Tri Atmadji Sutikno adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
Kampus: Jl. Semarang 5 Malang 65145
1
2 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 34, NO. 1, PEBRUARI 2011:112
kerja tingkat menengah sesuai dengan berkualifikasi sebagai guru, dosen, kon-
kompetensi dalam program keahlian yang selor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
dipilihnya; (2) menyiapkan peserta didik instruktur, dan fasilitator. Maka pendidik
agar mampu memilih karier, ulet dan dituntut memiliki sejumlah persyaratan
gigih dalam berkompetensi, beradaptasi (kualifikasi, kompetensi, sertifikat pendi-
di lingkungan kerja, dan mengembang- dik) agar dapat berperan sebagai guru
kan sikap profesional dalam bidang ke- yang profesional. Jika sejumlah persya-
ahlian yang diminatinya; (3) membekali ratan tersebut terpenuhi, maka perannya
peserta didik dengan ilmu pengetahuan, akan dapat menentukan maju mundurnya
teknologi, dan seni, agar mampu mengem- produktivitas organisasi.
bangkan diri dikemudian hari baik secara Handoko (1999) mengatakan bahwa
mandiri maupun melalui jenjang pen- pemenuhan pekerjaan yang benar dengan
didikan yang lebih tinggi; dan (4) mem- pemusatan sumber daya manusia dan
bekali peserta didik dengan kompetensi- usaha pada pekerjaan dapat mempenga-
kompetensi yang sesuai dengan program ruhi produktivitas organisasi. Produktivi-
keahlian yang dipilih. tas dalam organisasi sebagian besar ber-
Agar tujuan Sekolah Menengah Ke- gantung dari motivasi para anggotanya
juruan Negeri tercapai diperlukan pendi- dimana tindakan anggota ditujukan ke
dik dan tenaga kependidikan yang ber- arah pencapaian sasaran organisasi. Se-
kualitas, sarana prasarana yang memadai, jalan dengan itu, Hiks (dalam Winardi,
proses dan metode pembelajaran yang 2000) mengatakan produktivitas merupa-
mendukung, serta pengelolaan yang baik. kan salah satu fungsi dari motivasi. Moti-
Pendidik adalah tenaga kependidikan vasi menurut Hiks dapat bersifat positif
yang berkualifikasi guru, dosen, konselor, atau negatif, hal ini menunjukkan bahwa
pamong belajar, widyaiswara, tutor, ins- jika motivasi bersifat positif dapat men-
truktur, fasilitator, dan sebutan lain yang dorong peningkatan produktivitas kerja.
sesuai dengan kekhususannya, serta ber- Sebaliknya jika motivasi menurun dapat
partisipasi dalam penyelenggaraan pen- menurunkan produktivitas kerja.
didikan (Pasal 1 Ayat 6). Sedang tenaga Produktivitas organisasi sekolah se-
kependidikan adalah anggota masyarakat bagian besar dipengaruhi oleh produkti-
yang mengabdikan diri dan diangkat un- vitas kerja guru. Oleh karena itu, produk-
tuk menunjang penyelenggaraan pendi- tivitas kerja guru harus menjadi perhatian
dikan (Pasal 1 Ayat 5). Pendidik dan kepala sekolah sebagai pimpinan organi-
tenaga kependidikan berhak memperoleh sasi karena tinggi rendahnya produktivi-
penghasilan dan jaminan kesejahteraan tas kerja guru dapat berpengaruh terhadap
yang pantas dan memadai, penghargaan pencapaian tujuan organisasi sekolah se-
yang sesuai tugas dan prestasi kerja, dan cara keseluruhan. Kepala sekolah harus
pembinaan karier sesuai dengan tuntutan terus meningkatkan motivasi guru untuk
pengembangan kualitas. meningkatkan produktivitas kerja guru ini.
