebagian (12 Mil) Selat Makasar dan
Laut Sulawesi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan, sebelah
Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat serta
Negara Bagian Serawak Malaysia Timur.
Kalimantan Timur memiliki luas wilayah daratan 127.267,52 km2 dan luas pengelolaan laut
25.656 km2 terletak antara 113º44’ Bujur Timur dan 119º00’ Bujur Timur serta diantara
2º33’ Lintang Utara dan 2º25’ Lintang Selatan.
Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003 berjumlah 2.311.162 jiwa, tahun 2010 berdasarkan
hasil sensus penduduk mencapai 3.047.500 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu
tersebut jumlah penduduk Kalimantan Timur meningkat sebesar 736.338 jiwa, dengan
pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata 3,60 persen. Adapun jumlah penduduk
tahun 2013 sebanyak 3.300.517 jiwa dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin
terdiri dari penduduk laki-laki 1.731.820 jiwa (52,47 persen) dan penduduk perempuan
1.568.697 jiwa (47,53 persen).
Provinsi ini mempunyai topografi bergelombang dari kemiringan landai sampai curam,
dengan ketinggian berkisar antara 0-1500 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan
antara 0-60 persen. Daerah dataran rendah pada umunya dijumpai pada kawasan
sepanjang sungai.
Sedangkan daerah perbukitan dan pegunungan memiliki ketinggian rata-rata lebih dari
1000 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan 300 persen, terdapat dibagian barat
laut yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia. Kondisi topografi tersebut sangat
berpengaruh terhadap peluang budidaya suatu jenis komoditi, potensi dan persediaan air,
dinamika hidrologi dan kerentanan terhadap erosi.
Dilihat dari topografi, sebagian besar atau 43,35 persen wilayah daratan termasuk dalam
kemiringan diatas 40 persen persen dan 43,22 persen terletak pada ketinggian 100-1000 m
diatas permukaan laut, sehingga pemanfaatanlahan di Provinsi Kalimantan Timur harus
memperhatikan karakteristik lahan tersebut.

Sejarah Kalimantan Timur


Sebelum masuknya suku-suku dari Sarawak dan suku-suku pendatang dari luar pulau,
wilayah ini sangat jarang penduduknya. Sebelum kedatangan Belanda terdapat beberapa
kerajaan yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama
Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan
Bulungan.
Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kalimantan Timur (Pasir, Kutai, Berau, Karasikan)
merupakan sebagian dari wilayah taklukan Kesultanan Banjar, bahkan sejak jaman Hindu.
Dalam Hikayat Banjar menyebutkan bahwa pada paruh pertama abad ke-17 Sultan
Makassar meminjam tanah sebagai tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara
Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar pada waktu Kiai Martasura diutus ke
Makassar dan mengadakan perjanjian dengan I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan
Mahmud Karaeng Pattingalloang, yaitu Sultan Tallo yang menjabat mangkubumi bagi
Sultan Malikussaid Raja Gowa tahun 1638-1654 yang akan menjadikan wilayah Kalimantan
Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo), dengan
demikian mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Sejak 13 Agustus 1787, Sultan
Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC
Belanda dan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah
protektorat VOC Belanda.
Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur,
Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk
Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam al-Watsiq
Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada
pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk
wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan
Selatan) bernama H. Von Dewall. Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan
administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai
wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan
gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi
Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan
menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur (Masih Termasuk Kaltara)
Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan
Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas :
Pembentukan 2 kotamadya, yaitu :
1. Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
2. Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan
pintu gerbang Kalimantan Timur.
Pembentukan 4 kabupaten, yaitu :
1. Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
2. Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
3. Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.
4. Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota
Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten
Bulungan. Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-
undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4
kabupaten, yaitu:
1. Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar;
2. Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta;
3. Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau;
4. Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan;
5. Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya).
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir
mengalami pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pada tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai
kabupaten baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan Kabupaten/Kota di
Kalimantan Timur menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir
berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi
Kalimantan Utara (Kaltara) dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu yang di tandatangani oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), maka untuk Provinsi Kalimantan Timur saat ini hanya terdiri
dari 7 Kabupaten dan 3 Kota yakni Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser
Utara, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Bontang, dan Kabupaten Mahakam Ulu.
Tulis Komentar Di Postingan Ini

Agenda Terbaru
Desember
10
Pembahasan Rancangan RPJMD Kaltim Tahun 2018 - 2023
Senin 10/12/2018 08:30

Ruang Rapat Poldas Bappeda Prov Kaltim

Desember
10
Pengarahan Sekaligus Persiapan Kontrak Kerja Non PNS TA 2019 dilingkungan Bappeda Prov
Kaltim
Senin 10/12/2018 09:30

Ruang Rapat Propeda Bappeda Prov Kaltim

Video Terbaru
Statistik Pengunjung
Pengunjung 1125036

Klik 643469

Hari Ini 29533

Sinergi Perencanaan Pembangunan Menuju Kaltim


Maju 2018

Official Web Pemprov Kaltim

Link Pemerintah Daerah

 Bappeda Kota Samarinda


 Bappeda Kota Balikpapan
 Bappeda Kab. Paser
 Bappeda Kab. Kutai Kartanegara
 Bappeda Kab. Penajam
 Bappeda Kab. Berau
 Bappeda Kab. Kutai Timur
 Bappeda Kab. Kubar
 Bappeda Kota Bontang
 Pemprov Kaltim
 BKD Prov. Kaltim
 BPS Kaltim
 DKP Prov Kaltim
 DPMPTSP Prov Kaltim
 Dishut Prov Kaltim
 Dinas Pertenakan Prov Kaltim
 Dispertan Prov Kaltim
 Disdik Prov Kaltim
 Dinas Kesehatan Prov Kaltim
 Diskominfo Prov Kaltim
 DKP3A Prov Kaltim
 Dinsos Prov Kaltim
Link Pemerintah Pusat dan Kelembagaan

 Presiden RI
 Kantor Staf Presiden RI
 Kemendagri RI
 Kemenkeu RI
 Bappenas RI
 DPR RI
 LKPP
 BPS Pusat
 Kemenpan Pusat
 DKP Pusat

Statistik

 Browser :

Chrome

 Platform :

Windows 10.0

 Klik :

643469 x

 Kunjungan Hari ini :

29533 x

 Kunjungan Tahun ini :

33516 x

 Total Kunjungan :

1125036 x

Alamat
Jl. Kesuma Bangsa No.2, Kel. Sungai Pinang Luar, Kec. Samarinda Kota, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur 75242
Telp : 0541 - 741044
Fax : 0541 - 742283
Email : humasbappedakaltim@gmail.com

PETA LOKASI BAPPEDA KALTIM

© 2019 All Rights Reserved Bappeda Prov. Kaltim - Deka.co.id | Design With By : Reza Padillah

Portal - Struktur Organisasi - Hubungi Kami

Anda mungkin juga menyukai