Pendidik, yang dalam hal ini guru, Penelitian Dangkua (dalam Tolla, 1991)
menduduki posisi strategis untuk mewu- melaporkan bahwa produktivitas kerja
judkan tujuan pendidikan nasional, ka- guru dapat meningkat antara 3540%
rena guru sebagai tenaga pendidik yang melalui pengaruh atau dorongan kepala
terlibat langsung dalam aktivitas proses sekolah, dan sekitar 6065% ditentukan
pembelajaran di kelas dan seluruh proses oleh kemampuan personal guru. Peneliti-
pendidikan di sekolah. Dalam UU No. an Tolla (1991) melaporkan bahwa pro-
20/2003 (2003:3) dinyatakan bahwa pen- duktivitas kerja guru merupakan per-
didik adalah anggota masyarakat yang bandingan antara kepemimpinan kepala
4 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 34, NO. 1, PEBRUARI 2011:112
almari, alat peraga, papan pengumuman), Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dan
dan memberikan layanan sumber belajar. Pengawas (Dirjen PMPTK. 2009), Mul-
Sebagai perancang, guru menyusun pro- yasa (2008), Depdiknas (2009), Suparlan
gram pengajaran dan pembelajaran ber- (1997) yaitu: (1) perencanaan dan pelak-
dasarkan kurikulum yang berlaku, me- sanaan pembelajaran, dengan indikatar
nyusun rencana mengajar, dan menentu- RPP, program semester dan program
kan strategi dan metode pembelajaran tahunan; (2) prestasi akademik, dengan
sesuai dengan konsep PAKEM (pem- indikator karya akademik, dan karya mo-
belajaran aktif, kreatif, efektif, dan numental di bidang pendidikan; (3) karya
menyenangkan). Sebagai pengelola, guru pengembangan profesi, dengan indikator
mempunyai tugas: melaksanakan admi- artikel, media, alat pembelajaran, dan pe-
nistrasi kelas, melaksanakan presensi nelitian yang dilaksanakan; dan (4) ke-
kelas, dan memilih strategi dan metode ikutsertaan dalam forum ilmiah; dengan
pembelajaran yang efektif. Sebagai inno- indikator meliputi peran sebagai pemaka-
vator, guru mempunyai tugas menemu- lah atau peserta.
kan strategi dan metode mengajar yang Di sisi lain, Reina (1997) dalam pene-
efektif, meningkatkan kemampuan dan litiannya tentang produktivitas guru pada
keterampilan dalam penggunaan strategi Sekolah Menengah Pertama di Rajasthan
dan metode mengajar, dan mau mencoba India, melaporkan bahwa tingkat produk-
dan menerapkan strategi dan metode tivitas profesional guru SMP di Rajasthan
pembelajaran yang baru. Sebagai penilai, sangat rendah. Dalam hal ini produk-
guru menyusun tes dan instrumen penilai tivitas guru diukur dari: buku-buku yang
lain, melaksanakan penilaian terhadap dihasilkan, paper riset, artikel yang dipu-
siswa secara objektif, mengadakan pem- blikasikan, keikutsertaan dalam seminar,
belajaran remidial, dan mengadakan pe- dan workshop yang diikuti. Penelitian
ngayaan dalam pembelajaran. Benke (1990) tentang “Scholarly pro-
Tugas guru menurut Melisa (2008) ductivity and Teaching Accounting” me-
meliputi: (1) perencanaan, pengembang- nemukan bahwa ada hubungan positif
an, dan pengorganisasian pembelajaran; antara beberapa atribut pengajaran dengan
(2) mengambil kehadiran dan merekam produktivitas sekolah. Atribut pengajaran
kehadiran siswa; (3) mengelola perilaku guru meliputi intelegensi, persiapan, or-
siswa; (4) menyajikan materi pelajaran; ganisasi pengajaran, dan kejelasan tujuan
(5) menilai hasil belajar; dan (6) melaku- pengajaran.
kan evaluasi proses pembelajaran. Se- Produktivitas kerja guru pada Sekolah
dangkan Sutikno (2009) menyimpulkan Menengah Kejuruan di Malang Raya
dari kajiannya, bahwa produktivitas kerja menjadi pertanyaan akhir-akhir ini, itu
guru juga harus dilihat dari penelitiannya, dibuktikan dengan hasil kelulusan siswa
khususnya penelitian tindakan kelas yang pada ujian nasional tiga tahun terakhir
bertujuan untuk memperbaiki pembel- yang mengalami penurunan secara signi-
ajaran, menulis artikel pada majalah atau fikan. Untuk Jawa Timur angka ketidak-
jurnal, membuat alat dan media pembel- lulusan siswa pada tahun 2008 sebesar
ajaran, membimbing siswa dan teman 3,12%, tahun 2009 meningkat menjadi
sejawat yang lebih yunior, dan keikut- 5,48%, dan tahun 2010 angka ketidak-
sertaan dalam forum ilmiah (workshop, lulusan meningkat menjadi 7,078% (Dik-
pelatihan, seminar, forum diskusi). nas Jawa Timur). Sedang persentase ke-
Dalam penelitian ini subvariabel-sub- tidaklulusan siswa SMK di Malang Raya
variabel dan indikator yang digunakan seperti Tabel 1.
didasarkan pada Peraturan Pemerintah
Sutikno, Studi Produktivitas Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan 7
Data diambil dengan menggunakan kan penelitian tindakan kelas (PTK) dan
skala Likert, yang berhubungan dengan frekuensi menulis artikel tergolong rendah.
(1) perencanaan dan pelaksanaan pem- Sedang frekuensi membimbing PPL dan
belajaran; (2) pembimbingan; (3) peneli- teman sejawat serta tingkat pencapaian
tian dan penulisan artikel; (4) pembuatan kenaikan dalam kategori sedang. Secara
dan penggunaan media pembelajaran; rinci produktivitas kerja guru SMKN di
(5) kelulusan dan kenaikan siswa; dan Malang Raya dijelaskan sebagai berikut:
(6) keikutsertaan dalam forum ilmiah. (1) frekuensi menyusun rencana pembel-
Sedang teknik analisis deskriptif yang ajaran skor tertinggi 10, skor terendah 5,
dilakukan untuk menentukan: (1) tabel mean 7,81 termasuk dalam kategori tinggi,
distribusi frekuensi, (2) menghitung rerata (2) frekuensi melaksanakan pembelajaran
(mean) dan standar deviasi, (3) meng- skor tertinggi 10, skor terendah 4, mean
gambarkan grafik, dan (4) mengkonfersi- 8,19, termasuk dalam kategori sangat
kan rerata ke dalam kriteria skala lima tinggi, (3) frekuensi membimbing siswa
grafik dari masing-masing variabel. skor tertinggi 10, skor terendah 3, mean
7,4, termasuk dalam kategori tinggi,
(4) frekuensi membimbing PPL dan teman
HASIL
sejawat skor tertinggi 10, skor terendah
Hasil analisis deskriptif untuk varia- 3, mean 5,94, termasuk dalam kategori
bel produktivitas kerja guru pada SMKN sedang; (5) frekuensi melakukan peneliti-
di Malang Raya diperoleh skor tertinggi an tindakan kelas (PTK) skor tertinggi 9,
sebesar 95 dari skor maksimal yang mung- skor terendah 2, mean 3,97, termasuk da-
kin dicapai sebesar 115. Sedang skor te- lam kategori kurang; (6) frekuensi me-
rendah yang dicapai adalah 40 dari skor nulis artikel skor tertinggi 9, skor te-
terendah yang mungkin dicapai adalah 23. rendah 2, mean 3,24, termasuk dalam
Besarnya mean (rerata) diperoleh sebesar kategori kurang; (7) frekuensi membuat
73,11 atau 66,46% dengan standar deviasi media pembelajaran skor tertinggi 10,
10,59. Dengan memperhatikan nilai mean skor terendah 2, mean 6,5, termasuk da-
dan kriteria persentase, maka dapat di- lam kategori tinggi; (8) frekuensi meng-
nyatakan bahwa variabel produktivitas gunakan media pembelajaran skor ter-
kerja guru berada pada kategori sedang. tinggi 10, skor terendah 2, mean 6,65,
Tetapi untuk indikator frekuensi melaku- termasuk dalam kategori tinggi; (9) ting-
Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Produktivitas Kerja
Teoritis Aktual
Variabel dan Indikator Skor Skor Median Skor Skor Mean
Maks Min Maks Min
Variabel: produktivitas kerja 115 23 66 95 40 73,11
Indikator;
1. Frekuensi menyusun rencana pembelajaran 10 2 6 10 5 7,81
2. Frekuensi melaksanakan pembelajaran 10 2 6 10 4 8,19
3. Frekuensi membimbing siswa 10 2 6 10 3 7,40
4. Frekuensi membimbing PPL dan teman sejawat 10 2 6 10 3 5,94
5. Frekuensi melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) 10 2 6 9 2 3,97
6. Frekuensi menulis artikel 10 2 6 9 2 3,24
7. Frekuensi membuat media pembelajaran 10 2 6 10 2 6,56
8. Frekuensi menggunakan media pembelajaran 10 2 6 10 2 6,65
9. Tingkat pencapaian kelulusan 10 2 6 10 4 7,95
10. Tingkat pencapaian kenaikan 10 2 6 9 2 5,61
11. Keikutsertaan dalam forum ilmiah 15 3 9 15 5 10,64
Sutikno, Studi Produktivitas Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan 9
kat pencapaian kelulusan skor tertinggi atau 1,13% dalam kategori rendah. Jika
10, skor terendah 4, mean 7,95, termasuk dilihat dari indikator-indikator variabel
dalam kategori tinggi; (10) tingkat pen- produktivitas kerja guru ini, indikator
capaian kenaikan skor tertinggi 9, skor frekuensi melakukan penelitian tindakan
terendah 2, mean 5,61, termasuk dalam kelas (mean 3,97) dan frekuensi menulis
kategori sedang; dan (11) keikutsertaan artikel (mean 3,24) tergolong rendah.
dalam forum ilmiah skor tertinggi 15, Kemudian indikator tingkat kenaikan
skor terendah 5, mean 10,64, termasuk siswa dengan mean 5,61 dan indikator
dalam kategori tinggi. Tabel 2 menyaji- frekuensi membimbing PPL dan teman
kan skor dari setiap indikator. sejawat sebesar 5,94, yang keduanya ter-
Secara grafis, variabel produktivitas masuk kategori sedang. Sedangkan indi-
kerja guru disajikan pada Gambar 1. kator-indikator yang lain masuk dalam
Gambar histogram (dan poligon) tersebut kategori tinggi.
menunjukkan bahwa variabel produktivi- Hasil produktivitas kerja guru yang
tas kerja guru berdistribusi normal. Dari tergolong sedang di Malang Raya ini
gambaran tersebut dapat diinterpretasikan menunjukkan bahwa guru telah bekerja
karena nilai mean sebesar 73,11 maka untuk meningkatkan produktivitas kerja-
produktivitas kerja guru pada SMKN di nya, ini sesuai dengan ciri-ciri seorang
Malang Raya cenderung sedang. pegawai yang produktif (Timpe,1989).
mencari perbaikan tetapi tahu kapan Kelima, dapat bergaul dengan efektif.
harus berhenti; (6) dianggap bernilai oleh Pengamatannya yang khas adalah: (1)
atasannya; (7) mempunyai catatan pres- memperagakan kecerdasan sosial; (2) pri-
tasi yang berhasil; dan (8) selalu me- badi yang menyenangkan; (3) berkomu-
ningkatkan diri. nikasi dengan efektif (jelas dan cermat,
Kedua, bermotivasi tinggi, yang dalam terbuka terhadap saran dan pendengar
hal ini pengamatan yang khas adalah: yang baik); (4) bekerja produktif dalam
(1) dapat memotivasi diri sendiri; (2) te- rangka upaya tim; dan (5) memperagakan
kun; (3) mempuanyai kemauan keras sikap positif dan antusiaisme.
untuk bekerja; (4) bekerja efektif dengan Jika dilihat dari indikator perencanaan
atau tanpa atasan; (5) melihat hal-hal yang pembelajaran dan pelaksanaan pembel-
harus dikerjakan dan mengambil tindak- ajaran, guru-guru telah melasanakan de-
an yang perlu, (6) menyukai tantangan, ngan baik, ini sesuai dengan tugas-tugas
(7) selalu ingin bertanya; (8) memperaga- guru yang tertuang dalam tugas pokok
kan ketidakpuasan yang konstruktif dan dan fungsi guru. Jenis tugas guru sebagai-
selalu memikirkan perbaikan; (9) ber- mana yang tercantum dalam Peraturan
orientasi pada sasaran atau pencapaian Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 ten-
hasil; (10) selalu tepat waktu; (11) merasa tang Guru dan Pengawas Pasal 52, me-
puas jika telah mengerjakan dengan baik; liputi: (1) merencanakan pembelajaran;
(12) memberikan andil lebih dari yang (2) melaksanakan pembelajaran; (3) me-
diharapkan; dan (13) percaya bahwa kerja nilai hasil pembelajaran; (4) membimbing
wajar sehari perlu dimbangi dengan gaji dan melatih peserta didik; dan (5) melak-
wajar untuk sehari. sanakan tugas tambahan (Dirjen PMPTK).
Ketiga, mempunyai orientasi pekerja- Tetapi perlu dikaji juga, bahwa dalam
an yang positif. Hal ini dapat diamati temuan penelitian ini ada beberapa indi-
dari: (1) menyukai pekerjaannya dan kator yang mempunyai kategori rendah,
membanggakannya; (2) menetapkan stan- diantaranya penelitian tindakan kelas dan
dar yang tinggi; (3) mempunyai kebiasa- penulisan artikel atau makalah. Ini mem-
an kerja yang baik; (4) selalu terlihat buktikan bahwa guru-guru belum me-
dalam pekerjaannya; (5) cermat, dapat di- lakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
percaya, dan konsisten; (6) menghormati secara konsisten dan berkesinambungan,
manajemen dan tujuannya; (7) mempu- sifatnya masih insidental. Temuan ini
nyai hubungan baik dengan manajemen; membuktikan bahwa guru-guru belum
(7) dapat menerima pengarahan; dan melaksanakan Peraturan Pemerintah No-
(8) luwes dan dapat menyesuaikan diri. mor 74 Tahun 2008 tentang Guru dan
Keempat, dewasa, yang dalam hal ini Pengawas, diantaranya: (1) prestasi aka-
pegawai yang dewasa memperlihatkan demik, misalnya karya akademik, dan
kinerja yang konsisten. Kedewasaan pe- karya monumental di bidang pendidikan;
gawai dapat diamati melalui: (1) integri- (2) karya pengembangan profesi, seperti
tas tinggi; (2) mempunyai rasa tanggung penulisan artikel, pembuatan dan peng-
jawab yang kuat; (3) mengetahui kele- gunaan media pembelajaran, pembuatan
mahan atau kekuatan sendiri; (4) mandiri, alat pembelajaran, dan penelitian tindakan
percaya diri, dan disiplin diri; (5) pantas kelas; dan (3) keikutsertaan dalam forum
memperoleh harga diri; (6) mantap secara ilmiah; yang meliputi peran sebagai pe-
emosional dan percaya diri, (7) dapat be- makalah atau peserta (Dirjen PMPTK,
kerja efektif di bawah tekanan; (8) dapat 2009; Mulyasa, 2008; Depdiknas; 2009;
belajar dari pengalaman; dan (9) mem- dan Suparlan; 1995).
punyai ambisi yang kuat.
Sutikno, Studi Produktivitas Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan 11